Tanfidz Muktamar XX Final PDF
Tanfidz Muktamar XX Final PDF
MUKTAMAR XX
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
Tema:
Menggerakkan Daya-Kreatif
Mendorong Generasi Berkemajuan
Pimpinan Pusat
Ikatan Pelajar Muhammadiyah
2016
Editor
Fauzan Anwar Sandiah
Khairul Arifin
Penerbit
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
E-mail: sekretariat@ipm.or.id
Web: www.ipm.or.id
Pengantar
Ketua Umum Pimpinan Pusat
Ikatan Pelajar Muhammadiyah
2016-2018
3
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Velandani Prakoso,
Ketua Umum PP IPM
4
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Daftar Isi
Pengantar Ketua Umum Pimpinan Pusat IPM 2016-2018___3
Daftar Isi___5
Surat Keputusan Pengesahan Tanfidz Keputusan
Muktamar XX IPM___6
Surat Instruksi Pelaksanaan Tanfidz Muktamar XX IPM___7
Keputusan Induk Muktamar XX IPM___8
Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah___11
Surat Keputusan Pengesahan Struktur Pimpinan Pusat IPM
Periode 2016-2018___12
Tanfidz Muktamar XX IPM___14
BAB I: Pendahuluan___15
BAB II: Bedah Tema Muktamar XX___28
BAB III: Kebijakan Program Jangka Panjang 2014-2024___35
BAB IV: Pedoman Program IPM___42
BAB V: Program Kerja IPM Periode 2016-2018___50
BAB VI: Agenda Aksi___67
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga___71
Penutup___122
Lampiran___123
5
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
6
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
7
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pelajar Muhammadiyah
KEPUTUSAN INDUK
MUKTAMAR XX IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
NOMOR: 09-SK/PLENO IX/PP IPM /2016
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan
Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Periode 2014–2016;
Kedua : Mengesahkan Progress Report dan Pandangan Umum
Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah se-
Indonesia;
Ketiga Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Ikatan Pelajar
Muhammadiyah
Keempat : Mengesahkan Anggota Sidang Komisi A, B, C Muktamar
XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah;
8
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pelajar Muhammadiyah
9
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Ditetapkan di : Jakarta,
Pimpinan Sidang
Ketua, Sekretaris, Anggota,
10
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
11
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
12
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
13
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
TANFIDZ MUKTAMAR XX
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
14
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
BAB I
PENDAHULUAN
15
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Usia Jumlah
Di bawah 16 tahun 76,68 juta jiwa
Di atas 30 tahun 113,53 juta jiwa
1BPS, Statistik Pemuda Indonesia 2014, (Jakarta: BPS, 2015). Seluruh data diolah dari
hasi statistik tahun 2014.
16
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
17
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
18
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
19
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Ancaman kekurangan
pangan (sayur, ikan, Pedesaan dan perkotaan
daging, dlsb)
Ancaman gizi/ kelaparan Kota-kota menengah
20
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
3 Sebagian besar data diperoleh lewat penelusuran berbasis jejaring. Data resmi gerakan
literasi di Indonesia (gerakan literasi dengan definisi Taman Baca Masyarakat atau TBM)
berjumlah 5.000 TBM. Jumlah Kolektif di Indonesia juga tidak tersedia secara resmi. Tetapi
diperkirakan lebih dari di atas 30 hingga 50 jenis Kolektif tersebar di Indonesia. Jumlah
sebenarnya lebih banyak daripada itu. Sulitnya mendata Kolektif disebabkan oleh polanya
sebagai gerakan sosial yang sangat fleksibel, di luar jangkauan definitif formal.
21
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
22
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
23
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
24
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
25
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
4 Abdul Mu‟ti, “Lima Fondasi Islam Berkemajuan” dalam Faozan Amar (ed), Anang
Rohwiyono (ed), Mohammad Dwi Fajri (ed), Reaktualisasi & Kontekstualisasi Islam
Berkemajuan di Tengah Peradaban Global, (Jakarta: Al-Wasat, 2009), hlm. 27-45.
26
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Islam, manusia mengemban misi selain untuk menjadi individu yang taat
kepada Allah Swt, sekaligus melakukan transformasi sosial sebagai
bentuk amal shalih. Dalam bahasa normatif disebutkan bahwa manusia
harus berkelompok dan berbuat, menyeru, mengajak kepada yang ma‟ruf
dan meninggalkan yang mungkar. Berkaitan dengan eksplanasi tersebut,
maka fondasi tiga, empat, dan lima diderivasikan, sehingga mewujud
dalam kehidupan manusia.
Paradigma Islam Berkemajuan penting untuk dipahami oleh setiap
aktivis IPM karena berkaitan sebagai landasan epistemologi, ontologi,
dan aksiologi Islam menurut Muhammadiyah. Paradigma Islam
Berkemajuan akan memberi arah bagi aktivis IPM dalam membaca
realitas. Paradigma Islam Berkemajuan memberi implikasi bahwa segala
gerak IPM harus memuat dimensi dakwah Muhammadiyah.
27
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
BAB II
BEDAH TEMA MUKTAMAR XX
“MENGGERAKKAN DAYA KREATIF MENDORONG GENERASI
BERKEMAJUAN”
28
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
29
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
30
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
31
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
32
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Daya-Kreatif
Istilah “kreatif” berarti bentuk aktivitas, tindakan, atau strategi, dalam
mengatasi hambatan dan tantangan secara inovatif. Istilah kreatif juga
mengacu pada proses menciptakan suatu hal baru berdasarkan inspirasi
atau imajinasi. Individu atau kelompok yang mampu menjadikan tindakan-
tindakan keseharian dan memberi dampak bagi perubahan penting dapat
dikategorikan sebagai kreatif. Tindakan kreatif tidak selalu mendatangkan
manfaat praktis seperti peningkatan pada aspek ekonomi masyarakat, tetapi
pada perannya secara aktual dan historis.
Makna diksi “kreatif” yang digunakan terletak pada dua pertimbangan.
Pertama, diksi ini bisa dipahami oleh banyak kalangan dengan definisi yang
sekalipun berbeda secara prinsipil tetapi punya potensi untuk membuka cara
baru memahami keadaan. Kata “kreatif” sendiri bisa berubah posisi dan
dipertukarkan dengan berbagai istilah (baik sepadan atau tidak) untuk
kepentingan dan peruntukan yang dengan kadar tertentu bisa saja sama.
Diksi kreatif memainkan peran penting dalam ungkapan apresiatif. Sewaktu
menggunakan kata “kreatif” pertama kali, ada pertimbangan bahwa kata ini
dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan-tindakan kreatif. Pada
satu sisi ada semangat untuk mengapresiasi segala sesuatu dengan bumbu
sifat “kreatif”, dan itu peluang baik untuk dipergunakan.
Daya-kreatif berarti dorongan dalam menciptakan kemungkinan-
kemungkinan alternatif dari suatu wujud yang tampak terbatas, terhambat,
atau tidak mungkin. Daya-kreatif pada umumnya muncul karena
kepemimpinan, peran, strategi, kebijakan, kesempatan, atau situasi yang
mendorong penciptaan inovatif. Menurut Bernard Rose dalam bukunya
Breakthrough Thinking for Nonprofit Organizations (2002) menjelaskan
bahwa daya-kreatif adalah proses mengungkap dan mengolah realitas
menjadi menarik yang berguna bagi manusia dan alam. Daya-kreatif yang
diasah akan menjadi keterampilan penting bagi individu atau pun organisasi.
Rose juga menjelaskan bahwa daya-kreatif merupakan faktor pendorong
kerja maksimal setiap organisasi non-profit.
IPM adalah organisasi non-profit yang berfungsi sebagai wadah
pengembangan diri mau pun komunitas pelajar tentu saja membutuhkan
33
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Generasi Berkemajuan
Generasi berkemajuan menurut Muhammadiyah, merujuk pada
kelompok, atau komunitas yang “mendorong pada kebaikan, dan mencegah
kemungkaran” (amar ma‟ruf dan nahy munkar). Generasi berkemajuan
memanfaatkan etos kolaborasi dan etos berbagi sebagai caranya
memperoleh inspirasi sekaligus caranya memperkuat proses amar ma‟ruf
dan nahy munkar. Bercermin dari KH. Ahmad Dahlan, generasi
berkemajuan merupakan kelompok, atau komunitas yang mampu berpikir
mendalam atas kondisi realitas, potensi mengubahnya, dan cara
memanfaatkan kekuatan yang tersedia. KH. Ahmad Dahlan memiliki visi
mendalam terhadap kondisi masyarakat yang tertindas di bawah hegemoni
suprastruktur baik yang dijalankan oleh kolonial maupun feodalisme para
priyayi. Dengan demikian berpikir kritis-analitis melalui telaah literasi yang
mendalam akan menjadi landasan penting generasi berkemajuan.
Arti penting menjadi generasi berkemajuan bagi aktivis IPM terletak
pada lima hal. Pertama, sebagai proses pemurnian tauhid, yang juga berarti
purifikasi motif segala tindakan transformasi sosial sebagai bentuk
pengabdian terhadap Allah Swt. Kedua, sebagai proses pembelajaran
kembali nilai-nilai al-Qur‟an dan hadits yang mendorong inisiasi kreatif bagi
ummat dalam rangka rahmatan lil alamin. Ketiga, pelembagaan inisiasi-
inisiasi kreatif dalam rangka merawat keberlanjutan transformasi sosial
sehingga mudah direplikasi. Keempat, berorientasi pada pembaruan-
pembaruan yang mampu mendukung kebermanfaatan yang bermakna.
Kelima, bersikap kolaboratif dengan berbagai pihak sebagai kehendak murni
mendorong kemajuan kehidupan.
34
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
BAB III
KEBIJAKAN PROGRAM JANGKA PANJANG 2014-2024
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
C. LANDASAN YURIDIS
Bahwa program Muhammadiyah dengan rangkaian kebijakan dan
kegiatannya senantiasa berpijak pada:
1. Al Quran dan As Sunnah sebagai sumber ajaran dan hukum Islam.
2. Mengindahkan falsafah dan dan dasar negara serta hukum yang
sah dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.
3. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Peraturan-
peraturan yang berlaku dalam Persyarikatan.
35
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
36
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
37
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
38
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
H. HIRARKI KEBIJAKAN
1. PP IPM
a. Penentu kebijakan organisasi secara nasional
b. Melakukan koordinasi dengan PW IPM Se-Indonesia
c. Melakukan kerja-kerja dalam lingkup menggagas nilai-nilai baru dan
penguatan kapasitas kader IPM secara nasional
2. PW IPM
a. Menerjemahkan kebijakan-kebijakan Muktamar atau kebijakan yang
telah diputuskan oleh PP IPM di tingkat wilayahnya
b. Mensosialisasikan keputusan-keputusan PP IPM atau keputusan
bersama di tingkat nasional
c. Mengatur kebijakan-kebijakan strategis dalam lingkup
kewilayahannya
d. Melakukan koordinasi dengan PP IPM dan konsolidasi dengan PD
IPM-nya
e. Melakukan kerja-kerja konkrit di tingkat wilayah sebagai upaya
pengembangan jaringan dan penguatan kapasitas organisasi
maupun para kadernya
3. PD IPM
a. Motor penggerak IPM secara daerah
b. Melakukan aksi-aksi riil yang telah menjadi keputusan Muktamar
39
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
40
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
41
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
BAB IV
PEDOMAN PROGRAM IPM
A. Tahapan Program
Alur logika materi muktamar IPM XX disusun berdasarkan pada tahapan
kebijakan program IPM sebagaimana yang termaktub di dalam Tanfidz
Muktamar IPM XIX tahun 2014. Tahapan kebijakan program IPM
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
2022-2024
Pembentukan
masyarakat ilmu
2020-2022
Sistem organisasi yang profesional
dan modern, jaringan IPM mencapai
lingkup global (internasional), peran
IPM bagi bangsa
2018-2020
Terbentuknya komunitas
kreatif, mendorong
transformasi individu, sosial,
dan kebudayaan
2016-2018
Gerakan Ilmu, pematangan
habitus ‘Iqra, mendukung
terwujudnya masyarakat
utama
42
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
43
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
44
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
45
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
46
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pencerdasan,
Tiga Paradigma Pemberdayaan,
IPM dan Pembebasan
Penyadaran,
Pemberdayaan,
dan Pembelaan
Pelajar Berkemajuan
47
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Diri Sendiri
Lingkungan
48
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
49
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
BAB V
PROGRAM KERJA IPM PERIODE 2016-2018
Keilmuan
Keberpihakan
Pemberdayaan
Capaian Umum
Keislaman
Kemanusiaan
Keorganisasian
50
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
3. Keberpihakan
Keberpihakan maksudnya ialah segala program dan aktivitas IPM
harus jelas letak keberpihakannya terhadap aspirasi pelajar. IPM
memiliki tanggungjawab untuk membawa aspirasi pelajar dan
mengadvokasinya. Kata “keberpihakan” menunjukkan bahwa posisi
IPM tidak netral terhadap keadaan. IPM harus terlibat aktif atas
kepentingan pelajar. Keberpihakan adalah salah-satu kriteria capaian
umum yang sangat penting bagi IPM. Dalam banyak kasus IPM harus
mampu berpihak mengadvokasi kepentingan kelompok pelajar-rentan
(pelajar difabel, pelajar perempuan, pelajar putus sekolah, pelajar dari
kelas sosial menengah ke bawah). Dengan demikian capaian umum
keberhasilan IPM terletak pada kemampuannya menunjukkan
keberpihakan yang semakin dibutuhkan.
4. Pemberdayaan
Pemberdayaan sebagai kriteria capaian umum IPM berarti segala
gerak IPM senantiasa ditujukan bagi proses pengembangan
kemampuan anggotanya. Pemberdayaan berarti proses
pengembangan kapasitas, kemampuan, kreatifitas, dan kekuatan
pelajar. Konsep pemberdayaan yang digunakan oleh IPM selalu
bersifat partisipatoris dan dua arah. Proses pemberdayaan dalam IPM
bertujuan sebagai cara membentuk integritas, kemandirian,
kecakapan, dan keterampilan yang dibutuhakn dalam kehidupan
sehari-hari.
51
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
5. Keislaman
IPM merupakan organisasi berbasis pelajar dengan nilai-nilai
keislaman; tauhid. Keislaman sebagai salah-satu kriteria capaian
umum berarti IPM dalam menjalankan organisasi harus menyadari
posisinya sebagai sayap dakwah Islam Muhammadiyah. IPM
bertanggungjawab memformulasikan model dakwah yang ramah,
menyenangkan, dan membawa manfaat bagi pelajar dan remaja pada
umumnya. IPM dituntut untuk selalu menawarkan inovasi dakwah
bagi mad‟u muda.
6. Kemanusiaan
Kemanusiaan berarti segala proses yang terjadi di dalam
pengembangan organisasi harus bersifat manusiawi. Mengakomodir
segala kapasitas yang ada pada anggota IPM. IPM
bertanggungjawab untuk menjadi wadah bagi pelajar secara
keseluruhan tanpa terkecuali. IPM tidak hanya mewadahi aspirasi
kelompok sosial pelajar tertentu, tetapi secara menyeluruh.
7. Keorganisasian
Keorganisasi berarti berfungsinya IPM sebagai sebuah sistem.
Landasan semua program IPM adalah sistem, di mana IPM bergerak
atas sistem yang berfungsi. Pemimpin IPM harus mampu mengayomi
dan mewadahi setiap anggota agar dengan ikhlas berperan maksimal
di IPM, dengan berbagai strategi manusiawi yang dapat ditempuhnya.
IPM adalah organisasi, maka sudah sewajarnya dijalankan
berdasarkan pada sifat keorganisasian. Semua program dan
kebijakan IPM harus didasarkan pada musyawarah mufakat.
Organisasi IPM dijalankan dengan melibatkan kesepakatan semua
pihak.
52
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
53
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Bidang Organisasi
1 Terwujudnya IPM sebagai organisasi
terdepan dalam merespon dinamika zaman
Visi
dan perkembangan global sebagai wujud
gerakan pelajar berkemajuan.
2 Mengembangkan sistem organisasi IPM yang
Sistem Gerakan
maju, efektif, dan profesional berbasis data
3 Meningkatkan kualitas dan fungsi-fungsi
kepemimpinan organisasi di berbagai
Organisasi dan
tingkatan yang berbasis pada penerapan
Kepemimpinan
budaya kerja organisasi yang manusiawi,
apresiatif, amanah dan terukur.
4 Memperkuat jaringan kelembagaan IPM di
Indonesia melalui komunikasi intensif dan
Jaringan
pendampingan sehingga mampu bersinergi
membangun organisasi.
5 Meningkatkan kualitas kepemimpinan di
Sumber daya berbagai tingkatan yang mampu menjalankan
misi ikatan.
6 Meningkatkan konsolidasi gerakan di
berbagai tingkatan yang berorientasi
pada penguatan jejaring internal dan
akar rumput melalui pembinaan dan
Aksi
pendampingan
Melengkapi dan menguatkan basis data
organisasi sebagai dasar pelaksanaan
program yang terukur dan tepat sasaran.
Bidang Perkaderan
1 Berkembangnya kapasitas anggota dan
Visi kader IPM sebagai pelaku gerakan yang
memiliki keunggulan kapasitas, komitmen
54
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
55
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
56
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
57
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
58
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
59
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
jalur pendidikan
Menyelenggarakan pendidikan kader
advokasi dan menyusun panduan
mengenai pendampingan pelajar
terutama yang berkaitan dengan kasus-
kasus kekerasan yang menimpa pelajar,
dan juga yang berkaitan dengan
pengembangan kapasitas advokatif
pelajar, serta yang berkaitan dengan
advokasi kepentingan pelajar difabel,
pelajar buruh, dan pelajar yang dilanggar
hak-hak dasarnya.
Mengembangkan forum-forum kajian
khusus tentang berbagai isu
internasional yang strategis,
seminar/publik mengenai situasi dunia,
untuk menjadi bahan penyikapan dan
langkah IPM dalam menghadapi
perkembangan dunia internasional.
Bidang Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan (PKK)
1 Berkembangnya budaya kewirausahaan di
Visi kalangan pelajar sebagai wujud dari daya-
kreatif dan prinsip kemandirian pelajar.
2 Menumbuhkan kemandirian pelajar dengan
nilai-nilai entrepreneurship sejak dini menuju
Indonesia yang berdaulat secara ekonomi
Sistem Gerakan
melalui Pendidikan Sosio-Enterpreneurship
dan pendampingan pengembangan
kewirausahaan pelajar.
3 Menguatkan lembaga/bidang kewirausahaan,
mengembangkan sistem manajemen bisnis
Organisasi dan
dan tata kelola ekonomi serta pemanfaatan
Kepemimpinan
aset-aset untuk mendorong kemandirian
ekonomi IPM.
4 Mengintensifkan kerjasama dan kolaborasi
Jaringan
dalam rangka pengembangan daya-kreatif
60
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
61
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
62
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
63
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
64
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
65
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
korporasi asing.
Turut berpartisipasi dalam
mengkampanyekan hidup cinta
lingkungan.
Lembaga Media, Komunikasi, Teknologi dan Informasi (LKTI)
1 Berkembangnya kemampuan pemanfaatan
media, komunikasi, teknologi, dan informasi di
Visi
IPM sebagai sarana dakwah dan syiar Islam
di kalangan pelajar.
2 Mengembangkan model pengembangan
media, komunikasi, teknologi, dan informasi
sebagai sarana penguatan internal organisasi
Sistem Gerakan
dan penyebarluasan gagasan melalui
penyelenggaraan Kelas Manajemen Media
bagi Pelajar
3 Memperkuat kapasitas internal organisasi
Organisasi dan
melalui pemanfaatan media, komunikasi,
Kepemimpinan
teknologi, dan informasi.
4 Membangun jaringan dengan berbagai pihak
di bidang media, komunikasi, teknologi, dan
Jaringan
informasi sebagai langkah penguatan strategi
gerakan.
5 Melahirkan kader yang sadar dan mampu
mengoptimalkan media, komunikasi,
Sumber daya
teknologi, dan informasi sebagai sarana
dakwah dan syiar IPM.
6 Mengembangkan jaringan media yang dapat
Aksi menyuarakan kepentingan pelajar dan sesuai
dengan nilai-nilai dasar IPM.
66
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
BAB VI
AGENDA AKSI
Agenda aksi pada dasarnya merupakan bagian dari implementasi visi IPM
yang bersifat langsung, nasional, dan kelanjutan dari diskursus yang
dibangun pra-Muktamar (forum TMU, forum Konpiwil, dan Pleno). Agenda
aksi dirancang sebagai strategi umum dalam upaya mendorong daya-kreatif
sehingga mampu mewujudkan visi IPM sebagai gerakan ilmu. Skema
agenda aksi bergantung pada strategi penguatan struktur, sekaligus strategi
kultural berupa pengembangan komunitas. Struktur akan menjadi faktor
penting dalam merancang dan mengimplementasikan agenda aksi.
Sedangkan komunitas akan berperan sebagai strategi kreatif yang
membantu struktur memaksimalkan implementasi agenda aksi.
2. Konsep Dasar
Membumikan tradisi literasi sebagai manifestasi gerakan ilmu Ikatan
Pelajar Muhammadiyah
3. Tujuan
a. Mengenalkan dan membudayakan tradisi literasi dalam ikatan
b. Mewujudkan tradisi baca tulis di kalangan pelajar
c. Membentuk pelajar yang berwawasan luas dan berkemajuan
4. Bentuk Aksi
a. Pembentukan pojok-pojok baca di kelas dan kantor IPM
b. Pembentukan komunitas „Sahabat Buku‟
c. Penyelenggaraan perpustakaan keliling
67
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
5. Penyelenggara
IPM di setiap jenjang struktur kepemimpinan
6. Sasaran
Pelajar, remaja, dan pimpinan IPM di berbagai jenjang tingkatan
7. Penutup
Meningkatnya tradisi literasi menjadi prasyarat peningkatan kualitas
kehidupan. Jihad literasi oleh karenanya harus dilandasi semangan
pencerdasan, pemberdayaan, dan pembebasan masyarakat.
2. Konsep Dasar
Pembelaan hak-hak pelajar yang dimulai dari individu dan jejaring
pertemanan
3. Tujuan
a. Memperjuangkan terpenuhinya hak-hak pelajar
b. Mengupayakan regulasi yang berpihak kepada pelajar
c. Membentuk budaya kritis
4. Bentuk Aksi
a. Pembentukan kelompok advokasi teman sebaya di sekolah
68
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
b. Pelatihan advokasi
c. Seminar dan diskusi pemetaan isu
d. Pembuatan modul atau buku panduan advokasi
e. Kampanye advokasi
5. Penyelenggara
IPM di setiap jenjang struktur kepemimpinan
6. Sasaran
Pelajar dan remaja
7. Penutup
Gerakan membela teman sebaya diharapkan dapat membentuk
kesadaran kritis di kalangan pelajar sehingga mampu
memperjuangkan hak-haknya secara mandiri.
2. Konsep Dasar
Meningkatkan kesadaran ekoliterasi di kalangan pelajar dan pimpinan
IPM
3. Tujuan
a. Meningkatkan kesadaran generasi muda dalam melestarikan
lingkungan
b. Membentuk agen-agen muda penyelaman lingkungan
69
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
4. Bentuk Aksi
a. Membentuk komunitas muda pelestari lingkungan
b. Diskusi buku, film dokumenter kerusakan lingkungan
c. Bakti sosial membersihkan sekolah, sungai, pantai, dan lain
sebagainya
d. Penanaman bibit tanaman
e. Kampanye sosial penyelamatan lingkungan
f. Penanaman pohon di lingkungan sekolah
g. Pelatihan pengelolaan sampah
h. Kampanye peduli lingkungan
5. Penyelenggara
Pelajar dan pimpinan IPM di semua jenjang tingkatan
6. Sasaran
Pelajar dan pimpinan IPM di semua jenjang tingkatan
7. Penutup
Mewujudkan generasi yang sadar terhadap kelestarian lingkungan
adalah bagian dari semangat berkemajuan ala Muhammadiyah.
Sadar bahwa lestarinya lingkungan di masa kini akan berpengaruh
pada keberlangsungan hidup di masa depan adalah pandangan yang
melampaui zaman. Oleh karena itu, semangat ini perlu dipupuk sedini
mungkin.
70
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
71
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
ANGGARAN DASAR
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama dan Tempat Kedudukan
1. Organisasi ini bernama Ikatan Pelajar Muhammadiyah disingkat IPM,
yang didirikan di Surakarta pada tanggal 5 Shafar 1381 Hijriyah
bertepatan dengan tanggal 18 Juli 1961 Miladiyah.
2. Ikatan Pelajar Muhammadiyah berkedudukan di Pimpinan Pusat.
BAB II
ASAS, IDENTITAS, LAMBANG, DAN SEMBOYAN
Pasal 2
Asas
Ikatan Pelajar Muhammadiyah berasaskan Islam
Pasal 3
Identitas
Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah Organisasi Otonom Muhammadiyah,
merupakan gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar di kalangan
pelajar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur‘an dan As-Sunnah Al-
Maqbulah.
Pasal 4
Lambang
Lambang Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah segi lima berbentuk perisai
runcing di bawah yang merupakan deformasi bentuk pena dengan jalur
besar tengah runcing di bawah berwarna kuning, diapit oleh dua jalur
berwarna merah dan dua jalur berwarna hijau dengan matahari bersinar
sebagai keluarga Muhammadiyah di mana tengah bulatan matahari terdapat
72
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
gambar buku dan tulisan Al-Qur’an surat Al-Qolam ayat 1 dan tulisan IPM di
bawah matahari.
Pasal 5
Semboyan
IPM bersemboyan
ُ ََو ْالقَلَمَ َو َمايَ ْس, ن
ََط ُر ْون
Nuun Walqolami Wamaa Yasthuruun
yang berarti : Nuun, demi pena dan apa yang mereka tulis.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA USAHA
Pasal 6
Maksud dan Tujuan
Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil
dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Pasal 7
Usaha
1. Menanamkan kesadaran beragama Islam, memperteguh iman,
menertibkan peribadatan dan mempertinggi akhlak karimah.
2. Mempergiat dan memperdalam pemahaman agama Islam untuk
mendapatkan kemurnian dan kebenaran-Nya.
3. Memperdalam, memajukan, dan meningkatkan ilmu pengetahuan,
teknologi, sosial dan budaya.
4. Membimbing, membina, dan menggerakkan anggota guna
meningkatkan fungsi dan peran IPM sebagai kader persyarikatan,
umat, dan bangsa dalam menunjang pembanguan manusia seutuhnya
menuju masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
5. Segala usaha yang tidak menyalahi ajaran Islam dengan
mengindahkan hukum dan falsafah yang berlaku.
73
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
BAB IV
BASIS MASSA
Pasal 8
Basis Massa
Basis massa Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah pelajar.
Pasal 9
Pengertian Pelajar
Pelajar adalah kelas sosial yang menuntut ilmu secara terus-menerus serta
memiliki hak dan kewajiban dalam bidang pendidikan.
BAB V
KEANGGOTAAN, KADER, DAN SIMPATISAN
Pasal 10
Anggota
Anggota IPM adalah:
1. Pelajar muslim yang belajar di sekolah Muhammadiyah maupun non
Muhammadiyah setingkat SMP dan atau SMA.
2. Pelajar muslim yang berusia 12 tahun sampai 21 tahun yang mendaftar
sebagai anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
3. Mereka yang pernah menjadi anggota sebagaimana ketentuan ayat 1
dan 2, yang diperlukan oleh organisasi dengan usia maksimal genap 24
tahun.
4. Anggota sebagaimana tersebut dalam ayat 3 di atas yang karena
terpilih menjadi pimpinan bisa melanjutkan keanggotaannya sampai
masa jabatannya selesai.
Pasal 11
Kader
Kader IPM adalah anggota yang telah mengikuti perkaderan serta mampu
dan pernah menjadi penggerak inti ikatan.
74
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 12
Simpatisan
Simpatisan adalah mereka yang menyetujui maksud dan tujuan IPM tetapi
tidak memenuhi syarat sebagai anggota.
BAB VI
SUSUNAN, PEMBENTUKAN, PENETAPAN, PELEBURAN, DAN
PEMEKARAN, ORGANISASI
Pasal 13
Susunan Organisasi
1. Ranting adalah kesatuan anggota di sekolah atau madrasah atau
pondok pesantren atau desa/kelurahan atau panti asuhan.
2. Cabang adalah kesatuan ranting-ranting di tingkat kecamatan. cabang
membawahi ranting.
3. Daerah adalah kesatuan cabang dan atau ranting di tingkat
kabupaten/kota. Daerah membawahi cabang dan atau ranting.
4. Wilayah adalah kesatuan daerah di tingkat provinsi. Wilayah
membawahi daerah, cabang dan ranting.
5. Pusat adalah kesatuan kesatuan anggota di tingkat nasional yang
membawahi wilayah, daerah, cabang dan ranting.
Pasal 14
Penetapan Organisasi
1. Penetapan Wilayah dan Daerah dengan ketentuan luas lingkungannya
ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.
2. Penetapan Cabang dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan
oleh Pimpinan Wilayah.
3. Penetapan Ranting dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan
oleh Pimpinan Daerah.
75
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 15
Pembentukan, Peleburan, dan Pemekaran
Pembentukan, peleburan, dan pemekaran organisasi diatur oleh pimpinan
di atasnya.
BAB VII
PIMPINAN
Pasal 16
Pimpinan Pusat
1. Pimpinan Pusat adalah pimpinan tertinggi yang memimpin IPM secara
nasional.
2. Pimpinan Pusat dipilih dan ditetapkan dalam Muktamar dengan surat
keputusan Pimpinan Pusat IPM.
3. Perubahan dan penambahan personil (reshuffle) Pimpinan Pusat
menjadi wewenang Pimpinan Pusat dilaksanakan dalam pleno pimpinan
yang menjamin adanya peningkatan efisiensi dan penyegaran jalannya
kepemimpinan dan ditetapkan dengan surat keputusan serta
diumumkan ke pimpinan wilayah.
Pasal 17
Pimpinan Wilayah
1. Pimpinan Wilayah adalah pimpinan dalam wilayah dan melaksanakan
kepemimpinan di wilayahnya.
2. Pimpinan Wilayah dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Wilayah
dengan surat keputusan Pimpinan Pusat.
3. Pimpinan Wilayah adalah wakil Pimpinan Pusat di wilayahnya.
4. Perubahan dan penambahan personal (reshuffle) Pimpinan Wilayah
menjadi wewenang Pimpinan Wilayah dilaksanakan dalam pleno
pimpinan yang menjamin adanya peningkatan efisiensi dan penyegaran
jalannya kepemimpinan dan ditetapkan dengan surat keputusan
Pimpinan Pusat serta diumumkan ke pimpinan daerah.
76
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 18
Pimpinan Daerah
1. Pimpinan Daerah adalah pimpinan dalam daerah dan melaksanakan
kepemimpinan di daerahnya.
2. Pimpinan Daerah dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Daerah
dengan surat keputusan Pimpinan Wilayah.
3. Pimpinan Daerah karena jabatannya adalah menjadi wakil Pimpinan
Wilayah di daerahnya.
4. Perubahan dan penambahan personal (Reshuffle) Pimpinan Daerah
menjadi wewenang Pimpinan Daerah dilaksanakan dalam pleno
pimpinan yang menjamin adanya peningkatan efisiensi dan penyegaran
jalannya kepemimpinan dan ditetapkan dengan surat keputusan
Pimpinan Wilayah serta diumumkan ke pimpinan cabang dan atau
ranting.
Pasal 19
Pimpinan Cabang
1. Pimpinan Cabang adalah pimpinan dalam cabang dan melaksanakan
kepemimpinan di Cabangnya.
2. Pimpinan Cabang dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Cabang
dengan surat keputusan Pimpinan Daerah.
3. Pimpinan Cabang karena jabatannya adalah menjadi wakil Pimpinan
Daerah di cabangnya.
4. Perubahan dan penambahan personal (Reshuffle) Pimpinan Cabang
menjadi wewenang Pimpinan Cabang dilaksanakan dalam pleno
pimpinan yang menjamin adanya peningkatan efisiensi dan penyegaran
jalannya kepemimpinan dan ditetapkan dengan surat keputusan
Pimpinan Daerah serta diumumkan ke pimpinan ranting.
Pasal 20
Pimpinan Ranting
1. Pimpinan Ranting adalah pimpinan dalam ranting dan melaksanakan
kepemimpinan di rantingnya.
77
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 21
Pemilihan Pimpinan
1. Pemilihan Pimpinan dilakukan pada musyawarah tertinggi masing-
masing tingkatan struktur dengan sistem pemilihan formatur.
2. Syarat anggota pimpinan dan cara pemilihan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 22
Pergantian Pimpinan
1. Pergantian pimpinan yang dimaksud adalah pergantian pimpinan dalam
periode tertentu
2. Pimpinan IPM yang telah habis masa jabatannya, tidak lagi
menjalankan tugas dan fungsinya
3. Pergantian pimpinan harus menjamin adanya peningkatan kualitas
kepemimpinan
4. Pergantian pimpinan dinyatakan sah jika sudah terjadi serah terima
jabatan yang dilakukan pada saat pergantian ketua umum yang baru.
5. Serah terima jabatan dilakukan pada saat pergantian Ketua Umum
yang baru.
78
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 23
Masa Jabatan Pimpinan
1. Masa jabatan Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah,
dan Pimpinan Cabang selama 2 tahun, sedangkan Pimpinan Ranting
selama 1 tahun.
2. Masa jabatan terhitung mulai dari terpilihnya Ketua Umum yang
dilakukan pada saat permusyawaratan tertinggi di masing-masing
tingkatan struktur.
3. Jabatan Ketua Umum di setiap tingkatan struktur dijabat maksimal satu
kali masa jabatan.
4. Jabatan anggota pimpinan di setiap tingkatan struktur maksimal selama
dua kali periode secara berturut-turut.
Pasal 24
Perangkapan Jabatan
1. Rangkap jabatan di setiap tingkatan struktur IPM adalah dilarang.
2. Rangkap jabatan dalam Organisasi Otonom Muhammadiyah, hanya
dapat dibenarkan setelah mendapat izin dari pimpinan yang
bersangkutan.
3. Rangkap jabatan dengan organisasi politik dan/atau organisasi massa
yang berafiliasi dengan organisasi politik adalah dilarang.
4. Rangkap jabatan dengan organisasi kepelajaran dan kepemudaan
lainnya adalah dilarang.
Pasal 25
Perubahan Pimpinan
1. Perubahan pimpinan yang dimaksud adalah perubahan komposisi
pimpinan baik berupa penambahan, pengurangan, dan perubahan
tugas bidang.
2. Perubahan pimpinan harus menjamin adanya peningkatan kualitas
kepemimpinan
79
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
BAB VIII
LEMBAGA IPM
Pasal 26
Lembaga IPM
1. Pimpinan IPM dapat membentuk lembaga IPM.
2. Lembaga IPM adalah badan pembantu pimpinan yang melaksanakan
hal-hal yang tidak dapat ditangani langsung oleh pimpinan dalam hal
pelaksanaan dan pengembangan operasional program.
3. Pimpinan IPM mempunyai wewenang membuat pedoman untuk
mengatur lembaga IPM.
BAB IX
PERMUSYAWARATAN
Pasal 27
Muktamar
1. Muktamar adalah permusyawaratan tertinggi dalam ikatan yang
diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Pusat.
2. Muktamar diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun sekali.
Pasal 28
Muktamar Luar Biasa
(MLB)
1. Muktamar Luar Biasa adalah Muktamar yang diselenggarakan apabila
keberadaan ikatan dalam bahaya dan atau terancam dibubarkan, yang
Tanwir tidak berwenang untuk memutuskan dan tidak dapat
ditangguhkan sampai Muktamar berikutnya.
2. Muktamar Luar Biasa diadakan oleh Pimpinan Pusat atas Keputusan
Tanwir.
80
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 29
Tanwir
1. Tanwir adalah permusyaratan tertinggi ikatan setelah Muktamar yang
diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Pusat.
2. Tanwir diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode.
Pasal 30
Musyawarah Wilayah
(Musywil)
1. Musyawarah Wilayah adalah permusyawaratan tertinggi di tingkat
wilayah yang diselenggarakan oleh dan atas tangung jawab Pimpinan
Wilayah.
2. Musyawarah Wilayah diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun sekali.
Pasal 31
Konferensi Pimpinan Wilayah
(Konpiwil)
1. Konferensi Pimpinan Wilayah adalah permusyawaratan tertinggi tingkat
wilayah setelah Musyawarah Wilayah yang diselenggarakan oleh dan
atas tanggungjawab Pimpinan Wilayah.
2. Konferensi Pimpinan Wilayah diselenggarakan sekurang-kurangnya
sekali dalam satu priode.
Pasal 32
Musyawarah Daerah
(Musyda)
1. Musyawarah Daerah adalah permusyaratan tertinggi di tingkat daerah
yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Daerah.
2. Musyawarah daerah diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun sekali.
81
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 33
Konferensi Pimpinan Daerah
(Konpida)
1. Konferensi Pimpinan Daerah adalah permusyawaratan tertinggi di
tingkat daerah setelah Musyda, yang diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Pimpinan Daerah.
2. Konferensi Pimpinan Daerah diselenggarakan sekurang-kurangnya
sekali dalam satu periode.
Pasal 34
Musyawarah Cabang
(Musycab)
1. Musyawarah Cabang adalah permusyawaratan tertinggi di tingkat
Cabang yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan
Cabang.
2. Musyawarah Cabang diselenggarkan setiap 2 (dua) tahun sekali.
Pasal 35
Konferensi Pimpinan Cabang
(Konpicab)
1. Konferensi Pimpinan Cabang adalah permusyawaratan tertinggi di
tingkat cabang setelah Musycab, yang diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Pimpinan Cabang.
2. Konferensi Pimpinan Cabang diselenggarakan sekurang-kurangnya
sekali dalam satu periode.
Pasal 36
Musyawarah Ranting
(Musyran)
1. Musyawarah Ranting adalah permusyawaratan tertinggi di tingkat
ranting yang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab Pimpinan
Ranting.
2. Musyawarah Ranting di selenggarakan setiap 1 (satu) tahun sekali.
82
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 37
Keabsahan dan Keputusan Permusyawaratan
1. Permusyawaratan dapat berlangsung tanpa memandang jumlah yang
hadir, asal yang bersangkutan telah diundang secara sah.
2. Keputusan permusyawaratan diusahakan diambil berdasarkan
musyawarah mufakat dan apabila tidak tercapai diambil dengan
pemungutan suara maka putusan dengan suara terbanyak.
3. Keputusan Muktamar berlaku setelah diberitahukan kepada Pimpinan
Pusat Muhammadiyah dan ditanfidzkan oleh Pimpinan Pusat IPM.
4. Keputusan Musywil, Musyda, dan Musycab berlaku setelah
diberitahukan kepada Pimpinan Muhammadiyah setingkat dan disahkan
oleh pimpinan di atasnya.
5. Keputusan Musyran berlaku setelah diberitahukan kepada pimpinan
sekolah atau Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat dan disahkan
oleh pimpinan di atasnya.
6. Keputusan Tanwir, Konpiwil, Konpida dan Konpicab berlaku setelah
ditanfidzkan oleh Pimpinan yang bersangkutan dan diberitahukan
kepada Pimpinan Muhammadiyah setingkat.
Pasal 38
Tanfidz
1. Tanfidz adalah pernyataan berlakunya keputusan setiap
permusyawratan (Muktamar, tanwir, Musywil, Konpiwil, Musyda,
Konpida, Musycab, Konpicab, dan Musyran) dan rapat pleno yang ada
di IPM.
2. Keputusan Muktamar dan Tanwir berlaku sejak ditanfidzkan oleh PP
IPM dan diberitahukan kepada untuk mendapatkan pengesahan dari
Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
3. Keputusan Musywil, Konpiwil, Musyda, Konpida, Musycab, Konpicab,
dan Musyran, serta rapat berlaku setelah ditanfidzkan oleh pimpinan
masing-masing tingkatan struktur setelah mendapat pengesahan dari
pimpinan di atasnya dan diberitahukan kepada pimpinan
Muhammadiyah di masing-masing tingkatan struktur.
83
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
BAB X
RAPAT
Pasal 39
Rapat dibedakan menjadi dua jenis : Rapat Pimpinan dan Rapat Kerja.
BAB XI
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 40
Pengertian
Keuangan dan Kekayaan IPM adalah semua harta benda yang diperoleh
dari sumber yang sah dan halal serta digunakan untuk kepentingan
pelaksanaan organisasi.
Pasal 41
Sumber
Keuangan IPM diperoleh dari:
1. Iuran Anggota
2. Uang Pangkal
3. Pimpinan Muhammadiyah setingkat.
4. Sumber lain yang halal dan tidak mengikat.
Pasal 42
Pengelolaan dan Pengawasan
Ketentuan mengenai pengelolaan dan pengawasan keuangan dan
kekayaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
84
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
BAB XII
LAPORAN
Pasal 43
Laporan
Pimpinan IPM semua tingkatan struktur wajib membuat laporan
perkembangan organisasi, laporan pertanggungjawaban, laporan kebijakan
dan keuangan disampaikan kepada permusyawaratan masing-masing
tingkatan struktur.
BAB XIII
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 44
Anggaran Rumah Tangga
1. Anggaran Rumah Tangga menjelaskan Anggaran Dasar dan mengatur
segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini.
2. Anggaran Rumah Tangga disahkan oleh Muktamar.
BAB XIV
PEMBUBARAN
Pasal 45
Pembubaran
1. Pembubaran dan atau perubahan konstitusi IPM menjadi wewenang
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muktamar IPM, dan Muktamar Luar
Biasa IPM.
2. Pembubaran IPM ditetapkan oleh Tanwir atau Muktamar
Muhammadiyah atas usulan PP Muhammadiyah.
3. Sesudah IPM dibubarkan, maka segala hak miliknya menjadi hak milik
Muhammadiyah.
85
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
BAB XV
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 47
Perubahan Anggaran Dasar
Anggaran dasar Ikatan Pelajar Muhammadiyah merupakan keputusan
mutlak dan tidak dapat diganggu gugat kecuali
1. Anggaran dasar tidak sesuai dengan kondisi IPM.
2. Anggaran dasar dapat diubah berdasarkan kajian dari Pimpinan
Wilayah dengan menyerahkan bukti kajian.
3. Perubahan anggaran dasar dapat diusulkan pada tanwir dan
disahkan di muktamar.
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 48
Penutup
1. Anggaran Dasar ini disusun sebagai penyempurnaan dan pengganti
Anggaran Dasar sebelumnya, disahkan pada Muktamar IPM XX di
Samarinda, Kalimantan Timur.
2. Setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan, maka Anggaran Dasar
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
86
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 1
Keberadaan Organisasi
Ikatan Pelajar Muhammadiyah berdiri pada tanggal 5 Shafar 1381 Hijriyah,
bertepatan dengan tanggal 18 Juli 1961 dalam Konferensi Pemuda
Muhammadiyah di Surakarta. Ikatan Pelajar Muhammadiyah pernah
mengalami perubahan menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat IRM No.
VI/PP.IRM/1992 tertanggal 24 Rabi’ul Akhir 1413 Hijriyah, bertepatan
tanggal 22 Oktober 1992 dan disahkan oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah melalui SK No.53/SK/IV.13/1.b/1992 tertanggal 22 Jumadil
‘Ula 1413 Hijriyah bertepatan pada tanggal 18 November 1992. Pada
tanggal 28 Syawal 1429 Hijriyah bertepatan pada tanggal 28 Oktober 2008
pada Muktamar IRM di Surakarta kembali lagi menjadi Ikatan Pelajar
Muhammadiyah (IPM).
Pasal 2
Kedudukan Pimpinan Pusat
Pimpinan Pusat IPM berkedudukan di Yogyakarta. Sedangkan
penyelenggaraan aktivitasnya berada di dua kantor yaitu di Yogyakarta dan
Jakarta.
Pasal 3
Lambang
1. Lambang Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagaimana tersebut dalam
Anggaran Dasar adalah sebagai berikut :
87
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 4
Bendera
1. Bendera Ikatan Pelajar Muhammadiyah berbentuk persegi panjang
berukuran panjang berbanding lebarnya dua berbanding tiga berwarna
kuning, di bagian tengah bergambar lambang Ikatan Pelajar
88
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 5
Pengajuan Kartu Tanda Anggota
1. Pengajuan kartu tanda anggota diajukan secara tertulis disampaikan
kepada Pimpinan Ranting atau Cabang atau Daerah.
2. Pimpinan Daerah selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sekali
melaporkan tentang keanggotaan di daerah kepada Pimpinan Wilayah
dan Pimpinan Pusat.
3. Bagi mereka yang telah memenuhi persyaratan menjadi anggota,
berhak mendapatkan kartu anggota.
4. Ketentuan pelaksanaan dan pembuatan KTA diatur oleh Pimpinan
Pusat.
Pasal 6
Kewajiban dan Hak Anggota
1. Setiap anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah wajib untuk :
a. Taat kepada AD/ART, keputusan organisasi dan IPM.
b. Setia pada nilai-nilai perjuangan IPM.
89
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 7
Kewajiban dan Hak Kader
1. Kewajiban Kader :
a. Taat kepada AD/ART IPM dan menjalankan keputusan dan
peraturan IPM.
b. Setia pada nilai-nilai perjuangan IPM.
c. Menegakkan dan menjunjung nama baik IPM dan
Muhammadiyah.
d. Menjadi teladan yang utama sebagai pelajar muslim.
e. Turut mendukung dan melaksanakan kebijakan dan amal
perjuangan IPM.
f. Menjadi penggerak dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
kebijakan dan amal perjuangan IPM.
2. Hak Kader :
a. Menyatakan pendapat di dalam dan di luar permusyawaratan.
b. Memilih dan dipilih di dalam permusyawaratan pada tingkatan
struktur kepemimpinannya.
90
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 8
Pemberhentian Anggota
1. Anggota berhenti karena :
a. Meninggal dunia
b. Keluar dari Islam
c. Meminta berhenti atas kehendak sendiri
d. Diberhentikan
e. Habis masa kenggotaannya
2. Anggota diberhentikan oleh Pimpinan karena :
a. Melakukan tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
dasar perjuangan IPM
b. Melakukan tindakan yang merugikan dan merusak nama baik
organisasi
c. Melakukan tindak pidana dan terbukti kesalahannya di depan
pengadilan
3. Anggota yang diberhentikan berhak mengajukan keberatan kepada
tingkatan struktur yang memberhentikan. Apabila tingkatan struktur
yang bersangkutan menolak maka anggota yang diberhentikan berhak
melakukan banding kepada tingkatan struktur di atasnya.
Pasal 9
Ranting
1. Ranting adalah kesatuan anggota di sekolah, madrasah, pondok
pesantren, masjid/mushalla, panti asuhan, desa/kelurahan atau
komunitas yang berfungsi melakukan pembinaan dan pemberdayaan
angoota.
2. Ranting sekurang-kurangnya mempunyai :
a. Pimpinan ranting terdiri atas sekurang-kurangnya 10 orang.
b. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangya 1 kali dalam
sebulan.
c. Memiliki kegiatan atau program pemberdayaan dan pembinaan
pelajar.
91
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 10
Cabang
1. Cabang didirikan atas rekomendasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah
dan atau Musyawarah Cabang IPM kemudian disahkan oleh Pimpinan
Wilayah IPM dengan Surat Keputusan.
2. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 di atas
ditembuskan kepada PD, dan PP IPM serta Pimpinan Cabang
Muhammadiyah setempat.
3. Cabang sekurang-kurangnya mempunyai :
a. 2 (dua) Pimpinan Ranting
b. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya sekalidalam
sebulan
c. Pengajian umum secara rutin tingkat cabang sekurang-kurangnya
sekali dalam sebulan
d. Memiliki program kerja dan kegiatan
e. Pelatihan kader pimpinan tingkat cabang
4. Cabang membawahi Ranting-ranting.
92
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 11
Daerah
1. Daerah didirikan atas rekomendasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah
dan atau Musywarah Daerah IPM kemudian disahkan oleh Pimpinan
Pusat IPM dengan Surat Keputusan.
2. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 2 di atas
ditembuskan kepada PW IPM, Pimpinan Daerah Muhammadiyah
(PDM), dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) setempat.
3. Daerah sekurang-kurangnya mempunyai :
a. 2 (Dua) Pimpinan Cabang
b. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya dua kali
dalam sebulan
c. Pengajian umum secara rutin tingkat daerah sekurang-kurangnya
sekali dalam sebulan
d. Memiliki program kerja dan kegiatan
e. Pelatihan kader Pimpinan tingkat Daerah
4. Daerah membawahi Cabang dan Ranting.
Pasal 12
Wilayah
1. Wilayah didirikan atas rekomendasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah
dan atau Musywarah Wilayah IPM kemudian disahkan oleh Pimpinan
Pusat IPM dengan Surat Keputusan.
2. Surat Keputusan sebagaimana dimaksud yang dimaksud dalam ayat 1
diterbitkan oleh PP IPM, dan ditembuskan kepada Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah (PWM) setempat, dan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah.
3. Wilayah sekurang-kurangnya mempunyai :
a. 3 (tiga) Pimpinan Daerah
b. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya dua kali
dalam sebulan
c. Memiliki program kerja dan kegiatan
d. Pelatihan kader pimpinan tingkat wilayah
4. Wilayah membawahi Daerah, Cabang, dan Ranting.
93
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 13
Pusat
1. Pusat ditetapkan berdasarkan Keputusan Muktamar.
2. Pusat membawahi Wilayah, Daerah, Cabang, dan Ranting.
Pasal 14
Kepemimpinan
1. Kepemimpinan IPM menggunakan prinsip kolektif-kolegial.
Maksudnya dalam melaksanakan dan memutuskan segala sesuatu
dilakukan dengan bersama-sama dengan penuh pertimbangan dan
kebijaksanaan.
2. Kepemimpinan IPM bersifat kritis-apresiatif. Maksudnya senantiasa
memperhatikan pendapat anggota, menghargai eksistensi anggota dan
menerima kritik dan masukan dari anggotanya.
Pasal 15
Susunan Pimpinan
Susunan Pimpinan terdiri atas :
1. Pimpinan Pusat
2. Pimpinan Wilayah
3. Pimpinan Daerah
4. Pimpinan Cabang
5. Pimpinan Ranting
Pasal 16
Pimpinan Pusat
1. Pimpinan Pusat menentukan kebijakan IPM berdasarkan keputusan
Muktamar dan Tanwir serta pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
2. Pimpinan Pusat mentanfidzkan permusyawaratan tingkat pusat,
memimpin dan mengawasi pelaksanaan kebijakan IPM.
3. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, Pimpinan Pusat
membuat pedoman kerja dan pembagian tugas serta wewenang antar
anggota Pimpinan Pusat.
94
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 17
Pimpinan Wilayah
1. Pimpinan Wilayah menentukan kebijakan IPM dalam wilayahnya
berdasarkan garis kebijakan pimpinan di atasnya dan keputusan
permusyawaratan wilayah.
2. Pimpinan Wilayah mentanfidzkan keputusan-keputusan
permusyawaratan wilayah, memimpin dan mengawasi pelaksanaan
kebijakannya.
3. Pimpinan Wilayah memimpin dan mengawasi pelaksanaan kebijakan
atau intruksi Pimpinan Pusat di wilayahnya.
4. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, Pimpinan Wilayah
membuat pedoman kerja dan pembagian tugas serta wewenang antar
personil Pimpinan Wilayah atas dasar pedoman kerja yang dibuat oleh
PP IPM.
5. Pimpinan Wilayah membimbing dan meningkatkan kegiatan daerah
dalam wilayahnya.
6. Dalam melaksanakan kebijakan ekstern yang menyangkut masalah
penting, Pimpinan Wilayah berkewajiban berkonsultasi dengan
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.
7. Pimpinan Wilayah dapat membentuk Perwakilan Pimpinan Wilayah
sesuai dengan keputusan Musyawarah Wilayah.
8. Personal Pimpinan Wilayah berdomisili di tempat kedudukan Pimpinan
Wilayah, dan apabila tidak demikian maka harus mendapatkan
persetujuan dalam rapat pleno pimpinan tingkat Wilayah.
95
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 18
Pimpinan Daerah
1. Pimpinan Daerah menentukan kebijakan IPM dalam daerahnya
berdasarkan garis kebijakan pimpinan di atasnya dan keputusan
permusyawaratan daerah.
2. Pimpinan Daerah mentanfidzkan keputusan-keputusan
permusyawaratan daerah, memimpin dan mengawasi pelaksanaan
kebijakannya.
3. Pimpinan Daerah memimpin dan mengawasi pelaksanaan kebijakan
atau instruksi Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah.
4. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, Pimpinan Daerah
membuat pedoman kerja dan pembagian tugas serta wewenang antar
personal Pimpinan Daerah atas dasar pedoman kerja yang dibuat oleh
PP IPM.
5. Pimpinan Daerah membimbing dan meningkatkan amal usaha atau
kegiatan cabang dan atau ranting dalam daerahnya.
6. Dalam melaksanakan kebijakan ekstern yang menyangkut masalah
penting, Pimpinan Daerah berkewajiban berkonsultasi dengan
Pimpinan Daerah Muhammadiyah.
7. Personal Pimpinan Daerah berdomisili di tempat kedudukan Pimpinan
Daerah, dan apabila tidak demikian maka harus mendapatkan
persetujuan dalam rapat pleno pimpinan tingkat Daerah.
Pasal 19
Pimpinan Cabang
1. Pimpinan Cabang menentukan kebijakan IPM dalam cabangnya
berdasarkan garis kebijakan pimpinan di atasnya dan keputusan
permusyawaratan cabang.
2. Pimpinan Cabang mentanfidzkan keputusan-keputusan
permusyawaratan daerah, memimpin dan mengawasi pelaksanaan
kebijakannya.
3. Pimpinan Cabang memimpin dan mengawasi pelaksanaan kebijakan
atau intruksi Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah.
96
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 20
Pimpinan Ranting
1. Pimpinan Ranting menentukan kebijakan IPM dalam rantingnya
berdasarkan garis kebijakan pimpinan di atasnya dan keputusan
permusyawaratan ranting.
2. Pimpinan Ranting mentanfidzkan keputusan-keputusan
permusyawaratan ranting, memimpin dan mengawasi pelaksanaan
kebijakannya.
3. Pimpinan Ranting memimpin dan mengawasi pelaksanaan kebijakan
atau intruksi Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, dan
Pimpinan Cabang.
4. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, Pimpinan Ranting
membuat pedoman kerja dan pembagian tugas serta wewenang antar
personal Pimpinan Ranting atas dasar pedoman kerja yang dibuat oleh
PP IPM.
5. Pimpinan Ranting membimbing anggota dalam beragama,
meningkatkan kesadaran berorganisasi dan menyalurkan aktivitas
dalam amal usaha IPM sebagai bakat, minat, dan kemampuannya.
6. Dalam melaksanakan kebijakan ekstern yang menyangkut masalah
penting, Pimpinan Ranting berkewajiban berkonsultasi dengan Kepala
Sekolah, Pimpinan Ranting Muhammadiyah atau pembina IPM.
97
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 21
Pemilihan Pimpinan
1. Pemilihan Pimpinan dilakukan dengan memilih formatur.
2. Pedoman tata tertib pemilihan Pimpinan dibuat oleh Pimpinan
setingkatnya, sesuai dengan hasil keputusan musyawarah.
3. Untuk pemilihan pimpinan dibentuk panitia pemilihan :
a. Untuk Pimpinan Pusat ditetapkan oleh Tanwir.
b. Untuk Pimpinan Wilayah, Daerah dan Cabang ditetapkan oleh
musyawarah masing-masing atas usul Pimpinan IPM yang
bersangkutan.
c. Untuk Pimpinan Ranting ditetapkan dalam rapat pleno Pimpinan.
4. Syarat untuk dapat dicalonkan sebagai anggota Pimpinan IPM :
a. Telah menjadi kader IPM dan mengamalkan ajaran Islam sesuai
Al-Qur’an dan As-Sunnah Al-Maqbulah.
b. Setia pada maksud dan tujuan serta perjuangan IPM.
c. Taat pada garis perjuangan IPM.
d. Cakap dan amanah menjalankan tugasnya.
e. Tidak merangkap keanggotaan/jabatan, sebagaimana diatur
dalam AD.
f. Memenuhi syarat-syarat administrasi.
Pasal 22
Pergantian Pimpinan
1. Pergantian pimpinan hanya dilaksanakan pada permusyawaratan
tertinggi tiap tingkatan struktur.
98
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 23
Batas Umur Pimpinan
Batas maksimal umur :
1. Pimpinan Pusat IPM adalah 24 tahun tepat pada saat Muktamar.
2. Pimpinan Wilayah IPM adalah 24 tahun tepat pada saat Musywil.
3. Pimpinan Daerah IPM adalah 22 tahun tepat pada saat Musyda.
4. Pimpinan Cabang IPM adalah 20 tahun tepat pada saat Musycab.
5. Pimpinan Ranting IPM adalah 18 tahun tepat pada saat Musyran.
Pasal 24
Perubahan Pimpinan (reshufle)
1. Perubahan pimpinan dapat dilakukan dalam setiap Rapat Pleno IPM
dengan persyaratan 2/3 pimpinan hadir.
2. Perubahan pimpinan disahkan melalui surat keputusan pimpinan di
atasnya atau surat keputusan Pimpinan Pusat.
3. Perubahan pimpinan harus disosialisasikan kepada pimpinan
dibawahnya paling lambat 3 bulan setelah di SK-kan.
Pasal 25
Pemberhentian Personal Pimpinan
1. Personal pimpinan dinyatakan berhenti, dengan alasan :
a. Meminta berhenti atas kehendak sendiri
b. Diberhentikan
2. Personal pimpinan diberhentikan oleh pimpinan bersangkutan.
3. Personal pimpinan dapat diberhentikan karena :
a. Melakukan tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
dasar perjuangan IPM
99
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 26
Pedoman Kerja
Untuk ketertiban jalannya pimpinan, maka Pimpinan Pusat IPM membuat
pedoman umum kerja.
Pasal 27
Bidang-Bidang
1. Bidang adalah unsur pimpinan yang menjalankan tugas pokok dan
program-program organisasi.
2. Bidang wajib di IPM adalah bidang Perkaderan, Bidang KDI dan
Bidang PIP.
3. Selain Bidang wajib dibentuk oleh masing masing tingkat
pimpinan, berdasarkan hasil permusyawaratan tertinggi di masing
masing tingkatan pimpinan.
Pasal 28
Lembaga
1. Pimpinan IPM dapat membentuk lembaga IPM.
2. Lembaga IPM adalah badan pembantu pimpinan yang melaksanakan
hal-hal yang tidak dapat ditangani langsung oleh pimpinan dalam hal
pelaksanaan dan pengembangan operasional program.
3. Batas wewenang dan kedudukan lembaga IPM seperti yang dimaksud
ayat 1 di atas ditentukan dalam surat keputusan pimpinan yang
bersangkutan.
100
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 29
Susunan Jabatan
1. Susunan jabatan Pimpinan IPM disusun oleh Ketua Umum dan
formatur IPM yang terpilih dalam tiap permusyawaratan IPM.
2. Susunan jabatan pimpinan IPM terdiri atas Ketua Umum, Ketua Bidang,
Sekretaris Umum, Sekretaris Bidang, Bendahara Umum, dan Anggota
Bidang.
Pasal 30
Muktamar
1. Muktamar diselenggarakan atas undangan Pimpinan Pusat.
2. Undangan, acara dan materi muktamar minimal telah sampai kepada
yang bersangkutan 2 (dua) bulan sebelumnya.
3. Muktamar dinyatakan sah apabila dihadiri muktamirin dengan tidak
memandang jumlah yang hadir, asalkan undangan secara sah sudah
sampai disampaikan kepada yang bersangkutan.
4. Muktamirin terdiri atas :
a. Peserta:
1) Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum dan
Bendahara Umum Pimpinan Pusat IPM
101
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
102
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 31
Muktamar Luar Biasa
(MLB)
1. Muktamar Luar Biasa diselenggarakan atas undangan Pimpinan Pusat
berdasarkan desakan 50% + 1 dari jumlah Pimpinan Wilayah.
2. Muktamar Luar Biasa dinyatakan sah apabila dihadiri Muktamirin
dengan tidak memandang jumlah yang hadir asalkan undangan sudah
secara sah telah disampaikan kepada yang bersangkutan.
3. Muktamirin terdiri atas :
a. Peserta :
1) Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum, dan
Bendahara Umum Pimpinan Pusat
2) Ketua Umum Pimpinan Wilayah atau yang mewakilinya dan 2
orang utusan Pimpinan Wilayah
3) Ketua Umum Pimpinan Daerah atau yang mewakilinya dan 2
orang utusan Pimpinan Daerah
b. Peninjau :
1) Personil Pimpinan Pusat yang tidak menjadi peserta
Muktamar Luar Biasa
2) Mereka yang diundang oleh Pimpinan Pusat
4. Muktamirin berhak atas satu suara.
5. Isi dan susunan acara Muktamar Luar biasa disesuaikan dengan
alasan penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa.
6. Keputusan Muktamar Luar Biasa mulai berlaku setelah ditanfidzkan
oleh Pimpinan Pusat sampai diubah atau dicabut oleh Muktamar
berikutnya.
7. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah Muktamar Luar Biasa,
Pimpinan Pusat harus menyampaikan hasil keputusan Muktamar Luar
Biasa kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai pemberitahuan.
Pasal 32
Tanwir
1. Tanwir diselenggarakan atas undangan Pimpinan Pusat.
103
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
104
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 33
Musyawarah Wilayah
(Musywil)
1. Musyawarah wilayah diselenggarakan atas undangan Pimpinan
Wilayah.
2. Musywil diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 bulan setelah
Muktamar.
3. Undangan, acara dan materi musyawarah wilayah minimal sampai
kepada yang bersangkutan sebulan sebelumnya.
4. Musyawarah wilayah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh musyawirin
dengan tidak memandang jumlah yang hadir, asalkan undangan secara
sah sudah disampaikan kepada yang bersangkutan.
5. Musyawirin terdiri atas :
a. Peserta:
1) Ketua Umum Pimpinan Wilayah, Ketua Bidang, Sekretaris
Umum, dan Bendahara Umum Pimpinan Wilayah.
2) Ketua Umum Pimpinan Daerah atau yang mewakili dan 6
orang utusan Pimpinan Daerah
3) Ketua Umum Pimpinan Cabang atau yang mewakili dan 2
orang utusan
b. Peninjau :
1) Pimpinan Wilayah yang tidak menjadi peserta musyawarah
wilayah
2) Mereka yang diundang oleh Pimpinan Wilayah
6. Setiap peserta musyawarah wilayah berhak atas satu suara.
7. Isi dan susunan acara Musyawarah Wilayah ditetapkan oleh Pimpinan
Wilayah dengan berdasarkan Konferensi Pimpinan Wilayah
(Konpiwil) sebelumnya.
8. Acara pokok dalam Musyawarah Wilayah :
a. Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan Wilayah :
1) Kebijakan Pimpinan Wilayah
105
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
106
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 34
Konferensi Pimpinan Wilayah
(Konpiwil)
1. Konferensi Pimpinan Wilayah (Konpiwil) diselenggarakan atas
undangan Pimpinan Wilayah.
2. Undangan, acara dan materi Wilayah (Konpiwil) minimal sampai
kepada yang bersangkutan sebulan sebelumnya.
3. Konpiwil dinyatakan sah apabila dihadiri Musyawirin Konpiwil dengan
tidak memandang jumlah yang hadir, asalkan undangan secara sah
sudah disampaikan kepada yang bersangkutan.
4. Musyawirin Konpiwil terdiri atas :
a. Peserta:
1) Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum dan
Bendahara Umum Pimpinan Wilayah
2) Ketua Umum Pimpinan Daerah atau yang mewakilinya dan 2
orang utusan Pimpinan Daerah
b. Peninjau :
1) Pimpinan Wilayah yang tidak menjadi peserta Konpiwil.
2) Mereka yang diundang oleh Pimpinan Wilayah
5. Setiap peserta konpiwil berhak atas satu suara.
6. Isi dan susunan acara konpiwil ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah.
7. Acara pokok dalam Konpiwil :
a. Laporan Kebijakan Pimpinan Wilayah
b. Masalah urgen yang tidak dapat ditangguhkan sampai
Musyawarah Wilayah
c. Masalah yang oleh Musywil diserahkan kepada Konpiwil
d. Evaluasi gerak organisasi dan pelaksanaan program
e. Mempersiapkan acara-acara Musywil berikutnya
8. Sebelum Musywil dapat diselenggarakan Konpiwil dengan agenda
khusus Persiapan Musywil dan masalah urgen.
9. Ketentuan tata tertib konpiwil ditentukan oleh Pimpinan Wilayah dan
dibacakan dalam sidang pleno Konpiwil.
10. Keputusan Konpiwil mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Pimpinan
Wilayah.
107
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 35
Musywarah Daerah
(Musyda)
1. Musyawarah Daerah diselenggarakan atas undangan Pimpinan
Daerah.
2. Musyda diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 bulan setelah akhir
periode kepemimpinan PW IPM dan dikeluarkannya keputusan Induk
Musywil.
3. Undangan, acara, dan materi Musyawarah Daerah minimal sampai
kepada yang bersangkutan sebulan sebelumnya.
4. Musyawarah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh Musyawirin dengan
tidak memandang jumlah yang hadir, asalkan undangan secara sah
sudah disampaikan kepada yang bersangkutan.
5. Musyawirin terdiri atas :
a. Peserta :
1) Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum dan
Bendahara Umum Pimpinan Daerah.
2) Ketua Umum Pimpinan Cabang atau yang mewakilinya dan 6
orang utusan.
108
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
109
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 36
Konferensi Pimpinan Daerah
(Konpida)
1. Konferensi Pimpinan Daerah (Konpida) diselenggarakan atas
undangan Pimpinan Daerah.
2. Undangan, acara dan materi Konpida minimal sampai kepada yang
bersangkutan sebulan sebelumnya.
3. Konpida dinyatakan sah apabila dihadiri oleh Musyawirin Konpida
dengan tidak memandang jumlah yang hadir, asalkan undangan secara
sah sudah disampaikan kepada yang bersangkutan.
4. Musyawirin Konpida terdiri atas :
a. Peserta:
1) Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum dan
Bendahara Umum Pimpinan Daerah
2) Ketua Umum Pimpinan Cabang atau yang mewakilinya dan 2
orang utusan Pimpinan Cabang (Jika dalam Pimpinan Daerah
ada yang tidak mewakili cabang, maka yang diundang adalah
Pimpinan Ranting)
b. Peninjau :
1) Pimpinan Daerah yang tidak menjadi peserta Konpida
2) Mereka yang diundang oleh Pimpinan Daerah
5. Setiap peserta Konpida berhak atas satu suara.
110
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 37
Musyawarah Cabang
(Musycab)
1. Musyawarah Cabang diselenggarakan atas undangan Pimpinan
Cabang.
2. Musycab diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 bulan setelah akhir
periode kepemimpinan PD IPM dan dikeluarkannya keputusan induk
Musyda.
3. Undangan, acara dan materi Musyawarah Cabang minimal sampai
kepada yang bersangkutan dua minggu sebelumnya.
111
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
112
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 38
Konferensi Pimpinan Cabang
(Konpicab)
1. Konferensi Pimpinan Cabang (Konpicab) diselenggarakan atas
undangan Pimipnan Cabang.
2. Undangan, acara dan materi Konpicab minimal sampai kepada yang
bersangkutan 2 minggu sebelumnya.
3. Konpicab dinyatakan sah apabila dihadiri oleh Musyawirin Konpicab
dengan tidak memandang jumlah yang hadir, asalkan undangan secara
sah sudah disampaikan kepada yang bersangkutan.
4. Musyawirin terdiri atas :
a. Peserta:
1) Ketua Umum Ketua Bidang, Sekretaris Umum dan
Bendahara Umum Pimpinan Cabang
113
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
114
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 39
Musyawarah Ranting
(Musyran)
1. Musyawarah Ranting diselenggarakan atas undangan Pimpinan
Ranting.
2. Undangan, acara dan materi Musyawarah Ranting minimal sampai
kepada yang bersangkutan seminggu sebelumnya.
3. Musyawarah Ranting dinyatakan sah apabila dihadiri oleh Musyawirin
dengan tidak memandang jumlah yang hadir, asalkan undangan secara
sah disampaikan kepada yang bersangkutan.
4. Musyawirin terdiri atas :
a. Peserta:
1) Personal Pimpinan Ranting
2) Seluruh anggota Ranting atau wakil-wakil anggota sesuai
kebijakan Pimpinan Ranting
b. Peninjau :
Mereka yang diundang oleh Pimpinan Ranting
5. Setiap peserta Musyawarah Ranting berhak atas satu suara.
6. Isi dan susunan acara Musyawarah Ranting ditetapkan oleh Pimpinan
Ranting.
7. Acara pokok dalam Musyawarah Ranting :
a. Laporan Pertanggung Jawaban Pimpinan Ranting
1) Program Kerja Pimpinan Ranting
2) Organisasi dan Administrasi
3) Pelaksanaan keputusan Musyawarah dan kebijakan pimpinan
di atasnya serta keputusan Musyawarah Ranting sebelumnya
4) Keuangan
b. Penyusunan Program Kerja IPM periode berikutnya
c. Pemilihan Pimpinan Ranting
d. Masalah IPM yang urgen di Rantingnya
e. Rekomendasi
8. Ketentuan tata tertib Musyawarah Ranting diatur oleh Pimpinan Ranting
dan disahkan dalam sidang pleno Musyawarah Ranting.
115
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 40
Keputusan Musyawarah
1. Keputusan Musyawarah diusahakan dengan mufakat.
2. Keputusan dilakukan dengan pemungutan suara dengan kondisi jikalau
dari musyawarah mufakat tidak menemukan keputusan, maka
keputusan diambil dengan suara terbanyak mutlak.
3. Pemungutan suara atas seseorang atau maslah yang penting dapat
dilakukan secara tertulis atau secara langsung.
4. Apabila dalam pemungutan suara terdapat suara yang sama banyak,
maka pemungutan suara dapat diulani dengan terlebih dahulu memberi
kesempatan kepada masing-masing pihak untuk menambah
penjelasan, apabila setelah tiga kali hasil pemungutannya masih tetap
sama, atau tidak memenuhi syarat untuk pengambilan keputusan,
maka persoalannya dibekukan atau diserahkan kepada Pimpinan di
atasnya atau Pimpinan Muhammadiyah setingkat atau Kepala Sekolah.
116
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 41
Keputusan Induk
1. Keputusan Induk adalah keputusan keseluruhan hasil sidang
permusyawaratan di masing–masing tingkatan.
2. Keputusan induk berisi :
a. Keputusan sidang pleno dan komisi
b. Keputusan sidang formatur
3. Keputusan induk berlaku sejak ditetapkan.
Pasal 42
Formatur
1. Formatur adalah 9 orang yang memeroleh suara terbanyak pada
permusyawaratan tertinggi di masing – masing tingkatan pimpinan.
2. Formatur bertugas :
a. Menentukan ketua umum dan sekretaris jendral / umum
b. Menyusun struktur pimpinan
3. Tugas formatur berakhir sampai dengan tersusunnya struktur pimpinan.
Pasal 43
Rapat Pimpinan
1. Rapat pimpinan adalah rapat yang diadakan untuk membicarakan
masalah kebijakan, program dan atau masalah-masalah yang
mendesak untuk segera diselesaikan dalam waktu cepat yang
diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab pimpinan
bersangkutan.
Rapat pimpinan terdiri atas :
a. Rapat Rutin
b. Rapat Pleno
2. Rapat rutin dilaksanakan minimal dua minggu sekali, sedangkan rapat
pleno dilaksanakan minimal 6 bulan sekali.
3. Fungsi Rapat Rutin :
a. Koordinasi gerakan dan program IPM secara mingguan
b. Hal-hal urgen
4. Fungsi Rapat Pleno :
117
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 44
Rapat Kerja
1. Rapat kerja adalah rapat yang diadakan untuk merumuskan
pelaksanaan keputusan musyawarah tertinggi di setiap struktur yang
menyangkut program dan kegiatan organisasi.
Rapat kerja terdiri atas :
a. Rapat Kerja Pimpinan
b. Rapat Kerja Nasional/Wilayah/Daerah/Cabang/Ranting
2. Ketentuan lain mengenai rapat kerja diatur dalam pedoman umum.
Pasal 45
Laporan
Setiap Pimpinan berkewajiban untuk membuat laporan tentang keadaan
IPM meliputi bidang organisasi, amal usaha, administrasi, inventarisasi
organisasi dan kegiatan-kegiatan termasuk laporan bidang/lembaga khusus,
problematika, usul dan saran dari tingkat Pimpinan IPM masing-masing
disampaikan kepada Pimpinan di atasnya, dengan ketentuan bagi Pimpinan
Wilayah, Daerah, setiap tiga bulan dan Pimpinan Ranting setiap dua bulan.
Pasal 46
Keuangan
1. Uang Pangkal ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.
2. Iuran Anggota besarnya ditetapkan oleh Pimpinan Daerah.
3. Pengelolaan/penarikan Iuran Anggota akan diatur dalam peraturan
khusus yang dibuat oleh Pimpinan Daerah masing-masing.
4. Distribusi Iuran Anggota adalah sebagai berikut :
a. 40% untuk Pimpinan Ranting
b. 30% untuk Pimpinan Cabang
118
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 47
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
Anggaran Rumah Tangga ini diubah atas usulan Tanwir melalui pengkajian
dan tawaran draf perubahan Muktamar selanjutnya, dan disetujui oleh 2/3
(dua pertiga) peserta yang hadir.
Pasal 48
Aturan Tambahan
1. IPM menggunakan tahun Hijriah dimulai sesuai dengan penanggalan
yang dikeluarkan oleh PP Muhammadiyah.
2. Pedoman administrasi IPM diatur oleh Pimpinan Pusat.
3. Hal-hal dalam peraturan Anggaran Rumah Tangga ini yang
memerlukan peraturan pelaksanaan, diatur lebih lanjut dengan
peraturan yang dibuat oleh Pimpinan Pusat.
4. Serah terima jabatan dilaksanakan pada akhir permusyawaratan
tertinggi di masing-masing tingkatan pimpinan.
5. Segala ketentuan yang bertentangan dengan anggaran rumah tangga
ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
119
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 49
Penutup
Anggaran Rumah Tangga ini disahkan pada Muktamar XX.
120
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
121
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
PENUTUP
IPM dalam beberapa tahun terakhir semakin kuat dalam dua hal. Pertama
adalah gerakan literasi, sebagai proses pematangan IPM dalam menjaga
spirit Iqro‟. Kedua adalah keberhasilan IPM dalam gerakan sosio-
entrepreneurship dalam kategori organisasi. Dua hal ini tentu saja menjadi
catatan penting bagi IPM, tidak saja bagi beberapa wilayah melalui kerja
kerasnya melakukan inovasi-inovasi penting. Lebih daripada itu, semuanya
adalah hasil dari kerja keras kolaborasi semua pihak. IPM seluruh Indonesia
punya andil penting dalam mengembangkan dan meneruskan langkah
positif organisasi.
Pada masa ini IPM dengan massa nasional terbesar sebagai gerakan
pelajar, dituntut untuk terus memperlihatkan kontribusinya yang bersifat
global, terutama dalam isu-isu ekologi (lingkungan hidup). Pelajar
memegang peranan penting dalam mengontrol atau mengerem kerusakan
alam. Isu ini sama sekali tidak berhubungan dengan program-program
lembaga funding dunia, tetapi menjadi kewajiban setiap aktivis IPM karena
dengan jelas merupakan salah-satu amanah penting Islam Berkemajuan.
Muhammadiyah periode 2005-2015 yang berhasil menggugat UU No. 7
tahun 2004 tentang Sumberdaya Air serta merevisi UU Nomor 22 tahum
2001 tentang Minyak dan Gas Bumi menjadi UU Migas. Muhammadiyah
telah membuktikan diri sebagai gerakan Islam Berkemajuan.
Pelajar IPM pada masa ini memiliki kesadaran ekologis (ekoliterasi)
yang tinggi. Terlihat dari pendekatan yang digunakan oleh pelajar IPM
dalam mengkritisi proses kerusakan alam menggunakan pendekatan
struktural dan analisa yang kritis atas peran lembaga funding melalui
program MDG‟S dan SDG‟S. Hal ini menunjukkan bahwa IPM teliti dalam
melihat akar persoalan yang dalam. Semoga hal ini dapat dilanjutkan secara
berkesinambungan.
Demikian, Tanfidz Muktamar XX disusun atas bantuan banyak pihak,
oleh karena itu diucapkan penghargaan yang sebesar-besarnya. Semoga
Allah senantiasa membantu kita dalam menggerakkan IPM.
122
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
LAMPIRAN I
STRUKTUR PIMPINAN
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
STRUKTUR
PIMPINAN PUSAT IPM
KETUA Umum
KETUA BIDANG (Organisasi)
KETUA BIDANG (Perkaderan)
KETUA BIDANG (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
KETUA BIDANG (Kajian dan Dakwah Islam)
KETUA BIDANG (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
KETUA BIDANG (Advokasi)
KETUA BIDANG (Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan)
KETUA BIDANG (Ipmawati)
SEKRETARIS Jenderal
SEKRETARIS BIDANG (Organisasi)
SEKRETARIS BIDANG (Perkaderan)
SEKRETARIS BIDANG (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
SEKRETARIS BIDANG (Kajian dan Dakwah Islam)
SEKRETARIS BIDANG (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
SEKRETARIS BIDANG (Advokasi)
SEKRETARIS BIDANG (Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan)
SEKRETARIS BIDANG (Ipmawati)
BENDAHARA Umum
Bendahara I
Bendahara II
123
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
ANGGOTA Bidang
Anggota Bidang (Organisasi)
Anggota Bidang (Perkaderan)
Anggota Bidang (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
Anggota Bidang (Kajian dan Dakwah Islam)
Anggota Bidang (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
Anggota Bidang (Advokasi dan Kebijakan Publik)
Anggota Bidang (Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan)
Anggota Bidang (Ipmawati)
STRUKTUR
PIMPINAN WILAYAH IPM
KETUA Umum
KETUA BIDANG (Organisasi)
KETUA BIDANG (Perkaderan)
KETUA BIDANG (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
KETUA BIDANG (Kajian dan Dakwah Islam)
KETUA BIDANG (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
KETUA BIDANG (Advokasi)
KETUA BIDANG (Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan)
KETUA BIDANG (Ipmawati)
SEKRETARIS Umum
SEKRETARIS BIDANG (Organisasi)
SEKRETARIS BIDANG (Perkaderan)
SEKRETARIS BIDANG (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
SEKRETARIS BIDANG (Kajian dan Dakwah Islam)
SEKRETARIS BIDANG (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
SEKRETARIS BIDANG (Advokasi)
SEKRETARIS BIDANG (Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan)
SEKRETARIS BIDANG (Ipmawati)
BENDAHARA Umum
Bendahara I
Bendahara II
124
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
ANGGOTA Bidang
Anggota Bidang (Organisasi)
Anggota Bidang (Perkaderan)
Anggota Bidang (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
Anggota Bidang (Kajian dan Dakwah Islam)
Anggota Bidang (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
Anggota Bidang (Advokasi dan Kebijakan Publik)
Anggota Bidang (Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan)
Anggota Bidang (Pemberdayaan Pelajar Perempuan)
STRUKTUR
PIMPINAN DAERAH IPM
KETUA Umum
KETUA BIDANG (Organisasi)
KETUA BIDANG (Perkaderan)
KETUA BIDANG (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
KETUA BIDANG (Kajian dan Dakwah Islam)
KETUA BIDANG (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
KETUA BIDANG (Advokasi)
KETUA BIDANG (Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan)
KETUA BIDANG (Ipmawati)
SEKRETARIS Umum
SEKRETARIS BIDANG (Organisasi)
SEKRETARIS BIDANG (Perkaderan)
SEKRETARIS BIDANG (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
SEKRETARIS BIDANG (Kajian dan Dakwah Islam)
SEKRETARIS BIDANG (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
SEKRETARIS BIDANG (Advokasi)
SEKRETARIS BIDANG (Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan)
SEKRETARIS BIDANG (Ipmawati)
BENDAHARA Umum
Bendahara I
Bendahara II
125
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
ANGGOTA Bidang
Anggota Bidang (Organisasi)
Anggota Bidang (Perkaderan)
Anggota Bidang (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
Anggota Bidang (Kajian dan Dakwah Islam)
Anggota Bidang (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
Anggota Bidang (Advokasi)
Anggota Bidang (Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan)
Anggota Bidang (Ipmawati)
STRUKTUR
PIMPINAN CABANG IPM
KETUA Umum
KETUA BIDANG (Perkaderan)
KETUA BIDANG (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
KETUA BIDANG (Kajian dan Dakwah Islam)
KETUA BIDANG (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
KETUA BIDANG (Advokasi)
KETUA BIDANG (Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan)
KETUA BIDANG (Ipmawati)
SEKRETARIS Umum
SEKRETARIS BIDANG (Perkaderan)
SEKRETARIS BIDANG (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
SEKRETARIS BIDANG (Kajian dan Dakwah Islam)
SEKRETARIS BIDANG (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
SEKRETARIS BIDANG (Advokasi)
SEKRETARIS BIDANG (Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan)
SEKRETARIS BIDANG (Ipmawati)
BENDAHARA Umum
Bendahara I
Bendahara II
ANGGOTA Bidang
Anggota Bidang (Perkaderan)
Anggota Bidang (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
126
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
STRUKTUR
PIMPINAN RANTING IPM
KETUA Umum
KETUA BIDANG (Perkaderan)
KETUA BIDANG (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
KETUA BIDANG (Kajian dan Dakwah Islam)
KETUA BIDANG (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
KETUA BIDANG (Advokasi)
KETUA BIDANG (Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan)
KETUA BIDANG (Ipmawati)
SEKRETARIS Umum
SEKRETARIS BIDANG (Perkaderan)
SEKRETARIS BIDANG (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
SEKRETARIS BIDANG (Kajian dan Dakwah Islam)
SEKRETARIS BIDANG (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
SEKRETARIS BIDANG (Advokasi)
SEKRETARIS BIDANG (Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan)
SEKRETARIS BIDANG (Ipmawati)
BENDAHARA Umum
Bendahara I
Bendahara II
ANGGOTA Bidang
Anggota Bidang (Perkaderan)
Anggota Bidang (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
Anggota Bidang (Kajian dan Dakwah Islam)
Anggota Bidang (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
Anggota Bidang (Advokasi dan Kebijakan Publik)
127
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
KETERANGAN:
1. Struktur IPM bersifat desentralisasi. Artinya, setelah posisi Ketua
Umum dan Sekretaris Umum tidak ada Wakil Ketua dan Wakil
Sekretaris, tetapi langsung Ketua dan sekretaris bidang yang bekerja
sesuai dengan tugas bidangnya masing-masing.
2. Jabatan Sekretaris Jenderal (Sekjen) khusus untuk Pimpinan Pusat
IPM.
3. Untuk Bidang Organisasi hanya ada pada struktur PP, PW, dan PD
IPM. Sedangkan di tingkat PR dan PC IPM tidak ada.
4. Sesuai dengan ART IPM, BIDANG WAJIB yang ada di struktur
Ranting adalah Bidang Perkaderan, KDI, dan PIP.
128
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
129
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
130
Tanfidz Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
131