Anda di halaman 1dari 16

Jauharoti Alfin

ANALISIS KARAKTERISTIK SISWA


PADA TINGKAT SEKOLAH DASAR

Abstrak: Dalam perencanaan pembelajaran sangat dibu–


tuhkan kemampuan, keterampilan dan kejelian desainer
pembelajaran untuk menganalisis situasi dan keadaan
tertentu siswanya. Setiap siswa dan kelompok kelas memi–
liki karakter dan kemampuan yang berbeda, sehingga
perlakuan yang sama terhadap semua siswa dan kelompok
kelas justru akan mengakibatkan kurang maksimalnya pro–
ses pembelajaran. Oleh karenanya salah satu tahap penting
dalam proses perencanaan pembelajaran yang penting
adalah melakukan analisis karakteristik siswa. Dimana
karakteristik siswa di tingkat sekolah dasar itu berbeda de–
ngan mereka yang berada pada tingkat sekolah menengah.
Pola pikir, persepsi dan cara mengatasi masalah yang me–
reka tempuh sangat berbeda. Pada masa anak-anak
kecenderungan untuk melakukan imitasi kepada seseorang
yang diidolakan sangat besar. Sementara para remaja ingin
sekali diakui eksistensi mereka sebagai manusia yang utuh,
dewasa dan dapat menentukan jalan hidup sendiri. Masa
kanak-kanak adalah masa bermain dan belajar. Beban yang
berat pada sekolah terkadang mengurangi hak-hak mereka
untuk bermain. Sehingga yang terjadi mereka cenderung
malas dan bosan pada saat belajar di dalam kelas, karena
mereka menghadapi situasi pembelajaran yang nyaris sama.
Oleh karenanya dalam tulisan ini akan membahas tentang
pentingnya melakukan analisis kemampuan awal siswa dari
perkembangan usia, fisik, psikomotorik, akademik, dan si–
kap. Tahap ini dilakukan untuk menjamin bahwa program
pembelajaran yang didesain sesuai dengan profil siswa yang
Jauharoti Alfin akan menempuh proses pembelajaran.

FTK UIN Sunan Ampel Surabaya Keywords: Karakteristik dan Siswa Tingkat Sekolah Dasar.

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
190 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Karakteristik Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar

Pentingnya Identifikasi Karakteristik Siswa ukur bagi perencaan dan pengelolaan


dalam Desain Pembelajaran proses belajar mengajar. Proses belajar
Identifikasi karakteristik siswa perlu mengajar di sekolah dasar memiliki corak
dilakukan berdasarkan landasan yuridis yang berbeda dengan proses belajar me–
dan teoretik. Pertama Peraturan pemerin– ngajar di sekolah menengah. Karak–
tah No. 19 tahun 2005 tentang standar teristik siswa itu sesuai dengan tahap-
nasional pendidikan bahwa pengemba– tahap perkembangan siswa. Misalnya,
ngan pembelajaran dilakukan dengan keberhasilan dalam bidang akademik di
memperhatikan; tuntutan, bakat, minat, sekolah dasar menjadi hal utama sebagai
kebutuhan, dan kepentingan siswa.1 Ke– salah satu pencapaian keberhasilan se–
dua secara teoretik siswa berbeda dalam orang siswa, oleh karenanya penghar–
banyak hal yang meliputi perbedaan gaan terhadap mereka yang memiliki
fitrah individual2 disamping perbedaan kemampuan akademis tinggi akan sangat
latar belakang keluarga, sosial, budaya, dirasakan. Sebaliknya bagi mereka yang
ekonomi, dan lingkungan. duduk di bangku sekolah menengah,
Salah satu ciri kegiatan belajar me– mulai memiliki pergesaran paradigma
ngajar adalah terjadinya interaksi antara terhadap makna keberhasilan belajar.
guru dan siswa. Masing-masing memiliki Perkembangan siswa akan berjalan lurus
tugas yang saling mendukung. Siswa dengan kompleksitas masalah yang diha–
bertugas untuk belajar dan guru bertugas dapi oleh guru.
mendampingi siswa dalam belajar. Dalam Kenyataan lain yang juga harus
kegiatan belajar, siswa diharapkan men– dihadapi guru adalah meski mereka
capai tujuan pembelajaran tertentu yang menghadapi kelompok kelas dengan
meliputi tujuan umum dan tujuan khu– umur yang relatif sama tetapi guru tidak
sus. Sesuai orientasi baru pendidikan, bisa memperlakukan sama terhadap per–
siswa menjadi pusat terjadinya proses bedaan karakteristik siswa. Setiap satuan
belajar mengajar (student center), maka kelas itu berbeda dalam hal motivasi
standar keberhasilan proses belajar me– belajar, kemampuan belajar, taraf penge–
ngajar itu bergantung kepada tingkat tahuan, latar belakang, dan sosial eko–
pencapaian pengetahuan, keterampilan nomi. Hal ini mengharuskan guru mem–
dan afeksi oleh siswa. Oleh karenanya perlakukan satuan kelas itu dengan
guru sebagai pendesain pembelajaran pendekatan yang berbeda.
sudah seharusnya mempertimbangkan Memahami heterogenitas siswa ber–
karakteristik siswa baik sebagai individu arti menerima apa adanya mereka dan
maupun kelompok. merencakan pembelajaran sesuai dengan
Setiap satuan kelas memiliki karakte– keadaannya. Program pembelajaran di
ristik yang berbeda. Heterogenitas kelas sekolah dasar akan berlangsung efektif ji–
menjadi salah satu keniscayaan yang ka sesuai dengan karakteristik siswa yang
harus dihadapai guru. Sebagai pendesain belajar. Smaldino dkk3, mengemukakan
pembelajaran guru harus menjadikan ka– empat faktor penting yang harus diper–
rakteristik siswa sebagai salah satu tolok hatikan dalam menganalisis karakter
siswa: (1) Karakteristik umum; (2) kom–
1
Peraturan Pemerintah. Standar Nasional Pendidikan. 2005.
2 3
Salim Bhreisy. Riyadus Sholihin, (Bandung: Al Beny A. Pribadi, Model Assure untuk Mendesain
Ma’arif,1978)22 Pembelajaran Sukses (Jakarta: Dian Rakyat, 2011), 42

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 191
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Jauharoti Alfin

petensi atau kemampuan awal; (3) gaya Cruickshank mengemukakan bebe–


belajar; (4) motivasi. Berkaitan dengan rapa karakteristik umum siswa yang per–
motivasi sangat diperlukan untuk mem– lu mendapatkan perhatian dalam mende–
beri dorongan bagaimana siswa melaku– sain proses atau aktivitas pembelajaran,
kan akativitas belajar agar menjadi kom– yaitu: (1) kondisi sosial ekonomi, (2) fak–
peten dalam bidang yang dipelajari.4 tor budaya, (3) jenis kelamin, (4) partum–
buhan, (5) gaya belajar dan (6) kemam–
puan belajar. Semua karakteristik yang
bersifat umum perlu dipertimbangkan
dalam menciptakan proses belajar yang
dapat membantu individu mencapai ke–
Karakteristik Kompeten
umum si mampuan yang optimal.7
Analisis karakteristik awal siswa me–
rupakan salah satu upaya yang dilakukan
untuk memperoleh pemahaman tentang;
Motivasi Gaya
belajar tuntutan, bakat, minat, kebutuhan dan
kepentingan siswa, berkaitan dengan
suatu program pembelajaran tertentu.
Tahapan ini dipandang begitu perlu me–
Gambar 1: karakteristik siswa yang harus diperhatikan ngingat banyak pertimbangan seperti;
siswa, perkembangan sosial, budaya,
Karekteristik Umum ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknolo–
Karakteristik umum pada dasarnya gi, serta kepentingan program pendidi–
menggambarkan tentang kondisi siswa kan/pembelajaran tertentu yang akan
seperti usia, kelas, pekerjaan, dan gen– diikuti siswa.
der.5 Karakteristik siswa merujuk kepada Berikut akan dijelaskan tentang per–
ciri khusus yang dimiliki oleh siswa, kembangan siswa dari segi usia, fisik,
dimana ciri tersebut dapat mempenga– psikomotorik dan akademik bagi anak di
ruhi tingkat keberhasilan pencapaian sekolah dasar.
tujuan belajar. Karakteristik siswa meru– 1. Perkembangan Fisik
pakan ciri khusus yang dimiliki oleh Fisik atau tubuh manusia merupakan
masing-masing siswa baik sebagai indi– sistem organ yang kompleks dan sa–
vidu atau kelompok sebagai pertimba– ngat mengagumkan. Semua organ ini
ngan dalam proses pengorganisasian terbentuk pada periode pranatal (da–
pembelajaran. Winkel mengaitkan karak– lam kandungan). Berkaitan dengan
teristik siswa dengan penyebutan ke– perkembangan fisik ini Kuhlen dan
adaan awal, dimana keadaan awal itu Thompson (Hurlock, 1956) menge–
bukan hanya meliputi kenyataan pada mukakan bahwa perkembangan fisik
masing-masing siswa melainkan pula individu meliputi empat aspek, yaitu
kenyataan pada masing-masing guru.6 (1) Sistem syaraf, yang sangat mem–
pengaruhi perkembangan kecerdasan
4
dan emosi; (2) Otot-otot, yang mem–
Ibid...42
5
pengaruhi perkembangan kekuatan
Ibid...43
6
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran. (Yogyakarta: Sketsa,
7
2014),153 Ibid, Beny A. Pribadi, Model Assure...43

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
192 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Karakteristik Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar

dan kemampuan motorik; (3) Kelenjar 3) Usia 8-9 tahun


Endokrin, yang menyebabkan mun– Terjadi perbaikan koordinasi tu–
culnya pola-pola tingkah laku baru, buh, ketahanan tubuh bertambah,
seperti pada usia remaja berkembang anak laki-laki cenderung menyu–
perasaan senang untuk aktif dalam kai aktivitas yang ada kontak fisik
suatu kegiatan, yang sebagian ang– seperti berkelahi dan bergulat,
gotanya terdiri atas lawan jenis; dan koordinasi mata dan tangan lebih
(4) Struktur Fisik/Tubuh, yang meli– baik, sistem peredaran darah ma–
puti tinggi, berat, dan proporsi.8 sih belum kuat, koordinasi otot
a) Karakteristik perkembangan fisik dan syaraf masih kurang baik, da–
pada masa kanak – kanak ri segi psikologi anak perempuan
1) Usia 0 – 5 tahun lebih maju satu tahun dari lelaki.
Perkembangan kemampuan fisik 4) Usia 10-11 tahun
pada anak kecil ditandai dengan Kekuatan anak laki-laki lebih kuat
anak mampu melakukan berma– dari perempuan, Kenaikan teka–
cam-macam gerakan dasar yang nan darah dan metabolism yang
semakin baik, yaitu gerakan gera– tajam. Perempuan mulai menga–
kan berjalan, berlari, melompat lami kematangan seksual (12 ta–
dan meloncat, berjingkrak, me– hun), lelaki hanya 5% yang men–
lempar, menangkap, yang berhu– capai kematangan seksual. (San–
bungan dengan kekuatan yang trock, 2007: 161)
lebih basar sebagai akibat partum–
buhan jaringan otot lebih besar.
2. Perkembangan Psikomotorik
Selain itu perkembangan juga di–
Loree menyatakan bahwa ada dua
tandai dengan pertumbuhan pan–
macam perilaku psikomotorik utama
jang kaki dan tangan secara pro–
yang bersifat universal harus dikuasai
porsional. Perkembangan fisik pa–
oleh setiap individu pada masa bayi
da masa anak juga ditandai de–
atau awal masa kanak-kanaknya ialah
ngan koordinasi gerak dan kese–
berjalan (walking) dan memegang
imbangan berkembang dengan
benda (prehension). Kedua jenis kete–
baik. 9
rampilan psikomotorik ini merupakan
2) Usia 5-8 tahun
basis bagi perkembangan keteram–
Pada tahap ini waktu perkemba– pilan yang lebih kompleks seperti
ngan lebih lambat dibanding masa yang kita kenal dengan sebutan ber–
kanak-kanak, koordinasi mata main (playing) dan bekerja (working).
berkembang dengan baik, masih Sementara Gessel menjelaskan bahwa
belum mengembangkan otot-otot perilaku motorik itu meliputi gerakan
kecil, kesehatan umum relatif ti– tubuh, koordinasi, dan keahlian mo–
dak stabil dan mudah sakit, rentan torik khusus.10 (Salkind, 2010: 87)
dan daya tahan kurang.

8
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem
10
Pembelajaran. Cetakan keenam. (Jakarta: Kencana Neil J. Salkind. Teori Perkembangan Manusia Pengantar
Prenada Media Group, 2013), 259 Menuju Pemahaman Holistik.Cetakan kedua. (Bandung:
9
Jean Piaget&Barbel Inhelder, The Psychology of Child . Terj. Nusa Media, 2010), 87
Miftahul Jannah (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010),110

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 193
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Jauharoti Alfin

Dua prinsip perkembangan utama Keterampilan Mengembangkan berbagai


sekolah keterampilan yang diperlukan untuk
yang tampak dalam semua bentuk menulis, menggambar, melukis,
perilaku psikomotorik ialah (1) bahwa menari, bernyayi, dll.
perkembangan itu berlangsung dari
yang sederhana kepada yang kom–
3. Karakteristik Perkembangan Akade–
pleks, dan (2) dan yang kasar dan
mik
global (gross bodily movements) kepada
Karakteristik perkembangan akade–
yang halus dan spesifik tetapi ter–
mik ini dijelaskan dengan menggu–
koordinasikan (finely coordinated mo–
nakan tahap perkembangan kognitif
vements).
menurut Piaget.11 Kemampuan aka–
a) Karakteristik perkembangan psi–
demik berkaitan dengan cara kerja
komotorik pada masa kanak–
otak. Adapun perkembangan kognitif
kanak:
itu meliputi:
Usia 3 tahun: - Tidak dapat berhenti dan berputar
secara tiba – tiba atau secara cepat a) Tingkat sensori motor pada umur
- Dapat melompat 15-24 inchi, 0-2 tahun
- Dapat menaiki tangga tanpa
bantuan, dengan berganti kaki, Bayi lahir dengan refleks bawaan,
- Dapat berjingkat dimodifikasi dan digabungkan
usia 4 tahun: - Lebih efektif mengontrol gerakan untuk membentuk tingkah laku
berhenti, memulai, dan berputar,
yang telah lebih kompleks. Pada
- Dapat melompat 24- 33 inchi,
- Dapat menuruni tangga, dengan masa ini anak belum mempunyai
berganti kaki, dengan bantuan, konsepsi tentang objek tetap. Ia
- Dapat melakukan jingkat 4 sampai
6 langkah dengan satu kaki hanya mengetahui hal-hal yang
Usia 5 tahun: - Dapat melakukan gerakan start, ditangkap oleh inderanya.
berputar, atau berhenti secara b) Tingkat pra operasional pada
efektif,
- Dapat melompat 28-36 inchi,
umur 2-7 tahun
- Dapat menuruni tangga tanpa Anak mulai timbul pertumbuhan
bantuan, berganti kaki,
- Dapat melakukan jingkat dengan
kognitifnya, tetapi masih terbatas
sangat mudah pada hal-hal yang dapat dijumpai
(dilihat) di dalam lingkungannya
b) Karakteristik Perkembangan Psi– saja. Baru pada menjelang akhir
komotorik pada Masa Anak Besar tahun ke-2 anak telah mengenal
Pada anak besar perkembangan simbol dan nama:
keterampilan dapat diklasifikasi– 1) Anak dapat mengaitkan pe–
kan menjadi empat kategori: ngalaman yang telah ada di
lingkungan bermainnya de–
Keterampilan Anak dapat makan, mandi,
ngan pengalaman pribadinya,
menolong diri berpakain sendiri dan lebih lebih dan karenanya ia menjadi
sendiri mandiri. egois.
Keterampilan Anak belajar keterampilan seperti
bermain melemper dan menangkap bola,
naik sepeda, dan berenang.
11
Keterampilan Keterampilan berkaitan dengan Yatim Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai
menolong orang orang lain, seperti membersihkan Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi
lain; tempat tidur, membersihkan debu Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Cetakan ketiga.
dan menyapu. (Jakarta: Prenada Media Group, 2013),123

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
194 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Karakteristik Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar

2) Anak belum memiliki kemam– orang bisa dimajukan dengan jalan


puan untuk memecahkan ma– mengatur bahan pelajaran. Adapun
salah yang membutuhkan faktor-faktor yang berpengaruh da–
berikir “yang dapat di balik” lam perkembangan kognitif ada 4
(reversible). Pikiran mereka faktor12 :
bersifat ireversible. a) Lingkungan fisik; kontak dengan
3) Anak belum mampu melihat lingkungan fisik perlu karena in–
dua aspek dari satu objek atau teraksi antara individu dan dunia
situasi sekaligus dan belum luar merupakan sumber pengeta–
mampu bernalar (reasoning) huan baru.
secara induktif dan deduktif. b) Kematangan, artinya membuka
4) Anak bernalar secara tran– kemungkinan untuk perkemba–
duktif (dari khusus ke khu– ngan sedangkan kalau kurang hal
sus), juga belum mampu itu akan membatasi secara luas
membedakan antara fakta dan prestasi kognitif
fantasi c) Pengaruh sosial, artinya termasuk
5) Anak belum memiliki konsep penanaman bahasa dan pendidi–
kekekalan (kuantitas, materi, kan pentingnya lingkungan sosial
luas, berat dan isi) adalah pengalaman seperti itu se–
6) Menjelang tahap akhir ini, perti pengalaman fisik dapat me–
anak mampu memberi alasan macu atau menghambat per–
mengenai apa yang mereka kembangan struktur kognitif;
percayai. Anak dapat meng– d) Proses pengaturan diri yang di–
klasifikasikan objek ke dalam sebut equilibrasi, Proses penga–
kelompok yang hanya memi– turan bukannya “penambah”
liki satu sifat tertentu dan pada ketiga faktor yang lain. alih-
telah mulai mengerti konseo alih ekuilibrasi mengatur interaksi
yang konkrit. spesifik dari individu dengan
lingkungan maupun pengalaman
c) Tingkat operasional konkrit pada fisik, pengalaman sosial, dan per–
umur 7-11 tahun kembangan jasmani. Ekuilibrasi
Anak telah dapat mengetahui menyebabkan perkembangan
simbol-simbol matematis, tetapi kognitif berjalan secara terpadu
belum dapat menghadapi hal-hal dan tersusun dengan baik.
yang abstrak, kecakapan kognitif
anak adalah : Analisis sederhana yang dilakukan
1) Kombinasivitas/klasifikasi oleh guru di sekolah dasar sebelum me–
2) Reversibelitas mulai program pembelajaran sering kali
3) Asosiativitas membawa dampak yang positif. Cara
4) Identitas sederhana untuk mengetahui karakteris–
5) seriasi tik siswa sekolah dasar dapat dilakukan
dengan observasi, wawancara, dan pre-
Selanjutnya Brunner mengatakan tes. Cara ini telah terbukti efektif untuk
bahwa perkembangan kognisi sese–
12
Ibid...125

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 195
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Jauharoti Alfin

digunakan dalam mengetahui profil sis– ngetahuan dan keterampilan yang sudah
wa yang akan menempuh pembelajaran. dan belum dimiliki oleh seseorang sebe–
Percakapan secara informal, observa– lum mengikuti program pembelajaran. 13
si, dan pre-tes misalnya dapat digunakan Kemampuan awal siswa adalah kemam–
untuk memperoleh informasi tentang puan aktual yang dimiliki oleh siswa
karakteristik siswa. Seorang guru sekolah sebelum mengikuti proses belajar menga–
dasar dapat ikut serta dalam pembicaraan jar. Analisis kemampuan awal siswa
informal dengan memahami dunia anak- kegiatan yang dilakukan untuk mencari
anak untuk mendapatkan informasi dan menemukan informasi atau data
tentang etnis dan latar belakang budaya tentang kemampuan yang dimiliki siswa
individu, sosial ekonomi, sikap terhadap sebelum mengikuti kegiatan belajar me–
materi pelajaran; dan juga usia siswa. ngajar di dalam kelas. Kegiatan ini sangat
Jika hasil analisis sederhana meng– berguna untuk mencapai hasil akhir yang
ungkapkan bahwa siswa memiliki sikap dimiliki siswa (kemampuan akhir siswa
yang apatis terhadap program dan isi sesuai dengan tujuan instruksional khu–
pembelajaran, maka guru sekolah dasar sus dan umum). Proses belajar mengajar
dapat menggunakan kombinasi antara harus menjembatani antara kemampuan
media dan metode pembelajaran yang awal siswa dengan kemampuan akhir
tepat untuk memotivasi dan menarik siswa tersebut. Contoh: Siswa kelas 1 di
minat siswa agar terlibat dalam aktivitas sekolah dasar sudah mampu menyebut–
pembelajaran. kan bilangan 0-9 tapi belum tentu mereka
Siswa yang di tingkat sekolah dasar dapat menjumlahkan, mengurangi atau
cenderung memiliki tingkat berpikir kon– mengalikan. Maka:
kret. Untuk itu guru perlu memanfaatkan - Kemampuan awal siswa: menyebut–
media yang dapat memberikan penga– kan urutan bilangan 0-9
laman belajar yang bersifat nyata kepada - Kemampuan akhir siswa: menjum–
siswa. Untuk menghadapi kelas dengan lahkan beberapa bilangan itu dengan
siswa yang sangat variatif, maka cara tepat.
yang dapat dilakukan oleh guru adalah Contoh lain: Bidang studi qurdis kelas 1
melakukan aktivitas pembelajaran yang semester 1
bersifat umum yang dapat diterima oleh
- Kemampuan awal siswa: mengucap–
semua siswa yang terdapat dikelas.
kan huruf hijaiyah
Perhatian yang seksama tentang ka–
- Kemampuan akhir siswa: melafalkan
rakteristik umum siswa pada dasarnya
surat al-fatihah
dapat membantu guru untuk mencipta–
kan program pembelajaran yang efektif,
Analisis kemampuan awal siswa
efisien, dan menarik. Pemahaman tentang
berfungsi untuk pengelolaan proses bela–
karakteristik siswa juga akan memudah–
jar mengajar berlangsung. Pada titik tolok
kan guru untuk memperoleh gambaran
inilah guru harus memperhatikan ke–
yang menyeluruh tentang siswa yang
mampuan awal siswanya untuk menge–
akan menempuh program pembelajaran.
tahui apakah perlu mengadakan peru–
bahan tujuan instruksional khusus yang
Kemampuan Awal telah ditetapkan sebelumnya atau tidak.
Sedangkan kompetensi dan kemam–
13
puan awal menggambarkan tentang pe– Ibid, Benny A. Pribadi, Model Assure...44

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
196 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Karakteristik Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar

Tidak semua kemampuan awal siswa memecahkan problem. Sementara co–


berpengaruh dalam proses belajar me– rak yang cenderung mengikuti jalur
ngajar, tergantung kepada tujuan ins– yang sudah diketahui pasti akan
truksional yang ingin dicapai. Misalnya, membawa hasil disebut sebagai “ber–
dalam pelajaran fiqih (siswa mampu pikir konvergen”.14
melakukan istinjak dengan benar), tidak c. Kemampuan berbahasa
relevan jika dihubungkan dengan ke– Meliputi kemampuan untuk menang–
mampuan siswa dalam hal berlari cepat. kap inti suatu bacaan dan merumus–
Kemampuan awal yang relevan adalah kan pengetahuan dan pemahaman
sejauh mana pengetahuan siswa tentang yang diperoleh dalam bahasa yang
berwudhu dan mandi. baik, sekurang-kurangnya bahasa ter–
Kemampuan awal siswa ini menca– tulis. Berdasarkan pada pertimbangan
kup hal-hal seperti taraf intelegensi, daya hubungan antara kemampuan berpi–
kreativitas, kemam–puan berbahasa, kir yang tepat dengan berbahasa yang
kecepatan belajar, kadar motivasi belajar, benar, maka menjadi suatu yang lum–
sikap terhadap tugas belajar, minat dalam rah jika ada siswa yang kurang dalam
belajar, perasaan dalam belajar, kondisi kemampuan berbahasa akan terting–
mental dan fisik. gal dengan mereka yang memiliki
a. Taraf intelegensi kemampuan berbahasa yang baik.
Istilah “intelegensi” dapat diartikan Mereka yang cenderung diam di kelas
dengan dua cara, yaitu: karena mereka tidak memiliki ke–
1) Arti luas: kemampuan untuk mampuan menangkap inti suatu
mencapai prestasi, yang di dalam– bacaan atau merumuskan pengeta–
nya berpikir memegang peranan. huan. Tapi juga tidak semua orang
Prestasi itu dapat diberikan dalam yang diam berarti memiliki kecende–
berbagai bidang kehidupan, se– rungan lemah dibidang kemampuan
perti pergaulan sosial, teknis, per– berbahasa. Seorang yang memiliki ga–
dagangan, pengaturan rumah ya belajar visual cenderung lebih
tangga dan belajar di sekolah. senang melihat, membaca, memper–
2) Arti sempit: kemampuan untuk hatikan sehingga mereka lebih senang
mencapai prestasi di sekolah, untuk menuliskan atau menyampai–
yang di dalamnya berpikir meme– kan gagasannya melalui bentuk tuli–
gang peranan pokok. Intelegensi san. Hal ini juga termasuk dalam ka–
dalam arti ini, kerap disebut jian kemampuan berbahasa.
“kemampuan intelektual” atau d. Kecepatan belajar
“kemampuan akademik”. Kecepatan belajar, kemampuan siswa
dalam menyerap inti pelajaran. Hal
b. Daya kreativitas ini sangat terkait dengan cara apa
Kemampuan yang lebih berpikir yang siswa belajar. Setiap orang memiliki
lebih orisinil dibandingkan dengan cara tersendiri untuk menuntaskan
kebanyakan orang lain. Menurut pelajaran yang hendak dicapai. Ke–
Guilford hal ini disebut “berpikir di– mampuan guru mendesain pembela–
vergen”, corak berpikir yang mencari
14
suatu jalur baru, lebih-lebih dalam W.S Winkel. Psikologi Pengajaran. (Yogyakarta: Sketsa,
2014),163

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 197
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Jauharoti Alfin

jaran dengan mengakomodasi semua timbangkan kekuatan mental dan


kecerdasan dan gaya belajar melalui fisik siswa dalam belajar.
multimetode akan sangat membantu
kecepatan belajar siswa. Kemampuan atau kompetensi awal
e. Sikap terhadap tugas belajar yang perlu dimiliki siswa sebelum me–
Sikap meliputi cara bagaimana sese– ngikuti aktivitas pembelajaran. Untuk
orang memperlakukan sesuatu. Jika mengetahui kemampuan awal atau pre–
siswa itu menganggap tugas yang requisite, yang merupakan persyaratan
diberikan guru itu sebagai suatu tan– dalam mengikuti suatu program pembe–
tangan maka ia sangat bersemangat lajaran, diperlukan adanya pre-tes. Hal
dalam mengerjakan tugas belajar ini dapat digunakan oleh guru untuk
tersebut. Tetapi jika siswa itu berpi– meghindari asumsi yang kerap dilakukan
kiran negatif terhadap tugas yang bahwa seluruh siswa telah memiliki ke–
diberikan guru maka yang terjadi mampuan awal yang diperlukan sebelum
adalah perasaan berat untuk melak– mengikuti program pembelajaran.
sanakannya atau bahkan menganggap Untuk memperoleh informasi ten–
itu sebagai suatu beban. tang kemampuan awal yang telah dimi–
f. Minat dalam belajar: kesungguhan, liki oleh siswa, selain melalui pre-tes juga
kecenderungan, kesukaan dan keter– dapat dilakukan melalui perbincangan
tarikan siswa pada sesuatu. Jika guru antara guru dengan siswa. Apabila siswa
mampu merangsang minat siswa telah memiliki pengetahuan awal tentang
maka akan dengan mudah guru pengetahuan dan keterampilan yang
membantu siswa itu untuk mencapai akan dipelajari, maka guru sekolah dasar
tujuan pembelajaran. Hal yang ba– tidak perlu lagi membahas pengetahuan
nyak dihadapi guru adalah tidak dan keterampilan tersebut di dalam akti–
semua siswa memiliki minat yang vitas pembelajaran. Dengan mengetahui
tinggi pada mata pelajaran yang latar belakang dan karakteristik siswa
diampuh, maka penggunaan multi secara komprehensif, guru akan mudah
metode bisa menjadi jembatan untuk dalam menentukan metode, media dan
menumbuhkan minat belajar. materi pelajaran yang tepat yang dapat
g. Perasaan dalam belajar: meliputi kon– dimanfaatkan untuk memfasilitasi siswa
disi kejiwaan siswa pada saat belajar. dalam mencapai kompetensi atau tujuan
Anak yang malas belajar terkadang pembelajaran.
menunjukkan kondisi psikisnya da–
lam keadaan tertekan atau stres. Maka Gaya Belajar
dengan memahami kondisi psikologis Gaya belajar menggambarkan ten–
siswa guru dapat mempertimbangkan tang kecenderungan seseorang dalam
bentuk pembelajaran yang menye– memberi respons terhadap sebuah sti–
nangkan. muli.15 Secara sederhana gaya belajar da–
h. Kondisi mental dan fisik: mengatur pat dimaknai sebagai kecenderungan dan
ritme mental dan fisik siswa pada saat preferensi yang dimiliki oleh individu
belajar menjadi tugas guru. Sekolah dalam melakukan aktivitas belajar. Gaya
yang menerapkan sistem bersekolah belajar atau learning style merupakan sua–
penuh sehari maka harus memper–
15
Ibid, Benny A. Pribadi, Model Assure...45

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
198 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Karakteristik Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar

tu cara tentang bagaimana seorang indi– Gaya Belajar Karakteristik


vidu melakukan persepsi, berinteraksi, konsep-konsep abstrak yang dipelajari
secara bertahap.
dan merespons secara emosional terha– Individu dengan gaya belajar abstract
Abstract random
dap lingkungan belajar. Gaya belajar juga random pada umumnya memiliki
daoat dimaknai sebagai presferensi atau kemampuan untuk memaknai pesan
dan informasi yang disampaikan
kebiasaan yang diperhatikan oleh indi– melalui media. Dengan kata lain
vidu dalam memproses informasi dan mereka menyukai informasi dan
pengetahuan yang dikemas dalam
pengetahuan serta mempelajari suatu
bentuk media.
keterampilan.
Gregorc dalam Butler (1986) mem–
bagi gaya belajar siswa berdasarkan cara Gaya belajar dapat diklasifikasikan
yang ditempuh mereka dalam melakukan ke dalam kecenderungan dan kecepatan
proses belajar. Mereka membagi gaya yang dimiliki oleh seseorang dalam
belajar ke dalam empat kategori yaitu : (1) memproses jenis informasi spesifik. Kla–
Concrete Sequential; (2) Concrete random; (3) sifikasi gaya belajar individu didasarkan
abstract sequential; (4) abstract random. pada kemampuan dalam emahami jenis
Karakteristik dari keempat gaya belajar informasi tertentu yaitu gaya belajar : (1)
tersebut di atas dapat di lihat dalam tabel auditif, (2) visual, dan (3) kinestetik.16
berikut: Siswa dapat disebut memiliki gaya
Tabel Gaya Belajar Gregorc belajar auditif jika cenderung belajar de–
dan karakteristiknya. ngan cepat dalam memahami pesan atau
Gaya Belajar Karakteristik informasi yang disampaikan melalui
Concrete Individu yang memiliki gaya concrete unsur suara (audio). Individu yang memi–
Sequential sequential pada umumnya menyukui
pengalaman belajar langsung (hands on liki gaya belajar audio dapat memahami
experience) yang diorganisasikan secara materi pelajaran melalui ceramah, musik,
sistematik. Orang ini menyukai proses
belajar yang teratur dan sistematis,
dan dongeng.
misalnya dengan menggunakan latihan Siswa disebut memiliki gaya belajar
dan kativitas pembelajaran yang visual jika kecepatan untuk memahami
terprogram. Keteraturan dan cara
sistematis dalam melakukan proses pesan dan informasi yang disampaikan
belajar menjadi ciri khas dari individu lewat unsur gambar atau visual. Individu
yang memiliki gaya belajar conrete
yang memiliki gaya belajar visual akan
sequential.
Individu dengan gaya belajar concrete efektif melakukan proses belajar melalui
Concrete random
random sangat menyukai proses belajar kegiatan membaca, menggambar, dan fo–
dengan menggunakan pendekatan tografi. Bentuk tugas yang sesuai untuk
coba atau trial and error. Mereka pada
umumnya cepat melakukan penarikan siswa gaya belajar visual adalah penga–
kesimpulan dari proses eksplorasi matan atau observasi.
pengetahuan dan eksperimen. Mereka
menyukai metode pembelajaran
Siswa yang menyukai aktivitas bela–
permainan dan simulasi, studi jar secara langsung melalui pengalaman
independen, dan belajar penemuan dan learning by doing tergolong memiliki
atau discovery learning.
gaya belajar kinestetik. Individu yang
Abstract Individu yang memiliki gaya belajar
sequential abstract sequential biasanya cepat
dalam memahami pesan dan informasi
verbal dan simbolik yang disampaikan 16
Bobbi DePorter&Mike Hernacki,Quantum Learning
secara sistematik. Mereka pada Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terj.
umumnya menyukai aktivitas Alwiyah Abdurrahman original Title Quantum Learning :
membaca dan mendengarkan Unleshing the Genius in You. Cetakan ke-27 (Bandung:
presentasi. Mereka cepat memahami Kaifa,2009),110

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 199
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Jauharoti Alfin

memiliki gaya belajar keinestetik akan matematis logis (2) kecerdasan visual/
melakukan proses belajar secara efektif spasial (3) kecerdasan kinestets tubuh (4)
melalui tugas-tugas belajar yang terkait kecerdasan musikal/ritmis (5) kecerdasan
dengan pekerjaan yang dilakukan lang– verbal/linguitisk (6) kecerdasan interper–
sung. Guru perlu mendesain pembelaja– sonal (7) kecerdasan intrapersonal dan (8)
ran berbentuk “proyek” yang mengha– kecerdasan naturalistik. Secara rinci
ruskan siswa untuk menyelesaikan jenis uraian tentang kecerdasan majemuk yang
pekerjaan spesifik. dikemukakan olehh Gardner tersebut da–
Pembagian belajar berdasarkan kece– pat di lihat pada penjelasan sebagai
patan yang dimiliki oleh seseorang dalam berikut. 17
memproses informasi dan pengetahuan 1. Kecerdasan matematis logis
dengan format atau bentuk yang spesifik Kecerdasan ini sering disebut sebagai
dapat dilihat dalam gambar berikut. kemampuan berpikir ilmiah. Kemam–
puan ini terkait dengan pola pikir
dengan pola pikir induktif dan de–
duktif. Kemampuan ini juga terkait
Auditif Visual
dengan pemahaman tentang angka
dan pola abstrak. Kecerdasan mate–
matis logis memungkinkan seseorang
Kinestetik
terampil dalam melakukan hitungan,
penghitungan atau kuantifikasi, me–
ngemukakan proposisi dan hipotesis
dan melakukan hitungan, penghitu–
ngan, atau kuantifikasi, mengemuka–
Gambar: gaya belajar siswa terkait kecepatan kan proposisi dan hipotesis dan mela–
menerima informasi
kukan operasi matematis yang ber–
sifat kompleks.
Prashning dalam Dryden dan Vos
Pembelajaran yang sesuai untuk me–
mengemukakan bahwa :”..... Orang-orang
ningkatkan kemampuan jenis ini
dari segala usia sebenarnya dapat belajar
adalah; mengenal simbol atau lam–
apa saja jika mereka melakukannya de–
bang bisa berupa huruf atau angka,
ngan kekuatan mereka sendiri.” Hal ini
menyusun objek secara sistematis,
berimplikasi bahwa guru perlu meng–
dan membuat pola-pola (pattern).
akomodasi gaya belajar siswa dalam
Contoh profesi orang yang memiliki
merancang dan melaksanakan program
kecerdasan matematis logis adalah
pembelajaran.
ilmuwan; ahli matemtika; akuntan;
insinyur; dan pemograman.
Kecerdasan Majemuk 2. Kecerdasan visual
Gardner mengemukakan konsep ke– Kecerdasan ini berkaitan dengan ke–
cerdasan majemuk atau multiple intel– mampuan dalam memahami sesuatu
ligences yang dapat membedakan kecen– melalui indera penglihatan dan mem–
derungan belajar dan minat yang dimiliki visualisasikan objek. Kecerdasan ini
seseorang dengan orang lain. Menurut meliputi kemampuan dalam mencip–
Gardner, kecerdasan majemuk memiliki
beberapa aspek yaitu: (1) kecerdasan 17
Ibid. Benny A. Pribadi, Model Assure...48

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
200 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Karakteristik Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar

takan gambar. Orang yang memiliki suara yang ada dilingkungan dan sifat
kecerdasan visual/spasial adalah sensitif terhadap irama. Kecerdasan
orang yang memiliki kapasitas dalam musikal dibuktikan dengan adanya
berpikir secara tiga dimensi. Contoh- rasa sensitif terhadap nada, melodi,
contoh orang yang memiliki kecerda– dan irama musik. Contoh orang yang
san spasial adalah: pelaut, pilot, pe– memiliki kecerdasan musikal yang
matung, pelukis, fotografer, dan arsitek. baik antara lain: komposer; konduktor;
Kecerdasan spasial memungkinkan musisi; kritikus musik; pembuat instru–
individu dapat mempersepsikan men; dan orang-orang yang sensitif
gambar-gambar baik internal maupun terhadap unsur suara.
eksternal dan mengartikan atau me– Musik terkait dengan faktor emosi
ngomunikasikan informasi melalui manusia. Selain itu, musik juga dapat
grafis. Kecerdasan jenis ini dapat digunakan untuk menciptakan suasa–
dikembangkan melalui kegiatan pem– na yang positif terhadap lingkungan
belajaran seperti: menggambar, melukis, atau suasana belajar. Hubungan kuat
membuat pola bentuk, mewarnai, dan antara musik dan emosi, musik di
membuat patung sederhana. ruang kelas membantu menciptakan
3. Kecerdasan kinestetis tubuh lingkungan emosional positif yang
Kecerdasan ini berkaitan dengan ke– kondusif untuk pembelajaran. “kecer–
mamuan yang dimiliki seseorang da– dasan musikal akan berkembang
lam menggunakan dan mengenalikan melalui kegiatan pembelajaran seperti
gerakan tubuh. Kecerdasan kinestetik :menyanyi, bersenandung, mengenal nada
tubuh adalah kecerdasan yang me– dan irama, dan mendengarkan bunyi-
mungkinkan seorang dapat memani– bunyian.
pulasi objek dan cakap dalam mela– 5. Kecerdasan verbal/linguistik
kukan aktivitas fisik. Contoh orang Kecerdasan ini terkait dengan ke–
yang memiliki kecerdasan kinestetik mampuan dalam menggunakan kata-
yaitu: atlet, penari, ahli bedah, dan kata baik tertulis maupun terucap
pengerajin. (lisan). Kecerdasan bahasa berisi ke–
Kecerdasan kinestetik tubuh menca– mampuan untuk berpikir dengan
kup kemampuan menyatukan tubuh menggunakan kata-kata dan sistem
dalam sebuah tampilan atau performa bahasa untuk mengekspresikan arti
fisik yang sempurna. Penari dan artis yang bersifat kompleks. Contoh
yang melakukan seni peran (perfor– orang-orang yang memiliki kecerda–
ming arts) adalah perwujudan dari san bahasa, yaitu: pengarang, penyair,
kecerdasan kinestetik tubuh. Kegiatan wartawan, pembicara, dan pembaca
pembelajaran yang terkait dengan pe– berita.
ngembangan kecerdasan ini yaitu: Pada umumnya orang yang memiliki
drama, menari, bermain peran, dan kecerdasan bahasa memiliki beberapa
gerakan olah raga. karakteristik sebagai berikut.
4. Kecerdasan musikal/ritmis - Mampu mendengarkan secara
Kecerdasan ini didasarkan pada ke– komprehensif, yaitu mampu me–
mampuan dalam mengenal pola nada mahami apa yang didengar dan
dan ritmik yang meliputi kemampuan sekaligus mengingatnya.
individu dalam mengenal berbagai

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 201
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Jauharoti Alfin

- Mampu membaca secara efektif - Senang berinteraksi dengan orang


yang meliputi memahami isi ba– lain
caan dan mengingat apa yang - Selalu memeliharadan menjaga
telah dibaca. hubungan dengan orang lain
- Mampu menulis dan menerapkan - Mengenal berbagai cara untuk
aturan-aturan penulisan. berhubungan degan orang lain
- Mampu berbicara di depan khala– - Sering memengaruhi pandangan
yak (audiences) yang berbeda de– atau opini orang lain
ngan tujuan yang berbeda pula. - Senantiasa berperan serta dalam
- Mampu mempelajari bahasa asing kegiatan-kegiatan yang bersifat
dengan mudah. kolaboratif
Contoh kegiatan yang diperlukan - Mampu berkomunikasi baik se–
untuk meningkatkan kecerdasan ver– cara verbal maupun non verbal
bal/linguistik yaitu: membaca, mengenal - Sering mengekspresikan minat
perbendaharaan kata, pidato, menulis bu– terhadap karier dan pekerjaan
ku harian (diary), pidato singkat, mem– yang bersifat interpersonal seperti
baca puisi, dan menceritakan kembali guru, pekerja sosial, manajemen,
peristiwa yang dialami. dan politik
6. Kecerdasan interpersonal 7. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan ini dapat dilihat pada se– Kecerdasan ini terkait dengan ke–
seorang saat melakukan komunikasi mampuan seseorang dalam melaku–
dan berinteraksi dengan orang lain. kan refleksi diri, metakognisi atau
kecerdasan interpersonal juga dimak– thinking about thinking dan kesadaran
nai sebagai kemampuan yang diper– akan adanya kenyataan spriritual. Ke–
lihatkan oleh seseorang dalam mela– cerdasan interpersonal diperlihatkan
kukan kerja sama dalam sebuat tim dalam bentuk kemampuan untuk
(team work). Kapasitas yang dimiliki membangun persepsi yang akurat
seseorang untuk dapat memahami tentang diri sendiri dan mengguna–
dan dapat melakukan interaksi secara kan kemampuan tersebut dalam
efektif dengan orang lain juga tergo– membuat rencana dan mengarahkan
long kedalam kecerdasan interper– orang lain. Gardner juga mengemu–
sonal. Kecerdasan interpersonal akan kakan beberapa karakteristik individu
dapat di lihat dari beberapa orang yang mememiliki kecerdasan inter–
seperti; guru yang sukses; pekerja sosial; personal antara lain:
aktor; polisi; manajer; diplomat; petugas - Menyadari kawasan emosi yang
pemasaran; dan petugas humas. terdapat dalam dirinya
Saat ini orang mulai menyadari bah– - Mampu mengekspresikan pera–
wa kecerdasan interpersonal merupa– saan dan pemikiran yang ada da–
kan faktor yang sangat berpengaruh lam dirinya;
terhadap kesuksesan seseorang. - Mengembangkan model diri yang
Orang-orang yang dikaruniai dengan akurat
kecerdasan interpersonal pada - Selalu mempunyai “big questio”
umumnya memiliki karakteristik se– untuk mencari jawaban terhadap
bagai berikut: makna, tujuan dan relevansi

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
202 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Karakteristik Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar

- Selalu mencari tahu dan mema– imbalan atau reward. Imbalan yang dipe–
hami pengalaman yang bersifat roleh setelah seseorang melakukan suatu
internal tugas atau pekerjaan akan mendorong
- Selalu berusaha untuk melakukan seseorag untuk melakukan tugas dan pe–
aktualisasi diri. kerjaan tersebut.
Kecerdasan ini akan terlatih melalui Guru sebaiknya mampu mencipta–
langkah kegiatan-kegiatan tertentu kan motivasi belajar yang bersifat
sepertu mengenal diri, memahami intrinsik dalam diri siswa. Siswa yang
perasaan, dan latihan konsentrasi. memiliki motivasi intrinsik dalam mela–
8. Kecerdasan naturalistik kuan proses belajar pada umumnya akan
Kecerdasan yang merupakan kemam– memperlihatkan kinerja yang kontinu
puan seseorang dalam mengenali dan dalam mencapai kompetensi yang
mengkategorikan species -flora dan diinginkan.
fauna -yang terdapat lingkungan.
Mereka yang memiliki kecerdasan ini Teknik Analisis Karakteristik Siswa
dapat dengan mudah mempelajari Analisis karakteristik siswa di seko–
hal-hal yang terkait dengan alam dan lah dasar merupakan bagian dari tahap
lingkungan, misalnya mampu meng– analisis kebutuhan yang dilakukan se–
identifikasi dan mengemukakan ka– belum suatu aktivitas pembelajaran
rakteristik flora dan fauna yang di– dimulai. Tujuan dari analisis karakteristik
jumpainya di alam bebas. Kegatan siswa adalah untuk memperoleh infor–
belajar yang dapat digunakan untuk masi tentang profil siswa yang akan
meningkatkan kemampuan ini adalah mengikuti program pembelajaran di
kegiatan belajar di luar ruang (out– sekolah dasar. Beberapa cara dapat
door) untuk melakukan observasi ter– dilakukan untuk memperoleh informasi
hadap alam dan lingkungan. tentang karakteristik siswa, yaitu :
 Observasi
Motivasi  Wawancara
Motivasi juga merupakan faktor lain  Kuesioner
yang ikut memengaruhi keberhasilan  Pre-tes
individu dalam menempuh program
Observasi dilakukan dengan menga–
pembelajaran. Motivasi dapat diartikan
mati siswa yang akan mengikuti program
sebagai kondisi yang dapat mendorong
pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan se–
individu untuk melakukan sutau tinda–
cara informal dengan mengamati “pe–
kan dalam rangka mencapai tujuan atau
rilaku” siswa. Perilaku yang diamati
bahkan menghindarinya. Motivasi dapat
secara umum dan perilaku yang berkai–
dikategorikan ke dalam motivasi intrinsik
tan dengan cara dan kebiasaan siswa
dan motivasi ekstrinsik.
dalam melakukan proses pembelajaran.
Motivasi intrinsik adalah motivasi
Wawancara, hampir sama dengan
yang didorong oleh faktor pekerjaan yang
observasi, juga merupakan teknik yang
disukai atau diminati oleh seseorang.
dilakukan untuk mengetahui karakte–
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
ristik siswa. Wawancara dapat dilakukan
motivasi yang didorong bukan oleh
guru seperti ngobrol ringan tetapi ber–
faktor tugas atau pekerjaan melainkan
makna untuk menggali informasi. Wa–
oleh faktor eksternal dalam bentuk

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 203
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Jauharoti Alfin

wancara dapat dilakukan melalui cara guru meliputi: (1) karakteristik umum; (2)
yang informal. Wawancara dapat dila– kompetensi awal; (3) gaya belajar, dan (4)
kukan sambil mengamati atau observasi motivasi.
terhadap siswa yang menjadi sasaran Karakteristik umum meliputi faktor-
program pembelajaran. Wawancara dan faktor kecerdasan, usia, kondisi sosial,
observasi dapat dilakukan untuk mem– dan ekonomi. Faktor ini merupakan
peroleh informasi tentang karakteristik karakteristik yang bersifat umum yang
umum dari siswa. secara tidak langsung ikut memengaruhi
Kuiesioner, yang disebarkan kepada keberhasilan siswa dalam menempuh
responden atau siswa, adalah cara lain aktivitas pembelajaran.
yang dapat dilakukan untuk mengetahui Sedangkan kompetensi awal meru–
karakteristik siswa. Instrumen kuesioner pakan kemampuan yang telah dimiliki
yang perlu diisi oleh resposnden haru oleh siwa sebelum mengikuti program
dapat menjaring informasi yang terkait pembelajaran. Kompetensi yang telah
dengan preferensi atau kesukaan siswa dimiliki sebelum mengikuti program
dalam melakukan kegiatan pembelajaran. pembelajaran disebut dengan istilah entry
Kesukaan dan kecenderungan yang di– behavior. Sedangkan kompetensi yang
pilih siswa dalam melakukan aktivitas perlu dimiliki atau dipersyaratkan sebe–
beljara disebut dengan gaya belajar. lum mengikuti program pembelajaran
Pre-tes merupakan cara yang dapat disebut dengan istilah keterampilan
dilakukan untuk mengetahui tingkat prasyarat atau prerequisite skill.
kemampuan yang telah dimiliki oleh Gaya belajar adalah kecenderungan
seseorang atau siswa. Hasil pre-tes dapat yang dimiliki oleh siswa dalam mela–
memberi informasi yang berguna tentang kukan proses belajar. Gaya belajar juga
kompetensi yang telah dimiliki oleh siswa dapat dimaknai sebagai kesukaan atau
sebelum mengikuti program pembela– preferensi seseorang dalam melakukan
jaran. Hal ini dikenal dengan istilah ke– proses belajar. Karakteristik lain yang
mampuan awal atau entry behavior. Pre- perlu dipertimbangkan adalah motivasi.
tes juga dapat digunakan untuk mem– Motivasi adalah dorongan yang ter–
peroleh informasi tentang tingkat pe– dapat dalam diri siswa untuk melakukan
nguasaan kemampuan kompetensi yang suatu tindakan. Motivasi belajar yang
peru dimiliki oleh siswa sebelum mengi– terdapat dalam diri siswa dapat digo–
kuti program pembelajaran. Hal ini dike– longkan sebagai motivasi intrinsik dan
nal dengan istilah kemampuan prasyarat motivasi ekstrinsik. Motivasi yang berasal
atau prerequiste skill. dari dalam yang mencerminkan kecin–
taan (passion) terhadap isi atau materi
Konklusi yang dipelajari disebut dengan motivasi
Karakteristik siswa yang akan me– intrinsik sementara motivasi yang dida–
nempuh program pembelajaran, perlu sari pada imbalan dari luar disebut seba–
diketahui oleh guru untuk memudahkan gai motivasi ekstinsik.
dalam menentukan tujuan, metode, dan Hal lain yang juga perlu diperhatikan
media pembelajaran, serta materi pelaja– dalam menerapkan model desain pembe–
ran yang dapat digunakan untuk mem– lajaran adalah kecerdasan majemuk atau
fasilitasi proses belajar siswa. Karak– multiple intelligences. Gardner membagi
teristik siswa yang perlu dianalisis oleh kecerdasan itu dalam 8 kecerdasan (1)

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
204 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Karakteristik Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar

kecerdasan matematis logis (2) kecerda– Guru/Pendidik dalam Implementasi


san visual/spasial (3) kecerdasan kineste– Pembelajaran yang Efektif dan
tik tubuh (4) kecerdasan musikal/ritmis Berkualitas. Cetakan ketiga. Jakarta:
(5) kecerdasan verbal/linguistik (6) kecer– Prenada Media Group
dasan interpersonal (7) kecerdasan intra–
Salkind. Neil J. 2010. Teori Perkembangan
personal dan (8) kecerdasan naturalistik.
Manusia Pengantar Menuju
Karakteristik umum, kemampuan
Pemahaman Holistik.Cetakan kedua.
atau kompetensi awal, gaya belajar dan
Bandung: Nusa Media
motivasi merupakan informasi yang
perlu diketahui guru sebelum melak– Sanjaya. Wina. 2013. Perencanaan dan
sanakan program pembelajaran. Dengan Desain Sistem Pembelajaran. Cetakan
informasi ini, guru dapat mendesain keenam. Jakarta: Kencana Prenada
pembelajaran yang dapat mengakomo– Media Group
dasi kebutuhan belajar siswa sekolah Winkel, W.S. 2014. Psikologi Pengajaran.
dasar yang juga memfasilitasi siswa Yogyakarta: Sketsa
untuk mencapai kompetensi yang
diinginkan. []

DAFTAR PUSTAKA
Bhreisy, Salim. 1978. Riyadus Sholihin,
Bandung: Al Ma’arif
DePorter, Bobbi &Mike Hernacki. 2009.
Quantum Learning Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan.
Terj. Alwiyah Abdurrahman
original Title Quantum Learning :
Unleshing the Genius in You.
Cetakan ke-27. Bandung: Kaifa
Peraturan Pemerintah.2005 . Standar
Nasional Pendidikan.
Piaget, Jean. &Barbel Inhelder. 2010. The
Psychology of Child . Terj. Miftahul
Jannah. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Pribadi, Beny A. 2011. Model Assure untuk
Mendesain Pembelajaran Sukses.
Jakarta: Dian Rakyat
Riyanto, Yatim. 2013. Paradigma Baru
Pembelajaran : Sebagai Referensi bagi

|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 205
UIN Sunan Ampel Surabaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Anda mungkin juga menyukai