Bab 2 MATKEU
Bab 2 MATKEU
BUNGA MAJEMUK
Tujuan Pembelajaran
Dalam bab 2 ini dipelajari tentang bunga majemuk, dengan tujuan agar
pembaca mampu: (1) Memahami konsep bunga majemek, dan perbedaan
antara bunga nominal dan bunga efektif; (2) Memahami konsep jenis-jenis
suku bunga kredit dalam lembaga keuangan; (3) Memahami konsep periode
perhitungan bunga; (4) Mampu menyelesaikan berbagai perhitungan yang
berkaitan dengan bunga majemuk; dan (5) Mampu melakukan reka bentuk
matematika yang berkaitan dengan bunga majemuk dan nilai sekarang.
2.1 Pendahuluan
Jika dalam suatu interval waktu tertentu bunga ditambahkan ke modal awal
pada tiap akhir periode perhitungan bunga, dan kemudian ikut dipakai
sebagai dasar untuk menentukan besarnya bunga pada periode berikutnya,
dan seterusnya, maka konsep bunga seperti ini disebut sebagai bunga
majemuk atau dilipatgandakan (compound interest).
Pn P0 (1 i) n . (2.1)
Contoh 2.1
Jawab:
Contoh 2.2
Jawab:
0,12
nb = 2 360 = 720 hari dan ib = = 0,00033
360
Jumlah akumulasi uang pada akhir tahun ke-2 atau akhir hari ke-720 adalah
Pnb P0 (1 ib ) nb
Contoh 2.3
0,15
n e = 3 365 = 1.095 hari dan i e = = 0,00041
365
Jumlah akumulasi uang pada akhir tahun ke-3 atau akhir hari ke-1095 adalah
Pne P0 (1 ie ) ne
Contoh 2.4
Jawab:
Pn P0 (1 i) n
Pk P2 (1 j ) k
Jadi jumlah akumulasi modal pada akhir tahun ke-5 adalah Rp 16.999.628,80
Jumlah nominal bunga yang diperoleh hingga akhir tahun ke-5 adalah
I 5 P5 P0
j
i m . (2.2)
m
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, jika terdapat t tahun, yang tiap
tahunnya terdiri dari m banyaknya periode pembayaran bunga, maka n
banyaknya periode pembayaran bunga dalam keseluruhan waktu menjadi:
n tm
Pt m P0 (1 m )t m .
j
(2.3)
m
Contoh 2.5
Jawab:
j 12%
i m = = 1%= 0,01; dan n t m = 5 12 = 60 bulan.
m 12
a. Jumlah akumulasi modal pada akhir tahun ke-5 adalah
Pt m P0 (1 m )t m
j
m
P60 Rp 20.000.000 (1 0,01) 60 = Rp 36.333.934,00
b. Besarnya bunga majemuk yang diperoleh adalah
Contoh 2.6
Tuang A meminjam uang sebesar Rp 2.000.000 kepada lembaga keuangan
dengan sistem bunga majemuk triwulanan untuk selama 2 tahun. Jika
lembaga keuangan mengenakan tingkat bunga 16% p.a. Berapakah jumlah
akumulasi pinjamannya setelah 2 tahun?
Jawab:
j 16%
i m = = 4%= 0,04; dan n t m = 2 4 = 8 triwulan.
m 4
Jumlah akumulasi pinjaman setelah 2 tahun adalah
Pt m P0 (1 m )t m
j
m
Contoh 2.7
Jawab:
j 15%
i m = = 5%= 0,05; dan n t m = 5 3 = 15 caturwulan.
m 3
Jumlah akumulasi pinjaman setelah 5 tahun adalah
Pt m P0 (1 m )t m
j
m
P15 Rp 2.000.000 (1 0,05)15 = Rp 4.157.856,36
Contoh 2.8
Jawab:
j 4%
i m = = 2%= 0,02; dan n t m = 5 2 = 10 semester.
m 2
Jumlah akumulasi pinjaman setelah 3 tahun adalah
Pt m P0 (1 m )t m
j
m
atau
j
(1 i) (1 m ) m ,
m
j
i (1 m ) m 1, (2.4)
m
dan
1
jm m[(1 i) m 1] . (2.5)
Contoh 2.9
Jawab:
0,12 2
a. i (1 ) 1 = 12,36%
2
0,12 12
b. i (1 ) 1 = 12,68%
12
0,15 365
c. i (1 ) 1 = 12,18%
365
Contoh 2.10
Jawab:
Contoh 2.11
Jawab:
Ditanyakan berapa P2 ?
j 0,10 5
i (1 m ) m 1 (1 ) 1 = 10,41%
m 5
Pn P0 (1 i) n
Contoh 2.12
Jawab:
j 0,12 6
i (1 m ) m 1 (1 ) 1 = 12,67%
m 6
j 0,15 3
i (1 m ) m 1 (1 ) 1 = 15,76%
m 3
Pn (1 i ) n .
Pn
P0 (2.6)
(1 i ) n
PV FV (1 i) n ,
Contoh 2.13
Jawab:
Diketahui Pn = Rp 20.000.000;
Contoh 2.14
Hitunglah nilai sekarang dari Rp 10.000.000 yang akan:
Jawab:
Diketahui Pn = Rp 10.000.000;
j 0,12
c. Untuk n = t m 4 3 = 12 caturwulan; dan i = 3 = 0,04
3 3
P12 Rp 10.000.000
P0 = Rp 6.245.970,50
(1 i )12 (1 0,04) 12
j 0,18
d. Untuk n = t m 6 4 = 24 triwulan; dan i = 4 = 0,045
4 4
P24 Rp 10.000.000
P0 = Rp 3.477.034,74
(1 i ) 24 (1 0,045) 24
Contoh 2.15
Jawab:
j 0,10 2
i (1 m ) m 1 (1 ) 1 = 10,25%
m 2
P20 Rp 5.000.000
P0 = Rp 710.228,41
(1 i ) 20 (1 0,1025) 20
Contoh 2.16
Jawab:
j 0,18
i m = = 0,015
m 12
P60 Rp 1.000.000
P0 = Rp 409.295,97
(1 i ) 60 (1 0,015) 60
Pn P0 (1 i) n
P
(1 i) n n
P0
1
P n
1 i n
P0
1
P n
i n 1 . (2.7)
P0
Pn P0 (1 i) n
P
(1 i) n n
P0
P
log(1 i) n log n
P0
log Pn log P0
n . (2.8)
log(1 i )
Contoh 2.17
Jawab:
1 1
P 4
1 =
80.000.000 4
i 4 1 = 12,47% p.a.
P0 50.000.000
Contoh 2.18
Jawab:
n = 4 3 = 12 caturwulan.
P0 (1 i)12 4P0
1 1
(1 i) (4) 12 atau i (4) 12 1 = 12,25%
j
i m atau j m i m , sehingga
m
j3 12,25% 3 = 36,75%
Contoh 2.19
Jawab:
Diketahui P0 = Rp 10.000.000; Pn = Rp 18.000.000; dan j3 = 12% berarti
m = 3.
j j 0,12
i m = 3= = 0,04
m 3 3
log Pn log P0
n
log(1 i )
7,255272505 7
= =3,746659722 3,75 caturwulan.
0,017033339
Contoh 2.20
Tentukan jumlah periode agar suatu modal yang dimajemukan dengan tingkat
bunga 8% p.a., menjadi 3 kali lipat.
Jawab:
P0 (1 i) n 3P0
n log(1 i) log 3
(1 i) n (1 i) n 1
= (1 i) 1 i . (2.9)
(1 i) n 1
d. Misalkan bunga tumbuh selama t tahun, dan kemudian
diinvestasikan ulang selama s tahun lagi di mana s 1 , sifat
akumulasinya adalah:
a(t s) a(t ).a(s) (1 i)t .(1 i) s (1 i)t s . (2.10)
(2) Nilai diskon (discount value) adalah nilai sekarang yang berkaitan
dengan pembayaran yang dilakukan di masa depan. Diskon
menentukan seberapa besar yang harus diinvestasikan di awal periode,
misalnya X , sehingga terakumulasi menjadi 1 satuan setelah t tahun.
Jadi secara matematis:
1
X .(1 i)t 1 X . (2.11)
(1 i ) t
a. Seperti telah didefinisikan bahwa v 1 /(1 i) , sehingga persamaan
a 1 (t )
1
vt . (2.12)
(1 i ) t
Jadi bunga majemuk menghasilkan nilai diskon lebih kecil dari
bunga sederhana, bilamana t 1 .
b. Tingkat diskon majemuk konstan juga merupakan tingkat diskon
efektif konstan:
A(n) A(n 1) k .a (n) k .a (n 1) a ( n 1)
dn = = 1
A(n) k .a (n) a ( n)
a 1 (n) (1 d ) n
=1 = 1 = 1 (1 d ) = d . (2.13)
a 1 (n 1) (1 d ) n 1
(1) Perlu diketahui, bahwa tingkat bunga (diskon) efektif dibayar sekali per
tahun di akhir (awal) tahun. Sedangkan, tingkat bunga (diskon)
nominal dibayar lebih sering sepanjang tahun (misalnya m kali) dan
akhir (awal) sub-periode. Tingkat nominal disesuaikan untuk
menggambarkan tingkat bunga yang dibayar selama sub-periode.
a. Misalkan i tingkat bunga efektif, dan j m tingkat bunga nominal,
hubungan ekivalensi kedua jenis tingkat bunga tersebut adalah:
m
j
(1 i ) 1 m . (2.14)
m
Dari persamaan (2.14) dapat diperoleh tingkat bunga nominal j m
sebagai:
1
jm m[(1 i) m 1] , (2.15)
dan tingkat bunga per sub-periode dapat ditentukan sebagai
berikut:
jm 1
(1 i) m 1 . (2.16)
m
b. Misalkan d tingkat diskon efektif, dan d m tingkat diskon
nominal, hubungan ekivalensi kedua jenis tingkat diskon tersebut
adalah:
m
d
(1 d ) 1 m . (2.17)
m
Dari persamaan (2.17) dapat diperoleh tingkat diskon nominal d m
sebagai:
1
d m m[1 (1 d ) m ] , (2.18)
dan tingkat diskon per sub-periode dapat ditentukan sebagai
berikut:
dm 1
1 (1 d ) m . (2.19)
m
(2) Sebagaimana telah diketahui bahwa j m / m tingkat bunga nominal per
sub-periode yang dibayarkan sebanyak m kali, dan d m / m tingkat
diskon nominal per sub-periode yang dibayarkan sebanyak m kali.
Hubungan matematis kedua dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada tingkat bungan efektif dan tingkat diskon efektif berlaku
bahwa:
(1 i) v 1 (1 d ) 1 . (2.20)
b. Merujuk persamaan (2.20), berlaku juga untuk tingkat bunga
nominal dan tingkat diskon nominal, sebagai berikut:
m m
j d
1 m 1 m
m m
1
j d m
1 m 1 m =
m m m.d m
dm
jm m m m dm m .
1 = = (2.21)
m m.d m m dm dm
1
m
c. Dari persamaan (2.21) dapat diperoleh tingkat diskon nominal per
sub-periode, jika diberikan tingkat bunga nominal per sub-periode,
sebagai berikut:
jm
dm
m . (2.22)
m jm
1
m
d. Selisih antara tingkat bunga nominal per sub-periode dengan
tingkat diskon per sub-periode, sama dengan hasil kalinya.
jm d m j d m j m d m
m 1 1 = . 0. (2.23)
m m m m m m
Sifat-Sifat laju tingkat bungan dan laju tingkat diskon
jm A(n 1 ) A(n)
lim lim m ,
m m m A(n)
disebut sebagai tingkat bunga nominal sesaat. Misalkan ni
menyatakan laju tingkat bungan (force of interest) tahunan pada
waktu n , besarnya ni adalah sebagai berikut:
A(n 1 ) A(n)
m
1
i m
n lim j m lim .
m m A(n)
dA(n)
d d
ni dn = ln A(n) = ln{ k.a(n)}
A(n) dn dn
d d
={ln k ln a(n)} = {ln a(n)} . (2.24)
dn dn
b. Berdasarkan persamaan (2.24), dapat diperoleh fungsi akumulasi
dengan mengunakan laju tingkat bunga adalah sebagai berikut:
d
ni {ln a(n)} ni dn d{ln a(n)}
dn
t t
a (t )
n dn d{ln a(n)}= ln{a(t )} ln{a(0)} = ln
i
; a(0) 1
0 0 a ( 0)
Berarti
t
i
t n dn
ln{ a(t )} ni dn atau a(t ) e 0 . (2.25)
0
(2) Sebagaimana telah diketahui pula, bahwa tingkat diskon efektif
tahunan diterapkan untuk selama periode 1 tahun. Sedangkan tingkat
diskon nominal diterapkan untuk selama sub-periode ketika tingkat
diskon dikonvesri. Laju (force) tingkat diskon tahunan selama sub-
periode terkecil hanya dapat dibayangkan, karena m .
a. Tingkat diskon nominal selama sub-periode m kali dalam setahun
adalah:
1
d m A(n m ) A(n)
.
m A(n 1 )
m
Jika m , maka
dm A(n 1 ) A(n)
lim lim m ,
m m m A(n 1 )
m
disebut sebagai tingkat diskon nominal sesaat. Misalkan nd
menyatakan laju tingkat diskon (force of discount tahunan pada
waktu n , besarnya nd adalah sebagai berikut:
A(n 1 ) A(n)
m
1
d m
n lim d m lim .
m m A(n )1
m
dA(n) d
A(n)
dn . A( n ) A(n)
nd lim = dn . lim
m A(n 1 ) A(n) A(n) m A(n 1 )
m m
d
A(n)
d d
= dn .1 = ln A(n) = ln{ k.a(n)}
A(n) dn dn
d d
= {ln k ln a(n)} = {ln a(n)} . (2.26)
dn dn
Memperhatikan persamaan (2.26) dan persamaan (2.24), tampak
jelas bahwa nd = ni .
b. Jika tingkat bunga konstan setiap tahun in i , maka laju tingkat
bunga juga akan konstan setiap tahun yaitu n . Sehingga:
t t
n .dn
i
.dn
a(t ) e0 e 0
= e .t (1 i)t e (1 i) v 1 . (2.27)
c. Bilamana tingkat bunga efektif bervariatif, secara umum dapat
dinyatakan sebagai:
t t
(1 ik ) a 1 (t )
1
a(t ) (1 i . (2.28)
k 1 k 1 k)
Contoh 2.21
d
Tentukan nilai |i 15 % .
dv
Jawab:
e v 1 ln v
d d
|i 15 % = { ln v} |i 15 %
dv dv
1
= |i 15 % = (1 i ) |i 15 %
v
= (1 0,15) = - 1,15
Contoh 2.22
n
Tunjukkan bahwa t dt ln v n
0
Jawab:
DA(t ) Da(t )
Bukti t D ln a(t )
A(t ) a(t )
n n
n n
t dt D ln a(t )dt = ln a(t ) |0 = ln a(n) ln a(0) = ln v = ln v .
n
0 0
Contoh 2.23
Jawab:
t
a(t ) P0 (1 ik )
k 1
Contoh 2.24
Tentukan nilai sekarang (diskon) dari dana Rp 4.000.000 yang akan diterima
pada akhir 5 tahun yang akan dating, jika dimajemukkan dengan tingkat
bunga efektif adalah 8% untuk dua tahun pertama dan 9% untuk tiga tahun
kedua.
Jawab:
t
a 1 (t ) P5
1
k 1
(1 ik )
a 1 (5) P5
1
(1 i1 )(1 i2 )(1 i3 )(1 i4 )(1 i5 )
1
= 4.000 .000 = Rp 2.648.091,00
(1 0,08) 2 (1 0,09) 3
Rangkuman
Dalam bab 2 ini telah dipelajari tentang bunga majemuk dan diskon
majemuk, serta aplikasinya dalam transaksi keuangan, baik secara individu
maupun secara kelembagaan keuangan. Berkenaan dengan hal tersebut,
dalam bab 2 ini juga dipelajari tentang sifat-sifat matematis dari bunga
majemuk dan diskon majemuk.