Anda di halaman 1dari 24

Kegiatan Belajar 1: Komponen Elektronika Pasif

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Memahami dasar-dasar Elektronika
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
1. Mengenal komponen elektronika pasif
2. Menjelaskan sifat komponen elektronika pasif
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta dapat mengenal dan mengetahui komponen elektronika pasif
2. Peserta dapat menjelaskan sifat komponen elektronika pasif
Pokok - Pokok Materi :
1. Resistor
2. Kapasitor
3. Induktor
4. Transformator

Uraian Materi
Komponen Pasif
Komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang tidak memerlukan
sumber arus listrik eksternal untuk pengoperasiannya. Komponen yang termasuk
komponen pasif adalah resistor, kapasitor, induktor dan transformator.
1. Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan
namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon.
Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan
simbol Ω.
Untuk menyatakan resistansi sebaiknya disertakan batas kemampuan
dayanya. Berbagai macam resistor di buat dari bahan yang berbeda dengan
sifat-sifat yang berbeda. Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih
resitor pada suatu rancangan selain besar resistansi adalah besar watt-nya.
Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya
berupa panas sebesar W = I2R (watt).
Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan semakin besar
kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran
1/8,1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya 5, 10 dan 20
watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat berwarna putih,
namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ini nilai
resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya 100Ω5W.
Resistor dalam teori dan prakteknya di tulis dengan perlambangan huruf R.
Dilihat dari ukuran fisik sebuah resistor yang satu dengan yang lainnya tidak
berarti sama besar nilai hambatannya. Nilai hambatan resistor di sebut resistansi.

1.1 Macam-Macam Resistor


Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor
dibedakan menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam.
Sedangkan resistor arang dan resistor oksida logam berdasarkan susunan yang
dikenal resistor komposisi dan resistor film.
Namun demikian dalam perdagangan resistor-resistor tersebut dibedakan
menjadi resistor tetap (fixed resistor) dan resistor variabel. Penggunaan untuk
daya rendah yang paling utama adalah jenis tahanan tetap yaitu tahanan
campuran karbon yang dicetak. Ukuran relatif semua tahanan tetap dan tidak
tetap berubah terhadap rating daya (jumlah watt), penambahan ukuran untuk
meningkatkan rating daya agar dapat mempertahankan arus dan rugi lesapan
daya yang lebih besar.

1.1.1 Resistor Tetap


Resistor tetap yaitu resistor yang nilai hambatannya relatif tetap, biasanya
terbuat dari karbon, kawat atau paduan logam.

Gambar 1. Simbol Resistor

Berdasarkan bahan yang digunakan, resistor terbagi beberapa jenis, yaitu :


a. Resistor Karbon (Resistor Arang)
Resistor batang atau resistor karbon terbuat dari bahan senyawa karbon
yang biasanya diberikan lilitan kawat pada batang tersebut.

Gambar 2. Bentuk Resistor Batang Karbon

b. Resistor Film Karbon (Carbon Film Resistor)


Resistor Film Karbon merupakan pengembangan dari resistor batang
karbon. Resistor ini juga mempunyai karakteristik yang sama dengan
resistor batang karbon, namun pada resistor film karbon mempunyai noise
dan koefisien temperatur yang lebih rendah. Dengan demikian, resistor film
karbon ini lebih baik.

Gambar 3. Bentuk Resistor Film Karbon

c. Resistor Film Metal (Metal Film Resistor)


Resistor film metal memiliki toleransi antara 1% hingga 5% sehingga
tingkat keakuratannya tinggi. Resistor ini banyak digunakan pada rangkaian
audio Hi-Fi, rangkaian radio yang memiliki kestabilan tinggi terhadap
frekuensi dan perangkat elektronika.

Gambar 4. Bentuk dan Konstruksi Resistor Film Metal

d. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)


Resistor kawan pada umumnya memiliki daya yang lebih tinggi
dibandingkan dengan resistor jenis lain. Bentuk fisik dari resistor kawat
memiliki dimensi yang lebih besar dan sering digunakan untuk daya
menengah ke atas.

Gambar 5. Bentuk dan Konstruksi Resistor Kawat


e. Resistor NIST (National Institute of Standard and Technology)
Resistor NIST merupakan jenis resistor yang memiliki tingkat akurasi
paling tinggi karena memiliki toleransi 0.001%

Gambar 6. Bentuk Resistor NIST

f. Resistor SMD (Surface Mounted Device)


Resistor SMD memiliki bentuk yang sangat kecil dan cara
pemasangannya dengan ditempel dengan timah.

Gambar 7. Bentuk Resistor SMD

Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau dibaca dari
warna yang tertera pada bagian luar badan resistor tersebut yang berupa gelang
warna.
Kode warna pada resistor menyatakan harga resistansi dan toleransinya.
Semakin kecil harga toleransi suatu resistor adalah semakin baik, karena harga
sebenarnya adalah harga yang tertera dikurangi harga toleransinya. Terdapat
resistor yang mempunyai 4 gelang warna dan 5 gelang warna seperti yang terlihat
pada gambar di bawah ini :

Gambar 8. Urutan gelang warna resistor

Tabel 1. Kode warna pada resistor 4 gelang


Warna Gelang 1 Gelang 2 Gelang 3 Gelang 4
(angka pertama) (angka kedua) (angka ketiga) (toleransi %)
Hitam - 0 10 0
-
Coklat 1 1 101 1
Merah 2 2 10 2
2
Orange 3 3 103 3
Kuning 4 4 10 4
4
Hijau 5 5 105 5
Biru 6 6 10 6
6
Ungu 7 7 107 7
Abu-abu 8 8 108 8
Putih 9 9 10 9
9
Emas - - 10-1 5
Perak - - 10-2
10
Tanpa - - 10-3 20
warna
Tabel 2. Kode warna pada resistor 5 gelang
Warna Gelang 1 Gelang 2 Gelang 3 Gelang 4 Gelang 5
(angka (angka (angka (angka keempat) (toleransi %
pertama) kedua) ketiga) )
Hitam - 0 0 100
-
Coklat 1 1 1 101 1
Merah 2 2 2 102
2
Orange 3 3 3 103 3
Kuning 4 4 4 104 4
Hijau 5 5 5 105
5
Biru 6 6 6 106 6
Ungu 7 7 7 107
7
Abu-abu 8 8 8 108 8
Putih 9 9 9 109
9
Emas - - - 10-1 5
Perak - - - 10-2 10
Tanpa - - - 10-3 20
warna

Contoh:
Sebuah resistor dengan 4 gelang. Gelang pertama kuning, gelang kedua ungu,
gelang ketiga jingga, gelang keempat emas. Tentukan nilai tahanan resistor
tersebut!
Nilai resistor tersebut:
Gelang pertama kuning = 4
Gelang kedua ungu = 7
Gelang ketiga jingga = 103 = 000
Kita susun angka-angka tersebut, maka kita dapatkan nilai tahanannya 47000 Ω
Gelang keempat emas berarti toleransi 5 %

1.1.2. Resistor Tidak Tetap (Variabel)


Resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah
atau tidak tetap. Jenisnya yaitu hambatan geser, Trimpot dan Potensiometer.
1.1.2.1. Trimpot
Resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah dengan cara memutar
porosnya dengan menggunakan obeng. Untuk mengetahui nilai hambatan dari
suatu trimpot dapat dilihat dari angka yang tercantum pada badan trimpot
tersebut.

Gambar 9. Simbol dan Bentuk Trimpot

1.1.2.2. Potensiometer
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang
membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Jika hanya dua terminal yang
digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan
sebagai resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk
mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali suara pada penguat.
Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat digunakan
sebagai transduser, misalnya sebagai sensor joystick.
Gambar 10. Bentuk Potensiometer

Ada beberapa jenis-jenis potensiometer, diantaranya :


a. Potensiometer Linier
Potensiometer linier mempunyai unsur resistif dengan penampang konstan,
menghasilkan peranti dengan resistansi antara penyapu dengan salah satu
terminal proporsional dengan jarak antara keduanya.. Potensiometer linier
digunakan jika relasi proporsional diinginkan antara putaran sumbu dengan rasio
pembagian dari potensiometer, misalnya pengendali yang digunakan untuk
menyetel titik pusat layar osiloskop.

b. Potensiometer Logaritmik
Potensiometer logaritmik mempunyai unsur resistif yang semakin menyempit
atau dibuat dari bahan yang memiliki resistivitas bervariasi. Ini memberikan
peranti yang resistansinya merupakan fungsi logaritmik terhadap sudut poros
potensiometer.

1.1.3 Resistor Non Linear


Nilai tahanan yang dimiliki tidak tetap, karena pengaruh dari luar. Prinsip kerja
dari resistor ini adalah timbulnya perubahan tahanan bergantung pada kondisi
pemicunya.
Resistor ini terdiri dari tiga jenis yaitu :
a. Fotoresistor / LDR (Light Depending Resistor)
Foto resistor ini bekerja berdasarkan sinar yang diterima, besarnya tahanan
fotoresistor dalam kegelapan mencapai sangat besar dan turun apabila berada
dalam keadaan terang. Komponen ini terbuat dari film cadmium sulfide yang
memiliki tahanan yang besar apabila tidak terkena sinar.
Aplikasi dari fotoresistor ini banyak diterapkan pada lampu penerang jalan dan
pada control lampu parkir atau lampu taman.

Gambar 11. Simbol dan Bentuk LDR

b. Thermister
Thermistor adalah sejenis resistor yang bekerja berdasarkan panas yang timbul
pada termister tersebut, akibat dari panas sendiri ataupun panas dari luar.
Tahanan thermister akan berubah bila terjadi perubahan temperatur yang cukup
besar. Beberapa jenis thermister yang biasa dipakai yaitu : Koefisien temperatur
positif (positif temperature coefficient/(p.t.c.) dan koefisien temperatur negatif/
negatif temperature coefisien (n.t.c.).
Thermistor PTC dan NTC mempunyai karakter yang berlawanan. PTC akan
mengalami kenaikan nilai tahanan apabila temperatur disekitarnya naik.
Sebaliknya NTC akan mengalami pengurangan nilai tahanan bila temperatur
sekitanya mengalami kenaikan.
Gambar 12. Bentuk dan Simbol Thermister

c. VDR (Voltage Dependent Resistor)


VDR adalah singkatan dari Voltage Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor
tidak tetap yang nilai resistansinya akan berubah tergantung dari tegangan yang
diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterima, maka
nilai tahanannya akan semakin mengecil, sehingga arus yang melaluinya akan
semakin besar. Dengan adanya sifat tersebut maka VDR akan sangat cocok
digunakan sebagai stabilizer.

Gambar 13. Simbol dan Bentuk VDR

1.2 Rangkaian pada Resistor


Macam-macam rangkaian pada resistor adalah sebagai berikut :
a. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah rangkaian yang menggabungkan dua atau lebih resistor
yang dideret sedemikian rupa, sehingga nilai hambatan totalnya menjadi lebih
besar. Nilai hambatan total dapat dirumuskan sebagai berikut :

Rtotal R1 R2 R3........Rn


Gambar konfigurasi rangkaian seri adalah sebagai berikut :

Gambar 14. Gambar Rangkaian resistor secara seri

b. Rangkaian Paralel
Rangkaian Paralel adalah sebuah rangkaian yang menggabungkan dua atau
lebih resistor yang dijajar sedemikian rupa, sehingga nilai hambatan totalnya
menjadi lebih kecil dari nilai resistor terkecil yang membentuknya. Rumus untuk
mencari nilai hambatan totalnya adalah :

Gambar konfigurasi rangkaian paralel adalah sebagai berikut :

Gambar 15. Gambar Rangkaian resistor secara paralel


c. Rangkaian Campuran
Rangkaian campuran dalah sebuah rangkaian yang menggabungkan dua atau
lebih Resistor yang dihubung secara deret dan jajar sedemikian rupa, di dalam
rangkaian tersebut terdapat hubungan Seri dan Paralel.

Gambar 16. Gambar Rangkaian Campuran

2. Kapasitor
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan
melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan
muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitansi atau kapasitas.
Saat pengisian dan pengosongan muatan pada kapasitor, waktu lamanya
pengisian dan pengosongan muatannya tergantung dari besarnya nilai resistansi
dan kapasitansi yang digunakan pada rangkaian. Pada saat saklar
menghubungkan ketitik 1 arus listrik mengalir dari sumber-sumber tegangan
melalui komponen R menuju komponen C. Tegangan pada kapasitor meningkat
dari 0 volt sampai sebesar tegangan sumber, kemudian tak terjadi aliran, saklar
dipindahkan posisinya ke titik 2 maka terjadi proses pengosongan. Seperti yang
ditunjukan oleh gambar di bawah ini,

Gambar 17. Rangkaian RC hubungan seri dicatu oleh tegangan dc

Tegangan kapasitor menurun, arah arus berlawanan dari arah pengisian.


Tegangan pada R menjadi negatif dan berangsur-angsur tegangannya menjadi 0
volt. Pengisian dan pengosongan masing-masing memerlukan 5 R.C (time
constan).
Sifat - sifat kapasitor pada umumnya :
a. Terhadap tegangan dc merupakan hambatan yang sangat besar.
b. Terhadap tegangan ac mempunyai resistansi yang berubah-ubah sesuai
dengan frequency kerja.
c. Terhadap tegangan ac akan menimbulkan pergeseran fasa, dimana arus 90°
mendahului tegangannya.

Resistansi dari sebuah kapasitor terhadap tegangan ac disebut reaktansi.


Disimbolkan dengan Xc, besarnya reaktansi kapasitor ditulis dengan rumus :
1
Xc 
2fc
Keterangan :
Xc = Reaktansi Kapasitif (ohm)
f = frekuensi (Hz)
C = kapasitansi (F)
- masukkan grafik nya

Seperti halnya hambatan, kapasitor dapat dibagi menjadi :


2.1. Kapasitor Tetap
Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang mempunyai nilai kapasitas yang tetap.

Gambar 18. Simbol Kapasitor

Macam-macam kapasitor tetap adalah, diantaranya:

2.1.1 Kapasitor Keramik


Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna merah, hijau,
coklat dan lain-lain. Dalam pemasangan dipapan rangkaian (PCB), boleh
dibolak-balik karena tidak mempunyai kaki positif dan negatif. Mempunyai
kapasitas mulai dari beberapa piko Farad sampai dengan ratusan Kilopiko Farad
(KpF). Dengan tegangan kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt, tetapi ada juga
yang sampai ribuan volt.

Gambar 19. Bentuk Kapasitor

Cara membaca nilai kapasitor keramik :


Contoh misal pada badannya tertulis = 203, nilai kapasitasnya = 20.000
pF = 20 KpF =0,02 μF.
Jika pada badannya tertulis = 502, nilai kapasitasnya = 5.000 pF = 5 KpF
= 0,005 μF

Gambar 20. Membaca Nilai Kapasitor

2.1.2 Kapasitor polyester


Pada dasarnya sama saja dengan kapasitor keramik begitu juga cara menghitung
nilainya. Bentuknya persegi empat seperti permen. Biasanya mempunyai warna
merah, hijau, coklat dan sebagainya.

Gambar 21. Kapasitor Polyester


2.1.3 Kapasitor Kertas
Kapasitor kertas ini sering disebut juga kapasitor padder. Misal pada radio
dipasang seri dari spul osilator ke variabel kapasitor. Nilai kapasitas yang dipakai
pada sirkuit oscilator antara lain:
a. Kapasitas 200 pF - 500 pF untuk daerah gelombang menengah (Medium
Wave / MW) = 190 meter - 500 meter.
b. Kapasitas 1.000 pF - 2.200 pF untuk daerah gelombang pendek (Short Wave /
SW) SW 1 = 40 meter - 130 meter.
c. Kapasitas 2.700 pF - 6.800 pF untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3
dan 4, = 13 meter - 49 meter.

Gambar 22. Kapasitor Kertas

2.1.4 Kapasitor Elektrolit (Electrolite Condenser = Elco)


Kapasitor elektrolit atau Electrolytic Condenser (Elco) adalah kapasitor yang
biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan
negatif, ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif
atau yang dekat tanda minus ( - ) adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47
μF (mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad dengan voltase kerja dari beberapa
volt hingga ribuan volt.

Gambar 23. Kapasitor elektrolit


Selain kapasitor elektrolit (Elco) yang mempunyai polaritas, ada juga jenis elco
yang berpolaritas yaitu kapasitor solid tantalum dan Elco yang Non Polaritas pada
kakinya tidak ada kutub (+) dan (-).

Gambar 24. Kapasitor Solit Tantalum

Gambar 25. Elco Non Polar

Kerusakan umum pada kondensator elektrolit di antaranya adalah :


a. Kering (kapasitasnya berubah)
b. Konsleting
c. Meledak, yang dikarenakan salah dalam pemberian tegangan positif dan
negatifnya, jika batas maksimum voltase dilampaui juga bisa meledak.
Tabel 3. Kode angka dan huruf pada kapasitor

Contoh :
Kode kapasitor 562J 100V artinya besarnya kapasitas 56 x 102 pF = 5600 pF,
besarnya toleransi sebesar 5% dan kemampuan tegangan kerja 100 Volt.

2.2 Kapasitor tidak tetap (variabel)


Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasitansi atau
kapasitas yang dapat diubah-ubah. Kapasitor ini terdiri dari :
a. Kapasitor Trimer
Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan cara
memutar porosnya dengan obeng.

Gambar 26. Kapasitor Trimer


b. Kapasitor Variabel
Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah denganmemutar poros
yang tersedia. (bentuk menyerupai potensiometer).

Gambar 27. Kapasitor Variabel

3. Induktor
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif
(kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan
magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan
induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam
satuan Henry.
Induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi
kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam
kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu
komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan
tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk
memproses arus bolak-balik.
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau
kapasitansi, dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya
merupakan gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas
kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi
sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada
resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya di dalam inti
karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas
karena penjenuhan.
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau
kapasitansi, dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya
merupakan gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas
kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi
sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada
resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya di dalam inti
karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas
karena penjenuhan.
Sebuah induktor biasanya dikonstruksi sebagai sebuah lilitan dari bahan
penghantar, biasanya kawat tembaga, digulung pada inti magnet berupa udara
atau bahan feromagnetik. Bahan inti yang mempunyai permeabilitas magnet
yang lebih tinggi dari udara meningkatkan medan magnet dan menjaganya
tetap dekat pada induktor, sehingga meningkatkan induktansi induktor. Induktor
frekuensi rendah dibuat dengan menggunakan baja laminasi untuk menekan
arus eddy. Ferit lunak biasanya digunakan sebagai inti pada induktor frekuensi
tinggi, dikarenakan ferit tidak menyebabkan kerugian daya pada frekuensi tinggi
seperti pada inti besi. Ini dikarenakan ferit mempunyai lengkung histeresis yang
sempit dan resistivitasnya yang tinggi mencegah arus eddy.
Induktor dibuat dengan berbagai bentuk, sebagian besar dikonstruksi
dengan menggulung kawat tembaga email disekitar bahan inti dengan kaki-kaki
kawat terlukts keluar. Beberapa jenis menutup penuh gulungan kawat di dalam
material inti, dinamakan induktor terselubungi. Beberapa induktor mempunyai
inti yang dapat diubah letaknya, yang memungkinkan pengubahan induktansi.
Induktor yang digunakan untuk menahan frekuensi sangat tinggi biasanya
dibuat dengan melilitkan tabung atau manik-manik ferit pada kabel transmisi.
Berdasarkan kegunaannya Induktor dapat bekerja pada:
a. Frekuensi tinggi pada spul antena dan osilator
b. Frekuensi menengah pada spul MF rendah pada trafo input, trafo output,
spul speaker, trafo tenaga, spul relay dan spul penyaring

Induktor terbuat dari lilitan-lilitan kawat dan tembaga, adapun jenis-jenis lilitan
induktor, diantaranya lilitan inti toroid. Sebuah lilitan simpel yang dililit dengan
bentuk silinder menciptakan medan magnet eksternal dengan kutub
utara-selatan. Sebuah lilitan toroid bisa dibuat dari lilitan silinder dengan
menghubungkannya menjadi berbentuk donat, sehingga menyatukan kutub
utara dan selatan. Pada lilitan toroid, medan magnet ditahan pada lilitan. Ini
mengakibatkan lebih sedikit radiasi magnetik dari lilitan, dan kekebalan dari
medan magnet eksternal.

Adapun fungsi Induktor adalah sebagai berikut :


1. Tempat terjadinya gaya magnet
2. Pelipat ganda tegangan
3. Pembangkit getaran
4. Penyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet
5. Menahan arus bolak-balik/ac
6. Meneruskan/meloloskan arus searah/dc
7. Sebagai penapis (filter) Sebagai penalaan (tuning)

Gambar 28. Bentuk dan simbol Induktor tetap

Gambar 29. Bentuk dan simbol Induktor variabel


4. Transformator
Pada dasarnya, transformator hanyalah komponen yang terdiri dari
lilitan-lilitan tembaga yang disusun sedemikian rupa yang fungsinya untuk
memindahkan tenaga listrik dari primer ke sekunder melalui induksi
elektromagnet.

Gambar 30. Bentuk dan simbol trafo

Ketika arus mengalir melewati kumparan primer, akan dihasilkan sebuah


medan magnet. Inti besi trafo menyediakan sebuah jalur untuk dilalui oleh
garis-garis gaya magnet sehingga hampir semua garis gaya yang terbentuk dapat
sampai ke kumparan sekunder. Induksi terjadi hanya ketika terdapat suatu
perubahan pada medan magnet. Dengan demikian, sebuah transformator tidak
dapat bekerja dengan arus DC. Ketika arus AC mengalir melewati kumparan
primer, dibangkitkanlah sebuah medan magnet bolak-balik. Medan magnet ini
akan menginduksikan arus bolak-balik pada kumparan sekunder.
Karena rata-rata rangkaian elektronika menggunakan tegangan catu yang
rendah, maka penggunaan trafo mutlak diperlukan sebagai pengganti baterai
untuk menurunkan tegangan jala-jala PLN 220V menjadi tegangan yang lebih
rendah, misalnya 6V, 9V, 12V dan lain-lain sesuai dengan fungsi dan
kebutuhannya. Secara umum, jenis-jenis trafo yang paling sering digunakan
pada rangkaian elektronika terbagi dua, yaitu trafo step-up dan trafo step-down.

a. Trafo step up
Trafo Step-Up adalah jenis transformator yang berfungsi untuk
menaikan tegangan bolak-balik (AC). Trafo Step-Up disebut juga dengan
trafo penaik tegangan.
Gambar 31. Skema trafo step-up

b. Trafo Step-Down
Trafo Step-Down adalah jenis transformator yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Kebalikan dari trafo step-up, trafo
step-down disebut juga dengan trafo penurun tegangan. Pada trafo step-down
ini, jumlah lilitan primer lebih banyak daripada lilitan sekunder. Trafo ini banyak
digunakan pada rangkaian-rangkaian elektronika terutama yang membutuhkan
tegangan catu rendah.

Gambar 32. Skema trafo step-down

Rangkuman
1. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan
namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon.
Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan
simbol Ω.
2. Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang
dapat dihantarkan.
3. Rangkaian pada resistor dapat tersusun secara seri, paralel dan seri paralel
(campuran)

Anda mungkin juga menyukai