Kepribadian
Adiyuswa
Disusun oleh Kelompok 8
ANGGOTA KELOMPOK
Lansia yang memiliki tipe kepribadian Lansia yang memiliki tipe kepribadian mandiri
konstruktif cenderung tampak tenang, tidak cenderung memiliki sifat ketergantungan yang
banyak mengalami permasalahan, memiliki rendah, tetapi memiliki resiko tinggi mengalami
integritas yang tinggi, fleksibel, dan memiliki post power syndrome. Dimana post power
tingkat toleransi yang tinggi (Asterina, 2012; syndrome ini merupakan keadaan yang
Jamil, 2012). menyebabkan gangguan fisik, sosial, maupun
spiritual pada lansia di masa pensiun yang dapat
menghambat aktivitas sehari-hari (Asterina, 2012;
Jamil, 2012).
Tipe Kepribadian Lansia
Lansia yang memiliki tipe kepribadian Lansia yang memiliki tipe kepribadian
ketergantungan ini biasanya dipengaruhi bermusuhan biasanya memiliki ciri adanya
oleh keadaan keluarga atau kerabat perasaan tidak puas pada hidup yang dijalani,
semasa hidupnya. sering menyalahkan orang lain atas apa yang
terjadi, tidak memperhitungkan banyak hal,
serta curiga dan seringkali merasa iri kepada
orang dengan usia yang lebih muda darinya
(Asterina, 2012; Jamil, 2012).
Tipe Kepribadian Lansia
Lansia yang memiliki tipe kepribadian kritik diri ini biasanya terlihat
tidak bahagia atau sengsara, ditunjukkan dengan adanya penolakan
terhadap bantuan orang lain dan memiliki perilaku yang terkadang
mempersulit dirinya sendiri. Lansia dengan kepribadian ini seringkali
menyalahkan dirinya sendiri (Asterina, 2012; Jamil, 2012).
Contoh Kasus
&
Pembahasan
Kasus 1
Salah satu permasalahan yang terjadi pada orang lanjut usia adalah kematian pasangan dan
sulitnya individu tersebut menyesuaikan diri dengan kematian pasangan. Telah dilakukan
wawancara dan observasi pada tanggal 8 Januari 2018 kepada salah satu lansia di kelurahan
Pasar Tengah Curup, Bengkulu, yang bernama Pak Husni Tamrin. Beliau memberikan
pernyataan sebagai berikut ini “Kematian pasangan hidup merupakan permasalahan yang
sangat berat yang saya rasakan karena sudah lebih dari empat puluh tahun kami hidup
bersama. Sehingga kehilangan yang sangat berarti dalam hidup saya ketika kehilangan istri
saya. Istri saya merupakan penghibur ketika saya sedang sedih, motivator dalam keluarga, dan
ibu yang terbaik bagi keluarga. Sehingga, dengan tidak adanya beliau sekarang, membuat hari-
hari saya merasa sepi. Sejujurnya memang pada awalnya sangat sulit bagi saya untuk
menerima kepergian istri, butuh berbulan-bulan saya untuk menyesuaikan diri tanpa adanya
istri. Tetapi sekarang saya sudah ikhlas karena saya juga tidak mau dia terus-menerus
kesakitan, jadi saya sudah tahu bahwa memang itulah jalan terbaiknya.”
Kasus 2
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh lanjut usia adalah permasalahan pensiun dan
berkurangnya pendapatan keluarga. Wawancara yang dilakukan bersama Ibu Musni pada
8 Januari 2018 didapatkan hasil bahwa permasalahan yang sering dihadapi oleh lansia
biasanya berhubungan dengan ekonomi dikarenakan penghasilan yang tidak ada lagi dan
hanya mengandalkan pemberian dari anak. Lebih lanjut, beliau menjelaskan setelah
memasuki masa pensiun beliau agak mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan
sosial yang luas dikarenakan keterbatasan fisik. Kesehatan, ekonomi dan keluarga
merupakan salah satu permasalahan yang sering dihadapi pada masa lansia. Pada masa
ini seringkali ada keadaan terpaksa, yakni ketergantungan fisik, sosial, dan ekonomi
terutama kepada keluarga yang mungkin dipersulit dengan keadaan ditolak. Selanjutnya,
masalah kesehatan mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut
karena adanya perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan
berpenghasilan) menjadi kemunduran.
Pembahasan Kasus 1
Berdasarkan kasus yang telah dipaparkan di atas, digambarkan memang sebegitu berartinya pasangan
hidup pada hidup masing-masing individu terutama para lansia. Penyesuaian terhadap kematian pasangan
atau terhadap perceraian pun sangat sulit dilakukan bagi pria maupun wanita usia lanjut, karena pada masa
ini semua penyesuaian akan semakin sulit dilakukan. Hal ini juga sesuai dengan teori perkembangan
psikososial Erikson yaitu Eight Stages of Human Life, yaitu pada usia tua adalah integrity vs despair atau
integritas vs keputusasaan, dimana terdapat dua kemungkinan apakah lansia memandang hidupnya dengan
pandangan positif atau negatif. Pak Husni Tamrin memiliki pandangan positif kepada hidup yang telah Ia
jalani, karena beliau dapat menerima kejadian di masa lampau yakni kematian istrinya dan merasa cukup
pada kehidupan sekarang yang dijalani. Pada tahap life review pun, Mungkin pada awalnya Pak Husni Tamrin
merasakan kemarahan dan kesedihan akan kepergian istrinya, namun seiring berjalannya waktu perasaan-
perasaan tadi berubah dengan ditemukannya makna dari pengalaman tersebut. Kemudian jika ditinjau lebih
lanjut, Pak Husni Tamrin memiliki tipe kepribadian ketergantungan atau dependent personality. Hal ini
dikarenakan tipe ini dipengaruhi oleh keadaan keluarga atau kerabat semasa hidup individu, jika lansia
dengan keluarga yang tidak harmonis dan kurang kasih sayang, atau bahkan ditinggalkan oleh keluarganya,
lansia akan merasakan perasaan sedih dan murung (Asterina, 2012; Jamil, 2012).
Pembahasan Kasus 2
Berdasarkan kasus yang telah dipaparkan, diketahui bahwa ekonomi dan kesehatan merupakan salah
permasalahan yang sering dihadapi pada masa lansia. Adanya perubahan dari keadaan sebelumnya,
dimana fisik individu masih kuat, individu masih bekerja dan berpenghasilan menjadi penurunan kondisi
fisik dan penurunan kondisi ekonomi menyebabkan lansia menjadi kesulitan dalam membentuk hubungan
sosial yang luas. Hal ini sejalan dengan teori aktivitas yang menyatakan bahwa apabila di usia dewasa
lanjut seorang individu memiliki sifat seperti aktif, energik, dan produktif maka masalah yang mereka
hadapi di masa tua akan lebih ditangani dengan lebih mudah dan menjadi lebih bahagia dibandingkan
mereka yang diasingkan atau dijauhi dari masyarakat. Teori ini juga menyatakan bahwa semakin banyak
kepuasan hidup yang dimiliki oleh individu maka akan lebih besar kemungkinan mereka akan melanjutkan
peran-peran di masa dewasa menengah hingga dewasa akhir dan apabila peran tersebut terganti atau
terhapus (pensiun) maka mereka perlu menemukan peran pengganti agar tetap memiliki sifat aktif dan
tetap terlibat dalam masyarakat (Feldman, 2001; Santrock, 2011). Lansia yang mengalami hal ini termasuk
dalam tipe kepribadian mandiri karena cenderung memiliki sifat ketergantungan yang rendah, tetapi
memiliki resiko tinggi mengalami post power syndrome. Dimana post power syndrome ini merupakan
keadaan yang menyebabkan gangguan fisik, sosial, maupun spiritual pada lansia di masa pensiun yang
dapat menghambat aktivitas sehari-hari (Asterina, 2012; Jamil, 2012).
Terima Kasih