id
BAB I
PENDAHULUAN
yang dapat menyebabkan kesepian. Orang tua atau muda, kaya atau miskin, laki-
laki atau perempuan, bahkan individu yang menikah atau tidak menikah dapat
oleh individu pada kelompok usia lanjut; namun hasil survai nasional di Amerika
memperlihatkan, bahwa kelompok usia remaja dan dewasa awal adalah kelompok
Data yang diperoleh dari survai tersebut adalah sebagai berikut: angka
kesepian pada usia di bawah 18 tahun sebesar 79%, kelompok usia 18-24 tahun
menunjukkan angka 71%, usia 25-34 tahun menunjukkan angka sebesar 69%, usia
44-54 tahun sebesar 53%, dan kelompok usia di atas 54 tahun sebanyak 37%.
usia yang rentan mengalami kesepian. Hal ini didukung pendapat dari Peplau dan
Perlman (dalam Sears, dkk., 2009) yang juga menyatakan bahwa kesepian yang
tertinggi terjadi di antara remaja dan pemuda, dan yang terendah terjadi di antara
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
dewasa awal, antara lain seperti penelitian Susilowati (2009) yang meneliti
Pratama (2009) meneliti tentang faktor kesepian yang dialami anak tunggal pada
usia dewasa muda. Selain itu Melani (2009) juga meneliti mengenai kesepian
tidak memiliki pacar. Subjek dalam penelitian itu adalah mahasiswa yang
pekerjaan untuk pertama kali (Sears, dkk., 2009). Hurlock (1980) menyatakan
bahwa pada usia dewasa awal, individu memiliki mobilitas yang cukup tinggi,
Saat ini dunia bekerja sudah bukan lagi menjadi milik pria. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta gerakan emansipasi wanita telah melahirkan
perubahan peran wanita. Wanita sudah mempunyai hak dan kewajiban serta
kesempatan yang setara dengan pria untuk berpartisipasi dalam segala bidang
wanita yang masuk pada angkatan kerja (Waskito & Irmawati, 2007). Data dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
orang. Selama rentang satu tahun jumlah pekerja wanita bertambah 29.823 orang.
karier disebut sebagai wanita karier. Wanita karier juga dapat didefinisikan
sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan profesi, seperti kegiatan usaha
karier yang memutuskan untuk tinggal dan bekerja di luar kota. Kurangnya
kesempatan kerja di daerah asal dan terbukanya peluang kerja di kota lain
didukung oleh pendapat Sunarto (2004) yang mengungkapkan salah satu faktor
karier tinggal jauh dari keluarga dan kerabat yang dikenal. Tantangan yang
perbedaan dalam aturan-aturan, tingkah laku atau gaya hidup, tetapi lebih pada
bahaya hilangnya kontak dengan orang-orang yang dicintai (James & Kenny,
1988). Menurut Lake (1986), kehilangan kontak tersebut merupakan salah satu
pemicu munculnya kesepian. Tidak jauh berbeda dengan Lake, Hulme (1988)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
orang lain. Uraian tersebut menunjukkan bahwa wanita karier usia dewasa awal
hubungannya dengan depresi dan kecemasan, makan dan pola tidur yang kacau,
menderita sakit kepala, dan muntah-muntah (Peplau dan Perlman dalam Lestari
dan Fakhrurrozi, 2008). Mereka yang tidak mempunyai cukup keterampilan sosial
dalam Sarwono, 1999). Individu yang kesepian juga cenderung mudah terserang
penyakit (Lynch dalam Lestari dan Fakhrurrozi, 2008). Makin banyak orang muda
menenggelamkan rasa sepi dalam obat bius dan narkotika. Tidak jarang pula
hubungan seks bebas (Hulme, 1988). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Sekarsari dan Mashoedi (2009) kesepian dapat menyebabkan para wanita
karier perantau usia dewasa awal terhindar dari kesepian dan dampak-dampak
tahun yang merantau di Surakarta. Skala kesepian yang peneliti kutip dari Burns
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
(1988) menggambarkan tingkat kesepian yang dialami individu mulai dari sama
sekali tidak kesepian dengan rentang skor 0 - 4, sedikit kesepian dengan rentang
skor 5 - 9, cukup kesepian dengan rentang skor 10 - 14, hingga sangat kesepian
Tabel 1
Skor Kesepian Survai Prapenelitian
Tingkat Kesepian
Sama Sedikit Cukup Sangat
No. Usia Skor Skala Sekali (5 9) (10 14)
Tidak
(0 4)
1 24 th 17
2 26 th 14
3 25 th 13
4 26 th 14
5 22 th 14
6 25 th 13
7 24 th 12
8 22 th 14
9 23 th 16
10 37 th 19
berada pada tingkat cukup kesepian, adapun tiga skala yang lain menunjukkan
kesepian yang mereka alami. Sembilan dari kesepuluh wanita karier memaparkan
bahwa mereka sering merasa kesepian saat mereka tidak dapat pulang di akhir
yang membuat individu rindu untuk pulang. Akibatnya individu mulai merasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
sendiri dan muncullah kesepian. Selain itu, empat dari sepuluh wanita karier
menyatakan saat mereka memiliki beban kerja yang berat atau merasa kesulitan
Namun, pada kenyataannya mereka berada di kota yang berbeda dengan orang-
membantu menempatkan emosi pada porsi yang tepat dan mengatur suasana hati.
emosi maka individu tersebut akan mampu mengenali emosi yang ada dalam
dirinya, kemudian mengelola secara baik emosi yang ada di dalam dirinya agar
menjadi sumber energi emosi positif yang dapat dimanfaatkan untuk menangani
memotivasi diri sendiri, mampu mengenali emosi orang lain dan mampu membina
yang baik akan mampu menghadapi masalah yang terjadi dalam kehidupan karena
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
motivasi dalam dirinya karena selalu tergerak melakukan aktivitas dengan baik
dan ingin mencapai tujuan yang diiginkan, dapat mengungkapkan perasaan secara
baik dan kontrol diri yang kuat. Selain itu, dijelaskan pula bahwa individu yang
memiliki kecerdasan emosi adalah individu yang banyak disenangi oleh individu
lain karena pandai bergaul dan memahami perasaan individu lain yang dijumpai.
melakukan aktivitas dengan baik dan ingin mencapai tujuan yang diinginkannya,
dapat mengungkapkan perasaan secara baik dan kontrol diri yang sangat kuat.
interpersonal yang baik dengan individu lain karena dapat bergaul dan memahami
juga perlu dikembangkan. Hasil dari wawancara menunjukkan, bahwa enam dari
sepuluh wanita karier mengaku saat pertama kali merantau ke Surakarta mereka
cenderung menutup diri dari lingkungan sekitar, karena mereka masih menaruh
rasa curiga atau was-was dengan orang-orang baru yang mereka temui sehingga
belum dapat menjalin pertemanan. Tiga dari sepuluh wanita karier tersebut
mengaku baru pertama kali tinggal jauh dari keluarga, sedangkan tujuh yang lain
sudah pernah merantau saat mereka duduk di bangku kuliah. Tiga wanita karier
ini memaparkan, bahwa mereka memerlukan waktu untuk bisa menyesuaikan diri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
dengan kehidupan baru mereka. Tinggal sendiri di kota yang baru serta segala
sesuatu harus dilakukan sendiri. Hal- hal seperti ini membuat mereka merasa sepi
karier yang merantau akan dihadapkan dengan pola-pola kehidupan baru yang
harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sekaligus dengan tuntutan-
adalah proses kecakapan mental dan tingkah laku yang mendorong seseorang
untuk menyesuaikan diri sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam diri
dengan cara yang dapat diterima oleh lingkunganya. Penyesuaian ditentukan oleh
bagaimana seseorang dapat bergaul dengan orang lain secara baik. Tanggapan-
tanggapan terhadap orang lain atau lingkungan sosial pada umumnya dapat
frustrasi. Seorang wanita karier yang memiliki kemampuan penyesuaian diri yang
baik akan mampu menguasai diri sendiri dan lingkungan. Menguasai diri berarti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
secara sehat dan adekuat. Penyesuaian diri yang baik membantu mencapai
berbagai derajat kedekatan dalam hubungan sosialnya, sebab individu mampu dan
bahwa penyesuaian diri dapat menolong wanita karier perantau terhindar dari
antara Kecerdasan Emosi dan Penyesuaian Diri dengan Kesepian pada Wanita
B. Rumusan Masalah
dengan kesepian pada wanita karier perantau usia dewasa awal di Jakarta?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
C. Tujuan Penelitian
dengan kesepian pada wanita karier perantau usia dewasa awal di Jakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
sejenis.
commit to user