Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada lansia akan terjadi proses penuaan secara degenerative yang akan
berdampak pada perubahan - perubahan yaitu secara fisik, kognitif, sosial
dan sexsual (Glascock dan Feinman, 1981). Perubahan yang muncul secara
fisik misalnya sistem indra, sistem musculoskeletal, perubahan pada
cardiovaskuler. Perubahan secara psikologi misalnya masa pensiun,
perubahan peran sosial yang telah berubah. Dan pada lansia sering muncul
gangguan seperti immobility (imobilisasi), instability (instabilitas dan jatuh),
impairment (gangguan intelektual) isolation (isolasi) (Kuntjoro, 2002). Dari
perubahan - perubahan tersebut maka secara otomatis akan mempengaruhi
kehidupan dari lansia tersebut, khususnya menyangkut masalah harga diri.
Salah satunya yang dapat mempengaruhi adalah harga diri, pikiran dan
kepercayaan yang diketahui individu tentang dirinya akan mempengaruhi
individu dalam berhubungan dengan orang lain (Tarwoto & Wartonah,
2003).Pada lanjut usia umumnya dorongan dan kemampuan masih kuat, akan
tetapi kadang-kadang realisasinya tidak dapat dilaksanakan, karena
penurunan intelektual (impairment), keterbatasan fungsional (fungcional
limitations), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap)
akibat dari aging proses. Keinginan yang tidak dapat dilaksanakan akibat 2
keterbatasan ini sering kali menimbulkan keraguan dan ketidakpercayaan diri
lanjut usia (leck of self-confidence). Apabila keraguan yang serius dan terus
menerus tentang diri sendiri serta rasa ketidakmampuan menguasai pikiran
dan perasaan, maka lansia akan merasa rendah diri (inferiority complex)
dengan berasikap amat negative terhadap diri, tidak menyukai diri dan
pesimis terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi termasuk kehidupan
masa depan (Centi Paul, 1993). Lansia yang memiliki harga diri tinggi akan
merasa tenang, mantap, optimis dan lebih mampu mengendalikan situasi
dirinya (Dariuszky, 2004). Lansia dengan harga diri yang tinggi akan

1 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
menunjukkan ciri-ciri menunjukkan hubungan erat dengan lansia yang lain,
mampu menghargai dan menghormati diri sendiri, berpandangan bahwa
dirinya sejajar dengan orang lain, cenderung tidak menjadi perfect,
mengenali keterbatasannya, dan berharap selalu berkembang. Sebaliknya
harga diri yang rendah akan membawa pada perilaku yang kurang baik bagi
lansia. Ini terjadi karena lansia dengan harga diri rendah biasanya
bersifat bergantung, kurang percaya diri dan pesimistis (Widodo, 2004).
Menurut Darmojo dan Martono (2004), saat ini lansia diseluruh dunia di
perkirakan ada 500 juta, dengan rata-rata umurnya 60 tahun. Dan
diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar, bahkan di Indonesia
diperkirakan akan mengalami pertambahan lanjut usia tersebar seluruh dunia.
Di Indonesia menurut BPS 1998. Pada tahun 1980 penduduk lansia masih
berjumlah 7,99 juta jiwa atau 5,5% jumlah penduduk. Pada tahun 1990 11,3
3 juta (6,2% jumlah penduduk). Dan diperkirakan pada tahun 2020 jumlah
penduduk lansia sebanyak 28,8 juta.Hasil dari wawancara dengan para lansia
yang tinggal di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Saat proses wawancara
pada 8 orang lanjut usia yang tinggal di panti Werdha Mojopahit
Mojokerto, Hasilnya menunjukan adanya anggapan yang berbeda, pada
5 orang lansia merasa sudah tidak berguna, kurang mendapat perhatian
dan kasih sayang dari keluarga, kadang suka menarik diri dari teman dan
tidak percaya diri, dan sudah lama tidak dijenguk oleh keluarganya, Lansia
sering marah, tidak dapat mengontrol diri, tidak dapat menerima
masalah yang rumit. Hal ini menunjukkan adanya persepsi yang kurang
benar pada diri lansia. Dan pada 3 orang lanjut usia lainnya merasa
hidupnya senang karena masih sering dijenguk oleh keluarganya, cenderung
santai dan tidak ada sikap bermusuhan, yang menunjukkan adanya
persepsi yang positif terhadap dirinya sendiri.Hilangnya harga diri (lack of
self esteem) timbul akibat kehilangan symbol-symbol self-esteem yang
memepengaruhi cara memandang dan menjalani kehidupan. Pada lansia
symbol-simbol self- esteem yang hilang seperti status sosial, kekuasaan,
peran dalam kehidupan, Pekerjaan dan nilainilai yang dianut (Dariuszky,

2 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
2004). Jadi seseorang yang mempunyai harga diri yang tinggi akan
menganggap dirinya orang yang bermanfaat dan berarti. Ia memandang
dirinya sama dengan apa yang ia inginkan. Sebaliknya 4 seseorang lansia
yang mampunyai harga diri rendah berhubungan dengan interpersonal yang
tidak baik (Stuart dan Sundeen, 1998).Penatalaksanatan klien dengan harga
diri rendah dapat dilakukan salah satunya dengan pemberian stimulus atau
rangsangan yang memicu timbulnya persepsi yang positif terhadap dirinya
sendiri. atau istilah lain Terapi aktivitas kelompok (TAK ) stimulasi persepsi
marupakan salah satu terapi modalitas terapi keperawatan lansia dalam
bentuk permainan atau interaksi satu dengan yang lain, dimana lansia balajar
untuk meningkatkan harga dirinya dengan menggali kemampuan positif
individu, dan membantu anggotanya berhubungan satu dengan yang lain.
Serta mengubah perilaku yang distruktif dan maladaptif. Kekuatan kelompok
ada pada kontribusi dari setiap anggota, dan di dalam kelompok seseorang
dapat berbagi pengalaman dan saling menemukan hubungan interpersonal
yang baik dan merasa diakui dan di hargai (Rowlins dan Bock, 1993). Terapi
aktivitas kelompok juga bisa melatih lansia untuk mempersepsikan stimulus
yang pernah di alami. Kemampuan persepsi lansia di tingkatkan dengan
proses ini. Di harapkan respon lanjut usia terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif Menurut (Johnson dan Johnson, 2000) dengan
adanya kelompok maka orang yang masuk dalam kelompok di anggap
sebagai pesaing dan itu meningkatkan performa seseorang yaitu
meningkatkan optimistis dan peningkatan harga diri pada lanjut usia. Oleh
karena itu terapi aktivitas kelompok adalah salah satu cara untuk
meningkatkan aktualisasi diri seorang lanjut usia. Apabila tidak ada upaya
untuk melakukan terapi aktivitas 5 kelompok maka lansia akan merasa tidak
mempunyai harga diri, yang itu mengakibatkan lansia sering bergantung, dan
kurang percaya diri dan sangat mudah pesimistis (Keliat & Akemat, 2005).
Dengan melaksanakan asuahan keperawatan yang komperhensif diharapkan
klien dapat menunjukan peningkatan harga diri. Asuhan keperawatan bersifat
holistik yang ditujukan pada individu, kelompok, keluarga, maupun

3 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
komunitas selain itu diharapkan keperawatan turut berperan dan
berkewajiban menanggulangi permasalahan ini sesuai dengan lingkup ilmu
keperawatan salah satunya dengan meningkatkan kemampuan perawat dalam
melaksanakan TAK hal ini dapat diperoleh melalui pendiikan formal atau
pendidikan keperawatan berkelanjutan. Diharapkan perawat yang
melaksankan TAK sudah harus mengikuti pelatihan tentang TAK, sehingga
dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan terutama dalam
penerapan TAK yang merupakan tindakan keperawatan pada masalah
keperawatan tertentu salah satunya adalah pada klien harga diri rendah pada
lansia (Susripah, 2008)

BAB II

PEMBAHASAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. Definisi Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan


perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi
laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptif. Terapi kelompok merupakan
suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien bersama-sama dengan
jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang
therapist (Yosep, 2009). Sedangkan pengertian TAK orientasi realitas
menurut Purwaningsih dan Karlina (2009) adalah pendekatan untuk
mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Pengertian yang lain
menurut Keliat dan Akemat (2005), TAK orientasi realitas adalah upaya
untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang
lain, lingkungan atau tempat, dan waktu. Realitas (RO) menekankan pada

4 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
pengurangan kebingungan/disorientasi (biasanya dikerjakan dalam suatu
institusi), dan mungkin sangat terstruktur, dengan menekankan orientasi pada
waktu, tempat dan orang atau secara intensif selama 24 jam. Karena ini
melibatkan suatu perubahan lingkungan (melibatkan staf dan keluarga), cara
ini serupa dengan pengobatan lingkungan pergaulan (Folsom, 1968). Studi
yang berhubungan dengan RO cenderung deskriptif dengan peningkatan yang
bersifat umum atau pulang dari institusi tersebut merupakan tujuan utama
(Sherwood dan Mor, 1980), Penelitian ini secara metodologi memiliki
kekurangan (misalnya tidak melakukan pengontrolan terhadap harapan staf
akan peningkatan). Penelitian yang dilakukan oleh Zelpin, Wolfe dan
Kleinplatz (1981) menunjukan bahwa RO adalah efektif dalam menurunkan
disorientasi (relatif terhadap kontrol), tetapi efektifitas ini terbatas bagi
manula yang tidak mengalami disorientasi berat atau yang lebih muda.
Penulis menarik kesimpulan bahwa “Walaupun ada keterbatasan efektifitas
dari RO, RO berguna sebagai suatu alat untuk mengorganisasikan perhatian
terhadap mereka yang dosrientasi sehingga dapat menghindari kebijakan-
kebijakan penjagaan yang tidak pada tempatnya (Zelpin dkk. 1981 : 77).
Zelpin dkk (1981) dan Storand (1978) keduanya menunjukan bahwa
keterikan pada suatu pengobatan yang kaku sering membatasi efektifitas dari
RO. Mengingat RO dapat dipergunakan oleh staf nonprofessional (pembantu
perawat), penggunaannya harus fleksibel, dan mungkin terbatas pada manula
yang tidak begitu disorientasi (Storand : 1978). Dilain pihak, Storand
mencatat bahwa pasien yang disorientasinya sedikit banyak menunjukan rasa
permusuhan apabila terpapar dengan RO secara sama, sehingga memerlukan
waktu dan upaya tambahan bagi staf untuk mengatasi rasa marahnya. Seperti
Hayslip dan Kooken (1982 : 295) tunjukan, “ partisipasi seperti dapat dengan
baik mencegah penurunan kognitif yang mungkin diakibatkan oleh kurangnya
stimulasi. Prinsip yang paling penting yang harus diingat adalah perlu ada
keterpaparan terhadap tuntuan untuk memproses dan memperoleh kembali
informasi, atau dalam istilah sederhana “latihan berfikir”. Ketrampilan
berpikir tidak boleh dihentikan untuk waktu yang lama karena dapat

5 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
menyebabkan kerusakan-kerusakan baik bersifat eksperiensial maupuin
organic. Tujuan utama therapist adalah selalau membuat manula aktif.
Berbeda dengan psikotherapi dengan kelompok umur lainnya, therapy ini
memerlukan sesi satu atau dua kali sehari, jika tidak, sumber stimulasi
lainnya untuk klien akan muncul dan dapat tertanam.

B. Jenis – Jenis Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)


Terapi Aktifitas Kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang
paling banyak ditemukan dikelompok sebagai berikut :
1. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai pada
tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara fisik).
2. TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan sensori).
3. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah mengontrol
halusinasinya, klien waham yang telah dapat berorientasi kepada realita
dan sehat secara fisik).
4. TAK stimulasi persepsi : halusinasi (untuk klien dengan halusinasi)
5. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan HDR)
6. TAK penyaluran energy (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat
mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang
dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehat secara
fisik).
C. PERSIAPAN LINGKUNGAN
1. Ventilasi baik
2. Penerangan cukup
3. Suasana tenang
4. Pengaturan posisi tempat duduk (setting)
D. PERAN DAN FUNGSI TERAPIS
1. Leader
Tugas:
a. Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
b. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.

6 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
2. Co Leader
Tugas:
a. Mendampingi Leader
b. Mengambil alih posisi Leader jika Leader blocking
c. Menyerahkan kembali posisi kepada leader
d. Membuka acara
e. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
f. Memimpin diskusi kelompok
g. Menutup acara diskusi.
3. Fasilitator

Tugas:

a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok


b. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya terapi

4. Observer
Tugas
a. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
b. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.

E. PROSES SELEKSI
1. Berdasarkan observasi perilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh
perawat.
2. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai perilaku klien sehari-hari
serta kemungkinan dilakukan kelompok pada klien tersebut dengan
perawat ruangan.

7 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
3. Melakukan kontak mata pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan
lakukan.

BAB III

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

ORIENTASI REALITA Sesi I-II-III

Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita (TAK) : Orientasi realita adalah


upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri ,
orang lain , lingkungan/ tempat , dan waktu . Klien dengan gangguan jiwa sikotik
, mengalami penurunan daya nilai realitas .

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan
waktu sesuai dengan kenyataan .
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada
b. Klien mengenal waktu dengan tepat
c. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orangorang di sekitarnya
dengan tepat
d. Klien dapat mengenal waktu dengan tepat
e. Klien dapat mengenal tanggal dengan tepat
f. Klien dapat mengenal hari dengan tepat
g. Klien dapat mengenal tahun dengan tepat

B. Aktivitas dan Indikasi

8 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
Aktivitas TAK Orientasi Realita dilakukan 3 sesi yang melatih
kemampuan mengenali orang,tempat,waktu. Klien yang mempunyai
indikasi TAKOR adalah klien dengan gangguan Halusinasi dan Waham
sebagai berikut :

1. Klien yang mengalami gangguan orientasi orang,tempat,waktu.


2. Klien tidak membahayakan diri dan orang lain.
3. Klien sehat secara fisik dan bertoleransi terhadap aktivitas

C. Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran.
2. Ruangan yang nyaman dan tenang.

F
K K

F F

K K

Fa
K K
L CO

Keterangan :

L : Leader

Co : Co Leader

F : Fasilitator

9 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
O : Observer

K : Klien

Petunjuk

Klien duduk melingkar bersama perawat.

D. Metode TAKS
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran atau stimulasi

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Terapi Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal : Senin, 4 Juni 2018
Waktu : Pukul 09.30 WIB s.d selesai
Tempat : Ruang Mawar

F. Nama Klien dan Ruangan


1. Nn . Cantik : Berpenampilan bersih , salah dalam
mengenal seseorang terutama salah saat memanggil perawat ,
sering lupa waktunya sholat : Orientasi Realita
2. Nn . Imut : Berpenampilan menarik tapi sering lupa
waktu makan sering lupa tanggal dan tempat tidur: Orientasi realita
3. Nn Menawan : Berpenampilan rapi , kadang lupa
namanya dan lupa dimana ruangan kamar tidurnya , lupa kamar
mandi , sudah terbina hubungan saling percaya dengan perawat .
Masalah: Halusinasi
4. Tn ganteng : Berpenampilan biasa namun bersih
, mengontrol halusinasinya masih minimal sekali , sering lupa

10 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
tempat sholat dan nama perawat, masih suka mengamuk-ngamuk
bila terdengar suara yang tidak nyata .
Masalah : Halusinasi , Resti mencederai diri dan orang lain
5. Tn Gagah : Berpenampilan biasa namun bersih ,
mengontrol halusinasinya dalam batas sedang , lupa tanggal, bulan
dan tahun.
Masalah: Halusinasi , Resti mencederai diri dan orang lain
6. Nn.Manis : Bernampilan rapi dan menarik , sudah
terjalin hubungan saling percaya dengan perawat , sudah mampu
mengontrol halusinasinya , sering lupa dan tidak mengenali dirinya
dan orang disekitarnya
G. Media dan Alat
1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2. Bulpen
3. Boneka
4. Laptop
5. Lagu “Pop”

H. Susunan Pelaksana
Susunan TAKOR sebagai berikut:
1. Leader : Almas Nida Nabila
2. Co. Leader : Dea Permata Putri
3. Fasilitator 1 : Eka Fitriani
4. Fasilitator 2 : Shinta Yuliana
5. Fasilitator 3 :-
6. Observer :-

I. Kegiatan
Terapi aktivitas kelompok sesi I,II,III

11 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
“ORIENTASI REALITAS” SESI 1

A. Jenis kegiatan : Orientasi Orang


B. Kriteria klien : Klien yang mengalami gangguan orientasi orang
C. Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama-nama perawat
2. Klien mampu mengenal nama-nama klien lain Setting

D. ALAT
1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2. Bulpen
3. Boneka
4. Laptop
5. Lagu “Pop”

E. METODE
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab

F. LANGKAH KEGIATAN
1. PERSIAPAN

12 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
a. Persiapan alat : Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut
TAK, Bulpen, Boneka, Laptop, Lagu “Pop”
b. Persiapan klien : memilih klien sesuai kriteria,klien diberitahu
untuk mengikuti kegiatan TAK pada hari dan jam yang sudah
ditentukan
c. Persiapan tempat : sediakan 1 ruangan yang tenang dan
nyaman,tempat duduk sediakan sejumlah peserta dan perawat yang
akan ikut serta. Posisi duduk melingkar saling beradapan.

2. FASE ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b. Evaluasi / Validasi
Menanyakan perasan klien saat ini
c. Kontrak
1) Waktu : 45 menit
2) Tempat : Ruang Jiwa
d. Topic : Orientasi Orang
1) Tujuan aktifitas: klien dapat menyebutkan jati dirinya
2) Aturan main:
- Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal
sampai dengan akhir
- Bila ingin kekamar kecil harus seizin pemimpin TAK
3. FASE KERJA
a. Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien
b. Terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap
, nama panggilan , asal .
c. Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan
di depan papan nama yang dibagikan terapis meminta masing-
masing klien memperkenalkan diri secara berurutan , searah jarum

13 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
jam dimulai dari terapis , meliputi menyebutkan : nama lengkap ,
nama panggilan, asal , dan hobi
d. Terapis menjelaskan langkah berikutnya:Musik akan dinyalakan
saat terdengar , Boneka dipindahkan dari satu klien ke klien lain .
Saat musik dihentikan , klien yang sedang memegang boneka
menyebutkan nama lengkap , nama panggilan , asal , dan hobi dari
klien yang lain (minimal nama panggilan)
e. Terapis memutar dan menghentikan . saat musik berhenti , klien
klien yang sedang memegang boneka menyebutkan nama lengkap ,
nama panggilan , asal , dan hobi klien yang lain
f. Ulangi langkah e sampai semua klien mendapatkan giliran.
g. Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan
mengajak klien lain bertepuk tangan.

4. FASE TERMINASI
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan
nama panggilan
c. Kontrak yang akan datang
1) Waktu : 45 menit
2) Tempat : Ruang Jiwa
3) Topik/kegiatan : Orientasi Tempat

14 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK )

“ORIENTASI REALITAS” SESI II

A. Jenis kegiatan : Orientasi Tempat


B. Kriteria klien : Klien yang mengalami gangguan orientasi tempat
C. Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama rumah sakit
2. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat
3. Klien mampu mengenal kamar tidur
4. Klien mampu mengenal tempat tidur
5. Klien mampu mengenal ruang perawatan , ruang istirahat , ruang makan
, kamar mandi , dan WC.

D. ALAT
1. Laptop
2. Lagu “Pop”
3. Boneka

E. METODE
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab

F. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi

15 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien

b. Evaluasi / Validasi
Menanyakan perasan klien saat ini.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat
yang biasa dilihat
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut :
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok ,
harus minta izin kepada terapi
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Fase Kerja
a. Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama
ruangan : klien diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada
klien yang mampu menjawab dengan tepat
b. Terapis menjelaskan dengan menyalakan lagu pop, sedangkan
boneka diedarkan satu persatu ke peserta yang lain searah jarum
jam. Pada saat lagu berhenti, klien yang sedang memegang bola
tennis akan diminta menyebutkan nama rumah sakit dan nama
ruangan tempat klien dirawat
c. Terapis menyalakan menghentikan lagu, dan meminta klien
memegang boneka untuk menyebutkan nama ruangan dan nama
rumah sakit . Kegiatan ini diulang sampai semua peserta mendapat
giliran
d. Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan
benar.

16 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
e. Trapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan
fungsi ruangan yang ada. Kantor perawat , kamar mandi , WC ,
ruang istirahat, ruang TAK , dan ruangan lainnya .

4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
- Terapis mennyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
- Terapis menganjurkan klien untuk menghapal nama-nama
tempat
c. Kontrak
- Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang,
yaitu ”Mengenal waktu”
- Menyepakati waktu dan tempat

17 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

“ORIENTASI REALITAS” SESI III

A. Jenis kegiatan : Orientasi Waktu


B. Kriteria klien : Klien yang mengalami gangguan orientasi waktu
C. Tujuan
1. Klien mampu mengenal waktu pagi, siang ,malam
2. Klien mampu mengenal tanggal
D. ALAT
1. Jam tangan
2. Kalender
3. Boneka
4. Music

E. METODE
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab

F. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi

18 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b. Evaluasi / Validasi
Menanyakan perasan klien saat ini
c. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat
yang biasa dilihat
- Terapis menjelaskan aturan main berikut Jika ada klien yang
ingin meninggalkan kelompok , harus minta izin kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Fase Kerja
a. Terapis membagikan papan nama kepada klien
b. Terapis menjelaskan proses permainan
c. Setelah operator memutar music,dan mengedarkan boneka,klien yang
memegang boneka diminta menuliskan waktu sekarang(sesuai jam
dan,tanggal sekarang)
d. Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan benar

4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
- Terapis mennyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
- Terapis menganjurkan klien untuk memahami tanggal sesuai
harinya

19 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
SEKENARIO ROLE PLAY

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

“ Orientasi Realita”

Oleh:

1. Eka Fitriani P1337420216088


2. Almas Nida Nabila P1337420216089
3. Dea Permata Putri P1337420216090
4. Shinta Yuliana

Kasus:

Disebuah Rumah sakit Jiwa akan dilakukan Terapi aktivitas Orientasi


realitas dengan pasien Nn Cantik, Nn imut, Ny Menawan, Nn Manis, Tn
Tampan dan TN Gagah dengan gangguan Halusinasi yang telah diseleksi
dan dapat menjalani terapi aktivitas kelompok,Nn . Cantik Berpenampilan
bersih , salah dalam mengenal seseorang terutama salah saat memanggil perawat ,
sering lupa waktunya sholat dengan gangguan Orientasi Realita.Nn . Imut :
Berpenampilan menarik tapi sering lupa waktu makan sering lupa tanggal dan
tempat tidur: Orientasi realita.Nn Menawan : Berpenampilan rapi , kadang lupa
namanya dan lupa dimana ruangan kamar tidurnya , lupa kamar mandi , sudah
terbina hubungan saling percaya dengan perawat dengan Masalah: Halusinasi.Tn

20 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
ganteng: Berpenampilan biasa namun bersih , mengontrol halusinasinya masih
minimal sekali , sering lupa tempat sholat dan nama perawat, masih suka
mengamuk-ngamuk bila terdengar suara yang tidak nyata . Masalah : Halusinasi ,
Resti mencederai diri dan orang lain.Tn Gagah: Berpenampilan biasa namun
bersih , mengontrol halusinasinya dalam batas sedang , lupa tanggal, bulan dan
tahun.Masalah: Halusinasi , Resti mencederai diri dan orang lain. Nn.Manis:
Bernampilan rapi dan menarik , sudah terjalin hubungan saling percaya dengan
perawat , sudah mampu mengontrol halusinasinya , sering lupa dan tidak
mengenali dirinya dan orang disekitarnya, TAK akan dilaksanakan oleh Perawat
Almas Nida Nabila, Dea Permata Putri, Eka fitriani dan Shinta Yuliana dengan
durasi ± 60 Menit.

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (SESI I)

A. Jenis kegiatan : Orientasi Orang


B. Kriteria klien : Klien yang mengalami gangguan orientasi orang
C. Alat
- Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
- Bulpen
- Boneka
- Laptop
- Lagu “Pop”

D. Fase Orientasi
Leader : selamat pagi semua?
Klien : pagi juga,
Leader : bagaimana perasaannya hari ini?
Klien : baik,,, (sambil menganggukkan kepala)
Leader :Kenalkan, nama saya Almas. Saya mahasiswa
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang

21 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
Klien : Iya!!!
Leader :Nah disini kalian semua berkumpul akan diadakan
permainan, dan disini saya yang akan memimpin jalannya
kegiatan tersebut. Permaianan ini bertujuan agar kalian
saling mengenal dan berani untuk memperkenalkan diri.
Bagaimana kalian mau bermain-main?
Klien : mau...
Leader : baiklah, waktu untuk permainan ini mungkin butuh 45
menit. Apakah kalian sudah siap?
Klien : siaappp..
E. Fase Kerja

Leader : nah, kalau sudah siap saya akan menjelaskan tentang


kegiatan ini. Disini saya sudah sediakan papan nama dan
bolpen. nanti kalian tuliskan nama lengkap,nama
panggilan,alamat asal,dan hobi. Kemudian kalian
memperkenalkan diri secara berurutan searah jarum
jam,dimulai dari saya. Setelah kalian menyebutkan nama,
maka akan diputarkan music dan kalian pindahkan boneka
ini dari anda ke teman anda, jika music berhenti anda yang
memegang boneka ini wajib menyebutkan nama
lengkap,nama panggilan,asal,dan hobi teman kalian.
Apakah sudah jelas?

Klien : sudah jelas!

Leader : nah, kemudian apabila ingin kekamar kecil nanti izin


kepada saya agar permainan ini tidak terganggu nantinya.
bagaimana, apakah sudah mengerti? Sekarang kita mulai ya
permainannya?

Klien : iya sudah mengerti,

22 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
Leader : baik sekarang saya bagikan papan nama dan bolpen
ini…….(5menit kemudian)….sekarang kalian mulai
perkenalkan diri kalian dan hobi masing-masing. (10menit
kemudian)sekarang operator nyalakan musiknya! Bonekah
pertama dipegang oleh Bapak Tampan!

Operator memainkan musik dan boneka perlahan berpindah-pindah dari


genggaman tangan klien Tampan. Dan ketika musik dimatikan, boneka itu berada
dalam genggaman Klien Manis. Dan Manis pun diberi kesempatan sesuai
perjanjian di awal.

Leader : nah, musiknya berhenti!!! Sekarang siapa yang memegang


bonekahya?? Harap memperkenalkan diri temannyasesuai
perjanjian di awal tadi? Untuk observer segera mencatat
serta mengamati respon klien.

Observer : iya.. (sambil menganggukkan kepala)

Klien arif : nama saya Manis, senangnya dipanggil Manis. Saya


berasal dari Purwokerto. Hobi saya bermain gitar dan
menyanyi. (sambil memperkenalkan nama yang dihafalkan)
nama teman :…………….asal………hobi……….

Leader : iya bagus sekali, mbak Manis sangat antusias ya dalam


permainan ini. Kita kasih Tepuk tangan dulu Yukk buat
mbak Manis sebagai orang pertama yang mendapat
kesempatan untuk memperkenalkan dirinya.

Klien n co leader : bertepuk tangan...

Leader : nah sekarang kita lanjutkan ya permainannya, operator


musik!!!

23 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
Operator memainkan musik dan bola perlahan berpindah-pindah dari genggaman
tangan klien. Dan ketika musik dimatikan.mbak Cantik sebagai orang terakhir
yang memegang bola.

Leader : stop!!! Nah, sekarang siapa yang memegang bola


terakhirnya? Ternyata mbak cantik ya!! Ya silahkan mbak
Cantik perkenalkan diri anda agar teman-temannya tahu dan
saling mengenal?

Klien fita : iya, nama saya Cantik, saja. Saya berasal dari Purbalingga,
dan hobi saya adalah membaca. (menyebut nama
teman…..asal…..hobi..

Leader : iya, bagus sekali mbk fita dengan perkenalan dirinya.


Tepuk tangan dulu dong buat mbak Cantik??

Semua : tepuk tangan...

F. Fase terminasi
Evaluasi
Leader : nah, sekarang bagaiman perasaan bapak/ibu setelah
memperkenalkan diri dan berkenalan dengan kelompok
lain”.
Semua : senang bisa berkenalan dan bercanda dengan kelompok
lain.
Leader : coba sebutkan kegiatan apa saja yang kita lakukan untuk
pertemuan hari ini?
Semua : memainkan musik dan mengoper boneka!!!
Leader : bagus sekali

G. Kontrak

24 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
Leader : nah, berhubung waktu kita sudah habis. Untuk pertemuan
kali ini kita sudahi dulu, kita lanjutkan besok. Untuk
pertemuan besok kita akan bermain lagi seperti tadi tapi
kita ganti topiknya. Besok kita akan menyampaikan topik
yang ingin dibicarakan seperti bercerita. Bagaiman, apakah
sudah jelas?

Semua : iya jelas!!!

Leader : besok kita kumpul lagi disini jam 08.00 pagi ya??
Tempatnya di ruangan ini saja!! Sekarang kalian boleh
meninggalakan ruangan untuk beristirahat....

Semua klien meninggalkan ruangan.

B. Kemampuan Orientasi Orang

No Aspek yang dinilai Nama Klien


1 Klien mampu mengenal nama-nama
perawat
2 Klien mampu mengenal nama-nama klien
lain

Petunjuk:
1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien. Beri tanda (V)
jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi:
Dokumentasikan pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien
mngikuti TAK orientasi realitas orang. Klien mampu menyebutkan nama –
nama perawat , dan nama nama klien disebelahnya. Anjurkan klien mengenal
klien lain di ruangan

25 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
ORIENTASI REALITA (SESI II)

A. Jenis kegiatan : orientasi tempat


B. Kriteria klien : Klien yang mengalami gangguan orientasi tempat
C. Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama rumah sakit
2. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat
3. Klien mampu mengenal kamar tidur
4. Klien mampu mengenal tempat tidur
5. Klien mampu mengenal ruang perawatan , ruang istirahat , ruang makan
, kamar mandi , dan WC.

D. ALAT
a. Laptop
b. Lagu “Pop”
c. Boneka

E. Fase Orientasi
Leader : selamat pagi semua?
Klien : pagi juga,
Leader : bagaimana perasaannya hari ini?
Klien : baik,,, (sambil menganggukkan kepala)
Leader : nah, kita bertemu lagi ya dalam pagi ini. Masih ingat tidak
apa yang kita lakukan kemarin?
Klien : iya masih, kita kemarin bermain musik sambil
mengoperkan boneka kan?
Leader : iya bagus sekali, ternyata masih ingat ya dengan yang kita
lakukan kemaren. Nah sekarang kita akan bermain-main
lagi, permainan ini sama seperti kemarin Cuma kali ini kita
menyebutkan nama tempat/ruangan yang ada di rumah
sakit ini.

26 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
Klien : iya jelas...
Leader : untuk permaianan ini waktu yang diperlukan Cuma 40
menit saja kok, bagaiman apakah kalian siap?
Klien : ssssiiiaaappp...

F. Fase Kerja

Leader : nah, kalau sudah siap saya akan menjelaskan tentang


peraturan permainan ini. Seperti peraturan kemarin disini
saya sudah sediakan boneka. Begini permaianannya,
operator yang disana akan menyalakan musik dan boneka
akan di edarkan searah jarum jam. Ketika musik ini
berhenti dan boneka dalam genggaman tangan maka yang
memegang bola tersebut akan kami berikan kesempatan
untuk menyebutkan nama rumah sakit dan nama ruangan
tempat anda di rawat. Bagaiamana, apakah ada yang kurang
jelas tentang permainan ini?

Klien : tidak,,, sudah jelas!

Leader : nah, kemudian apabila ingin kekamar kecil nanti izin


kepada saya agar permainan ini tidak terganggu nantinya.
bagaimana, apakah sudah mengerti? Sekarang kita mulai ya
permainannya?

Klien : iya sudah mengerti,

Leader : sekarang, operator nyalakan musiknya! Boneka pertama


dipegang oleh bapak gagah!

Operator memainkan musik dan boneka perlahan berpindah-pindah dari


genggaman tangan klien. Dan ketika musik dimatikan, boneka itu berda dalam
genggaman klien dina. Dan dina pun diberi kesempatan sesuai perjanjian di awal.

27 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
Leader : nah, musiknya berhenti!!! Sekarang siapa yang memegang
bonekanya?? Harap menyampaikan satu nama ruangan?
Untuk observer segera mencatat serta mengamati respon
klien.

Observer : iya.. (sambil menganggukkan kepala)

Klien gagah : iya, disini saya akan menyebutkan nama ruangan, yaitu
ruang melati

Leader : iya bagus sekali dina. Kita kasih aplus dulu dong buat dina
sebagai orang pertama yang mendapat kesempatan untuk
menyebutkan tempat.

Klien dan co leader : bertepuk tangan...

Leader : nah sekarang kita lanjutkan ya permainannya, operator


musik!!!

Operator memainkan musik dan boneka perlahan berpindah-pindah dari


genggaman tangan klien. Dan ketika musik dimatikan.mbak Menawan sebagai
orang terakhir yang memegang boneka.

Leader : stop!!! Nah, sekarang siapa yang memegang boneka


terakhirnya? Ternyata mbak menawan ya!! Ya silahkan
mbak Menawan sebutkan nama tempat yang paling disukai
di ruangan ini?

Klien Menawan : iya, saya akan menyebutkan tempat yang saya sukai yaitu
kamar tidur.

Leader : iya, bagus sekali mbak Menawan sudah menyebutkan


nama tempat yang mbak Menawan sukai. Ayoo tepuk
tangan dulu dong buat mbak memawan ??

Semua : tepuk tangan...

28 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
G. Fase terminasi
Evaluasi

Leader : nah, sekarang bagaimana perasaan bapak/mbak setelah


kita bermain-main tadi?

Semua : saya sedikit lega karena dapat menyebutkan nma


tempat/ruangan yang ada di rumah sakit ini.

Leader : coba sebutkan kegiatan apa saja yang kita lakukan untuk
pertemuan hari ini?

Semua : memainkan musik dan mengoper boneka!!! Trus yang


memegang boneka menyebutkan tempat/ruangan di rumah
sakit ini.

Leader : bagus sekali

H. ·Kontrak

Leader : nah, berhubung waktu kita sudah habis. Untuk pertemuan


kali ini kita sudahi dulu, kita lanjutkan besok.

Semua : iya!!!

Leader : besok kita kumpul lagi disini jam 08.00 pagi ya??
Tempatnya di ruangan ini saja!! Sekarang kalian boleh
meninggalkan ruangan untuk beristirahat....

Semua klien meninggalkan ruangan

I. Hasil dan Dokumentasi


Kemampuan Orientasi Tempat

No Aspek yang dinilai Nama Klien

29 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
1 Klien mampu mengenal nama rumah sakit
2 Klien mampu mengenal nama ruangan tempat
dirawat
3 Klien mampu mengenal kamar tidur
4 Klien mampu mengenal tempat tidur
5 Klien mampu mengenal ruang perawatan ,
ruang istirahat , ruang makan , kamar mandi ,
dan WC.

Petunjuk:
1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien. Beri tanda (V) jika
klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi:
Dokumentasikan pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien
mngikuti TAK orientasi realitas tempat. Klien mampu menyebutkan nama rumah
sakit, ruangan tempat dirawat, kamar tidur dan tempat tidur klien dan rungan di
sekitarnya. Anjurkan klien menghafal ruangan di Rumah sakit.

ORIENTASI REALITA (SESI III)

A. Jenis kegiatan : orientasi waktu


B. Kriteria klien : Klien yang mengalami gangguan orientasi waktu
C. Tujuan
1. Klien mampu mengenal waktu pagi, siang ,malam
2. Klien mampu mengenal tanggal
D. Alat
1. Jam tangan
2. Kalender

30 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
3. Boneka
4. Music
E. Fase Orientasi

Leader : selamat pagi semua?

Klien : pagi juga,

Leader : bagaimana perasaannya hari ini?

Klien : baik,,, (sambil menganggukkan kepala)

Leader : nah, kita bertemu lagi ya dalam pagi ini. Masih ingat tidak
apa yang kita lakukan kemarin?

Klien : iya masih, kita kemarin bermain musik sambil


mengoperkan boneka kan?

Leader : iya bagus sekali, ternya masih ingat ya dengan yang kita
lakukan kemaren. Nah sekrang kita akan bermain-main
lagi, permainan ini sama seperti kemarin Cuma kali ini kita
belajar mengenal waktu,hari,tanggal dan jam.

Klien : iya jelas...

Leader : untuk permaianan ini waktu yang diperlukan Cuma 40


menit saja kok, bagaiman apakah kalian siap?

Klien : ssssiiiaaappp...

F. Fase Kerja

Leader : nah, kalau sudah siap saya akan menjelaskan tentang


peraturan permainan ini. Seperti peraturan kemarin disini
saya sudah sediakan boneka. Begini permaianannya,
operator yang disana akan menyalakan musik dan boneka
akan di edarkan searah jarum jam. Ketika musik ini

31 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
berhenti dan boneka dalam genggaman tangan maka yang
memegang boneka tersebut akan kami berikan kesempatan
untuk menyebutkan waktu,hari,tanggal dan jam saat ini.
Bagaiamana, apakah ada yang kurang jelas tentang
permainan ini?

Klien : tidak,,, sudah jelas!

Leader : nah, kemudian apabila ingin kekamar kecil nanti izin


kepada saya agar permainan ini tidak terganggu nantinya.
bagaimana, apakah sudah mengerti? Sekarang kita mulai ya
permainannya?

Klien : iya sudah mengerti,

Leader : sekarang, operator nyalakan musiknya! Boneka pertama


dipegang oleh bapak Gagah!

Operator memainkan musik dan boneka perlahan berpindah-pindah dari


genggaman tangan klien. Dan ketika musik dimatikan, boneka itu berada dalam
genggaman mbak imut. Dan mbak imut pun diberi kesempatan sesuai perjanjian
di awal.

Leader : nah, musiknya berhenti!!! Sekarang siapa yang memegang


bonekanya?? Harap menyebutkan waktu,hari,tanggal dan
jam saat ini ? Untuk observer segera mencatat serta
mengamati respon klien.

Observer : iya.. (sambil menganggukkan kepala)

Klien imut : iya, disini saya akan menyebutkan waktu,tanggal,hari dan


jam.

Leader : iya bagus sekali mbak imut. Kita kasih aplus dulu dong
buat mbak imut sebagai orang pertama yang mendapat
kesempatan untuk menyebutkan tempat.

32 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
Klien dan co leader : bertepuk tangan...

Leader : nah sekarang kita lanjutkan ya permainannya, operator


musik!!!

Operator memainkan musik dan boneka perlahan berpindah-pindah dari


genggaman tangan klien. Dan ketika musik dimatikan.bapak gagah sebagai orang
terakhir yang memegang boneka.

Leader : stop!!! Nah, sekarang siapa yang memegang boneka


terakhirnya? Ternyata bapak gagah ya!! Ya silahkan bapak
gagah sebutkan waktu,hari,tanggal dan jam berapa sekarang
?

Klien tyas : iya, saya akan menyebutkan waktu,hari,tanggal dan jam


sekarang

Leader : iya, bagus sekali bapak gagah sudah menyebutkan waktu


hari ini . Ayo kasih tepuk tanganya dulu buat bapak gagah
??

Semua : tepuk tangan...

G. Fase terminasi

Evaluasi

Leader : nah, sekarang bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita


bermain-main tadi?

Semua : saya sedikit lega karena dapat mengingat waktu,jam


tanggal dan hari.

Leader : coba sebutkan kegiatan apa saja yang kita lakukan untuk
pertemuan hari ini?

33 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
Semua : memainkan musik dan mengoper boneka!!! Trus yang
memegang boneka menyebutkan waktu,tanggal,jam dan
hari.

Leader : bagus sekali

H. Kontrak

Leader : nah, berhubung waktu kita sudah habis. Untuk pertemuan


kali ini kita sudahi dulu, kita lanjutkan besok.

Semua : iya!!!

Leader : pertemuan ini selesai disini ya,, mudah-mudahan dapat


bermanfaat bagi kalian,,,, terima kasih banyak atas
waktunya…. Sampai jumpa …

Semua klien meninggalkan ruangan

I. Hasil dan Dokumentasi


Kemampuan Orientasi Waktu
No Aspek yang dinilai Nama Klien
1 Klien mampu mengenal waktu pagi,
siang ,malam.
2 Klien mampu mengenal tanggal

Petunjuk:
1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien. Beri tanda (V) jika
klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.

34 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”
Dokumentasi:
Dokumentasikan pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien
mngikuti TAK orientasi realitas tempat. Klien mampu menyebutkan dan
memahami perbedaan waktu (Pagi, siang dan malam) dan tanggal .

DAFTAR PUSTAKA

Herawaty, Netty. 1999. Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC.

Keliat, Budi Anna (2005) Keperawatan Jiwa : Terapi Aktifitas Kelompok.Jakarta :


EGC

Stuart dan Sundeen (1998) Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta :EGC

35 Terapi Aktivitas Kelompok


“Orientasi Realitas”

Anda mungkin juga menyukai