JAWABAN:
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 1.2: Pencegahan Infeksi,
halaman 6.
KASUS 2
TERLAMBAT HAID
JAWABAN:
terlambat haid
JAWABAN:
JAWABAN:
Pemeriksaan penunjang:
Ultrasonografi
JAWABAN:
JAWABAN:
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 2.1: Asuhan Antenatal,
halaman 22.
KASUS 3
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
JAWABAN:
JAWABAN:
Leopold I: menentukan
tinggi fundus uteri dan
bagian janin yang
terletak di fundus uteri
KASUS 3
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
JAWABAN:
JAWABAN:
JAWABAN:
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 2.1: Asuhan Antenatal,
halaman 22.
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA
LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA
JAWABAN:
Melakukan anamnesis yang terstruktur
Melakukan pemeriksaan keadaan umum, tanda vital
Melakukan pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan status obstetrik, mulai dari
pemeriksaan Leopold dan diikuti dengan pemeriksaan
dalam
Melakukan pemeriksaan kardiotokografi bila tersedia
(lihat video)
Melakukan pemeriksaan laboratorium berupa
pemeriksaan darah dan urin rutin.
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA
LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA
JAWABAN:
JAWABAN:
[akan ditampilkan di akhir kasus]
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA
LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA
JAWABAN:
2 jam kemudian ( pukul 14.00)
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA
LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA
JAWABAN:
Melakukan amniotomi
Memimpin meneran dan mengajari ibu bagaimana
cara meneran yang baik
Menerangkan bahwa ibu dapat memilih posisi mana
saja untuk melahirkan yang dirasa lebih nyaman
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA
LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 2.2: Asuhan Persalinan Normal
dan Perawatan Neonatal Esensial pada Saat Lahir, halaman 36.
KASUS 5
NYERI PAYUDARA SETELAH
MELAHIRKAN
JAWABAN:
Ibu harus melakukan kunjungan ulang 6 hari setelah
persalinan, 2 minggu setelah persalinan, dan 6 minggu
setelah persalinan. Bayi harus melakukan kunjungan
ulang 3-7 hari setelah persalinan dan 8-28 hari setelah
persalinan.
KASUS 5
NYERI PAYUDARA SETELAH
MELAHIRKAN
JAWABAN:
Untuk ibu: tekanan darah, perdarahan pervaginam,
kondisi perineum, tanda infeksi, kontraksi uterus,
tinggi fundus (involusi uterus), dan temperatur.
Untuk bayi: pemeriksaan fisik (termasuk kondisi tali
pusat), berat badan, suhu, kebiasaan menyusu.
KASUS 5
NYERI PAYUDARA SETELAH
MELAHIRKAN
JAWABAN:
Demam dan nyeri payudara
KASUS 5
NYERI PAYUDARA SETELAH
MELAHIRKAN
JAWABAN:
Mastitis dengan abses payudara
KASUS 5
NYERI PAYUDARA SETELAH
MELAHIRKAN
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 6.5: Mastitis, halaman 226.
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA KEHAMILAN
Hari ini, Ny. M sudah muntah lebih dari sepuluh kali, dengan volume
kira-kira seperempat hingga setengah gelas belimbing setiap kali
muntah. Ia merasa lemas dan berkeringat dingin. Ia belum buang air
besar sejak empat hari yang lalu. Terakhir buang air kecil dua jam
yang lalu, jumlahnya sedikit dan berwarna kuning pekat. Sebelum
hamil, Ny. M memiliki riwayat sakit maag. Ia sering minum obat maag
cair dan biasanya langsung merasa lebih baik. Sebelumnya Ny. M
tidak pernah mengalami apa yang kini ia alami.
Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak lemas, cenderung apatis.
Tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 108 kali per menit,
frekuensi pernapasan 24 kali per menit. Suhu badan normal.
Membran mukosa tampak kering. Tidak terdapat pembesaran kelenjar
tiroid. Terdapat nyeri tekan epigastrium. Turgor kulit menurun. Rahim
tidak teraba pada palpasi abdomen.
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), gangguan saluran
cerna (esofagitis, gastroenteritis, ulkus peptik, hepatitis,
pankreatitis, irritable bowel syndrome), gangguan saluran
kemih (nefrolitiasis).
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Pemeriksaan darah tepi, elektrolit, gula darah sewaktu,
ureum, kreatinin, SGOT, SGPT dan urinalisis.
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA KEHAMILAN
Hemoglobin 11 g/dL
Hematokrit 35 vol%
Leukosit 8900/uL
Trombosit 298000/uL
Natrium 126 mEq/L
Kalium 3,0 mEq/L
Klorida 90 mEq/L
Gula darah sewaktu 70 mg/dL
Urea 20 mg/dL
Kreatinin 1 mg/dL
SGOT 35 U/L
SGPT 32 U/L
JAWABAN:
Pemeriksaan ultrsonografi untuk memastikan ada atau
tidaknya kehamilan ganda atau kehamilan mola.
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA KEHAMILAN
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 4.1: Mual dan Muntah
pada Kehamilan, halaman 82.
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjugtiva yang
anemis. Pada hasil pemeriksaan penunjang didapatkan
kadar hemoglobin yang rendah, serta MCV dan MCH
yang rendah.
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Pasien didiagnosis menderita anemia dalam kehamilan.
Menurut batasan WHO seorang wanita yang memiliki Hb
< 11 g/dL dapat dikategorikan menderita anemia.
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi merupakan
jenis anemia yang sering terjadi pada kehamilan. Hal yang
mendukung diagnosis ini adalah kadar hemoglobin yang
rendah serta MCV (normal 84-97 um3) dan MCH (27-32
pg) yang rendah.
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Apabila fasilitasnya tersedia, maka dapat
dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap
kadar feritin, serum iron (SI), dan transferin iron binding
capacity (TIBC). Kadar feritin akan menggambarkan
cadangan besi (iron storage). SI akan menggambarkan
kadar besi di dalam serum. Sementera TIBC menunjukkan
seberapa jenuh ikatan transferin terhadap besi. Apabila
terdapat kondisi anemia yang diakibatkan oleh karena
kekurangan zat besi, maka kadar feritin akan menurun,
kadar SI juga akan menurun, sementara TIBC akan
meningkat.
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Bayi berat badan lahir rendah
Ancaman persalinan preterm
Gangguan vaskularisasi plasenta
Ancaman terjadinya perdarahan post-partum
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Setelah defisiensi besi dapat dipastikan berikan 180 mg
besi elemental setiap hari setelah makan. Tablet yang saat
ini banyak tersedia fasilitas kesehatan adalah tablet
tambah darah yang berisi sulfas ferosus setara dengan 60
mg besi elemental serta 250 μg asam folat. Pada ibu
hamil dengan anemia, berikan tablet tersebut 3 kali
sehari.
Bila dalam 90 hari muncul perbaikan, lanjutkan
pemberian tablet sampai 42 hari pascasalin.Apabila
setelah 90 hari terapi kadar hemoglobin tidak meningkat,
rujuk pasien ke pusat pelayanan yang lebih tinggi untuk
mencari penyebab anemia lebih lanjut.
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Sepuluh persen pasien yang menjalani terapi tablet
besi per oral akan mengalami efek samping gastro-
intestinal berupa mual, muntah, konstipasi, keram
perut, dan diare. Selain itu pasien yang mengkonsumsi
tablet besi per oral juga dapat mengalami fesesnya
berwarna hitam.
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Efek samping gastro-intestinal umumnya sangat
berhubungan dengan dosis obat. Oleh karena itu dapat
dilakukan beberapa alternatif. Alternatif yang pertama
adalah mereduksi dosis obat hingga dosis yang dapat
ditoleransi oleh pasien. Alternatif berikutnya adalah
meminum obat itu saat makan dan bukan setelah makan.
Meski disadari pemberian tablet besi bersama-sama
dengan makanan dapat mengurangi penyerapan besi.
Alternatif yang terakhir adalah dengan mengganti jenis
sediaan besi oral yang dipakai menjadi jenis lain yang
efek sampingnya lebih minimal.
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Pasien dapat menghindari beberapa jenis makanan dan
minuman yang bila dikonsumsi bersamaan dengan tablet
besi dapat mengurangi penyerapan besi, seperti : teh,
kopi, bayam, lemak, sereal, produk kedelai, susu dan
produk berasal dari susu serta kalsium. Sementara
konsumsi daging, ayam, ikan, sayuran (kecuali bayam),
buah, vitamin C, dan gula dapat meningkatkan
penyerapan besi.
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA KEHAMILAN
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 5.1: Anemia, halaman 160.
KASUS 8
TEKANAN DARAH TINGGI PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Tatalaksana pada pasien ini adalah pantau tekanan darah
dan proteinuria tiap minggu.
KASUS 8
TEKANAN DARAH TINGGI PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Diagnosis pasien pada saat ini adalah preeklampsia berat
pada G4P3 hamil 35 minggu.
KASUS 8
TEKANAN DARAH TINGGI PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Pasien dengan preeklampsia berat segera dirujuk ke
rumah sakit.
Sebelum melakukan rujukan pasien dapat diberikan
dosis awal MgSO4 40% 4 g IV untuk pencegahan
kejang. Pada saat melakukan rujukan pasien dapat
dipasang jalur intravena dahulu sebelumnya dan
diberikan cairan kristaloid yang berisi MgSO4 dosis
rumatan 1 g/jam.
KASUS 8
TEKANAN DARAH TINGGI PADA KEHAMILAN
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 4.8: Hipertensi dalam
Kehamilan, Preeklampsia, dan Eklampsia, halaman 109.
KASUS 9
KEJANG PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
JAWABAN:
Pada pasien yang kejang/riwayat kejang lakukan
penilaian awal pada jalan napas (airway), pernapasan
(breathing), dan sirkulasi (circulation).
Berikan oksigen
Untuk mengatasi kejang, berikan dosis awal MgSO4
40% 4 g IV.
Pasien dengan preeklampsia/eklampsia harus dirujuk
karena perlu mendapat tatalaksana di rumah sakit
KASUS 9
KEJANG PADA KEHAMILAN
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 4.8: Hipertensi dalam
Kehamilan, Preeklampsia, dan Eklampsia, halaman 109.
KASUS 10
KEHAMILAN DENGAN HIV/AIDS
JAWABAN:
Infeksi HIV.
KASUS 10
KEHAMILAN DENGAN HIV/AIDS
JAWABAN:
Berikan ibu konseling dan penjelasan mengenai hasil
pemeriksaan dan diagnosis.
Konsultasikan ibu dengan tim dokter atau tenaga
kesehatan lain yang turut berperan dalam perawatan
kasus HIV/AIDS di fasilitas kesehatan terkait
Periksa hitung CD4 dan viral load untuk menentukan
status imunologis dan mengevaluasi respons terhadap
pengobatan.
KASUS 10
KEHAMILAN DENGAN HIV/AIDS
JAWABAN:
Berikan ibu konseling dan penjelasan mengenai hasil
pemeriksaan dan diagnosis.
Konsultasikan ibu dengan tim dokter atau tenaga
kesehatan lain yang turut berperan dalam perawatan
kasus HIV/AIDS di fasilitas kesehatan terkait
Periksa hitung CD4 dan viral load untuk menentukan
status imunologis dan mengevaluasi respons terhadap
pengobatan.
Mulai terapi antiretroviral. Lihat Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
bab 5.2 untuk pilihan paduan ARV yang dapat diberikan.
KASUS 10
KEHAMILAN DENGAN HIV/AIDS
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 5.2: HIV/AIDS, halaman 162.
KASUS 11
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN AWAL
JAWABAN:
Diagnosis banding perdarahan pada kehamilan trimester
pertama adalah sebagai berikut.
No Diagnosis Gejala Tanda
1 Abortus o Perdarahan pervaginam dari bercak o Jumlah perdarahan tergantung macam
hingga berjumlah banyak abortus
o Kadang-kadang ada pengeluaran o Ostium bisa tertutup atau terbuka
sebagian produk konsepsi o Pada abortus inkomplit kadang teraba
o Perut terasa nyeri atau ada jaringan keluar dari ostium
kontraksi
2 Mola o Perdarahan pervaginam o Ukuran uterus lebih besar dari usia
hidatidosa o Mual dan muntah hebat kehamilan
o Keluar jaringan seperti anggur o Tidak ditemukan janin intrauterin
o Kadang-kadang ada tanda tirotoksikosis
o Kadang-kadang keluar jaringan seperti
anggur
3 Kehamilan o Perdarahan pervaginam
ektopik o Nyeri perut
o Tampak pucat
o Hipotensi dan hipovolemia
o Nyeri tekan abdomen dan pelvis
o Nyeri goyang porsio
KASUS 11
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN AWAL
JAWABAN:
Abortus inkomplit.
KASUS 11
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN AWAL
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 4.2: Abortus, halaman 84.
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN LANJUT
JAWABAN:
Diagnosis banding perdarahan pada trimester ketiga
meliputi solusio plasenta, plasenta previa dan ruptura
uteri.
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN LANJUT
JAWABAN:
No Diagnosis Gejala Tanda
1 Plasenta • Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan > 22
previa minggu
• Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya
anemia
• Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas
panggul
• Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin
• Uterus masih relaks
2 Solusio • Perdarahan dengan nyeri intermiten atau • Syok tidak sesuai dengan jumlah darah
plasenta menetap keluar (tersembunyi)
• Warna darah kehitaman dan cair, tetapi mungkin • Anemia berat
ada bekuan jika solusio
relatif baru • Gawat janin atau hilangnya denyut
jantung janin
• Uterus tegang terus menerus dan nyeri
3 Ruptura uteri • Perdarahan pervaginam
• Nyeri perut hebat
• Nyeri tekan abdomen
• Mudah meraba bagian janin
• Tanda-tanda syok
• Loss of station
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN LANJUT
JAWABAN:
Solusio plasenta.
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN LANJUT
JAWABAN:
Faktor risiko untuk terjadinya solusio plasenta adalah
hipertensi, versi luar, trauma abdomen, hidramnion,
gemeli dan defisiensi besi. Pada kasus di atas faktor risiko
yang jelas tampak adalah hipertensi.
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN LANJUT
JAWABAN:
Kasus ini tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas
kesehatan dasar, harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap. Yang dapat dilakukan di layanan primer
adalah pemasangan jalur intravena dan pemberian cairan
kristaloid, sementara melakukan rujukan.
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN LANJUT
JAWABAN:
Pada umunya dengan denyut jantung janin yang masih
ada maka akan dilakukan seksio sesarea, kecuali
pembukaan sudah lengkap dan syarat ekstraksi terpenuhi
maka ada pilihan untuk melakukan ekstraksi.
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN LANJUT
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 4.6: Solusio Plasenta,
halaman 99.
KASUS 13
MULAS TIDAK TERATUR PADA KEHAMILAN
Saat ini, muncul nyeri perut yang hilang timbul. Nyeri biasanya
timbul beberapa menit sekali, dan di antara dua episode nyeri
tersebut, nyeri menghilang. Gerakan janin normal. Tidak ada riwayat
rembesan ketuban.
KASUS 13
MULAS TIDAK TERATUR PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Persalinan preterm. Terdapat kontraksi teratur, dengan
serviks yang sudah menipis dan berdilatasi.
KASUS 13
MULAS TIDAK TERATUR PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Lakukan terapi konservatif dengan tokolitik, kortikosteroid,
dan antibiotika mengingat berdasarkan data yang ada, syarat
berikut ini terpenuhi:
Usia kehamilan antara 24-34 minggu
Dilatasi serviks kurang dari 3 cm
Tidak ada korioamnionitis (infeksi intrauterin), preeklampsia,
atau perdarahan aktif
Tidak ada gawat janin
KASUS 13
MULAS TIDAK TERATUR PADA KEHAMILAN
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 4.9: Persalinan Preterm,
halaman 116.
KASUS 14
DEMAM PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
JAWABAN:
Persalinan prematur
Persalinan lama
Ketuban pecah lama
Pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang
Adanya bakteri patogen pada traktus genitalia (IMS, BV)
Alkohol
Rokok
KASUS 14
DEMAM PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Beri antibiotika kombinasi: ampisilin 2 g IV tiap 6 jam
ditambah gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam.
Terminasi kehamilan. Nilai serviks untuk menentukan cara
persalinan:
Jika serviks matang: lakukan induksi persalinan dengan oksitosin
Jika serviks belum matang: matangkan dengan prostaglandin
dan infus oksitosin, atau lakukan seksio sesarea
KASUS 14
DEMAM PADA KEHAMILAN
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 4.11: Korioamnionitis,
halaman 124.
KASUS 15
PERSALINAN LAMA
JAWABAN:
KASUS 15
PERSALINAN LAMA
JAWABAN:
Pemeriksaan ulang akan dilakukan 4 jam lagi, yaitu pukul
00.00 WIB
KASUS 15
PERSALINAN LAMA
JAWABAN:
Partus normal, pemantauan kemajuan persalinan sesuai
partograf
KASUS 15
PERSALINAN LAMA
JAWABAN:
Kasus ini tidak dapat ditangani di fasilitas kesehatan
dasar. Karena itu, segera rujuk ke rumah sakit yang
memberikan layanan persalinan dengan seksio sesarea.
KASUS 15
PERSALINAN LAMA
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 4.17: Persalinan Lama,
halaman 137.
KASUS 16
LEMAS DAN PUCAT SETELAH MELAHIRKAN
JAWABAN:
Tidak. Pada ibu telah terjadi gangguan hemodinamik,
sehingga volume darah yang hilang akibat perdarahan
diduga telah melewati 500 ml.
KASUS 16
LEMAS DAN PUCAT SETELAH MELAHIRKAN
JAWABAN:
Perdarahan pascasalin primer. Diagnosis ini ditegakkan
karena terdapat perdarahan aktif dan gangguan
hemodinamik segera setelah persalinan.
KASUS 16
LEMAS DAN PUCAT SETELAH MELAHIRKAN
JAWABAN:
Berdasarkan tabel di Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu
bab 4.7, kehilangan darah diperkirakan sebesar 900 ml.
Untuk itu diperlukan penggantian cairan sebanyak 2000-
3000 ml.
KASUS 16
LEMAS DAN PUCAT SETELAH MELAHIRKAN
JAWABAN:
Apabila data yang disampaikan oleh rekan Anda dapat
dikonfirmasi keakuratannya dengan melakukan
pemeriksaan ulang (plasenta sudah lahir lengkap dan
tidak ada robekan jalan lahir), maka kemungkinan
penyebab saat ini adalah atonia uteri, yang didukung oleh
lemahnya kontraksi uterus. Selain itu, penyebab lain harus
juga dipikirkan, meliputi 4 T (tone, tissue, tear, and
thrombin).
KASUS 16
LEMAS DAN PUCAT SETELAH MELAHIRKAN
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 4.7: Perdarahan Pascasalin,
halaman 101.
KASUS 17
PINGSAN PADA KEHAMILAN
JAWABAN:
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 3.1: Resusitasi Jantung Paru
pada Kehamilan, halaman 64.
KASUS 18
KELUARGA BERENCANA
Kelas A: Esensial dan harus dilakukan untuk keamanan dan efektivitas kontrasepsi dalam
pemakaian metode ini
Kelas B: Mempunyai dampak pada keamanan dan efektivitas kontrasepsi ini. Bila
pemeriksaan tidak dapat dilakukan, harus diperhitungkan keuntungan-kerugian
dibandingkan metode kontrasepsi yang tersedia
Kelas C: tidak mempunyai dampak terhadap keamanan dan efektivitas kontrasepsi metode
ini
* Bila wanita calon akseptor mempunyai risiko terpapar gonorea atau klamidia, maka insersi
AKDR tidak dianjurkan kecuali metode lain tidak ada atau tidak dapat diterima. Bila wanita
tersebut mempunyai gejala servisitis purulen, maka insersi AKDR harus ditunda sampai
keadaannya diatasi.
KASUS 18
KELUARGA BERENCANA
JAWABAN:
Apabila dipakai secara tepat dan konsisten, jumlah
kehamilan per 100 perempuan dalam 12 bulan pertama
pemakaian AKDR T380A adalah 0.6. Bila dipakai secara
biasa, hasilnya 0.8. Degan demikian, metode ini dianggap
sangat efektif.
KASUS 18
KELUARGA BERENCANA
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 7.1: Panduan Pemilihan
Kontrasepsi, halaman 232.
KASUS 19
DEMAM SETELAH MELAHIRKAN DISERTAI
KELUARNYA CAIRAN BERBAU DARI VAGINA
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 6.1: Metritis, halaman 220.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Modul Latihan Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu, silakan hubungi: