Kebijakan Underwriting
Kebijakan Underwriting
KHUSUS ( KARK )
I. OBYEK PERTANGGUNGAN
I.1. KEPENTINGAN
Kepentingan yang dapat diasuransikan dalam Konsorsium Asuransi Risiko Khusus harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
I.1.1. Dapat mengalamai kerusakan/ musnah karena api dan/ atau bahaya lain yang dijamin
dalam polis (PSAKI).
I.1.2. Dapat dinilai dengan uang.
I.1.3. Kepentingan diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Kepentingan sebagai Pemilik, termasuk yang kepemilikannya berdasarkan
Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai serta “Strata Title”.
b) Kepentingan yang timbul dari Perjanjian seperti dalam bentuk Built,
Operate and Transfer, Sewa.
c) Kepentingan yang timbul karena Undang-undang atau Peraturan
Pemerintah.
I.1.4. Tertanggung harus mempunyai hubungan yang sah secara hukum atas harta benda/
kepentingan yang dipertanggungkan dan akan menderita kerugian keuangan apabila
obyek yang dipertanggungkan mengalami kerusakan.
2
I.5.5. Yang dimaksud dengan risiko terpisah adalah:
I.5.5.1. Apabila jarak antara kedua bangunan tersebut sekurang-kurangnya 2 (dua)
kali tinggi bangunan risiko KARK, atau
I.5.5.2. Apabila antara kedua bangunan tersebut ada tembok pemisah yang tingginya
minimal 1 (satu) meter lebih tinggi dari atap bangunan tertinggi atau ada fire
door/ pintu tahan api atau tembok tanpa lubang/ jendala.
I.5.5.3. Ditetapkan secara khusus sebagai risiko terpisah oleh Administrator.
I.6. DEFINISI
I.6.1. PASAR
Pasar adalah tempat terbuka untuk umum dimana kepemilikan/ penguasaan tanah
sebagian atau seluruhnya oleh pemerintah dan/ atau swasta, pada lokasi tersebut
berdiri bangunan/ bangunan-bangunan yang seluruhnya atau sebagian beratap yang
diperuntukkan bagi pedagang-pedagang yang rutin dan langsung memperdagangkan
barang dan/ atau jasa.
Pasar dibagi 2 (dua) jenis:
1) Pasar Tradisional (kode 2935)
2) Pasar Modern (kode 2931)
3
14) Fasilitas gedung: tidak semua ruangan yang dipergunakan untuk
aktifitas jual beli menggunakan fasilitas alat penyejuk ruangan (Air
Coditioner/ AC) sentral.
I.6.1.2 Pasar Modern (kode 2931)
Pasar Modern adalah semua pusat perbelanjaan (pasar) yang telah
dilengkapi dengan fasilitas AC (alat penyejuk ruangan) sentral untuk semua
ruangan yang dipergunakan untuk aktifitas jual beli (kode okupasi 2931).
Pasar Modern harus memenuhi seluruh kriteria dibawah ini:
1) Kepemilikan/ Penguasaan Tanah: Pemerintah Daerah dan/ atau Swasta.
2) Status Kepemilikan Tanah: Hak Milik/ Hak Pakai/ Hak Guna
Bangunan.
3) Pemilik Bangunan: Pemerintah Daerah dan/ atau Swasta.
4) Pengelola Bangunan: Pemerintah Daerah dan/ atau Swasta.
5) Kepemilikan Barang Dagangan: Sendiri dan/ atau konsinyasi.
6) Jenis Barang Dagangan: Beragam.
7) Transaksi: Langsung/ tidak langsung.
8) Status Pedagang: Grosir dan/ atau pegecer.
9) Jumlah pedagang: Banyak.
10) Jenis Bangunan: terdiri dari beberapa counter, kios, los.
11) Jumlah alat pemadam: Memadai dan dikelola secara baik.
12) Keadaan halaman bangunan: Pedagang kaki lima maksimal 25% dari
luas halaman.
13) Fasilitas gedung: Semua ruangan yang dipergunakan untuk aktifitas jual
beli menggunakan alat penyejuk ruangan (Air Conditioner/ AC) sentral.
4
I.6.4. BIAYA RENOVASI
Adalah biaya yang dikeluarkan oleh tertanggung untuk menambah/ merubah/
memperbaiki yang bertujuan untuk memperindah/ melengkapi bangunan.
II.3. KEPEMILIKAN
II.3.1. Atas bangunan.
II.3.2. Milik Calon tertanggung.
II.3.3. Sewa, sewa cicil atau hak pakai.
II.3.4. Atas barang dagangan.
II.3.5. Milik calon tertanggung.
II.3.6. Barang titipan/ konsinyasi.
5
III. KONDISI POLIS
III.1. Polis yang dipergunakan, adalah Polis Standard Asuransi Kebakaran Indonesia
(PSAKI) dengan luas jaminan yang mencakup:
III.1.1. Kebakaran.
III.1.2. Petir.
III.1.3. Ledakan.
III.1.4. Kejatuhan pesawat terbang.
III.1.5. Asap
Khusus untuk perluasan jaminan III.3.1. sampai dengan III.3.6. di atas hanya dapat dilakukan
dengan persetujuan tertulis dari Administrator KARK.
III.4. KLAUSUL
Klausul-klausul yang dapat diberlakukan pada penutupan risiko KARK adalah klausul-klausul
yang telah ditetapkan oleh KARK yang terdiri dari:
III.4.1. Endorsmen Kerusuhan (kode 4.1A/ 2007)
III.4.2. Endorsmen Huru –hara (kode 4.1B/ 2007)
III.4.3. Klausul Tertabrak kendaraan (kode 4.11)
III.4.4. Klausul Angin topan, badai, banjir, dan kerusakan karena air (kode 4.3)
III.4.5. Klausul Biaya pembersihan (kode 4.4)
III.4.6. Klausul Tanah longsor (kode 4.10)
III.4.7. Klausul Risiko sendiri untuk bangunan.
III.4.8. Klausul Risiko sendiri dan Administrasi barang dagangan (wajib).
III.4.9. Klausul Risiko sendiri pertanggungan emas.
III.4.10. Klausul penyimpanan barang (emas).
III.4.11. Klausul pertanggunan dibawah harga (emas).
III.4.12. Klausul Hak Pakai atas Bangunan.
6
III.4.13. Klausul Garansi Kredit untuk Hak Pakai atas Bangunan.
III.4.14. Klausul biaya Renovasi.
III.4.15. Klausul uang sewa/ kontrak.
Presentase
Loss Ratio
Loading Premi
75% 25%
7
> 200 % 50%
V.2.2. Penutupan perpanjangan atau penutupan baru atas bangunan yang telah mengalami
3x klaim karena kebakaran dalam 3 tahun terakhir dikenakan loading premi
Presentase
Loss Ratio
Loading Premi
75% 50%
V.3.2. Apabila diberikan diskon premi, maka dilekatkan “Waranti Diskon Premi” ; dan
apabila salah satu alat pemadam kebakaran tidak dapat berfungsi pada saat terjadi
klaim, maka diberlakukan risiko sendiri sebesar 25% dari jumlah kerugian yang
disetujui sebagaimana diatur seperti tersebut dalam Bab III – Klausul & Waranti.
V.3.3. Diskon premi dapat diberikan pada penutupan jangka panjang (LTA) dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Premi dibayar lunas untuk 2 tahun, mendapat diskon sebesar 10%.
b) Premi dibayar lunas untuk 3 tahun, menadapt diskon 15%.
c) Premi dibayar lunas untuk 4 tahun, mendapat diskon sebesar 17.5%.
V.4.2. Hak Pakai atas Bangunan, Garansi Kredit untuk Hak Pakai atas Bangunan,
Biaya renovasi dan Uang Sewa
Atas Hak Pakai atas Bangunan, Garansi Kredit untuk Hak Pakai atas Bangunan
Biaya Renovasi dan Uang Sewa dikenakan risiko sendiri sebesar 10% dari Klaim
yang disetujui.
8
VI. SURVEI RISIKO
Pada dasarnya semua obyek pertanggungan harus di survei sebelum Polis diterbitkan, namun demikian
tetap mengacu kepada faktor biaya serta pertimbangan teknis lainnya.
Pelaksanaan survei harus berdasarkan kepada pedoman survei risiko yang ditetapkan oleh KARK. Untuk
obyek pertanggungan dengan akumulasi nilai pertanggungan sampai dengan Rp. 10 milyar, survei risiko
dapat dilakukan oleh tim survei KARK dan/ atau yang ditunjuk oleh administrator KARK. Untuk obyek
pertanggungan dengan akumulasi nilai pertanggungan diatas Rp. 10 milyar, survei dilakukan oleh
Independent Surveyor, dan survei/ resurvei selanjutnya harus dilakukan setiap 2 tahun oleh tim survei
KARK, apabila dianggap perlu dapat dilakukan oleh Independent Surveyor. Penunjukan Independent
Surveyor dilakukan oleh Administrator KARK.
VI.1.1. BANGUNAN
Bangunan dengan nilai peratanggungan sama atau lebih besar dari Rp. 2.5 milyar
diharuskan memiliki alat pemadam kebakaran, yang jumlahnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada Dinas Pemadam Kebakaran setempat.
Bangunan dengan nilai pertanggungan sama atau lebih besar dari Rp. 10 milyar harus
memiliki mínimum 1 unit hydrant per 3.000 m2.
Apabila ketentuan tersebut diatas tidak dipenuhi oleh tertanggung, maka dalam hal
terjadi kerugian pihak tertanggung dikenakan penalti tambahan risiko sendiri sebesar
25% dari jumlah ganti rugi yang disetujui setelah dikurangi risiko sendiri.
9
Sebelum melakukan penutupan asuransi anggota KARK harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
10
VII.3. SUMBER PEMBIAYAAN
Harus dilakukan analisa perihal sumber pembiayaan atas obyek pertanggungan, terutama
berkaitan dengan sumber dana yang diperoleh, besaran pinjaman dan jangka waktu
pengembalian.
X. ADMINISTRASI AKSEPTASI
X.1. PEMBUATAN POLIS
Harus dibuat sesuai/ didasarkan SPPA dengan memperhatikan dokumen akseptasi lainnya.
Ikhtisar polis harus diisi dengan lengkap dan jelas.
X.3. KLAUSUL
Klausul yang dapat dipergunakan dalam penutupan risiko Konsorsium adalah klausul yang
ditetapkan oleh KARK. Klausul yang berhubungan dengan penutupan bersangkutan harus
dengan tegas dicantumkan dan dilekatkan dalam polis.
11
X.5. PENGIRIMAN POLIS
X.5.1. Untuk kepentingan eksternal.
a) Lembar asli dan duplikat dikirimkan kepada tertanggug.
b) Bilamana terdapat “Banker’s Clause” lembaran asli dan duplikat dikirimkan
kepada pihak bank dan satu lembar tembusan dikirimkan kepada
tertanggung dengan sepengetahuan pihak bank.
X.5.2. Untuk kepentingan internal.
a) 1 (satu) lembar tembusan untuk administrator KARK.
b) lembar lain untuk kepentingan internal perusahaan anggota KARK
bersangkutan.
12
X.8.2. Untuk polis yang dilaporkan setelah batas waktu pelaporan sebagaimana dalam butir
X.7.4.;
X.8.2.1. Yang laporannya diterima sebelum jatuh tempo pembayaran sesuai
ketentuan X.8.1., premi harus dibayar lunas paling lambat pada waktu
jatuh tempo pembayaran.
X.8.2.2. Yang laporannya diterima setelah jatuh tempo pembayaran sesuai
dengan ketentuan X.8.1., premi harus dibayar lunas paling lambat 30
hari setelah tanggung jawab KARK atas risiko tersebut timbul kembali.
X.8.3. Apabila sampai dengan tanggal jatuh tempo pelunasan premi sesuai ketentuan butir
X.8.1. dan X.8.2., belum dibayar lunas oleh anggota KARK, maka;
X.8.3.1. KARK tidak bertanggung jawab atas polis-polis yang bersangkutan.
X.8.3.2. Setiap kerugian yang timbul atas polis-polis yang bersangkutan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab anggota KARK penerbit polis
yang bersangkutan.
X.8.3.3. Premi terhutang atas polis-polis yang bersangkutan untuk periode
pertanggungan yang sudah berjalan hingga berakhirnya tanggung jawa
KARK tersebut diatas, tetap menjadi tanggung jawab anggota KARK
penerbit polis dan harus segera dibayar lunas kepaa KARK.
Selanjutnya, apabila akan dilakukan penutupan/ akseptasi baru atas risiko dari polis
yang batal secara otomatis tersebut, maka perusahaan anggota yang akan melakukan
penutupan risiko tersebut harus mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
Administrator KARK.
X.8.4. Apabila selama masa 2 (dua) kali SOA ternyata 50 (lima puluh) persen atau lebih
jaminan atas polis-polis perusahaan anggota KARK tertentu menjadi batal seperti
dimaksud dalam butir X.8.3., maka kepada perusahaan anggota KARK (penerbit
polis) yang bersangkutan dikenakan sangsi “Non Aktif” dalam arti tidak
diperkenankan melakukan penutupan risiko KARK maupun menerima premi atas
penutupan risiko KARK oleh perusahaan anggota KARK (penerbit polis) lainnya.
Sangsi berakhir setelah perusahaan KARK yang bersangkutan melunasi semua
hutangnya kepada KARK.
Selama masa Non Aktif, perusahaan anggota KARK yang bersangkutan tetap
berkewajiban membayar kerugian yang terjadi atas polis-polis yang preminya sudah
diperhitungkan dalam SOA-SOA sebelumnya.
13
XI.1.2.3. Menuntut pihak ketiga yang bertanggung jawab atas terjadinya
kerugian.
XI.1.3. Penerbit polis harus berperan aktif sesuai dengan keadaan untuk mengambil langkah-
langkah semaksimal mungkin untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang
terjadi.
14
XIII.2. KLAIM BARANG DAGANGAN
XIII.2.1. Seluruh dokumen pendukung sebagaimana disebutkan pada butir XIII.1. diatas
kecuali butir XIII.8.
XIII.2.2. Kartu Administrasi Barang dagangan (kartu stok).
XIII.2.3. Faktur (bukti-bukti penjualan/ pembelian barang) sebelum terjadinya kerugian.
XIII.2.4. Catatan pengiriman barang dar supplier sesaat sebelum terjadi kerugian.
15
XIII.4.3. Surat pengalihan hak atas tagihan sisa kredit dari kreditor kepada penanggung.
Penerbit polis diwajibkan melakukan penagihan kepada debitor yang
bersangkutan.
XIV.3. EX GRATIA
XIV.3.1. Penyelesaian ex gratia kepada tertanggung baru dapat diberikan oleh penerbit
polis setelah mendapat persetujuan tertulis dari Administrator KARK.
XIV.3.2. Pertimbangan pembayaran Klaim ex gratia didasarkan pada:
a) Jumlah produksi dari penerbit polis yang bersangkutan.
b) Jumlah klaim atas polis-polis yang ditutup oleh penerbit polis yang
bersangkutan.
c) Tertanggung merupakan nasabah dari prima bagi KARK.
d) Tertanggung mempunyai loss ratio rendah.
e) Penerbit polis yang bersangkutan belum pernah diberikan persetujuan
melakukan pembayaran klaim ex gratia kepada tertangggung selama 12
(duabelas) bulan terakhir.
f) Besarnya pembayaran klaim ex gratia ditetapkan berdasarkan persetujuan
Administrasi KARK.
XIV.3.4. Pembayaran klaim ex gratia yang dilakukan oleh Anggota KARK tanpa
persetujuan terlebih dahulu dari Administrator, tidak dapat dibebankan kepada KARK.
16
XV.2. Pelaksanaan pembayaran klaim kepada tertanggung dilakukan oleh penerbit polis secepatnya
setelah penerimaan pembayaran dari Administrator KARK.
XVI. SALVAGE
Untuk klaim yang ditangani oleh penerbit polis, maka penjualan salvage-nya ditangani oleh penerbit polis.
Untuk klaim yang ditangai oleh Administrator, maka penjualan salvage-nya dikoordinir oleh Administrator
KARK.
Penjualan salvage yang diperkirakan nilainya diatas Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) baik yang
dilakukan oleh Administrator maupun penerbit polis wajib dilakukan melalui tender yang diikuti oleh
minimal 3 (tiga) peserta tender.
Dalam pembayaran klaim, nilai salvage tersebut dapat diperhitungkan dari jumlah ganti rugi yang
dibayarkan kepada tertanggung.
XVII. SUBROGASI
Apabila ada hak subrogasi, penerbit polis wajib meminta pengalihan hak subrogasi tersebut secara tertulis
dari tertanggung sebelum pembayaran klaim kepda tertanggung dilaksanakan.
SALVAGE
1. Dasar penilaian: harga pasar/ penawaran tertinggi.
2. Pembayaran klaim = jumlah ganti rugi dikurangi nilai salvage.
3. Anggota KARK berkewajiban memelihara, menjaga rongsokan/ barang yang terselamatkan untuk
meminimalkan nilai kerugian.
17
PEDOMAN SURVEY
*) Survei dilakukan oleh anggota untuk harga pertanggungan sampai dengan Rp. 2 milyar.
*) Laporan survei wajib dibuat secara:
a. JELAS : mudah dimengerti oleh underwriting.
b. SINGKAT : laporan harus informatif dan tidak memberikan informasi yang berulang-ulang.
c. LENGKAP : memuat informasi yang penting bagi underwriting.
1. Memperoleh gambaran mengenai obyek risiko dan tingkat risiko berdasarkan, a.l.:
a. Okupasi,
b. Sejarah pembangunan,
c. Lokasi,
d. Daya tahan konstruksi bangunan,
e. Pengalaman kerugian.
2. Bahaya yang harus mendapat perhatian adalah risiko-risiko yang akan dijamin, a.l.:
a. Kebakaran,
b. Banjir,
c. Kejatuhan pesawat,
d. Ledakan,
e. Gempa bumi,
f. Keadaan sekitar yang dapat meningkatkan bahaya.
3. Memperoleh informasi underwriting untuk menetapkan kebijakan dan rate yang tepat:
Contoh:
a. Konstruksi,
b. Bangunan berdampingan,
c. Bangunan berbatasan,
d. Bahan-bahan berbahaya api & risiko tinggi,
e. Housekeeping.
4. Memperoleh informasi tentang alat-alat penegahan & perlindungan dari bahaya:
Contoh:
a. Jumlah alat pemadam kebakaran,
b. Jenis alat pemadam kebakaran,
c. Alarm sistema,
d. Jumlah petugas pemaam yang terlatih,
e. Penyediaan air.
5. Memberikan jasa konsultasi, pencegahan dan mengurangi kerugian berupa rekomendasi kepada pengelola
atau tertanggung a.l.:
a. Tata cara penyimpanan barang-barang,
b. Letak alat pemadam,
c. Penggunaan listrik,
d. Atau apa saja yang dapat disampaikan kepada pengelola agar menjadi perbaikan.
6. Memberikan kesimpulan dan usulan kepada underwriting a.l.:
a. Perkiraan harga pertanggungan,
b. Syarat dan kondisi yang akan diterapkan,
c. Tarif premi.
18
4. Personil & keamanan
5. Alat-alat pemadam kebakaran & penempatannya
6. Housekeeping
7. Bahaya-bahaya yang ada & kemugkinan bahaya dari sekitarnya
8. Catatan-catatan surveyor & pendapatnya
9. Rekomendasi untuk perbaikan &periraan MPL & PML
19