E-mail : kristiansugiyarto@yahoo.com
Abstrak
Analisis isi buku-buku Kimia SMA/MA telah dilakukan untuk mengungkap miskonsepsi atas bebe-
rapa konsep, yakni asam-basa, kesetimbangan kimia, dan redoks. Sampel penelitian dengan teknik
purposesive sampling yang dilakukan terhadap berbagai buku yang beredar di pasaran di DIY diperoleh 9
macam buku. Metode analisis dilakukan berdasarkan kisi-kisi kebenaran konsep yang terdapat dalam tiga
konsep, asam-basa, kesetimbangan kimia, dan redoks. Hasilnya menunjukkan adanya miskonsepsi yang
berlaku secara umum pada semua sampel perihal pemahaman terhadap formula larutan basa amonia
dalam air yang dipahami sebagai NH4OH dengan tanpa adanya penjelasan lanjut terkait dengan formula
NH3(aq), rumusan pH dalam hubungannya dengan konstanta kesetimbangan asam lemah poliprotik, dan
penyetaraan reaksi redoks dalam suasana basa dengan melibatkan ion penunjuk asam H+ yang kemudian
dinetralkan dengan ion OH-. Secara khusus ditemui adanya miskonsepsi asam-basa model Bronsted-
Lowry pada reaksi amonia dengan asam klorida membentuk amonium klorida dalam pelarut benzena, dan
ketergantungan nilai konstanta kesetimbangan pada koefisien persamaan reaksi kesetimbangan yang
boleh dilipatgandakan secara sembarangan. Ditinjau dari isi buku-buku tersebut ada kecenderungan yang
nampak bahwa para penulis buku dipengaruhi oleh referensi buku-teks Kimia Umum (General
Chemistry) tanpa pendalaman buku-teks yang lebih advanced.
Abstract
Concepts of acid-base, equilibrium, and redox in textbooks of chemistry for High School were
analysed to reveal particular misconceptions. The sample with purposive technique sampling for the text-
books distributed at the “market” and commonly recommended by chemistry teachers of Yogyakarta
resulted in nine textbooks. The analysis of the concepts in the books were then carefully done based on
the “true corresponding concepts” normally accepted by chemistry experts. The findings shows that some
types of misconceptions were identified. In general, all sample indicate a misconception on understanding
in aqueous solution of ammonia, NH3(aq), as ammonium hydroxide, NH4OH, without further clarify-
cation. In formulating the pH value associated with stepwise equilibrium constants on weak polyprotic
acids, no detailed explanation were stated, and thus resulted in a potential misconception by applying the
overall equilibrium constant other than the only the highest constant value of Ka1. In balancing the
coefficients of redox equation in basic condition, all sample copied the method foracid, involving H+ ion
and H2O, and then followed by the neutralization with OH- ion. In particular, a misconception on
Bronsted-Lowry acid-base model in the case of reaction of ammonia with hydrogen chloride to produce
ammonium chloride in benzene solution was identified. A striking misconception on equilibrium constant
value which changes due to the arbitrary multiplication of coefficients was found. It seems the authors
are influenced strongly by some General Chemistry, and no advanced references are considered.
42 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi 1 Tahun ke-1 2013
"konsep-konsep dasar" IPA (kimia) secara buah inti". Oleh karena itu, konsep dipertim-
"benar" mulai sejak awalnya mereka belajar bangkan sebagai seperangkat proposisi yang
(Gabel, et al., 1987: 695), sehingga mereka dipakai untuk mengartikan suatu topik terten-
tidak memahami sepenuhnya "konsep-konsep tu misalnya "inti atom". Berbagai konsep ke-
(lebih) lanjut" yang dibangun di atasnya. mudian dihubungkan dengan konsep lain
Osborne dan Wittrock (1983: 489) me- yang telah dimiliki pelajar membentuk struk-
lakukan penelitian pengetahuan konseptual tur kognitif terintegrasi tentang pengetahuan
siswa dalam kimia yang didasarkan pada mo- kimiawi.
del belajar di mana siswa membangun (meng- Informasi yang digunakan pelajar untuk
konstruksi) konsep yang dimilikinya. Menu- membangun konsep berasal dari dua sumber
rut model-belajar kognitif, selama pembelaja- yaitu, pengetahuan publik seperti ditampilkan
ran, pelajar membangun pemahamannya ber- dalam buku-teks dan pengajaran klasikal /
dasarkan pada latarbelakang (background), kuliah, dan pengetahuan informal yang men-
sikap (attitude), kemampuan (ability), dan pe- dahuluinya seperti pengalaman sehari-hari,
ngalaman (experience). keluarga, produk perdagangan, dan istilah-
Dalam siklus belajar, pelajar secara se- istilah umum. Lebih lanjut Nakhleh menekan-
lektif hadir pada aliran informasi yang dipre- kan bahwa model struktur kognitif sejalan
sentasikan, dan pre-konsepsi yang dimilikinya dengan model konstruktivistik, dan peran
menentukan perhatian pada informasi terse- miskonsepsi dalam belajar telah dibahas oleh
but. Kemudian otak secara aktif menginter- Bodner (1986: 873) atas dasar paham konst-
pretasi informasi pilihan dan menarik penga- ruktivisme.
ruh berdasarkan informasi simpanannya. Pe-
ngertian baru yang diturunkan kemudian seca- Miskonsepsi dalam Pembelajaran Kimia
ra aktif dihubungkan dengan basis pengetahu- Materi pembelajaran atau perkuliahan
an yang dimiliki sebelumnya. Osborne dan umumnya disampaikan secara lisan-ceramah
Wittrock (1983: 489) berpendapat bahwa dan menunjuk pada beberapa buku sebagai
menurut model kognitif, pelajar membangun daftar pustaka yang disarankan untuk dibaca
pemahaman yang sensibel dan koheren atas oleh (maha)siswa. Fungsi guru (dosen) yang
berbagai peristiwa dan gejala di dalam dunia- dominan yaitu mentransfer konsep-konsep
nya sendiri berdasarkan pandangannya sendi- (IPA-kimia) ke dalam diri (maha)siswa.
ri. Oleh West, Fensham, dan Garrad (dalam Pelajar benar-benar membangun konsep-kon-
Nakhleh, 1992: 191), pemahaman koheren sepnya sendiri. Bangun konsep (kimiawi)
menunjuk pada struktur kognitif. Kata-kata yang dimiliki pelajar sering berbeda dari ba-
seperti "atom", dan "netralisasi" misalnya, ngun konsep yang dimiliki instrukturnya dan
sesungguhnya adalah lambang yang menun- yang telah dicoba dipresentasikan. Perbedaan
juk pada struktur kognitif terelaborasi yang konsep ini oleh para ahli peneliti pendidikan
tersimpan dalam otak. (Nakhleh, 1992: 191) dilukiskan secara varia-
Berbagai struktur kognitif terelaborasi, tif sebagai "prekonsepsi", miskonsepsi",
olehnya terdiri atas berbagai konsep yang sa- "kerangka-kerja alternatif", "pengetahuan
ling berhubungan. Setiap konsep dibangun anak", "sistem deskriptif pelajar" dan "sistem
oleh seperangkat pernyataan sederhana-dekla- ekplanatori".
ratif yang disebut "proposisi" yang mewakili Nakhleh (1992 : 191) menyatakan bah-
bangun pengetahuan perihal konsep yang di- wa "misconception means any concept that
miliki pelajar. Sebagai contoh proposisi ada- differs from the commonly accepted scientifict
lah pernyataan "sebuah atom mengandung se- understanding of the term" ; Novak & Gowin
44 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi 1 Tahun ke-1 2013
teks maupun pembelajaran. Tuntutan sebagai penerbit (dan penulis) maupun para guru
guru untuk mengembangkan materi pembela- pengguna. Pelurusan atas miskonsepsi terse-
jaran secara mandiri dimungkinkan terjadinya but dapat dilakukan tidak hanya pada tingkat
”penyimpangan” sebagai akibat ”penyederha- mahasiswa baru produk pembelajaran di ting-
naan” materi yang pernah diterima sebelum- kat (SMA) sebelumnya maupun pada setiap
nya. Informasi yang diterima dibangun seba- kesempatan pertemuan dengan para guru
gai kumpulan bangunan berbagai konsep lain- SMA.
nya dalam pikirannya. "Benar" tidaknya kons- Tuntutan sebagai guru untuk mengem-
truksi bangunan konsep dapat diketahui mela- bangkan materi pembelajaran secara mandiri
lui pengungkapan kembali pemahaman kon- dimungkinkan terjadinya ”penyimpangan” se-
sep itu yang dapat diidentifikasi melalui alat bagai akibat ”penyederhanaan” materi yang
uji yang sesuai. Dengan demikian, terjadinya pernah diterima sebelumnya. Informasi yang
miskonsepsi atas konsep-konsep kimia dapat diterima dibangun sebagai kumpulan bangu-
dimunculkan melalui berbagai alat uji yang nan berbagai konsep lainnya dalam pikiran-
menuntut pengungkapan konsep yang ber- nya. Benar tidaknya konstruksi bangunan
sangkutan. konsep dapat diketahui melalui pengungkapan
Cara yang paling umum untuk meng- kembali pemahaman konsep itu yang dapat
identifikasi adanya kemungkinan miskonsepsi diidentifikasi melalui alat uji yang sesuai. De-
atau setidaktidaknya ”berpotensi” terjadinya ngan demikian, terjadinya miskonsepsi atas
miskonsepsi adalah mencermati secara total konsep-konsep kimia dapat dideteksi melalui
isi materi yang bersangkutan kemudian mem- berbagai alat uji yang menuntut pengungka-
bandingkan atau mengidentifikasi berbagai pan konsep yang bersangkutan.
aspek yang seyogyanya dimunculkan secara
benar menurut acuan yang diterima oleh para METODE PENELITIAN
ahli kimia. Akan tetapi buku teks-acuan Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
sering nampak normatif, dan baru menjadi Dalam penelitian ini populasi sekaligus
mudah ketika identifikasi dilakukan melalui sebagai sampel; oleh karena itu, teknik sam-
pemeriksaan soal-soal latihan untuk konsep pling bersifat population sampling, yakni bu-
yang bersangkutan, sebab soal-soal latihan se- ku Kimia SMA Kelas 10, 11, dan 12 dari ber-
ring mampu “mengelaborasi” lebih jauh ide bagai Penerbit yang dipakai sebagai acuan
penulis, sehingga terbuka kemungkinan pe- oleh 10 SMA Negeri dan 5 SMA Swasta di
mahaman penulis yang lebih komprehensif Kota Yogyakarta berdasarkan prioritas peng-
atau sebaliknya miskonsepsi. gunaannya dari sekitar 30 Guru SMA/MA.
Sekolah yang dipilih yakni SMA Negeri 1-10,
Tujuan dan Manfaat Penelitian dan SMA Swasta BOPKRI 1, 2, de Brito, Ste-
Tujuan utama dalam penelitian ini ada- la Duce, MUH 1, 2. Masing-masing sekolah
lah untuk (a) mengkaji jenis buku Kimia (pe- diambil 2 guru kimia untuk memberikan res-
nulis dan penerbitnya) yang telah menyajikan pon atas jenis buku yang dipakai sebagai
miskonsepsi atas konsep Asam-Basa, Kese- acuan pembelajaran dan atas materi terkait da-
timbangan Kimia, dan Redoks, (b) mereko- lam buku acuannya.
mendasikan bentuk “pelurusan” konsep terha-
dap bagian yang terjadi miskonsepsi. Instrumen Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah disusun- Instrumen kebenaran konsep untuk kon-
nya rekomendasi “pelurusan” terhadap temu- sep Asam-Basa, Kesetimbangan Kimia, dan
an miskonsepsi yang ditujukan kepada para Redoks disusun oleh peneliti dalam bentuk
46 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi 1 Tahun ke-1 2013
Walaupun larutan amonia dalam air se- molekul-molekul NH4OH dengan ikatan ko-
ring diberi label amonium hidroksida, senya- valen dalam struktur kristalnya. Bahkan bila
wa NH4OH sesungguhnya belum pernah dii- molekul NH3 dan H2O (dalam larutan NH3
solasi atau dideteksi di dalam larutan. Bukti dalam air) ditekan mendekat dengan cara kris-
bahwa pemberian label NH4OH ini tidak te- talisasi, ternyata tidak ada transfer proton dari
pat, dijelaskan dalam uraian berikut ini: molekul air ke molekul amonia menjadi NH4+.
(1) Bila diketahui pH larutan amonia dalam Namun demikian, jelas terdapat gaya tarik
air misalnya berharga 10, maka dapat dikata- intermolekular yang kuat dalam bentuk ikatan
kan tentulah terdapat ion OH- dalam larutan hidrogen yang membuat gas NH3 mudah larut
yang bersangkutan. Ini berarti bahwa 1,00 M dalam air. Model ikatan ini seperti dilukiskan
larutan amonia dalam air akan menghasilkan pada Gambar 1., setiap molekul NH3 dikelili-
10-4 mol ion OH- (pOH = 4), atau setiap 104 ngi oleh satu ikatan kuat N.....H–O–H dan ti-
(sepuluh ribu) molekul NH3 dalam larutan air, ga ikatan lemah H2O.....H–N.
hanya ada satu molekul NH3 saja yang mam- Oleh karena bersifat basa, amonia bere-
pu mengikat satu proton dari air untuk meng- aksi dengan asam menghasilkan garam amo-
hasilkan satu ion NH4+ dan satu ion OH-; nium, dan dengan gas HCl menghasilkan asap
sungguh merupakan suatu perbandingan jum- putih amonium klorida menurut persamaan
lah yang terlalu kecil untuk menyatakan bah- reaksi:
wa larutan ini adalah NH4OH. NH3 (g)+ HCl (g) NH4Cl (s)
(2) Baik NH3 dalam fase gas maupun dalam
larutan air, keduanya menghasilkan bau yang Demikian juga hampir semua garam amonium
sama, dan gas NH3 sangat mudah lepas me- larut dalam air dan larutannya bersifat asam
nguap dari larutannya. Jadi, larutan amonia karena hidrolisis amonium yang bertindak se-
dalam air tetap berbau karakteristik sebagai bagai asam lemah Brønsted-Lowry menurut
NH3, dan tidak berbau sebagai ion NH4+ (mi- persamaan reaksi:
salnya, NH4Cl tidak berbau). )
NH4+(aq) + H2O( NH3(aq) + H3O+(aq)
(3) Bila NH4+OH- benar-benar ada, tentunya Oleh karena itu, kemampuan mengikat proton
diharapkan dapat dikristalkan pada pendingi- antara molekul NH3 dan H2O dapat pula dira-
nan. Kenyataannya, dua macam hidrat yaitu sionalisasi melalui peristiwa melarutnya ga-
NH3.H2O dan (NH3)2.H2O dapat dihasilkan
o
ram amonium, misalnya NH4+Cl-, tersebut di
pada temperatur –100 C. Struktur kristalnya dalam air. Kenyataan bahwa larutan menjadi
telah dapat ditentukan yaitu bahwa tiap mole- bersifat asam menyarankan bahwa molekul
kul NH3 terlibat oleh empat ikatan hidrogen H2O justru mampu memaksa ion NH4+ mele-
yang terdiri atas tiga dengan atom-atom H pas H+ untuk diikat menjadi ion H3O+ yang
yang dekat dengan atom N (jarak ikatan memberikan sifat asam.
kovalen 1,0 Å) dan satunya dengan atom H
yang relatif jauh dari atom N tetapi relatif de-
Miskonsepsi nilai pH dengan konstanta, K,
kat terikat menjadi molekul air.
untuk asam poliprotik
Demikian juga molekul air ini terlibat dalam Nilai konstanta total untuk asam poli-
ikatan hidrogen dengan dua atom H relatif de- protik dinyatakan sebagai perkalian dari
kat pada atom O dan satu atom H yang lain konstanta ”parsialnya”, yakni dengan rumu-
relatif jauh. Tidak ada gugus atau spesies san Ktot = Ka1 x Ka2 x .... Padahal untuk asam
NH4+ maupun OH- dan sangat nyata tidak ada (lemah) monoprotik dipahami bahwa pH =
48 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi 1 Tahun ke-1 2013
NH3 (g)+ HCl (g) → NH4Cl (s) Persamaan reaksi kesetimbangan terse-
Hal ini sangat mudah didemonstrasikan but tidak pernah ada. HCl adalah senyawa ko-
dengan mengenakan batang pengaduk kaca valen. Ia tidak akan pernah dituliskan dalam
yang dibasahi dengan HCl pekat pada uap persamaan kesetimbangan ionisasi H+ dan Cl-,
NH3 (yang dapat diperoleh dari reaksi antara kecuali dalam pelarut air misalnya; andaikata
KOH agak pekat dengan garam NH4Cl). berada dalam larutan air, ionisasinya dapat di-
Munculnya asap-putih pada seputar batang anggap sempurna menjadi H+(aq) + Cl-(aq),
pengaduk membuktikan terbentuknya garam sebab ia tergolong asam (elektrolit) kuat. Jika
NH4Cl. ingin menyatakan dalam bentuk persamaan
Jadi dalam reaksi asam-basa tersebut kesetimbangan seharusnya ditegaskan peran-
sama sekali tidak ada serah-terima H+, sebab nya sebagai pelarut:
memang ketiganya adalah senyawa polar, jadi 2H2O(l) H3O+(aq) + OH-(aq)
tidak mungkin terion dalam pelarut non polar, 2NH3(l) NH4+ (NH3) + NH2- (NH3)
benzena; justru contoh reaksi tersebut hanya 2H2SO4(l) 2H+ (H2SO4) + SO42- (H2SO4)
dapat dijelaskan me-nurut model Lewis.
Serah-terima ion H+, artinya model asam-basa Penulis tidak memahami bahwa konsep
Bronsted-Lowry, hanya akan terjadi ketika re- asam-basa menurut Bronsted-Lowry berkaitan
aksi berlangsung dengan pelarut polar, misal- dengan sistem pelarut; jadi ketika mengguna-
nya air, sehingga terjadi reaksi ion: kan pelarut bukan air, asam tetap sebagai
Miskonsepsi atas Konsep.... (Sugiyarto, Heru) 49
miskonsepsi, sebab dalam suasana basa tidak Contoh redoks ion nitrat dengan logam
mungkin justru melibatkan ion H+ meskipun zink menjadi ion zinkat dan amonia dalam
selanjutnya akan dihilangkan pada tahap (5). suasana basa berikut ini melibatkan H2O pada
Demikian juga tahap (6) tidak dibenarkan se- ruas yang secara bersamaan kelebihan atom O
cara matematis, sebab reaksi “penggabungan” dan kekurangan atom H (Ahmad H. Sidiq,
mestinya diekspresikan dengan produk H2O, Sugiyarto & Budimarwanti, 2006: 66-67).
dan ini tidak akan memperoleh hasil akhir (7).
-
Andaikata cara-asam ini akan ditempuh, seca- Zn(s) + NO3 (aq) ZnO22-(aq) + NH3(g)
ra matematis hasil akhir mestinya langsung Tahapan penyelesaian.
(1) Oksidasi : Zn(s) ZnO22-(aq)
dapat diperoleh dengan cara mengubah tahap -
Reduksi : NO3 (aq) NH3 (g)
(5) menjadi bukan penambahan ion 4OH-(aq), -
(2) Oksidasi : Zn(s) + 4OH (aq) ZnO22-(aq) +
melainkan reaksi “penguraian” 4H2O( ) 2H2O()
4H+(aq) + 4OH-(aq), yang tentu saja menjadi -
Reduksi : NO3 (aq) + 6H2O( ) NH3(g) +
“ganjil”. -
9OH (aq)
Oleh karena reaksi berlangsung dalam -
(3) Oksidasi : Zn(s) + 4OH (aq) ZnO22-(aq) +
suasana basa, mestinya yang berperan domi- 2H2O( ) + 2e
nan adalah ion OH- dan H2O. Hal ini dapat -
Reduksi : NO3 (aq) + 6H2O( ) + 8e NH3(g) +
langsung diterapkan mulai pada tahap (2) de- -
9OH (aq)
ngan penambahan H2O pada ruas yang kelebi- -
(4) Oksidasi : Zn(s) + 4OH (aq) ZnO22-(aq) +
han atom O dan atau atom H yang diimbangi 2H2O( ) + 2e} x 4
-
dengan penambahan ion OH- pada ruas la- Reduksi : NO3 (aq) + 6H2O( ) + 8e NH3(g) +
-
wannya, dan seterusnya menyetarakan muatan 9OH (aq)
___________________________________________________+
listrik, seperti berikut. - -
4Zn(s) + NO3 (aq) + 7OH (aq) 4ZnO22-(aq) +
(1) Oksidasi : Fe2+(aq) Fe3+(aq) NH3(g) + 2H2O()
-
Reduksi : MnO4 (aq) + 2H2O( ) MnO2(s) +
- SIMPULAN DAN SARAN
4OH (aq)
(2) Oksidasi : Fe2+(aq) Fe3+(aq) + e Secara ringkas dapat disimpulkan bah-
-
Reduksi : MnO4 (aq) + 4H2O( ) + 3e MnO2(s) wa telah terjadi miskonsepsi dalam berbagai
- buku teks, baik dalam konsep asam-basa, re-
+ 8OH (aq)
(3) Oksidasi : Fe2+(aq) Fe3+(aq) + e} 3 x doks, dan kesetimbangan kimia. Cukup men-
- cengangkan, terjadinya miskonsepsi untuk
Reduksi : MnO4 (aq) + 4H2O( ) + 3e MnO2(s)
-
+ 8OH (aq) konsep asam-basa yang sangat mendasar,
___________________________________________________+ bahkan termasuk dalam mengekspresikan
-
) MnO2(s) +
MnO4 (aq) + 3Fe2+(aq) + 2H2O( “definisi” asam menurut Lewis. Bahkan laru-
3+ -
3Fe (aq) + 4OH (aq) tan NH3 dipahami sebagai NH4OH. Miskon-
Dengan demikian tahapan berlangsung sepsi pada pokok bahasan Kesetimbangan
jauh lebih simpel dan tidak menimbulkan berkaitan dengan munculnya satuan yang ver-
miskonsepsi. Tahapan demikian ini sebenar- beda-beda untuk harga ketetapan kesetimba-
nya sudah diusulkan oleh Sugiyarto (1982: 2- ngan dan sangat mencengangkan bahwa harga
8) dalam Majalah IPA, PPPG Bandung ketika ketetapan kesetimbangan berkaitan dengan
menanggapi tahapan lewat suasana asam yang “kelipatan” koefisien persamaan reaksinya.
ditulis oleh Djoko Pitoyo Guru SMA N 3 Sementara itu secara umum untuk konsep
Yogyakarta dalam majalah yang sama. Redoks telah terjadi miskonsepsi pada penye-
taraan reaksi redoks dalam suasana basa na-
Miskonsepsi atas Konsep.... (Sugiyarto, Heru) 53
mun melibatkan ion H+ sebagai penunjuk Greenwood, N.N., 1968. Principles of Atomic
asam. Orbitals (Revised Edition). London,The
Berdasarkan paparan simpulan tersebut Royal Institute of Chemistry.
mudah diduga bahwa para penulis buku-ajar Griffiths, A. K. and Preston, K. R.(1992).
Kimia SMA hanya mengandalkan acuan teks “Grade-12 Students’ Misconceptions
setingkat “General Chemistry”. Sementara itu Relatingto Fundamental Characteristics
para guru Kimia SMA sebagai penggunanya of Atoms and Molecules”, Journal of
hanya mengandalkan buku-buku ajar ini. De- Research in Science Teaching, 29, 611-
628.
ngan demikian baik penulis buku-ajar Kimia
SMA/MA maupun para guru penggunanya je- Nakhleh, M.B., (1992) "Why Some Students
las tidak memiliki kemandirian yang secara Don't Learn Chemistry : Chemical
“berani” mengkonfrontasikan dengan referen- Misconceptions". Journal of Chemical
Education, 69, 191-196.
si-referensi khusus atau dengan materi-materi
Novak, J. D., and Gowin, D. B., (1986),
kuliah yang terkait yang barangkali pernah di- Learning How to Learn, Cambridge,
terimanya. Oleh karena itu saran-rekomendasi Cambridge University Press.
“pelurusan” konsep terkait melalui berbagai
“media” perlu ditingkatkan. Osborne, R.J., and Wittrock, M.C., Sci.
Educ., 1983, 67, 489-508
DAFTAR PUSTAKA Scerri, E.R. (1989) “Transition Metal
Ahmad H. Sidiq, K. H. Sugiyarto, dan C. Configurations and Limitations of the
Budimarwanti. 2006. Replicativ: Redox OrbitalApproximation”. Journal of
Application and Motivation, 66-67. Chemical Education, 66, 481-483.
Atkins, P . and Julio de Paula. 2006. Physical Sugiyarto, K. H., (1982) "Mempelajari cara
Chemistry 8th ed. Oxford: Oxford penyetaraan reaksi redoks", Majalah
University Press. Pendidikan IPA, Bandung, No. 57/V,
hal. 2-8.
Bodner, G.M. (1986) "Contrustructivism : A
Theory of Knowledge", Journal of Sugiyarto, K. H., Heru Pratomo, A.L., dan
Chemical Education, 63, 873-878. Togu Gultom, 2010. Miskonsepsi
Pokok Bahasan Bilangan Kuantum dan
Brady, J. E. 1990. General Chemistry 5th Ed. Konfigurasi Elektronik pada Berbagai
New York : John Wiley & Sons. Buku-Ajar Kimia SMA dan Para Guru
Penggunanya (Laporan Penelitian)
Burdge, Julia. 2011. Chemistry 2nd ed. New
York: MacGraw Hill
Gabel, D.L., and Samuel, K.V. (1987)
"Understanding the Particulate Nature
of Matter". Journal of Chemical
Education, 64, 695-697.