66 672 1 PB PDF
66 672 1 PB PDF
01 Mei, 2015
Endang Fatmawati
Abstract
Technology acceptance can be defined as a user’s willingness to
employ technology for the tasks it is designed to support.
Technology Acceptance Model (TAM) introduced by Davis in 1986.
TAM is considers user perceptions of ease of use and usefulness
as the main factors affecting the acceptance level of any
technology. TAM is model for explaining and predicting
information system use in library. TAM model to determine the
attitude of users towards a technology acceptance.
Pendahuluan
Kehadiran teknologi informasi idealnya memudahkan berbagai
pekerjaan di perpustakaan. Pustakawan menjadi lebih efektif dan efisien
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dalam kenyataannya tidak semua
sistem informasi perpustakaan yang digunakan bisa dirasakan mudah
oleh pengguna. Maksud pengguna dalam tulisan ini yaitu bisa
pustakawan maupun pemustakanya.
Suatu contoh, aplikasi teknologi informasi yang akan dibahas
adalah sistem informasi perpustakaan. Terkait dengan kepentingan
pemustaka, terkadang adanya sistem informasi yang ada di
perpustakaan justru tidak mendukung pemustaka dalam menelusur
informasi. Bukan karena sistem informasi yang dipakai di perpustakaan
tersebut jelek, tetapi bisa jadi lebih pada penggunanya yang tidak bisa
mengoperasikan dengan baik.
Penyebab klasik adalah susah dalam penelusuran informasi dan
biasanya disebabkan terlalu berbelit-belit langkahnya, maupun susah
dipahami secara umum dalam kacamata pemustaka awam. Oleh
karenanya sering dijumpai OPAC yang sedianya memang disediakan
sebagai fasilitas untuk membantu penelusuran informasi bagi
pemustaka namun kenyataannya jarang disentuh alias tidak digunakan.
Keadaan lainnya, yaitu pemustaka lebih banyak cenderung bertanya ke
pustakawan yang bertugas di layanan daripada menelusur secara
mandiri melalui OPAC yang disediakan. Pernahkah pustakawan terfikir
1
Jurnal Iqra’ Volume 09 No.01 Mei, 2015
Pembahasan
Sistem Informasi Perpustakaan
Komponen sistem informasi terdiri dari: orang-orang (people),
hardware, software, data, dan jaringan komunikasi (networks).
Sementara informasi dikatakan berkualitas jika memperhatikan aspek
relevansi, akurasi, dan tepat waktu. Hadirnya sistem informasi yang ada
di perpustakaan akan memberikan kemudahan bagi pengguna.
Jenis sistem informasi yang digunakan untuk sistem informasi
perpustakaan menurut Kochtanek dan Matthews (2002), yaitu:
1. Sofware Komersial (Commercial Software)
Perpustakaan tidak dapat memodifikasi sistem informasi yang sudah
ada tanpa ijin dari vendor pembuat sistem informasi tersebut, yang
dikenal dengan nama Independent Software Vendors (ISV). Dengan
demikian, perpustakaan akan membeli lisensi sistem informasi
tersebut terkait dengan penggunaannya di perpustakaan dan
perawatannya. Kelemahannya jika perpustakaan
mengimplementasikan jenis sistem informasi yang commercial
software adalah perpustakaan tetap terikat dengan ISV namun dalam
perkembangan pemakaiannya pihak perpustakaan tidak bisa
memodifikasinya secara bebas tanpa ijin dari ISV tersebut.
2. Sistem Terbuka (Open System)
Oleh karena sistem informasi menggunakan bentuk (platform) yang
standar maka perpustakaan dapat mengkombinasikan antara sistem
informasi yang satu dengan yang lainnya.
3. Sistem Sumber Informasi Terbuka (Open Source System)
Perpustakaan dapat memiliki kode sumber (source code) dari sistem
informasi tersebut, sehingga perpustakaan dapat menggunakan,
memodifikasi, dan menyebarkan sistem informasi secara bebas.
2
Jurnal Iqra’ Volume 09 No.01 Mei, 2015
Penerimaan Teknologi
Perpustakaan perlu mengkaji apakah sistem informasi yang
digunakan di perpustakaan bisa diterima apa tidak. Dalam Teo (2011)
disebutkan bahwa penerimaan teknologi didefinisikan sebagai “...as a
user’s willingness to employ technology for the tasks it is designed to
support.” Maksudnya bahwa penerimaan teknologi dapat didefinisikan
sebagai kesediaan pengguna untuk menggunakan teknologi untuk
mendukung tugas yang telah dirancang.
Mengenai kompleksitas untuk mengadopsi teknologi baru pertama
kali dipopulerkan dengan teori difusi inovasi yang disampaikan Rogers.
Menurut Rogers ada kunci yang mempengaruhi perilaku pengguna
terhadap penerimaan teknologi, yaitu: keuntungan relatif (relative
advantage), kompleksitas (complexity), dapat disesuaikan (compatibility),
dapat diuji coba (trialability), dan dapat diobservasi (observability).
3
Jurnal Iqra’ Volume 09 No.01 Mei, 2015
4
Jurnal Iqra’ Volume 09 No.01 Mei, 2015
5
Jurnal Iqra’ Volume 09 No.01 Mei, 2015
6
Jurnal Iqra’ Volume 09 No.01 Mei, 2015
Indikator: Indikator:
1. Quality of work 1. Cubersome
2. Control over work 2. Ease of learning
3. Work more quickly 3. Frustrating
4. Critical to my job 4. Controllable
5. Increase productivity 5. Rigid & inflexible
6. Job performance 6. Ease of remembering
7. Accomplish more work 7. Mental effort
8. Effectiveness 8. Understandable
9. Makes job easy 9. Effort to be skillful
10. Useful 10. Easy to use
Gambar 1. Factor Analysis of TAM Questions (Davis, 1989)
Selanjutnya pada kajian ke-2, Davis melakukan uji coba prototip
atau model dengan memperkecil indikator sehingga menjadi lebih baik
dan lebih praktis. Analisis yang dilakukan waktu itu dengan menghitung
Korelasi (antara Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, dan Self-
Reported System Usage) maupun Analisis Regresi (Effect of Perceived
Usefulness dan Perceived Ease of Use on Self-Reported Usage).
Mengenai indikator dari persepsi kemudahan penggunaan dan
persepsi kebermanfaatan seperti pada Gambar 2 berikut:
Study 2:
Factor Analysis of Perceived
Usefulness and Ease of Use Items
Indikator: Indikator:
1. Mempercepat pekerjaan 1. Mudah dipelajari (easy to
(work more quickly) learn)
2. Meningkatkan kinerja 2. Dapat dikontrol
(improve job performance) (controllable)
3. Meningkatkan 3. Jelas & dapat dipahami
produktivitas (increase (clear & understandable)
productivity) 4. Fleksibel (flexible)
4. Efektifitas (effectiveness) 5. Mudah untuk menjadi
5. Mempermudah pekerjaan terampil/mahir (easy to
(make job easier) become skillful)
6. Bermanfaat (useful) 6. Mudah digunakan (easy to
use)
Gambar 2. Factor Analysis of TAM Items (Davis, 1989)
7
Jurnal Iqra’ Volume 09 No.01 Mei, 2015
8
Jurnal Iqra’ Volume 09 No.01 Mei, 2015
Persepsi
Kebermanfaatan
(Perceived
Usefulness) Sikap
Variabel Intensitas Penggunaan
Terhadap Sistem
Eksternal Penggunaan Perilaku
(External Penggunaan Secara
(Attitude Aktual
Variables) Toward (Behavioral
Intention to (Actual
Using)
Use) System Use)
Persepsi
Kemudahan
Penggunaan
(Perceived
Ease of Use)
Penerimaan (Acceptance)
Gambar 5. Modifikasi Model TAM Chuttur (1996) dan Gahtani (2001)
9
Jurnal Iqra’ Volume 09 No.01 Mei, 2015
10
Jurnal Iqra’ Volume 09 No.01 Mei, 2015
Penutup
Model TAM dalam menganalisis penerimaan sistem informasi di
perpustakaan adalah untuk mengetahui sikap penerimaan pengguna
terhadap suatu teknologi. Untuk mengetahui bagaimana sikap
penerimaannya, misalnya dengan menganalisis penerimaan sistem
informasi di sebuah perpustakaan dilihat dari persepsi kemudahan
penggunaan dan kebermanfaatan. Melalui pisau analisis dengan model
TAM, maka cara melakukannya adalah dengan menganalisis indikator
kemudahan penggunaan dan kebermanfaatan dari sistem informasi
11
Jurnal Iqra’ Volume 09 No.01 Mei, 2015
Daftar Pustaka
Ajzen, Icek and Martin Fishbein. 1980. Understanding Attitudes and
Predicting Social Behavior. Englewood: Prentice Hall
Chuttur, Mohammad. 2009. “Overview of The Technology Acceptance
Model: Origins, Developments and Future Directions.” Sprouts,
Working Papers on Information Systems, Vol.9 No.37. Dalam
http://sprouts.aisnet.org/9-37 [diakses 16 Nopember 2014].
Davis, Fred D. 1986. “Technology Acceptance Model for Empirically
Testing New End-User Information System Theory and Results.”
Dissertation. Massachusetts Institute of Technology (MIT).
___________. 1989. “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and
User Acceptance of Information Technology.” MIS Quarterly,
September, Vol.13, No.3, p.319-340 dalam http://www.jstor.org
[diakses 16 Nopember 2014].
Davis, Fred D., et. al. 1989. “User Acceptance of Computer Technology: A
Comparison of Two Theoritical Models.” Management Science, 35 (8),
p.982-1002.
Gahtani, S.A. 2001. “The Applicability of TAM Outside North America: an
Empirical Test in United Kingdom.” Information Resource
Management Journal, p.37-46.
Kamel, Sherif dan Ahmed Hassan. 2003. Assessing The Introduction of
Electronic Banking in Egypt Using the Technology Acceptance Model.
IDEA Group Publishing (IGP).
Kochtanek, Thomas R. dan Matthews, Joseph R. 2002. Library
Information System: From Library Automation to Distributed
Information Access Solution. Connecticut: Libraries Unlimitted.
Nugroho, Mahendra Adhi. 2009. “Model Penerimaan E-Commerce”.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia (JPAI), Vol. VII, No. 2, hal.
46-55.
Portner, C.E. dan Naveen Donthu. 2006. “Using The Technology
Acceptance Model to Explain How Attitudes Determine Internet
Usage: The Role of Perceived Access, Barriers and Demographics.”
Journal of Business Research, Vol. 59, p.999-1007 dalam
http://sciencedirect.com [diakses 16 Nopember 2014].
Rogers, E. M. 2003. Diffusion of Innovations. New York: The Free Press.
Technology Acceptance Model. Tersedia di Wikipedia dalam
http://en.wikipedia.org/wiki/Technology_acceptance_model
[diakses 16 Nopember 2014].
12
Jurnal Iqra’ Volume 09 No.01 Mei, 2015
13