Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR

Detailed Engineering Design (DED)


Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

Konsep perencanaan skematik gedung Kupiah Meukeutop yang akan


Bab V dari LAPORAN AKHIR kegiatan Detailed Engineering Design (DED) dibahas pada subbab ini meliputi konsep penataan lingkungan dan
Gedung Kupiah Meukeutop, Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh - konsep rancangan bangunan gedung.
Kabupaten Aceh Barat ini, berisikan uraian tentang konsep skematik
perencanaan gedung yang antara lain mencakup konsep penataan 5.1. KONSEP PENATAAN LINGKUNGAN
lingkungan yang berkelanjutan, serta konsep rancang bangun gedung.
Konsep penataan lingkungan yang terdapat pada bangunan Gedung
Sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan DED Gedung Kupiah Kupiah Meukeutop ini meliputi penataan lansekap, drainase tapak
Meukeutop, Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh - Kabupaten Aceh (sekitar bangunan) dan proteksi kebakaran. Gedung Kupiah Meukeutop
Barat ini, adalah terwujudnya fasilitas berupa gedung penunjang ini berada di tengah/sentral area kampus, penempatan lokasi gedung ini
kegiatan akademik kampus yang terdiri dari perpustakaan, fasilitas memanfaatkan kondisi lahan pada area tersebut yang cenderung rata
kemahasiswaan, kantor LPPM, fasilitas/ ruang simbolik sejarah Teuku dan luas lahan yang cukup untuk menampung seluruh kegiatan yang
Umar beserta fasilitas pelengkapnya untuk dapat meningkatkan ilmu ada pada gedung ini nantinya.
pengetahuan, tersimpannya arsip – arsip dengan benar, dan memenuhi
kebutuhan masyarakat untuk menghayati dan meneladani sejarah
perjuangan pahlawan nasional Teuku Umar melalui dokumentasi
diorama yang representatif.

Dengan demikian, perlu suatu konsep rancangan bangunan dan


lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa dan civitas
akademika UTU pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

V-1
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

Gedung Fakultas
Bagian Selatan

Gedung Kupiah
Meukeutop

Gambar 5.2. Ukuran dan Jarak Bangunan pada Tapak


Gambar 5.1. Lokasi Gedung Kupiah Meukeutop

Gedung Kupiah Meukeutop memiliki luas tapak sebesar ±13.000 m2 atau Luas dasar bangunan (plot area), yang ditandai dengan area dengan arsir

sekira 1,3 Ha, dan dikelilingi oleh massa bangunan lainnya yaitu gedung kuning, adalah 5773,5 m2 atau menempati sebanyak 44,27 % dari luas

fakultas bangunan selatan berbentuk denah “u” dan gedung rektorat. tapak. Jarak antara bangunan dengan batas tapak adalah 21,3 m.

Untuk memberi ruang gerak yang cukup leluasa antar bangunan, maka Ruang diantara bangunan dan batas tapak diisi dengan jalur pejalan

gedung Kupiah Meukeutop mengambil jarak sebanyak ± 20 m dari batas kaki, jalur hijau (pepohonan), dan jalur pemadam kebakaran (Gambar

tapak, agar dapat mengolah tapak dengan lansekap yang baik serta 5.2).

mendapat cahaya matahari yang cukup (Gambar 5.2).


Penataan ruang luar bangunan Kupiah Meukeutop didasari fungsi
bangunan ini yang sebagai penunjang kegiatan utama kampus UTU,
maka seluruh sisi bangunan memiliki akses ke gedung-gedung lain,
terutama akses jalur pedestrian.

Pada lantai dasar, bangunan ini memiliki jalur yang dapat dilalui oleh
kendaraan bermotor untuk keperluan-keperluan tertentu, seperti akses
ke ruang genset, ruang pompa, akses emergency kebakaran serta akses
parkir khusus/ VVIP.

V-2
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

AKSES ANTAR
5.2. KONSEP RANCANG BANGUN GEDUNG
GEDUNG

Pembahasan konsep rancang bangunan Gedung Kupiah Meukeutop pada


sub bab ini akan membahas konsep bentuk, fasad, dan struktur
bangunan serta konsep zoning fungsi bangunan, sirkulasi dan konsep
JAL JAL
UR UR penghawaan dalam bangunan (utilitas gedung).
PE JALUR PEDESTRIAN PE
DE DE
ST ST
RIA PARKIR VVIP
RIA
N PELATARAN/PLAZA PELATARAN/PLAZA N Seperti yang diuraikan pada bab analisa bahwa kebutuhan ruang pada
bangunan gedung disesuaikan dengan fungsi bangunan gedung yang
AKSES ANTAR akan direncanakan, dengan kapasitas ruang yang diharapkan adalah
GEDUNG
dapat menampung dan melayani kegiatan utama dan kegiatan
Gambar 5.3. Konsep Penataan Lansekap Gedung
pendukung sampai dengan 100 tahun mendatang. Dengan demikian,
bangunan yang direncanakan adalah bangunan yang bersifat permanen,
stabil, dan tidak akan mengalami perubahan bentuk yang signifikan.

Jumlah lantai yang direncanakan sedapat mungkin dipersiapkan agar


dapat memenuhi kebutuhan ruang hingga 100 tahun ke depan. Hal
JALUR JALUR tersebut juga telah diantisipasi dari konsep Universitas itu sendiri yaitu
PEMAD PEMAD
AM
KEBAKA
AM
KEBAKA Universitas yang tidak akan berkembang secara fisik, namun
RAN RAN
berkembang dari segi substansi pendidikannya (kualitas mahasiswa,
PELATARAN/PLAZA PELATARAN/PLAZA
jenjang pendidikan mahasiswa), dan diharapkan semakin lama,
prosentase mahasiswa pada jenjang S2 dan S3 yang diterima lebih
banyak dari S1. Jadi, dapat dikatakan untuk 100 tahun kedepan,
kampus UTU adalah kampus yang diperuntukkan bagi jenjang
Gambar 5.4 Konsep Jalur Pemadam Kebakaran (jalur warna pink)
pendidikan S2 dan S3 dengan jumlah mahasiswa S1 yang persentasenya
semakin berkurang.
Penataan lingkungan gedung juga menyikapi atas situasi-situasi darurat
Oleh karena itu, dapat diperkirakan bahwa luas ruangan diupayakan
bencana, seperti gempa atau kebakaran. Peran plaza/pelataran dapat
akan tetap, namun bisa berubah secara fungsional sesuai dengan
dipakai sebagai area evakuasi sementara, dan jalur pedestrian yang
perkembangan di dalam kampus UTU. Pada dasarnya, keseluruhan
cukup lebar di sekeliling gedung untuk dilewati mobil pemadam
lantai dibuat dengan konsep open plan, dengan dinding-dinding penyekat
kebakaran (Gambar 5.4).
yang semi permanen, agar besaran ruang rapat dapat diatur sesuai

V-3
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

kebutuhan di kemudian hari. Berdasarkan fungsi pula, gedung Kupiah


Meukeutop ini merupakan gedung penunjang kegiatan akademik yang SETENGAH
sekaligus menjadi bangunan pemberi simbol/makna perjuangan Teuku LINGKARAN

Umar, yang diangkat menjadi nama Universitas ini. Oleh karena itu,
gedung ini dirancang lebih spesial sebagai bangunan monumental
daerah Aceh Barat.

5.2.1. KONSEP BENTUK

Bentuk dasar denah bangunan Kupiah Meukeutop Universitas Teuku


Umar (UTU) adalah kombinasi antara bentuk lingkaran dan setengah
lingkaran yang menggambarkan sistem organisasi terpusat dan radial.
LINGKARAN
Bentuk bangunan Gedung Kupiah Meukeutop telah ditentukan sejak
awal berdasarkan masterplan kampus UTU. Bentuk kampus UTU
diambil dari bentuk huruf-huruf U, T, dan U yang dirangkai sedemikian
rupa sehingga membentuk tatanan massa yang kompak. Pada
masterplan juga telah ditentukan titik pusat gedung kampus yang
terletak pada huruf T tersebut, yang menerapkan bentuk topi Teuku
Umar sebagai simbol bangunan Universitas Teuku Umar (Gambar 5.5).

GKM
IRAMA BENTUK
Gambar 5.6 Bentuk Gedung Kupiah Meukeutop

Gambar 5.5 Bentuk Kampus UTU


Secara 3 dimensi, bentuk lingkaran menjadi massa berbentuk tabung

Gedung Kupiah Meukeutop (GKM) merupakan massa bangunan yang kerucut yang menyerupai topi Teuku Umar (Kupiah Meukeutop).

menjadi bagian pembentuk massa bangunan kubah topi tersebut. Sedangkan bentuk setengah lingkaran menjadi penyeimbang bentuk topi

Bentuk dasar Gedung Kupiah Meukeutop terdiri dari dua bentuk yang miring, maka dinding bagian tepi gedung ini juga dibuat ber-trap

berbeda yang digabungkan, yaitu bentuk lingkaran dan bentuk setengah untuk membentuk kesan miring. Dari atas, bentuk massa kedua ini

lingkaran. Bentuk demikian membuat sistem pengaturan ruang dalam menyerupai bentuk kipas (Gambar 5.7).

gedung menjadi terpusat atau radial (Gambar 5.6).

V-4
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

diharapkan.

Gambar 5.7 Gedung Kupiah Meukeutop Secara 3D

5.2.2. KONSEP STRUKTUR Gambar 5.8 Sistem Struktur Gedung Kupiah Meukeutop

Struktur gedung Kupiah Meukeutop dan gedung Kipas memiliki sistem


grid yang serupa, namun terpisah secara struktural. Sistem struktur
terbagi menjadi 2, yaitu sistem struktur bagian bawah (sub-structure) dan
sistem struktur bagian atas (upper-structure). Sistem struktur bagian
bawah kedua massa bangunan ini menggunakan pondasi bore pile.
Sedangkan sistem struktur bagian atasnya pada dasarnya memakai
rangka rigid frame beton bertulang, namun terdapat pula sistem struktur
lainnya pada masing-masing gedung.
Struktur utama pada gedung Topi terletak pada bagian tengah
Gambar 5.9 Ilustrasi Sistem Pembalokkan Struktur Bagian Bawah (sub-structure)
bangunan, yaitu struktur core beton bertulang. Pada setiap lantai gedung
terdapat balok-balok lantai yang mengikat jejeran kolom-kolom tepid an
kolom-kolom antara dengan core. Struktur kolom tepi adalah rangka
beton bertulang yang diposisikan miring untuk menghasilkan bentuk
Kupiah Meukeutop.

Struktur pada gedung kipas adalah struktur rigid frame biasa yang
tersusun dengan bentuk melingkar (radial). Pada ujung-ujung balok
dibuat dengan sistem cantilever untuk mencapai bentuk bangunan yang

V-5
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

5.2.3. KONSEP FASAD/ SELUBUNG BANGUNAN

Olahan fasad pada gedung ini memiliki dua fungsi yaitu pertama
merupakan upaya untuk mengantisipasi terpaan sinar matahari
langsung yang menerpa kulit bangunan, dan yang kedua adalah untuk
memberikan wajah yang menarik pada gedung, terutama pada fasad
bagian kubah Topi Teuku Umar.

Gambar 5.10 Ilustrasi Sistem Pembalokkan Struktur Bagian Atas (upper-structure)

Gambar 5.11 Ilustrasi Rangkaian Struktur Gedung Kupiah Meukeutop (Setengah Jadi)

Gambar 5.13 Analisis Posisi Pengolahan Fasad Bangunan

Pada umumnya massa gedung bagian bawah gedung (lantai 1 hingga 4)


sudah cukup terlindungi dari terpaan sinar matahari langsung karena
telah terlindungi oleh massa bangunan fakultas dan rektorat yang
mengelilinginya. Namun pada bagian-bagian yang masih terbuka,
diberikan pengolahan fasad tertentu.

Gambar 5.12 Ilustrasi Rangkaian Struktur Gedung Kupiah Meukeutop


Pengolahan pada fasad nomor 1 adalah dengan menggunakan vertical
garden, fasad nomor 2 adalah selubung ACP berlubang dan bermotif,

V-6
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

fasad nomor 3 adalah dengan pengolahan dinding bangunan yang dibuat


ber-trap, dan pengolahan nomor 4 diatasi dengan pengaturan fungsi
ruang yakni berupa selasar yang memiliki ventilasi yang cukup.

Gambar 5.15 Pengolahan Fasad Nomor 2,3, dan 4

Pada screen ACP berlubang, dinding fasad diberi secondary screen untuk
menghindari sinar matahari langsung, sekaligus untuk memberi ‘wajah’
bagi bangunan agar lebih estetis. Motif pada screen sebaiknya dirancang
oleh seniman (artwork) agar dapat memunculkan nilai seni. Shaded
fasad merupakan desain dinding ber-trap untuk membayangi dinding di
bawahnya.

5.2.4. KONSEP ZONING FUNGSI BANGUNAN

Gambar 5.14 Pengolahan Fasad Nomor 1


Sesuai dengan bentuk bangunannya, maka pembahasan zona dapat
dibagi kedalam dua massa bangunan tersebut, yaitu massa yang
Screen pada selubung gedung Topi menggunakan material ACP
berbentuk kubah topi yang seterusnya, untuk memudahkan
(Alumunium Composite Panel)berlubang yang berwarna. Motif selubung
pembahasan teknis, akan disebut dengan istilah gedung Topi, dan massa
diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan ketinggian tiap-tiap lantai,
bangunan yang berbentuk setengah lingkaran yang seterusnya akan
serta disesuaikan modulnya dengan motif pada topi Teuku Umar. Pada
disebut dengan istilah gedung Kipas.
bagian-bagian tertentu terdapat pula panel ACP yang tidak berlubang,
seperti pada fasad yang secara langsung terkena matahari barat / timur,
agar panas matahari tidak masuk ke dalam bangunan.

V-7
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

Zoning Fungsi
Pembagian zona ruang yang tersusun secara vertikal pada gedung Topi
terbagi menjadi 6 zona, sedangkan pada gedung Kipas terdapat 3 zona. Gedung Kupiah Meukeutop (topi dan kipas) memiliki 3 fungsi utama,
Secara garis besar gambar 5.16 dibawah ini menjelaskan pembagian yaitu sebagai bangunan penunjang fasilitas kemahasiswaan, sebagai
zona ruang yang terdapat pada gedung Kupiah Meukeutop ini. pusat riset kampus & LPPM serta sebagai simbol sejarah Teuku Umar.
Maka, fasilitas-faslitas yang tersedia dalam gedung ini berkaitan dengan
fungsi-fungsi tersebut. Gambar 5.17 menjelaskan deskripsi singkat
fungsi-fungsi ruang yang ada di gedung Kupiah Meukeutop ini.

Sebagai simbol sejarah, selain terlihat pada bentuk bangunannya, salah


satu ruang pada gedung ini berfungsi sebagai Hall Teuku Umar, yang
akan berisi kisah dan sejarah perjuangan Teuku Umar dan
dokumentasinya yang lengkap. Selain itu, disediakan pula ruang
diorama dan restoran untuk kebutuhan publik.

Sebagai pusat riset, dalam gedung ini akan terdapat kantor LPPM yang
akan menjadi badan yang mengkoordinir publikasi penelitian-penelitian
Gambar 5.16 Zoning Ruang Gd. Kupiah Meukeutop
yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen di kampus, agar dapat
dipublikasikan kepada masyarakat luas.
a. Massa Gedung Kubah Topi, meliputi :
1) Zona 1 : Ruang Servis
2) Zona 2 : Hall Teuku Umar Sebagai fasilitas penunjang kegiatan mahasiswa, pada gedung ini
3) Zona 3 : Perpustakaan disediakan ruang-ruang UKM, ruang himpunan serta ruang-ruang
4) Zona 4 : Ruang Studi Mandiri Pascasarjana organisasi, hingga ke tingkat Universitas (BEM) untuk menciptakan
5) Zona 5 : Restoran
suasana organisasi mahasiswa yang dapat berinteraksi dengan baik
6) Zona 6 : Area Utilitas, Toren Air
antar sesama mahasiswa dari fakultas-fakultas atau unit-unit kegiatan

b. Massa Gedung Kipas, meliputi : yang berbeda.

1) Zona 1 : Hall Mahasiswa, Kantin, UKM


2) Zona 2 : Kantor LPPM Selain ruang-ruang fungsional tersebut, ada pula ruang-ruang penting

3) Zona 3 : BEM, Ruang Himpunan, Ruang Serbaguna lainnya yang terdapat dalam gedung ini, guna mendukung kelancaran
aktivitas di dalam gedung. Ruang-ruang tersebut adalah ruang sirkulasi
dan ruang servis. Penjelasan lebih lengkap mengenai ruang-ruang ini
dapat dilihat pada subbab 5.2.6 dan 5.2.7.

V-8
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

Massa gedung topi menampung ruang-ruang yang bersifat publik dan


akademik formal, sedangkan massa gedung kipas cenderung lebih
fleksibel dan santai, dengan menampung fasilitas untuk aktivitas
mahasiswa, serta sebagian area kantor. Berikut merupakan penjelasan
mengenai fasilitas-fasilitas ruang-ruang yang terdapat dalam gedung topi
dan gedung kipas.
Gambar 5.18 Ilustrasi R. Diorama

Gedung Topi
 Perpustakaan
 Hall Teuku Umar
Ruang ini terdiri atas 3 lantai (3a, 3b, 3c) untuk menampung
Ruang ini merupakan ruang pengakhiran dari selasar formal
kegiatan perpustakaan. Diasumsikan bahwa pengunjung
gedung rektorat. Ruang ini merupakan ruang publik, maka
perpustakaan ini adalah 10% dari seluruh jumlah mahasiswa, oleh
sebaiknya diletakkan pada level yang tidak terlalu tinggi (level 2).
karena itu diperlukan ruang yang cukup luas untuk area baca,
Ruang ini berupa ruang yang tinggi, gagah, mewah dan artisik,
display buku, dan area computer (digilib).
yang melambangkan penghormatan pada perjuangan pahlawan
Teuku Umar.

Gambar 5.19 Ilustrasi Perpustakaan

 R. Studi Mandiri
Gambar 5.17 Ilustrasi Hall Teuku Umar
Ruang ini merupakan ruang yang dipersiapkan untuk studi
mahasiswa pascasarjana. Di kemudian hari, ruang studi mandiri
 R. Diorama
akan dialihkan ke gedung fakultas apabila mahasiswa
Ruang ini berupa mezzanine ruang Hall Teuku Umar yang berisi
pascasarjana sudah bertambah banyak. Pada saat itu, ruang ini
artwork diorama yang menceritakan sejarah perjuangan Teuku
difungsikan menjadi ruang lain. Oleh karena itu, dinding-dinding
Umar.
arsitektural pada ruangan ini tidak dibuat permanen, melainkan
menggunakan bahan yang ringan seperti partisi.

V-9
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

Gambar 5.20 Ilustrasi R. Studi Mandiri Gambar 5.22 Ilustrasi BEM


 Kantor LPPM
 Restoran Ruang ini merupakan kantor dengan kegiatan formal, yang juga
Ruang ini merupakan ruang publik yang cukup eksklusif yang juga berhubungan dengan mahasiswa dan masyarakat (publik). Kantor
berfungsi untuk menarik minat masyarakat umum untuk ini lebih baik ditempatkan pada posisi yang strategis, yaitu dekat
berkunjung ke Kampus UTU. Ruang ini diletakkan pada level Hall Teuku Umar (level 2).
paling atas, untuk mendapatkan pemandangan (view) terbaik.

Gambar 5.23 Ilustrasi Kantor LPPM

Gambar 5.21 Ilustrasi Restoran


 Hall Mahasiswa, Kantin, & UKM
 R.Servis
Ruangan ini bersifat publik bagi mahasiswa, yang merupakan
Ruang ini diposisikan pada gedung topi karena gedung ini
ruang bebas dengan tidak terlalu banyak terikat pada aturan-
merupakan lokasi yang strategis, sehingga ruang servis dapat
aturan formal kampus. Ruang-ruang ini berfungsi sebagai tempat
berfungsi untuk melayani gedung topi dan gedung kipas.
mahasiswa berkumpul, istirahat, makan, minum, dan berkegiatan
ekstrakurikuler.
Gedung Kipas
 BEM, Himpunan, & R. Serbaguna
Ruang ini merupakan tempat mahasiswa berkumpul dan
berorganisasi. Ruang serbaguna juga dapat digunakan oleh
kelompok-kelompok yang membutuhkan, tidak hanya untuk
mahasiswa, tetapi dapat juga digunakan oleh dosen, staff kantor
Gambar 5.24 Ilustrasi Kantin
LPPM, dan lain-lain.

V - 10
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

lantai pada gedung Kipas dan 7 lantai di gedung Topi. Terdapat


perbedaan cara pemberian nama level ruang pada massa gedung Topi
dan gedung Kipas, dikarenakan masing-masing gedung memiliki
ketinggian ruang yang berbeda. Gambar 5.26 berikut ini menunjukkan
cara pemberian nama level ruang pada masing-masing gedung.

Gambar 5.26 Levelling Pada Gedung Kupiah Meukeutop

a. Massa Gedung Kubah Topi :


1) Lantai 1 : Hall Teuku Umar
2) Lantai 2 : Perpustakaan Regular
3) Lantai 3 : Perpustakaan Eksklusif
4) Lantai 4 : Perpustakaan Eksklusif
5) Lantai 5 : R. Studi Mandiri Pascasarjana
6) Lantai 6 : R. Studi Mandiri Pascasarjana
7) Lantai 7 : Restaurant

b. Massa Gedung Kipas, meliputi :


1) Lantai 1 : Hall Mahasiswa, Area Kantin dan R. UKM
Gambar 5.25 Deskripsi Fungsi Bangunan pada Gedung Kupiah Meukeutop 2) Lantai 2 : Kantor LPPM
Gedung Kupiah Meukeutop merupakan bangunan bertingkat banyak 3) Lantai 3 : Ruang BEM, Ruang Himpunan
yang terdiri dari 11 lantai ruang fungsional yang terbagi dua, yaitu 4 4) Lantai 4 : Ruang Serbaguna dan Ruang Himpunan

V - 11
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

Penamaan level satu (L1) bangunan dimulai pada ruang-ruang yang gedung harus bisa memberikan rasa nyaman pada pengunjungnya. Baik
fungsional (bukan servis). Pada massa bangunan kipas, lantai dasarnya itu nyaman secara fisik maupun secara psikis.
merupakan ruang fungsional, maka disebut dengan lantai satu. Maka,
penamaan lantai dapat sesuai dengan jumlah lantai yang ada, yakni 4 Berikut beberapa konsep penataan ruang secara umum :
(empat) lantai.  Pengaturan sirkulasi orang, kendaraan dan barang pada tempatnya
masing-masing sesuai kebutuhan dan standar sirkulasi dalam gedung
Lantai fungsional yang terdapat pada massa gedung topi terletak di serta diberi rambu/petunjuk untuk memudahkan pengunjung
bagian tengah. Pada Gambar 5.18 di atas nampak lantai fungsional maupun pengelola dalam melaksanakan aktivitasnya masing-masing.
dimulai dari Hall Teuku Umar dan berakhir di restoran. Maka, jumlah Disamping itu, harus disediakan ruang sirkulasi bagi penyandang
lantai fungsional gedung ini adalah sebanyak 7 lantai. Lantai-lantai cacat dan usia manula.
servis diberi penamaan yang berbeda, yaitu L-nol (L0) dan L-servis (LS).  Pengaturan peletakan ruangan berdasarkan hubungan ruang dan
Lantai servis ini berfungsi untuk melayani kebutuhan utilitas gedung fungsi masing-masing ruang, sehingga memberikan kemudahan bagi
baik untuk gedung topi maupun gedung kipas. pengunjung dan pengelola dalam beraktivitas.
 Pengaturan sirkulasi udara yang menjaga suhu udara ideal dan
Struktur gedung yang juga sebagai pembentuk massa bangunan pengaturan cahaya yang baik. Untuk mendapatkan kedua hal ini bisa
dipersiapkan sejak awal untuk kekuatan bangunan selama 100 tahun dibantu dengan kipas angin atau AC dan lampu penerang yang baik.
mendatang serta mengingat kebutuhan ruang keseluruhan yang cukup Juga bisa diatur secara alami dengan mencari lokasi yang cocok.
padat pula. Kesejukan alami dan penerangan alami selain lebih terasa nyaman
juga membantu menghemat energi.
Namun demikian, untuk penerapan ruang arsitektural dapat dilakukan  Menjaga kebersihan dan kerapihan ruangan, pengaturan tata letak
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan fungsi ruang dan jumlah furniture yang memudahkan aktivitas pengunjung juga bisa
populasi universitas pada setiap periode waktunya. Sehingga apabila membantu menciptakan suasana nyaman bagi pengunjung.
terdapat ruang-ruang yang belum perlu dibangun pada periode-periode  Secara psikis, rasa nyaman bisa diciptakan dengan menghadirkan
awal, maka ruang tersebut dapat ditunda pelaksanaan konstruksi ruang pelayanan yang ramah, cepat tanggap, dan koorporatif.
arsitektural-nya.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, fungsi utama Gedung Kupiah
5.2.5. KONSEP HUBUNGAN ANTAR RUANG GEDUNG Meukeutop ini terdiri dari 3 fungsi, yaitu sebagai fungsi simbolik sejarah,
sebagai fasilitas penunjang akademik dan pusat riset kampus/ kantor
Penataan ruang gedung, pada prinsipnya adalah memberikan rasa LPPM. Adapun pengguna ruang dari masing-masing fungsi adalah
kemudahan, keamanan dan kenyamanan bagi pengguna gedung. kelompok orang yang berbeda, seperti kelompok mahasiswa, kelompok
Disamping itu, pengguna gedung dapat merasakan manfaat gedung pegawai, staff/pimpinan kantor, serta kelompok masyarakat umum, Oleh
sesuai dengan fungsi gedung. Dalam hal ini, secara umum tata ruang

V - 12
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

karena itu, terdapat perbedaan jalur aktivitas (flow activity) yang terjadi
pada setiap zona ruang tersebut.

1) Zona Ruang Simbolik Sejarah Teuku Umar


Zona ruang ini terdapat di bagian bawah dan bagian atas gedung
topi. Zona ini dapat juga disebut sebagai pengawalan dan
pengakhiran ruang pada gedung topi. Kedua zona ruang ini
dihubungkan dengan lift.

Gambar 5.28 Hubungan Ruang pada Zona Ruang Kuning

Begitu pula dengan ruang studi mandiri (coklat), diposisikan pada


ENTRANCE PUBLIK level atas sebagai simbol tingginya kedudukan orang berilmu yang
menempuh pendidikan hingga jenjang yang tinggi (S3). Hubungan
antar lantai di perpustakaan dan ruang studi mandiri

NAIK LIFT KE RESTORAN menggunakan tangga dan lift.


NAIK TANGGA KE R. DIORAMA

Gambar 5.27 Hubungan Ruang pada Zona ruang Merah


3) Zona Kantor LPPM
Merupakan bagian dari organisasi struktural kampus (universitas)
2) Zona Fasilitas Penunjang Akademik & Kemahasiswaan
yang mengisi zona teritori mahasiswa. Posisi ini (level 2) diharapkan
dapat memberikan keleluasaan bagi kantor untuk berinteraksi baik
Zona ini merupakan fungsi ruang yang mendominasi luas bangunan.
dengan mahasiswa, universitas maupun dengan masyarakat umum.
Sebagian fungsi terdapat di gedung kipas, sebagian fungsi lainnya
Posisi ini juga menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan yang telah
terdapat di gedung topi. Hubungan antar lantai pada gedung kipas
diperoleh dari mahasiswa, dosen atau peneliti lainnya adalah dekat
ini dihubungkan dengan tangga.
dengan masyarakat, dan akan dikabarkan kepada masyarakat
umum. Pencapaian ke zona ruang ini adalah dengan menggunakan
Fungsi Penunjang akademik yang mengisi gedung topi adalah fungsi
tangga, atau melalui Hall Teuku Umar
perpustakaan dan ruang studi mandiri. Fungsi perpustakaan (oranye)
ditempatkan pada gedung topi karena sifatnya yang cukup formal
dan fasilitas ini juga merupakan inti/simbol dari ilmu pengetahuan.

V - 13
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

Gambar 5.30 Ilustrasi 3 Zona Ruang pada Lantai 2 Gd. Kupiah Meukeutop

Ruang aktivitas/ ruang produktif (warna biru) pada setiap lantai


Gambar 5.29 Hubungan Ruang pada Zona Ruang Biru dihubungkan dengan zona sirkulasi (warna kuning). Adapun zona ruang
servis (warna merah) dan tangga kebakaran juga terhubung melalui area
5.2.6. KONSEP SIRKULASI DALAM GEDUNG
sirkulasi ini.

Gedung Kupiah Meukeutop yang direncanakan ini merupakan gedung


Zona sirkulasi horizontal menjadi zona yang penting sebagai penghubung
bertingkat banyak, sehingga ruang sirkulasi yang disediakan tidak hanya
antar ruang. Zona sirkulasi sengaja dirancang luas dan besar mengingat
sirkulasi horizontal namun juga sirkulasi vertikal.
fungsi bangunan untuk mahasiswa yang biasanya memerlukan ruang
berkumpul yang cukup luas (banyak). Ruang sirkulasi juga dapat
Sirkulasi horizontal dapat berupa ruang yang tidak digunakan untuk
berfungsi menjadi area berkumpul bagi mahasiswa.
aktifitas utama/pendukung/penunjang seperti ruang antar rak, ruang
antar meja/kursi, selasar, koridor dalam bangunan, dan lain-lain.
Konsep Sirkulasi Vertikal
Sedangkan sirkulasi vertikal dapat berupa tangga, ram, lift, dan lain-lain.
Secara garis besar, konsep sirkulasi vertikal dan horizontal pada gedung
ini dapat dilihat pada Gambar 5.31 dan Gambar 5.32. Pada Gambar
Konsep Sirkulasi Horizontal
5.31 ditunjukkan secara detail tangga-tangga yang menghubungkan
Di setiap lantai gedung ini umumnya terdapat 3 zona fungsi yaitu zona
antar lantai. Bentuk dan tipe tangga pada empat lantai pertama cukup
sirkulasi, zona aktivitas (zona produktif) dan zona servis.
bervariasi, dan berbentuk melengkung sesuai dengan pola ruang yang
melingkar.
Gambar 5.32 menunjukkan pola sirkulasi vertikal keseluruhan yang
memperlihatkan posisi lift dan tangga darurat utama. Selain itu, bidang
berwarna kuning yang terdapat pada kedua gambar menunjukkan pola
sirkulasi horizontal yang ada di setiap lantai gedung.

V - 14
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

Konsep sirkulasi/ pencapaian bagi orang berkebutuhan khusus (difable)


dapat menggunakan ramp landai yang terdapat mulai dari gedung
rektorat hingga gedung kupiah Meukeutop untuk mencapai lantai 1
gedung topi, selanjutnya sirkulasi dilanjutkan dengan menggunakan lift
untuk mencapai lantai 2, 3, 4, dst.

Gambar 5.31 Konsep Sirkulasi Vertikal

Gambar 5.32 Konsep Sirkulasi Vertikal – Tangga Kebakaran & Lift

V - 15
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sirkulasi vertikal yang


terdapat di gedung Kupiah Meukeutop berupa tangga, ramp tangga
darurat dan lift. Gedung ini juga memiliki ruang sirkulasi horizontal yang
menghubungkan antar ruang di setiap lantainya.

5.2.7. KONSEP UTILITAS


Jaringan Listrik
Area Trafo (Power) listrik terdapat diluar Gedung Kupiah Meukeutop.
Jaringan listrik di dalam bangunan dimulai dari ruang panel LVMDP
gedung, kemudian didistribusikan ke setiap lantai. (lihat Gambar 5.33).

Gambar 5.33 Posisi Power Supply (Listrik) berada di Luar Gedung Kampus UTU

Jaringan Plumbing
Zona basah (toilet, r. wudhu, dll) diposisikan di zona servis yang terletak
di tepi-tepi bangunan. Tujuannya untuk memudahkan pengaturan pipa
jaringan air bersih dan air kotor (shaft vertikal). Adapun pada gedung
topi shaft utama terletak di bagian tengah, yaitu pada inti core. (lihat
Gambar 5.34) Gambar 5.34 Sistem Jaringan Utilitas : Plumbing (kiri) dan Listrik (kanan)

V - 16
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA
LAPORAN AKHIR
Detailed Engineering Design (DED)
Gedung KUPIAH Meukeutop – UTU Meulaboh

Penghawaan Dalam Bangunan


Sistem penghawaan dalam bangunan sedapat mungkin menggunakan
penghawaan alami, yakni dengan mengalirkan udara masuk ke dalam
bangunan. Pada gedung kipas, dibuat void-void untuk mengalirkan
udara di dalam bangunan. Begitu pula pada bagian atap, terdapat
bukaan untuk mengalirkan udara panas keluar bangunan. Dinding-
dinding didesain dengan ventilasi pada bagian atasnya agar udara dapat
tetap mengalir antar ruang, terutama pada ruangan-ruangan yang tidak
memiliki akses langsung dengan ruang terbuka. Namun begitu,
mengingat kondisi suhu kawasan lokasi perencanaan yang cukup terik
5.36 Ilustrasi Dinding Dalam Bangunan Yang Berventilasi Di Bagian Atas
(wilayah pantai), maka disediakan pula AC dengan sistem split, yang
digunakan pada saat-saat tertentu saja.

Gambar 5.35 Konsep Penghawaan dalam Bangunan

V - 17
PT. MAHAKA NUGRAHA PERKASA

Anda mungkin juga menyukai