Anda di halaman 1dari 19

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT MENTAL

PADA TODDLER, PRA SEKOLAH DAN USIA SEKOLAH

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas :

Mata kuliah Keperawatan Jiwa I

Dosen: Ns. Evin Novianti. M. Kep., Sp. Kep. J

Disusun oleh :

Nur Aulia Fikri 1710711039

Rifah Miladdina 1710711040

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

2019
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT
PADA USIA TODDLER

A. Pengertian
TODLER adalah tahap perkembangan anak usia 1.5 - 3 tahun dimana pada usia
ini anak akan belajar mengerjakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
kebutuhannya secara mandiri (otonomi).

B. Karakteristik Perilaku
 Karakteristik Normal
a. Anak mengenal namanya sendiri
b. Anak bertanya segala hal yang baru atau asing menurutnya
c. Anak melakukan kegiatanya sendiri dan tidak mau dibantu
d. Anak sering mengatakan “tidak” atau “jangan”
e. Anak mulai bergaul dengan orang lain dan mau berpisah dengan
orangtua
f. Anak mulai belajar untuk mengikuti kegiatan keagamaan
g. Rasa malu terjadi jika anak secara jelas menyadari dirinya sendiri
karena pemaparan negatif
h. Keraguan anak akan berkembang jika orang tua secara jelas membuat
malu/ mempermalukan anak di hadapan orang lain, maka sebaiknya
orang tua dapat memberikan sikap yang arif ketika anak menjalani
masa ini.

C. PENGKAJIAN

Pada bidang pengkajian umum meliputi perkembangan motorik,


perkembangan psikososial, perkembangan kognitif, pembelajaran peran dan
bermain.
a. Perkembangan Motorik
Periode ini adalah salah satu aktivitas intens dan eksplorasi dunia
kontinu. Aktivitas dasar motorik kasar yaitu dimulai dari duduk, berdiri dan
berjalan dikuasai, anak berkembang maju untuk gerakan yang lebih aktif
meliputi berlari, melompat, melempar, dan menangkap. Sejalan dengan
motorik kasar, koordinasi motorik halus juga diperoleh atau diperbaiki.
Aktivitas motorik halus seperti keberhasilan menyusun potongan gambar,
penempatan beragam bentuk kotak dalam bentuk lubang yang sesuai,
penulisan dengan krayon yang tergesa-gesa, dan membalik-balikan halaman
buku ketika seseorang membaca cerita.

b. Perkembangan Psikososial
Teori psikoanalitis menyatakan bahwa tingkat perkembangan.
Psikososial anak ditunjukkan pada usia 1 hingga 3 tahun, dan anak belajar
untuk mengendalikan kemampuan mereka untuk menyembunyikan atau
memperlihatkan. Tugas perkembangan autonomi diri dan lingkungan
seseorang.
Perkembangan fisik yang meningkat dan membolehkan latihan berdandan
juga merupakan metafora bagi perkembangan sosial dan kognitif yang
terjadi secara simultan. Dengan demikian, anak belajar untuk
“mempertahankan” dan “melepaskan” dalam banyak bidang kehidupa.
Karena anak belajar untuk mengekspresikan keinginan, kata tidak menjadi
nyata pada kosakata mereka. Untuk menguasai beberapa keamanan selama
waktu “melepaskan” ini, anak terikat dalam perilku ritual seperti nyanyian
yng diulang, melakukan tugas dengan cara yang sma, atau bermain dengan
mainan tertentu.

c. Perkembangan Kognitif
Piaget (1975) menjelaskan perkembangan kognitif untuk anak usia 2-7
tahun pada fase praoperasional. Istilah operasional menjelaskan kemampuan
untuk memanipulasi objek yang secara logis berhubungan dengan objek
lain. Fase ini dipisahkan menjadi dua tahapan: prakonseptual (usia 2-4
tahun) dan pikiran intuitif (usia 4-7 tahun). Anak pada tahap prankonseptual
itu egosentrik dan menginterpretasi objek dan dunia menggunakan
pandangan pengalaman mereka sendiri.Mereka hanya dapat berhadapan
dengan konkret, mengabaikan hal-hal yang melebihi jangkauan yang dapat
diobservasi.Ke arah akhir fase ini, digunakan kemampuan untuk membuat
hubungan sederhana antara ide-ide awal dan alasan intuitif. Akan tetapi,
pengukuran objek diperoleh hanya dari isyarat perseptual dan kesadaran
akan kesamaan diantara objek yang berukuran sama dengan beragam tinggi
atau lebar adalah tidak mungkin. Anak-anak juga mulai mengembangkan
kesadaran sosial yang meliputi pengakuan tentang sudut pandang orang
lain. Perkembangan bahasa berjalan cepat dari umur 2-4 tahun.Anak-anak
suka mendengar dirinya sendiri berbicara.Kebanyakan bahasa berhubungan
dengan diri, seperti “saya ingin” “saya mau.” Alasan yang berhubungan
dengan objek tentu dan tidak ada jumlah pendorong akan menuju
generalisasi. Bahasa terus berlanjut menjadi egosentrik sampai anak
mencapai usia sekolah.

d. Pembelajaran Peran
Pembelajaran peran merupakan bagaian terkecil pada bagian ini karena
anak melihat dunia semata dari sudut pandang pribadinya. Melalui bermain,
anak-anak mungkin mengimitasi peran yang mereka lihat dari orang dewasa,
tetapi mereka tidak memiliki konsep dari peran yang terlibat.

e. Bermain
Fantasi dan imajinasi mendominasi permainan yang digunakan selama
periode ini. Antara usia 1 dan 3 tahun, anak-anak berpartisipasi dalam
permainan paralel yang melibatkan apapun yang ada di sekitar anak, tetapi
tidak berinteraksi dengan mereka dalam bentuk sosial. Selain itu, kebanyakan
indera digunakan dalam aktivitas bermain dan membentuk fondasi dimana
anak mendasari dunia mereka. Penggunaan sentuhan, penciuman, penglihatan
dan pendengaran membantu anak membangun kemampuan motorik halus dan
menyediakan masukan sensorik yang berhubungan dengan dunia.
Imitasi dan imajinasi memudahkan pembelajaran identitas dengan model
keluarga ketika anak mempraktikan apa yang dilihat dalam kehidupan sehari-
hari. Penggunaan mainan yang mirip dengan yang digunakan orang dewasa
seperti mainan alat-alat dapur, truk dan pemotong rumput kan memudahkan
proses ini. Permainan menjadi pekerjaan anak ketika ia mencari sesuatu untuk
memahami dunia.

Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan perkembangan Toddler

Intervensi Perkembangan Normal


 Intervensi Generalis
a. Memberikan mainan sesuai perkembangan anak
b. Melatih dan membimbing anak untuk melakukan kegiatan secara
mandiri
c. Memberikan pujian pada keberhasilan anak
d. Tidak menggunakan kalimat perintah tetapi memberikan alternatif
pilihan
e. Tidak melampiaskan kemarahan atau kekesalan dalam bentuk
penganiayaan fisik pada anak (memukul, menjambak, menendang dll)
f. Melibatkan anak dalam kegiatan agama keluarga
g. Hindarkan suasana yang dapat membuat anak merasa tidak aman
(menakut-nakuti, membuat terkejut, kalimat negatif, mencela)
h. Bila anak mengamuk, lindungi dari bahaya cidera, terjatuh, terluka
i. Membimbing anak untuk BAK/BAB di toilet

 Intervensi Spesialis
Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 1.5-3 tahun
STANDARASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SEHAT
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN USIA PRA SEKOLAH
(usia 3-6 th)

A. PENGERTIAN
Pra Sekolah Adalah tahap perkembangan anak usia 3-6 tahun dimana pada usia
ini anak akan belajar berinteraksi dengan orang lain, berfantasi dan berinisiatif,
pengenalan identitas kelamin, meniru

B. BATASAN KARAKTERISTIK:
1. Anak suka mengkhayal dan kreatif
2. Anak punya inisiatif bermain dengan alat-alat di rumah
3. Anak suka bermain dengan teman sebaya
4. Anak mudah berpisah dengan orang tua
5. Anak mengerti mana yang benar dan yang salah
6. Anak belajar merangkai kata dan kalimat
7. Anak mengenal berbagai warna
8. Anak membantu melakukan pekerjaan rumah sederhana
9. Anak mengenal jenis kelaminnya
10. Belajar ketrampilan baru melalui permainan

C. PENGKAJIAN

A ) Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan


berikutnya dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik menyangkut berat
badan dan tinggi badan, maupun kekuatannya memungkinkan anak dapat
lebih mengembangkan keterampilan fisiknya dan eksplorasi terhadap
lingkungannyadengan tanpa bantuan dari orang tuanya.Perkembangan sistem
syaraf pusat memberikan kesiapan keadaan anak untuk lebih meningkatkan
pemahaman dan penguasa terhadap tubuhnya. Proporsi tubuh anak berubah
secara dramatis, tulangkakinya tumbuh dengan cepat, namun pertumbuhan
tengkoraknya tidak secepatusia sebelumnya. Pertumbuhan tulang-tulangnya
semakin besar dan kuat, pertumbuhan giginya semakin lengkap dan komplit
sehingga dia sudahmenyenangi makanan padat. Untuk perkembangan fisik
anak sangat diperlukangizi yang cukup, baik protein, vitamin dan mineral
serta karbohidrat (Yusuf,2001).

Perkembangan ketrampilan motorik dipelajari anak tergantung sebagian


pada kesiapan kematangan terutama kesempatan yang diberikan untuk
mempelajari dan bimbingan yang diperoleh dalam menguasai ketrampilan
inisecara cepat dan efisien. Implikasi perkembangan motorik anak secara
optimalmemerlukan lingkungan pendidikan yang kondusif. Oleh sebab itu
diperlukantempat dan perlengkapan permainan yang memberikan peluang
kepada merekauntuk dapat bergerak secara leluasa (Hurlock, 1999).Menurut
Sudjiningsih (1998) ketrampilan motorik pada anak meliputi :

a. Motorik halus.

Ketrampilan menulis, menggambar sendiri, mewarnai


gambar, menggunakan gunting, bermain tanah liat atau palm,
menyisir rambut, berpakaian sendiri danmembuat kue-kue.

b. Motorik kasar

Diantaranya adalah melompat dan berjalan cepat,


memanjat, naik sepeda rodatiga, berenang, lompat tali,
keseimbangan berjalan diatas pagar, sepatu roda danmenari.

B) Perkembangan Psikososial

Menurut teori psikoanalitik, usia 3-6 tahun bergerak menuju


tingkat falik dengan memulai ketertarikan pada perbedaan jenis kelamin
dalam mengidentifikasi orang tua dengan jenis kelamin yang
sama.Menurut Erikson (1963), tugas psikososial untuk usia prasekolah
adalah membangun rasa inisiatif. Selama fase ini, anak meng-eksplorasi
dunia sepenuhnya. Imajinasi menjadi aktif dan memainkan peranan yang
besar dalam kehidupan anak. Selain itu, anak belajar memperoleh
kepuasan tanpa berbenturan dengan hak orang lain. Kata hati menjadi ada
dan belajar kebeneran dari kesalahan adalah tugas utama. Kebanyakan
pembelajaran berasal dari pengalaman dari orang tuadan anggota
keluuarga.

C) Perkembangan Kognitif

Meningkatnya kemampuan intelektual terutama kemampuan


berpikir dan melihat hubungan-hubungan dengan meningkatnya
kemampuan untuk menjelajah lingkungan karena bertambah besarnya
kemandirian dan mengendalikan motorik serta meningkatnya kemampuan
bertanya dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti orang
lain. Maka pengertian anak akan orang lain, benda dan situasi meningkat
dengan pesat. Anak mulai memperhatikan hal-hal yang kecil yang tadinya
tidak diperhatikan. Dengan demikian anak tidak lagi bingung kalau
menghadapi benda-benda, situasi atau orang-orang yang memiliki unsur-
unsur yang sama (Hurlock, 1999).

D) Bermain

Fantasi dan imajinasi mendominasi permainan yang digunakan selama


periode ini. Antara usia 3 dan 6 tahun, anak-anak berpartisipasi dalam
permainan paralel yang melibatkan apapun yang ada di sekitar anak, tetapi
tidak berinteraksi dengan mereka dalam bentuk sosial. Selain itu, kebanyakan
indera digunakan dalam aktivitas bermain dan membentuk fondasi dimana
anak mendasari dunia mereka. Penggunaan sentuhan, penciuman, penglihatan
dan pendengaran membantu anak membangun kemampuan motorik halus dan
menyediakan masukan sensorik yang berhubungan dengan dunia.
Imitasi dan imajinasi memudahkan pembelajaran identitas dengan model
keluarga ketika anak mempraktikan apa yang dilihat dalam kehidupan sehari-
hari. Penggunaan mainan yang mirip dengan yang digunakan orang dewasa
seperti mainan alat-alat dapur, truk dan pemotong rumput kan memudahkan
proses ini. Permainan menjadi pekerjaan anak ketika ia mencari sesuatu untuk
memahami dunia.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Berdasarkan data yang didapat melalui wawancara, observasi, maka perawat
dapat merumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut:

Kesiapan peningkatan perkembangan pre school

E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN


Tujuan
1. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
3. Mengembangkan ketrampilan berbahasa
4. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
5. Pembentukan indentitas dan peran sesuai jenis kelamin
6. Mengembangkan kecerdasan
7. Mengembangkan nilai-nilai moral
8. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan

Tindakan keperawatan
1. Pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
a. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
b. Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
c. Kaji pemberian vitamin dan imunisasi ulangan (booster)
d. Ajarkan kebersihan diri
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
a. Kaji kemampuan motorik kasar dan halus anak
b. Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar
(berjalan cepat, memanjat, naik sepeda rodatiga, berenang, lompat
tali, keseimbangan berjalan diatas pagar, sepatu roda dan menari.)
c. Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik halus
(menulis, menggambar sendiri, mewarnai gambar, menggunakan
gunting, bermain tanah liat atau palm, menyisir rambut, berpakaian
sendiri dan membuat kue-kue)
d. Menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak untuk bermain
di rumah
3. Mengembangkan ketrampilan bahasa
a. Kaji ketrampilan bahasa yang dikuasai anak
b. Berikan kesempatan anak bertanya dan bercerita
c. Sering mengajak komunikasi
d. Ajari anak belajar membaca
e. Belajar bernyanyi
4. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
a. Kaji ketrampilan adaptasi psikososial anak
b. Berikan kesempatan anak bermain dengan teman sebaya
c. Berikan dorongan dan kesempatan ikut perlombaan
d. Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa
5. Membentuk indentitas dan peran sesuai jenis kelamin
a. Kaji identitas dan peran sesuai jenis kelamin
b. Ajari mengenal bagian-bagian tubuh
c. Ajari mengenal jenis kelamin sendiri dan membedakan dengan jenis
kelamin anak lain
d. Berikan pakaian dan mainan sesuai jenis kelamin
6. Mengembangkan kecerdasan
a. Kaji perkembangan kecerdasan anak
b. Bimbing anak dengan imajinasinya untuk menggali kreatifitas,
bercerita
c. Bimbing anak belajar ketrampilan baru
d. Berikan kesempatan dan bimbing anak membantu melakukan
pekerjaan rumah sederhana
e. Ajari pengenalan benda, warna, huruf, angka
f. Latih membaca, menggambar dan berhitung
7. Mengembangkan nilai moral
a. Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak
b. Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
c. Kenalkan anak terhadap nilai-nilai mana yang baik dan tidak
d. Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
e. Latih kedisplinan
8. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan
a. Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
c. Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah dilakukan
keluarga
d. Anjurkan keluarga untuk tetap rutin membawa anaknya ke fasilitas
kesehatan (posyandu, puskesmas dll)
e. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan bergizi seimbang
f. Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan normal
pada usia pra sekolah
g. Berikan informasi cara menstimulasi perkembangan pada usia pra
sekolah

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SEHAT


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN USIA SEKOLAH
(usia 6-12 th)

A. PENGERTIAN
Usia Sekolah Adalah tahap perkembangan anak usia 6-12 th dimana pada usia
ini anak akan belajar memiliki kemampuan bekerja dan mendapat
ketrampilan dewasa, belajar menguasai dan menyelesaikan tugasnya,
produktif belajar, kenikmatan dalam berkompetisi kerja dan merasakan
bangga dalam keberhasilan melakukan sesuatu yang baik. Bisa membedakan
sesuatu yang baik/tidak dan dampak melakukan hal yang baik/tidak.

B. BATASAN KARAKTERISTIK:
1. Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah/rumah
2. Mempunyai rasa bersaing misal ingin lebih pandai dari teman, meraih
juara pertama
3. Terlibat dalam kegiatan kelompok
4. Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya
5. Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sederhana misal
merapikan tempat tidur,menyapu dll
6. Memiliki hobby tertentu, misal naik sepeda, membaca buku cerita,
menggambar
7. Memliliki teman akrab untuk bermain
8. Tidak ada tanda bekas luka penganiayaan

C. PENGKAJIAN
 Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Faktor predisposisi dan presipitasi berdasarkan konsep stuart (2013) dalam
KIA ini menggambarkan interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan
interpersonalnya melalui berbagai dimensi, digunakan sebagai tahap untuk
menggali pengalaman klien yang bertujuan agar supaya dapat memodifikasi
perilaku negatif menjadi perilaku sehat.
1. Faktor Biologis
Hasil pengkajian aspek biologis pada anak usia sekolah pada KIA
ini yaitu semua anak memiliki perkembangan biologis, baik tidak
memiliki riwayat kehamilan,dan melahirkan negatif, memiliki riwayat
imunisasi lengkap, secara motorik anak bergerak aktif, tidak pernah sakit
fisik yang berat, tidak ada alergi maupun cacat fisik, memiliki nutrisi
adekuat, tidak memiliki riwayat kelainan genetik maupun gangguan jiwa
dalam keluarga. Sehingga dapat disimpulkan memiliki kondisi fisik yang
sehat.

2. Faktor Pskiologis
Hasil pengkajian aspek psikologis yang didapatkan pads KIA ini
adalah sebagian besar anak anak berada dalam pola asuh demokratis,
memiliki pengalaman masa lalu yang menyenangkan dan secara
keseluruhan tidak memiliki keterlambatan perkembangan psikologis.
Sedangkan kemampuan dengan nilai terendah pada aspek ini adalah
beberapa anak ada yang belum mampu mengontrol emosi dan belum
mampu bersikap jujur.
Stuart (2013) menyebutkan bahwa faktor psikologis meliputi
konsep diri, intektualitas, kepribadian, moralitas, pengalaman masa lalu,
koping, dan keterampilan komunikasi secara verbal yang dapat
mempengaruhi sseorang dalam berhubungan dengan orang lain.

3. Faktor Sosiokultural
Hasil pengkajian aspek sosiokultural pada KIA ini menunjukkan
bahwa seluruh anak usia sekolah pada kelompok intervensi memiliki
pendidikan sedang bersekolah di SD dan berstatus sebagai anak kandung
dalam keluarga serta sangat diterima kehadirannya sebagai anggota
masyarakat. Faktor sosiokultural menurut STUART (2013) yang dapat
mempengaruhi kontrol diri yaitu, usia, jenis kelamin, pendidikan,
penghasilan, pekerjaan, posisi sosial, latar belakang budaya, nilai dan
pengalaman individu, tingkat prestasi anak usia sekolah.
 Penilaian Stressor/ tanda dan gejala
1. Motorik
 Berjalan
 Berlari
 Melompat jauh
 Naik dan turun tangga
 Loncat tali
 Dapat memakai pakaian tanpa dibantu
 Baris berbaris
 Menulis dengan tulisan sambung
2. Kognitif
 Membedakan mana khayalan dan kenyataaan
 Mampu membangun strategi
 Memahami sebab dan akibat
 Menilai sesuatu dari berbagai sudut pandang
 Memecahkan masalah sederhana
3. Bahasa
 Mampu bercerita banyak kata
 Memiliki hobi membaca
 Anak mampu berkomunikasi dengan orang lain
 Menyatakan perasaannya
 Mengutarakan pendapat
 Mampu menceritakan sikap dan pribadinya
4. Emosi
 Mampu mengenal dan merasakan emosi sendiri
 Mengenal penyebab perasaan yang timbul
 Mampu mengungkapkan perasaan yang timbul
 Mampu mengatasi stress
 Memiliki sifat bersahabat
 Memiliki rasa tanggung jawab
 Dapat menerima pergaulan dengan orang lain
5. Kepribadian
 Memahami perbedaan jenis kelamin
 Mempunyai cita-cita
 Menilai kekurangan dan kelebihan
 Mengatasi kehidupan yang dihadapi (tugas dan tanggung jawab)
6. Moral
 Mengenal konsep benar salah
 Permusuhan berkurang
 Mengenal rasa keadilan
 Ingin menjadi baik
 Dapat mengikuti aturan dari orang tua, sekolah dan lingkungan
sekolah.
7. Spiritual
 Hormat kepada orang yang lebih tua
 Membutuhkan bantuan terhadap orang lain
 Menyayangi fakir miskin
 Bersikap jujur
 Memelihara kebersihan dan kesehatan
8. Psikososial
 Mulai memiliki konflik dengan saudara kandung
 Persahabatan semakin luas dan akrab
 Membentuk kelompok dengan teman sebaya
 Mampu bekerja sama
 Sanggup menyesuaikan diri

 Sumber Koping
Kemampuan atau sumber untuk membantu menyelesaikan masalah.
1. Kemampuan Individu
 Mencari informasi kepada orang tua, saudara
 Dapat mengidentifikasi masalah
 Bisa berhitung
 Bergaul dengan teman sebaya
 Mempunyai tubuh yang sehat
 Mampu membaca dengan lancar
2. Dukungan Sosial
 Mengenal dan melihat pertumbuhan anak
 Membantu anak memiliki teman/kelompok bermain
 Memotivasi anak usia sekolah untuk mengikuti kegiatan
 Membantu anak mewujudkan harapan
 Mengethui harapan yang diinginkan anak
3. Material Aset
 Mempunyai kartu jaminan kesehatan
 Mempunyai tabungan
 Penghasilan keluarga mencukupi kebutuhan dasar anak usia
sekolah
 Menggunakan pelayanan kesehatan
 Keterjangkauan fasilitas kesehatan (posyandu, puskesmas, RS)
 Mekanisme koping
 Menyelesaikan tugas sekolah dan tugas rumah yang diberikan
 Mengenal perasaan yang dirasakan
 Mampu mengungkapkan perasaan yang dirasakan
 Mengerti hal-hal yang baik dan buruk.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Berdasarkan data yang didapat melalui wawancara, observasi, maka perawat
dapat merumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut:

Kesiapan peningkatan perkembangan usia sekolah

D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN


Tujuan
1. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
3. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
4. Mengembangkan kecerdasan
5. Mengembangkan nilai-nilai moral
6. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan

Tindakan keperawatan
1. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
a. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
b. Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
c. kolaborasi pemberihan vitamin dan vaksinasi ulang (booster)
d. Ajarkan kebersihan diri
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
a. Kaji ketrampilan motorik kasar dan halus anak
b. Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar (kejar-
kejaran, papan seluncur, sepeda, sepak bola, tangkap bola, lompat tali)
c. Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik halus
(belajar menggambar/melukis, menulis, mewarna, membuat kerajinan
tangan seperti vas, kotak pensil, lampion dsb, )
d. Menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak untuk bermain
3. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
a. Kaji ketrampilan adaptasi psikososial anak
b. Sediakan waktu bagi anak untuk bermain keluar rumah bersama teman
kelompoknya
c. Berikan dorongan dan kesempatan ikut berbagai perlombaan
d. Berikan hadiah atas prestasi yang diraih
e. Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa
4. Mengembangkan kecerdasan
a. Kaji perkembangan kecerdasan anak
b. Mendiskusikan kelebihan dan kemampuannya
c. Memberikan pendidikan dan ketrampilan yang baik bagi anak
d. Memberikan bahan bacaan dan pemainan yang meningkatkan
kreatifitas
e. Bimbing anak belajar ketrampilan baru
f. Libatkan anak melakukan pekerjaan rumah sederhana misalnya masak,
membersihkan mobil, menyirami tanaman, menyapu
g. Latih membaca, menggambar dan berhitung
h. Asah dan kembangkan hobby yang dimiliki anak
5. Mengembangkan nilai-nilai moral
a. Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak
b. Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
c. Ajarkan hubungan sebab akibat suatu tindakan
d. Bimbing anak saat menonton TV dan membaca buku cerita
e. Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
f. Latih kedisplinan
6. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan
a. Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
c. Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah dilakukan
keluarga
d. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan bergizi seimbang
e. Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan normal
pada usia sekolah
f. Berikan informasi cara menstimulasi perkembangan pada usia sekola

DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A. and Perry, Anee G. (1985).Fundamentals of Nursing
concept,process, and practice. St. Louis : The C.V. Mosby Company
Spesialis Jiwa FIK 2005-2007 dan tim pengajar spesialis jiwa (2008). Draft
Standar Asuhan Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta : Progaram
Magister Keperawatan Jiwa FIK UI
Stolte, K. (2004), Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2005.Fundamental Keperawatan Volume I. EGC: Jakarta

Carpenito & Moyet. 2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC: Jakarta

Sunaryo. 2005.Psikologi Untuk Keperawatan. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai