Anda di halaman 1dari 80

Apabila kita menggambar suatu objek trimatra atau tiga dimensa

maupun objek perspektif (pemandangan alam, interior suatu bangunan, dan


lain-lain), diperlukan kesatuan antara garis, bidang, tekstur, dan warna agar
gambar tersebut tampak sama dengan objek aslinya. Namun, sesungguhnya
objek dan ruangan itu hanya ilusi yang tergarnbar pada sebuah bidang
gambar yang datar. Konvensilah yang membuat kita dapat menerima gambar
tersebut. Ini disebabkan di dalam bidang gambar tersebut, garis, bidang,
tekstur, dan warna merupakan sesuatu yang konkrit.

Gambar tumpukan tiga buah buku. Adakah buku yang sesungguhnya


dalam bidang gambar tersebut?
Unsur-unsur rupa terdiri dan beberapa bagian,yaitu garis, arah, bidang,
ukuran, tekstur, nada, khroma, dan warna.

GARIS

Garis adalah unsur rupa yang paling utama. ini disebabkan apabila kita
ingin menggambar ataupun mendesain, wujud yang pertama kali
ditorehkan adalah garis.

Terdapat beberapa pengertian yang dikemukakan oLeh para ahli mengenal


garis, di antaranya sebagal berikut :

 Hubungan antara dua titik secara lurus.


 Kumpulan titik-titik yang berderet lurus.
 Suatu titikyang diperluas menjadi sesuatu yang mempunyai panjang,
kedudukan, dan arah

Titik yang ditarik dan diperluas (kiri), titik yang diperluas menjadi garis
(kanan)

Bentuk garis terdiri dan tiga macam, yaitu garis organis, garis jadian-
geometris, dan garis batas.

 Garis organis, disebut demikian karena bentuk garis tersebut


mengadopsi bentuk-bentuk garis yang terdapat di alam. Garis-garis
organis memiliki bentuk yang lebih bebas.
Batang dan ranting pohon kering bagaikan Outline dari batu ini menunjukkan
garis-garis zigzag yang bebas tidak beraturan
bentuk garis alam yang tidak beraturan.

Gambar yang menunjukkan tarikan garis atau


‘bentuk garis yang begitu bebas, tidak terikat
pada kaidah “bentuk”.
 Garis jadian-geometris, yaitu garis yang terbentuk melalui suatu
proses dan alat. Apabila kedua ujungnya ditautkan, akan tercipta raut
yang secara geometris membentuk sebuah bidang.

Semenjak Zaman Yunani, hanya ada tiga


betuk dasar utama geometri, yaitu bujur-
sangkar (Gb.1), segi-tiga sama sisi (Gb.2),
dan lingkaran (Gb.3)

 Garis batas, yaitu garis yang terbentuk karena ada dua bidang atau
permukaan yang warna atau nada warnanya berbeda atau pertemuan
dua permukaan yang berbeda kedudukannya.
Pertemuan antara. masing-masing bidang warna tampak
sebagai garis batas.

Ketiga bentuk garis tersebut dapat digolongkan lagi menjadi empat


bentuk,yaitu garis outline, garis kontur, garis kaligrafi, dan garis ekspresif

 Garis sebagai outline, yaitu siluet atau garis pinggir gambar bayangan
dan sebuah benda atau manusia.
Contoh garis siluet dan gambar
manusia

 Garis sebagai kontur, yaitu garis yang menghubungkan titik-titik yang


mempunyai ketinggian sama pada suatu area lansekap.
 Garis sebagai kaligrafi, yaitu keindahan garis yang berbasis pada huruf
Arab. Pengertian keindahan ini berkembang pada huruf-huruf Latin, cina,
dan lain-lain.

 Garis ekspresif, yaitu garis yang seolah-olah dicoretkan secara spontan


yang mempunyai kesan gerak dan arah yang dinamis.
Lukisan dengan judul. “Le Zoo’ oleh Maria Helena Vieira Da SiI.va.
Susunan garis dalam lukisan terasa penuh denga kesan gerak dan irama
yang dinamis yang ditampilkan dengan posisi tegak, rebah, miring kiri,
dan miring kanan; panjang, pendek dan menyatu.

Garis juga memiliki berbagai karakter. Beberapa di antaranya adalah


sebagai berikut.
 LURUS
 LENGKUNG

 ZIGZAG

Dalam prosesnya, garis dapat berubah-ubah bentuknya secara


bertahap, yang disebut dengan gradasi bentuk.

gambar contoh untuk garis lurus yang berubah menjadi lengkung


Bentuk perubahan yang berdekatan seperti garis 1 dan garis 2 (lihat gambar)
adalah mirip. Bentuk perubahan yang berjauhan seperti garis 1 dan garis 6
adalah kontras.
Berikut contoh penerapan garis pada tugas mahasiswa.

Susunan garis meruang

Pada gambar di atas, terlihat susunan garis tersebut berkesan meruang


karena memperlihatkan tebal-tipis, maju-mundur, dan naik turunnya garis.
Bandingkan dengan gambar garis sebagai kontur di halaman 13 yang tidak
memperlihatkan tebal-tipis dan maju-mundurnya garis. Berikut contoh
penerapan garis pada perancangan dengan membuat praperancangan
bangunan secara sketsa.

Di dalam perancangan atau desain, garis dapat berpengaruh terhadap


suasana batin manusia sejalan dengan unsur rupa lainnya (misalnya warna
dan bidang). Hal ini dapat menyimbolkan ungkapan emosi manusia yang
telah dialaminya di alam. Dengan penyesuaian terhadap warna maka simbol
ekspresi garis adalah sebagai berikut.

 Garis tegak membengkok, memberi sugesti sedih, lesu, duka.

 Olakan-olakan ke atas (upward swirLs), memberi sugesti aspirasi


kekuatan spiritual dan semangat yang menyala, hasrat yang keras dan
berkobar-kobar.
 Horizontal berirama, memberi sugesti malas, tenang, tidur, ketenangan
yang menyenangkan.

 Pancaran ke atas, memberi sugesti pertumbuhan, spontanitas, idealisme.

 Perspektif yang melenyap, memberi sugesti adanya jarak, kejauhan,


kerinduan.
 Perspektif yang membalik, mengesankan keluasan yang tak terbatas,
pelebaran ruang yang tak terhalang, kebebasan mutlak.

 Air terjun, memberi sugesti gaya berat, penurunan berirama.


 Lengkung-lengkung yang memusat, memberi sugesti perluasan ke atas,
gerakan yang mengem bang, kegembiraan.

 Garis horizontal, memberi sugesti ketenangan, serta respons pacla hal


yang tak bergerak.

 Garis vertikal, memberi sugesti stabititas, kuat dan simpet, megah.


 Kubah-kubah yang membulat, memberi sugesti kuat, kekukuhan.

 Diagonal-diagonal, memben sugesti ketidakstabilan, atau sedang


bergerak.

 Piramida, memberi sugesti stabil, kuat, megah, masif.


 Lengkung-Lengkung gothic, memberii sugesti spiritual up Lift,
kepercayaan dan harapan religius.

 Bengkokan yang berirama, memberi sugesti lemah gemulai dan


keriangan.
 Garis spiral, memberi sugesti kelahiran (genesis), generation forces.

 Gelembung-gelembung yang mengembang memberi sugesti


kegembiraan yang ringan, jiwa yang baik.

 Diagonal yang saling membentur, memberi sugesti konflik, peperangan,


kebencian, kebingungan.
 Garis zigzag, memberi sugesti kegairahan,jcigged animation (sugesti
gerak kitat atau listrik).

 Garis-garis yang memancar (radiation lines), memberi sugesti


pemusatan, peletupan, tetusan yang tiba-tiba.
A. BIDANG

Beberapa garis berbeda arah dan saLing berpotongan akan membentuk


bidang atau pola (pattern). Bidang bersifat dua dimensi atau bermatra
dua, karena tidak memiliki kedalaman (depth). Namun, bidang memiliki
ukuran atau luasan.
Perhatikan gambar di atas. Apabila beberapa garis ditarik dan
pertemukan maka akan terbentuk sebuah bidang yang memiliki

1. panjang dan lebar,


2. raut (shape),
3. permukaan,
4. orientasi (pedoman),
5. kedudukan (posisi).

Raut atau rupa (shape) adalah karakteristik yang pertama dan


bidang. Hal ini dapat ditentukan oleh garis luar atau kontur dan garis
yang membentuk tepi dan bidang datar tersebut.
Contoh bidang dilihat dan samping kiri, depan, dan samping kanan.
Semenjak penglihatan kita tentang raut dan bidang didistorsikan oleh
perspektif maka kita dapat melihat raut yang sesungguhnya dan bidang bila
kita memandangnya secara frontal (tepat dan depan).
Bidang juga dapat berubah tampilannya secara bergradasi. Lihatlah skema di
bawah ini.
Bidang yang berdekatan seperti 1
dan 2 adalah mirip. Bidang yang berhadapan sepertl 1 dan 6 adatah kontras.

B. ELEMEN POKOK BENTUK


Bentuk tercipta dan torehan elemen-elemen pokok yang saling terikat
sehingga menghasilkan suatu massa. Elemen-elemen pokok tersebut di
antaranya sebagai berikut.

a. Titik • generator of form


(1 D)
b. Garis
(1 D)

Garis mempunyai: • panjang; • arah; • kedudukan (posisi)

c. Bidang
Bidang mempunyai: • panjang, • lebar; • arah, posisi; • raut
(shape); • permukaan

d. Gempal (bila tanpa berat/isi):


Gempal mempunyai: • panjang, lebar, tinggi ; • posisi, • arah; •
permukaan;• isi; • bentuk/ruang

C. TIGA ARAH UTAMA

Tiga arah utama adalah arah-arah pokok yang terdapat pada benda tiga
dimensional, yang disimbolkan dengan huruf x,y, dan z sebagai berikut.

 Arah lintang (x): ke kiri, ke kanan.


 Arah tegak (y): ke atas, ke bawah.
 Arah bujur (z): ke depan, ke belakang.
Tiap arah dapat dibuat bidang papar yang terdiri atas tiga bentuk.
 Bidang lintang (vertical plane), bidang tegak yang sejajar dengan dada
manusia.
 Bidang jelar (horizontal plane), bidang yang kedudukannya mendatar.
 Bidang bujur (transverse plane), bidang yang memanjang ke belakang.

Keterangan:

a. Vertical plane
b. Horizontal plane

C. Transverse plane

Dengan menggandakan bidang a, b, dan c tersebut akan didapatkan


bidang-bidang baru sebagai berikut.

 Bidang lintang menjadi bidang muka dan bidang pungkur


(belakang).
 Bidang jelar menjadi bidang sutuh (top plane, bidang atas/bidang
atap) dan bidang telapak (sisi bawah sebuah benda).
 Bidang bujur menjadi bidang lambung (bidang samping) kiri dan
bidang lambung (bidang samping) kanan.

Seluruh bidang bergabung membentuk kubus. Perhatikan kubus dibawah


ini.
1. Bidang muka 4. Bidang tetapak
2. Bidang pungkur 5. Bidang lambung kiri
3. Bidang sutuh 6. Bidang lambung kanan

D. TIGA TAMPAK DASAR

Setiap bentuk ini matra dapat ditempatkan dalam kubus khayal (bentuk
kubus konsep) sehingga tiga tampak dasarnya dapat ditentukan.
Jika bentuk tersebut diproyeksikan ke bidang sutuh, bidang muka, dan bidang
lambung kubus khayal maka akan diperoleh.

 Tampak denah

(bentuk terlihat dan atas),

 tampak muka
(bentuk terlihat dari depan),

 tampak lambung

(bentuk terlihat dan samping)

Perubahan bentuk dan bentuk asat menjadi bentuk baru lnitah


yang disebut dengan morfotogi bentuk. Morfologi bentuk sendiri terdiri
dan transformasi bentuk, evolusi bentuk, distorsi bentuk, dan
deformasi bentuk.

A.TRANSFORMASI BENTUK

Transformasi bentuk adalah perubahan bentuk dan bentuk asat menjadi


bentuk lain dengan mengubah dimensinya, baik pengurangan maupun
penambahan elemen-elemen terhadap bentuk asal.

1. Transformasi bentuk pada bentuk tunggal (satu benda)

a. Dengan cara mengubah dimensinya

Transfonmasi bentuk ini tetap memegang teguh kesamaan bentuk


asalnya. Perubahannya hanya dengan merapatkan atau
merenggangkannya.
b. Dengan cara mengurangi elemen elemennya

Transformasi bentuk ini dilakukan dengan cara mengurangi


volumenya. Perubahan bentuk yang terjadi bergantung pada
seberapa luas atau banyaknya proses pengurangan tersebut,
sehingga didapat bentuk yang masih tampak bentuk asatnya
ataupun bentuk lain.
Jadi, dapat dikatakan bahwa makin luas atau banyak pengurangan
yang dilakukan, bentuk yang dihasilkan makin meninggalkan bentuk
asal.

c. Dengan cara penambahan eLemen


Transformasi bentuk yang satu ini dilakukan dengan
cara menambahkan elemen lain pada volumenya, Proses
penambahan inilah yang menentukan apakah masih tertihat
bentuk asalnya atau tetah benar-benar berubah menjadi bentuk
lain. Penambahan ini dapat pula berupa bentuk lain yang sama
(pengulangan), hanya saja posisi dan cara penambahannya
berbeda.
2. Transformasi bentuk pada bentuk jamak (dua benda atau
Lebih)
Transformasi pada bentuk jamak tidak hanya dilakukan dengan
pengelompokan dua massa atau Lebih, tetapi juga dapat terjadi
dengan cara penempatan beberapa bentuk yang berpegang pada
sistem poros. Tampilannya dilihat secara keseluruhan, bukan secara
satuan benda-benda yang ditransformasikan.
Contoh transformasi dua benda
 Dengan menempatkan  Dengan meleburkan
secara berdekatan sebagian dari masing-
masing bentuk

 Dengan menempatkan
 Dengan menempelkan
secara bersinggungan
satu sama lainnya
B. EVOLUSI BENTUK
Evolusi bentuk adalah perubahan bentuk secara berangsur dan teratur
dan bentuk asat menjadi bentuk lain yang menyerupai bentuk asat, atau
dapat juga meninggalkan bentuk asal. tersebut.
Proses perubahan ini memerlukan waktu yang lama (bisa dalam hari,
bulan, tahun, bahkan abad).
Di dalam desain, perubahan bentuk yang secara berangsur dan teratur
mi disebut gradasi. Hasil akhir dari evolusi bentuk asalnya pun akan
menjadi kontras.

Contoh evolusi bentuk yang ada di alam :

 Fauna: telur katak-berudu kecebong-katak.


 Flora: suatu pohon mulai dari biji, kemudian tumbuh tunasnya.
Seiring dengan berjalannya waktu maka tunas tadi makin lama
makin besar dan akhirnya menjadi pohon yang besar.

C. DISTORSI BENTUK
Di dalam distorsi bentuk terjadi penyimpangkan perwujudan, dengan
maksud menyederhanakan bentuk tersebut. Hasi dari penyederhanaan
bentuk ini masih tetap memegang bentuk asal secara keseluruhan, atau
dengan kata lain perwatakan bentuknya tetap.
Proses perubahannya dengan cara membuang detait-detail yang ada,
kemudian diolah lagi dan disesuaikan dengan tujuan desain.
Tujuan dan distorsi bentuk ini adalah apabila seseorang melihat hasilnya
maka akan langsurig mengerti atau membayangkan tujuan dan desain
tersebut.
Contoh: bangunan pintu gerbang kebun binatang menyerupai binatang
yang didistorsikan. Contoh pererapan distorsi dalam sistem tanda-tanda:

Distorsi bentuk pria dan wanita. Tampak bahwa tidak ada detail dan
bagian tubuh manusia tersebut.

D. DEFORMASI BENTUK
Deformasi, bentuk adalah perubahan bentuk asal menjadi bentuk lain
yang jauh meninggalkan bentuk asal Dalam hal ini, dapat terjadi
perubahan watak bentuk pada hasilnya.
Deformasi bentuk umumnya berkonotasi negatif, atau dengan kata lain,
hasil akhirnya tidak lebih baik dan bentuk asal. Namun, deformasi bentuk
juga tidak selalu merubah watak dan bentuk asalnya.

E. MODIFIKASI BENTUK
Dalam modifikasi bentuk, perubahan yang terjadi tidak merubah
perwatakan bentuk asal. Pada dasarnya, modifikasi bentuk ini terjadi
dalam distorsi bentuk dan deformasi bentuk.

Benda bermatra 3 mempunyai masa dan berat yang dipengaruhi oleh


gravitasi bumi, sehingga gaya yang berada datam benda tersebut tersalurkan
ke bawah. Adanya resultante gaya membuat benda tersebut tidak sembang,
sehingga bisa berguling atau bahkan roboh. Bila benda itu tidak bergerak
atau seimbang karena gaya tersebut ke bawah maka momennya adalah 0.

Pada benda bermatra 3, keseimbangan terbagi menjadi dua sebagai


berikut.

A. KESEIMBANGAN VISUAL
Keseimbangan visual adalah keseimbangan suatu proporsi yang
dilihat dan sudut pandang mata manusia pada sebuah benda atau
komposisi benda bermatra 3. Dalam hal mi berlaku keseimbangan
simetni dan asimetni, bahkan keseimbangan radial. Hal terse- but
sama dengan pada komposisi patra 2 dimensi (yang telah dibahas
dalam prinsip Desain).
B. KESEIMBANGAN FISIK
Keseimbangan fisik merupakan keseimbangan yang dikarenakan
adanya masa berat dan benda tersebut yang betul-betul seim bang
secara fisik dan menjamin tegaknya benda tersebut (momen = 0).
Gaya gravitasi sangat berpengaruh pada keseimbangan fisik.

Seimbang Tidak seimbang

Bahasa bentuk yang dipertemukan satu sama lain akan membentuk


sebuah dialog berikut. Dialog bentuk terjadi pada komposisi benda
bermatra 3, yang perbedaan benda-benda tersebut bisa kontras dan
juga bisa mirip.
Apabila terdapat dua buah benda yang kontras seperti kubus dan
bola dipertemukan begitu saja maka tidak terjadi dialog pada kedua
benda tersebut karena masing-masing mempunyai bahasa bentuk
yang berbeda. Kedua benda ini dapat berdialog dengan serasi
apabila ada perubahan pada salah satu bendanya, atau keduanya
berubah sehingga mempunyai bahasa bentuk yang sama. Perhatikan
contoh gambar di bawah ini.
TEKSTUR
FUNGSI TEKSTUR.
Untuk mendapatkan suatu perencanaan (Design) yang lengkap, maka
umumnya seorang Arsitek haruslah mengingat atau memperhatikan Elemen-
elemen disain di dalamnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan suatu kesan
komposisi yang paling serasi/ideal di dalarn suatu perancangan (Design) yang
akan diinginkan.
Adapun elemen-elemen design tcrsebut adalah:

 SKALA
 BENTUK
 WARNA
 TEKSTUR
Seperti halnya Skala, Bentuk, dan Warna, Tekstur merupakan bagian yang
sangat penting artinya di dalam elemen-elemen design yang berfungsi sama
bagi suatu perencanaan yang maksimal.
Untuk lebih jelasnya maka akan dijabarkan lebih terperinci lagi
mengenai apa yang dirnaksud dengan Tekstur itu serta yang paling utama
yaitu apa fungsi dan tekstur tersebut.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN TEKSTUR.
Tekstur adalah titik-titik kasar atau halus yang tidak teratur pada suatu
permukaan. Titik-titik ini dapat berbeda dalam ukuran, warna, bentuk atau
sifat dan karakternya seperti misalnya ukuran besar kecil, warna terang-
gelap, bentuk bulat, persegi atau tak beraturan sama sekali dan lain-lain.
Suatu Tekstur yang susunanriya agak teratur, maka dapat disebut sebagai
corak (PATTERN).
Tekstur menurut bentuknya dapat dibedakan menjadi :

1. Tekstur halus.

Tekstur halus adalah permukaannya dibedakan oleh elernen-elemen


yang halus atau oleh warna.

2. Tekstur kasar.

Tekstur kasar adalah perrnukaannya terdiri dan elemene lemen yang


berbeda baik corak, bentuk maupun warna.

Tekstur pada suatu ruang luar sangat erat hubungannya dengan jarak
pandang atau jarak pengllhatan.
Pada suatu jarak pcnglihatan tertentu tekstur dan bahan itu sendiri tidak
akan berperan lagi, sehingga bahan tersebut akan kelihatan polos.
Oleh karena itti untuk suatu bidang luas pada ruang fuar, tckstur dapat
dibedakan atas

1. Tekstur primer.

Tekstur primer yaitu tekstur yang terdapat pada bahan yang hanya
terdapat dilihat dan jarak dekat.

2. Tekstur sekunder.

Tekstur sekunder yaitu tekstur yang dibuat dalam skala tertentu untuk
memberikan kesan visual yang proporsional dari jarak jauh.
SEBAGAI CONTOH

Sebidang dinding terdiri dan unit-unit beton cetak yang mempunyai


corak tekstur.
Unit-unit beton cetak ini disusun sehingga membentuk suatu pola, pada
sambungan unit-unit tersebut digunakan bahan yang lain seperti misalnya
logam. Bila dinding dilihat dari dekat, maka akan terlihat suatu corak tekstur
dan unit-unit beton cetak itu sendiri, sedangkan kalau dilihat dari jarak jauh
akan terlihat tekstur yang baru yaitu sambungan-sambungan unit beton cetak
yang rncmpunyai pola tersendiri. (gambar I). Hal itu dapat menghindarkan
kesan monoton pada dinding bangunan yang mernpunyai bidang luas bila
dilihat dan jarak jauh.
TEKSTUR PRIMER TEKSTUR SEKUNDER
* Dilihat dan dekat * dilihat dari jauh.

Perbedaan tekstur lantai dapat digunakan untuk menunjukan arah


sirkulasi dan dapat membedakan antara ruang gerak ruang statis.
Selain itu tekstur lantai dapat digunakan untuk menghilangkan rasa monoton
suatu daerah perbelanjaan, misalnya karena panjangnya jalan ataupun dilihat
Iuasnya.

jalur sirkulasi yang panjang dibagi dengan tekstur


yang berbeda hingga mengurangi rasa monoton.

Area yang luas di bagi dengan nat texture


FUNGSI TEKSTUR

Berdasarkan kriteria-kriteria dan definisi di atas serta contoh-contohnya,


maka dapat disimpulkan bahwa fungsi tekstur tersebut adalah : Dapat
memberikan manusia melalui penglihatan visual, mempunyai perbedaan
timbul kesan seolah-olah bidang tersebut tidak rata.
Secara keseluruhan maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
dengan pengolahan tekstur yang baik, maka tata ruang luarnya akan
menghasilkan kesan dan kualitas ruang yang lebih menarik.

BENTUK DAN FUNGSI


BENTUK DAN FUNGSI SEBAGAI EIEMEN PERANCANGAN.
Bentuk terdiri dan bentuk dua dimensi (pola) dan bentuk tiga dimensi. Bentuk
dua dimensi dibuat dalam bidang datar dengan batas garis. Sedangkan
bentuk tiga dimensi dibatasi oleh ruang yang mengelilinginya yang disebut
ruang. Selain itu bentuk dapat juga dibedakan dalam kategori bentuk alam
dan bentuk buatan atau yang diciptakan oleh manusia.
Dari penampilannya bentuk dapat pula dibagi dalam:

a. Bentuk yang teratur; bentuk geometris, kotak, kubus, kerucut, piramid


dan sebagainya.
b. Bentuk yang lengkung, umumnya bentuk-bentuk alam
c. Bentuk yang tidak teratur.

Adapun sifat atau karakter dan tiap bentuk masing-masing memberikan


kesan tersendiri seperti:

 Bentuk kubus atau persegi, baik tiga dimensi atau dua dimensi
membcrikan kesan : statis, stabil, formal, mengarah ke arah monoton dan
masif (solid).
 Bentuk bulat atau bola memberi kesan : tuntas, “bulat”, labil (bergerak)
 Bentuk segi-tiga dan yang meruncing memberi kesan : aktif, energik
tajam serta mengarah.

Suatu komposisi dapat merupakan gabungan dan ketiga bentuk itu.


Disamping itu bentuk dihasilkan berkesinambungan sebagai jawaban
dan problem sosial. : Perbedaan bentuk atau variasi bentuk timbul akibat dari
kondisi topografi, cuaca, komunikasi modem dan juga tergantung pada
bentuk-bentuk lama. Adapun bentuk-bentuk baru dihasilkan dan inspirasi
atau gagasan-gagasa n tiba-tiba yang disesuaikan dengan keadaan lokal dan
juga mungkin sebagai perwujudan atau pemecahan masalah yang ada.

FUNGSI BENTUK DALAM PERENCANAAN.


Dalam mendisain atau merencanakan sesuatu secara ideal d ikatakan
“from must follow function”. Pernyataan ini sebenarnya telah timbul jauh
sebelumnya dari pada yang diperkirakan manusia dan juga mempunyai arti
yang lebih dalam meskipun demikian hal ini masih tetap terbuka bagi
beberapa argumen terkecuali bagi pemikiran estetis yang telah kita terima
sebagai salah satu bagian dan fungsi.
Pada zaman prasejarah yaitu zaman Palacolithikum, masyarakat kuno
membangun bangunan berbentuk lingkaran berdasarkan kebutuhannya, yaitu
kebutuhan adanya rasa aman, manusiawi dan intim. Bentuk melingkar
tersebut mengalami evolusi dan berkembang menjadi bentuk organik dan
konsentris yang diakibatkan oleh keadaan tanah yang berbukit sehingga
bentuk lingkaran tidak sempurna. Zaman Neolithikum bentuk tersebut
berkembang menjadi bentuk segi-empat yang disebabkan karena garis bajak
akibat cara hidup yang berubah dan masyarakat pemburu menjadi
masyarakat petani. Bentuk segi empat akhirnya berkembang menjadi bentuk
gridiron atau pola papan catur seperti yang diterapkan pada perencanaan
kota seperti kota Miletus.
WARNA

Warna dalam arsitektur digunakan untuk menekankan atau memperjelas


karakter suatu obyek, memberikan aksen pada bentuk dan bahannya.

Untuk mempelajari warna lebih dulu kita tinjau dan beber apa aspek, yaitu:

ASPEK DALAM WARNA :

1. Warna ditinjau dan aspek fisika.


Pada abad XVIII seorang sarjana Inggris bernania Newton,
mengemukakan dasar-dasar teori warna yang tak lain adalah gelombang
cahaya. Ia menuliskan bahwa seberkas cahaya matahari melalui sebuah
prisma akan terurai sehingga terjadi spektrum cahaya yang masing-
masing mempunyai kekuatan gelombang yang sampai pada mata kita
sehingga kita melihat warna. Spektrum cahaya itu sendiri dan warna
pelangi yaitu merah, oranye, kuning, hijau, biru, indigo dan violet, yang
berurutan sehingga membentuk lingkaran warna dan warna-warna itu
disebut warna-warni. Di samping warna putih dan hitam. Jika
diperhatikan lebih teliti lagi maka terdapat sinar yang tidak dapat terlihat
oleh mata manusia yaitu sinar infra merah dan ultra violet.
2. Warna ditinjau dan aspek fisiologi atau faal.
Di dalam aspek ini yang diperhatikan adalah bagaimana efek rangsangan
cahaya pada mekanisme mata. Secara teoritis dapat dijelaskan sebagai
berikut
Stimulasi cahaya yang memantul dari suatu obyek, merangsang
mekanisme mata (bekerja seperti lensa potret). Kemudian rangsangan
tersebut disalurkan melalui syaraf optik ke arah otak, maka kita meithat
warna.
TEORI WARNA.

Dalam teori warna antara lain kita mengenal adanya dua macam sistem yang
umumnya digunakan dalam pelaksanaan menyusun warna, yaitu:

1. Prang color system


2. Munsell color system

Menurut teori Prang secara psikologi warna dapat dibagi menjadi tiga dimensi
yaitu :

1. Hue . semacam temperament mengenai panas/dinginnya warna.


2. Value : mengenti gelap terangnya warna.
3. Intensity : mengenai cerah dan redupnya warna.

Selanjutnya Prang juga membagi adanya kelas warna yaitu


1. Primary.
merupakan warna utama/pokok yaitu : merah, kuning, biru.
2. Binary (Secondary):
Yaitu warna kedua dan yang terjadi dan golongan antara dua warna
primary.
Warna tersebut ialah : merah + biru = Violet; merah + kuning = oranye;
biru + kuning = hijau.
3. Warna antara (intermediari).
Warna ini adalah warna campuran dan warna primary dan binary,
misalnya merah dicampur hijau menjadi merah hijau.
4. Tertiary (warna ketiga).
Merupakan warna-warna campuran dan dua warna binary. Misalnya
violet dicampur dengan hijau, dan sebagainya.
5. Quanternary.
Ialah warna campuran dan dua warna tertiary. Misalnya semacam hijau
violet dicampur dengan oranye hijau; oranye violet dicampur dengan
oranye hijau; hijau oranye dicampur dengan violet oranye.

Sedangkan jika menurut Munsell, satu warna ditentukan tiga komponen


yaitu:

1. Hue menyatakan kualitas warna atau intensitas panjang gelombang.


2. Value : kesan kemudahan warna.
3. Chroma : penyimpangan terhadap warna putih atau kejenuhan warna.

Selain itu kita juga mengenal adanya pencampuran antara warna murni
dengan warna kutub yang disebut dengan:
 Tint ; yaitu warna mumi dicampur dengan warna putih sehingga terjadi
warna muda.
 Shade , yaitu warna murni dicampur dengan hitam sehingga terjadi
warna tua.

6. Tone ; yaitu warna murni dicampur dengan abu-abu (percampuran


warna putih dan hitam) sehingga terjadi warna tanggung.

Warna tint, shade dan tone disebut warna-warna pastel;


PERCAMPURAN WARNA MURNI DENGAN WARNA KUTUB.
HUBUNGAN ANTAR WARNA.
Komposisi warna atau susunan warna dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Yang umum dikenal adalah yang berpokok pada tiga warna pokok,
tetapi ada juga yang berdasarkan empat warna pokok.
Selain itu, berdasarkan warna-warna pokok tersebut kompos isi warna
juga dapat bcrsifat sebagai berikut :

A. Keselarasan yang berhubungan, artinya warna-warna harmonis yang


diambil dan warna-warna yang berhubungan yaitu:

1. Monochromatic (satu warna).


Yaitu bilamana digunakan hanya satu warna sebagai pokok komposisi
yang menghasilkan nada-nada warna, bayangan, dan variasi dan warna-
warna tersebut.
2. Analogus (berurut).

Bilamana menggunakan dua warna yang letaknya di dalam lingkaran


warna yang berurut dan sama sifatnya (misalnya sama-sama bersifat
sejuk).
B. Keselarasan yang tidak berhubungan, artinya warna-warna tampak
selaras/harmonis dan warna-warna tersebut adalah yang sederajat antara
lain :

1. Komplementer.
Yaitu jika yang digunakan sebagai warna pokok adalah dua warna yang
berhadapan posisinya dengan warna primary yang sifatnya berlawanan.
Bilamana kedua warna tersebut berhadapan langsung disebut Direct
Complementary , sedangkan bila letaknya membentuk sudut maka
disebut Split Complementary.
2. Polychromatic.
Yaitu komposisi yang menggunakan lebih banyak warna dan apa yang
telah disebut di atas. Biasanya kesan dan komposisi ini adalah sangat
ramai.

Selain memperhatikan sifat dan komposisi/susunan warna tadi ada


beberapa prinsip pada susunan warna yang harus diperhatikan yaitu:

 Harmoni suatu keselarasan warna yang monochromatic yang


diciptalkan di sekitar hue.
 Kontras mempunyai susunan warna dan variasi value dan intensity
tertentu.
 Aksen : Warna akan merupakan variasi susunan warna yang ada.

MASALAH WARNA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN DESIGN.


Warna dalam kaitannya dengan suatu disain adalah sebagai
salah satu elemen yang dapat mengekspresikan suatu obyek di samping
bahan, bentuk, tekstur dan garis. Warna dapat menimbulkan kesan yang
diinginkan oleh si pencipta dan mempunyai efek psikologis. Sebagai contoh
misalnya, apakah suatu kesan ruang yang luas atau sempit, sejuk atau
hangatnya suatu ruang, berat ringannya suatu benda dan sebagainya.
Di dalarn Arsitektur Lansekap yang ruang lingkupnya rnengatur wang
dan massa di alam terbuka, warna mernegang peranan penting. Karena
dalam pengaturan ruang itu menggunakan unsur yang alami (tanaman,
batu-batuan dan lain-lain) dan buatan manusia serta detail-detailnya, maka
dalam pemilihan dan mengkomposisikan warna dan massa-massa itu harus
tepat yang berdasarkan teori serta prinsip-pnnsip warna agar tercapai hasil
karya yang mempunyal kesan menyatu dengan alam tetapi bervariasi.
Di bawah ini diperlihatkan sebuah contoh matriks warna dalam
hubungannya dengan ekspresi yang ditimbulkan.

Warna Persepsi waktu Ukuran Berat Volume


Waktu melebihi Benda-benda Terlihat Ukuran
perkiraan. Warna kelihatan lebih tampak
hangat lebih panjang dan berat. lebih kecil.
Hangat menyenangkan untuk kecil
area diinana manusia lebih besar.
tidak diburu waktu.
(Mis. area rekreasi).
Waktu di bawah Benda-benda Terlihat Ukuran
perkiraan. Penggunaan kelihatan lebih tampak
warna dingin untuk area lebih pendek ringan. lebih luas.
Dingin dimana dilakukan dan lebih
pekerjaan rutin atau kecil.
monoton.

Mengekspresikan suatu obyek. Dan untuk memadukannya diperlukan


pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip warna sehingga menunjang
sistim perencanaan yang lengkap.

II. HUKUM/KAIDAH (PRINSIP-PRINSIP) PERANCANGAN


ARSITEKTUR
1. SKALA
Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen
bangunan atau ruang dengan suatu elemen tertentu yang ukurannya
sesuai bagi manusia.
Ada dua macam skala:
 Skala manusia yaitu perbandingan ukuran elemen bangunan atau
ruang dengan dimensi tubuh manusia (Gbr. 1).
 Skala generik yaitu perbandingan ukuran elemen bangunan atau
ruang terhadap elemen lain yang berhubungan dengan atau
disekitarnya (Gbr. 2).

Gambar 1 Gambar 2
Skala Manusia Skala Generik
 Skala dalam arsitektur adalah suatu kwalitas yang
menghubungkan bangunan atau ruang dengan kemampuan
manusia dalam memahami bangunan atau ruang tersebut.
 Pada ruang-ruang yang masih terjangkau oleh manusia skala ini
dapat langsung dikaitkan dengan ukuran manusia, tetapi pada
ruang yang melebihi jangkauan manusia penentuan skala harus
didasarkan pengamanan visual dengan membandingkannya
dengan elemen yang berhubungan dengan manusia.
Pada lingkungan perkotaan terdapat beberapa macam skala
 Skala intim
Merupakan skala ruang yang kecil sehingga memberikan rasa
terlindung bagi manusia yang berada di dalamnya.
Contoh pada suatu lapangan atau taman kecil yang dikelilingi
bangunan rumah, didalam ruangan ini manusia merasakan
keintiman dengan sesama maupun lingkungannya.
Jadi dalam suatu perencanaan jika diinginkan suasana yang
akrab dan intim dengan sesama maupun lingkungannya dapat di
ciptakan suatu ruang dengan skala intim yaitu skala ruang kecil,
terlindung dan daerah sekelilinginya dan perlindungan ini dapat
berupa hard/soft material.
2.

Anda mungkin juga menyukai