A. Pendahuluan
Melihat situasi tersebut, sudah sangatlah tepat jika rumah sakit menggunakan sisi
kemajuan komputer, baik piranti lunak maupun perangkat kerasnya dalam upanya
membantu penanganan manajemen yang sebelumnya dilakukan secara manual.
B. Sistem Informasi Rumah Sakit
Pada umumnya saat ini sistem informasi yang ada di beberapa rumah sakit dapat
digambarkan sebagai berikut:
3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem
Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah menjadi sistem
yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki umur layak guna. Panjang
pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya
oleh:
Hal ini disebabkan karena feature-feature yang baru tidak termanfaatkan dengan
baik. Mengingat perkembangan teknologi informasi yang berlangsung dengan
cepat, maka para pengguna harus sigap dalam memanfaatkan dan menggunakan
teknologi tersebut.
Konsekuensi dari pemanfaatan teknologi informasi tersebut adalah:
Ancaman yang paling serius adalah adanya disintegrasi sistem menjadi sistem
yang terfragmentasi.
4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem
informasi itu sendiri.
Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi,
jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk
melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu sistem
yang utuh merupakan usaha yang
berat dengan biaya yang cukup besar dan harus dilakukan secara
berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam sistem informasi itu,
merupakan prasyarat yang mutlak untuk dapat mendapatkan sistem informasi
yang terpadu.
Sistem informasi, pada dasarnya terdiri dari minimal 2 aspek yang harus berjalan
secara selaras, yaitu aspek manual dan aspek yang terotomatisasi (aspek
komputer). Pengembangan sistem informasi yang berhasil apabila dilakukan
dengan mengembangkan kedua aspek tersebut.
perilaku dari para pengguna sistem informasi tersebut, dimana para pengguna
sangat terkait dengan sistem dan prosedur dari sistem informasi pada aspek
manualnya.
Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya dikenal istilah
sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan
penjabaran sistem informasi yang cukup luas cakupannya.
Oleh karena itu, dalam penjabaran sering digunakan istilah sebagai berikut:
a. Sistem
b. Subsistem
c. Modul
d. Submodul
e. Aplikasi
Secara garis besar, rancang bangun sistem informasi rumah sakit dapat
menggunakan dua cara, yaitu dengan dilakukan sendiri (insourcing) dan dilakukan
oleh pihak lain yang memiliki kompetensi dibidang tersebut (outsourcing)
Menurut The 2001 Outsourcing World Summit, ada 6 alasan utama untuk
Outsourcing :
1. Reduce Cost / Mengurangi biaya (36%)
2. Focus on Core / Fokus pada inti (36%)
3. Improve Quality / Meningkatkan kualitas (13%)
4. Increase speed to market / Meningkatkan kecepatan ke pasar (10%)
5. Foster Innovation / Membantu inovasi (4%)
6. Conserver Capital / Menghemat modal (1%)
Dari data di atas, yang paling menjadi alasan utama untuk outsourcing adalah
karenadapat mengurangi biaya dan fokus pada inti (fokus pada apa yang
dikuasai).Namun demikian selain adanya keuntungan dari outsourcing, ada pula
beberapa kelemahan, diantaranya adalah bahwa dengan outsourcing data kita
menjadi mudah dibuka oleh pihak luar.
Dalam pelaksanaan rancang bangun sistem informasi rumah sakit pada dasarnya
digunakan 4 pertanyaan sederhana sebagai berikut:
Sistem informasi rumah sakit adalah suatu sistem informasi yang komplek yang
membutuhkan perhatian khusus dalam pembuatannya. Namun jika sudah berjalan,
hanya diperlukan pemeliharaan yang prosesnya tidak serumit pada saat
pembuatannya.
Dengan outsourcing, maka Rumah Sakit tidak perlu memberi gaji setaraf pakar
yang dapat menyusun sistem informasi rumah sakit seumur masa kerjanya yang
tentunya akan menjadi mahal dalam perhitungan proses pengadaan sistem
informasi rumah sakit. Selain itu manajemen akan menjadi lebih focus, karena
manajemen hanya menganggarkan sesuai dengan kontrak kerja untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan.
Namun demikian, outsourcing tidak dapat dilepas begitu saja untuk membuat
program yang diinginkan. Tetap perlu keterlibatan orang dalam rumah sakit untuk
sama-sama menyusun perencanaan dan bisnis proses sehingga produk akhir yag
dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
SUMBER : http://yudha.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/12/outsourcing-sistem-
informasi-rumah-sakit/
Hits: 4038