Anda di halaman 1dari 7

F3

Sosialisasi Berbagai Metode Kontrasepsi Sebagai Salah Satu Upaya Merencanakan kehamilan

Latar Belakang

Jurnal Kependudukan menyebutkan bahwa pada tahun 2015 akan terjadi lonjakan penduduk.
Penduduk Sleman akan meningkat lebih pesat dibanding pertambahan penduduk pada tahun-tahun
berikutnya.

Selain permasalahan laju pertumbuhan pendudu ktersebut, terdapat permasalahan khusus di


dalamnya berupa perkembangan kelompok umur 20-24 tahun yang sangat tinggi. Dalam lima tahun
ke depan kelompok usia ini sudah menjadi pasangan usia subur dan mempunyai anak sehingga
diperkirakan akan ada banyak kelahiran yang berkontribusi pada pertambahan jumlah penduduk
yang luar biasa banyaknya disumbang dari kelompok umur ini. Jika selama kurun waktu masa
reproduksi sehat pasangan usia subur dari kelompok umur 20-24 ini tidak melakukan program
Keluarga Berencana (KB), tentu akan terjadi pertambahan penduduk yang pesat tidak hanya sekedar
lonjakan penduduk tetapi akan terjadi ledakan penduduk.

Masalah

Pengunaan kontrasepsi di Indonesia sudah diatas rata-rata penggunaan kontrasepsi di ASEAN yaitu
61% dan pencapaian utama berasal dari puskesmas sebesar 97,5%. Permasalahan yang muncul
adalah sebagian besar masyarakat hanya mengetahui metode kontrasepsi berupa pil dan suntik.
Masyarakat belum banyak mengetahui informasi metode kontrasepsi lain.

Intervensi

Metode intervensi yang digunakan adalah dengan melakukan penyuluhan dan diskusi secara
langsung kepada para wanita usia reproduktif yang telah menikah. Materi penyuluhan berfokus
untuk menjelaskan tujuan dan fungsi KB serta memberikan contoh pilihan metode kontrasepsi yang
dapat digunakan. Media yang digunakan adalah brosur. Peserta yang berminat menggunakan KB atau
ingin melakukan pemeriksaan lebih lanjut diarahkan untuk datang ke puskesmas.

Pelaksanaan

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada hari Senin, 19 agustus 2019 di posyandu balita desa Antiga.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 12 orang ibu-ibu. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan menggunakan
brosur.
Evaluasi

Penyuluhan berlangsung lancar dan interaktif. Banyak peserta yang antusias bertanya dan membagi
cerita menggunakan kontrasepsi.
Antenatal Care Pada Kehamilan Energi Kronis

Latar Belakang

Kehamilan adalah sejak dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin dengan lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti
proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal
perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Misalnya
perubahan yang terjadi adalah edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan
fisiologis, namun bila disertai edema ditubuh bagian atas seperti muka dan lengan terutama bila
diikuti peningkatan tekanan darah dicurigai adanya pre-eklamsia.

Di Indonesia banyak terjadi kasus KEK (Kekurangan Energi Kronis) terutama yang kemungkinan
disebabkan karena adanya ketidak seimbangan asupan gizi, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh
tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan tubuh baik fisik ataupun mental tidak
sempurna seperti yang seharusnya. Banyak anak yang bertubuh sangat kurus akibat kekurangan gizi
atau sering disebut gizi buruk. Jika sudah terlalu lama maka akan terjadi Kekurangan Energi Kronik
(KEK).

Di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko KEK adalah 23,5 cm, hal ini berarti ibu hamil dengan
resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Bila bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) akan mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan
perkembangan anak. Untuk mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan, wanita usia
subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm.
Apabila LILA ibu sebelum hamil kurang dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga
tidak beresiko melahirkan BBLR. Ibu hamil dengan KEK pada batas 23 cm mempunyai resiko lebih
tinggi untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai LILA lebih dari 23 cm.

Masalah

Dilaporkan oleh bidan puskesmas Manggis 1, seorang ibu hamil usia 24 tahun dengan kekurangan
energi kronis. Pada kehamilan sebelumnya, pasien melaksanakan ANC rutin setiap bulan di bidan.

Perencanaan

Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan penyuluhan langsung terhadap pasien mengenai
kehamilannya yang sekarang yang masuk dalam kategori kehamilan risiko tinggi. Intervensi dilakukan
dengan cara melakukan home visit (kunjungan rumah) dan melakukan wawancara serta pemeriksaan
secara langsung kepada ibu hamil dan edukasi selama ANC. Selain itu, direncanakan untuk berdiskusi
dengan bidan menekankan perlunya perencanaan persalinan yang terbaik bagi pasien.

Beberapa edukasi yang disampaikan kepada pasien, yaitu:


1. Informasi tentang kondisi kehamilannya

2. Informasi mengenai kekurangan energi kronis pada kehamilan

3. Pengaruh kekurangan energi dalam kehamilan terhadap ibu maupun janin

4. Antenatal care selama kehamilan dan manfaat pemeriksaan kehamilan yang teratur

5. Perencanaan persalinan meliputi pembiayaan dan fasilitas persalinan

6. Upaya menjaga pola hidup dan pola makan untuk menjaga kesehatan dan status gizi ibu dan janin

7. Meminta kepada pasien untuk cek urine di puskesmas untuk mengetahui keadaan tubuh pasien

Pelaksanaan

Kunjungan ke rumah pasien pada hari Jumat, tanggal 16 Agustus 2019. Selama home visit dilakukan
wawancara, pemeriksaan dan edukasi terhadap pasien.

F3
Upaya Konseling Kesehatan dan Kesehatan Reproduksi Pada Calon Pengantin

Latar belakang

Pernikahan merupakan hal yang diinginkan oleh setiap individu, sebab setiap individu membutuhkan
nafkah batin, ketenangan dan keharmonisan dalam menjalani ataupun dalam membangun sebuah
keluarga. Membangun sebuah keluarga yang baru bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Ketika dua
orang membuat komitmen untuk menikah atau membangun sebuah keluarga, maka mereka harus
siap melakukan penyesuaian baru dengan pasangannya. Bukan penyesuaian dalam bidang tertentu
saja, namun penyesuaian yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Sebelum menikah, setiap
pasangan itu perlu mengerti apa makna sebuah pernikahan dan bagaimana dapat membina sebuah
pernikahan yang berhasil. Untuk itulah diperlukan konseling pranikah, agar individu mempersiapkan
dan mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya dalam memasuki jenjang
pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga dan masyarakat, serta mengatasi
hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan.

Konseling pranikah adalah pelatihan berbasis pengetahuan dan keterampilan yang menyediakan
informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk mempertahankan dan meningkatkan
hubungan pasangan yang akan menikah. Konseling pranikah juga dikenal dengan nama program
persiapan pernikahan, pendidikan pranikah, konseling edukatif pranikah dan terapi pranikah.
Konseling pranikah dimaksudkan untuk membantu pasangan calon pengantin untuk menganalisis
kemungkinan masalah dan tantangan yang akan muncul dalam rumah tangga mereka dan
membekali mereka kecakapan untuk memecahkan masalah.

Masalah

Masalah kesehatan reproduksi juga menjadi bahasan dalam konseling pranikah karena dapat terjadi
sepanjang siklus kehidupan manusia misalnya masalah pergaulan bebas pada remaja, kehamilan
remaja, aborsi yang tidak aman, kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi. Karena dalam
kasus penyakit reproduksi perempuan lebih rentan terkena seperti kehamilan, aborsi dan pemakaian
alat kontrasepsi yan tidak aman. Beberapa hal permasalahan bagi warga yang ingin menikah yaitu:

a. masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan calon pengantin mengenai pentingnya kesehatan
reproduksi dalam persiapan pernikahan.

b. masih kurangnya pengetahuan calon pengantin tentang infeksi menular seksual dan HIV AIDS.

c. masih kurangnya pemahaman calon pengantin mengenai faktor resiko yang berhubungan dengan
kesehatan reproduksi seperti anemia, diabetes melitus, dan lainnya.

d. masih kurangnya pengetahuan tentang imunisasi tetanus.

Intervensi

Kegiatan konseling mengenai kesehatan reproduksi akan ditujukan kepada pasangan calon pengantin
yang melakukan pemeriksaan kesehatan untuk catin di Poli KIA UPTD Puskesmas Manggis 1. Kegiatan
ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para calon pengantin mengenai kesehatan
reproduksi. Metode yang digunakan adalah konseling langsung melalui tanya jawab kepada calon
pengantin serta dilakukan cek laboratorium lengkap.

Pelaksanaan

Dilakukan konseling dan pemeriksaan skrining di Poli KIA UPTD Puskesmas Manggis 1 pada tanggal 9
Juli 2019. Dalam pertemuan ini pasangan Catin dilakukan anamnesa, pemeriksaan kesehatan dan
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan lab ini antara lain darah lengkap, urine lengkap, HBsAg,
VCT, dan GDA, selain itu juga dilakukan pengukuran lila pada catin perempuan, tinggi badan dan
berat badan. Kegiatan dilakukan mulai pukul 08.00-11.00 WITA.

Monitoring

Kesimpulannya yang bisa didapatkan adalah masih kurangnya pengetahuan dan wawasan calon
pengantin mengenai pentingnya kesehatan reproduksi sebelum menikah.

Konseling tentang kesehatan reproduksi serta pemeriksaan darah lengkap kepada calon pasangan
pengantin merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk skrining sekaligus pengendalian
terhadap penyakit menular seksual dan HIV AIDS. Metode yang digunakan adalah penyuluhan
melalui konseling dan skrining pemeriksaan laboratorium, penyuluhan tentang imunisasi mengenai
tetanus lanjutan.

Kendala yang terjadi adalah waktu yang terbatas namun secara keseleruhan peserta cukup baik dan
acara berjalan lancar.

Sosialisasi Tanda Bahaya Pada Masa Kehamilan dan Nifas


Latar belakang

Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda gejala yang menunjukkan ibu atau bayi yang
dikandungnya dalam keadaan bahaya. Bila ada tanda bahaya, biasanya ibu perlu mendapat
pertolongan segera di rumah sakit.

Kebanyakan kehamilan berakhir dengan persalinan dan masa nifas yang normal, namun 15-20
diantara 100 ibu hamil mengalami gangguan pada kehamilan, persalinan atau nifas. Gangguan
tersebut dapat terjadi secara mendadak, dan biasanya tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Karena
itu, tiap ibu hamil keluarga dan masyrakat perlu mengetahui dan mengenali tanda bahaya. Tujuannya
agar dapat segera mencari pertolongan ke bidang, dokter, atau langsung ke rumah sakit untuk
menyelamatkan jiwa ibu dan bayi yang dikandungnya.

Masalah

Masih kurangnya pengetahuan tanda bahaya kehamilan pada ibu-ibu hamil.

Pelaksanaan

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Juli 2019 di posyandu balita manggis 1. Acara
ini dihadiri oleh sekitar 12 orang ibu-ibu. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan menggunakan
brosur dan poster.

Monitoring

Secara umum sosialisasi berjalan dengan lancar tanpa ada kendala yang berarti, dikarenakan
keterbatasan waktu dan kurangnya sumber daya manusia di puskesmas Manggis 1, maka sosialisasi
diakhiri pukul 11.30 WITA dan menyampaikan pesan agar selalu waspada dan berhati-hati terhadap
berbagai macam resiko dan bahaya akibat ketidaktahuan dan kurangnya informasi mengenai tanda
bahaya pada masa kehamilan dan nifas.

Anda mungkin juga menyukai