III. Efek
Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga
komersial,saham,obligasi,tanda bukti hutang,dll.
a. Saham
Merupakan bukti penyertaan atau kepemilikan dalam suatu perusahaan. Hasil
investasi berupa capital gain (selisih positif antara harga jual dengan harga beli)
dan dividen.
b. Obligasi
Surat hutang dengan hasil investasi yang diberikan selama periode tertentu.
c. Reksadana
Penghimpunan dana oleh manajer investasi dari masyarakat untuk selanjutnya
diinvestasikan kedalam pasar modal maupun pasar uang.
d. Sukuk
Secara sederhana, merupakan efek penyertaan pengelolaan aset (dalam hal ini
termasuk dalam hutang) yang didasari oleh hukum syariah islam.
e. Efek Derivatif
Merupakan efek turunan dari ketiga efek utama (Saham,Obligasi dan Reksadana).
Contohnya : Opsi, Warrant, Right, dll.
f. Exchange Trade Funds
Reksadana yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek dan
memberikan hasil investasi yang tergantung dari kemampuan investor dalam
mengelolanya.
IV. Indeks Saham
Instrumen yang digunakan sebagai indikator dari pergerakan harga dan kinerja
saham atau sekumpulan saham.
a. Indeks Non Sektoral
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), LQ45, Jakarta Islamic Index (JII),Indonesia
Sharia Stock Index (ISSI). Dll.
b. Indeks Sektoral
Agriculture, Mining, Basic Industry,Miscellaneous Industry, Consumer Goods,
Property, & Real Estate, Infrastructure,Finance, Trade & Service, Manufacturing.
I. Bursa Efek
Bursa efek memegang peranan penting sebagai salah pelaku pasar modal di Indonesia.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pasar modal berfungsi sebagai perantara pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Bentuk fisik dari pasar modal itulah yang
dinamakan Bursa Efek. Dengan demikian, di Bursa efeklah terjadi perdagangan saham, sekuritas,
obligasi, dan derivatif.
Bursa efek Indonesia memiliki kewenangan tertentu yang bertujuan untuk menghindari
praktik perdagangan dengan harga yang tidak wajar, penipuan terhadap penanam modal, dsb.
Dengan demikian Bursa efek juga memberi perlindungan kepada investor dan emiten.
Kewenangan BEI berdasarkan pendapat Harianto (1988) ,