Anda di halaman 1dari 7

Struktur Teks Eksposisi

Secara umum terdapat 3 struktur teks eksposisi di antaranya adalah tesis, argumentasi serta
penegasan ulang pendapat. Tiap bagian-bagian teks eksposisi memiliki fungsi masing-masing.
Berikut adalah penjelasan 3 struktur teks eksposisi dan pengertiannya.

1. Tesis

Tesis atau juga dikenal sebagai bagian pernyataan pendapat merupakan salah satu bagian teks
eksposisi yang berisikan pernyataan pendapat dan opini dari penulis terkait topik yang akan
dibahas. Bagian ini biasa terdapat di pembuka sebuah teks eksposisi di awal paragraf.

2. Argumentasi

Argumentasi menjadi salah satu dari struktur teks eksposisi yang memuat alasan-alasan untuk
memperkuat argumen penulis dalam menyetujui atau menolak suatu gagasan yang telah
disampaikan sebelumnya dan menjadi topik pembahasan teks eksposisi.

Dalam bagian argumentasi, penulis menuliskan fakta dan pernyataan-pernyataan yang


memperkuat pendapat pribadinya, biasanya juga disertakan sumber-sumber yang valid dan
terpercaya dari ahli dan pakar di bidangnya masing-masing.

3. Penegasan Ulang

Bagian struktur teks eksposisi yang terakhir adalah reiteration atau penegasan ulang. Penegasan
ulang ini biasa diletakkan di bagian penutup teks eksposisi di akhir paragraf. Isinya menyatakan
penegasan kembali dari pernyataan sebelumnya menyerupai kesimpulan sehingga pembaca lebih
dapat memahami isi dari teks.

Tesis

Remaja adalah masa yang dialami oleh semua anak-anak pada saat SMP. Masa ini merupakan
masa perubahan dimana dimulai pada umur 10 hingga 21 tahun. Pada masa ini, remaja juga
melakukan pencarian identitas dirinya. Pada masa ini pula, remaja harus mendapatkan pendidika
karakter demi menjadi generasi yang memiliki kepercayaan diri, peduli, santun dan kreatif.

Argumentasi

Masa remaja merupakan masa yang sulit, karena membutuhkan pengendalian diri yang lebih
dibandingkan masa anak-anak. Masa remaja inilah membutuhkan peran orang dewasa untuk
mengarahkan ke perilaku baik. Bila pengendalian dilakukan secara baik, maka remaja akan
menjadi anak yang membanggakan orang tua.

Pendidikan karakter dapat membentuk anak menjadi berprestasi. Dalam pendidikan karakter,
ditekankan pula nilai religius yang dapat meningkatkan kebaikan remaja untuk tumbuh sebagai
manusia yang peka lingkungan sosial. Selain itu, remaja juga diajarkan tentang nilai toleransi
dan berpegang pada nilai-nilai kemanusian. Harapannya, remaja ini memiliki sifat pengasih dan
nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi.

Nilai-nilai kemanusiaan dan kecerdasan yang dimilikki, membuat remaja dapat bersaing dalam
negeri ataupun internasional. Remaja memiliki kegiatan-kegiatan yang positif dan siap
menciptakan ide-ide cemerlang untuk kemajuan daerah asal ataupun negara.

Penegasan Ulang

Dengan demikian, nilai-nilai positif dari pendidikan karakter dapat membentuk remaja yang
cerdas. Tidak hanya cerdas dalam ilmu namun dalam berkemanusiaan. Mereka pun dapat
bersaing dengan dunia internasional. Hal ini dapat membentuk remaja dengan karakter yang
kuat, serta nilai positif dalam pendidikan karakter membuat remaja lebih terarah dan memiliki
budi pekerti yang positif.

Memelihara Kebersihan Lingkungan Rumah

Tesis :
Untuk menciptakan kenyamanan pada lingkungan sekitar serta memberi contoh untuk
lingkungan sekolah maka anda harus memelihara kebersihan lingkungan rumah terlebih dahulu.
Setiap desa telah menerapkan sistem kebersihan lingkungan rumah. Untuk menarik minat warga
maka pihak kelurahan desa sering mengadakan perlombaan kebersihan lingkungan antar desa.
Terdapat beberapa cara memelihara kebersihan lingkungan rumah yaitu dengan membuat tempat
sampah disekitar rumah, membersihkan area sekitar rumah, membuang sampah pada tempatnya
dan masih banyak lagi.

Argumentasi :
Setiap hari diadakan pemeliharaan lingkungan rumah oleh setiap warga. Namun untuk
pemeliharaan sekitar lingkungan selalu diadakan kegiatan bersih bersih bersama setiap seminggu
sekali. Pemeliharaan tersebut meliputi menyapu halaman rumah, membersihkan selokan sekitar
rumah dan lain lain. Selain hal tersebut setiap minggu para warga diajak untuk melakukan
kegiatan pemeliharan lingkungan oleh kepala desa. Dengan adanya kesadaran masyarakat
terhadap kebersihan lingkungan maka dapat berdampak baik terhadap lingkungan yang bersih,
semakin baiknya hubungan antar warga, serta meningkatkan kerja sama agar tetap terjalin.

Penegasan Ulang :
Kebersihan lingkungan rumah dapat menjadi contoh untuk pemeliharaan kebersihan sekolah
mupun kebersihan lingkungan sekitar. Kebersihan lingkungan rumah akan menyehatkan serta
menjaga kebersihan seluruh keluarga yang terdapat dalam rumah tesebut. Memelihara
kebersihan ialah segala usaha manusia untuk menjaga kesehatan tubuh secara berkelanjutan
karena kebersihan berbeda dengan kemewahan.

Manfaat Lidah Buaya

Lidah buaya merupakan tanaman yang kaya akan manfaat. Tumbuhan yang berbentuk seperti
lidah besar ini dikenal dengan khasiatnya yang baik untuk kesehatan rambut. Selain khasiat
tersebut, lidah buaya ternyata juga mempunyai khasiat lain, yaitu sebagai penyembuh jerawat
yang meradang di kulit.
Menurut penelitian yang diambil dari berbagai sumber, lidah buaya mengandung hormon
Gibberelin yang dapat membantu menyembuhkan jerawat yang meradang di kulit. Sifat anti
inflamasi yang terkandung di dalam hormon tersebutlah yang menyebabkan lidah buaya
mempunyai khasiat tersebut. Selain itu, hormon Gibberellin juga mampu menumbuhkan sel kulit
baru pada bekas jerawat, sehingga mengurangi kemungkinan bertumbuhnya jerawat yang baru.

Dengan demikian, lidah buaya mempunyai manfaat selain untuk kesehatan rambut, yaitu sebagai
penyembuh jerawat yang meradang di kulit dan pembentuk sel-sel kulit yang baru. Hal itu
disebabkan karena adanya hormon Gibberellin yang terkandung di dalam lidah buaya.

TESIS:

Salah satu faktor penting kenyamanan dalam proses belajar atau KBM, adalah lingkungan
sekolah yang bersih. Bukan hanya untuk kenyamanan belajar saja. Kebersihan lingkungan ini
juga sangat penting khususnya untuk menjaga kesehatan para siswa. Apalagi, siswa tentu akan
lebih senang jika belajar dalam suasana kelas yang bersih dan asri.

Sayangnya, kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah belum dimiliki semua
siswa. Hal itu bisa dilihat dari, banyaknya sampah yang tertimbun di laci kelas, membuang
sampah sembarangan, atau mencoret tembok dan meja.

ARGUMENTASI:

Selain karena malas. Faktor utama siswa tidak menjaga kebersihan yaitu karena kurangnya
kesadaran dalam diri mereka untuk menjaga kebersihan. Hal itu sangat terlihat dari banyaknya
siswa yang masih membuang sampah sembarangan. Padahal, di setiap sudut lingkungan sekolah
tempat pembuangan sampah telah tersedia.

Akibatnya, harapan lingkungan sekolah yang bersih dan asri hanya menjadi impian belaka. Dan
yang ada hanyalah lingkungan sekolah yang bau, dan kotor. Laci meja kelas yang dipenuhi
banyak sampah, dan bahkan serangga seperti nyamuk menjadi sangat banyak. Kondisi kelas
seperti ini tentu akan mengganggu proses belajar mengajar. Apalagi lambat laun, sampah yang
tidak segera dibersihkan tersebut lambat laun akan menimbulkan bau busuk dan bibit penyakit.

Dan faktor salah lain yang sampai sekarang masih tertanam di benak siswa, yaitu kebersihan
sekolah merupakan tanggung jawab penjaga dan perawat sekolah. Anggapan inilah yang
akhirnya membuat siswa dengan enteng membuang sampah sembarangan. Padahal sebenarnya,
kebersihan sekolah adalah tanggung jawab seluruh warga sekolah.

PENEGASAN ULANG:

Menjaga kebersihan lingkungan sekolah perlu di lakukan. Misalkan dengan cara reiboisasi, atau
membersihkan ruang kelas dan lingkungan sekolah. Perlu juga penegasan hukum seperti
memberikan sanksi pada siswa yang membuang sampah sembarangan. Sesekali, mengadakan
kerja bakti di lingkungan sekolah juga bisa dilakukan. Sehingga nantinya, lingkungan sekolah
yang bersih dan asri bukan hanya impian tetapi bisa berwujud nyata.
Kesadaran untuk menjaga kebersihan sekolah

Salah satu faktor penting kenyamanan dalam proses belajar atau KBM, adalah lingkungan
sekolah yang bersih. Bukan hanya untuk kenyamanan belajar saja. Kebersihan lingkungan ini
juga sangat penting khususnya untuk menjaga kesehatan para siswa. Apalagi, siswa tentu akan
lebih senang jika belajar dalam suasana kelas yang bersih dan asri. Sayangnya, kesadaran untuk
menjaga kebersihan lingkungan sekolah belum dimiliki semua siswa. Hal itu bisa dilihat dari,
banyaknya sampah yang tertimbun di laci kelas, membuang sampah sembarangan, atau mencoret
tembok dan meja.

Selain karena malas. Faktor utama siswa tidak menjaga kebersihan yaitu karena kurangnya
kesadaran dalam diri mereka untuk menjaga kebersihan. Hal itu sangat terlihat dari banyaknya
siswa yang masih membuang sampah sembarangan. Padahal, di setiap sudut lingkungan sekolah
tempat pembuangan sampah telah tersedia.

Akibatnya, harapan lingkungan sekolah yang bersih dan asri hanya menjadi impian belaka. Dan
yang ada hanyalah lingkungan sekolah yang bau, dan kotor. Laci meja kelas yang dipenuhi
banyak sampah, dan bahkan serangga seperti nyamuk menjadi sangat banyak. Kondisi kelas
seperti ini tentu akan mengganggu proses belajar mengajar. Apalagi lambat laun, sampah yang
tidak segera dibersihkan tersebut lambat laun akan menimbulkan bau busuk dan bibit penyakit.

Dan faktor salah lain yang sampai sekarang masih tertanam di benak siswa, yaitu kebersihan
sekolah merupakan tanggung jawab penjaga dan perawat sekolah. Anggapan inilah yang
akhirnya membuat siswa dengan enteng membuang sampah sembarangan. Padahal sebenarnya,
kebersihan sekolah adalah tanggung jawab seluruh warga sekolah.

Menjaga kebersihan lingkungan sekolah perlu di lakukan. Misalkan dengan cara reiboisasi, atau
membersihkan ruang kelas dan lingkungan sekolah. Perlu juga penegasan hukum seperti
memberikan sanksi pada siswa yang membuang sampah sembarangan. Sesekali, mengadakan
kerja bakti di lingkungan sekolah juga bisa dilakukan. Sehingga nantinya, lingkungan sekolah
yang bersih dan asri bukan hanya impian tetapi bisa berwujud nyata.
Manusia dan sampah

Di zaman milenial seperti sekarang ini membuang sampah sembarangan seperti di sungai seolah-
olah menjadi hal yang lumrah.Dan banyak juga orang orang yang membuang sampah asal-asalan
di kota. Sehingga mengakibatkan beberapa sungai terhalang oleh sampah-sampah dan saat hujan
sungai terhambat dan mengakibatkan banjir.

Sudah banyak pengamat yang menyimpulkan bahwa manusia yang membuang sampah di sungai
setiap tahun terus menerus bertambah. Manusia juga belum pernah kapok juga dengan
membuang sampah di sungai yang mengakibatkan banjir karena tingkah laku mereka sendiri dan
banyak korban jiwa juga karena banjir, tidak hanya banyak yang terluka tetapi juga banyak yang
meninggal dunia karena banjir. Namun hal tersebut tidak menyadarkan mereka agar untuk
membuang sampah pada tempatna atau tidak membuang sampah sembarangan.

Seharusnya setelah mengetahui bencana yang terjadi karena ulah mereka sendiri. Mereka
seharusnya sudah sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan atau di sungai agar tidak
merugikan diri sendiri, banyak orang dan lingkunganya agar air sungai tidak tersumbat dan saat
terjadi hujan tidak banjir.

Anda mungkin juga menyukai