Asuhan Sehat Jiwa Toddler, Pra, Sekolah Fix
Asuhan Sehat Jiwa Toddler, Pra, Sekolah Fix
Disusun oleh :
2019
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT
PADA USIA TODDLER
A. Pengertian
TODLER adalah tahap perkembangan anak usia 1.5 - 3 tahun dimana pada usia
ini anak akan belajar mengerjakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
kebutuhannya secara mandiri (otonomi).
B. Karakteristik Perilaku
Karakteristik Normal
a. Anak mengenal namanya sendiri
b. Anak bertanya segala hal yang baru atau asing menurutnya
c. Anak melakukan kegiatanya sendiri dan tidak mau dibantu
d. Anak sering mengatakan “tidak” atau “jangan”
e. Anak mulai bergaul dengan orang lain dan mau berpisah dengan
orangtua
f. Anak mulai belajar untuk mengikuti kegiatan keagamaan
g. Rasa malu terjadi jika anak secara jelas menyadari dirinya sendiri
karena pemaparan negatif
h. Keraguan anak akan berkembang jika orang tua secara jelas membuat
malu/ mempermalukan anak di hadapan orang lain, maka sebaiknya
orang tua dapat memberikan sikap yang arif ketika anak menjalani
masa ini.
C. PENGKAJIAN
b. Perkembangan Psikososial
Teori psikoanalitis menyatakan bahwa tingkat perkembangan.
Psikososial anak ditunjukkan pada usia 1 hingga 3 tahun, dan anak belajar
untuk mengendalikan kemampuan mereka untuk menyembunyikan atau
memperlihatkan. Tugas perkembangan autonomi diri dan lingkungan
seseorang.
Perkembangan fisik yang meningkat dan membolehkan latihan berdandan
juga merupakan metafora bagi perkembangan sosial dan kognitif yang
terjadi secara simultan. Dengan demikian, anak belajar untuk
“mempertahankan” dan “melepaskan” dalam banyak bidang kehidupa.
Karena anak belajar untuk mengekspresikan keinginan, kata tidak menjadi
nyata pada kosakata mereka. Untuk menguasai beberapa keamanan selama
waktu “melepaskan” ini, anak terikat dalam perilku ritual seperti nyanyian
yng diulang, melakukan tugas dengan cara yang sma, atau bermain dengan
mainan tertentu.
c. Perkembangan Kognitif
Piaget (1975) menjelaskan perkembangan kognitif untuk anak usia 2-7
tahun pada fase praoperasional. Istilah operasional menjelaskan kemampuan
untuk memanipulasi objek yang secara logis berhubungan dengan objek
lain. Fase ini dipisahkan menjadi dua tahapan: prakonseptual (usia 2-4
tahun) dan pikiran intuitif (usia 4-7 tahun). Anak pada tahap prankonseptual
itu egosentrik dan menginterpretasi objek dan dunia menggunakan
pandangan pengalaman mereka sendiri.Mereka hanya dapat berhadapan
dengan konkret, mengabaikan hal-hal yang melebihi jangkauan yang dapat
diobservasi.Ke arah akhir fase ini, digunakan kemampuan untuk membuat
hubungan sederhana antara ide-ide awal dan alasan intuitif. Akan tetapi,
pengukuran objek diperoleh hanya dari isyarat perseptual dan kesadaran
akan kesamaan diantara objek yang berukuran sama dengan beragam tinggi
atau lebar adalah tidak mungkin. Anak-anak juga mulai mengembangkan
kesadaran sosial yang meliputi pengakuan tentang sudut pandang orang
lain. Perkembangan bahasa berjalan cepat dari umur 2-4 tahun.Anak-anak
suka mendengar dirinya sendiri berbicara.Kebanyakan bahasa berhubungan
dengan diri, seperti “saya ingin” “saya mau.” Alasan yang berhubungan
dengan objek tentu dan tidak ada jumlah pendorong akan menuju
generalisasi. Bahasa terus berlanjut menjadi egosentrik sampai anak
mencapai usia sekolah.
d. Pembelajaran Peran
Pembelajaran peran merupakan bagaian terkecil pada bagian ini karena
anak melihat dunia semata dari sudut pandang pribadinya. Melalui bermain,
anak-anak mungkin mengimitasi peran yang mereka lihat dari orang dewasa,
tetapi mereka tidak memiliki konsep dari peran yang terlibat.
e. Bermain
Fantasi dan imajinasi mendominasi permainan yang digunakan selama
periode ini. Antara usia 1 dan 3 tahun, anak-anak berpartisipasi dalam
permainan paralel yang melibatkan apapun yang ada di sekitar anak, tetapi
tidak berinteraksi dengan mereka dalam bentuk sosial. Selain itu, kebanyakan
indera digunakan dalam aktivitas bermain dan membentuk fondasi dimana
anak mendasari dunia mereka. Penggunaan sentuhan, penciuman, penglihatan
dan pendengaran membantu anak membangun kemampuan motorik halus dan
menyediakan masukan sensorik yang berhubungan dengan dunia.
Imitasi dan imajinasi memudahkan pembelajaran identitas dengan model
keluarga ketika anak mempraktikan apa yang dilihat dalam kehidupan sehari-
hari. Penggunaan mainan yang mirip dengan yang digunakan orang dewasa
seperti mainan alat-alat dapur, truk dan pemotong rumput kan memudahkan
proses ini. Permainan menjadi pekerjaan anak ketika ia mencari sesuatu untuk
memahami dunia.
Intervensi Spesialis
Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 1.5-3 tahun
STANDARASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SEHAT
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN USIA PRA SEKOLAH
(usia 3-6 th)
A. PENGERTIAN
Pra Sekolah Adalah tahap perkembangan anak usia 3-6 tahun dimana pada usia
ini anak akan belajar berinteraksi dengan orang lain, berfantasi dan berinisiatif,
pengenalan identitas kelamin, meniru
B. BATASAN KARAKTERISTIK:
1. Anak suka mengkhayal dan kreatif
2. Anak punya inisiatif bermain dengan alat-alat di rumah
3. Anak suka bermain dengan teman sebaya
4. Anak mudah berpisah dengan orang tua
5. Anak mengerti mana yang benar dan yang salah
6. Anak belajar merangkai kata dan kalimat
7. Anak mengenal berbagai warna
8. Anak membantu melakukan pekerjaan rumah sederhana
9. Anak mengenal jenis kelaminnya
10. Belajar ketrampilan baru melalui permainan
C. PENGKAJIAN
A ) Perkembangan Motorik
a. Motorik halus.
b. Motorik kasar
B) Perkembangan Psikososial
C) Perkembangan Kognitif
D) Bermain
Tindakan keperawatan
1. Pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
a. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
b. Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
c. Kaji pemberian vitamin dan imunisasi ulangan (booster)
d. Ajarkan kebersihan diri
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
a. Kaji kemampuan motorik kasar dan halus anak
b. Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar
(berjalan cepat, memanjat, naik sepeda rodatiga, berenang, lompat
tali, keseimbangan berjalan diatas pagar, sepatu roda dan menari.)
c. Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik halus
(menulis, menggambar sendiri, mewarnai gambar, menggunakan
gunting, bermain tanah liat atau palm, menyisir rambut, berpakaian
sendiri dan membuat kue-kue)
d. Menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak untuk bermain
di rumah
3. Mengembangkan ketrampilan bahasa
a. Kaji ketrampilan bahasa yang dikuasai anak
b. Berikan kesempatan anak bertanya dan bercerita
c. Sering mengajak komunikasi
d. Ajari anak belajar membaca
e. Belajar bernyanyi
4. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
a. Kaji ketrampilan adaptasi psikososial anak
b. Berikan kesempatan anak bermain dengan teman sebaya
c. Berikan dorongan dan kesempatan ikut perlombaan
d. Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa
5. Membentuk indentitas dan peran sesuai jenis kelamin
a. Kaji identitas dan peran sesuai jenis kelamin
b. Ajari mengenal bagian-bagian tubuh
c. Ajari mengenal jenis kelamin sendiri dan membedakan dengan jenis
kelamin anak lain
d. Berikan pakaian dan mainan sesuai jenis kelamin
6. Mengembangkan kecerdasan
a. Kaji perkembangan kecerdasan anak
b. Bimbing anak dengan imajinasinya untuk menggali kreatifitas,
bercerita
c. Bimbing anak belajar ketrampilan baru
d. Berikan kesempatan dan bimbing anak membantu melakukan
pekerjaan rumah sederhana
e. Ajari pengenalan benda, warna, huruf, angka
f. Latih membaca, menggambar dan berhitung
7. Mengembangkan nilai moral
a. Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak
b. Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
c. Kenalkan anak terhadap nilai-nilai mana yang baik dan tidak
d. Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
e. Latih kedisplinan
8. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan
a. Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
c. Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah dilakukan
keluarga
d. Anjurkan keluarga untuk tetap rutin membawa anaknya ke fasilitas
kesehatan (posyandu, puskesmas dll)
e. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan bergizi seimbang
f. Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan normal
pada usia pra sekolah
g. Berikan informasi cara menstimulasi perkembangan pada usia pra
sekolah
A. PENGERTIAN
Usia Sekolah Adalah tahap perkembangan anak usia 6-12 th dimana pada usia
ini anak akan belajar memiliki kemampuan bekerja dan mendapat
ketrampilan dewasa, belajar menguasai dan menyelesaikan tugasnya,
produktif belajar, kenikmatan dalam berkompetisi kerja dan merasakan
bangga dalam keberhasilan melakukan sesuatu yang baik. Bisa membedakan
sesuatu yang baik/tidak dan dampak melakukan hal yang baik/tidak.
B. BATASAN KARAKTERISTIK:
1. Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah/rumah
2. Mempunyai rasa bersaing misal ingin lebih pandai dari teman, meraih
juara pertama
3. Terlibat dalam kegiatan kelompok
4. Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya
5. Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sederhana misal
merapikan tempat tidur,menyapu dll
6. Memiliki hobby tertentu, misal naik sepeda, membaca buku cerita,
menggambar
7. Memliliki teman akrab untuk bermain
8. Tidak ada tanda bekas luka penganiayaan
C. PENGKAJIAN
Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Faktor predisposisi dan presipitasi berdasarkan konsep stuart (2013) dalam
KIA ini menggambarkan interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan
interpersonalnya melalui berbagai dimensi, digunakan sebagai tahap untuk
menggali pengalaman klien yang bertujuan agar supaya dapat memodifikasi
perilaku negatif menjadi perilaku sehat.
1. Faktor Biologis
Hasil pengkajian aspek biologis pada anak usia sekolah pada KIA
ini yaitu semua anak memiliki perkembangan biologis, baik tidak
memiliki riwayat kehamilan,dan melahirkan negatif, memiliki riwayat
imunisasi lengkap, secara motorik anak bergerak aktif, tidak pernah sakit
fisik yang berat, tidak ada alergi maupun cacat fisik, memiliki nutrisi
adekuat, tidak memiliki riwayat kelainan genetik maupun gangguan jiwa
dalam keluarga. Sehingga dapat disimpulkan memiliki kondisi fisik yang
sehat.
2. Faktor Pskiologis
Hasil pengkajian aspek psikologis yang didapatkan pads KIA ini
adalah sebagian besar anak anak berada dalam pola asuh demokratis,
memiliki pengalaman masa lalu yang menyenangkan dan secara
keseluruhan tidak memiliki keterlambatan perkembangan psikologis.
Sedangkan kemampuan dengan nilai terendah pada aspek ini adalah
beberapa anak ada yang belum mampu mengontrol emosi dan belum
mampu bersikap jujur.
Stuart (2013) menyebutkan bahwa faktor psikologis meliputi
konsep diri, intektualitas, kepribadian, moralitas, pengalaman masa lalu,
koping, dan keterampilan komunikasi secara verbal yang dapat
mempengaruhi sseorang dalam berhubungan dengan orang lain.
3. Faktor Sosiokultural
Hasil pengkajian aspek sosiokultural pada KIA ini menunjukkan
bahwa seluruh anak usia sekolah pada kelompok intervensi memiliki
pendidikan sedang bersekolah di SD dan berstatus sebagai anak kandung
dalam keluarga serta sangat diterima kehadirannya sebagai anggota
masyarakat. Faktor sosiokultural menurut STUART (2013) yang dapat
mempengaruhi kontrol diri yaitu, usia, jenis kelamin, pendidikan,
penghasilan, pekerjaan, posisi sosial, latar belakang budaya, nilai dan
pengalaman individu, tingkat prestasi anak usia sekolah.
Penilaian Stressor/ tanda dan gejala
1. Motorik
Berjalan
Berlari
Melompat jauh
Naik dan turun tangga
Loncat tali
Dapat memakai pakaian tanpa dibantu
Baris berbaris
Menulis dengan tulisan sambung
2. Kognitif
Membedakan mana khayalan dan kenyataaan
Mampu membangun strategi
Memahami sebab dan akibat
Menilai sesuatu dari berbagai sudut pandang
Memecahkan masalah sederhana
3. Bahasa
Mampu bercerita banyak kata
Memiliki hobi membaca
Anak mampu berkomunikasi dengan orang lain
Menyatakan perasaannya
Mengutarakan pendapat
Mampu menceritakan sikap dan pribadinya
4. Emosi
Mampu mengenal dan merasakan emosi sendiri
Mengenal penyebab perasaan yang timbul
Mampu mengungkapkan perasaan yang timbul
Mampu mengatasi stress
Memiliki sifat bersahabat
Memiliki rasa tanggung jawab
Dapat menerima pergaulan dengan orang lain
5. Kepribadian
Memahami perbedaan jenis kelamin
Mempunyai cita-cita
Menilai kekurangan dan kelebihan
Mengatasi kehidupan yang dihadapi (tugas dan tanggung jawab)
6. Moral
Mengenal konsep benar salah
Permusuhan berkurang
Mengenal rasa keadilan
Ingin menjadi baik
Dapat mengikuti aturan dari orang tua, sekolah dan lingkungan
sekolah.
7. Spiritual
Hormat kepada orang yang lebih tua
Membutuhkan bantuan terhadap orang lain
Menyayangi fakir miskin
Bersikap jujur
Memelihara kebersihan dan kesehatan
8. Psikososial
Mulai memiliki konflik dengan saudara kandung
Persahabatan semakin luas dan akrab
Membentuk kelompok dengan teman sebaya
Mampu bekerja sama
Sanggup menyesuaikan diri
Sumber Koping
Kemampuan atau sumber untuk membantu menyelesaikan masalah.
1. Kemampuan Individu
Mencari informasi kepada orang tua, saudara
Dapat mengidentifikasi masalah
Bisa berhitung
Bergaul dengan teman sebaya
Mempunyai tubuh yang sehat
Mampu membaca dengan lancar
2. Dukungan Sosial
Mengenal dan melihat pertumbuhan anak
Membantu anak memiliki teman/kelompok bermain
Memotivasi anak usia sekolah untuk mengikuti kegiatan
Membantu anak mewujudkan harapan
Mengethui harapan yang diinginkan anak
3. Material Aset
Mempunyai kartu jaminan kesehatan
Mempunyai tabungan
Penghasilan keluarga mencukupi kebutuhan dasar anak usia
sekolah
Menggunakan pelayanan kesehatan
Keterjangkauan fasilitas kesehatan (posyandu, puskesmas, RS)
Mekanisme koping
Menyelesaikan tugas sekolah dan tugas rumah yang diberikan
Mengenal perasaan yang dirasakan
Mampu mengungkapkan perasaan yang dirasakan
Mengerti hal-hal yang baik dan buruk.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Berdasarkan data yang didapat melalui wawancara, observasi, maka perawat
dapat merumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
Tindakan keperawatan
1. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
a. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
b. Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
c. kolaborasi pemberihan vitamin dan vaksinasi ulang (booster)
d. Ajarkan kebersihan diri
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
a. Kaji ketrampilan motorik kasar dan halus anak
b. Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar (kejar-
kejaran, papan seluncur, sepeda, sepak bola, tangkap bola, lompat tali)
c. Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik halus
(belajar menggambar/melukis, menulis, mewarna, membuat kerajinan
tangan seperti vas, kotak pensil, lampion dsb, )
d. Menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak untuk bermain
3. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
a. Kaji ketrampilan adaptasi psikososial anak
b. Sediakan waktu bagi anak untuk bermain keluar rumah bersama teman
kelompoknya
c. Berikan dorongan dan kesempatan ikut berbagai perlombaan
d. Berikan hadiah atas prestasi yang diraih
e. Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa
4. Mengembangkan kecerdasan
a. Kaji perkembangan kecerdasan anak
b. Mendiskusikan kelebihan dan kemampuannya
c. Memberikan pendidikan dan ketrampilan yang baik bagi anak
d. Memberikan bahan bacaan dan pemainan yang meningkatkan
kreatifitas
e. Bimbing anak belajar ketrampilan baru
f. Libatkan anak melakukan pekerjaan rumah sederhana misalnya masak,
membersihkan mobil, menyirami tanaman, menyapu
g. Latih membaca, menggambar dan berhitung
h. Asah dan kembangkan hobby yang dimiliki anak
5. Mengembangkan nilai-nilai moral
a. Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak
b. Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
c. Ajarkan hubungan sebab akibat suatu tindakan
d. Bimbing anak saat menonton TV dan membaca buku cerita
e. Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
f. Latih kedisplinan
6. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan
a. Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
c. Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah dilakukan
keluarga
d. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan bergizi seimbang
e. Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan normal
pada usia sekolah
f. Berikan informasi cara menstimulasi perkembangan pada usia sekola
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A. and Perry, Anee G. (1985).Fundamentals of Nursing
concept,process, and practice. St. Louis : The C.V. Mosby Company
Spesialis Jiwa FIK 2005-2007 dan tim pengajar spesialis jiwa (2008). Draft
Standar Asuhan Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta : Progaram
Magister Keperawatan Jiwa FIK UI
Stolte, K. (2004), Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2005.Fundamental Keperawatan Volume I. EGC: Jakarta