Anda di halaman 1dari 103

i

ISSN : 2355-9284

JURNAL DESAIN INTERIOR

NEW MEDIA
SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI
VOLUME 3 NOMOR 1 JUNI 2016

PENGANTAR REDAKSI
Jurnal Desain Interior “Sekolah Tinggi Desain Bali” Volume 3 Nomor 1 Juni 2016 merupakan
edisi ketiga yang bertemakan “ Estetika Konsep Perencanaan dan Perancangan Interior”. Edisi ini
diawali dengan artikel yang berjudul tentang Implementasi Aplikasi Polyvore dalam Pembuatan
Moodboard Aksesoris Desain Interior oleh Ni Kadek Yuni Utami, S.T., M.Ds. Artikel kedua
dengan judul Kajian Estetika Interior Berkonsep Etnik pada Restoran Charming di Sanur-Bali
oleh Ni Luh Kadek Resi Kerdiati, S.Sn, M. Sn. Artikel ketiga dari I Kadek Pranajaya, S.T., M.T.,
IAI dengan judul Tahapan Konsultan Perencana dalam Perencanaan Pembangunan Sarana dan
Prasarana Ruang Belajar Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Badung-Bali. Artikel keempat yaitu,
Kajian Pustaka “Akustik” pada Ruang Dalam oleh Ni Wayan Ardiarani Utami, S.T., M.T., artikel
selanjutnya adalah, Peranan Pencahayaan Buatan sebagai Pembentuk Kesan Ruang oleh Kadek
Risna Puspita Giri S.T., M.T., Kearifan Lokal dalam Arsitektur dan Desain Interior : Studi
Komparasi Empat Konsep di Asia oleh Freddy Hendrawan, S.T., M.T., dan artikel terakhir yaitu
Konsep Arsitektur Nusantara sebagai Sarana Restorasi oleh Ardina Susanti, S.T., M.T.
Redaksi mengucapkan terima kasih kepada Sekolah Tinggi Desain Bali atas motivasi dan
masukannya untuk kesempurnaan jurnal ini serta seluruh civitas akademika Sekolah Tinggi
Desain Bali atas kekompakan dan semangatnya. Terakhir, kritik dan saran selanjutnya sangat
kami harapkan dan kepada semua yang telah membantu penerbitan jurnal ini dan para pembaca
yang budiman, kami ucapkan terimakasih.

Redaksi :
Kampus Sekolah Tinggi Desain Bali
Jl. Tukad Batanghari No. 29 Renon – Denpasar
Telp. (0361) 259459, 7448456 Fax: (0361) 701806, 259459
Website: http://www. std-bali.ac.id
ii

ISSN : 2355-9284

JURNAL DESAIN INTERIOR

NEW MEDIA
SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI
VOLUME 3 NOMOR 1 JUNI 2016

Pelindung dan Penanggung Jawab :


Nyoman Suteja, Ak.
Kadek Sudrajat, S.Kom
Penasehat :
Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, S.T., MA, Dipl.LMP
Ketua Dewan Redaksi :
Freddy Hendrawan, S.T., M.T.
Mitra Bestari :
Martin Morrell (Morrell Architects, Newcastle, NSW, Australia)
I Kadek Pranajaya, S.T., M.T., IAI
I Wayan Juliatmika, S.T., M.T.
Dewan Editor :
Freddy Hendrawan, S.T., M.T.
Ardina Susanti, S.T., M.T.
Redaktur Pelaksana :
Inten Pertiwi, S.I.P
Desain Cover :
Aditya Wahyu Ramadhan
Alamat Redaksi : Kampus Sekolah Tinggi Desain Bali
Jl. Tukad Batanghari No. 29 Renon – Denpasar
Telp. (0361) 259459, 7448456 Fax: (0361) 701806, 259459
Website: http://www. std-bali.ac.id

Jurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen-dosen dan civitas akademika pada Program Studi
Desain Interior STD Bali. Selain itu juga sebagai wahana informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang seni,
desain interior dan arsitektur. Karya yang disajikan berupa hasil penelitian, tulisan ilimah populer, studi kepustakaan, review
buku maupun tulisan ilmiah terkait dalam lingkup desain interior. Dewan Redaksi menerima artikel terpilih untuk dimuat, dengan
frekuensi terbit secara berkala 1 (satu) kali setahun yaitu Juni. Naskah yang dimuat merupakan pandangan dari penulis dan
Dewan Redaksi hanya menyunting naskah sesuai format dan aturan yang berlaku tanpa mengubah substansi naskah.
iii

ISSN : 2355-9284

JURNAL DESAIN INTERIOR

NEW MEDIA
SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI
VOLUME 3 NOMOR 1 JUNI 2016

PETUNJUK PENGIRIMAN DAN TATA TULIS NASKAH :


1. Kategori naskah ilmiah hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah popular (aplikasi,
ulasan, opini) dan diskusi.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris diketik pada kertas ukuran A-4, spasi
Single, dengan batas atas, bawah, kanan dan kiri masing-masing 2,5 cm dari tepi kertas.
3. Batas panjang naskah/artikel maksimum 20 halaman dan untuk naskah diskusi maksimum 5 halaman.
4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, huruf Times New Roman
16 pt, ditengah-tengah kertas. Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis
naskah yang dibahas ditulis sebagai catatan kaki).
5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan
alamat email dibawah nama.
6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci
(keyword) diletakkan setelah abstrak.
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 150 kata, dicetak miring, 1 spasi.
Abstrak tidak perlu untuk naskah diskusi.
8. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf capital, huruf Times New Roman 12 pt
9. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas. Tulisan dalam gambar, grafik, dan tabel
tidak boleh lebih kecil dari 6 point (tinggi huruf rata-rata 1,6 mm).
10. Nomor dan judul untuk gambar, grafik, tabel dan foto ditulis di tengah-tengah kertas dengan huruf
kapital di awal kata. Untuk nomor dan judul tabel diletakkan di atas tabel, sedangkan untuk nomor dan
judul gambar, grafik dan foto diletakkan di bawah gambar, grafik dan foto yang bersangkutan.
11. Untuk segala bentuk kutipan, pada akhir kutipan diberi nomor kutipan sesuai dengan catatan kaki yang
berisi referensi kutipan (nama, judul, kota, penerbit, tahun dan halaman yang dikutip). Rumus-rumus
hendaknya ditulis sederhana mungkin untuk menghindari kesalahan pengetikan. Ukuran huruf dalam
rumus paling kecil 6 point (tinggi huruf ratarata 1,6 mm).
12. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi
diletakkan sebelum daftar pustaka.
13. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 1,5 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya
harus jelas dan lengkap dengan susunan : nama pengarang. tahun. judul. kota: penerbit. Judul dicetak
miring.

KETERANGAN UMUM :
1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dalam program pengolahan kata M.S. Word.dan naskah
bisa dikirimkan via email atau dalam bentuk CD ke alamat redaksi.
2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.
3. Redaksi berhak menolak atau pengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria
yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis
naskah untuk ditanggapi.
iv

ISSN : 2355-9284

JURNAL DESAIN INTERIOR

NEW MEDIA
SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI
VOLUME 3 NOMOR 1 JUNI 2016

DAFTAR ISI

COVER

PENGANTAR REDAKSI i
TIM DEWAN REDAKSI ii
PETUNJUK PENGIRIMAN DAN TATA TULIS NASKAH iii

DAFTAR ISI iv

KUMPULAN JURNAL

IMPLEMENTASI APLIKASI POLYVORE DALAM PEMBUATAN 1


MOODBOARD AKSESORIS DESAIN INTERIOR
Ni Kadek Yuni Utami, S.T., M.Ds.

KAJIAN ESTETIKA INTERIOR BERKONSEP ETNIK PADA RESTORAN 10


CHARMING DI SANUR-BALI
Ni Luh Kadek Resi Kerdiati, S.Sn, M. Sn

TAHAPAN KONSULTAN PERENCANA DALAM PERENCANAAN 21


PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUANG BELAJAR
ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BADUNG-BALI
I Kadek Pranajaya, S.T., M.T., IAI

KAJIAN PUSTAKA “AKUSTIK” PADA RUANG DALAM 33


Ni Wayan Ardiarani Utami, S.T., M.T.

PERANAN PENCAHAYAAN BUATAN SEBAGAI PEMBENTUK 39


KESAN RUANG
Kadek Risna Puspita Giri, S.T., M.T.
v

KEARIFAN LOKAL DALAM ARSITEKTUR DAN DESAIN INTERIOR : 69


STUDI KOMPARASI EMPAT KONSEP DI ASIA
Freddy Hendrawan, S.T., M.T.

KONSEP ARSITEKTUR NUSANTARA SEBAGAI SARANA RESTORASI 86


Ardina Susanti, S.T., M.T.
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

IMPLEMENTASI APLIKASI POLYVORE DALAM PEMBUATAN


MOODBOARD AKSESORIS
DESAIN INTERIOR

Ni Kadek Yuni Utami


Dosen Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain Bali
Email : uniyutami@yahoo.com.sg

Abstrak

Perkembangan teknologi digunakan sebagai alat bantu bagi desainer dalam memudahkan
perancangan desain, munculnya berbagai website salah satunya polyvore yang berupa aplikasi
untuk para desainer dan memberi kemudahan dalam memilih, mengatur dan mengkolasekan
produk sesuai dengan ketertarikan dan keinginan. Makalah ini bertujuan untuk mendapatkan
hasil bagaimana implementasi aplikasi polyvore dalam memudahkan pembuatan moodboard
aksesoris interior bagi desainer yang dalam makalah ini mengambil obyek tugas mahasiswa
desain interior STD Bali. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan mengamati
tugas mahasiswa dan membandingkannya dengan teori aksesoris desain dan moodboard.

Kata Kunci : polyvore, moodboard, aksesoris interior

Abstract

The development of technology is used as a tool for designers to simplify the process of
design. Polyvore is a website for designers and provide convenience in selecting , arranging
and collaging the products in accordance with the interests and desires. This paper aims to
get the results of how the implementation of Polyvore in creates moodboard interior
accessories for designers. The method used is a qualitative method to observe student’s
interior accessories moodboard assignments by using polyvore and compared with theory of
moodboard and design accessories.

Keywords : polyvore, moodboard, interior accessories

1
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

1. PENDAHULUAN
Penelitian ini menggunakan
Perkembangan teknologi yang metode penelitian kualitatif,
diikuti dengan perkembangan pro- yaitu dengan melakukan
gram aplikasi turut mempengaruhi pengamatan terhadap tugas
dunia desain, terbukti dari muncul- pembuatan moodboard akse-
nya banyak aplikasi-aplikasi berbasis soris desain pada mata kuliah
teknologi internet sosial media yang aksesoris desain jurusan de-
dapat mempermudah pekerjaan se- sain interior angkatan 2015 di
orang desainer. Sekolah Tinggi Desain Bali
menggunakan aplikasi poly-
Polyvore adalah salah satu website vore, dan membandingkan-
atau aplikasi berbasis sosial media nya dengan teori yang ada
yang merangkum produk-produk dan menganalisis tingkat
desain dengan dilengkapi spesifikasi keberhasilan mahasiswa da-
dari produk sehingga mampu me- lam pembuatan moodboard
mudahkan para desainer untuk aksesoris interior.
memilih, menyeleksi, menyimpan
dan mengkolasekan produk-produk 3. TINJAUAN TEORI
yang diinginkannya. Dalam proses 3.1. Aksesoris Desain
desain, desainer umumnya meng- Pengertian aksesoris adalah benda
gunakan moodboard atau dikenal pelengkap yang mendukung se-
dengan inspiration board yang dapat buah estetika atau penampilan
memberikan gambaran awal bagai- dari benda atau ruang tertentu.
mana desain yang akan dibuat Aksesoris desain interior dapat
dengan mengkolasekan produk-pro- berupa dekorasi atau benda fung-
duk atau elemen yang mendukung sional yang menambah kesan
perancangan desain, begitu pula akhir dalam sebuah tema peran-
halnya di bidang desain interior, cangan interior.
desainer dapat membuat moodboard
dengan mengkolasekan furniture dan Aksesoris dalam desain interior
aksesoris desain sesuai dengan tema harus dipilih dan diletakkan
perancangan sehingga klien dapat sedemikian rupa sehingga dapat
mendapat gambaran yang jelas memberikan penambahan kesan
mengenai desain interior yang akan yang berupa sebuah vocal point
didapat. atau menguatkan tema sebuah
ruangan yang dirancang.
2. TUJUAN & METODE
PENGUMPULAN DATA Mengingat bahwa tujuan utama
dari desain interior adalah untuk
2.1.Tujuan dari penulisan ini merancang sebuah tempat tinggal
adalah untuk mendapatkan yang memiliki kenyamanan untuk
hasil bagaimana implement- digunakan serta menyenangkan
tasi aplikasi polyvore dalam untuk dilihat, sehingga dengan
memudahkan pembuatan memilih aksesoris yang tepat
mood board aksesoris in- sesuai dengan tema perancangan
terior bagi mahasiswa juru- akan membuat orang lain akan
san desain interior. memahami karakter penghuninya.

2.2.Metode Penelitian

2
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

Adapun hal-hal yang harus digunakan dalam desain, pemi-


diperhatikan dalam menentukan lihan furniture atau aksesoris
aksesoris desain interior adalah : desain yang akan digunakan da-
1. Karakter dan jenis dari lam desain dan gambar referensi
aksesoris yang menggambarkan suasana
2. Pemilihan aksesoris yang ruang desain yang akan
sesuai dengan tema. dipresentasikan.
3. Penempatan aksesoris dalam
ruangan Tujuan dari pembuatan mood-
4. Pertimbangan akan colour board adalah untuk menentukan
scheme atau warna yang akan tujuan, arah dan panduan dalam
digunakan. membuat karya cipta desain,
5. Pertimbangan penggunaan sehingga proses kreati-vitas yang
tekstur sebagai kesan dibuat tidak menyimpang dari
tambahan. tema yang telah ditentukan.
6. Skala aksesoris harus sesuai Konsep moodboard dibuat de-
dengan ukuran ruangan. ngan menuangkan ide-ide atau
7. Aksesoris yang tepat dan tidak sumber gagasan sesuai dengan
berlebihan. tema serta tujuan dari pembuatan
karya tersebut.
3.2. Moodboard Interior Adapun cara membuat
Moodboard merupakan media moodboard antara lain :
perencanaan bagi desainer yang a. Menentukan ruang apa
menyajikan dan membahas fakta yang akan didesain, dan
atau permasalahan yang dikaji apabila ada draft layout
secara deskriptif dalam bentuk dapat disiapkan.
hasil analisis visual yang b. Menentukan tema dari
dilakukan. karya desain interior
Moodboard Interior sering juga yang akan digunakan,
disebut sebagai inspiration board lalu mengumpulkan
adalah suatu media, bisa berupa berbagai elemen pe-
papan, buku, maupun katalog nyusun moodboard se-
yang berisi kumpulan gambar dan perti gambar referensi,
penjelasan mengenai ide atau material (dapat digun-
tema yang akan mahasiswa ting dari katalog atau
wujudkan dalam desain interior. internet), scheme colour
Gambar-gambar tersebut bisa yang dapat menunjang
berupa tempelan-tempelan gam- terhadap tema pada
bar berasal dari majalah atau moodboard tersebut.
internet yang disusun dan diberi c. Buat moodboard dari
penjelasan-penjelasan berupa war- tema yang telah ditentu-
na-warna yang mendominasi, tar- kan, dengan cara me-
get pengguna, dan lain-lain. Da- nyusun elemen-elemen
lam desain interior, moodboard pembuatan moodboard
berisi layout plan atau denah berdasarkan tema yang
ruangan yang akan didesain, telah ditentukan. (ini
scheme colour, atau perpaduan dapat dilakukan secara
warna-warna yang akan diguna- manual dengan meng-
kan, material spesification yaitu gunting dan menempel
material-material yang akan elemen penyusun di

3
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

papan atau kertas, atau mempengaruhi penjualan. Selain


dapat menggunakan fa- itu sebagai pengadaptasian
silitas komputer). teknologi, aplikasi polyvore
mengutamakan personalized
shopping menyederhanakan ber-
belanja secara online dengan
menawarkan berbagai produk
dalam satu tempat yang nyaman.
Pengguna dapat mengkurasinya
menjadi galeri pribadi yang
memudahkan untuk memilih
barang sebelum dibeli dan
digunakan.

Polyvore dibagi menjadi kategori


fashion, aksesoris dan home
décor, dimana untuk desainer
Gambar 3.1 Contoh Moodboard Interior
Sumber : Pinterest.com interior dapat menggunakan
3.3.Pengenalan Polyvore aplikasi ini dalam menentukan
furniture dan aksesoris dalam
Polyvore adalah sebuah website perancangan interior.
komersial yang dikembangkan
menjadi aplikasi berbasis sosial
media yang berpusat di Sillicon
Valley California. Anggota dari
komunitas polyvore mengkurasi
produk-produk melalui produk
indeks dan menggunakannya
untuk membuat kolase gambar
produk yang disebut dengan
“sets”.

Anggota yang telah mendaftar di


website polyvore kebanyakan
Gambar 3.2. Tampilan hasil dari aplikasi polyvore pada
adalah orang-orang yang ber- moodboard interior dengan tema afro centric design
kecimpung di dunia interior Sumber : pinterest.com
desain, seniman dan desain
fashion.
Polyvore adalah cara baru dalam
menelusuri dan berbelanja
produk yang menarik dalam
dunia fashion, kecantikan, dan
interior dekorasi. Adapun prinsip
dari polyvore adalah demo-
cratizing style dimana aplikasi
ini mengubah iklan komerisal
elektronik dengan memberikan
semua orang dimana pun untuk
memberikan masukan bagaimana
tren yang muncul yang akan

4
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

pribadi, dan template digu-


nakan untuk membuat acuan
akseosris tertentu.
3. Pilih home untuk akseoris
yang berhubungan dengan
desain interior dan di
dalamnya akan terdapat
pilihan : chairs (kursi), sofas
(sofa), tables (meja), beds
(tempat tidur), lighting
(lampu atau penerangan),
bedding (seprai, gorden,
handuk, dll), bath (aksesoris
kamar mandi), dining
(aksesoris ruang makan),
Rugs (karpet), art (lukisan,
artwork, dll), décor
(aksesoris kecil pelengkap
dekorasi seperti buku, bantal
sofa, bunga, dll), windows
(pilihan jenis jendela), dan
outdoors (furniture luar
Gambar 3.3. Tampilan hasil dari aplikasi polyvore ruangan).
pada moodboard interior lengkap dengan
keterangan aksesoris yang digunakan. 4. Para pengguna polyvore
Sumber : pinterest.com dapat memilih furniture dan
Adapun cara menggunakan aksesoris lainnya hanya
aplikasi polyvore dalam pem- tinggal mengklik dan drag ke
buatan moodboard interior antara halaman kosong disebe-
lain : lahnya. Furniture yang telah
1. Para pengguna polyvore masuk ke halaman kosong
wajib mendaftarkan diri dapat diatur seperti dicrop
untuk mendapatkan akun sesuai keinginan dengan
baru yang digunakan untuk mengatur di custom, peng-
menyimpan sets atau kolase aturan skala, lokasi apakah
gambar di galeri pribadi, menumpuk dengan furniture
seperti layaknya media sosial lain dengan mengklik for-
lainnya, di aplikasi polyvore, ward/backwards, clone un-
para pengguna dapat meng- tuk menduplikasi furniture,
ikuti akun orang lain yang dan tombol flip and flop
dianggap menarik atau untuk memutar vertikal
dijadikana acuan ataupun horizontal.
(follower/following). 5. Sebagai desainer, para peng-
2. Klik ikon “create” lalu guna polyvore diberikan ke-
pengguna polyvore dapat sempatan mengeksplore le-
memilih set, collection atau bih banyak furniture dan
template, set digunakan dilengkapi dengan harga,
untuk membuat kolase gam- bahan, dan tempat membeli
bar, collection adalah atau keluaran dari desainer
pengumpulan aksesoris atau tertentu sehingga para peng-
barang tertentu di galeri guna polyvore lebih paham

5
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

dan mengetahui jenis furni-


ture atau aksesoris yang
mereka pilih. Selain itu
polyvore selalu memberikan
tips-tips pengaturan atau
tema - tema dengan furniture
tertentu yang sesuai dengan
tren saat ini.
6. Setelah kolase gambar Gambar 3.6. Pengguna dapat mengatur furniture dan
selesai, para pengguna aksesoris sedemikian rupa untuk memberi gambaran tema
dalam perancangan.
polyvore dapat mempubli- Sumber : dokumentasi pribadi 2016
kasikannya ke sosial media
lain seperti pinterest, atau 4. IMPLEMENTASI APLIKASI
menyimpannya di galeri POLYVORE DALAM
pribadi. PEMBUATAN MOODBOARD
AKSESORIS INTERIOR
Dengan mengamati hasil tugas
mahasiswa desain interior yang
menggunakan aplikasi polyvore
dalam pembuatan mood board
aksesoris interior, terdapat beberapa
implementasi yang dapat diterapkan
antara lain :

4.1. Karakter, Jenis, Pemilihan


Aksesoris Desain dan
Gambar 3.4. Tampilan aplikasi polyvore setelah Furniture
pengguna membuat akun dan mengklik create sets.
Sumber : dokumentasi pribadi 2016 Dalam penggunaan aplikasi
polyvore, desainer dapat dengan
mudah memilih jenis furniture
dan aksesoris berdasarkan karak-
ter yang sesuai dengan tema
yang dirancang. Terbukti dari
beberapa tema perancangan yang
diberikan pada tugas moodboard
interior seperti scandinavian,
rustic, playful dan classic
modern, mahasiswa dapat
Gambar 3.5. Para pengguna memilih furniture dan memilih furniture dan aksesoris
aksesoris dengan mengklik dan drag pada halaman
kosong. yang sesuai dengan tema yang
Sumber : dokumentasi pribadi 2016 diberikan dan dapat memadukan
warna, bahan, bentuk, skala,
harga serta mengatur bagaimana
penataan dalam suatu ruang.
Sehingga terdapat kejelasan
mengenai furniture atau akse-
soris yang harus digunakan, di-
lengkapi dengan spesifikasi dari
material, dapat diperoleh dimana,
dan harga yang memudahkan

6
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

klien menyetujui dan memahami


seperti apa ruang yang akan
didapatkannya.
Memilih furniture dan aksesoris
desain memiliki tingkat ketelitian
yang tinggi serta mewajibkan
desainer untuk memahami karak-
ter ruang, tema dan juga
pemahaman terhadap bagaimana
efek yang akan ditimbulkan da-
lam penggunaan furniture atau
aksesoris tersebut. Aplikasi
polyvore dilengkapi dengan
berbagai pilihan, tipe dan jenis
furniture yang dalam terdapat
dalam kategori home. Dengan
menggunakan aplikasi ini, de-
sainer dalam penelitian ini
adalah mahasiswa desainer in-
terior dapat memilih furniture
dan aksesoris dengan tepat dalam
pembuatan moodboard interior
sesuai dengan tema perancangan.

Gambar 4.2 Aplikasi Polyvore pada tugas


mahasiswa program studi Desain Interior
Dengan tema Scandinavian.

4.2. Penempatan Aksesoris dalam


Ruang Interior dan Skala yang
Tepat
Penempatan furniture dan
aksesoris desain dalam ruang
interior memiliki tingkat kete-
litian yang sama dengan pemi-
lihan furniture karena dengan
penempatan yang benar maka
Gambar 4.1 Aplikasi Polyvore pada tugas
mahasiswa program studi Desain Interior
salah satu faktor untuk meme-
Dengan tema Playful. nuhi tujuan desain interior yaitu
fungsi, kenyamanan dan estetika
akan dapat terpenuhi. Dalam
penempatan furniture dan
aksesoris, hal yang perlu diper-
hatikan adalah space lay-outing
dan estetika.

Dari tugas moodboard mahasis-


wa desain interior , dengan
menggunakan aplikasi polyvore,
mahasiswa dimudahkan untuk

7
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

mengatur penempatan dengan bentuk harmoni dan kesatuan


tombol forward/backwards, ini dalam kelompok. Furniture atau
memudahkan desainer untuk aksesoris dapat pula dijadikan
menempatkan furniture di depan sebagai vokal point dalam
atau di belakang furniture lain, sebuah ruangan. Dalam
dengan mengatur kotak kecil penentuan skala furniture yang
pada ujung-ujung furniture atau tepat, desainer diberikan
aksesoris itu sendiri desainer kesempatan merasa dan melatih
juga dapat mengatur skala furni- kesan dan efek yang ditimbulkan
ture serta menempatkannya dalam penentuan besar kecilnya
hanya dengan menggeser meng- furniture atau aksesoris yang
gunakan kursor. Aplikasi ini juga digunakan.
sangat mudah digunakan meng-
gunakan smartphone layar sen- 4.3. Colour Scheme dan Tekstur
tuh. sebagai Kesan Tambahan

Dari pengamatan tugas mood-


board mahasiswa, beberapa
mahasiswa telah memasukkan
warna dan tekstur untuk
memperkuat kesan furniture dan
aksesoris yang mereka gunakan
dalam perancangan interior.
Aplikasi polyvore belum
menyediakan tools untuk
merubah warna furniture atau
aksesoris karena polyvore
menyediakan kategori furniture
yang nyata dipasarkan di
masyarakat.
Namun desainer dapat memilih
furniture yang berwarna dari
jenis dan kategori yang ada
untuk menyesuaikan dengan
tema yang akan dirancang.
Seperti contoh mahasiswa yang
mendapat tema perancangan
interior playful bermain dengan
berbagai macam warna dan
aksesoris pendukung yang
menguatkan kesan playful
Gambar 4.3 Aplikasi Polyvore pada tugas mahasiswa tersebut. Begitu juga halnya
program studi Desain Interior
Dengan tema Playful. dengan penambahan tekstur se-
bagai kesan tambahan, desainer
Implementasi penggunaan poly-
dapat memilih furniture dengan
vore dalam penempatan furniture
tekstur tertentu untuk menim-
yang baik terlihat dari tugas
bulkan efek yang berbeda pada
mahasiswa yang mampu mema-
ruang.
hami bahwa beberapa furniture
dapat berdiri sendiri sebagai
dekorasi atau dapat pula mem-

8
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

5. KESIMPULAN DAN SARAN desainer dalam memilih


5.1. Kesimpulan furniture, aplikasi lain yang
Adapun kesimpulan yang dapat digunakan seperti
didapat dari penelitian ini neybers, sampleboard, olio-
adalah implementasi aplikasi board, dll. Desainer dapat
polyvore dalam pembuatan menggunakan salah satu dari
moodboard interior yang dalam aplikasi sesuai dengan keter-
hal ini mengambil tugas tarikan dan kemudahan
mahasiswa desain interior penggunaan.
dapat dilihat dari kemudahan
dalam : DAFTAR PUSTAKA
1. Mengetahui karakter, jenis www.polyvore.com
, material, harga serta https://en.wikipedia.org/wiki/Polyvor
membantu dalam memilih e
furniture dan aksesoris (diakses 7 Mei 2016)
yang sesuai dengan tema Schomer, Stephanie (2012). "28:
perancangan. Polyvore, For Turning Everyone
2. Memudahkan desainer Into A Fashion Editor". Fast
untuk melatih rasa dalam Company
penempatan furniture dan
aksesoris desain yang baik http://ammacentre.org/vle_docs/Imag
serta mewujudkan skala e/Post_Primary/Photoshop/What_is_
furniture dan aksesoris a_Moodboard.pdf (diakses 7 Mei
desain yang tepat dalam 2016)
ruangan untuk Satwiko, Prasasto (2010), Arsitektur
mewujudkan harmony dan Digital, Universitas Atma Jaya,
unity dalam desain. Yogyakarta.
3. Penentuan colour scheme
atau skema warna yang
sesuai dengan tema
perancangan serta dapat
menggunakan furniture
dan aksesoris desain yang
memiliki tekstur sebagai
kesan tambahan dalam
perancangan.
5.2. Saran
Beberapa saran yang dapat
ditarik dari penelitian ini
adalah :
1. Desainer interior agar lebih
terbuka terhadap berbagai
kemajuan teknologi yang
memberi kemudahan dalam
perancangan tanpa meng-
hilangkan prinsip-prinsip
dalam desain.
2. Aplikasi polyvore adalah
salah satu aplikasi yang
dibuat untuk memudahkan

9
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

ESTETIKA INTERIOR BERKONSEP ETNIK PADA RESTORAN


CHARMING DI SANUR - BALI

Ni Luh Kadek Resi Kerdiati


Dosen Program Studi Desain interior, Sekolah Tinggi Desain Bali
E-mail : resi.kerdiati@gmail.com

ABSTRAK

Restoran Charming terletak di daerah Sanur - Bali, merupakan sebuah bangunan komersial
yang mengambil tema etnik sebagai konsep perancangan ruangnya. Hadirnya nuansa tradisi
diharapkan mampu memberikan nuansa baru dalam menghindari kebosanan dari desain
modern yang cendrung bersifat serba ‘bersih’, praktis, dan kaku. Melalui metode penelitian
kualitatif, estetika penerapan konsep etnik kedalam perancangan interior restoran Charming
dapat ditinjau melalui estetika bentuk dan ekspresi. Adapun kesimpulan yang diperoleh yaitu,
estetika bentuk yang meliputi kesatuan dicapai melalui penerapan material kayu dan
pemilihan warna bernuansa coklat, keseimbangan yang digunakan adalah keseimbangan
asimetris melalui penataan layout fasilitas dan aksesoris ruang, aksentuasi dicapai melalui
penerapan warna kontras dan artwork. Sedangkan dalam estetika ekspresi meliputi nilai
lebih berupa makna, simbol, serta bentuk filosopi sebuah daerah yang disuguhkan melalui
benda-benda keseniannya yang khas.

Kata Kunci : Estetika, Konsep Etnik, Interior Restoran Charming

10
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

kebutuhan konsumen. Menurut Danes,


1. PENDAHULUAN daya tarik pariwisata di Bali bersumber
pada keunikan budaya dan adat
Bali merupakan sebuah pulau dengan istiadatnya. Keberadaan hal tersebut
sektor pariwisata yang menonjol, oleh membuat wisatawan dapat mem-
karena itu pemerintah provinsi Bali peroleh suasana visual yang maksimal,
mencoba untuk mengembangkan pari- sehingga mereka dapat mengkon-
wisata menjadi sektor pembangunan firmasi keberadaannya di Bali (Danes,
yang berkelanjutan. Hal inilah yang 2002: 101). Hal tersebut merupakan
melatarbelakangi adanya pengem- salah satu alasan mengapa identitas
bangan pariwisata Bali berdasarkan Bali seringkali ditonjolkan dalam
budaya (Atmaja, 2010: 45,46). Dalam sebuah perangcangan interior pada
hal ini Pemerintah daerah menetapkan bangunan pariwisata. Dengan terpe-
bahwa pariwisata Bali akan dilak- nuhinya kebutuhan tersebut maka akan
sanakan dengan tetap berlandaskan pa- memberikan kepuasan kepada para
da nilai-nilai budaya dan seluruh hal wisatawan yang menandakan berhasil-
tersebut diatur pada Peraturan Daerah nya sebuah perancangan interior.
Provinsi Bali No. 2 Tahun 2012,
tentang Kepariwisataan Budaya Bali. Sejalan dengan hal tersebut maka
Terkait dengan adanya peraturan restoran Charming yang merupakan
daerah tentang kepariwisataan daerah salah satu bangunan fasilitas pariwisata
Bali tersebut, pada pasal 27 ayat 3b yang terletak di kawasan Sanur - Bali,
disebutkan bahwa : memilih untuk menggunakan konsep
etnik sebagai konsep perancangan
“Setiap pengusaha pariwisata interiornya. Konsep etnik merupakan
wajib: sebuah konsep yang mengambil atau
Membangun sarana mengadaptasi unsur-unsur tradisional
kepariwisataan dengan dari suatu kebudayaan tertentu,
langgam arsitektur Bali atau kemudian dijadikan sebagai suatu tema
sekurang-kurangnya diperindah dalam sebuah perancangan ruang.
dengan menonjolkan ciri-ciri Konsep etnik yang dipilih yaitu
seni budaya daerah Bali, pada penggabungan dua unsur kebudayaan
tata ruang dan komponen- antara Jawa dan Bali. Hadirnya nuansa
komponennya;” tradisi tersebut diharapkan mampu
memberikan nuansa baru dalam
Perkembangan pariwisata berbanding menghindari kebosanan dari desain
lurus dengan perkembangan fasilitas modern yang cendrung bersifat serba
didalamnya. Fasilitas yang dimaksud ‘bersih’, praktis, dan kaku.
adalah bangunan-bangunan pendukung
kegiatan pariwisata, yang salah satu- Tujuan utama sebuah desain adalah
nya adalah bangunan restoran. Pada untuk meningkatkan mutu hidup
sebuah restoran yang merupakan jenis manusia, maka dari itu harus dapat
bangunan komersial, para pengunjung memenuhi kebutuhan fungsional.
yang datang pada hakikatnya tidak Namun seiring perkembangan jaman,
hanya sekedar memenuhi fungsi ma- sebuah desain tak lagi hanya
kan dan minum, tetapi juga datang menitikberatkan pada fungsi semata.
untuk membeli suasana (Suptandar, Unsur-unsur estetika juga mulai
1995: 143). Berdasarkan hal tersebut diperhitungkan, sehingga dapat ter-
sudah selayaknya dilakukan pende- wujud kepuasan fisik dan spiritual.
katan guna mencari tau minat serta Berkaitan dengan hal tersebut, maka

11
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

dalam penelitian ini pembahasan me- manusia. Keindahan buatan pada


ngenai interior restoran Charming yang manusia umumnya disebut dengan ke-
mengambil konsep etnik akan difokus- senian. Menurutnya, semua benda atau
kan kepada unsur estetikanya. peristiwa kesenian tersebut memiliki
unsur-unsur estetika didalamnya yaitu
2. METODE PENELITIAN wujud atau rupa, bobot atau isi, dan
penampilan atau penyajian (2008:15-
Penelitan ini menggunakan metode 17).
penelitian kualitatif, yaitu dengan
melakukan survey langsung pada Suptandar perwujudan estetika dalam
restoran Charming yang terletak di interior menyangkut berbagai elemen
kawasan Sanur - Bali. Adapun metode yang terkandung dalam seni bentuk
pengumpulan data yang digunakan seperti titik, garis, bidang, ruang,
adalah kepustakaan, melalui berbagai harmoni, komposisi, gaya, irama,
macam sumber pustaka yang relevan; ekspresionis, tekstur, patern, dimensi,
observasi, melalui pengamatan dan warna, bayangan, dan cahaya. Seluruh
pencatatan secara sistematik gejala- elemen tersebut tidak hanya harus
gejala dari objek penelitian; wawan- dapat dimengerti, namun harus dapat
cara, melalui proses tanya jawab secara dihayati dan diungkapkan kembali
lisan. Data - data yang diperoleh melalui bentuk-bentuk baru yang dapat
kemudian dianalisis menggunakan diterima masyarakat (Suptandar, 1999:
teori estetika yang ada. 11-20).

3. TINJAUAN TEORI Berdasarkan beberapa definisi estetika


di atas, maka dalam penelitian ini
Kata ‘estetika’ diturunkan dari kata estetika akan dibahas melalui estetika
Yunani Aisthetikos, yang berarti meng- bentuk (keindahan yang dapat dirasa-
amati dengan indra. Alberti, seorang kan langsung oleh indra pengelihatan)
tokoh estetika mendefinisikan keindah- dan estetika ekspresi (keindahan yang
an sehubungan dengan harmoni antar ditangkap tergantung pada persepsi
bagian-bagian. Definisi ini meng- masing-masing pengamat) .
akibatkan keindahan menjadi identik
dengan tingkat harmoni tertentu, bukan 3.1. Estetika Bentuk
harmoni sebagai sebuah kondisi atau
syarat bagi keindahan (Ali, 2011: 51). Estetika bentuk atau keindahan bentuk
didasari oleh penerapan prinsip desain
Berdasarkan pendapat umum, estetika seperti kesatuan, keseimbangan, dan
diartikan sebagai suatu cabang filsafat dominasi/aksentuasi. Penerapan este-
yang memperhatikan atau berhubung- tika bentuk tersebut diwujudkan mela-
an dengan gejala yang indah pada alam lui kepekaan dalam memilih unsur
dan seni. (Dharsono, 2004:5). Mema- rupa seperti bahan, bentuk, tekstur,
hami estetika sebenarnya menelaah warna dan lain-lain (Atmadjaja, 1999:
forma seni yang kemudian disebut 8).
struktur rupa yang terdiri atas unsur
desain, prinsip desain, dan asas desain a. Kesatuan
(2004:100). Kesatuan adalah efek yang dicapai
dalam suatu susunan diantara hubung-
Djelantik dalam bukunya berpendapat an unsur pendukung karya, sehingga
bahwa estetika atau keindahan meliputi secara keseluruhan menampilkan
keindahan alam dan keindahan buatan kesan tanggapan secara utuh (Dhar-

12
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

sono, 2007: 66). Seluruh bagian atau hasilkan sebuah desain yang lebih
elemen dari sebuah karya desain yang bersifat tidak resmi dan dinamis
disusun harus saling mendukung, tidak (Sanyoto, 2010: 242-247).
ada bagian yang mengganggu atau
keluar dari susunan. Tanpa adanya c. Aksentuasi
kesatuan, suatu karya desain akan Aksentuasi, adalah sentuhan pada
tampak kacau tanpa ikatan. Prinsip suatu komposisi yang kehadirannya
kesatuan adalah adanya hubungan seolah-olah dominan, proposional, dan
antara elemen yang disusun. Hubungan terukur dalam komposisi tersebut.
ini yang nantinya digunakan sebagai Tujuan dari dibentuknya sebuah
sebuah pendekatan dalam membentuk dominasi adalah untuk dapat menarik
kesatuan (Sanyoto, 2010: 213). perhatian dan menghilangkan kesan
monoton (Irawan,2013:42). Sesuai
b. Keseimbangan prinsip keselarasan, bahwa untuk
Keseimbangan merupakan prinsip memperoleh keindahan suatu desain
dalam komposisi yang menghindari harus memiliki sebuah keteraturan.
kesan berat sebelah atas suatu bidang Namun susunan teratur tersebut dapat
atau ruang yang diisi dengan unsur- menimbulkan kebosanan, sehingga
unsur rupa (Kusrianto,2007:38). Sejak memerlukan adanya dominasi atau
terbentuknya kebudayaan serta per- penonjolan untuk dapat memecah
kembangan ilmu pengetahuan dan keberaturan, serta menjadi sebuah
teknologi, keseimbangan tetap me- kejutan dalam desain (Sanyoto, 2010:
rupakan syarat estetik yang mendasar 226). Selain bertujuan untuk menarik
pada sebuah karya seni. Melalui perhatian, adanya dominasi dapat
keseimbangan tersebut, sebuah karya memberikan ciri khas pada sebuah
desain akan menjadi lebih indah desain. Desain yang baik selayaknya
dilihat. Jenis keseimbangan yang memiliki sebuah dominasi untuk
paling mudah dicapai adalah keseim- menarik perhatian. Terdapat beberapa
bangan simetris, namun selain keseim- cara untuk menciptakan sebuah
bangan simetris juga terdapat keseim- dominasi diantaranya yaitu melalui
bangan asimetris (Djelantik, 2008: 49). tekstur, bentuk, warna, ukuran, mau-
Jika keseimbangan simetris atau ke- pun tata letak. Dengan menggunakan
seimbangan formal ditandai oleh seluruh unsur artistik serta prinsip
kesamaan muatan, bentuk, ukuran, desain untuk menciptakan sebuah
warna, raut, dan tekstur antara sisi dominasi, maka dapat dihasilkan
kanan dan kiri, maka keseimbangan sebuah wujud desain yang merupakan
asimetris atau keseimbangan informal satu kesatuan yang utuh (Dharsono,
merupakan jenis keseimbangan yang 2004: 121,122).
mana antara sisi kanan dan kiri
memiliki perbedaan antara muatan, 3.2. Estetika Ekspresi
bentuk, ukuran, warna, raut, atau
tekstur tetapi secara keseluruhan dapat Estetika ekspresi dapat dihasilkan
terlihat seimbang. Penyusunan keseim- melalui adanya keindahan bentuk dan
bangan asimetris ini lebih sulit dapat dirasakan melalui persepsi
diciptakan karena benar-benar memer- masing-masing pengamat. Keindahan
lukan perhitungan yang cermat. Jika ekspresi mampu menjadi citra sebuah
keseimbangan simetris akan meng- karya desain melalui adanya karakter
hasilkan sebuah desain yang bersifat dan gaya yang digunakan. Karakter
resmi dan statis, maka seBaliknya dapat merupakan suasana, kesan,
keseimbangan asimetris akan meng- ekspresi fungsi, ekspresi struktur dan

13
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

mampu mengekspresikan kegiatan


dalam bangunan. Sedangkan gaya
sebagai salah satu penentu keindahan
ekspresi merupakan cara merancang
secara berbeda dengan yang lain.
Penerapan gaya dapat ditentukan oleh
pemakaian bahan bangunan, penerapan
detail sesuai tema dan lain-lain
(Atmadjaja, 1999: 9). Gambar 2. Material lantai
(Foto: Dokumen peneliti, 2013)
4. ANALISA Gambar di atas adalah penerapan
4.1. Estetika Bentuk material kayu pada plafon dan lantai.
Secara sederhana, estetika bentuk Pada lantai, penggunaan material kayu
dapat dikatakan sebagai sebuah dipadukan dengan material keramik.
keindahan yang dapat dirasakan secara Pemilihan kayunya pun memanfaatkan
langsung melalui indra pengelihatan. potongan-potongan kayu yang posisi-
Adapun pembahasan tentang estetika nya disusun sedemikian rupa sehingga
bentuk terkait penerapan konsep etnik membentuk sebuah pola yang unik.
pada interior restoran Charming yaitu Sedangkan pada plafon ekspos, finish-
sebagai berikut : ing kayu dibuat gelap untuk men-
ciptakan kesatuan warna dengan aksen
a. Kesatuan lantai. Dalam penerapannya, sering
Pada restoran Charming, kesatuan di- kali penggunaan material kayu dan
bentuk melalui hubungan warna dan batu pada interior tradisional menim-
jenis material kayu yang digunakan. bulkan kesan yang gelap dan suram.
Sebagai sebuah perancangan interior Guna menyiasati hal tersebut, maka
yang mengusung konsep etnik, diperlukan bukaan ruang yang cukup
penggunaan material kayu dirasa tepat agar sinar matahari dapat masuk
untuk menonjolkan kesan tradisional. (Serial Rumah: 50 Inspirasi Ruang
Kesan tradisional tersebut diperkuat Tamu: 10).
dengan finishing antik yang digunakan
pada kayu pembentuk plafon, lantai,
fasilitas dan aksesoris ruang.

Gambar 3. Penggunaan material kayu pada


fasilitas dan tiang struktur bangunan
(Foto: Dokumen peneliti, 2013)
Gambar 1. Material plafon
(Foto: Dokumen peneliti, 2013)
Material kayu tidak hanya digunakan
pada plafon dan lantai. Hampir seluruh
fasilitas di restoran ini menggunakan
kayu sebagai material utama. Namun,
untuk menghindari kesan monoton,
warna kayu dibuat menjadi lebih
muda. Walaupun menggunakan jenis

14
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

warna yang berbeda, namun secara pintu tradisional khas Jawa dan Bali
keseluruhan masih mampu mencip- sebagai dinding partisi sekaligus seba-
takan sebuah kesatuan visual melalui gai aksesoris ruang (gambar 5). Ba-
penerapan warna coklat tersebut. ngunan restoran Charming memang
Coklat merupakan sebuah warna merupakan jenis bangunan terbuka
dengan karakter hangat. Karakter yang dibeberapa sisi bangunannya
hangat tersebut mampu menghadirkan tidak terdapat dinding permanen. Oleh
suasana nyaman, mengundang, serta karena itu, beberapa artwork yang ada
memberikan kesan etnik. (Serial juga dimanfaatkan sebagai pembentuk
Rumah, 2008:40). ruang, selain difungsikan sebagai
benda dekorasi. Sedangkan pada sisi
sebaliknya yaitu sisi utara bangunan,
variasi artwork pintu tradisional tetap
digunakan namun dengan bentuk
pemasangan yang berbeda. Pintu
tradisional tersebut dipasang secara
permanen pada dinding bangunan,
dengan jumlah yang lebih sedikit
(gambar 6).

Gambar 4. Artwork bernuansa tradisi


(Foto: Dokumen peneliti, 2013)

Salah satu hal yang dilakukan untuk


mewujudkan kesatuan ruang pada Gambar 5. Sisi selatan restoran
perancangan interior restoran Charm- (Foto: Dokumen peneliti, 2013)
ing ini adalah dengan menggunakan
elemen-elemen bernuansa tradisi.
Elemen tradisi yang dimaksud berupa
ornamen ukiran pada fasilitas, artwork,
dan jenis lampu yang digunakan.
Elemen-elemen tradisi tersebut men-
ciptakan sebuah kesatuan suasana
ruang sekaligus menjadi pengikat dan
memperkuat kesan entik yang ingin Gambar 6. Sisi utara restoran
dimunculkan. (Foto: Dokumen peneliti, 2013)
Selain pada penggunaan artwork pintu
c. Keseimbangan
tradisional, keseimbangan asimetris
Dalam perancangan interior restoran
dalam ruangan ini juga terbentuk
Charming, jenis keseimbangan yang
melalui penataan fasilitas. Restoran
digunakan adalah keseimbangan a-
Charming menggunakan beberapa
simetris. Hal tersebut jelas terlihat
jenis meja dan kursi makan dengan
dalam penataan furniture dan artwork
model dan jenis finishing yang
pada layout bangunan tersebut. Di sisi
berbeda, dengan penataan meng-
selatan, daya tarik ruang difokuskan
gunakan pola menyebar. Keuntungan
pada penggunaan beberapa model
menggunakan pola ini dalam penataan

15
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

layout ruang adalah ruangan terasa


lebih dinamis dan tidak kaku. Namun
dilain sisi penerapan pola ini juga
miliki kelemahan, yaitu membuat jalur
sirkulasi menjadi kurang jelas.

Gambar 8. Aksentuasi melalui penerapan


warna merah pada dinding
(Foto: Dokumen peneliti, 2013)

Tidak hanya memanfaatkan aksen


warna yang mecolok, aksentuasi pada
ruang juga dicapai melalui penempatan
sebuah artwork yang menonjol pada
bagian depan bangunan. Artwork ini
memiliki bentuk lingkaran dengan
bahan kayu solid, keberadaannya
cukup menarik perhatian saat pertama
Gambar 7. Jenis fasilitas
kali memasuki bangunan restoran
(Foto: Dokumen peneliti, 2013)
Charming ini. Pola lingkaran yang
c. Aksentuasi digunakan pada bentuk artwork ini
Aksentuasi atau penonjolan pada dapat memberikan kesan lemah
perancangan interior restoran Charm- gemulai, serta memberikan asosiasi
ing jelas terlihat pada penerapan warna gerakan yang lincah dengan karakter
merah pada salah satu dinding di indah, luwes dan dinamis (Sanyoto,
bangunan ini (gambar 8). Interior 2010: 96).
bangunan ini menggunakan warna
dominan coklat yang merupakan warna Menurut Sanyoto, salah satu persya-
alami dari material kayu yang ratan sebuah aksentuasi adalah mampu
digunakan. Munculnya aksen warna menarik perhatian melalui perbedaan
merah pada sudut ruangan memberikan bentuk, warna, tekstur, bahan maupun
variasi unik yang cukup menarik ukuran (Sanyoto, 2010: 228). Maka
perhatian, sehingga suasana ruang dengan demikian berdasarkan pen-
menjadi tidak membosankan. Warna jelasan di atas, restoran Charming
merah dan coklat dapat disebut sebagai menciptakan sebuah aksen-tuasi me-
warna analog atau senada. Di mana lalui penerapan warna, bentuk dan
perpaduan warna tersebut dapat ukuran elemen ruangnya.
berkesan berani namun tetap harmonis
(Serial Rumah: Kombinasi Warna.
2008:18-19). Selain itu warna merah,
dan coklat sangat cocok diterapkan
pada ruang makan, karena warna-
warna terang dan hangat tersebut
mampu merangsang sistem saraf
secara otomatis, sehingga dapat
meningkatkan selera makan. (Darma-
prawira . 2002: 141).
16
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

berupa benda-benda kerajianan seni,


maupun ragam hias berupa motif
ukiran. Ragam hias merupakan sebuah
pelengkap rasa estetik yang diwujud-
kan kedalam bentuk visual. Toekio
dalam Ardana menyebutkan bahwa,
ragam hias pada suatu benda diguna-
kan untuk memperindah dan memper-
anggun suatu karya. Bahkan beberapa
diantaranya memiliki nilai simbolik
Gambar 9. Aksentuasi melalui penempatan
artwork yang menonjol
atau makna tertentu (Toekio dalam
(Foto: Dokumen peneliti, 2013) Ardana, 2013: 71). Di Bali hampir
seluruh benda kesenian selalu berkait-
4.2. Estetika Ekspresi an erat dengan kehidupan masyarakat
Pada interior restoran Charming, bersama dengan kebudayaannya. Hasil
estetika ekspresi dapat dirasakan kerajinan tangan yang umumnya
melalui kesan tradisi dari perpaduan digunakan dalam berbagai aktivitas
etnik Jawa dan Bali. Menurut penelu- kehidupan sehari-hari, digunakan pula
suran beberapa sumber, Jawa dan Bali untuk menunjang aktivitas ritual ke-
memiliki ciri khas karakteristik tersen- agamaan (Raharja, Bali Post. 26 Mei
diri. Dalam interior rumah beradat 1996). Kesenian merupakan salah satu
Jawa, konsep keindahan diwujudkan unsur kebudayaan, di dalamnya akan
melalui visualisasi sebuah rumah yang selalu terkandung nilai luhur budaya
dapat difungsikan sebagai sebuah Bali, terutama nilai estetika yang ber-
wadah kegiatan yang mampu menjaga sumber dari agama Hindu. Estetika
hubungan antara sesama dalam ke- Hindu yang dimaksud adalah merupa-
cocokan, karena mengacu pada prinsip kan cara pandang mengenai keindahan
rukun dan keselarasan sosial. Selain itu yang didasari oleh nilai-nilai agama
sebuah hunian harus mampu mencer- Hindu berdasarkan ajaran kitab suci
minkan pribadi yang ramah tamah bagi Weda. Sejak awal fungsi seni memang
penghuninya dan memberikan pera- digunakan sebagai media spiritual.
saan tentram, yang dalam hal ini Dari fungsi spiritual kemudian ber-
tercermin melalui bentuk rumah yang kembang menjadi fungsi kesenian, dan
terbuka menyatu dengan alam kemudian terus berlanjut hingga zaman
(Sunarmi, 2007: 2). Hal tersebut tidak modern.
jauh berbeda dengan kareakteristik Sejalan dengan pemaparan
budaya Bali yang bersifat dinamis, mengenai karakteristik konsep etnik
terbuka, dan fleksibel (Tim Bali Post, Jawa dan Bali di atas, restoran Charm-
2004: 40). Selain bersifat dinamis dan ing menterjemahkan konsep etnik
terbuka, konsep hunian Bali umumnya tersebut melalui sistem bangunan yang
mengandung unsur ornamental, sim- terbuka dan sangat memaksimalkan
bolis dan bercorak Hindu. Sedangkan penghawaan serta pencahayaan alami.
untuk material, lebih cendrung meng-
gunakan bahan-bahan alami yang me-
ngandung ciri khas Bali.
Ciri khas sebuah ruangan
berkonsep etnik umumnya terlihat jelas
melalui penerapan ornamen didalam-
nya. Ornamen yang dimaksud dapat

17
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

ngunan umum, salah satunya pada


restoran Charming. Penerapan tedung
tersebut dikombinasikan dengan bebe-
rapa artwork patung bernuansa tra-
disional dan beberapa pencahayaan,
sehingga mampu menciptakan sebuah
desain yang dramatis.

Gambar 10. Konsep bangunan terbuka


(Foto: Dokumen peneliti, 2013) Gambar 11. Tedung sebagai hiasan eksterior
(Foto: Dokumen peneliti, 2013)

Pada gambar 10 dapat terlihat bahwa


bangunan restoran Charming merupa-
kan jenis bangunan tradisional dengan
material kayu dan plafon ekspos.
Hampir tidak ada sekat pada area
makan, hanya beberapa artwork ber-
ukuran besar digunakan sebagai
pembatas antara satua area dengan area
lain. Kondisi penataan tersebut mem- Gambar 12. Hiasan patung pada eksterior
(Foto: Dokumen peneliti, 2013)
buat para pengunjung dapat lebih
nyaman menikmati suasana diluar ba- Penerapan konsep etnik yang
ngunan dan dapat memberikan kesan digabungkan dengan unsur-unsur mo-
yang lebih ramah. dern memang merupakan sebuah pro-
Selain pada bentuk bangunan, ses penciptaan sesuatu dengan pola
restoran ini juga banyak memanfaatkan lama namun dengan teknik yang
benda-benda kesenian yang pada awal- berbeda. Nilai-nilai tradisi yang
nya memiliki nilai simbolis sebagai dianggap potensial kemudian diangkat
sebuah benda ritual. Salah satu contoh- kembali, untuk selanjutnya dimanipu-
nya yaitu penggunaan tedung atau lasi dengan cara menggeser, meng-
payung Bali sebagai benda dekorasi ubah, dan atau memutarbalikkan
eksterior. Tedung yang merupakan makna yang telah ada. Hal tersebut
salah satu benda kesenian yang me- dapat dilakukan dengan cara mengu-
miliki fungsi religius dalam kehidupan rangi bagian yang dianggap tidak
masyarakat Bali. Kemunculannya di- penting, pengubahan bentuk dari
karenakan adanya kebutuhan akan bentuk asal, perubahan arah suatu
sarana pelengkap upacara serta adanya elemen dari pola atau tatanan dasarnya,
sebuah simbol kebesaran. Awalnya atau perubahan letak atau posisi ele-
tedung hanya dipergunakan pada tem- men di dalam model referensi sehingga
pat suci atau puri, namun perkem- menjadi tidak seperti model awalnya
bangan zaman menyebabkan terjadi- (Ikhwanuddin, 2005: 93). Seluruh hal
nya perluasan fungsi pada tedung tersebut bertujuan untuk menyajikan
tersebut, sehingga kini tedung juga sebuah nilai-nilai keindahan tradisi
banyak digunakan sebagai salah satu dalam bentuk penataan ruang yang
benda dekorasi pada bangunan-ba- unik. Namun untuk mewujudkan hal
18
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

tersebut, terdapat unsur-unsur tertentu dapat menjadi sebuah media penge-


dalam kesenian tradisional tersebut nalan budaya Indosesia bagi dunia
yang dikorbankan. Salah satunya luar.
adalah memudarnya nilai-nilai kesa- Penerapan konsep etnik yang
kralan akibat adanya pergeseran fungsi dipadukan kedalam bangunan modern
dan perkembangan bentuk. pada restoran Charming di daerah
Sanur Bali ini cukup membuktikan
KESIMPULAN bahwa, seni tradisional Indonesia
mampu menyesuaikan diri dengan
Pemaparan di atas telah mem- modernisasi. Pada akhirnya, seni tra-
berikan sedikit gambaran bahwa pene- disional tidak selalu muncul dalam
rapan konsep etnik pada restoran bentuk murni, sering kali akan terjadi
Charming tercipta melalui prinsip- sebuah transformasi dengan muncul-
prinsip desain seperti kesatuan, ke- nya bentuk-bentuk baru sebagai bagian
seimbangan, dan aksentuasi. Prinsip dalam proses integrasi dan moderni-
kesatuan dicapai melalui penerapan sasi.
material kayu dan pemilihan warna
bernuansa coklat pada elemen interior; DAFTAR PUSTAKA
Keseimbangan yang digunakan adalah
jenis keseimbangan asimetris. Bentuk Ardana, Dewa Putu. Keben di Banjar
keseimbangan ini terbentuk melalui Tanggahan Peken, Bangli:
penataan layout fasilitas dan aksesoris Perspektif Kajian Seni. Tesis.
ruang. Keunggulan dari penerepan Institut Seni Indonesia
jenis keseimbangan ini adalah Denpasar. Denpasar, 2013.
penataan menjadi lebih dinamis dan
tidak kaku; Selain kesatuan dan Atmadjaja, Jolanda Srisusan &
keseimbangan, pada interior restoran Meydian Sartika Dewi. Estetika
Charming juga terdapat sebuah aksen- Bentuk. Jakarta: Gunadarma,
tuasi. Aksentuasi ini terlihat pada pe- 1999.
nerapan warna merah yang sangat
kontras dengan suasana ruang dan Atmaja, Jiwa. dkk. Pariwisata
penerapan sebuah artwork yang sangat Berkelanjutan Dalam Pusaran
mendominasi pada bagian depan Krisis Global. Denpasar:
bangunan. Udayana University, 2010.
Tidak hanya memberikan kein-
dahan melalui prinsip-prinsip desain Danes, Popo. Arsitektur Bali: Dari
seperti kesatuan, keseimbangan dan Kosmik ke Modern. Dalam
dominasi ruang. Pemilihan konsep et- Ramsayer, Urs & I Gusti Raka
nik tersebut juga memberikan nilai Panji Tisna. (eds). Bali Dalam
lebih berupa makna, simbol, serta ben- Dua Dunia. Bali: Meta Mera
tuk filosopi sebuah daerah yang disu- Book, 2002 ( hal. 100-119).
guhkan melalui benda-benda keseni-
Dharsono, Sony Kartika. Estetika.
annya yang khas. Melalui penerapan
Bandung: Rekayasa Sains,
konsep etnik ini, para pengunjung atau
2007.
pengguna ruang seolah diajak untuk
ikut mengenal lebih jauh kesenian Djelantik. Estetika Sebuah Pengantar.
daerah yang digunakan sebagai tema Jakarta: MSPI, 2008.
konsep etnik ini, yaitu Jawa dan Bali.
Khususnya bagi sebuah bangunan pari- Ikhwanuddin. Menggali Pemikiran
wisata, penerapan konsep etnik ini Postmodernisme dalam

19
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

Arsitektur. Yogyakarta: Gajah


Mada University Press, 2005.

Irawan, Bambang & Priscilla Tamara.


Dasar-Dasar Desain. Jakarta:
Griya Kreasi, 2013.

Kusrianto, Adi. Pengantar Desain


Komunikasi Visual.
Yogyakarta: Andi, 2007.

Peraturan Daerah Provinsi Bali. No. 2


Tahun 2012. Tentang
Kepariwisataan Budaya Bali.
“Sentuhan Etnik pada Ruang Tamu”
Majalah Serial Rumah: 50
Inspirasi Ruang Tamu.Cetakan
ke-1 Juni 2008. Hal.10-11.
“Kombinasi Analog Harmonis”
Majalah Serial Rumah:
Kombinasi Warna. Cetakan ke-
3 April 2008. Hal.18-19.

Sunarmi. Karakteristik Interior Rumah


Tradisional Jawa di Surakarta :
Kajian Estetik Menurut Budaya
Jawa Dalam Upaya Menggali
dan Mengembangkan Nilai-
Nilai Tradisi Budaya Jawa.
Surakarta: ISI Surakarta, 2007.

Suptandar, J. Pamudji. Pengantar


Mata Kuliah Desain Interior:
Untuk Mahasiswa Arsitek dan
Desainer. Jakarta: Trisakti,
1995.

___________________. Desain
Interior: Pengantar Merencana
Interior Untuk Mahasiswa
Desain dan Arsitektur. Jakarta:
Djambatan, 1999.

Tim Bali Post. Ajeg Bali Sebuah Cita-


Cita. Denpasar: Bali Post,
2004.

20
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

TAHAPAN KONSULTAN PERENCANA DALAM


PERENCANAAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA
RUANG BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR
DI KABUPATEN BADUNG-BALI

I Kadek Pranajaya
Dosen Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain Bali
Email : jprana858@gmail.com

Abstrak

Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu


pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia menjadi manusia yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya
saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun internasional. Kondisi bangunan gedung
yang baik dan lingkungan sekolah yang bersih akan sangat membantu menciptakan
lingkungan belajar dan mengajar yang kondusif dan sehat sehingga dapat meningkatkan
prestasi siswa. Tahapan perencanaan pembangunan sarana dan prasarana yang baik akan
menghasilkan sebuah keluaran berupa rancangan desain arsitektur dan interior terukur yang
dapat memberikan arahan secara teknis bagi pelaksanaan fisik dilapangan dan siap
diimplementasikan di lapangan. Tujuan penelitian adalah memberikan informasi dalam
bidang keilmuan arsitektur dan interior sehingga mempermudah upaya penanganan
pembangunan baru dan renovasi sekolah dasar serta sebagai masukan bagi pe-
merintah,masyarakat dan perencana yang nantinya membuat gambar rancangan yang baik
dan sesuai standar yang telah ada.

Kata Kunci: Perencanaan, Sarana dan Prasarana Ruang Belajar Anak Sekolah Dasar

21
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

1.1.LATAR BELAKANG peralatan, media pendidikan, buku dan


sumber belajar lainnya, teknologi
Pendidikan adalah suatu upaya yang informasi dan komunikasi, serta per-
dilakukan secara terpadu dan terencana lengkapan lain yang wajib dimiliki
untuk membantu manusia dalam oleh setiap sekolah. Sedangkan kriteria
mengenali, menggali dan mengem- umum prasarana yang terdiri dari
bangkan potensinya agar menjadi lahan, bangunan, ruang-ruang, dan
manusia yang seutuhnya. Untuk me- instalasi daya dan yang wajib dimiliki
wujudkan tujuan pendidikan itu, maka oleh setiap sekolah.
oleh negara dibentuk sebuah institusi
resmi yang bertugas untuk melaksa- Dalam UU No 23 tahun 2005 pasal 4
nakan pendidikan nasional. ayat (4), pendidikan diselenggarakan
dengan memberi keteladanan, mem-
Kondisi bangunan gedung yang baik bangun kemauan, dan mengembang-
dan lingkungan sekolah yang bersih kan kreativitas peserta didik dalam
akan sangat membantu menciptakan proses pembelajaran. Untuk me-
lingkungan belajar dan mengajar yang nunjang kegiatan pendidikan itu, maka
kondusif dan sehat sehingga akan diperlukan pendidik dan tenaga kepen-
meningkatkan prestasi siswa. Setiap didikan serta sarana dan prasarana
sekolah bagaimanapun kondisinya pendidikan yang bagus dan sesuai
tentu mempunyai aset yang seharusnya standar nasional pendidikan.
dikelola dengan baik. Aset sekolah,
baik gedung, sarana, prasarana dan Sarana dan prasarana pendidikan
lingkungannya merupakan wahana sering disebut sebagai fasilitas pendi-
belajar yang perlu dikelola dengan dikan. Secara bebasnya pengertian dari
baik. sarana dan prasarana adalah sebagai
berikut; sarana pendidikan adalah
Pelaksanaan pendidikan nasional harus sesuatu yang memudahkan penyampai-
menjamin pemerataan dan peningkatan an materi pembelajaran. Sedangkan
mutu pendidikan di tengah perubahan prasarana pendidikan adalah alat untuk
global agar warga Indonesia menjadi memudahkan penyelenggaraan pendi-
manusia yang bertakwa kepada Tuhan dikan. Dalam pasal 45 ayat (1) UU No
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendi-
cerdas, produktif, dan berdaya saing dikan Nasional dikatakan bahwa setiap
tinggi dalam pergaulan nasional mau- satuan pendidikan formal maupun non-
pun internasional. Untuk menjamin formal menyediakan sarana dan
tercapainya tujuan tujuan pendidikan prasarana yang memenuhi kependi-
tersebut, Pemerintah telah meng- dikan sesuai dengan pertumbuhan dan
amanatkan penyusunan delapan stan- perkembangan potensi fisik, kecer-
dar nasional pendidikan sebagaimana dasan intelektual, sosial, emosional
diatur dalam Peraturan Pemerintah dan kejiwaan peserta didik.
Republik Indonesia No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Pendidikan salah Sementara standar sarana dan pra-
satunya sarana dan prasarana. sarana pendidikan diatur dalam PP No
19 tahun 2005 pasal 42, setiap satuan
Standar sarana dan prasarana pendi- pendidikan wajib memiliki sarana yang
dikan adalah kriteria minimun tentang meliputi perabot, peralatan, pendidik-
sistem pendidikan di seluruh wilayah an, media pendidikan, buku dan
hukum Negara Kesatuan Republik In- sumber belajar lainnya, bahan habis
donesia mencakup kriteria minimum pakai, serta perlengkapan lain yang
sarana yang terdiri dari perabot,

22
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

diperlukan untuk menunjang proses rencanaan sarana dan prasarana


pembelajaran yang teratur dan ber- ruang belajar anak sekolah dasar,
kelanjutan. Sarana dan prasarana seba- baik bagi penulis maupun bagi
gaimana kita ketahui adalah salah satu pembaca, serta dapat memberikan
penunjang kegiatan belajar mengajar, informasi dalam bidang keilmuan
kondisi sarana dan prasarana mem- arsitektur dan interior sehingga
pengaruhi kualitas pendidikan seorang mempermudah upaya penanganan
anak didik. pembangunan baru dan renovasi
sekolah dasar
Pemerintah Daerah wajib melaksana- 2. Secara aplikasi studi, agar dapat
kan pendidikan Nasional dengan me- memberikan masukan bagi pe-
nyiapkan dana yang bersumber dari merintah, masyarakat dan peren-
APBD di Kabupaten/kota. Tahapan cana yang nantinya akan membuat
perencanaan yang baik akan mengha- gambar rancangan yang baik dan
silkan sebuah keluaran berupa ran- sesuai persyaratan dan standar
cangan terukur yang diharapkan dapat yang ada.
memberikan arahan secara teknis bagi
pelaksanaan fisik dilapangan dan siap 1.4. METODE PENELITIAN
diimplementasikan di lapangan.
Pengumpulan data primer dilakukan
1.2. RUMUSAN MASALAH melalui keterlibatan penulis dalam
beberapa pekerjaan di Dinas Pendidikan
Rumusan masalah yang dapat diambil dan Pemuda Kabupaten Badung sehing-
dari tulisan ini adalah ga sangat memudahkan penulis dalam
1. Apakah persyaratan dan standar mengkaji realita yang ada, serta me-
pembangunan sarana dan prasarana lakukan wawancara langsung pada kon-
ruang belajar anak sekolah dasar? sultan yang menangani pekerjaan sarana
2. Bagaimana tahapan perencanaan dan prasarana sekolah dasar di Kabu-
pembangunan sarana dan prasarana paten Badung. Pengumpulan data se-
ruang belajar anak sekolah dasar kunder dilakukan melalui studi litera-
yang menyangkut aspek teknis dan tur dan peraturan yang terkait
administratif?
1.5. TINJAUAN STANDAR
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT SARANA DAN PRASARANA
PENELITIAN SD/MI
1.5.1 Standar Sarana dan Prasarana
Tujuan penulisan ini adalah: SD/MI
1. Untuk mengetahui persyaratan dan Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya
standar pembangunan sarana dan memiliki prasarana seperti ruang kelas,
prasarana ruang belajar anak seko- ruang, perpustakaan, laboratorium
lah dasar IPA, ruang pimpinan, ruang guru, tem-
2. Untuk mengetahui tahapan perenca- pat beribadah, ruang UKS, jamban,
naan sarana dan prasarana ruang gudang, ruang sirkulasi, tempat ber-
belajar anak sekolah dasar yang main/berolahraga.
menyangkut aspek teknis dan ad-
ministratif Ketentuan mengenai prasarana tersebut
beserta sarana yang ada di dalamnya
Manfaat Penelitian diatur dalam standar sebagai berikut:
1. Secara akademik, agar dapat mem- 1. Ruang Kelas
perkaya dan menambah wawasan
mengenai proses dan tahapan pe-

23
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

a. Fungsi ruang kelas adalah tempat ruang kelas. Lebar minimum


kegiatan pembelajaran teori, ruang perpustakaan adalah 5 m.
praktik yang tidak memerlukan c) Ruang perpustakaan dilengkapi
peralatan khusus, atau praktik jendela untuk memberi pen-
dengan alat khusus yang mudah cahayaan yang memadai untuk
dihadirkan. membaca buku.
b. Jumlah minimum ruang kelas d) Ruang perpustakaan terletak di
sama dengan banyak rombongan bagian sekolah/madrasah yang
belajar. mudah dicapai.
c. Kapasitas maksimum ruang kelas e) Ruang perpustakaan dilengkapi
adalah 28 peserta didik. sarana buku, rak buku pelajaran
d. Rasio minimum luas ruang kelas dan rak majalah, rak surat
adalah 2 m2//peserta didik. Un- khabar, meja baca, kursi baca,
tuk rombongan belajar dengan kursi kerja, meja kerja, lemari
peserta didik kurang dari 15 katalog, lemari, papan peng-
orang, luas minimum ruang kelas umuman, meja multimedia, rak
adalah 30 m2. Lebar minimum uku inventaris tempat sampah,
ruang kelas adalah 5 m. kotak kontak dan jam dinding
e. Ruang kelas memiliki jendela 3. Laboratorium IPA
yang memungkinkan pencaha- a) Laboratorium IPA dapat meman-
yaan yang memadai untuk faatkan ruang kelas.
membaca buku dan untuk mem- b) Sarana laboratorium IPA ber-
berikan pandangan ke luar fungsi sebagai alat bantu men-
ruangan. dukung kegiatan dalam bentuk
f. Ruang kelas memiliki pintu yang percobaan.
memadai agar peserta didik dan c) Setiap SD/MI dilengkapi sarana
guru dapat segera keluar ruangan laboratorium IPA seperti pera-
jika terjadi bahaya, dan dapat botan (lemari) dan peralatan pen-
dikunci dengan baik saat tidak didikan (model kerangka manu-
digunakan. sia, model tubuh manusia, globe
g. Tinggi plafond minimal 3.50 model tata surya, kaca pembesar,
meter dari lantai. cermin, lensa dan lain-lain)
h. Ruang kelas dilengkapi pra- 4. Ruang Pimpinan
sarana yaitu kursi, meja murid, a) Ruang pimpinan berfungsi seba-
kursi guru, meja guru, lemari, gai tempat melakukan kegiatan
rak hasil karya murid, papan pengelolaan sekolah/madrasah,
panjang, tempat sampah, tempat pertemuan dengan sejumlah kecil
cuci tangan, jam dinding dan guru, orang tua murid, unsur
kotak kontak komite sekolah/majelis madra-
2. Ruang Perpustakaan sah, petugas dinas pendidikan,
a) Ruang perpustakaan berfungsi atau tamu lainnya.
sebagai tempat kegiatan peserta b) Luas minimum ruang pimpinan
didik dan guru memperoleh in- adalah 12 m2 dan lebar mini-
formasi dari berbagai jenis bahan mum adalah 3 m.
pustaka dengan membaca, meng- c) Ruang pimpinan dilengkapi sara-
amati, mendengar, dan sekaligus na seperti kursi pimpinan, meja
tempat petugas mengelola per- pimpinan, kursi dan meja tamu,
pustakaan. lemari, papan statistik, simbol
b) Luas minimum ruang perpusta- kenegaraan, tempat sampah, me-
kaan sama dengan luas satu

24
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

sin ketik, filling cabinet, brang- c) Luas minimum 1 unit jamban


kas dan jam di dinding adalah 2 m2
5. Ruang Guru d) Jamban harus berdinding, ber-
a) Ruang guru berfungsi sebagai atap, dapat dikunci, dan mudah
tempat guru bekerja dan istirahat dibersihkan.
serta menerima tamu, baik peser- e) Tersedia air bersih di setiap unit
ta didik maupun tamu lainnya. jamban.
b) Rasio minimum luas ruang guru f) Jamban dilengkapi sarana seperti
adalah 4 m2/pendidik dan luas kloset jongkok, tempat air, ga-
minimum adalah 32 m yung, gantungan pakaian dan
c) Ruang guru mudah dicapai dari tempat sampah
halaman sekolah/madrasah atau- 9. Gudang
pun dari luar lingkungan sekolah Gudang berfungsi sebagai tempat
/madrasah, serta dekat dengan menyimpan peralatan pembelajaran
ruangpimpinan. di luar kelas, tempat menyimpan
d) Ruang guru dilengkapi sarana sementara peralatan sekolah/
seperti kursi dan meja kerja, madrasah yang tidak/belum ber-
lemari, papan statistik, papan fungsi, dan tempat menyimpan arsip
pengumuman, tempat sampah, sekolah/madrasah yang telah ber-
tempat cuci tangan jam dinding usia lebih dari 5 tahun.
dan penanda waktu a) Luas minimum gudang adalah 18
6. Ruang UKS m2
a) Ruang UKS berfungsi sebagai b) Gudang dapat dikunci.
tempat untuk penanganan dini c) Gudang dilengkapi sarana seperti
peserta didik yang mengalami lemari dan rak
gangguan kesehatan di sekolah 10. Ruang Sirkulasi
/madrasah. a) Ruang sirkulasi horizontal ber-
b) Ruang UKS dapat dimanfaatkan fungsi sebagai tempat peng-
sebagai ruang konseling. hubung antar ruang dalam
c) Luas minimum ruang UKS ada- bangunan sekolah/madrasah dan
lah 12 m sebagai tempatberlangsungnya
d) Ruang UKS dilengkapi sarana kegiatan bermain dan interaksi
seperti tempat tidur, lemari, meja sosial peserta didik di luar jam
kursi perlengkapan P3K dan pelajaran, terutama pada saat
lain-lain hujan ketika tidak memung-
7. Tempat Suci: tempat beribadah kinkan kegiatan-kegiatan terse-
berfungsi sebagai tempat warga but berlangsung di halaman
sekolah/madrasah melakukan iba- sekolah/madrasah.
dah yang diwajibkan oleh agama b) Ruang sirkulasi horizontal beru-
masing-masing pada waktu sekolah. pa koridor yang menghubungkan
8. Jamban ruang-ruang di dalam bangunan
a) Jamban berfungsi sebagai tempat sekolah/madrasah dengan luas
buang air besar dan/atau kecil. minimum adalah 30% dari luas
b) Minimum terdapat 1 unit jamban total seluruh ruang pada bangun-
untuk setiap 60 peserta didik an, lebar minimum adalah 1,8 m,
pria, 1 unit jamban untuk setiap dan tinggi minimum adalah 2,5
50 peserta didik wanita, dan 1 m.
unit jamban untuk guru. Jumlah c) Ruang sirkulasi horizontal dapat
minimum jamban di setiap menghubungkan ruang-ruang de-
sekolah/madrasah adalah 3 unit. ngan baik, beratap, serta men-

25
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

dapat pencahayaan dan pengha- e) Tempat bermain/berolahraga di-


waan yang cukup. letakkan di tempat yang paling
d) Koridor tanpa dinding pada sedikit mengganggu proses pem-
lantai atas bangunan bertingkat belajaran di kelas.
dilengkapi pagar pengaman de- f) Tempat bermain/berolahraga ti-
ngan tinggi 90-110 cm. dak digunakan untuk tempat par-
e) Bangunan bertingkat dilengkapi kir.
tangga. Bangunan bertingkat de-
ngan panjang lebih dari 30 m 1.5.2 Ketentuan Bangunan Gedung
dilengkapi minimum dua buah SD/MI
tangga.
f) Jarak tempuh terjauh untuk men- Beberapa Ketentuan yang diperhatikan
capai tangga pada bangunan ber- adalah:
tingkat tidak lebih dari 25 m. 1. Bangunan memenuhi ketentuan tata
g) Lebar minimum tangga adalah bangunan yang terdiri dari:
1,5 m, tinggi maksimum anak a) koefisien dasar bangunan mak-
tangga adalah 17 cm, lebar anak simum 30 %;
tangga adalah 25-30 cm, dan di- b) koefisien lantai bangunan dan
lengkapi pegangan tangan yang ketinggian maksimum bangun-
kokoh dengan tinggi 85-90 cm. an yang ditetapkan dalam Pera-
h) Tangga yang memiliki lebih dari turan Daerah;
16 anak tangga harus dilengkapi c) jarak bebas bangunan yang
bordes dengan lebar minimum meliputi garis sempadan ba-
sama dengan lebar tangga. ngunan dengan as jalan, tepi
i) Ruang sirkulasi vertikal di- sungai, tepi pantai, jalan kereta
lengkapi pencahayaan dan peng- api, dan/atau jaringan tegangan
hawaan yang cukup. tinggi, jarak antara bangunan
11. Tempat Bermain dan Berolahraga dengan batas-batas persil, dan
a) Tempat bermain/ berolahraga jarak antara as jalan dan pagar
berfungsi sebagai area bermain, halaman yang ditetapkan dalam
berolahraga, pendidikan jasmani, Peraturan Daerah
upacara, dan kegiatan ekstrakuri- 2. Bangunan memenuhi persyaratan
kuler. keselamatan berikut.
b) Rasio minimum luas tempat a) Memiliki konstruksi yang stabil
bermain/berolahraga adalah 3 dan kokoh sampai dengan kon-
m/peserta didik. Jika banyak pe- disi pembebanan maksimum
serta didik kurang dari 180 o- dalam mendukung beban muat-
rang, maka luas minimum tempat an hidup dan beban muatan
bermain/berolahraga adalah 540 mati, serta untuk daerah/zona
m2 tertentu kemampuan untuk me-
c) Di dalam luasan tersebut terdapat nahan gempa dan kekuatan
tempat berolahraga berukuran alam lainnya.
minimum 20 m x 15 m yang b) Dilengkapi sistem proteksi pa-
memiliki permukaan datar, drai- sif dan/ atau proteksi aktif un-
nase baik, dan tidak terdapat tuk mencegah dan menang-
pohon, saluran air, serta benda- gulangi bahaya kebakaran dan
benda lain yang mengganggu petir.
kegiatan berolahraga. 3. Bangunan memenuhi persyaratan
d) Sebagian tempat bermain ditana- kesehatan berikut.
mi pohon penghijauan.

26
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

a) Mempunyai fasilitas secukup- 9. Kualitas bangunan minimum per-


nya untuk ventilasi udara dan manen kelas B, sesuai dengan PP
pencahayaan yang memadai. No. 19 Tahun 2005 Pasal 45, dan
Memiliki sanitasi di dalam dan mengacu pada Standar PU.
di luar bangunan meliputi 10. Bangunan sekolah/madrasah baru
saluran air bersih, saluran air dapat bertahan minimum 20 tahun.
kotor dan/atau air limbah, 11. Pemeliharaan bangunan
tempat sampah, dan saluran air sekolah/madrasah adalah sebagai
hujan. berikut:
b) Bahan bangunan yang aman a) Pemeliharaan ringan, meliputi
bagi kesehatan pengguna ba- pengecatan ulang, perbaikan
ngunan dan tidak menimbulkan sebagian daun jendela/pintu,
dampak negatif terhadap ling- penutup lantai, penutup atap,
kungan. plafon, instalasi air dan listrik,
4. Bangunan menyediakan fasilitas dilakukan minimum sekali da-
dan aksesibilitas yang mudah, lam 5 tahun.
aman, dan nyaman termasuk bagi b) Pemeliharaan berat, meliputi
penyandang cacat. penggantian rangka atap, rang-
5. Bangunan memenuhi persyaratan ka plafon, rangka kayu, kusen,
kenyamanan, dimana bangunan dan semua penutup atap,
mampu meredam getaran dan dilakukan minimum sekali da-
kebisingan yang mengganggu lam 20 tahun.
kegiatan pembelajaran. Setiap 12. Bangunan dilengkapi izin
ruangan memiliki pengaturan mendirikan bangunan dan izin
penghawaan yang baik. Setiap penggunaan sesuai ketentuan per-
ruangan dilengkapi dengan lampu aturan perundang-undangan yang
penerangan. berlaku.
6. Bangunan bertingkat memenuhi
persyaratan berikut. 1.6. TAHAPAN PERENCANAAN
a. Maksimum terdiri dari tiga PEMBANGUNAN SARANA
lantai. DAN PRASARANA RUANG
b. Dilengkapi tangga yang mem- BELAJAR ANAK SEKOLAH
pertimbangkan kemudahan, ke- DASAR
amanan, keselamatan, dan ke- Penulis melakukan penelitian pada
sehatan pengguna. konsultan perencana yang mengambil
7. Bangunan dilengkapi sistem pekerjaan di Dinas Pendidikan Pemuda
keamanan berikut. dan olah Raga Kabupaten Badung
a) Peringatan bahaya bagi peng- yaitu PT. Narada Karya dan PT Dana
guna, pintu keluar darurat, dan Sularsa Cipta. Obyek sekolah yang
jalur evakuasi jika terjadi dirancang adalah mencakup wilayah
bencana kebakaran dan/atau Kecamatan Kuta Selatan, Kuta Utara,
bencana lainnya. Abiansemal, Mengwi dan Petang di
b) Akses evakuasi yang dapat tahun 2015 dan 2016. Didalam pe-
dicapai dengan mudah dan nanganan pekerjaan perencanaan pem-
dilengkapi penunjuk arah yang bangunan sarana dan prasarana sekolah
jelas. dasar yang dilakukan terdiri dari
8. Bangunan dilengkapi instalasi tahapan-tahapan sebagai berikut :
listrik dengan daya minimum 900 1. Tahapan awal
watt.

27
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

Pada tahap ini beberapa kegiatan  Peraturan Pemerintah No-


yang dilakukan dalam hal ini seba- mor 36 Tahun 2005 ten-
gai berikut : tang Pelaksanaan UU No-
 Didalam tahap awal pekerjaan mor 28 Tahun 2002 ten-
yang dilakukan adalah berupa tang Bangunan Gedung;
Persiapan dasar ; berupa mo-  Keputusan Menteri Negara
bilisasi tim kerja dan menyiap- Pekerjaan Umum Nomor
kan administrasi kegiatan, 10/KPTS/2000 tentang Ke-
penyusunan metode pelaksa- tentuan Teknis Pengaman
naan kegiatan, pembentukan terhadap Bahaya Kebakar-
tim pelaksana, pembuatan surat an pada Bangunan Gedung
tugas, studi literatur dan per- dan Lingkungan;
siapan bahan-bahan lainnya,  Keputusan Menteri Negara
Persiapan teknis berupa pe- Pekerjaan umum Nomor
nyiapan alat untuk survey 11/KPTS/2000 tentang
seperti, surat survey, kuisioner, Ketentuan Teknis Manaje-
form data, penyiapan alat ukur men Penanggulangan Ke-
berupa meteran dan theodolith bakaran di Perkotaan;
dan waterfas dan alat sondir  Peraturan Menteri Peker-
jika dibutuhkan. jaan Umum Nomor
 Mempelajari existing site dan 29/PRT/M/2006 tentang
karakter site lokasi perenca- Pedoman Persyaratan Tek-
naan pembangunan sarana dan nis Bangunan Gedung;
prasarana sekolah dasar  Peraturan Menteri Peker-
 Menyusun jadwal dan konsep jaan Umum Nomor
survey baik menyangkut data 30/PRT/M/2006 tentang
primer maupun data sekunder Pedoman Teknis Akse-
yang akan dibutuhkan didalam sibilitas dan Fasilitas pada
perencanaan tersebut. Bangunan Gedung Dan
 Menyusun konsep perenca- Lingkungan;
naan partisipatif yang melibat-  Peratutan Menteri Peker-
kan para stakeholder yang ada jaan Umum Nomor
di kawasan perencanaan. 06/PRT/M/2007 tentang
 Melakukan survai data primer Pedoman Umum Penyu-
terdiri survai lapangan, sunan RTBL;
pengukuran site, dan lain  Keputusan Menteri Peker-
sebagainya. jaan Umum No.
 Melakukan survai data sekun- 45/KRT/M/2007 tanggal
der terdiri dari pengumpulan 27 Desember 2007, tentang
data sekunder berbagai sumber pedoman teknis pemba-
terkait pekerjaan baik dari ngunan gedung Negara
Satker, PPK, di Provinsi, Ka-  Peraturan Daerah Bali No.
bupaten/kota, Suplier, dimana 16 Tahun 2009 dan Per-
data yang dibutuhkan sebagai aturan Daerah Bali No. 4, 5
persyaratan teknis adalah Tahun 2005 serta ;
sebagai berikut :  Standar teknis dan pedo-
 Undang-undang Nomor 28 man teknis yang diper-
Tahun 2002 tentang Ba- syaratkan.
ngunan Gedung;

28
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

2. Tahapan Perencanaan Dan Peran- b. Penyusunan prarencana, seperti


cangan membuat rencana tapak, pra
rencana bangunan, perkiraan
Pada tahap ini konsultan sudah biaya, laporan perencanaan,
melakukan penjaringan aspirasi dan mengurus perizinan sampai
yang ada baik di tingkat mendapatkan keterangan ren-
Pengguna, Tim Teknis yang ditun- cana kota/kabupaten, kete-
juk dan pihak sekolah yang ada di rangan persyaratan bangunan
kawasan perencanaan sehingga dan lingkungan, dan penyiap-
hal tersebut akan menjadi masuk- kan kelengkapan permohonan
an - masukan pada tahap perenca- IMB sesuai dengan ketentuan
naan selanjutnya. yang ditetapkan pemerintah
daerah setempat;
3. Tahapan Konsultasi c. Persiapan pelaksanaan desain
meliputi:
Pada tahap ini konsultan sudah  Mempersiapakan dan me-
menyusun jadwal mengenai kon- ngumpulkan data-data awal
sultasi, dimana hal tersebut bisa  Mempersiapkan peta lokasi
dilakukan sebagai berikut : dan gambar existing
 Konsultasi dilakukan baik seca-  Melakukan konfirmasi dan
ra formal ( untuk pembahasan koordinasi dengan instansi
laporan ) maupun secara infor- terkait di daerah sehubungan
mal. akan dilakukan survey
 Konsultasi melibatkan para  Melakukan survey lapangan,
stakeholder terkait dari Dinas/ pengumpulan data dan infor-
Instansi terkait sesuai dengan masi yang dibutuhkan untuk
jadwal pembahasan formal. kegiatan perancangan sesuai
4. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dengan kebutuhan.
Detail Engginering Design (DED)  Melakukan pengukuran la-
Pekerjaan Perencanaan Penyusun- pangan lengkap atas kondisi
an DED pembangunan sarana dan batas lahan pembangunan,
prasarana sekolah dasar dapat kondisi topografi dan ketek-
meliputi perencanaan lingkungan, nikan lainnya yang berpe-
site/Tapak bangunan atau fisik ngaruh terhadap pelaksana-
bangunan, dimana kegiatan terse- an.
but terdiri atas :  Mengumpulkan informasi
a. Persiapan atau penyusunan harga satuan upah dan bahan
konsep perencanaan seperti pe-  Membuat foto dokumentasi
ngumpulan data dan infor-masi lapangan
lapangan ( termasuk penye-  Melakukan penyelidikan ta-
lidikan tanah sederhana), mem- nah/sondir.
buat interpretasi secara ga-ris  Membuat konsep-konsep
besar terhadap Kerangka Acuan rancangan dengan melibat-
Kerja (KAK), program keja kan masukan-masukan dan
perencanaan, konsep peren- pendapat stakeholder.
canaan, sketsa gagasan, dan
konsultansi dengan pemerin- d. Penyusunan pengembangan
tahan daerah setempat menge- rencana seperti membuat :
nai aturan daeran/ perijinan  Membuat pra-rancangan me-
bangunan. liputi : site plan, tampak-

29
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

tampak, potongan-potongan, rencana anggaran biaya dan


jaringan utilitas dan detail- laporan perencanaan;
detail arsitektur. g. Membantu Kepala Satuan
 Membuat gambar kerja leng- Kerja / Pejabat pembuat Komit-
kap meliputi : gambar dan men di dalam menyusun doku-
detail arsitektur, gambar dan men pelelangan, dan membantu
detail struktur, gambar dan panitia pelelangan dalam me-
detail utilitas, gambar dan nyusun program dan pelaksa-
detail elemen kawasan se- naan pelelangan;
perti lansekap, street furni- h. Membantu panitia pelelangan
ture, plaza dan atau kegi- pada waktu penjelasan peker-
atan terkait lainnya. jaan, termasuk menyusun berita
 Membuat spesifikasi bahan acara penjelasan pekerjaan,
dan perhitungan biaya. membantu panitia pelelangan
 Mengadakan Presentasi dan dalam melaksanakan evaluasi
Konsultansi hasil DED pem- penawaran, menyusun kembali
bangunan sarana dan pra- dokumen pelelangan, dan me-
sarana sekolah dasar laksanakan tugas-tugas yang
 Rencana arsitektur, beserta sama apabila terjadi lelang
uraian konsep dan visuali- ulang;
sasi dwi dan trimatra bila i. Melakukan pengawasan ber-
diperlukan; kala, seperti memeriksa kese-
 Rencana struktur, beserta suaian pelaksanaan pekerjaan
uraian konsep dan perhitu- dengan rencana secara berkala,
ngannya; melakukan penyesuaian gambar
 Rencana mekanikal-elek- dan spesifikasi teknis pelaksa-
trikal termasuk IT, beserta naan bila ada perubahan, mem-
konsep dan perhitungannya. berikan penjelasan terhadap
 Garis besar spesifikasi teknis persoalan - persoalan yang
(outline specifications); timbul selama masa konstruksi,
 Perkiraan biaya. memberikan rekomendasi ten-
e. Penyusunan rencana detail be- tang penggunaan bahan.
rupa uraian lebih terinci : mem- j. Menyusun pengawasan berkala
buat gambar-gambar detail yang terdiri dari atas perubahan
rencana kerja dan syarat-syarat, perencanaan pada masa pelak-
rincian volume pelaksanaan pe- sanaan konstruksi, petunjuk
kerjaan, rencana anggaran bia- penggunaan, pemeliharaan, dan
ya pekerjaan konstruksi, dan perawatan bangunan gedung,
menyusun laporan perencana- termasuk petunjuk yang me-
an; nyangkut peralatan dan per-
f. Pembuatan dokumen perenca- lengkapan mekanikal – elek-
naan teknis berupa rencana trikal bangunan.
teknis arsitektur, struktur, me- 5. Tahap Persiapan lelang
kanikal dan elektrikal, perta- a) Pada Kegiatan Penyusunan Do-
manan, tata ruang dalam bentuk kumen lelang.
gambar, gambar detail pelak-  Membuat dokumen gambar
sanaan dan perhitungannya, kerja lengkap yang telah
rencana kerja dan syarat-syarat disetujui oleh pemberi tugas
administrasi, syarat-syarat u- dan Tim Teknis.
mum dan syarat-syarat teknis,

30
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

 Membuat Rencana Kerja  Laporan Akhir


dan Syarat-syarat ( RKS ). Laporan Akhir memuat hasil pe-
 Membuat Daftar Kuantitas, nyempurnaan dari Konsep
 Membuat Rencana Anggar- Laporan Akhir setelah dipresen-
an biaya ( RAB/EE). tasikan, dan Penyusunan Dokuen
b) Tahap Proses Pelelangan. lelang dan Legalitas yang men-
 Membantu Panitia dalam cakup : Menyusun Dokumen
penyusunan program dan lelang, Proses Lekalisasi, Peng-
jadwal pelelangan. adaan Dokumen, Penyerahan
 Membantu panitia didalam Dokumen dan Laporan Akhir Pe-
kegiatan aanwijzing. rencanaan
 Membantu panitia dalam
evaluasi dan penetapan pe- 1.7. SIMPULAN
menang lelang.
a. Kondisi bangunan gedung yang
 Membantu panitia menyu-
baik dan lingkungan sekolah
sun laporan pelelangan.
yang bersih akan sangat mem-
6. Tahap Produk Laporan
bantu menciptakan lingkungan
Dalam perencanaan DED Pemba-
belajar dan mengajar yang
ngunan Sarana Dan Prasarana Sekolah
kondusif dan sehat sehingga
dasar produk/keluaran yang minimal
nantinya akan meningkatkan
harus dipenuhi adalah:
prestasi siswa.
 Laporan Pendahuluan
b. Setiap satuan pendidikan for-
Laporan pendahuluan memuat
mal maupun nonformal wajib
Persiapan Perencanaan yang
menyediakan sarana dan pra-
meliputi antara lain:
sarana pendidikan yang meme-
 Study Literatur
nuhi standar yang sudah dite-
 Interprestasi KAK tapkan pemerintah melalui per-
 Pengumpulan Data dan aturan yang sudah ada.
Informasi Lapangan, c. Tahapan perencanaan pem-
 Pengukuran, bangunan sarana dan prasarana
 Klarifikasi Data yang baik akan menghasilkan
 Membuat konsep, gagasan, sebuah keluaran berupa ran-
sketsa serta Konsultansi dan cangan desain arsitektur dan
presentasi awal interior terukur yang dapat
 Pendekatan dan Metodologi memberikan arahan secara
pelaksanaan pekerjaan teknis bagi pelaksanaan fisik di
 Organisasi penanganan peker- lapangan dan siap dimplemen-
jaan yang meliputi rencana ker- tasikan di lapangan.
ja, mobilisasi tenaga ahli, dan d. Dukungan dan komitmen Pe-
jadwal kegiatan. merintah Daerah dalam pelak-
 Laporan Antara sanaan program pendidikan
Laporan antara memuat rekapan Nasional dengan menyiapkan
data, baik sekunder maupun data dana yang bersumber dari
primer, yang telah tersusun da- APBD di Kabupaten/kota.
lam rekapan data dan telah
diserahkan

31
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

DAFTAR PUSTAKA
Laporan Akhir Penyusunan DED Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah di
Kecamatan Kuta Mengwi,Tahun 2014

Laporan Akhir Penyusunan DED Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah di


Kecamatan Abiansemal, Tahun 2015

Laporan Akhir Penyusunan DED Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah di


Kecamatan Kuta Selatan,Tahun 2016

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 32 Tahun 2011 tentang Standar
dan Spesifikasi Teknis Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak, Pembangunan Ruang Kelas
baru beserta Perabotannya, dan Pembangunan Ruang Perpustakaan Beserta
Perabotannya untuk SD/SDLB, Tahun 2011

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007


tentang Standar Sarana dan prasarana Untuk Sekolah Dasar/MI, Sekolah Menengah
Pertama/MTs dan Sekolah Menengah Atas/MA, Tahun 2007

32
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

KAJIAN PUSTAKA “AKUSTIK” PADA RUANG DALAM

Ni Wayan Ardiarani Utami


Dosen Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain Bali
Email : ardiarani.utami@gmail.com

Abstrak

Akustik merupakan salah satu cabang ilmu yang erat kaitannya dengan bunyi. Dalam hal ini
akustik dapat mengatur bunyi yang diinginkan dan kontrol akan kebisingan yang dapat
timbul sehingga mengganggu aktivitas civitas ruang dalam. Penataan bunyi pada ruang
dalam memiliki tujuan untuk kesehatan pengguna sebagai tujuan mutlak dan untuk
kenikmatan pengguna sebagai suatu hal yang diusahakan. Penggunaan akustik yang benar
pada ruang dalam menjadi mutlak diperlukan pada kehidupan manusia sehari-hari. Pada
penulisan ini menggunakan metode kajian pustaka sebagai perbandingan untuk mengetahui
mengapa akustik diperlukan pada ruang dalam. Pada penulisan ini dapat disimpulkan bahwa
akustik diperlukan dalam merancang ruang dalam karena akustik erat kaitannya dengan
permukaan bidang penyusun ruang dalam dan bentuk dari ruang dalam itu sendiri.
Pengkondisian akustik pada ruang dalam lebih mudah dilakukan karena memiliki batasan
dan jenis bahan permukaan.

Kata Kunci : akustik, kebisingan, kontrol, ruang dalam

33
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

1. PENDAHULUAN
Penataan bunyi pada ruang dalam Ruang dalam merupakan tempat
memiliki dua tujuan, yaitu untuk beraktivitas manusia baik pribadi
kesehatan penggunan sebagai tujuan ataupun berkelompok sesuai dengan
mutlak dan untuk kenikmatan pemakai fungsinya masing-masing. Menurut
sebagai tujuan yang diusahakan Wicaksono (2014) Ruang adalah
(Satwiko, 2009:263). Kesehatan peng- bentuk tiga dimensi yang memiliki
guna sebagai sesuatu hal yang mutlak panjang, lebar, tinggi dan berbentuk
diperlukan karena bunyi dapat padat. Ruang dalam dibatasi oleh
mempengaruhi kesehatan pendengar- bidang dapat berupa plafond, dinding
nya. Gangguan yang dapat ditimbulkan dan bidang.
mulai dari gangguan fisiologis, psiko-
logis, komunikasi dan ketulian (Fauzi, Berdasarkan data tersebut, penggunaan
2013). Berdasarkan hasil tersebut akustik yang baik dan benar harus
penataan bunyi pada ruang, ruang digunakan pada ruang dalam untuk
dalam khususnya wajib menjadi fokus menunjang kesehatan dan aktivitas
perhatian dalam suatu perencanaan pengguna.
ruang dalam, sedangkan kenikmatan
pengguna “ruang dalam” juga menjadi 2. METODE PENULISAN
satu hal yang harus diperhatikan
setelah tujuan kesehatan terpenuhi. Metode yang digunakan pada penulis-
an ini adalah metode penulisan dengan
Bunyi merupakan salah satu cabang perbandingan kajian pustaka. Kajian
ilmu yang erat kaitannya dengan akus- pustaka adalah proses umum yang
tik. Menurut Satwiko (2009:24) akus- dilakukan oleh peneliti dalam usaha
tik adalah ilmu tentang bunyi. Akustik menemukan suatu teori (Chamidy,
dapat didefinisikan menjadi akustika 2010). Penulisan ini menggunakan
“ruang dalam” yang menangani bunyi- beberapa hasil teori akustik sebagai
bunyi yang diinginkan dan kontrol perbandingan untuk mengetahui me-
kebisingan yang menangani bunyi- ngapa akustik diperlukan pada ruang
bunyi yang tidak diinginkan. Jadi dalam.
akustik akan mengatur bunyi yang
diinginkan untuk masuk ke ruang 3. TINJAUAN TEORI
dalam dan sekaligus meng-kontrol
kebisingan yang dapat timbul sehingga Menurut Satwiko (2009:24), akustik
tidak mengganggu pengguna ruang adalah ilmu tentang bunyi,
dalam. didifinisikan menjadi akustik ruang
yang menangani bunyi-bunyi yang
Penggunaan akustik yang benar pada diinginkan dan kontrol kebisingan
ruang dalam mutlak diperlukan pada yang menangani bunyi-bunyi yang
kehidupan manusia sehari-hari. Bunyi tidak diinginkan. Bunyi-bunyi yang
yang terlampau keras ataupun terlalu diinginkan memiliki frekuensi yang
kecil dapat menyebabkan gangguan dapat ditangkap oleh telinga normal
pendengaran pada pengguna, terlebih manusia dengan rentang frekuensi 20-
untuk pengguna lanjut usia, karena 20.000Hz. Rentang frekuensi ini akan
kepekaan telinga manusia terhadap menyempit seiring dengan bertambah-
rentang bunyi yang dapat diterima nya umur dari pengguna.
semakin menyempit sejalan dengan
pertambahan umur. Penataan bunyi melibatkan empat
elemen yang harus dipahami, yaitu

34
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

sumber bunyi, penerima bunyi, media Menurut Rhya (2015), akustik ruang
perambat bunyi dan gelombang bunyi. adalah bentuk dan bahan dalam suatu
Sumber bunyi dapat berasal dari ruangan yang berhubungan dengan
benda-benda yang bergetar misalnya perubahan bunyi yang disebabkan oleh
tali suara manusia, loudspeaker, tepuk sifat pantul benda atau objek pasif dari
tangan, senar gitar, dan lain alam. Secara garis besar, akustik pada
sebagainya. Penerima bunyi dapat ruangan dibagi menjadi dua bagian,
berbentuk telinga manusia ataupun yaitu pengendalian medan suara dalam
microphone. Media adalah sarana bagi “ruang dalam” dan pengendalian
bunyi untuk merambat, bias berbentuk intrusi suara dari/ ke ruang dalam,
zat air, padat maupun gas, tanpa dimana hal ini erat kaitannya dengan
adanya media tadi maka bunyi tidak fungsi utama dari ruang dalam
akan dapat merambat dari sumber tersebut.
bunyi ke penerima bunyi. Gelombang
bunyi dapat merambat langsung Pengendalian medan suara dalam
melalui udara dari sumber bunyi ke “ruang dalam” dilaukan untuk
penerima bunyi, selain itu sebelum mengatur karakteristik pemantulan
sampai ke penrima bunyi, gelombang gelombang suara yang dihasilkan oleh
bunyi juga dapat terpantul-pantul permukaan dalam “ruang dalam” yaitu
terlebih dahulu oleh permukaan benda, dinding, plafond dan lantai.
menembus dinding atau merambat Karakteristik pemantulan ini yaitu:
melalui struktur bangunan. Oleh a. Elemen Pemantul (Reflector):
karena itu, pengolahan media pe- apabila ruang dalam membu-
rambatan bunyi sangat penting di- tuhkan pemantulan gelombang
lakukan agar bunyi yang diterima suara pada arah tertentu dengan
dapat sesuai dengan keinginan. ciri utama secara fisik yaitu
permukaannya keras dan arah
Kriteria kebisingan yang dapat disebut pemantulannya spekular (sudut
juga bunyi latar yang diperkenankan pantul sama dengan sudut
agar aktivitas pengguna ruang dalam datang).
tidak terganggu adalah tingkat b. Elemen Penyerap (Absorber):
kebisingan paling kecil yang diper- apabila ruang dalam tidak
syaratkan untuk ruang tertentu sesuai memerlukan suara yang
dengan fungsi utamanya. Kontrol dikembalikan ke ruang dalam
kebisingan yang dapat dilakukan de- secara berlebih dengan ciri
ngan menangani kebisingan pada utama secara fisik yaitu permu-
sumbernya, dengan mengatur sedemi- kaannya lunak/ berpori dibalik-
kian rupa agar sumber bunyi me- nya.
ngeluarkan intensitas bunyi minimal. c. Elemen Penyebar (Difussor):
Selain itu dapat juga dilakukan dengan apabila tidak diinginkan adanya
menangani media perambatan bunyi. pemantul yang sudut datang
Permukaan benda yang tidak sama dengan sudut pantul atau
memantulkan bunyi akan sangat diinginkan menggunakan pola
membantu mengurangi kebisingan. tertentu, dengan ciri utama
Penanganan yang terakhir dengan permukaan yang secara akustik
melindungi penerima bunyi dari tidak rata, baik itu dari
kebisingan yang mengganggu, dapat permukaan fisik yang tidak rata
dilakukan dengan menggunakan atau tersusun rapi tapi dengan
earphone pada telinga manusia. karakter bahan yang berbeda.

35
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

Menurut Studio (2012) akustik adalah pada permukaan benda, dalam hal ini
bidang yang mempelajari tentang jenis bahan sangat mempengaruhi
suara, gelombang mekanik pada gas, gelombang bunyi. Bahan yang keras
cairan dan bahan. Akustik memiliki akan menyebabkan bunyi menjadi
beberapa bidang keilmuan, salah terpantul, sedangkan semakin lembut
satunya adalah Akustik Arsitektur. akan menyebabkan bunyi terserap dan
Akustik Arsitektur adalah ilmu yang mengurangi energy dari pantulannya
mempelajari bagaimana cara mengon- sehingga me-nyebabkan bunyi menjadi
trol kualitas suara didalam gedung atau tereduksi. Kontrol akan kebisingan
ruang. Perhitungan akustik pada ruang juga dapat dikondisikan mulai dari
dalam dengan bentuk persegi akan sumber kebisingan, media perambatan
lebih mudah dibandingkan dengan bunyi dan penerima bunyi. Peng-
ruang dalam dengan bentuk kompleks. kondisian sumber kebisingan dan
media perambatnya merupakan alter-
Ruang adalah sebuah bentuk tiga natif yang lebih membuat pengguna
dimensi yang memiliki panjang, lebar menjadi nyaman daripada mengkon-
dan tinggi, dapat berbentuk padat. disikan penerima kebisingan, karena
Ruang ini berada di dalam atau penerima kebisingan harus mengguna-
dibatasi oleh bidang-bidang (dinding, kan pereduksi kebisingan untuk
plafond, lantai) akan dipindahkan oleh memini-malkan bunyi.
massa atau ruang kosong (Wicaksono,
2014: 14), dan menurut Zahnd (2009: Menurut Rhya (2015) akustik adalah
20) ruang adalah bentuk tiga dimensi bentuk dan bahan dalam suatu ruangan
yang memiliki konsistensi abstrak. berhubungan dengan bunyi yang
Situasi ruang dalam dipengaruhi oleh disebabkan oleh elemen pemantul,
kondisi lingkungan disekitarnya. elemen penyerap dan elemen pe-
Ruang dalam merupakan tempat nyebar, dalam hal ini dititik beratkan
pengguna melakukan aktivitas baik pada bahan yang digunakan pada
secara pribadi ataupun berkelompok penyusun ruang, yaitu dinding, plafond
dengan fungsi tertentu. dan lantai. Lebih spesifik pada
permukaan bidang karena bersentuhan
4. ANALISA langsung dengan sumber bunyi dan
menjadi media perambatan bunyi.
Analisa yang didapatkan dari memban- Bahan pemantul memiliki ciri per-
dingkan beberapa teori tentang akustik mukaan yang keras sehingga pe-
sehingga perlu diaplikasikan pada mantulan bunyi dapat terjadi. Pantulan
ruang dalam. bunyi ini menyebabkan bunyi dapat
diterima penerima bunyi dengan
Menurut Satwiko (2009) akustik energy yang sama dengan sumber
adalah ilmu tentang bunyi, yang bunyi, sebaliknya dengan bahan
didefinikan menjadi dua, yaitu bunyi penyerap yang memililki ciri permu-
yang diinginkan dan kontrol kebising- kaan yang lembut atau berpori, energy
an. Bunyi yang diinginkan dapat yang diterima telah tereduksi oleh
diatur dengan mengolah media peram- permukaan bahan.
batan bunyi dari sumber bunyi menuju
penerima bunyi. Media perambatan Menurut Studio(2012) akustik adalah
dapat berupa zat cair, padat maupun ilmu yang mempelajari tentang suara,
gas, tapi pada gelombang bunyi, gelombang mekanik pada gas, cairan
sumber bunyi dapat langsung sampai dan bahan. Ditekankan pada hal
pada penerima bunyi melalui pantulan mengontrol kualitas suara pada ruang

36
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

dalam. Bentuk ruang juga menjadi akustik erat kaitannya dengan per-
salah satu faktor yang mempengaruhi mukaan bidang penyusun ruang dalam
kualitas suara selain bahan permukaan dan bentuk dari ruang dalam.
ruang. Bentuk persegi akan me- Pengkondisian akustik pada ruang
mudahkan dalam hal perhitungan dalam lebih mudah dilakukan karena
kualitas suara daripada bentuk yang memiliki batasan dan jenis bahan per-
majemuk. Pada pemaparan ini lebih mukaan.
menitik beratkan pada bentuk ruang
dalam dan bahan penyusun bidang 6. DAFTAR PUSTAKA
permukaan yang membentuk ruang
dalam. Mediastika, Christina E., Akustika
Bangunan, Erlangga. Surabaya.
Ruang dalam merupakan bentuk tiga
dimensi yang memiliki panjang, lebar Satwiko, Prasasto., 2009. Fisika
dan tinggi dan juga dibatasi oleh Bangunan. Andi. Yogyakarta
bidang (plafond, dinding, lantai).
Ruang dalam menjadi batasan dalam Wicaksono, Andie A., Endah
menentukan akustik ruang, walaupun Tisnawati. 2014. Teori Interior, Griya
bunyi dapat menembus struktur bi- Kreasi. Jakarta
dang.
Zahnd, Markus., 2009. Pendekatan
Dari beberapa pengertian akustik dalam Perancangan Arsitektur,
diatas dapat penulis simpulkan bahwa Kanisius. Yogyakarta.
akustik adalah ilmu yang mempelajari
tentang bunyi yang dapat dikondisikan Internet:
mulai dari sumber bunyi, media Chamidy, 2010. Kajian Pustaka
perambatannya hingga ke penerima (online),
bunyi sehingga dapat dihasilkan bunyi (http://www.scribd.com/doc/661023/0
yang diinginkan, selain itu bahan 4-Kajian-Pustaka), diakses pada
penyusun ruang dalam juga mem- tanggal 27 Juni 2016.
pengaruhi bagaimana perambatan Fauzi, Tamsil. 2013. Dampak
bunyi itu sendiri serta bentuk dari Kebisingan Terhadap Kesehatan.
ruang dalam. Ketiga hal ini erat (online),
kaitannya dalam menentukan akustik (http://www.yai.ac.id/karyailmiah-upi-
yang diinginkan dalam ruang dalam 39-dampak-kebisingan-terhadap-
sehingga dapat menunjang kesehatan kesehatan.html), diakses pada tanggal
pengguna dan menunjang fungsi yang 27 Juni 2016
diinginkan. Pengkondisian bunyi lebih Rhya. 2012. Akustik Ruang dalam
dapat dilakukan pada ruang dalam Arsitektur (online),
yang memiliki batasan bidang (http://www.rhya.co), diakses pada
(plafond, dinding dan lantai). tanggal 27 Juni 2016.
Studio. 2012. Akustik Ruang. (online),
5. KESIMPULAN (http://www.konfigurasistudio.com),
diakses pada tanggal 27 Juni 2016
Kesimpulan yang didapatkan dari
penulisan ini adalah akustik diperlukan
dalam merancang ruang dalam, karena

37
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

38
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

PERANAN PENCAHAYAAN BUATAN


SEBAGAI PEMBENTUK KESAN RUANG

Kadek Risna Puspita Giri


Dosen Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain Bali
Email : risnagiri@gmail.com

ABSTRAK

Penerangan atau pencahayaan sangat diperlukan dalam mendukung setiap aktivitas


manusia. Akibat dari Keterbatasan pencahayaan alami yakni sinar matahari, maka
dikembangkanlah pencahayaan buatan sehingga mampu mendukung setiap kegiatan lebih
optimal, disamping fungsinya sebagai elemen dekoratif. Dengan mengetahui penataan
cahaya, secara langsung akan menambah pengetahuan mengenai sumber-sumber cahaya,
kemudian dapat memaksimalkan fungsi dari sumber cahaya buatan tersebut agar lebih
bermanfaat dan mengetahui pengaruhnya terhadap ruang dalam interior. Teknik
pencahayaan buatan yang baik dan tepat nantinya tidak hanya berfungsi sebagai penerang
dalam kehidupan sehari-hari. Melainkan sebagai elemen dekoratif yang mampu
membangkitkan kesan atau kharakter pada sebuah ruang, serta menghasilkan atmosfer ruang
yang diinginkan

Kata kunci: pencahayaan buatan, lampu, cahaya, dekoratif, interior, kesan ruang

39
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

1. PENDAHULUAN
Dahulu penerangan hanya terbatas kekurangan yang ada. Dengan penata-
pada siang hari saat matahari masih an lampu yang tepat, ruang yang
bersinar, sehingga kegiatan dimak- tercipta akan lebih ideal, seimbang,
simalkan hanya pada siang hari saja. indah, dan proporsional, sesuai dengan
Seiring dengan perkembangan tekno- fungsi dan keindahan yang diinginkan.
logi dan pengetahuan, pencahayaan
mengalami kemajuan sehingga tercip-
2. TINJAUAN TEORI
talah pencahayaan buatan. Pencaha-
yaan buatan dikembangkan lebih Dalam kehidupan sehari-hari pencaha-
optimal tidak hanya untuk menunjang yaan memegang peranan penting,
aktivitas manusia dalam bekerja, termasuk dalam dunia rancang-bangun
namun berkembang luas dalam kaitan- dan interior, baik dari segi fungsi,
nya dengan keindahan. Seiring dengan artistik, maupun estetika ruang. De-
meluasnya ilmu pengetahuan me- ngan memaksimalkan perencanaan
ngenai tata cahaya dan perkembangan pencahayaan, keindahan dan kesan in-
penelitian, pemanfaatan pencahayaan terior dapat ditonjolkan secara maksi-
buatan mulai diminati disegala bidang mal.
disiplin ilmu. Misalnya: dalam tata
boga, pencahayaan diatur sedemikian Pencahayaan buatan tidak hanya ber-
rupa sehingga saat pengambilan fungsi sebagai penerang di malam hari.
gambar, masakan dan kue-kue terlihat Penguasaan teknik pencahayaan buat-
lebih menarik dan lebih menggiurkan; an mampu memperlihatkan bentuk,
dalam dunia industri rancang mode, warna, ukuran, serta detail ruang
pencahayaan mampu membuat tam- secara lebih jelas dan lebih cantik,
pilan baju menjadi lebih menarik sehingga keindahan atmosfer suatu
dengan warna yang lebih tajam; dalam ruang dapat ditampilkan lebih baik.
dunia perhiasan, bebatuan perhiasan Selain itu, dengan mengenali tipe-tipe
ditampilkan lebih berkilau dan terlihat pencahayaan buatan sehingga
lebih cantik dengan teknik pencahaya- pencahayaan buatan dapat terencana
an buatan; dalam dunia arsitektur dan lebih baik, mampu menciptakan
interior, penataan cahaya mampu me- suasana atau karakter tertentu terhadap
nonjolkan sisi artistik bangunan se- suatu ruang. Kemampuan dalam
hingga mampu menampilkan kesan menguasai teknik pencahayaan, seperti
khusus pada suatu ruang dalam permainan cahaya dan pemilihan
/interior. sumber cahaya yang tepat, mampu
menunjang konsep/tema suatu ruang.
Tidak dapat dipungkiri, kemampuan Melalui penataan cahaya yang apik
dalam menata cahaya/penerangan juga mampu memberikan sentuhan
buatan sangat diperlukan dalam segala khusus pada elemen interior maupun
bidang. Dengan lebih memahami ruang.
dalam mengatur intensitas cahaya,
maka pencahayaan dapat menunjang A. Sumber Pencahayaan Buatan
aktivitas sehari-hari agar lebih optimal. (Bohlam)
Letak penempatan lampu, jarak, serta Pada umumnya, lampu dikenal sebagai
warna yang dipantulkan sangat sumber cahaya walaupun pengertian
mempengaruhi intensitas cahaya yang tersebut sebenarnya kurang tepat.
dihasilkan. Peletakan lampu sangat Lampu sebagai pencahayaan buatan
berperan penting dalam menentukan merupakan sebuah unit kompak yang
kharakter ruang, baik menonjolkan terdiri atas beberapa elemen seperti
kelebihan ruang maupun menutupi

39
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

bohlam (sumber cahaya), kap lampu (pearlized) yang sering juga


(shade), batang (stem), dudukan disebut sebagai bohlam susu.
(base), dan saklar. Lapisan putihnya berfungsi
untuk melembutkan cahaya
Bohlam merupakan sumber pencaha-
(softener).
yaan buatan yang terdiri atas kawat
pijar (filament), gas, serta beberapa Bohlam lampu pijar crown-
elemen lainnya sehingga dapat meng- silvered reflective surface
hasilkan cahaya melalu bantuan energi dilengkapi dengan lapisan untuk
listrik. Seiring dengan kemajuan merefleksikan cahaya. Selain itu
teknologi, bohlam mengalami perkem- ada yang sudah dimodifikasi dan
bangan sehingga tercipta beragam jenis berbentuk kecil seperti api lilin
bohlam dengan kekuatan yang ber- atau dikenal dengan candle
beda-beda sesuai dengan kebutuhan. shape yang digunakan untuk
Kuat rendahnya cahaya yang di- bohlam lampu kandelar, dan juga
hasilkan tergantung dari tinggi rendah- berbentuk bulat kecil (bohlam
nya daya (dalam satuan watt) yang luster) dalam berbagai warna
tertera pada bohlam. Umumnya daya yang umumnya dipakai sebagai
bohlam mulai dari 5 watt sampai 150 lampu hias pesta atau pohon
watt, bahkan tersedia dalam daya yang natal.
lebih besar untuk kebutuhan khusus. Lampu pijar memiliki color
Beberapa jenis bohlam sesuai perkem- rendering (Ra) yang tinggi
bangannya adalah sebagai berikut: sehingga warna benda di dalam
ruangan terlihat lebih matang.
a. Lampu pijar
Dengan derajat Kelvin di bawah
Lampu pijar atau yang biasa
5.000, lampu pijar memiliki bias
disebut sebagai filament tungsten
cahaya berwarna kuning, sehing-
atau incandescent bulb meru-
ga ruang yang diteranginya
pakan sumber cahaya yang
memberikan kesan hangat,
tercipta dari pemijaran atau pe-
bersahabat, intim, dan menye-
manasan. Cara kerjanya adalah
nangkan. Selain kelebihan di
dengan mengalirkan tenaga
listrik ke kawat filament yang atas, lampu pijar merupakan
lampu yang sangat mudah
ada dalam tabung kaca. Kawat
didapat serta harganya ekonomis.
filament inilah yang akan
mengeluarkan cahaya nantinya. Namun, lampu pijar memiliki
kelemahan pada umur (masa
penggunaan) yang pendek.
Kawat yang dipanasi oleh aliran
listrik rentan putus sehingga
lampu mati. Pemijaran dalam
menghasilkan cahaya tersebut
Gambar 1, Lampu pijar juga mengakibatkan pemanasan
Sumber: Akmal, Imelda. 2006. ruang. Selain itu, lampu pijar
bisa dikatakan sebagai lampu
Lampu pijar memiliki beragam
tidak ramah lingkugan karena
variasi bentuk. Yang pertama
sangat boros energi atau boros
yaitu bohlam kaca bening yang
listrik. Hal ini disebabkan oleh
menghasilkan cahaya paling
energi yang digunakan untuk
terang. Yang kedua adalah lampu
menciptakan cahaya hanya
berwarna putih seperti mutiara
sepuluh persen dari seluruh

40
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

energi yang dikonsumsinya,


sisanya menjadi energi panas.
b. Lampu fluoresen
Lampu fluoresen atau lebih
dikenal dengan lampu neon atau
lampu TL merupakan sumber
cahaya yang diciptakan akibat
adanya reaksi kimia antara
bubuk fluoresen dengan bantuan Gambar 2, Lampu fluoresen
aliran listrik. Jenis bubuk Sumber: Akmal, Imelda. 2006.
fluoresen akan menentukan color
Kelemahannya terletak pada pen-
rendering dan derajat Kelvin
dar cahaya yang dihasilkan, yang
yang dihasilkan nantinya. Lampu
seringkali membuat mata lelah
fluoresen umumnya berbentuk
dan sakit kepala. Kekurangan
tabung kaca panjang berwarna
lainnya yaitu pada ballast
putih yang mengandung bubuk
magnetic yang berfungsi sebagai
fluoresen di dalamnya. Reaksi
alat mengalirkan energi dan
kimia terjadi di dalam tabung
bersifat cukup panas. Akibatnya,
kaca ini, melalui pemanasan di
meninggalkan noda hitam di
kedua ujung tabung dengan
langit-langit atau area ditempel-
bantuan tenaga listrik, kemudian
kannya lampu fluoresen tersebut.
aliran panas listrik yang
Selain itu, rendahnya color ren-
merambat membuat bubuk fluo-
dering (Ra) mengakibatkan terja-
resen bereaksi dan memancarkan
dinya distorsi warna di dalam
cahaya. Proses ini terlihat saat
ruang sehingga memberi kesan
lampu dinyalakan, yang menyala
kelabu dan muram pada ruang.
terlebih dahulu adalah kedua
Derajat Kelvin yang di atas 5.500
ujung tabung kemudian meram-
juga menimbulkan bias sinar
bat ke bagian tengah tabung.
kebiruan atau kehijauan, mencip-
Dikarenakan proses pemanasan- takan kesan dingin dan kaku pada
nya hanya pada ujung-ujung ruang. Oleh sebab itu, lampu
tabung, konsumsi energi lampu fluoresen tidak cocok diaplikasi-
fluoresen tergolong rendah serta kan pada tempat-tempat yang
tidak panas, lebih hemat energi perlu menonjolkan warna seperti
daripada lampu pijar. Harganya toko pakaian dan toko makanan,
yang ekonomis dan mampu dikarenakan akan membuat pro-
menerangi ruangan luas mem- duk terlihat kurang menarik serta
buat lampu fluoresen menjadi kurang menggugah selera.
pilihan untuk diterapkan pada
c. Tungsten halogen
bangunan public, seperti rumah
Lampu tungsten halogen me-
sakit, perkantoran, maupun gu-
rupakan lampu sejenis lampu
dang.
pijar yang menghasilkan cahaya
dari gas halogen di dalamnya.
Namun cahaya yang dihasilkan
dua kali lipat lebiih terang
daripada lampu pijar, walaupun
energi yang digunakan sama.

41
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

yang berada di dalam reflektor


optik. Lampu ini juga terbungkus
sehingga sering disebut lampu di
dalam lampu.

Gambar 3, Lampu tungsten halogen


Sumber: Akmal, Imelda. 2006.

Lampu tungsten halogen


Gambar 4, Contoh penggunaan
memiliki kelebihan pada color lampu fluoresen pada kolam renang
rendering terbaik, yaitu di atas Sumber: http://www.carpenter-
90, sehingga mampu menampil- electric.com/
kan warna dengan sangat jernih .
dan cerah serta bias cahayanya
mampu menonjolkan dimensi
dan warna. Dikarenakan ukuran-
nya yang sangat kecil serta ke-
jernihan cahayanya, lampu
tungsten halogen banyak diguna-
kan sebagai lampu downlight,
yang mampu menerangi ke-
seluruhan ruang namun sumber
cahayanya tidak terlihat sehingga Gambar 5, Lampu fluoresen
tidak menyilaukan mata. Selain Sumber: Akmal, Imelda. 2006.
itu lampu ini juga banyak
diterapkan pada tempat-tempat Selain karena teknik
yang menonjolkan cita rasa seni pencahayaan lampu itu sendiri,
serta ketajaman warna. lapisan atau filter yang terdapat
pada bagian luar bohlam mampu
Kekurangan dari lampu tungsten menciptakan beragam warna,
halogen adalah boros energi, sehingga cahaya yang dihasilkan
umurnya yang paling pendek tidak hanya putih dan kuning.
diantara sumber cahaya yang lain e. LHE (Lampu Hemat Energi)
terutama jika tegangan listrik konvensional
tidak konstan. Selain itu, lampu Prinsip dari LHE sama dengan
ini juga sangat panas sehingga lampu fluoresen yang
dapat merusak benda yang memanfaatkan bubuk fluoresen
berada di dekatnya jika di dalamnya yang dipanaskan
digunakan dalam waktu yang dengan bantuan ballast sehingga
lama. bubuk tersebut menyala dan
d. PAR (Parabolic Aluminized membiaskan cahaya. Namun
Reflector) lamp bedanya, jika lampu fluoresen
Lampu PAR adalah lampu yang berbentuk linier (tabung panjang)
terbuat dari tabung filamen memiliki ballast magnetic, maka
tungsten halogen atau lampu LHE menggunakan ballast

42
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

electronic. Ballast electronic sebagai lampu downlight atau


memiliki frekuensi elektronik indirect lighting.
tinggi yang mentransfer energi f. LHE modern
listrik jauh lebih baik sehingga Mengikuti perkembangan
meningkatkan efisiensi teknologi, LHE modern mulai
penggunaan energi sekaligus mengalami perkembangan yang
menurunkan biaya pemakaian. signifikan dalam memperbaiki
Ballast electronic mampu kelemahan-kelemahan dari LHE
menghemat energi yang dipakai sebelumnya. Adapun kelebihan
turun skitar 20-40%. dari LHE modern adalah sebagai
Perbandingan antara daya listrik berikut:
dyang digunakan dengan cahaya - Menggunakan ballas
yang dihasilkan antara lampu electronic dengan rating CI
biasa dan LHE adalah 5:1. (rating ballast dari A-C,
Sebagai contoh, penggunaan dengan urutan dari low-lo
lampu biasa dengan daya listrik ballast sampai ke high-lo
15 watt bisa digantikan oleh ballast). Efeknya,
LHE 3 watt. permukaan lampu tidak
panas saat dipegang
Kelebihan lainnya adalah
meskipun dalam keadaan
pendarnya yang jauh lebih
menyala.
lembut serta dengung suara yang
- Umur lampu lebih panjang
dikeluarkan oleh ballast
daripada LHE biasa, yaitu
electronic lebih rendah daripada
10.000-15.000 jam.
lampu fluoresen. Selain itu,
- Memiliki tingkat
tabung LHE juga tidak harus
kecemerlangan yang lebih
linier. Umumnya berbentuk
baik daripada LHE
lengkungan dan lebih dinamis
konvensional. Dengan
serta dibungkus dengan plastik
tingkat distorsi sangat
ataupun kaca yang membuat
minimal serta color
tampiilannya lebih menarik. Dari
rendering (Ra) 82-92 yang
segi umur, LHE mampu bertahan
lebih tinggi daripada LHE
hingga 6.000 jam, jauh lebih
biasa (konvensional), LHE
panjang daripada lampu pijar
modern mampu
atau neon pada umumnya hanya
memantulkan cahaya
sampai 1.000 jam.
sesuai dengan warna asli
Namun LHE memiliki objek/benda.
kekurangan pada color - Memiliki nilai color
temperature atau derajat Kelvin temperature yang beragam
yang tinggi sehingga cahayanya mulai dari 2.700 K hingga
hijau kebiruan. Color rendering 6.000 K sehingga
(Ra) yang rendah membuat objek menghasilkan berbagai
yang mendapat pencahayaan varian lampu yang dapat
tidak dapat memantulkan warna dipilih sesuai kebutuhan.
sesungguhnya. Selain itu, ukuran - Memiliki desain bentuk
LHE sebanding dengan daya dan ukuran yang
lampu, semakin besar daya mendukung unsur dekoratif
lampu maka ukuran lampu serta estetika dalam desain
semakin besar, sehingga kurang interior maupun arsitektur,
menarik jika diaplikasikan sehingga cocok pula untuk

43
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

diaplikasikan pada uplighter atau fluorescent strip


pencahayaan downlight dengan reflektor.
dan indirect lighting. General lighting sangat cocok
- digunakan di ruang umum yang
B. Tipe-tipe pencahayaan ruang memerlukan pencahayaan yang
cukup terang, seperti ruang
Dalam memilih tipe pencahayaan agar belajar, dapur, ruang keluarga,
berfungsi maksimal, ada beberapa tipe ruang tamu, untuk menunjang
pencahayaan yang sebaiknya aktivitas di dalamnya.
disesuaikan dengan fungsi dan b. Accent lighting
aktivitas di dalam ruang, seperti Accent lighting merupakan
berikut: pencahayaan khusus yang
a. Pencahayaan umum (General biasanya memiliki penerangan
lighting) minimal tiga kali lebih kuat
Pencahayaan umum atau yang daripada general lighting.
juga dikenal dengan ambient Namun penggunaannya bisa
lighting merupakan pencahayaan dipadukan dengan general
pada umumnya yang sumber lighting untuk menonjolkan
cahayanya berasal dari sumber elemen-elemen interior yang
cahaya yang cukup besar seperti khusus maupun detail arsitektur.
lampu pada plafon atau langit- Fungsinya lebih banyak
langit, sehingga mampu dimanfaatkan dalam unsur
menerangi keseluruhan ruang. artistik dan estetika daripada
penerangan. Misalnya untuk
menonjolkan lukisan, patung,
benda seni, detail dinding, dan
sebagainya, sehingga tampilan
ruang menjadi lebih menarik
karakter ruang serta kesan ruang
lebih tercipta.
Gambar 6, Contoh pencahayaan
umum/general lighting
Sumber: http://www.lightengine-tech.com/

Sifat cahaya yang menyebar ke


segala arah dibantu oleh plafon
yang berfungsi memantulkan
atau sebagai reflektor, sehingga
pencahayaan dapat diteruskan ke
seluruh penjuru ruang.
Pencahayaan umum bisa
Gambar 7, Contoh accent lighting tipe
dikatakan sebagai pencahayaan downlight
terbaik, karena sifatnya yang Sumber: http://www.ledninja.com
menyebar merata ke seluruh /
ruangan.
Lampu yang digunakan untuk
pencahaayaan buatan biasanya
lampu tungsten atau fluorescent

44
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

tampilannya menjadi lebih


menarik.

c. Task lighting
Task lighting merupakan jenis
pencahayaan yang diperlukan
untuk mempermudah dan
memperjelas pekerjaan spesifik
yang dilakukan dalam ruang.
Gambar 8, Contoh accent lighting tipe Contoh penggunaannya misalnya
downlight lampu pada cooker hood
Sumber: http://www.scotdir.com (penyedot asap di atas kompor)
/ saat memasak, lampu meja saat
Jenis lampu yang biasanya menggambar dan melukis, head
digunakan untuk accent lamp saat merakit komputer,
lighting¸antara lain lampu mini- lampu sudut atau lampu meja
spot, lampu spotlight, lampu saat belajar dan bekerja. Fungsi
halogen, dan lampu tungsten dari tipe pencahayaan ini adalah
yang berdaya rendah. Lampu- untuk memperjelas pandangan,
lampu tersebut biasanya membantu untuk lebih fokus
dilengkapi dengan dimmer untuk pada kegiatan yang dilakukan,
mengatur intensitas cahaya. serta tidak membuat mata lelah.
Selain itu, lampu yang berdaya
rendah biasanya dilengkapi juga
dengan reflektor integral pada
bagian fiting lampu, yang
berguna untuk merefleksikan
cahaya ke arah tertentu, misalnya
tekstur pada dinding di bagian
tertentu.
Fungsi lain accent lighting
adalah untuk memberi highlight
pada bagian tertentu, meskipun
di ruang umum dengan
pencahayaan umum (general Gambar 9, Contoh accent lighting tipe
lighting) yang justru lebih downlight
mempercantik dan memperindah Sumber:
ruangan. Misalnya lukisan pada http://www.tina4homedesign.com/
ruang keluarga, benda seni pada
ruang tamu, piala atau medali d. Decorative lighting
pada ruang belajar, peralatan Decorative lighting mudah
makan antik pada ruang makan. dikenali dari bentuknya yang
Accent lighting bisa dikatakan unik, memiliki pola dan tema
bisa diaplikasikan pada hampir tertentu, karena berfungsi
di setiap ruangan dan dipadukan sebagai aksen atau elemen
dengan tipe pencahayaan dekoratif dalam tatanan ruang,
apapun, untuk menggali dan terlepas dari fungsi utamanya
menonjolkan atmosfer dan kesan sebagai penerang.
pada suatu ruang sehingga

45
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

Gambar 10, Contoh decorative lighting


Sumber: https://www.declighting.com/
Gambar 12, Contoh kinetic lighting
Dikarenakan lebih menonjolkan Sumber: https://www.golights.com.au/
bentuk, decorative lighting Pencahayaan tipe ini digunakan
umumnya dikombinasikan untuk menciptakan kesan
dengan penggunaan ambient romantis, intim, serta
lighting atau general lighting membangkitkan kesan dramatis
agar penerangan dalam ruang dengan pencahayaannya yang
lebih optimal. temaram dan dinamis. Biasanya
e. Kinetic lighting diaplikasikan pada ruang tidur,
spa, restoran atau café tertentu,
Kinetic lighting merupakan serta jalan setapak menuju ke
pencahayaan dengan sumber tidak suatu bangunan dengan
langsung dan bersifat dinamis. Sumber konsep/tema tertentu.
yang dimaksud misalnya dari sinar
matahari yang menerobos masuk C. Teknik Pencahayaan Ruang
melalui jendela sehingga menampilkan
pencahayaan yang unik dan bergerak- Selain perannya sebagai penerangan,
gerak karena bantuan bayangan pohon. teknik pencahayaan yang tepat mampu
Selain itu sumber pencahayaan kinetic menghasilkan kesan atau kharakter
lighting bisa juga dari api, maupun khusus dan menonjolkan atmosfer
pendar cahaya lilin yang bergerak- pada ruang sehingga menoptimalkan
gerak terkena hembusan angin. kualitas ruang. Teknik
pencahayaan/penerangan ruang dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Teknik pencahayaan langsung
(Direct lighting)
Direct lighting merupakan teknik
pencahayaan paling sederhana,
dimana sumber cahaya ditata
sedemikian rupa agar dapat
menyinari suatu ruang atau area
Gambar 11, Contoh kinetic lighting secara langsung. Umumnya
Sumber: https://www.golights.com.au/
pencahayaan jenis ini diterapkan
pada ruang-ruang yang
membutuhkan pencahayaan yang
cukup kuat atau terang, disaping
menonjolkan bentuk lampu yang

46
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

digunakan. Biasanya
pencahayaan jenis ini, sumber
cahayanga dipasang langsung
pada plafon.

Gambar 14, Contoh penerapan indirect


lighting
Sumber: http://legerolighting.com/
D. Teknik Penempatan Sumber
Pencahayaan
Gambar 13, Contoh penggunaan direct
lighting Teknik penempatan sumber
Sumber: http://www.hgtv.com/ pencahayaan memiliki peranan penting
dalam menentukan efek yang ingin
Pencahayaan jenis ini memiliki
dihasilkan, baik pada ruang dalam
kelebihan berupa kualitas cahaya
(interior) maupun eksterior suatu
yang sangat maksimal,
bangunan (fasad bangunan, kolam,
dikarenakan pencahayaan
atau taman). Teknik penempatan
langsung jatuh pada benda, area
pencahayaan yang tepat akan
atau ruang yang diinginkan.
mengoptimalkan kesan yang ingin
Kekurangan pencahayaan
ditonjolkan dalam suatu ruang.
langsung yaitu terkadang cahaya
Umumnya teknik ini merupakan
yang dihasilkan menimbulkan
pemanfaaatan dari kombinasi beberapa
efek silau karena sumber
jenis lampu serta penggunaan armature
cahayanya cukup kuat dan
(rumah lampu) untuk mengarahkan
langsung terlihat.
cahaya.
Pencahayaan langsung juga tidak
memiliki nilai artistik, a. Pencahayaan ke bawah
disebabkan oleh cahayanya yang (downlight)
sulit dimainkan untuk Dikarenakan sifat
menimbulkan efek tertentu. pencahayaannya yang merata,
pencahayaan jenis ini sangat
b. Teknik pencahayaan tidak
umum diterapkan pada rumah
langsung (Indirect lighting)
tinggal. Yang termasuk dalam
Indirect lighting merupakan
pencahayaan downlight adalah
penerangan ruang dengan bias
lampu neon (TL), lampu pijar,
cahaya yang lebih lembut, yang
dan lampu compact fluorescent,
dihasilkan dari pantulan cahaya
dengan arah cahaya lampu yang
(bukan secara langsung dari
datang dari atas dan menyebar
sumbernya) karena sumber
menyapu ke arah bawah.
cahaya diletakkan secara
Sedangkan jenis lampu
tersembunyi. Misalnya sumber
downlight yang sering digunakan
cahaya atau lampu diletakkan
sebagai decorative serta accent
secara tersembunyi di balik
lighting, yaitu spotlight atau wall
leveling plafon (pengaturan
washer, karena sudut distribusi
tinggi-rendah plafon).
cahayanya yang jauh lebih
sempit.

47
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

lebih lembut dan dekoratif dari


sebuah objek.

Gambar 15, Bias cahaya jenis downlight


Sumber: Akmal, Imelda. 2006.

Gambar 17, Bias cahaya jenis uplight


Sumber: Akmal, Imelda. 2006.

Gambar 16, Contoh penerapan teknik


downlight
Sumber: http://www.ideas4homes.com/

b. Pencahayaan ke atas (uplight)


Sesuai namanya, pencahayaan Gambar 18, Contoh penerapan teknik
jenis ini merupakan pencahayaan uplight
dengan arah cahaya dari bawah Sumber:
ke atas. Biasanya sumber http://www.johncullenlighting.co.uk/
cahayanya diletakkan di lantai. c. Pencahayaan dari samping
Penggunaan pencahayaan uplight (sidelight)
umumnya untuk menonjolkan Pencahayaan jenis ini merupakan
bidang tertentu sehingga pencahayaan dengan sumber
memberikan kesan megah, cahaya dari samping objek, baik
dekoratif, dan efek dramatis, dari satu sisi maupun kedua sisi.
misalnya pada benda-benda seni. Tujuannya adalah untuk
Pemanfaatan pada interior menonjolkan tekstur benda/objek
lainnya, pencahayaan uplight yang ingin diterangi, seperti
difungsikan sebagai general tekstur patung/benda seni
lighting dengan teknik maupun tekstur dinding. Dengan
pencahayaan tidak langsung pencahayaan satu sisi, dimensi
(indirect lighting), sehingga dan bentuk daripada objek
menampilkan pencahayaan yang tersebut mampu terlihat jelas dan
lebih dramatis.

48
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

Gambar 19, Contoh penerapan teknik


sidelight Gambar 21, Bias cahaya jenis frontlight
Sumber: http://www.laukins.com/ Sumber: Akmal, Imelda. 2006.

Gambar 22, Contoh penerapan teknik


Gambar 20, Bias cahaya jenis sidelight frontlight
Sumber: Akmal, Imelda. 2006. Sumber:
https://www.pegasuslighting.com
d. Pencahayaan dari depan /
e. Pencahayaan dari belakang
(frontlight)
(backlight)
Pencahayaan jenis ini diarahkan
Tujuan dari pencahayaan jenis
dari depan dan akan
ini adalah untuk menampilkan
menghasilkan pencahayaan yang
bayangan atau siluet dan
merata. Biasanya diaplikasikan
menonjolkan karakter dari suatu
pada cermin rias, lukisan,
benda/objek yang disorot,
ataupun hiasan dinding, sehingga
sehingga terlihat lebih cantik dan
terlihat lebih menonjol dan lebih
menarik. Dimensi dan tekstur
jelas terutama di malam hari.
suatu objek tidak lagi terlihat
karena berada pada posisi
bayangan yang gelap.
Pencahayaan jenis ini biasanya
dipalikasikan di belakang
patung, benda-benda seni, vas
bunga antik, maupun tanaman,
sehingga karakter yang
dihasilkan lebih dramatis.

49
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

Gambar 25, Bias cahaya jenis wall washer


Gambar 23, Bias cahaya jenis backlight Sumber: Akmal, Imelda. 2006.
Sumber: Akmal, Imelda. 2006.

Gambar 26, Contoh penerapan teknik wall


washer
Sumber: http://www.nico.leonardfriend.com/

Gambar 24, Contoh penerapan teknik


backlight Dinding bertekstur akan
Sumber: https://www.decor10blog.com/ ditampilkan lebih detail dan
f. Wall washer dramatis dari efek wall washer
Wall washer merupakan teknik yang dihasilkan. Ada tiga cara
pencahayaan yang dibuat untuk menciptakan efek dari wall
sedemikian rupa sehingga cahaya washer, yaitu:
yang dibiaskan menyapu - Spot downlight, yaitu
dinding. Selain berfungsi sebagai dengan mengarahkan
penerangan, teknik wall washer lampu sorot dari atas atau
mampu membuat tampilan dari plafon ke sisi dinding
dinding yang polos menjadi lebih sehingga menerangi sisi
hidup. dinding tersebut, yang
biasanya akan
menimbulkan efek
bayangan berupa
lengkungan-lengkungan
yang sangat cantik.
- Spot uplight, yaitu dengan
cara mengarahkan arah
cahaya dari bawah atau
lantai ke arah atas. Bias

50
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

sinarnya akan menyerupai Ceiling light terdiri atas dua tipe,


spot downlight, namun sebagai berikut:
berbeda arah. - Ceiling upward, yaitu
- Indirect lighting, yaitu cahaya diarahkan ke plafon
dengan mengarahkan atau langit-langit, dengan
cahaya ke dinding. plafon berfungsi sebagai
Sehingga dinding reflektor sehingga cahaya
difungsikan sebagai dipantulkan ke bawah.
reflektor yang akan
memantulkan bias cahaya
ke seluruh ruangan.
Umumnya wall washer berfungsi
sebagai accent lighting. Namun
jika sumber cahaya dari wall
washer cukup banyak dan kuat,
maka wall washer bisa berfungsi
sebagai general lighting atau
ambient lighting.
Gambar 28, Contoh pencahayaan tipe
E. Ragam Bentuk Pencahayaan ceiling upward
Buatan (Lampu) Sumber: http://www.messagenote.com/

Bentuk pencahayaan buatan atau - Ceiling downward, yaitu


lampu yang dimaksud adalah armature cahaya yang diarahkan
atau tempat lampu. Ragam jenis lampu langsung ke bawah
atau armature sangat berpengaruh sehingga sifat cahayanya
terhadap tata cahaya. Adapun ragam lebih keras dan kuat.
bentuk lampu adalah sebagai berikut:

a. Ceiling light
Tipe lampu jenis ini merupakan
sumber ambient light yang
umum digunakan dan
ditempatkan di langit-langit atau
plafon suatu ruangan sesuai
namanya.

Gambar 29, Contoh pencahayaan tipe


ceiling downward
Sumber: http://www.zillow.com/

b. Lampu gantung (Pendant light)


Pendant light merupakan salah
satu sumber ambient light,
sehingga menghasilkan cahaya
yang dapat menyebar ke seluruh
ruangan dengan baik. Lampu
gantung jenis ini bersifat
fleksibel karena tinggi rendahnya
Gambar 27, Pencahayaan tipe ceiling light
Sumber: Akmal, Imelda. 2006. dapat diatur sesuai kebutuhan.

51
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

Untuk membentuk suasana yang


lebih akrab, lampu gantung bisa
diletakkan lebih rendah.
Sedangkan untuk memberi
penerangan yang cukup jelas,
lampu gantung bisa diletakkan
lebih tinggi.

Gambar 32, Contoh pencahayaan tipe


lampu tempel
Sumber (ki-ka):
http://www.dhgate.com/ dan
http://www.aliexpress.com/

d. Table lamp
Meskipun namanya table lamp,
jenis lampu ini biasa dikenal
dengan lampu duduk, bukan
Gambar 30, Pencahayaan tipe lampu meja karena difungsikan
pendant light sebagai penerang dalam jarak
Sumber: Akmal, Imelda. 2006. yang cukup pendek. Fungsi yang
umum digunakannya sesuai
peletakannya, seperti sebagai
lampu duduk di sisi sofa; sebagai
lampu baca yang diletakkan di
atas nakas di sebelah tempat
tidur; serta sebagai unsur
dekoratif atau penghias di foyer
atau ruang lainnya. Table lamp
biasanya terdiri dari dua bagian
yang dapat dilepas dengan
mudah, yaitu bagian kaki tanpa
Gambar 31, Contoh pencahayaan pemberat khusus dikarenakan
tipe pendant light ukurannya yang lebih pendek
Sumber: daripada standing lamp; bagian
http://www.messagenote.com/ kap lampu yang memiliki
c. Lampu dinding peranan penting dalam
Lampu dinding atau dikenal membentuk kesan dan estetika
dengan lampu tempel merupakan dari sebuah ruang.
modifikasi dari lampu minyak Karena juga berfungsi sebagai
tradisional jaman dulu. Peletakan penerang, lampu duduk biasanya
lampu dinding umumnya bisa memiliki pencahayaan yang
dijangkau dengan tangan dan cukup kuat namun dilengkapi
sangat efektif diaplikasikan pada dengan dimmer untuk mengatur
ruang yang memiliki luasan intensitas cahaya.
terbatas. Fungsi utamanya adalah
sebagai unsur dekoratif.

52
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

Gambar 34, Contoh penggunaan strip light


Sumber: http://www.livingroomlighting.net/
://www.homeguides.sfgate.com/
Gambar 33, Contoh penggunaan table lamp
Sumber: f. Spotlight
http://www.homeguides.sfgate.com/
Spotlight merupakan armatur
e. Strip light lampu sorot dengan arah
Sesuai namanya, strip light penyebaran cahaya yang cukup
merupakan jenis lampu dengan sempit sehingga cahaya terfokus
bentuk memanjang seperti garis pada satu titik tertentu. Bentuk
dan bisa digunakan untuk cahaya yang dihasilkan biasanya
berbagai jenis penerangan. berbentuk oval atau lingkaran
Misalnya diletakkan di bagian sehingga dapat memberikan
dalam plafon pada plafon yang cahaya yang terarah. Jenis
memiliki ketinggian yang pencahayaan ini sangat
berbeda sehingga cahaya yang fungsional karena bisa diletakkan
dihasilkan memiliki bias menarik dimana saja seperti plafon,
mengikuti bentuk plafon seolah- dinding, bahkan lantai. Spotlight
olah menerobos keluar plafon umumnya digunakan sebagai
sebagai unsur dekoratif. Selain salah satu sumber accent lighting
lampu LED yang menyerupai tali untuk menerangi suatu objek
yang membuatnya fleksibel sehingga terlihat lebih menonjol
mengikuti bentuk dalam suatu ruang.
penempatannya, lampu yang
umum dipakai sebagai strip light
adalah fluorescent strip atau
lampu TL atau dikenal sebagai
lampu neon. Lampu ini
difungsikan sebagai penerangan
umum sebagai task lighting dan
biasanya diaplikasikan di dapur,
garase, kamar mandi, ruang
keluarga atau ruang bermain Gambar 35, Contoh penggunaan
anak. spotlight
Sumber:
Namun untuk ruangan dengan http://www.dentalroseville.com
luasan terbatas, umumnya g. / lamp (Standart floor
Standing
digunakan kaca sunblast yang lamp)
berfungsi sebagai anti silau pada Standing lamp merupakan lampu
mata. yang peletakannya dengan
berdiri yang terdiri atas tiga
bagian, yaitu dasar lampu (base)

53
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

yang terbuat dari bahan yang yang unik seperti kristal


cukup berat untuk menopang sehingga menjadikannya unsur
berat batang dan kap lampu; kaki dekoratif yang menarik. Namun
atau batang lampu yang biasanya sesuai perkembangan, kandelar
cukup tinggi, umumnya lebih tidak hanya terbuat dari kristal
dari 150 cm dan terdapat rongga sehingga bisa diterapkan di
di dalamnya seperti pipa sebagai ruang dengan konsep modern.
tempat kabel; kap lampu yang
merupakan tempat bola lampu
dipasang.

Gambar 36, Contoh penggunaan standing Gambar 38, Contoh penggunaan


lamp chandelier
Sumber: http://www.homeridae.com/ Sumber: http://www.messagenote.com/

h. Floor and wall uplighter 3. PEMBAHASAN


Lampu jenis ini dapat A. Lampu sebagai Pembentuk
mengarahkan cahaya ke atas dan Kesan Ruang
ke bawah dengan baik, sehingga Peletakan lampu sangat berperan
digunakan sebagai sumber penting dalam menentukan kharakter
accent lighting yang sekaligus ruang, baik menonjolkan kelebihan
difungsikan sebagai elemen ruang maupun menutupi kekurangan
dekoratif yang menarik. yang ada. Dengan penataan lampu
yang tepat, ruang yang tercipta akan
lebih ideal, seimbang, indah, dan
proporsional, sesuai dengan fungsi dan
keindahan yang diinginkan. Peletakan
lampu dalam membentuk suatu kesan
pada ruang adalah sebagai berikut:
a. Memberi kesan lebih rendah
pada plafon
Gambar 37, Contoh penggunaan floor - Dengan meletakkan
and wall uplighter artwork/lukisan pada posisi
Sumber: http://www.inovesia.com/
proporsional (tidak terlalu
i. Kandelar (chandelier) tinggi) pada dinding, serta
Kandelar merupakan lampu diberikan pencahayaan dari
gantung yang memiliki banyak atas (accent lighting-
cabang untuk meletakkan banyak downlight).
lampu beserta dengan kap - Lampu yang diaplikasikan
lampunya. Umumnya kandelar menggunakan kap tertutup
terbuat dari kristal karena cahaya untuk mencegah cahaya
yang dihasilkan berkelap-kelip agar tidak menyebar ke
dan menghasilkan bias cahaya atas, dan memfokuskannya

54
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

ke bagian bawah (teknik


pencahayaan downlight),
sehingga plafon terkesan
lebih gelap dan lebih
rendah.

Gambar 40, Contoh penggunaan standing


lamp uplight
Sumber: http://www.archiexpo.com/
Gambar 39, Contoh penggunaan c. Memberi kesan luas pada ruang
armature tertutup
Sumber: Untuk memberi kesan luas, ada
http://www.homestoreky.com/ beberapa cara seperti:
b. Memberi kesan lebih tinggi pada - Memasang cermin untuk
plafon merefleksikan ruang dan
Untuk memberi kesan plafon atau cahaya lampu
lebih tinggi pada sebuah rumah, - Menyinari kedua sisi
hal yang perlu dilakukan adalah: dinding yang
- Dengan mengaplikasikan berseberangan dengan
warna netral pada plafon, pencahayaan yang cukup
seperti putih. Dikarenakan terang, sehingga kedua sisi
bidangnya yang lebar, dinding terkesan terpisah.
dengan warna netral plafon Jenis pencahayaan yang
mampu menyebarkan diterapkan yaitu wall
cahaya ke segala arah washer pda masing-masing
dengan baik. sisi dinding. Sisi dinding
- Jenis lampu yang yang lebih terang daripada
digunakan adalah standing plafond an lantai akan
lamp, dengan jenis memberi kesan ruang lebih
pencahayaan uplight. luas.
Tujuannya agar cahaya d. Memberi kesan lebih lebar pada
mampu menyebar optimal lorong yang panjang dan sempit
ke atas menerangi plafon. - Sisi dinding harus dibuat
Kondisi plafon yang dibuat lebih terang, bisa dengan
lebih terang daripada mengaplikasikan wall
dinding dan lantai, akan washer dan spotlight yang
mampu memberi kesan cukup terang.
plafon pada ruang menjadi - Selain itu, dengan
lebih tinggi. memajang artwork atau
jendela pada dinding di
ujung lorong sebagai fokus
perhatian.
e. Memberi kesan lebih intim pada
ruang
Ruang yang memberi kesan lebih
intim sangat penting diterapkan

55
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

pada ruang-ruang hunian seperti serta warna yang dipantulkan


rumah tinggal. Kesan ini akan sangat mempengaruhi intensitas
membuat penghuni dan tamu cahaya yang dihasilkan. Standar
yang berkunjung merasa lebih satuan yang digunakan untuk
bersahabat, akrab, dan rileks. Hal menyatakan tingkat terang
yang perlu dilakukan: cahaya adalah lumen dan luks.
- Dengan menyebarkan Lumen adalah satuan tingkat
beberapa titik lampu di terang lampu, sedangkan luks
seluruh bagian ruang. adalah satuan tingkat terang
Namun perlu ditambahkan cahaya dalam luasan tertentu.
beberapa spotlight untuk Satuan luks lebih spesifik dan
menyinari artwork pada lebih umum digunakan dalam
dinding, atau bidang menentukan intensitas cahaya di
lainnya. dalam ruang, dikarenakan
- Menghindari penggunaan disertai oleh satuan luas
lampu yang sangat terang permukaan yang diterangi dan
di satu titik. Akan lebih dicantumkan sebagai lumen/m2.
baik dengan memasang
lampu di banyak titik Alat yang digunakan untuk
namun dengan daya mengetahui jumlah intensitas
rendah. lampu atau intensitas cahaya di
- Jika ada beberapa bagian dalam ruang disebut lightmeter.
ruang menggunakan lampu Cara kerjanya yaitu dengan
yang cukup terang, meletakkan alat pada area yang
sebaiknya dilengkapi diterangi atau terkena sorot
dengan dimmer sehingga langsung cahaya (misalnya di
intensitas cahaya bias permukaan meja atau di
diatur saat diperlukan. permukaan dinding), serta area
- Alternatif lainnya yaitu tersebut tidak boleh tertutup
dengan memanfaatkan bayangan.
penggunaan lampu duduk Selain jenis lampu dan daya
di beberapa titik untuk lampu sebagai penentu, tingkat
menambah kesan nyaman terang cahaya yang dihasilkan
dan rileks pada ruang. juga ditentukan oleh letak
B. Merencanakan Pencahayaan penempatan titik lampu, jarak
Merencanakan pencahayaan dengan antar lampu, serta permukaan
tepat pada sebuah ruang tentunya akan bidang yang dipantulkan oleh
menunjang fungsi ruang dari sisi lampu tersebut. Sebagai contoh,
dekoratif, estetika dan keindahan ruang bohlam yang dipasang sebagai
itu sendiri tanpa meninggalkan task lighting akan menghasilkan
fungsinya sebagai penerang. Ada pencahayaan yang cukup jelas
beberapa hal yang harus diperhatikan pada meja kerja. Namun ketika
dalam melakukan perencanaan bohlam dipindah sebagai lampu
pencahayaan pada sebuah ruang, yaitu: gantung, pencahayaan di
a. Intensitas cahaya/tingkat terang permukaan meja kerja akan
lampu (lumen/luks) menjadi lebih redup. Hal ini
Intensitas cahaya diperlukan dikarenakan oleh jarak lampu ke
dalam menunjang aktivitas permukaan meja lebih jauh.
sehari-hari agar lebih optimal.
Letak penempatan lampu, jarak,

56
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

Pemantulan juga sangat Hal ini dikarenakan jika color


berpengaruh terhadap tingkat temperature diaplikasikan
terang cahaya yang dihasilkan. dengan tepat, maka akan
Dinding dengan warna gelap memperbaiki atmosfer ruang,
akan menyerap cahaya sehingga produk atau etalase juga akan
cahaya yang dipantulkan akan terlihat lebih menarik dan
lebih rendah. Sedangkan dinding cemerlang, sehingga
dengan warna lebih terang akan menghasilkan nilai jual yang
memantulkan lebih banyak lebih baik.
cahaya serta lebih terang.
Contohnya, permukaan dinding c. Color rendering/kecemerlangan
berwarna putih mampu warna
memantulkan 70% cahaya dan Color rendering merupakan
menyerap 30% sisanya dari istilah untuk menunjukkan
banyaknya cahaya yang diterima. kecemerlangan warna pada suatu
objek yang ditimbulkan akibat
b. Color temperature (Ra) atau
adanya bias cahaya yang
warna cahaya
mengenai objek tersebut.
Color temperature merupakan
indikator warna cahaya yang Color rendering memiliki satuan
dihasilkan lampu. Istilah color Ra dengan nilai 1-100. Semakin
temperature bukan berarti warna tinggi angka Ra, maka semakin
yang memiliki suhu tertentu atau baik tingkat kecemerlangan
panas-dingin dalam arti cahaya pada lampu tersebut.
sesungguhnya, melainkan lebih Benda yang terkena bias cahaya
kea rah rasa/kesan secara dengan nilai Ra tinggi akan
psikologis. Misalnya warna menghasilkan kualitas warna
merah dirasakan sebagai yang lebih tajam, lebih
temperatur yang panas, warna cemerlang, lebih indah, dan lebih
kuning dirasakan sebagai menarik.
temperatur yang hangat, serta Contoh lampu yang memiliki
warna biru dirasakan sebagai color rendering yang baik yaitu
temperatur yang dingin. lampu pijar dan lampu halogen.
Color temperature memiliki Namun lampu halogen memiliki
satuan derajat Kelvin atau K. color rendering yang lebih baik,
Semakin rendah angka derajat K, yaitu di atas 90, sehingga selain
maka semakin hangat atau mampu menghasilkan kualitas
kuning lampu tersebut (5.000 K warna yang lebih baik juga
ke bawah). Sebaliknya, jika mampu membuat batu perhiasan
semakin tinggi angka derajat K, menjadi lebih berkilauan.
maka semakin biru atau semakin Lampu pijar dan lampu halogen
dingin color temperature lampu sering digunakan pada ruangan
tersebut (6.000 ke atas). Warna ritel seperti etalase toko
cahaya putih adalah 5.000 K perhiasan karena mampu
yang terkadang dihasilkan oleh meningkatkan kualitas tampilan
sinar matahari pada saat jam 12 objek. Sayangnya lampu pijar
siang. dan halogen memiliki kelemahan
Color temperature memegang pada umur yang sangat pendek,
peranan penting terutama untuk serta panasnya lampu membuat
ruang komersial/public building. kondsi benda cepat rusak.

57
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

C. Merencanakan Pencahayaan Jenis aktivitas dan kebutuhan


dan Mengoptimalkan intensitas cahaya
Pencahayaan di dalam - Pencahayaan untuk
rumah aktivitas yang dikerjakan
Agar atmosfer ruang dapat secara mendetail (misalnya
tampil optimal dan menghasilkan merangkai rangkaian
kesan yang diinginkan, pencahayaan elektronik) :
sebuah ruang perlu direncanakan minimal 1.500 luks
secara tepat. Ada beberapa hal yang - Meja untuk menjahit
harus diperhatikan dalam merancang : minimal 1.000
pencahayaan di dalam rumah luks
khususnya di suatu ruang, yaitu: - Meja untuk menggambar
: minimal 750
a. Jenis aktvitas dan fungsi ruang
luks
Sebelum merencanakan
- Meja persiapan di dapur
pencahayaan, terlebih dahulu
: minimal 500
mendata semua aktivitas dan
luks
fungsi ruang yang ada agar
- Pencahayaan untuk
pencahayaan dapat berfungsi
membaca :
dengan optimal di setiap ruang
minimal 300 luks
sesuai kebutuhan. Misalnya,
- Entrance atau pintu masuk
aktivitas belajar pada sudut/sisi
: minimal 150
ruang di bagian tertentu;
luks
aktivitas menyeterika pada sisi
- Koridor dan tempat
sebelah mana ruang; dan
penyimpanan :
sebagainya.
minimal 100 luks
Setelah mengetahui jenis - Ruang remang-remang
aktivitas di dalamnya, hal yang : 50 luks
perlu dilakukan selanjutnya
b. Dimensi ruang
adalah perhitungan kebutuhan
Mengetahui dimensi ruang
lampu, dengan patokan sebagai
dengan tepat, sangat berpengaruh
berikut:
terhadap hasil pencahayaan
- Kandela: satuan untuk
nantinya. Hal yang perlu
menyatakan besarnya
diperhatikan seperti tinggi plafon
cahaya.
dan luasan ruang, sehingga jenis
- Lumen: satuan ukuran
pencahayaan dapat diaplikasikan
kekuatan cahaya (lilin,
dengan tepat. Jenis pencahayaan
lampu, dan sebagainya).
pada ruangan yang luas serta
- Luks: satuan untuk
plafon yang tinggi akan berbeda
menerangkan banyaknya
dengan ruangn yang sempit atau
cahaya yang mengenai
plafon yang rendah.
suatu bidang.
Beberapa perbandingan c. Kelebihan (daya tarik) dan
intensitas cahaya kekurangan pada ruang
- Cahaya matahari di luar Dengan mengevalusi kelebihan
ruangan : 100.000 luks yang ada pada ruang, dapat
- Meja kerja di samping dimaksimalkan dengan bantuan
jendela : 3.000 pencahayaan yang tepat.
luks Misalnya dalam menonjolkan
artwork, tekstur dinding, dan

58
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

sebagainya, sehingga dapat Untuk mengoptimalkan penca-


tampil lebih menarik. hayaan dalam sebuah ruang, hal
Dengan mengetahui kekurangan yang perlu diperhatikan sebagai
pada ruang, pencahayaan dapat berikut:
meminimalisir atau menutupi - Merencanakan setiap titik
kelemahan ruang tersebut. lampu dan stop kontak,
Misalnya pada finishing tembok sehingga peletakan kabel
yang bergelombang, pada dapat diposisikan dengan
aplikasi lantai vinyl yang tidak baik dan rapi.
rata, pada finishing plafon yang - Menempatkan titik lampu
tidak rapi, maupun pada yang mudah terjangkau,
kelemahan lainnya. agar mempermudah saat
pergantian, namun tetap
d. Pemahaman konsep maupun
dalam jarak yang aman
kesan ruang
bagi anak-anak.
Penggunaan warna cahaya
- Dengan membuat papan
tertentu dan jenis lampu tertentu
kontrol sentral untuk
dapat membantu mewujudkan
mempermudah dalam
atmosfer yang diinginkan pada
mengontrol penggunaan
sebuah ruang. Dengan mema-
lampu pada ruang tertentu.
hami konsep yang diinginkan,
- Menggunakan dimmer
pemilihan jenis pencahayaan dan
switch untuk mengatur
jenis lampu dapat berfungsi
intensitas cahaya sesuai
dengan baik. Misalnya untuk
yang diperlukan serta
menampilkan kesan intim dan
memberikan efek tertentu
akrab pada ruang tidur dengan
pada sebuah ruang.
menggunakan pencahayaan war-
- Dengan menggunakan
na kuning, serta penggunaan
sensor terang-gelap,
warna putih dan jenis penca-
misalnya lampu akan
hayaan task lighting untuk ruang
menyala saat matahari
belajar.
mulai tenggelam dan
e. Pencahayaan multifungsi otomatis mati keeseokan
Selain sebagai penerangan, lam- harinya saat hari sudah
pu juga menjadi bagian dari mulai terang. Sehingga
estetika ruang. Oleh sebab itu, lampu-lampu dapat
penempatan jenis pencahayaan menyala secara otomatis
memegang peranan penting seba- ketika ditinggalkan.
gai penunjang dalam menghasil- - Menggunakan sensor gerak
kan kesan tertentu. Selain itu, atau bayangan misalnya
pencahayaan juga harus mampu pada koridor atau tangga,
mengakomodasi semua kegiatan sehingga lampu akan
di dalamnya. Misalnya peng- menyala saat ada orang
gunaan table lamp yang bisa juga melewati area tersebut.
digunakan sebagai penerang un- Kelebihannya, pada area
tuk membaca, penggunaan tersebut dapat
standing lamp pada ruang diaplikasikan lampu
keluarga juga mampu menjadi dekoratif yang tidak terlalu
penerang saat menonton televisi. terang dikarenakan lampu
f. Mengoptimalkan fungsi pen- penerang utama akan
cahayaan menyala secara otomatis.

59
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

g. Memadukan jenis pencahayaan merasa diperlakukan dan


Memadukan berbagai jenis diterima dengan baik dan hangat.
pencahayaan dalam ruang,
mampu menghasilkan atmosfer
dan kesan ruang yang optimal
serta menonjolkan kharakter
ruang. Contohnya penggunaan
ambient lighting pada ruang
keluarga sebagai penerang
utama, dipadukan dengan
standing lamp pada sisi televisi,
Gambar 41, Contoh penggunaan
penambahan task lighting pada accent lighting dan ambient lighting
meja sofa, dimana standing lamp pada foyer
dan task lighting juga dapar Sumber:
berfungsi sebagai elemen http://www.homedesignlover.co
dekoratif. m/

h. Elemen dekoratif Memadukan beberapa jenis


Selain berfungsi sebagai pencahayaan akan mampu
penerang, jenis lampu yang unik mengoptimalkan kharakter yang
bisa menjadi pilihan sebagai diinginkan. Misalnya:
elemen dekoratif dalam sebuah - General lighting, untuk
ruang. Misalnya penggunaan memberikan penerangan
lampu kerang sebagai table lamp secara umum pada ruang.
pada ruang tamu, sehingga bias Dimmer switch sangat
menarik perhatian tamu yang diperlukan untuk mengatur
berkunjung sekaligus sebagai intensitas cahaya yang
focal point di ruang tersebut. diinginkan. Jika diperlukan
penerangan lebih terang
D. Mendesain Pencahayaan pada untuk membuat foyer
Ruang Hunian terkesan formal atau resmi,
Selain menunjang aktivitas sehingga lampu diatur dengan
dapat berkegiatan dengan nyaman, pencahayaan lebih terang.
pencahayaan juga mampu mebuat Namun jika diingkan kesan
ruang tampak lebih indah dan yang lebih hangat, rileks,
berkharakter. Beberapa area yang dan akrab, cahaya bisa
kerap mendapat perhatian dalam tata diatur lebih redup dan
pencahayaan, misalnya: temaram.
- Accent lighting, untuk
a. Foyer memberikan aksen dan
Foyer adalah area penerima tamu memperkuat kesan pada
yang terletak di bagian paling tampilan ruang, terutama
depan interior rumah sebelum jika terdapat artwork di
masuk ke ruang tamu. Luas foyer dalamnya. Pencahayaan
umumnya tidak terlalu besar dan yang lebih dramatis bisa
ditata dengan apik untuk didapat dengan
memberi kesan baik pada tamu menambahkan jenis lampu
yang berkunjung. Namun dengan spotlight, downlight,
bantuan penataan pencahayaan maupun uplight.
yang tepat, mampu memberikas
kesan bersahabat sehingga tamu b. Ruang tamu

60
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

Ruang tamu merupakan ruang untuk mengoptimalkan kegiatan-


kedua setelah foyer. Namun tidak kegiatan tersebut, seperti:
semua hunian menyertakan foyer - General lighting, sebagai
didalamnya, dan langsung pencahayaan utama. Jika
menuju ruang tamu sebagai yang dipilih tipe downlight,
ruang utama untuk menerima maka general lighting
tamu. Di kebudayaan timur, diperlukan di beberapa titik
Indonesia pada khususnya, ruang agar memperoleh
tamu masih memegang peranan pencahayaan yang cukup.
penting dalam sebuah hunian. Jenis cahaya yang
Saling mengunjungi baik antara digunakan misalnya lampu
teman maupun keluarga fluorescent untuk
merupakan sebuah tradisi yang memperoleh cahaya putih
umum dilakukan. yang kuat, atau lampu
bercahaya kuning seperti
Ruang tamu biasanya
LED atau LHE untuk
memerlukan kesan bersahabat,
memberi kesang hangat
hangat, dan kekeluargaan. Jenis
dan akrab.
pencahayaan yang diperlukan,
- Pada general lighting
yakni:
dipasang dimmer switch
- General lighting sebagai
untuk mengatur tingkat
pencahayaan utama.
terang cahaya sesuai
General lighting downlight
kebutuhan, seperti saat
mampu menyebarkan
semua anggota keluarga
pencahayaan ke seluruh
berkumpul dengan
penjuru ruang, sehingga
aktivitas masing-masing
mampu membangkitkan
dipasngan maksimum,
kesan yang nayman pada
namun saat menginginkan
ruang tamu dan
suasana yang lebih santai
terciptanyan atmosfer yang
dan nyaman dapat
menyenangkan.
dipasang minimum.
- Accent lighting, sebagai
- Accent lighting dan
elemen dekoratif bisa
decorative lighting,
menggunakan kandelar
diperlukan di beberapa titik
maupun jenis pencahayaan
untuk lebih menonjolkan
uplight untuk menonjolkan
kharakter ruang, dari segi
artwork yang ada seperti
arsitektur maupun interior.
lukisan, foto keluarga,
Misalnya dengan
benda-benda seni, dan
pemasangan lampu
sejenisnya.
gantung etnik maupun
kandelar ataupun standing d. Ruang makan
lamp sebagai elemen Sesuai namanya, fungsi utama
dekoratif ruang. dari ruang ini adalah kegiatan
c. Ruang keluarga makan bersama. Sebagai
Sebagai jantung kegiatan di penerang utama, tetap
sebuah hunian, ruang keluarga memerlukan general lighting
mengakomodasi banyak aktivitas yang dipasang di beberapa titik,
di dalamnya. Sehingga variasi misalnya tersembunyi di dalam
pencahayaan sangat diperlukan plafon sehingga membiaskan
cahaya tidak terlalu terang dan

61
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

menyilaukan. Untuk penerang kithcen island ataupun


tambahan serta mempercantik kitchen peninsula di area
ruang, dengan menambahkan dapur. Selain sebagai
lampu gantung dengan penerangan tambahan, juga
ketinggian 55-60 cm diatas untuk menonjolkan
permukaan meja. Warna cahaya kharakter dan kesan dapur,
bisa dengan memilih warna misalnya penambahan
kuning untuk kesan hangat dan lampu gantung yang
akrab, atau menggunakan terbuat dari metal berwarna
dimmer switch sebagai pengatur hitam dipadukan dengan
intensitas cahaya. kitchen island ataupun
kitchen peninsula yang
e. Dapur
terbuat dari kayu bekas
Biasanya dapur merupakan area
untuk meberi kesan rustic
terpisah dari ruang makan yang
dan menonjolkan konsep
berfungsi sebagai tempat
kontemporer atau
beraktivitas dalam mengolah dan
industrial.
mempersiapkan makanan.
Kegiatan ini membutuhkan f. Ruang tidur
pencahayaan yang cukup baik Pada umumnya, ruang tidur tidak
untuk menghindari kecelakaan hanya berfungsi sebagai tempat
saat bekerja. Pencahayaan yang untuk beristirahat (tidur).
dibutuhkan umumnya: Aktivitas lain juga berlangsung
- General lighting dengan di dalamnya, seperti bekerja
tipe pencahayaan menggunakan laptop, membaca,
downlight, dipasang di dressed up, bahkan menoton
beberapa titik sebagai televisi. Pencahayaan yang
penerang utama. diperlukan juga beragam untuk
- Task lighting berupa strip mendukung kegiatan tersebut,
fluorescent, biasanya yaitu:
diletakkan di sepanjang - General lighting, sebagai
dinding splashback dapur, pencahayaan utama,
untuk menerangi sepanjang dengan tipe downlight pada
meja dapur. Sehingga beberapa titik, seperti di
dapat mendukung kegiatan dekat lemari pakaian
secara optimal, misalnya dengan penampahan
kegiatan memotong bahan sidelight di dekat cermin.
masakan, mencuci sayuran, - Task lighting dan
dan sebagainya. decorative lighting, dengan
- Lampu yang tidak kalah memilih jenis lampu yang
pentingnya yaitu spotlight unik sebagai penggunaan
halogen yang menempel task lighting sehingga
pada exhaust fan di atas multi fungsi selain sebagai
kompor, yang berfungsi penerangan tambahan.
memberikan penerangan Task lighting bisa berupa
saat kegiatan memasak lampu baca atau table lamp
berlangsung. pada nakas di sebelah
- Decorative lighting, tempat tidur untuk
biasanya berupa lampu mendukung kegiatan
gantung yang ditambahkan membaca, juga penerang di
jika ada penambahan tempat tidur jika

62
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

dibutuhkan. Namun bisa - Powder room merupakan


dilengkapi dengan dimmer bentuk paling sederhana
untuk mengatur intensitas dari kamar mandi, dengan
cahaya saat istirahat. Selain dimensi yang tidak terlalu
itu juga bisa menggunakan luas dan berupa kamar
wall lamp di dekat cermin mandi kering yang hanya
untuk mendukung kegiatan terdiri dari kloset dan
berias maupun untuk washtafel. Biasanya
memperkaya tampilan disediakan untuk
ruang. kebutuhan tamu yang
berkunjung.
g. Ruang kerja, ruang belajar, ruang
Walaupun dimensinya
baca
kecil, powder room dapat
Sesuai jenis ruang, aktivitas di
dipercantik dengan
dalamnya memerlukan perhatian
menggunakan decorative
khusus agar lebih terfokus.
lighting berupa lampu
General lighting yang digunakan
tempel selain penggunaan
harus cukup terang untuk
general lighting. Indirect
menghindari terjadinya
lighting juga bisa
bayangan. Namun diperlukan
ditambahkan pada cermin
juga pencahayaan tambahan,
washtafel untuk menambah
misalnya task lighting. Task
kharakter ruang.
lighting berupa lampu meja bisa
- Pada kamar mandi, selain
diletakkan di sudut meja namun
penggunaan general
dapat dijangkau untuk
lighting downlight untuk
mendukung kegiatan belajar,
mendukung aktivitas
menulis, maupun menggambar.
utama, dapat ditambahkan
Peletakannya disesuaikan dengan pencahayaan tambahan
kebiasaan pengguna ruang, berupa indirect lighting
misalnya di sebelah kiri jika dan juga task lighting pada
menggunakan tangan kanan, dan washtafel agar penerangan
sebaliknya. Jika kegiatan mampu mengakomodasi
diperlukan dalam jarak yang kegiatan di dalamnya.
cukup dekat dengan sumber Indirect lighting juga dapat
cahaya, akan lebih optimal jika ditambahkan dengan
menggunakan lampu fluorescent. meletakkannya secara
Selain cahayanya yang putih dan tersembunyi pada area
terang, juga untuk menghindari bathtub untuk membuat
panas yang dikeluarkan oleh suasana lebih dramatis.
lampu. Penggunaan decorative
Untuk ruang baca, selain general lighting di beberapa titik
lighting downlight sebagai serta kinetic lighting
pencahayaan utama, bisa dengan berupa lilin aromaterapi
menambahkan pencahayaan task juga diperlukan, sebagai
lighting berupa standing lamp penerangan dan mampu
maupun table lamp, yang juga menghasilkan atmosfer
berfungsi sebagai decorative ruang yang tenang, dan
lighting. menenangkan, juga sebagai
aromaterapi untuk
h. Powder room dan kamar mandi relaksasi.

63
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

i. Area tangga dan koridor atau lampu agar tidak menimbulkan


lorong bayangan.
Area tangga dan koridor
seringkali terlupakan. Padahal
pencahayaan sangat diperlukan
untuk menghindari kecelakaan
saat melaluinya. Accent lighting
yang diterapkan bisa breupa
pendant lamp maupun wall lamp
yang unik sehingga berfungsi
ganda, selain sebagai penerang
juga sebagai elemen dekoratif.
Alternatif lainnya, dengan
menggunakan downlight jenis Gambar 42, Contoh penggunaan varian
wall washer pada dinding lampu di salon
Sumber:
maupun menanam beberapa
http://www.spastyle.wordpress.us/
lampu halogen pada tiap anak
tangga untuk menambah kesan
dramatis. Pada spa, general lighting dapat
dilengkapi dengan dimmer untuk
Jika suasana yang diinginkan mengatur tingkat terang-rendah
pada tangga atau lorong lebih ke cahaya. Suasana relaksasi dapat
arah temaram dan ingin diwujudkan dengan
menonjolkan sisi artistik pada menambahkan accent lighting
tampilan tangga maupun lorong, serta kinetic lighting, yang
maka pencahayaan yang tetap berfungsi juga sebagai
yaitu pada penggunaan accent aromaterapi.
lighting. Sedangkan pada a. Pakaian (butik dan distro)
pencahayaan utama (general Butik dan distro yang menjual
lighting) bisa dipilih yang produk fashion terdiri atas dua
dilengkapi dengan sensor gerak tipe, yaitu:
atau bayangan. Sehingga hanya - Tipe tertutup, dilengkapi
akan menyala saat dilewati. dengan etalase untuk
memajang pakaian pada
E. Mendesain Pencahayaan pada manekin yang biasanya
Ruang Komersil memiliki tema/musim
Pelayanan kecantikan (klinik tertentu. Misalnya warna
kecantikan, salon, dan spa) pakaian yang dipajang
berwarna pink dalam
Pada klinik kecantikan dan salon dapat rangka menyambut hari
menggunakan general lighting valentine.
downlight maupun spotlight yang Pada etalase sebaiknya
terang dan kuat agar dapat menggunakan dua sirkuit
mengakomodasi semua aktivitas secara pencahayaan untuk siang
optimal. Pemanfaatan lampu dan malam hari. Pada siang
fluorescent dengan daya tinggi akan hari gunanya untuk
mempermudah pekerjaan yang meminimalkan kontras dari
memerlukan ketelitian. Namun yang cahaya matahari, sehingga
perlu diperhatikan adalah peletakan tetap terlihat dengan baik
oleh calon pembeli.
64
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

Sedangkan malam hari Sistem pencahayaan berbeda-


agar suasana lebih atraktif beda tergantung jenis produk
dan menarik. Lampu yang yang dijual: makanan, minuman,
biasa digunakan adalah makanan ringan, jus, atau kopi.
halogen spotlight karena Pencahayaan yang tetap harus
mampu menajamkan warna digunakan adalah general
dan terlihat lebih lighting sebagai pencahayaan
cemerlang. umum sehingga merata ke
- Tipe terbuka, tidak seluruh ruangan. Selain
dilengkapi dengan etalase. pencahayaan buatan,
Penggunaan lampu pada pencahayaan alami seperti sinar
toko jenis ini bisa dengan matahari dari bukaan jendela
menggunakan strip lamp mampu mengoptimalkan
yang diletakkan pencahayaan pada ruang. Namun
tersembunyi dibalik lemari penggunaan jendela pada took
pajangan, sehingga pakaian makanan segar harus dilengkapi
terlihat dengan jelas dan dengan sunshade karena
terfokus, namun tidak berpengaruh terhadap kesegaran
menyilaukan pembeli. makanan.
Untuk penerangan umum, Untuk restoran. Coffee shop, atau
dengan menggunakan kafe yang menjual makanan
ambient lighting downlight fastfood, bisa menggunakan
di beberapa titik. Lampu general lighting downlight
yang digunakan adalah dengan daya yang kuat sehingga
jenis halogen agar warna cahaya yang dihasilkan terang
pakaian tampak lebih dan kuat.
cemerlang.
Selain itu, padu padan Sedangkan untuk restoran atau
lampu dan warna penting kafe yang menginginkan kesan
juga memegang peranan mewah dan elegan, bisa dengan
penting. Dikarenakan menambahkan accent lighting di
warna dinding dapat beberapa titik serta decorative
membentuk mood ruang lighting berupa kandelar untuk
serta sebagai penanda memperkuat kharakter ruangan.
peralihan area. Jika warna Kinetic lighting juga bisa
dinding berbeda-beda, ditambahkan untuk menambah
lampu yang digunakan kesan atau suasana ruang
jenis yang berbeda. menjadi lebih romantic dan
Misalnya lampu metal intim.
halide untuk menerangi c. Showroom atau galeri (toko
warna-warna yang gelap furniture, artwork, dan dan toko
seperti abu-abu dan ungu. perhiasan)
Sedangkan tungsten Penerapan tipe pencahayaan
halogen digunakan untuk pada showroom disesuaikan
pencahayaan pada warna- dengan benda/produk yang
warna yang lebih lembut, dipamerkan atau koleki yang
seperti merah muda dan dijual.
kuning. - Art gallery, menggunakan
b. Makanan (kafe, toko kue/bakery, lampu dengan cahaya
dan restoran) kekuningan untuk

65
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

memperkuat kharakter
ruang. Penggunaan accent 5. DAFTAR PUSTAKA
lighting di beberapa titik
terutama pada Akmal, Imelda. 2006. Lighting.
objek/artwork juga mampu Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
menonjolkan nilai benda Akmal, Imelda. 2007. Bathroom.
seni, seperti spotlight, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
uplight, sidelight, sesuai
kebutuhan. Akmal, Imelda. 2002. Seri RUmah Ide:
- Showroom dengan produk Menata Rumah. Jakarta: PT. Gramedia
futuristic, selain Pustaka Utama.
menggunakan general Whitehead, Randall. 2004. Residential
lighting juga dengan Lighting: a Practical Guide. New
menmbahkan lampu Jersey: John Wiley & Sons
bercahaya dengan varian
warna di beberapa objek Sumber gambar:
sebagai accent lighting. http://homeguides.sfgate.com/
- Showroom dengan koleksi
http://www.carpenter-electric.com/
modern, dengan
menggunakan pencahayaan http://www.lightengine-tech.com/
berwarna putih sehingga http://www.ledninja.com/
menghasilkan kesan lebih
chic dan bersih. https://www.declighting.com
- Jewelry shop, http://www.mulpix.com/
menggunakan halogen
spotlight yang memiliki http://www.scotdir.com/
color temperature terbaik, http://www.tina4homedesign.com/
yang mampu menghasilkan
http://www.golights.com.au/
cahaya yang berkilauan
dari perhiasan sehingga https://www.golights.com.au/
meningkatkan nilai jual. http://www.hgtv.com/
http://legerolighting.com/
4. KESIMPULAN http://www.ideas4homes.com/
http://www.johncullenlighting.co.uk/
Pencahayaan memegang peranan
penting dalam menentukan kesan http://www.laukins.com/
sebuah ruang. Penataan cahaya yang http://www.pegasuslighting.com/
baik serta pemilihan jenis lampu yang
tepat dengan memperhatikan color https://www.decor10blog.com/
temperature yang sesuai dengan fungsi http://www.nico.leonardfriend.com/
ruang, dapat mengakomodasi aktivitas
di dalamnya secara optimal. Selain itu, http://www.messagenote.com
mampu menonjolkan kharakter ruang http://www.zillow.com/
serta memperkuat atmosfer ruang yang
http://www.messagenote.com/
diinginkan. Selain penggunaan general
lighting, penerapan beberapa varian http://www.dhgate.com/
lampu dan tipe pencahayaan mampu http://www.aliexpress.com/
membuat sebuah ruang terlihat lebih
ideal dan proporsional. http://www.homeguides.sfgate.com/

66
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

http://www.livingroomlighting.net/ http://www.inovesia.com/
http://www.dentalroseville.com/ http://www.spastyle.wordpress.us/
http://www.homeridae.com/ http://www.roomornament.blogspot.co
http://www.inovesia.com/ m/
http://www.messagenote.com/ http://www.panelite.us/
http://www.homestoreky.com/
http://www.archiexpo.com/
http://www.the3dguys.com.au/
http://www.homedesignlover.com/
ttp://www.designingcity.com/
http://www.angelicapinto.com/

67
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

68
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

KEARIFAN LOKAL DALAM ARSITEKTUR DAN DESAIN


INTERIOR: STUDI KOMPARASI EMPAT KONSEP DI ASIA

Freddy Hendrawan, S.T., M.T.


Dosen Program Studi Desain Interior, Sekolah Tinggi Desain Bali
Email: freddy_hendrawan@yahoo.co.id

Abstrak
Bercerita tentang arsitektur tidak luput dari jejak sejarah peradaban manusia. Arsitektur
sebagai ruang hidup manusia selalu berkembang seiring peradabannya dan telah menjadi
bukti sejarah perjalanan manusia. Nilai dasar atau falsafah adalah konsep-konsep yang secara
filosofis mendasari suatu rancangan. Konsep awal, pedoman selama proses dan cerminan
tujuan akhir pada seluruh kegiatan perancangan menjadi patokan yang dipakai berulang-ulang
dan akhirnya menjadi sesuatu yang baku, seperti patokan terhadap tata ruang, patokan
terhadap pola massa, atau patokan terhadap bentuk, struktur bangunan, maupun ornamennya.
Patokan ini kemudian berkembang menjadi sebuah konsep yang mendasari dalam bentukan-
bentukan arsitektur dan desain interior yang dapat ditemukan di seluruh penjuru dunia. Salah
satunya seperti yang dapat ditemukan di Asia, yaitu antara lain konsep Vaastu Shastra, Feng
Shui, Zen, dan Asta Kosala Kosali. Keempat konsep ini akan dikaji dengan melakukan studi
komparasi untuk mendapatkan persamaan dan perbedaan yang didasarkan pada aspek-aspek
yang membentuk arsitektur dan interior desain. Dari kajian komparasi empat konsep ini
didapatkan bahwa pembentukan konsep-konsep ini didasari oleh sebuah bentuk
keseimbangan antara Pencipta, alam dan manusia, walaupun dengan latar belakang sejarah
yang berbeda-beda.

Kata Kunci: arsitektur, desain interior, filosofi, konsep, sejarah

Abstract
Telling a story about architecture is cannot separate from human history civilization.
Architecture as a human life space always develops as well as civilization developing and has
been created a history evidence of human journeys. The basic values or the philosophies are
the concepts that philosophically become the background of design. Early concept, guidance
during the process and final purpose in design activities become a standard that has been
used repeatedly and finally became a basic standard, such as the basic standard of site
planning, mass pattern, or the basic standard of form, building structure, and ornament.
These basic standards then developing became a basic concept in architecture and interior
design and can be found in over the world. One of them can be found in Asia, i.e. the concept
of Vaastu Shastra, Feng Shui, Zen, and Asta Kosala Kosali. Those four concepts will be
studying with comparing with each other to find the similarities and differencies based on the
aspects that formed architecture and interior design. Based on comparing study of these four
concepts, it clearly explainable that the formation of this concept is based on a form of
balance between the God, nature and human, eventough it all with the different backgrounds
of history.

Keywords: architecture, interior design, philosophy, concept, history

69
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

PENDAHULUAN diikuti sejak jaman dulu. Konsep-konsep


Arsitektur tradisional menjadi saksi bahwa yang mendasari dalam bentukan-bentukan
arsitektur telah menjadi salah satu ilmu arsitektur ini dapat ditemukan di seluruh
tertua di dunia, yaitu dengan melihat dari penjuru dunia. Salah satunya seperti yang
adanya kebutuhan bernaung/bertempat dapat ditemukan di Asia, yaitu konsep
tinggal sehingga memunculkan sebuah Vaastu Shastra, Feng Shui, Zen dan Asta
tempat atau wadah. Kebutuhan bertempat Kosala Kosali. Vaastu Shastra menurut
tinggal adalah kebutuhan primer, yang Prasanna Kumar Acharya dalam Ambar-
kemudian memunculkan sebuah wadah wati (2009:66) merupakan science of
yang mampu menjawab prasyarat untuk architecture, where the essence of mea-
berlindung sehari-harinya agar mampu surement is contained, the standard mea-
terlindungi dari cuaca dan iklim sehingga surement followed or the system of
dapat berkegiatan setiap saat tanpa ter- proportions embodied. Feng-shui merupa-
ganggu oleh alam. Jawaban akan kebutuh- kan suatu worldview yang dipercayai oleh
an primer ini kemudian berkembang lagi masyarakat Tionghoa tradisional sebagai
saat manusia sudah mulai mengenal ke- bagian dari budaya terapan dalam kegiatan
indahan, dan keindahan berasal dari kebu- hidup keseharian (Kustedja, 2012:61). Zen
dayaan yang dianut. adalah salah satu hasil pemikiran Cina
setelah bertemu dengan pemikiran India.
Bentuk yang hadir pada arsitektur tradisi-
Istilah tersebut berarti meditasi yang
onal selalu dipertalikan dengan makna
menghasilkan wawasan yang mendalam
“yang lebih dalam”, yang berada dibalik
(Sutrisno dalam Damayanti,1994:9).
bentukan yang terjadi dan tidak berhenti
Menurut Dwijendra (2003:9-10), keper-
hanya pada yang tersurat atau kasat mata.
cayaan masyarakat Hindu di Bali, bangu-
Penggunaan ruang yang terjadi tidak hanya
nan memiliki jiwa Bhuana Agung (alam
untuk menampung aktivitas fisik sehari-
makrokosmos) sedangkan manusia yang
hari, tetapi juga spritual untuk memperoleh
menepati bangunan adalah bagian dari
ketenangan batin/jiwa. Apalagi jika
Bhuana Alit (mikrokosmos). Antara
dipahami makna tersebut dengan pende-
manusia (mikrokosmos) dan bangunan
katan “Emik” yaitu melihat suatu gejala
yang ditempati harus harmonis agar bisa
dari sudut pandang para pelaku sosialnya,
mendapatkan keseimbangan anatara kedua
bukan dari para penelitinya. Akan banyak
alam tersebut. Untuk itu, di dalam mem-
aspek yang dapat diungkap dibalik bentuk-
buat bangunan harus sesuai dengan tata
an arsitektur yang terjadi. Konsep arsitek-
cara yang ditulis dalam sastra Asta Bhumi
tur tradisional tidak lepas dari peri-
dan Asta Kosala Kosali.
kehidupan masyarakatnya, sementara da-
lam tatanan kehidupan mereka masih METODE PENELITIAN
mengikuti tatanan hidup yang rumit,
segala sesuatu serba tersirat, penuh dengan Penelitian ini menggunakan metode pene-
pemaknaan. litian kualitatif yang bersifat komparatif
korelasional (correlation-comparative),
Dalam konteks perwujudan arsitek-tural, yaitu dengan melakukan perbandingan an-
bentukan rumah tinggal tradisional diupa- tara empat konsep yang mendasari ben-
yakan tampil sebagai ekspresi budaya tukan arsitektur dan interior di Asia, antara
masyarakat setempat, bukan saja yang lain Vaastu Shastra, Feng Shui, Zen dan
menyangkut fisik bangunannya, tetapi juga Asta Kosala Kosali. Analisa akan
semangat dan jiwa yang terkandung di dilakukan secara deskriptif dalam bentuk
dalamnya. Hal ini memperjelas bahwa tabel perbandingan dengan didasarkan
betapa pentingnya rumah bagi manusia pada kajian teori pada masing-masing
dan mereka masih mengikuti aturan-aturan konsep tersebut.
yang berlaku serta pola-pola yang telah

70
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

TINJAUAN TEORI kan tubuh manusia dan dengan demikian


atruran penyeimbangan diterapkan kepada
1. Vaastu Shastra lima unsur pada area-area spesifik dalam
Vaastu adalah merupakan bagian dari kantor dan rumah.
Vedas yang dipercaya sejak 6000 tahun
yang lalu, melalui sebuah penempaan diri
dan meditasi yang dilakukan oleh para
yogi pada masa itu untuk mencari jawaban
dari alam semesta terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang ada. Secara singkat,
Vaastu Shastra adalah ilmu arsitektur kuno
dari India. Kata ‘Vaastu’ artinya tempat Gambar 1. Vaastu Purusha Mandala
tinggal (shelter), sedangkan ‘Shastra’ Sumber: http://sivkishen.wikia.com/wiki
adalah pengetahuan. Jadi Vaastu Shastra
bisa diartikan sebagai ilmu yang berisi 2. Feng Shui
ajaran untuk membangun tempat tinggal Menurut Kustedja (2012: 62-79) feng
yang baik dan menguntungkan bagi shui merupakan metode cara penerapan
manusia dan para Dewa. Secara umum, falsafah kosmologi tradisional pada ba-
Vaastu Shastra bisa dikatakan juga sebagai ngunan, makam, dan ruang binaan lainnya.
ilmu pengetahuan kuno yang berfungsi Feng shui juga dapat diuraikan merupakan
untuk membantu kita hidup selaras dengan media transformasi konsep pemikiran
lima elemen dan hukum-hukum lain yang falsafah alam semesta yang rumit dan
ada di alam. Tujuannya adalah beragam lalu digabungkan secara harmo-
menyelaraskan bentuk dan tata letak suatu nis agar dapat diterapkan pada bentuk
bangunan dengan unsur alam - prithivi/- yang terukur dan terjangkau oleh panca
tanah (earth), agni/api (fire), tej/caha- indra manusia dalam bentuk bangunan.
ya(light), vayu/angin (wind), akash/ang- Pada pelaksanaan pembangunan hunian
kasa (ether) dan menyeimbangkan antara tradisional Tionghoa dahulu, belum dike-
manusia dan material. Bidang-bidang nal profesi keahlian arsitek seperti yang
magnet bumi yaitu kutub utara dan selatan terdapat dalam masyarakat kita sekarang.
serta sinar matahari (Ambarwati, 2007:7). Bila seseorang berniat untuk membangun,
Teks-teks kuno Vaastu Shastra menyebut- pada tahap awal akan berupa pembahasan
kan bahwa ada berbagai dewa dalam mito- oleh pemilik dan seorang cendekiawan
logi Hindu yang menetapkan lokasi yang menguasai hal kebudayaan, kesenian,
kedudukan mereka dalam suatu bangunan. dan falsafah. Bersama mereka akan
Rumah harus diperlakukan seperti manu- membahas dan menyusun denah awal
sia, seperti teman baik yang memberi bangunan yang diinginkan.
kenyamanan dan perlindungan. Dalam
Vaastu Shastra dikenal Vaastu Purusha Menurut Simon (2001) prinsip desain feng
yang disebut sebagai the spirit of the site shui didasarkan pada beberapa faktor,
(roh dari suatu tempat). Digambarkan antara lain:
dalam Vaastu Shastra sebagai seorang pria a. Energi Chi
yang terbaring dalam posisi kepala Bangunan mengubah aliran energi chi.
menghadap ke timur laut, dengan postur Bentuknya, bukaannya dan materi yang
membentuk segi empat (Ambarwati, 2007:
digunakan menentukan bagaimana energi
4). Tubuh manusia terdiri atas lima unsur chi mengalir melalui bangunan. Energi
udara, api, air, angin, dan ether. Agar dengan mudah mengalir melalui pintu dan
tubuh sehat keseimbangan di antara kelima jendela, sehingga arah matahari dan
unsur ini harus dalam keadaan benar planet-planet akan menentukan jenis chi
(Ayurveda). Sebuah rumah dirawat bagai- yang memasukinya. Karena energi ini ber-

71
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

ubah ketika planet bergerak di angkasa, sehingga ruang terasa lebih lengkap. Pola
maka energi ini selalu mempunyai pola gelombang atau tak teratur adalah energi
baru setiap tahun, bulan, hari, dan jam. chi air, menciptakan energi mengalir dan
Perubahan yang terbesar terjadi setiap damai. Warna-warna yang cocok diterap-
tahun. Hal-hal yang ada disekitar ba=- kan pada dinding , langit-langit, dan lantai
ngunan, seperti aliran air atau jalan, akan ataupun pelapis. Warna kuat seperti warna
menentukan jenis energi chi yang bergerak merah dan hitam akan serasi sekalipun
mundur maju melalui pintu. Dalam situasi hanya melingkupi area kecil.
yang ideal energi chi mengalir dengan
harmonis melalui seluruh bangunan. Ran-
cangan arsitektur dan interior sebaiknya
mendukung jenis energi chi.
b. Yin dan Yang
Yin dan Yang adalah istilah yang diguna-
kan untuk membandingkan segala sesuatu
di semesta ini. Apakah sesuatu itu bersifat
lebih Yin atau Yang tergantung dengan apa
yang ia bandingkan. Walaupun segala se-
suatu itu lebih Yin atau Yang, sebagai
benda lahiriah ia mencari semacam ke-
seimbangan. Energi chi dari bangunan
juga dipengaruhi oleh tipe dan bentuk.
Misalnya, bangunan yang tinggi dan
langsing mempunyai energi chi yang
cenderung Yin. Bangunan yang rendah dan
melebar lebih bersifat Yang. Jika bangunan
dilihat dari atas berbentuk panjang dan Gambar 2. Lima Elemen dalam Prinsip
sempit , berarti ia lebih Yin, kalau ben- Feng Shui
tuknya bulat, segi delapan atau persegi, ia Sumber: Simon, 2001
lebih Yang. Semakin menyatu bentuk ba- d. Delapan Arah
ngunan, semakin Yang sifatnya. Rumah Kedelapan arah di kompas berhubungan
atau apartemen yang menyebar ke berba- dengan energi chi yang berbeda. Per-
gai arah akan cenderung mempunyai paduan semua ini menghasilkan gam-
energi chi bersifat Yin. baran rinci dari tipe energi chi yang ter-
dapat diarah itu. Bagian pusat juga me-
c. Lima Elemen miliki ciri energi chi sendiri yang sangat
Lima elemen diasosiasikan dengan lima kuat. Di dalam penataan rumah atau ba-
arah , yang mana berkaitan erat de-ngan ngunan yang terbaik adalah membiarkan
pergerakan matahari sepanjang hari. Lima bagian tengah setiap ruangan sekosong
elemen berkaitan dengan bentuk, warna mungkin. Di dalam setiap arah mata angin
dan bahan. Pelapis dinding dengan garis terdiri dari Trigram, Lima Elemen, Sim-
vertikal, misalnya akan menghasilkan bol, Anggota Keluarga, Nomor Sembilan
energi chi pohon, membuat langit-langit Qi, Warna, Waktu dan Musim.
tampak lebih tinggi dan ruang lebih luas.
Motif bintang akan energi chi api, mencip-
takan atmosfer yang menyenangkan. Pola
horizontal meningkatkan energi tanah,
yang membuat energi ruang lebih nyaman.
Bentuk bulat menimbulkan energi logam,

72
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

tenang dan aktif. Ada beberapa prinsip


seni Jepang sesuai ajaran Zen:fukinsei (asi-
metri), kanzo (sederhana), kokou (esensi),
shizen (kewajaran), yuugen (bermakna),
datsuzoku (bebas dari ikatan) dan seijaku
(hening).
4. Asta Kosala Kosali
Tanah dan tata letak rumah berpe-ngaruh
terhadap kehidupan penghuninya. Lontar
Gambar 3. Kompas Delapan Arah dalam Asta Kosala Kosali atau Asta Bhumi
Prinsip Feng Shui dijadikan acuan dalam hal ini. Menurut
Sumber: Simon, 2001
kepercayaan masyarakat Hindu di Bali,
3. Zen bangunan memiliki jiwa Bhuana Agung
Pada awalnya agama Buddha Zen berasal (alam makrokosmos) sedangkan manusia
dari China yang mengalami per- yang menempati bangunan adalah bagian
kembangan pesat dan mencapai masa dari Bhuana Alit (mikrokosmos). Antara
gemilang pada masa pemerintahan Tang manusia (mikrokosmos) dan ba-ngunan
sampai pada dinasti Sung (618-1279). Di yang ditempati harus harmonis agar bisa
China Zen menemukan bentuk yang lebih mendapatkan keseimbangan antara kedua
nyata setelah kontak dengan pemikiran- alam tersebut. Untuk itu, di dalam
pemikiran Lao-Tsu. Lalu semakin semarak membuat bangunan harus sesuai dengan
setelah terinkorporasi dengan etika dan tata cara yang ditulis dalam sastra Asta
budaya Konfusius (Damayanti, 2014:3). Bhumi dan Asta Kosala Kosali. Wujud
perumahan umat Hindu menunjuk-kan
bentuk keseimbangan antara alam Dewa,
alam manusia dan alam Bhuta
(lingkungan) yang diwujudkan dalam satu
perumahan, yang terdapat tempat pemuja-
an tempat tinggal dan pekarangan dengan
Gambar 4. Simbol Zen
Sumber: https://markmanson.net/the-zen-dilemma penunggun karangnya yang dikenal de-
ngan istilah Tri Hita Karana (Dwijendra,
Menurut Dewi (2013:2) estetika Jepang 2003:9-10).
menurut aliran Zen Budhisme di Jepang
Menurut Dwijendra (2008) untuk
adalah salah satu aliran terkuat yang ada di
melakukan pengukurannya pun lebih
Jepang. Zen secara harfiah mempunyai
menggunakan ukuran dari tubuh pemilik
makna meditasi,yang merupa-kan suatu
rumah dan tidak menggunakan meter teta-
ungkapan penghayatan Budhis-me yang
pi menggunakan seperti berikut:
berakar dari india kemudian mengalami
1. Musti (ukuran atau dimensi untuk
proses asimilasi di China yang berpadu
ukuran tangan mengepal dengan ibu
dengan budaya konfusian terma-suk juga
jari yang menghadap ke atas).
diantaranya pemikiran Lao-tsu tentang
2. Hasta (ukuran sejengkal jarak tangan
memberi penghargaan yang tinggi
manusia dewata dari pergelangan
terhadap tangan atau karya manusia. Zen
tengah tangan sampai ujung jari tengah
memiliki dua aliran yaitu aliran Soto dan
yang terbuka).
Rinzai. Aliran Soto berorientasi pada me-
3. Depa (ukuran yang dipakai antara dua
tode Zazen yakni duduk bersila dan berdoa
bentang tangan yang dilentangkan dari
untuk mencapai berkah. Aliran Rinzai ber-
kiri ke kanan).
orientasi pada metode koan dan mondo
yang menitik beratkan pada sikap patuh

73
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

komparasi di antara konsep Vaastu


Shastra, Feng Shui, Zen dan Asta Kosala
Kosali dilihat dari beberapa aspek yaitu:
1. Philosophy aspect
2. Desig principle aspect
3. Practical aspect
4. Symbolic aspect
Gambar 5. Sistem Pengukuran Arsitektur 5. History aspect
Tradisional Bali
Sumber : Dwijendra (2008) 6. Art aspect
7. Social aspect.
Dalam pelaksanaan pembangunan di la- 8. Functional aspect
pangan ukuran-ukuran ini mengacu pada
ukuran tubuh seorang Pendeta/ Sulinggih Komparasi keempat konsep ini akan
bila bangunan tersebut merupakan tempat dilampirkan dalam bentuk tabel sebagai
suci/ pura. Untuk bangunan rumah tinggal berikut:
ukuran yang digunakan berpedoman pada
ukuran tubuh dari kepala keluarga dari
suatu keluarga atau orang yang dituakan
dalam keluarga atau kelompok keluarga
tersebut. Aturan tentang Asta Kosala
Kosali dan Asta Bumi ditulis oleh Pendeta
Bhagawan Wiswakarma dan Bhagawan
Panyarikan. Dalam aturan tersebut begitu
kental dengan kepercayaan mengenai pan-
dangan-pandangan kosmologi dan kekuat-
an dewa-dewa dalam setiap simbolik ukur-
an-ukurannya. Seperti dalam penentuan
jarak antara bangunan serta penentuan
letak pintu masuk, dan lain sebagainya.

Gambar 6. Penentuan Jarak Bangunan


Dalam Arsitektur Tradisional Bali
Sumber : Adhika dalam Dwijendra, 2003

PEMBAHASAN
Berdasarkan pemaparan keempat konsep
tersebut, maka selanjutnya akan dilakukan

74
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

TABEL 1. PHILOSOPHY ASPECT

Vaastu Shastra Feng Shui Zen Asta Kosala-Kosali


 Ilmu arsitektur India kuno yang merupakan ilmu konsep  Ilmu topografi kuno Tiongkok yang mempercayai  Zen merupakan aspek Buddha Mahayana yang  Bangunan memiliki jiwa Bhuana Agung (alam
energi inheren dan bertujuan untuk menyelaraskan bentuk bagaimana manusia dan Surga (astronomi), dan Bumi mengkhususkan dirinya pada meditasi untuk mencapai jalan makrokosmos) sedangkan manusia yang menepati bangunan
dan tata letak suatu bangunan dengan unsur alam, yaitu (geografi), hidup dalam harmoni untuk membantu menuju pencerahan (satori), jadi puncak praktik Zen adalah adalah bagian dari Bhuana Alit (mikrokosmos). Antara
prithivi/tanah (earth), agni/api (fire), tej/cahaya (light), memperbaiki hidup dengan menerima Qi positif. meditasi dengan duduk dalam posisi lotus (posisi bersila). manusia (mikrokosmos) dan bangunan yang ditempati harus
vayu/angin (wind), akash/angkasa (ether). Di kalangan orang Zen, meditasi ini dinamakan Za-zen. harmonis agar bisa mendapatkan keseimbangan antara
 Seni memanfaatkan angin dan air untuk menyelaraskan, kedua alam tersebut.
 Memiliki tahapan dalam proses pembangunan arsitekturnya, mengalirkan, dan menghimpun Chi serta menghalau Sha  Tidak membuat aturan atau pedoman di dalam proses
serta prosesi upacara ritual yang disebut dengan Boomi Chi (Chi pembawa maut). pembangunan, karena prinsip dasar Zen yang menuju  Landasan Tatwa, Tata Susila,Upacara, Sikap Perilaku.
Pooja . pembebasan (tanpa ikatan) dan pencerahan.
 Memiliki tahapan dalam proses pembangunan arsitekturnya,  Memiliki tahapan dalam proses pembangunan arsitekturya,
serta prosesi upacara ritual serta prosesi upacara ritual
1. Melakukan ritual pemujaan kepada Dewa-Dewi untuk 1. Penentuan posisi bangunan (nyukat)
mohon izin dan petunjuk. 2. Pembongkaran tanah (ngeruak)
2. Miminta petunjuk kepada pemuka agama (Sinbeng) 3. Pemasangan batu pertama (nasarin)
untuk menentukan lokasi bangunan. 4. Pembangunan
3. Meminta petunjuk ahli feng shui untuk menlilai lokasi 5. Upacara pengokohan (memakuh)
pembangunan. 6. Penanaman pedagingan/peripih
4. Menentukan letak dan bentuk bangunan. 7. Pemlaspasan
5. Menentukan bentuk halaman, lokasi pintu masuk dan
keluar.

Bodhi Dharma

Dragon & Phoenix


Bhagawan Wiswakarma

Sumber : Analisa 2016

75
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

TABEL 2. DESIGN PRINCIPLE ASPECT

Vaastu Shastra Feng Shui Zen Asta Kosala-Kosali


 Tubuh manusia terdiri atas lima unsur: udara, api, air, angin,  Energy Chi. Wabi-sabi.  Tri hita karana
dan ether. Keseimbangan di antara kelima unsur ini harus  Fukinsei (asimetri)  Rwa bhineda
dalam keadaan benar (Ayurveda).  Konsep Yin Yang.  Kanso (sederhana)  Hulu-teben
 Shizen (kewajaran))  Purusa-pradhana
 Lima dasar aturan dalam arsitektur India, yaitu Dirniknaya,  Konsep lima elemen (kayu, api, tanah, air, logam).  Yuugen (bermakna)  Tri angga
Vaastu Purusha Mandala, Maana, Aayadi, Chanda.  Datsuzoku (kebebasan tidak terikat)  Tri mandala
 Konsep delapan arah.  Seijaku (hening)  Sanga mandala
 Konsep Lingga Yoni.
 Astrologi sembilan Qi.
 Bentuk persegi (catur bhuji).

 Bentuk bulat.

 Bentuk stupa.

 Konsep tiga lapisan alam (kamadhatu, ruppadhatu,


aruppadhatu).

Zen Circle

Feng Shui Scheme

Vaastu Shastra Konsep Sanga Mandala


dalam tatanan Rumah Tradisional Bali

Sumber : Analisa 2016

76
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

TABEL 3. PRACTICE ASPECT

Vaastu Shastra Feng Shui Zen Asta Kosala-Kosali

 Skema penempatan ruang dengan aturan delapan arah mata  Penentuan Posisi bangunan.  Tidak memiliki aturan tetapi cenderung berfokus  Ukuran/ dimensi (Sikut ).
agin.  Terhadap lingkungan. pada proses pencapaian pencerahan/ kekosongan  Penentuan hari baik (dewasa.)
 Aturan posisi/ penempatan gerbang.  Penentuan lahan.  Proses upacara dan upakara.
 Skala dan proporsi bangunan.  Elemen –elemen dekorasi.  Penataan massa bangunan (tri mandala, sanga
 Ukuran/dimensi (angula dan hasta).  Elemen-elemen konstruksi bangunan. mandala).
 Lima unsur alam dalam tubuh manusia.  Hubungan antar ruang.  Aturan posisi/ penempatan gerbang
 Lima elemen pada tubuh manusia.
 Penentuan orientasi.

Sikut Asta Kosala-Kosali

Zona Energi Vaastu

Zona Ruang Feng Shui

Zodiac

Zona Ruang Vaastu Modul Jarak Bangunan ATB


Sumber : Analisa 2016

77
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

TABEL 4. SYMBOLIC ASPECT

Vaastu Shastra Feng Shui Zen Asta Kosala-Kosali

 Vaastu Purusha Mandala menandai pentingnya suatu area  Simbol yin dan yang.  Anti Iconograph, anti symbol.  Simbol bunga teratai
dengan menempatkan kepalanya posisi Timur laut yang Yin dan Yang adalah istilah yang digunakan untuk
melambangkan keseimbangan pikir dan badan bawahnya di membandingkan segala sesuatu di semesta ini Yang  Lingkaran Zen.
posisi Barat daya yang melambangkan kestabilan dan bermakna lebih (positif), Yin bermakna kurang (negatif). Merupakan suatu symbol lingkaran yang terputus,
kekuatan. Pusarnya diposisi sentral dari area, bermakna sebagai suatu ketidaksempunaan.
melambangkan kesadaran kosmik dan tangannya di posisi  Simbol empat bagian dunia.
Barat Laut dan Tenggara, melambangkan gerakan dan
energi.  Simbol lima elemen.
Lima elemen diasosiasikan dengan lima arah , yang mana
 Menurut legenda Hindu, Vaastu Purusha.merupakan berkaitan erat dengan pergerakan matahari sepanjang hari.
makhluk tanpa bentuk . Brahma, bersama dewa yang lain
terpaksa mengurungnya di tanah. Insiden ini dinyatakan  Simbol delapan arah.
secara grafis dalam Vaastu Purusha Mandala dengan Kedelapan arah di kompas berhubungan dengan energy chi
alokasi porsi yang hirarkis untuk masing-masing posisi yang berbeda. Perpaduan semua ini menghasilkan gambaran
kedudukan dewa yang didasarkan atas konstribusi dan rinci dari tipe energy chi yang terdapat diarah itu. Di dalam
posisi masing-masing dalam menjalankan perannya. setiap arah mata angin terdiri dari; Trigram, Lima Elemen,
Brahma berada di posisi sentral yang disebut Brahmasthana, Simbol, Anggota Keluarga, Nomor Sembilan Qi, Warna,
sementara dewa-dewa tersebar disekelilingnya dalam pola Waktu dan Musim.
yang memusat.
 Simbol astrologi Sembilan Qi.
Zen
Lotus

Yin Yang Empat Bagian Dunia

Vaastu Purusha Mandala

Delapan Arah Sembilan Qi Lima Elemen

Sumber : Analisa 2016

78
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

TABEL 5. HISTORY ASPECT

Vaastu Shastra Feng Shui Zen Asta Kosala-Kosali

 6000 BC  4000 BC  500 AD  1300 AD

 Bagian dari Vedas.  Mengalami perkembangan sebelum dinasti Qin (Bu-Zhai).  Kepercayaan Buddha dari cina dan korea.  Kebo Iwa, Mpu Kuturan dan Dang Hyang Nirartha
merumuskan.
 Meditasi para Yogi.  Mengalami perkembangan sampai berdirinya RRC (abad 19  Berawal dari agama Buddha Zen.
– sekarang).  Pemujaan terhadap Begawan Wiswakarma.
 Berkembang saat ini sampai ke dunia barat.

 Cikal bakal munculnya konsep minimalis dalam


arsitektur.

Vaastu Shastra
Zen

4000 BC 1300 AD

6000 BC 500 AD

Feng Shui
Asta Kosala Kosali

Sumber : Analisa 2016

79
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

TABEL 6. ART ASPECT

Vaastu Shastra Feng Shui Zen Asta Kosala-Kosali


 Relief dan ornamentasi.  Seni dalam Feng Shui merupakan hasil pemikiran orang  Dari aspek seni, Zen dapat dimaknai sebagai system  Pada konsep Asta Kosala Kosali ornament
cina kuno yang menggabungkan Taoisme, Budhisme, Teori estetik yang konprehensif dan telah mempunyai mengadaptasi bentuk-bentuk flora dan fauna.
 Relief yang menggambarkan konsep 3 lapisan alam keseimbangan, kesatuan Yin Yang, tahayul, cita rasa, dan jangkauan ruang lingkup yang luas antara lain ajaran
Kamadatu, Rupadatu, Arupadatu. disempurnaan oleh intusi, imajinasi, serta interpretasi dari moral, spiritual dan metafisik, ekspresi dan kualitas  Bentuk -bentuk flora seperti karang sibar (daun),
para ahli fengshui benda. karang bunga.
 Kamadatu dalam banguanan candi Khajuraho diwujudkan
dalam bentuk relief yang menggambarkan perilaku manusia  Seni Feng Shui terwujud dalam bentuk :  Seni Zen terwujud dalam bentuk :  Bentuk-bentuk fauna seperti, karang asti (gajah),
yang sangat kental dengan ikatan hawa nafsu (Kama).  Lukisan (makna warna)  Ikebana karang goak (manuk/burung), dan karang tapel.
 Patung (simbol)  Kendo
 Rupadatu terwujud pada bagian tengah candi yang  Dekorasi  Painting  Pepalihan.
bermakna sudah dapat membebaskan diri dari nafs tetapi  Ornamen/ ragam hias  Garden design
masih terikat pada rupa dan bentuk.  Tea house  Kekarangan.

 Arupadatu terwujud dengan bentuk yang menjulang menuju  Pepatran.


pada pada satu titik pusat. Melambangkan alam atas dimana
manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan  Relief.
bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana.

Sumber : Analisa 2016

80
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

TABEL 7. SOCIAL ASPECT

Vaastu Shastra Feng Shui Zen Asta Kosala-Kosali


 Adanya pengaruh status sosial dalam penerapan konsep  Awalnya digunakan oleh Raja dan cendikiawan dalam ilmu  Kaum spiritual kemudian digunakan oleh kaum  Awalnya dipergunakan berdasarkan catur wangsa.
Vaastu Purusha Mandala pada rumah Nalukettu (daerah topografi dan penataan kota bangsawan.
Kerala) yang hanya boleh digunakan/ dibangun untu k  Berkembang penggunaannya berdasarkan strata social
rumah keluarga brahmana atau tuan tanah.  Setelah dinasti yuan mulai dipelajari oleh orang awam dan  Sejak populernya gaya minimalis dalam arsitektur, catur warna.
diimplementasikan di berbagai bisang kehidupan. konsep Zen mulai dikenal dan digunakan secara luas.
 Perkembangan berikut didasarkan pada peran di
masyarakat.

Forbidden Kingdom

Rumah Nalukettu

Katsura Imperial Kori Agung

Gold Lion

Tampak Nalukettu

Sumber : Analisa 2016


Zen Garden

81
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

TABEL 8. FUNCTIONAL ASPECT

Vaastu shastra Feng Shui Zen Asta Kosala-Kosali


 Secara leksikal, Vaastu berarti lingkungan, tempat, rumah  Secara leksikal, Feng berarti Angin, Shui berarti Air. Jadi  Kata Zen adalah logat Jepang yang berasal dari  Asta (hasta) berarti ukuran/sikut dari pergelangan
dan Shastra berarti ilmu, teori, pengetahuan. Feng Shui adalah seni memanfaatkan angin dan air untuk perkataan Cina ch'an dan merupakan terjemahan tangan sampai siku, Asta kosala berarti aturan dan
Jadi Vaastu Shastra berperan sebagai sebuah aturan untuk menyelaraskan, mengalirkan, dan menghimpun Chi serta lebih lanjut dari bahasa Sansekerta dhyana. Dalam ukuran dalam membangun tempat suci (parhyangan),
menata lingkungan atau rumah. menghalau Sha Chi (Chi pembawa maut). bahasa Jepang disebut sebagai Zanna. Istilah tersebut menara atau bangunan tinggi , dan bangunan untuk
berarti meditasi yang menghasilkan wawasan yang orang mati (Bade, wadah, usungan mayat) sedangkan
 Vaastu Shastra memberikan suatu prinsip serta pandangam  Feng Shui memberikan prinsip serta pedoman hampir dalam mendalam. Merupakan suatu cara untuk mencapai Asta kosali berarti aturan dan ukuran dalam
mengenai kekuatan unsur unsur alam dan pandangan berbagai aspek kehidupan didasarkan pada aliran energi chi pencerahan. membangun rumah. Peranan Asta kosala kosali sebagai
kosmologi dalam pembangunan suatu karya arsitektur baik dalam alam semesta. acuan atau pedoman dalam Arsitektur Tradisional Bali.
itu berupa tempat suci ataupun rumah tinggal  Prinsip dasar kekosongan dan pencerahan terwujud
 Memberikan pandangan yang tegas mengenai apa yang baik dalam pandangan yang anti aturan,anti teori, anti  Memberikan prinsip dalam fungsi/ kegunaan bangunan,
 Memberikan pandangan secara tegas mengenai apa yang dan buruk dalam setiap aspek kehidupan. rutinitas, tidak terikat. yaitu
baik dan buruk baik dalam proses pemilihan lahan,penataan 1) Asta kosalaning Dewa (Parhyangan).
tapak, perancangan bangunan, dan perwujudan bangunan.  Digunakan pada penataan kota.  Digunakan dalam rancangan taman. 2) Asta kosalaning Wong Pejah (Bade/ wadah).
3) Asta kosalaning Pawongan (rumah tinggal).
 Memberikan prinsip dan panduan dalam arsitektur  Digunakan pada tempat peribadatan (temple).  Digunakan dalam kompleks kuil. 4) Asta Kosalaning Palemahan (bangunan umum).
bangunan suci (candi, kuil) 5) Asta kosalaning Tetambakan (Kandang hewan).
 Digunakan pada bangunan istana.  Digunakan dalam arsitektur rumah tinggal.
 Memberikan prinsip dan panduan dalam arsitektur kerajaan
dan rumah tinggal.  Digunakan dalam ilmu kesehatan dan anatomi.  Digunakan dalam desain furnitur dan interior.

 Saat ini digunakan dalam berbagai jenis bangunan

Sumber : Analisa 2016

82
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

KESIMPULAN perwujudan secara fisik. Sedangkan


Feng Shui menerapkan konsep
Dari kajian perbandingan antara keseimbangan energi yang diwujudkan
Vaastu Shastra, Feng Shui, Zen dan baik secara fiik maupun non fisik.
Asta Kosala Kosali melalu pendekatan Konsep Zen lebih melepaskan diri dari
beberapa aspek, maka diperoleh aturan yang mengikat, akan tetapi
persamaan dan perbedaan di antara memberi keterbukaan, kemungkinan
keempat konsep tersebut, antara lain : konsep baru dalam menuju perwujudan
fisik dan non fisik untuk menuju
1. Philosophy Aspect
kekosongan atau pencerahan.
Filosofi Vaastu Shastra, Fengshui, dan
Asta Kosala Kosali sama-sama 4. Symbolic Aspect
menggunakan pendekatan Kosmologi Pada Vaastu Shastra dan Asta Kosala
dalam prinsip dasarnya, yaitu Kosali secara simbolik meng-
hubungan keseimbangan antara analogikan tubuh manusia sebagai
makrokosmos dan mikro-kosmos. wujud keseimbangan dengan alam,
Sedangkan konsep Zen cenderung sedangkan Feng Shui secara simbolik
berbeda dari ketiga konsep tersebut mencerminkan keseim-bangan energi
karena Zen lebih fokus kepada positif dan negatif (Yin dan Yang). Zen
perjalanan mencapai pencerahan, secara simbolik menggambarkan
kebebasan dari segala keterikatan. sesuatu yang dinamis fleksibel dan
seder-hana.
2. Design Principle Aspect
Prinsip-prinsip desain Vaastu Shastra, 5. History Aspect
Fengshui, dan Asta Kosala Kosali Dilihat dari pembabakan waktunya
didasarkan pada konsep diawali konsep Vaastu Shastra,
penyeimbangan energi yang terdapat kemudian diikuti oleh Feng Shui, Zen
pada unsur-unsur alam, yang juga dan Asta Kosala Kosali.
dianalogikan pada unsur –unsur tubuh
manusia. Penerapan konsep Vaastu 6. Art Aspect
Shastra dan Asta Kosala Kosali lebih Pada Vaastu Shastra dan Asta Kosala
menekankan pada perencanaan rumah Kosali makna diwujudkan ke dalam
dan lingkunagan binaannya. bentuk seni relief dan ornamen,
Sedangkan Feng Shui berpengaruh sedangkan dalam Feng Shui karya seni
lebih kompleks lagi selain pada memiliki fungsi penyeimbang energi,
perencanaan rumah dan lingkungan, sebagai contoh setiap bentuk dan
juga pada berbagai aspek seperti, seni, warna memiliki nilai energy yang
warna, kesehatan, astrologi. Bahkan berbeda-beda. Sedangkan Zen karya
pada Feng Shui waktu sangat berperan seni bertujuan untuk menciptakan
dalam perhitungan konsep. Sedangkan suatu kesederhanaan makna.
prinsip desain pada Zen lebih
ditekankan pada kekosongan dalam 7. Social Aspect
arti mencapai tingkat pencerahan, Penerapan Vaastu Shastra, Asta
seperti yang dirumuskan pada prinsip Kosala Kosali sampai saat ini masih
Wabi-sabi. mempertimbagkan stratifikasi sosial
masyarakatnya, sedangkan Feng Shui
3. Practice Aspect dan Zen dipergunakan lebih luas.
Vaastu Shastra dan Asta Kosala Kosali
memiliki keterkaitan yang cukup erat 8. Functional Aspect
pada aspek ini terlihat dengan Vaastu Shastra dan Asta Kosala Kosali
penerapan konsep mandala pada 52 berfungsi sebagai aturan dalam

83
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

pembentukan lingkungan binaan Tradisional Bali. Denpasar: CV. Bali


sedangkan Feng Shui dan Zen lebih Media Adhikarsa.
kepada pedoman untuk menciptakan
keseimbangan energi di dalam Dwijendra, Acwin, Ngakan Putu.
lingkungan binaan. 2003. Perumahan dan Permukiman
Tradisional Bali. Dalam Jurnal
Permukiman Natah Volume 1 Nomor
DAFTAR PUSTAKA 1. Denpasar: program Studi Arsitektur,
Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
Ambarwati, Dwi Retno Sri. 2009.
Relevansi Vastu Shastra dengan Koren, Leonard.1994. Wabi-Sabi.
Konsep Perancangan Joglo. Dalam Berkeley, California: Stone Bridge
Jurnal Penelitian Humaniora Volume Press.
14 Nomor 2. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta. Kustedja, Giri. Antariksa, Sudikno.
Purnama, Salura. 2012. Feng-shui:
Brown, Simon. 2001. Feng Shui Elemen Budaya Tionghoa Tradisional.
Praktis. Jakarta: Erlangga. Dalam International Journal of
Philosophy and Religion Volume 28
Damayanti, Sandra Devi. 2014. Nomor 1. Bandung : Universitas
Konsep Taman Jepang Yang Katolik Parahyangan.
Berhubungan Dengan Buddha Zen.
Skripsi. Semarang: Program Studi Pratiwo. 2010. Arsitektur Tradisional
Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Tionghoa dan Perkembangan Kota.
Universitas Dian Nuswantoro Yogyakarta: Ombak.

Davinson, Julian. 1999. Introduction to Putra, IGM. 2011. Diklat Mata Kuliah
Balinese Architecture. Singapore: Teori Arsitektur Etnik. Denpasar:
Periplus. Pascasarjana Teknik Arsitektur,
Universitas Udayana.
Dewi, Purnama. 2013. Studi Gaya
Desain Interior Restoran Bentoya di Suliyati, Titiek. 2009. Penerapan Feng
Galaxy Mall Surabaya. Dalam Jurnal Shui pada Bangunan Kelenteng Di
Intra Volume 1 Nomor 2. Surabaya: Pecinan Semarang. Dalam :
Program Studi Desain Interior, Konferensi Nasional Sejarah IX.
Universitas Kristen Petra. Jakarta: Kementrian Kebudayaan dan
Pariwisata.
Dwijendra, Acwin, Ngakan Putu.
2008. Arsitektur dan Kebudayaan Bali Thapar, Bindia. 2004. Introduction to
Kuno. Indian Architecture. Singapore:
Denpasar: CV. Bali Media Adhikarsa. Periplus.

Dwijendra, Acwin, Ngakan Putu. Tonjaya, Bandesa.1992. Lintasan Asta


2008. Arsitektur Rumah Tradisional Kosala Kosali. Denpasar: Penerbit
Bali. RIA.
Denpasar: CV. Bali Media
Adhikarsa. Young, David & Michiko. 2004.
Introduction to Japanese Architecture.
Dwijendra, Ngakan Ketut Acwin. Singapore: Periplus.
2009. Perumahan dan Permukiman

84
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

Sumber Website:
Anonim. 2014. Vastu Purusha.
Available from: URL:
http://sivkishen.wikia.com/wiki

Manson, Mark. 2010. The Zen


Dilemma. Available from: URL:
https://markmanson.net/the-zen-
dilemma

85
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

KONSEP ARSITEKTUR NUSANTARA SEBAGAI


SARANA RESTORASI
Studi Kasus : Kampung Wisata Imah Seniman, Lembang,
Jawa Barat

Ardina Susanti
Dosen Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain Bali
Email : ardinarch@gmail.com

ABSTRAK

Arsitektur nusantara merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia.
Arsitektur ini memiliki makna yang lebih luas tentang kehidupan sosial serta mampu
menjawab isu kekinian seperti konstruksi tahan gempa dan keakraban dengan alam.
Penggunaan material alami dan konsep keseimbangan dengan alam pada arsitektur
nusantara mampu menghadirkan pengalaman restoratif bagi masyarakat khususnya
masyarakat perkotaan, sehingga saat ini banyak usaha yang bergerak di dalam industri
pariwisata mengambil konsep kembali pada arsitektur lokal, salah satunya adalah
Kampung Wisata Imah Seniman yang berlokasi di Lembang, Jawa Barat. Penulisan
ini bertujuan untuk mengkonfirmasi apakah konsep menghadirkan kembali arsitektur
nusantara dapat memberikan pengalaman restoratif bagi pengguna. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa konsep arsitektur nusantara
dapat menjadi sarana restorasi bagi masyarakat.

Kata Kunci : Arsitektur nusantara, pengalaman restoratif

ABSTRACT

Nusantara architecture is one of Indonesian culture wealth. This architecture has a


lot of meaning about social life and it capable to answer some current issues, like
earthquake resistant construction and familiarity with nature. Natural material used
and harmony living with nature in nusantara architecture concept can present
restorative experience to people, especially urban people. Because of that, there are
many tourism/hospitality business take back to local architecture concept. One of
them is “Kampung Wisata Imah Seniman” (Imah Seniman Tourism Village). The aim
of this article is to confirm about nusantara architecture concepts role in presents
restorative experience to its users. The result shows this architectural concept is
capable to be a restorative facility to people.

Keywords : Nusantara architecture, restorative experience

86
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

atau bangunan yang memiliki fungsi


1. PENDAHULUAN sebagai ruang komunal, mampu
menjawab dan menyelesaikan isu
Indonesia terdiri dari beragam suku
kekinian seperti konstruksi yang tahan
bangsa, membuat Indonesia memiliki
gempa, serta merupakan salah satu
keberagaman budaya. Arsitektur
potensi pariwisata berbasis lingkungan
merupakan salah satu wujud dari
/ ecotourism (Dirjen Penataan Ruang
budaya tersebut. Kekayaan Indonesia
Kementrian PU, 2013).
akan budaya dari suku-suku bangsa
yang ada terlihat pada kekayaan Seiring perkembangan jaman yang
arsitektur vernakular yang ada. semakin modern dan mengglobal,
Arsitektur vernakular merupakan gempuran teknologi dari negara Barat
arsitektur yang tumbuh dan terus berkembang di Indonesia,
berkembang dari arsitektur rakyat, mengakibatkan perubahan budaya,
yang lahir dari masyarakat etnik dan perkembangan teknologi bahan dan
budaya etnik (Dawson & Gillow, 1994 pembangunan semakin canggih dan
dalam Sahroni, 2012). Arsitektur mampu membangun bangunan lebih
vernakular dibuat melalui proses trial cepat membuat arsitektur tradisional
and error tentunya memiliki makna dan vernakular semakin punah dan
yang lebih daripada sekedar bentuk ditinggalkan. Walaupun beberapa jenis
fisik dan teknik konstruksi (Yu Sing, arsitektur tradisional masih
2011). Arsitektur vernakular dilestarikan, tapi bangunan tersebut
diturunkan dari generasi ke generasi hanya sebagai sebuah artefak
sehingga menghadirkan sebuah tradisi bersejarah untuk mengingatkan bahwa
yang menjadi budaya yang kini bangunan tersebut pernah ada. Hal ini
berkembang sebagai arsitektur tentu sangat disayangkan mengingat
tradisional. arsitektur nusantara memiliki peran
dan fungsi yang sebenarnya sangat
Arsitektur tradisional dan vernakular
penting sebagai simbol keberagaman
yang ada di Indonesia sering disebut
budaya yang ada di Indonesia. Hal ini
sebagai arsitektur nusantara. Arsitektur
merupakan tantangan bagi para arsitek
nusantara sangat sarat akan kearifan
Indonesia untuk berupaya melestarikan
lokal yang diturunkan oleh nenek
makna dan nilai arsitektur nusantara
moyang yang memiliki peran dan
dengan menciptakan karya-karya
fungsi yang penting sebagai refleksi
arsitektur nusantara yang bersifat
keakraban dengan alam, seperti
kekinian (Yu Sing, 2011) dengan tetap
bagaimana menggunakan material
memelihara karakter inti arsitektur
secara wajar (Sahroni, 2012). Maka
nusantara dengan penyesuaian
dari itu, arsitektur nusantara sering
terhadap kondisi terkini, sehingga
dikatakan sebagai arsitektur yang
eksistensi dari arsitektur nusantara
berwawasan lingkungan karena
tetap dapat dilestarikan (Sahroni,
menggunakan material yang tidak
2012) dan pelestarian ini juga
merusak lingkungan dan kaya akan
membutuhkan kontribusi masyarakat
konsep sosial seperti adanya ruang

87
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

setempat (Dirjen Penataan Ruang 2. TINJAUAN PUSTAKA


Kementrian PU, 2013). Teori-teori yang akan digunakan dalam
penulisan artikel ini adalah teori
Industri pariwisata di Indonesia saat ini
mengenai pengalaman restoratif dan
cukup banyak yang mengambil konsep
lingkungan restoratif, serta tinjauan
kembali pada arsitektur lokal.
mengenai lokasi studi, yaitu Imah
Beberapa di antaranya menggunakan
Seniman.
konsep ini sebagai sarana diferensiasi
produk hospitality architecture yang
mereka tawarkan. Konsep ini dianggap Pengalaman Restoratif dan
memiliki prospek yang baik, karena Lingkungan Restoratif
arsitektur lokal umumnya memiliki Pengalaman restoratif merupakan
keunikan tersendiri, yang mampu sebuah pengalaman yang mampu
menarik minat kelompok masyarakat memulihkan kepenatan dari aktivitas
tertentu, umumnya masyarakat yang sehari-hari (Kaplan, 1995). Kaplan
tinggal di perkotaan. Kehadiran (1995) menyebutnya sebagai directed
arsitektur lokal yang menggunakan attention. Istilah directed attention dan
material alami, dekat dengan unsur indirected attention berkaitan dengan
vegetasi dan air memiliki potensi usaha atau effort untuk memberi
sebagai sarana restorasi dari kepenatan perhatian terhadap suatu hal. Salah
(Kaplan, 1995; Korpela, 1996). satu contoh directed attention adalah
perhatian terhadap pekerjaan, perhatian
Salah satu produk hospitality
saat menyetir menghadapi hiruk-pikuk
architecture yang mengambil konsep
lalu lintas, dan banyak lagi yang
kampung wisata - yang mana istilah
berkaitan dengan kehidupan sehari –
kampung merupakan sebutan
hari. Istilah directed attention dan
pemukiman masyarakat tradisional –
indirected attention, sering disebut
adalah Kampung Wisata Imah
dengan voluntary (membutuhkan
Seniman, yang terletak di daerah
usaha) dan involuntary attention (tidak
Lembang, Jawa Barat. Penulisan
membutuhkan usaha). Directed
artikel ini akan membahas mengenai
attention yang dilakukan terus menerus
konsep yang dihadirkan dan
menyebabkan kelelahan mental yang
ditawarkan oleh pihak pengelola hotel
berpotensi sebagai pemicu stres pada
ini, serta mengkonfirmasikan konsep
manusia. Apabila kelelahan mental ini
tersebut dengan pendapat beberapa
tidak dipulihkan dapat menyebabkan
pengguna, mahasiswa yang melakukan
stres yang berujung pada depresi
kuliah lapangan di lokasi tersebut,
mental. Untuk itulah diperlukan
serta pengamatan perilaku pengguna
sebuah pengalaman restoratif yang
pada lokasi tersebut. Tujuan dari
dapat memulihkan kepenatan tersebut.
penelitian ini adalah untuk mengetahui
manfaat penggunaan konsep arsitektur
nusantara sebagai sarana restorasi bagi Pemulihan kelelahan mental tersebut
masyarakat. dilakukan dengan cara memberikan
atensi yang berlawanan yaitu

88
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

memberikan indirected/involuntary lingkungan. Lingkungan diharapkan


attention yaitu atensi atau perhatian beraneka ragam dan koheren/ sesuai
terarah tanpa memerlukan usaha, atau dalam 1 kesatuan, sehingga dapat
sehingga tidak membutuhkan energi menyediakan banyak pengalaman.
lebih untuk memberikan atensi Compatibility merupakan pengalaman
terhadap suatu hal. Kaplan (1995) juga restoratif yang sesuai dengan tujuan
menyebutkan involuntary attention ini dan kecenderungan seseorang,
sebagai fascination. Fascination ini sehingga diharapkan lingkungan
dapat diperoleh dalam proses saat restoratif menjadi responsif terhadap
melakukan sesuatu, misalnya saat tujuan tersebut.
membaca sebuah buku yang menarik
membuat sesorang betah untuk Untuk memenuhi pengalaman
berlama-lama membaca buku.
restoratif, sebuah lingkungan restoratif
Fascination juga dapat diperoleh dari diharapkan mampu menghadirkan 4
kegiatan yang memang disukai kesan di atas yaitu being away, sebuah
terutama kegiatan yang disukai lingkungan tidak perlu jauh dari pusat
misalnya berpetualang ke alam liar kota, tapi mampu memberikan
dapat membangkitkan perasaan pengalaman atau pemandangan yang
senang. Fascination juga dapat berbeda dari keseharian seseorang
diperoleh dari hal yang ekstrim, sehingga mampu mengistirahatkan
sangat soft seperti berjalan pada taman, direct attention, kemudian fascination,
hutan, dan lingkungan natural lainnya, sebuah lingkungan harus dapat
serta hal yang ekstrim, sangat hard menghadirkan sesuatu yang menarik
seperti menonton pertandingan balap untuk menggugah
mobil, sepak bola, dan lain-lainnya. involuntary/indirected attention. Untuk
Dapat dikatakan bahwa alam natural menghadirkan kesan extent, sebuah
dapat berfungsi sebagai sarana lingkungan tidak perlu luas tapi
restorasi. Namun pengalaman restoratif memberikan banyak stimulus untuk
tidak hanya didapat dari fascination. dilihat, desain jalan setapak juga dapat
Pengalaman restoratif juga dapat dirancang agar dapat memberikan
diperoleh dari pengalaman being away, kesan luas, serta mampu membawa
extent, dan compatibility. alam pikiran ke masa lampau atau
sejarah. Untuk menghadirkan kesan
Pengalaman being away adalah compatibility, sebuah lingkungan
pengalaman bebas dari salah satu restoratif harus mampu memenuhi
aktivitas mental yang membutuhkan tujuan dan kecenderungan yang
directed attention, perasaan ini lebih dimiliki oleh seseorang, misalnya bagi
kepada konsepsi dan bukan masyarakat perkotaan lingkungan yang
transformasi fisik, karena berkaitan sesuai untuk restorasi diri adalah
dengan aktivitas mental. Pengalaman lingkungan natural.
extent merupakan pengalaman yang
memungkinkan seseorang memuaskan Korpela (1996;2001) dalam dua
keingintahuannya terhadap sebuah artikelnya menyebutkan bahwa suatu

89
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

lingkungan menjadi favorit bagi dominan yang menghadirkan


seseorang apabila memiliki nilai kesan pengalaman restoratif.
being away, fascination, coherence
dan compatibility. Dengan kata lain
Kampung Wisata Imah Seniman
suatu lingkungan akan menjadi favorit
apabila mampu memberikan
pengalaman restoratif. Saat seseorang
menyatakan bahwa tempat tersebut
merupakan tempat favoritnya maka
nilai terhadap kesan coherence (extent)
dan compatibility yang dihadirkan
pada lingkungan tersebut cenderung
lebih tinggi daripada nilai kesan being
away dan fascination. Berdasarkan 2 Gambar 1. Tampak Atas Lokasi Imah
Seniman. Sumber : Google earth, 2013
artikelnya, Korpela (1996)
menyebutkan bahwa lingkungan yang
Salah satu kawasan wisata alami
bersifat restoratif bagi banyak
dengan konsep yang unik adalah
responden adalah lingkungan yang
Kampung Wisata Imah Seniman.
memiliki banyak unsur hijau berupa
Konsumen bisa melakukan berbagai
keanekaragaman vegetasi, unsur air,
aktivitas dari makan di hutan,
dengan pemandangan yang permai,
menginap di pinggir danau, berbelanja
dan tempat favorit bagi sebagian besar
di kampung, memancing di sungai dan
responden adalah lingkungan alami.
outbound di gunung. Imah Seniman
berlokasi di Jalan Kolonel Matsuri dan
Hasil penelitian yang sedikit berbeda terletak di sebuah lembah, tapi sangat
dikemukakan oleh Sari (2012), yang mudah diakses dari jalan raya.
menemukan bahwa mahasiswa di Pengelolaannya ada dalam manajemen
Bandung menyukai shopping mall Sapu Lidi yang sudah beroperasi lebih
sebagai tempat favorit karena dahulu tahun 2001. Maka dari itu
menikmati proses restoratif. Shopping terdapat kemiripan dari segi
mall yang paling banyak disukai arsitekturnya dengan arsitektur di Sapu
adalah shopping mall yang memiliki Lidi. Konsep yang diambil untuk
fasilitas dan aktivitas yang beragam, keseluruhan tempat ini sedikit
desain yang menarik, memiliki fasilitas dibedakan. Imah Seniman
entertainment, suasana nyaman, dan menggunakan slogan "Tidur di Danau,
berbeda dari yang lain. Pada penelitian Makan di Hutan". Dengan luas 15
ini faktor vegetasi kurang memiliki hektar, Imah Seniman menawarkan
peranan penting dalam menentukan galeri, resto, kafe, resort, dan tempat
preferensi responden terhadap sebuah wisata yang terpadu.
shopping mall favorit. Hal ini sedikit Dapat dikatakan bahwa Imah Seniman
berbeda dengan teori dan penelitian dibangun tanpa menggunakan
sebelumnya yang mengatakan bahwa konsultan arsitektur. Sebab, pemilik
unsur vegetasi merupakan faktor tunggal dari tempat ini yaitu Robby

90
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

Tjahyadi yang mengkonsepkan tempat


ini (interview 30/10/2013). Konsep
besarnya adalah membangun
penginapan tanpa merusak keadaan
lahan, tidak merusak lingkungan dan
juga memberikan diferensiasi dari
usaha lain yang serupa.

Imah Seniman menawarkan fasilitas


Gambar 2. Bangunan unit resort yang ada di
penginapan berupa resort yang Imah Seniman. Sumber: dokumentasi pribadi
diletakkan di tepi danau buatan dengan 30/10/2013
tipe Junior Suite . Tiap kamar
berbentuk rumah gebyok khas Jawa Imah Seniman juga menyediakan
yang didominasi oleh kayu dan ukira restoran dan cafe. Bangunan Resto dan
dilengkapi dengan furnitur yang Cafe dibuat dengan atap jerami dan
mengambil gaya dan hiasan dinding kayu. Resto dan Cafe berada di sebelah
bergambar tokoh wayang atau bentuk kiri dan terletak tidak terlalu jauh dari
lain yang bergaya Jawa sesuai dengan gerbang. Dengan konsep "Makan di
konsep awal ingin menampilkan Hutan” restoran dan café dibangun di
suasana rumah kampung yang bawah rindangnya pepohonan dan di
sederhana. tepi sungai alami dengan konsep pasar
tradisional. Untuk lebih menghadirkan
Tipe penginapan lain adalah Suite suasana kampung, menu yang
Room dengan ukuran lebih luas dan dihadirkan merupakan menu
tersedia teras beserta kursi di bagian tradisional seperti Ikan bakar Daun,
depannya. Lokasi Suite Room tidak Ayam Kahesupan, Sayur Asem,
mengelilingi danau melainkan ada di Buncis Ka Oncoman, dan menu khas
pinggir sungai buatan. Posisi Suite Sunda lainnya. (http://kumpulan.info)
Room lebih dalam dibandingkan tipe
Junior Suite yang berada di bagian
depan. Tipe lainnya adalah Executive
Room dan vila-vila yang berisi
beberapa kamar. Vila tradisional
maupun dengan bangunan modern
terletak di bagian lebih dalam dari
lokasi Imah Seniman yang cukup luas.

91
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

bongkaran rumah Joglo lama yang


diperoleh dari Jepara kemudian
disusun kembali di lokasi, uniknya unit
bangunan sebagian tidak menggunakan
pondasi, tapi menggunakan umpak.
Untuk menjaga konsistensi dari konsep
kampung, perawatan dan perbaikan
elemen-elemen bangunan dilakukan di
bengkel yang juga tersedia pada lokasi.
Gambar 3. Bangunan Café dan Restoran di
Imah Seniman. Sumber: dokumentasi pribadi
30/10/2013 (atas) dan pada 30/11/2013
(bawah)

Imah Seniman juga menyediakan


fasilitas outbond seperti ATV, aktivitas
berkuda, melukis, jogging track,
fasilitas meeting area, kolam
pemancingan dan spa. Sehingga
diharapkan dapat menarik segmen
konsumen keluarga. Menurut
pengelola Imah Seniman, segmen
konsumen yang dituju adalah segmen
keluarga yang berasal dari luar kota
Bandung, dan kebanyakan konsumen
dari tempat ini 90% berasal dari
Jakarta dengan angka okupansi yang
cenderung tinggi pada akhir minggu,
dan paling tinggi saat akhir tahun, dan Gambar 4. Elemen bangunan dan furnitur.
pertengahan tahun. Sebenarnya tempat Sumber: dokumentasi pribadi 30/10/2013
ini juga memiliki galeri seni yang
menjual berbagai macam kerajinan 3. METODE
dari seniman lokal, tetapi saat penulis Metode pengambilan data untuk
melakukan observasi pada lokasi, penelitian ini dilakukan pengambilan
galeri tersebut sedang direnovasi. data primer, di mana penulis secara
Selain menghadirkan rumah tradisional langsung melakukan observasi pada
Jawa sebagai unit resort, kesan lokasi studi. Data yang diambil dengan
kampung semakin ingin dihadirkan cara melakukan wawancara dengan
dengan membatasi ketersedian lampu pihak pengelola Imah Seniman, diskusi
penerangan pada jalan setapak yang dengan 10 mahasiswa s2 arsitektur
menghubungkan unit-unit resort, yang saat itu melakukan kuliah
lampu penerangan digantikan dengan lapangan ke lokasi, observasi perilaku
obor. Elemen-elemen tradisional konsumen, dan wawancara dengan
bangunan tiap unit diperoleh dari beberapa konsumen. Data sekunder

92
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

mengenai lokasi studi dilengkapi untuk konsumen juga melakukan aktivitas


memperjelas konsep yang ditawarkan berkuda melalui area jogging track dan
oleh Imah Seniman yang belum dapat area restoran.
diperoleh dari data primer.

Data yang diperoleh kemudian


dianalisa dengan cara analisis konten,
dengan mengumpulkan kata kunci
yang diperoleh dari diskusi dengan
mahasiswa s2 arsitektur dan beberapa
konsumen. Sehingga dapat diketahui
apakah fasilitas yang ada pada lokasi
dapat memberi pengalaman restoratif
bagi mereka.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh penulis melalui


observasi ke lokasi studi tanggal 30
Oktober 2013, bahwa Imah Seniman
pada hari biasa/ hari kerja tempat ini
cenderung sepi pengunjung, yang ada
hanya acara yang bersifat bisnis, Gambar 4. Aktivitas konsumen di Imah Seniman.
seperti pertemuan bisnis dan rapat. Sumber: dokumentasi pribadi 30/11/2013
Observasi kedua dilakukan pada akhir
minggu yaitu pada hari Sabtu tanggal Hasil diskusi bersama mahasiswa s2
30 November 2013, saat itu konsumen yang melakukan kuliah lapangan
yang datang lebih banyak, sebagian adalah bahwa sebagian besar dari
besar datang dari Jakarta dan Bandung, mereka menganggap tempat ini unik,
terlihat dari nomor plat kendaraan dengan menghadirkan arsitektur
yang membawa mereka. tradisional pada bangunannya. Salah
satu di antaranya menganggap tempat
Konsumen yang datang ke lokasi ini mampu menjadi sarana edukasi
sebagian besar adalah rombongan, untuk belajar mengenai proses seni
yang datang bersama keluarga dan dalam mewujudkan unit-unit
teman. Area yang ramai saat akhir bangunannya dan serasa kembali ke
minggu ada pada restoran, arena ATV masa lalu. Yang lainnya menyebutkan
dan pemancingan. Danau buatan yang bahwa adanya vegetasi, unsur air dan
dikelilingi resort juga cukup disukai, material alami menciptakan suasana
beberapa konsumen terlihat menaiki nyaman, sejuk dan sangat tepat untuk
sampan ke tengah danau buatan untuk menghilangkan kejenuhan dari
sekedar mengambil foto bersama kehidupan perkotaan. Sebagian besar
anggota keluarganya. Beberapa menjawab bahwa tempat ini

93
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

memberikan pengalaman baru yang mengatakan bahwa kenyamanan


dapat menenangkan pikiran dengan diperoleh secara visual dengan melihat
‘kabur’ sejenak dari rutinitas banyak unsur hijau dari vegetasi, unsur
perkotaan. Namun, hal yang air dan suara gemericiknya. Namun,
disayangkan dari tempat ini adalah pembatasan penerangan saat malam
ketidakjelasan arah untuk mencapai hari mungkin kurang cocok bagi
fasilitas yang dituju, sehingga harus sebagian konsumen.
meminta bantuan dari staf Imah
Seniman.
KESIMPULAN
Hasil wawancara dengan beberapa Berdasarkan hasil penelitian dan
konsumen, sebagian konsumen merasa pembahasan di atas, maka dapat ditarik
bahwa tempat ini memberikan suasana beberapa kesimpulan, antara lain ,
nyaman, sejuk yang mengingatkan bahwa lokasi studi yaitu Imah Seniman
mereka pada kampung halaman menghadirkan pengalaman being away
semasa kecil. Empat orang konsumen , yang memberikan rasa nyaman dan
merupakan konsumen yang tidak rileks. Serta mampu mengkoneksikan
menginap di lokasi. Empat orang pikiran beberapa responden kepada
tersebut memilih Imah Seniman masa lalu, hal ini berkaitan dengan
sebagai tempat rekreasi karena ingin konsep extent. Fascination diperoleh
menikmati suasana kampung oleh kelompok mahasiswa dan
tradisional yang jarang didapatkan di sebagian konsumen dari kehadiran
kota Bandung (tempat tinggal mereka), vegetasi, danau buatan serta unit
dan menemani anak-anak untuk bangunan yang terbuat dari bahan
menikmati pemandangan alam yang alami. Sebagian besar konsumen yang
lebih natural. Tiga konsumen lainnya tidak menginap merasa sedikit takut
merupakan konsumen yang menginap untuk menginap di tempat ini karena
di lokasi, mereka mengatakan bangunan yang terbuat dari bongkaran
sebernarnya sangat nyaman menginap rumah Joglo sedikit terlihat kusam
di lokasi karena lingkungannya masih secara visual. Namun ada pula yang
alami, banyak vegetasi dan banyak menyukai gaya bangunan seperti ini,
unsur air yang menenangkan. Namun, hal ini tergantung apakah lingkungan
saat malam hari agak menakutkan Imah Seniman sesuai atau compatible
sebab hanya ada cahaya obor sehingga dengan karakter dan kesukaan dari
agak menakutkan bagi mereka. masing- masing konsumen.

Berdasarkan jawaban dari responden, Hasil penelitian di atas mendukung


sebagian besar dari mereka temuan dari Korpela (1996;2001) dan
beranggapan bahwa Imah Seniman Kaplan (1995) bahwa lingkungan akan
yang menghadirkan konsep kampung bersifat restoratif apabila terdapat
wisata dapat memberi pengalaman unsur vegetasi, air, dan pemandangan
baru untuk menghilangkan kepenatan yang permai. Sehingga dapat
dari kehidupan perkotaan. Hampir disimpulkan bahwa konsep arsitektur
semua jawaban dari responden nusantara memiliki potensi untuk

94
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

diangkat dalam industri pariwisata KORPELA,KALEVI. HARTIG,


yang berwawasan lingkungan, karena TERRY. KAISER, FLORIAN.
konsep ini memiliki fungsi restoratif FUHRER, URS. 2001. Restorative
bagi masyarakat khususnya Experience And Self-Regulation In
masyarakat perkotaan. Hasil penelitian Favorite Place. Environment and
ini juga sedikit bertentangan dengan Behavior 33;572
hasil penelitian yang dilakukan oleh SARI,ASTRI. KUSUMA, HANSON.
Sari (2012), dimana vegetasi kurang TEDJO, BASKORO. 2012. Tempat
mempengaruhi pengalaman restoratif Favorit Mahasiswa Sebagai Sarana
remaja. Perbedaan ini kemungkinan Restorative . Jurnal Lingkungan
dipengaruhi oleh faktor personal Binaan Vol.1 No.1
responden yaitu usia dan pengalaman,
dimana responden dari penelitian ini Artikel website :
sebagian besar adalah kelompok usia Melestarikan Arsitektur Nusantara.
dewasa muda. 2013.
http://werdhapura.penataanruang.n
Kekurangan dari penelitian ini adalah et/berita-bipr/265-melestarikan-
tidak membahas faktor personal arsitektur-nusantara. Diunduh
responden, sebab faktor personal tanggal 29/11/2013
responden dapat menentukan tingkat SAHRONI, ADE. 2012. Arsitektur
compatibility sebuah lingkungan. Hal Vernakular Indonesia: Peran,
ini dapat diperjelas pada penelitian Fungsi, Dan Pelestarian Di Dalam
selanjutnya. Masyarakat.
http://iaaipusat.wordpress.com/201
2/03/19/arsitektur-vernakular-
DAFTAR PUSTAKA indonesia-peran-fungsi-dan-
pelestarian-di-dalam-masyarakat/.
.
Diunduh tanggal 29/11/2013
KAPLAN, STEPHEN. 1995. The SING, YU. 2011. Integritas Arsitektur.
Restorative Benefits Of Nature: http://rumah-
Toward An Integrative Framework. yusing.blogspot.com/2011/10/integ
Journal Of Environmental ritas-arsitektur.html. Diunduh
Pshycology (1995) 16, 169-182. tanggal 29/11/2013
KORPELA,KALEVI. HARTIG,
TERRY. 1996. Restorative
Qualities Of Favorite Places.
Journal of Environmental
Psychology (1996) 16, 221–233

95
Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284

96

Anda mungkin juga menyukai