Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu tujuan dari pengelolaan terhadap arsip vital adalah untuk
menghindari kerusakan pada fisik arsip, baik yang disebabkan karena penanganan
arsip yang salah maupun akibat dari faktor-faktor penyebab kerusakan arsip yang
lain. Oleh karena itu, pada kesempatan berikut ini, kita akan mengenali beberapa
faktor penyebab kerusakan dan musnahnya arsip, termasuk di antaranya musuh-
musuh arsip, seperti manusia, hewan serangga, makhluk mikroorganisme, serta
bencana alam.

Dikatakan sebagai musuh arsip karena memang pada kenyataannya faktor-


faktor ini justru menjadi penyebab terhadap sejumlah kerusakan fisik arsip. Fisik
arsip yang dimaksud adalah kondisi arsip yang tidak utuh dan tidak lengkap.
Dengan mengenali beberapa faktor yang menjadi musuh arsip maka Anda dapat
dengan segera mengantisipasi cara penanggulangan maupun pemulihan terhadap
kerusakan arsip.

kerusakan maupun musnahnya arsip ternyata akan merugikan organisasi


yang telah berupaya menyimpan dan memelihara arsipnya selama ini. Terlebih
apabila arsip yang dimaksud merupakan arsip-arsip yang memang harus dilindungi
dan diamankan demi kepentingan organisasi. Kerugian tersebut tidak hanya sekedar
rusaknya arsip, tetapi juga berimbas terhadap operasional organisasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kerusakan dan Musnahnya arsip


Kerusakan dan musnahnya arsip bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Secara garis besar penyebab dari kerusakan pada arsip adalah berasal dari
lingkungan internal maupun eksternal, di mana arsip tersebut digunakan,
disimpan, dipelihara oleh suatu organisasi.
Menurut Plumbe, 1966 ( Dalam Karmidi Martoatmodjo; 36) menjelaskan
berbagai perusak arsip dan bahan pustaka untuk daerah tropis seperti di
Indonesia di antaranya, yaitu :
a. Serangga
b. Binatang pengerat
c. Jamur
d. Kelembaban
e. Debu
f. Gempa Bumi
g. Kekeringan
h. Gelombang pasang surut
i. Angin topan
Sedangkan menurut Karmidi Martoatmodjo (1994;36) pengelompokan
arsip-arsip tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut, di antaranya adalah:
a. Faktor Fisika
b. Faktor Biota
c. Faktor Kimia
d. Faktor Bencana
e. Faktor Manusia
Masalah kerusakan fisik arsip sebenarnya telah dikenal dan diketahui
sejak zaman Aristoteles (355 SM).Ketika itu kerusakan arsip yang
ditampilkan adalah berupa serangan dari serangga perusak buku, yaitu ikan
perak ( silver fish).Serangga jenis ini telah menyerang hampir kesemua

2
tempat penyimpanan di lembaga-lembaga kearsipan maupun museum
sehingga pada zaman itu telah dimulai juga suatu penelitian terhadap
kerusakan arsip yang didasarkan kepada iklim atau cuaca alam setempat
karena sesungguhnya diperoleh perbedaan terhadap beberapa temuan
kerusakan arsip antara satu negara dengan negara lain. Indonesia yang
beriklim tropis dimungkinkan arsip-arsipnya akan mengalami berbagai jenis
kerusakan arsip dari semua faktor penyebab kerusakan arsip.

B. Faktor- faktor penyebab Kerusakan dan Musnahnya Arsip


a. Faktor Fisika
Salah satu faktor penyebab kerusakan arsip dan berdampak kepada
kerusakan arsip yang sangat berat adalah faktor fisika, yaitu faktor yang
disebabkan gejala-gejala reaksi bumi dan sekitarnya. faktor fisika ini
penyalurannya melalui praktek-praktek yang dimilikinya, seperti cahaya,
suhu dan kelembaban serta juga debu yang mengenai secara langsung fisik
arsip ketika arsip itu disimpan dan dipelihara pada suatu tempat atau lokasi
khusus untuk menyimpan arsip.
a) Cahaya
Cahaya dam wujud sinar matahari (ultra violet) dapat merusak fisik
arsip dalam waktu yang singkat karena arsip atau kertas yang terkena
cahaya tersebut akan berubah warna menjadi kuning, kecoklat-
coklatan, kemudian rapuh dan selanjutnya menjadi rusak. pengaruh
sinar ultra violet tidak hanya merusak fisik kertas saja tetapi juga
tulisan, bahan cetak maupun sampul.
Oleh karena itu,diupayakan sebisa mungkin, arsip-arsip yang
disimpan tidak terkena secara langsung sinar ultra violet ini. Kerusakan
arsip menjadi cepat begitu sinar ultra violet menyentuh fisik arsip
karena diperkuat oleh adanya uap air dan oksigen dalam udara.
selain sinar ultra violet, cahaya lain adalah cahaya yang berasal dari
sinar listrik atau lampu di sekitar lokasi penyimpanan. Sinar lampu
dengan daya yang tinggi janganlah terlalu dekat dengan fisik arsip

3
karena akan menimbulkan radiasi penyinaran yang tentunya akan
mempengaruhi fisik arsip terutama pada kadar kekuatan suatu kertas.
seiring berjalannya waktu, lama-kelamaan kertas pun terpengaruh
akibat radiasi yang ditimbulkan sinar tersebut, kertas akan rapuh dan
rusak. Bentuk kerusakan akibat cahaya ini biasanya memengaruhi
warna kertas, diikuti dengan kerapuhan pada kertas.
b) Suhu dan Kelembaban
Suhu dan kelembaban merupakan faktor fisika yang dipengaruhi
oleh iklim pada suatu negara. Suhu dan kelembaban memiliki hubungan
yang sangat erat. Jika suhu naik, maka kelembaban akan turun dan
kandungan air akan berkurang. Suhu yang tinggi, tidak ubahnya seperti
cahaya akan menyebabkan kertas mudah apu. Begitu pun faktor
kelembaban yang tinggi, akan membuat kertas menjadi lembab.
Kelembaban yang terlalu rendah biasanya dibarengi dengan suhu
terlalu tinggi. Hal ini akan mengakibatkan asam yang terdapat pada
kertas terhidroksi, bereaksi dengan partikel logam dan memutuskan
rantai ikatan kimia selusa pada kertas.
Pada akhirnya, suhu dan kelembaban yang tidak sesuai dengan
kondisi fisik arsip, akan memperlemah kekuatan daya tahan arsip untuk
disimpan dalam jangka waktu yang lama. Kerusakan yang ditimbulkan
akibat suhu dan kelembaban ini biasanya terjadi pada arsip-arsip yang
penyimpanannya dalam jangka lama maupun kondisi lokasi simpan
yang cenderung berimpitan satu sama lainnya.
c) Debu
Partikel debu dan logam merupakan ancaman bagi kertas karena
tanpa disadari kertas-kertas yang tersimpan lambat laun akan
dihinggapi oleh partikel debu dan logam yang masuk melalui celah-
celah tertentu. Apabila debu telah melekat pada kertas maka akan
terjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada
kertas,akibatnya kertas akan menjadi rusak dan rapuh.

4
Untuk mengantisipasi debu maka lokasi dan tempat penyimpanan
arsip senantiasa harus dibersihkan. Akibat adanya debu pada kertas atau
arsip, selain merusak kertas akan memudarkan tulisan tinta yang
tertuang dalam arsip, termasuk munculnya bahaya ancaman lain berupa
mikroorganisme di sekitar kertas.

b. Faktor Biota
Biota atau makhluk hidup yang dimaksud di sini adalah mikro organisme
yang melekat pada arsip. Arsip yang sebagian besar terbuat dari kertas terdiri
dari campuran selulosa, perak dan protein merupakan bahan empuk
sekaligus sumber makanan bagi makhluk hidup mikro organisme, seperti
jamur, serangga, bintang pengerat, dan lain-lain.
Terdapat berapa jenis makhluk mikro organisme ini yang akan terkenal
bagai perusak arsip dalam waktu yang singkat di antaranya sebagai berikut:
a) Ikan Perak ( SilverFish)
Ikan perak sudah terkenal sejak zaman dahulu, jenis serangga ini
memiliki banyak nama antara lain silver moth, Sugar fish, slicker, fish
moth, dan lain-lain. Serangga ini berbadan ramping, tidak bersayap dan
memiliki warna keabu-abuan. Hidupnya senantiasa dalam lingkungan
gelap dan lembab, seperti di celah-celah buku, rak dan lemari.
Aktivitas hidupnya hanya aktif di malam hari, baik itu bertelur
maupun makan. Bahan yang dimakan adalah serat atau perekat yang
terletak pada punggung buku, kulit buku, gambar dan sekitarnya.
bentuk kerusakan arsip yang diakibatkan cukup parah karena tidak
hanya mengenai kertas, tetapi juga perekat kertas.
b) Serangga
Ada beberapa serangga yang tergolong sering menjadi ancaman
terhadap kertas dan arsip, di antaranya adalah berikut ini:

5
(a) Kecoa
Kotoran yang dihasilkan kecoa merupakan cairan yang dapat
merusak kertas dan arsip. Bagian yang diincarnya kerap berada di
celah-celah punggung buku.
(b) Kutu Buku
Jenis serangga ini sangat kecil sehingga sering disebut kutu buku.
Serangga ini sangat rakus terhadap kertas, setiap permukaan kertas
yang dihinggapinya pasti akan terkikis hingga huruf-hurufnya hilang,
terutama pada bagian punggung buku. Jenis larva ini juga sulit untuk
diberantas karena bentuknya yang sangat kecil dan tidak dapat
terlihat secara kasa mata.
(c) Rayap
rayap mampu memusnahkan setumpuk bahan pustaka dalam
waktu yang sangat singkat karena itu rayap sering disebut sebagai
serangga yang kanibalistik karena kerakusannya termasuk suka
memakan kawan-kawannya yang telah mati. Rayap menyukai segala
bentuk kayu sehingga apabila ada kertas atau arsip di kayu tersebut
maka dengan sendirinya berimbas kerusakan pada kertas akibat kena
kikis.
(d) Kumbang
Kumbang sebenarnya merupakan serangga yang tidak begitu
mengancam bagi arsip, namun apabila ada kesempatan maka
kumbang akan turut menikmati untuk merusak arsip dan kertas,
terutama sekali karena fisik arsipnya didukung oleh kulit yang tajam
sehingga rawan terhadap kerusakan kertas.
(e) Ngengat
Serangga ini banyak dijumpai pada lingkung yang gelap dan akan
menyerang kulit dan kertas. badannya tipis dan berwarna cokelat,
hidupnya pun singkat oleh karenanya tidak banyak dijumpai secara
fisik.

6
c) Binatang Pengerat
Binatang pengerat adalah hewan tikus dan cicurut, kertas dan buku
sering menjadi sasaran binatang pengerat ini, tidak terkecuali kabel dan
bahan-bahan lain yang sejenis pasti akan digigit untuk di eratnya.
Tempat-tempat yang gelap merupakan sasaran empuk bagi hewan ini
sehingga akan banyak menimbulkan lubang-lubang di sekitarnya.
d) Jamur
Jamur merupakan mikro organisme yang tidak berklorofil. untuk
memperoleh makanan harus berinteraksi dengan sumber yang lainnya (
parasit ) ataupun benda mati (saprofit). aur berkembang biak dengan
spora, dapat menyebar di udara dan apabila menemukan lingkungan
yang cocok maka Spora akan berkembang biak. kertas merupakan
tempat yang ideal bagi berkembangnya spora,terutama di lingkungan
yang mempunyai kelembaban tinggi.
jamur juga bisa merusak kertas atau arsip setelah membiak dalam
beberapa waktu yang lama akibat kotoran debu dan tingkat kelembaban
yang tinggi, yaitu 80% ke atas atau dengan temperatur 21 derajat celsius.
jamur juga memproduksi bahan organik yang mengakibatkan kertas
menjadi lengket dan menyatu sehingga terkadang menjadikan kertas
robek.
Nama lain dari jamur adalah kapang. Menurut hasil penelitian
laboratorium ANRI, kapang yaitu makhluk mikro organisme yang
tumbuh dan berkembang akibat adanya kelembaban yang terlalu tinggi
seperti bekas lumpur dan banjir. Kapang ini akan menempel pada
permukaan kertas dan akan berkembang biak apabila memungkinkan,
sepanjang kondisi lingkungan sekitar masih lembab, termasuk juga suhu
yang rendah.
kapang ini juga akan tumbuh di mana-mana sebagai saprofit dan juga
sebagai parasit, pertumbuhan yang berlebihan pada kertas akan
merusak,kertas akan menjadi busuk, berubah warna menjadi kuning dan
kecoklat-coklatan serta berbintik hitam, kertasnya pun menjadi lengket

7
akibat hasil metabolisme. Menimbulkan bintik-bintik cokelat pada
kertas (faxing). Selain itu, juga merusak tinta sehingga warna tulisan
atau cetakan menjadi pudar dan hilang sama sekali.

c. Faktor Kimia
Faktor kimia adalah faktor penyebab kerusakan kertas akibat reaksi dari
senyawa-senyawa kimia. Senyawa-senyawa kimia ini memiliki tingkat
keagamaan yang akan memengaruhi kualitas dari kertas seiring dengan
penggunaan bahan-bahan untuk menciptakan arsip.
a) Kertas
Kandungan asam pada kertas akan mempercepat kerusakan kertas
karena asam akan mempercepat reaksi hidrolis yang mengakibatkan
susunan-susunan kertas yang terdiri dari senyawa-senyawa kimia itu
terurai. Semakin putih warna kertas dimungkinkan kertas akan mudah
rusak karena pembuatannya memerlukan campuran berupa lignin, zat
pemutih, alum rosin sizing. Campuran –campuran tersebut
menyebabkan kertas memiliki sumber keasaman yang tinggi. Jika arsip
sudah mempunyai kadar asam yang tinggi saat diciptakan ataupun
setelah mengalami proses pemeliharaan dan perawatan maka semakin
mudah arsip menjadi rusak.
b) Tinta
Tinta berperan sebagai sumber terbentuknya asam pada kertas
karena tinta dibuat dari bahan campuran taat dan garam besi ditambah
dengan asam sulfat sehingga terkesan tinta menjadi terang. Namun,tinta
di sisi lain juga mengakibatkan kertas memiliki keasaman yang tinggi
yang berujung kepada kerusakan pada kertas. Tidak semua tinta
menjamin keutuhan fisik kertas arsip. Penggunaan tinta yang berlebihan
dan terlalu cair akan mengganggu fisik kertas, selain itu tinta pun
cenderung tidak bertahan lama, lambat laun memudar.

8
d. Faktor Bencana
Menurut Liga Palang Merah International ( Sulistyo Basuki, 2003: 247)
bencana adalah situasi bencana yang menyebabkan pola hidup sehari-hari
tiba-tiba terganggu dan masyarakat terbenam dalam ketidakberdayaan dan
menderita, dan sebagai akibatnya memerlukan perlindungan.
Bencana alam bisa dibedakan menjadi dua,yaitu :
a) Bencana Alam akibat Peristiwa Alam
Bencana alam merupakan suatu bencana yang disebabkan oleh
faktor-faktor alami yang dikandung di dalam dan di sekitar bumi
sehingga menimbulkan kerusakan pada seluruh permukaan bumi.
Bencana alam yang dimaksud di antaranya :
(a) Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan bencana alam akibat adanya
pergeseran bumi yang mengakibatkan perubahan pada struktur
bumi di daratan. Gempa bumi menyebabkan semua fasilitas
bangunan dan gedung hancur dan roboh, menyebabkan segala
isinya menjadi rusak, termasuk arsip-arsip yang berada di gedung
atau bangunan tersebut.
Arsip-arsipnya menjadi terbengkalai, terlambat penanggulangan
karena lebih mengutamakan manusia. Arsipnya penuh kotoran debu
dan logam serta partikel-partikel lain, dalam kondisi tertentu
bahkan bisa terjadi terkena hujan sehingga menyebabkan kerusakan
arsip parah.
(b) Gunung Berapi
Bencana Gunung berapi biasanya didahului dengan peristiwa
gempa bumi, kemudian diikuti dengan turunnya larva yang sangat
panas. Gempa bumi disertai turunnya larva yang panas ini tidak
hanya menyebabkan kerusakan struktur bangunan dan gedung,
tetapi juga menimbulkan ancaman bahaya kebakaran, baik dalam
skala kecil maupun besar. Bahaya kebakaran ini lebih mudah terjadi

9
khususnya pada bangunan-bangunan yang rentan terhadap panas
dan mudah terbakar.
(c) Gelombang Tsunami
Bencana gelombang tsunami berawal dari adanya perubahan
struktur ataupun pergeseran lempeng bumi yang berada di dasar
laut, disertai dengan naiknya gelombang laut yang secara cepat
menghempas ke wilayah sekitar. Derasnya gelombang tsunami
mengakibatkan hampir semua bangunan dan gedung rusak, hancur,
dan terendam oleh air pasang laut yang penuh lumpur.
Peristiwa tsunami tahun 2004 di NAD, merupakan bencana
yang tidak hanya menimbulkan banyak korban manusia yang tewas
dan hilang, tetapi juga merusak semua bangunan dan fasilitas
infrastruktur yang ada. Termasuk juga arsip-arsip administrasi
pemerintahan hanyut dan musnah akibat terjangan gelombang
tsunami.
(d) Angin Topan
Angin kencang yang disertai partikel-partikel debu dan logam
terkadang diikuti dengan curah hujan yang cukup tinggi
menyebabkan bangunan dan gedung menjadi rusak terkena
hempasannya, minimal struktur bangunan atau gedung menjadi
tidak utuh seperti semula.
(e) Badai Gurun
Pergerakan angin yang kencang telah menghimpun partikel-
partikel debu bagaikan batu-batu kecil yang saling berbenturan satu
sama lainnya. Otomatis hal tersebut menyebabkan bangunan dan
gedung menjadi rusak apabila terkena badai gurun.

b) Bencana Alam akibat Ulah Manusia


Bencana alam ini terjadi karena akibat ulah sekelompok manusia
yang menyebabkan kerusakan pada alam sekitarnya.

10
(a) Perang
Negara yang masih berkecamuk perang menyebabkan tidak ada
bangunan dan gadung yang aman dari ancaman dari pihak lawan.
Kondisi yang berlarut-larut menyebabkan hancur dan musnahnya
semua tempat. Tidak lagi ada tempat atau lokasi yang aman untuk
menyimpan arsip. Puing-puing bangunan yang berupa partikel-
partikel debu dan logam berserakan di mana-mana, yang dengan
sendirinya mempercepat kerusakan arsip.
(b) Banjir
Banjir terjadi akibat kurangnya kepedulian manusia dengan
alam sekitarnya. Banjir akibat curah hujan yang tinggi, dapat
datang seketika tanpa di diperkirakan. Akibatnya, air akan masuk
ke semua bangunan dan gedung dalam waktu yang cepat. Air yang
masuk ke dalam bangun atau gedung berpotensi merendam arsip-
arsip yang tersimpan di dalamnya sehingga arsip menjadi rusak atau
hilang.
(c) Kebakaran
peristiwa kebakaran terjadi akibat kelalaian manusia maupun
kerusakan pada instalasi listrik bangunan atau gedung. Dampak dari
kebakaran selain memusnahkan bangunan juga berimbas kepada
terbakarnya semua benda-benda yang tersimpan di dalamnya
termasuk arsip. Kertas atau arsip merupakan bahan yang mudah
terbakar dalam waktu yang singkat, dan api merupakan undur yang
memiliki kekuatan besar terhadap kehancuran dan musnahnya arsip
seketika.
Menurut Asosiasi Perlindungan Api Nasional Amerika Serikat,
bahwa 40% semua perusahaan kehilangan arsipnya karena api atau
kebakaran. Sebenarnya api telah menjadi ancaman serius bagi arsip
sejak dulu, mulai zaman Iskandaria semasa Protomelemaus I dan
Protolemaus II, termasukzaman Jalius Caesar (47SM), di mana api
telah membakar kota Roma.

11
e. Faktor Manusia
Manusia atau pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan arsip
merupakan aslah satu faktor internal kerusakan arsip. Perannya untuk
senantiasa mengelola arsip, baik itu ketika menyajikan,membawa dan
menyimpannya, menjadikan mereka sebagai pihak yang bertanggung jawab
terhadap segala kerusakan fisik arsip.
pengelolaan arsip senantiasa mendayagunakan arsipnya untuk keperluan
atau kepentingan organisasi. Ketika arsip dinamis aktif yang frekuensi
kegunaannya cukup tinggi atau sering dipinjam, jika tidak diperlakukan
dengan hati-hati baik ketika mengambil dan menyimpannya, akan
menyebabkan arsip menjadi terlipat, lecet,dan robek.
Sementara untuk arsip dinamis inaktif, kerusakan arsip lebih banyak
dikarenakan tempat atau lokasi penyimpanan arsip yang tidak layak
sebagaimana mestinya. Penyimpanan pada boks kecil akan menyulitkan
dalam pengambilannya, sehingga dapat menyebabkan kerusakan atau sobek.
Sedangkan penggunaan boks terlalu besar akan membuat arsip tik tertata.
Pada Arsip statis, ancaman kerusakan justru dari seringnya arsip-arsip
tersebut dijadikan bahan pameran. Arsip statis yang akan dipamerkan
biasanya diproduksi sesuai dengan layout pameran. Hal ini menyebabkan
arsip statis yang usianya sudah tua menjadi rentan terhadap kerusakan karena
terkena sistem penataan ruang yang tidak sesuai.
Kerusakan arsip yang di sebabkan faktor manusia dapat dibedakan
menjadi 3,sesuai dengan sifat individual yang dimiliki oleh manusia. Sifat-
sifat tersebut di antaranya :
a) Ketidaktahuan
Ketidaktahuan manusia sering kali menjadi penyebab kerusakan
arsip dalam suatu organisasi, mengingat tidak jarang ditemui bahwa
pengelola dan pengguna arsip belum memahami bagaimana
memperlakukan arsip dengan baik.
Profesi atau kebiasaan seseorang yang bersentuhan dengan arsip
akan memengaruhi kerusakan arsip. Ambil contoh,bagi orang yang

12
berprofesi dosen atau instruktur maupun profesi lain yang
memanfaatkan spidol ketika yang bersangkutan bekerja maka
dimungkinkan jari tangannya terkena cairan tinta spidol. Tinta spidol
yang tidak segera dibersihkan akan melekat erat di jari tangan,dan
imbasnya ketika yang bersangkutan bersentuhan dengan arsip maka sisa
tinta tersebut dapat tertinggal dan menempel pada arsip.
b) Kelalaian
Kelalaian maupun kecerobohan dalam mendayagunakan arsip, baik
ketika menyimpan Sn menata arsip, termasuk ketika memindahkan dan
mengambilnya dengan tidakhati0hati dan Tergesa-gesa, akan
mempercepat kerusakan arsip karena kertas menjadi berlipat, lengket
bahkan robek.
Bahkan dalam beberapa kasus, seperti kebocoran informasi dan
pencurian arsip, berawal dari kelalaian pengelola maupun pengguna
arsip ketika yang bersangkutan selesai memanfaatkan arsipnya.
Penyimpanan arsip yang bukan pada tempatnya berpeluang tidak hanya
terhadap kerusakan arsip, tetapi juga kebocoran informasi maupun
kehilangan arsipnya.
c) Kesengajaan
hal-hal yang harus dihindari untuk mencegah kerusakan arsip
adalah tindakan berbagai jenis kenakalan dari pengguna arsip, yang
tidak jarang menjerumus pada tindak kejahatan, seperti merobek arsip
dengan sengaja hanya untuk mengambil bagian informasi tertentu.
Demikianlah dengan tindakan mencoret-coret arsip dengan
maksud menambah atau mengingat informasi tertentu. Sifat-sifat
keisengan yang dimiliki manusia bukan tidak mungkin dilakukan pada
arsip, cara memegang arsip yang berlebihan, meremas-remas kertas
yang mengakibatkan cobek, serta kebiasaan mencoret.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas jelas terlihat begitu banyak faktor penyebab kerusakan
arsip yang harus kita perhatikan, baik dari segi pengelola maupun pengguna
arsip, dalam buaya mengantisipasi agar arsip-arsip yang kita kelola tidak
mengalami kerusakan yang di akibatkan dari faktor-faktor di atas.
Kerusakan arsip dari faktor-faktor penyebab di atas lebih banyak terjadi
pada arsip yang masa penyimpanannya cukup lama sehingga banyak
dipengaruhi oleh kondisi atau tempat penyimpanan arsipnya. Dengan
mengenal jenis faktor penyebab kerusakan arsip, setidaknya membuat kita
berhati-hati dalam memelihara dan melindungi arsip khususnya dari faktor-
faktor penyebab kerusakan maupun musnahnya arsip vital.
kerusakan pada arsip vital juga di pengaruhi dari adanya ancaman bencana
alam baik peristiwa alam maupun ulah manusia dan ancaman dari manusia.
Adanya bencana adalah penyebab utama yang menjadi pertimbangan perlunya
pengamanan dan perlindungan arsip vital. Kerusakan yang diakibatkan
bencana alam tidak hanya rusak berat,tetapi juga dapat memusnahkan fisik dan
informasi arsipnya.
Sementara kerusakan karena faktor manusia senantiasa melekat pada
pendayagunaan arsipnya. Kerusakan arsip seharusnya tidak perlu terjadi
apabila ada tingkat kesadaran yang tinggi dari pengelola dan pengguna akan
pentingnya arsip vital.

14
DAFTAR PUSTAKA

Krihanta, 2014.Pengelolaan Arsip Vital. Jakarta: Universitas Terbuka

http://s1perpusboyolali.blogsport.co.id/2013/14/ringkasan-modul-5-arsip4324-
pengelolaan.html

15

Anda mungkin juga menyukai