Oleh :
Benaya Revanico Harsono
RE – 1A
4.34.23.0.04
PROGRAM STUDI S.Tr. REKAYASA
ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2023/2024
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN RESISTOR SERI, PARALEL, DAN SERI-
PARALEL
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
a. Terampil dalam menggunakan alat ukur yaitu multimeter sebagai ohmmeter.
b. Dapat menghitung tahanan resistansi dalam rangkaian seri, paralel, dan seri-paralel.
c. Dapat mengukur tahanan resistansi dalam rangkaian seri. paralel, dan seri-parelel.
2. Landasan Teori
a. Pengertian Resistor.
Tahanan adalah salah satu parameter dasar dalam rangkaian listrik maupun
elektronika. Dalam setiap penggunaan atau perancangan rangkaian, tahanan selalu
dimasukkan untuk tujuan tertentu. Terdapat dua karakteristik utama yang melekat
pada tahanan, yaitu nilai resistansi dan daya tahanannya. Penting untuk memahami
daya tahanannya karena ini menunjukkan maksimum daya yang dapat ditangani oleh
tahanan tersebut. Resistor, pada dasarnya, dapat dibagi menjadi dua jenis: resistor
tetap dan resistor variabel. Namun, ketika kita menyebut "resistor" tanpa tambahan
kata, maka yang dimaksud adalah resistor tetap, juga dikenal sebagai hambatan atau
tahanan. Resistor adalah komponen elektronik yang berfungsi untuk mengendalikan
arus listrik. Karena arus listrik berkaitan dengan tegangan listrik, saat tegangan listrik
diterapkan pada resistor, maka akan terjadi penurunan tegangan. Hubungan antara
arus listrik, tegangan listrik, dan resistor diatur oleh hukum Ohm, yang dinyatakan
sebagai R = V/I.
Cara membaca resistor adalah dengan melihat strip warna pada resistor dan
menginterpretasikan kode warna tersebut. Setiap warna pada strip memiliki nilai
numerik tertentu. Dengan menggabungkan nilai-nilai numerik dari setiap strip warna,
kita dapat menghitung nilai resistansi resistor tersebut. Pemahaman yang baik tentang
kode warna resistor sangat penting dalam elektronika untuk memilih resistor yang
sesuai dengan kebutuhan rangkaian elektronik kita.
c. Fungsi Resistor.
Selain digunakan secara konvensional untuk mengendalikan arus listrik, resistor
juga terkadang digunakan sebagai jumper atau sekring. Dalam televisi, resistor sering
digunakan sebagai sekring pada pasokan tegangan untuk IC output vertikal atau
penguat audio. Meskipun resistor yang digunakan sebagai sekring biasanya adalah
resistor khusus dengan efek sekring (resistor dengan efek sekring / resistor tahanan
sekring), tetapi dalam beberapa kasus, resistor karbon biasa dengan nilai tahanan
sekitar 1 hingga 10 ohm dan daya 0.5 watt juga dapat digunakan sebagai pengganti.
Sementara itu, resistor juga digunakan sebagai jumper dengan nilai tahanan 0 ohm,
dan resistor yang digunakan untuk tujuan ini biasanya berbentuk SMD. Penggunaan
resistor sebagai jumper biasanya dikenali dengan kode RJ, sementara penggunaan
sebagai sekring ditandai dengan kode RS.
d. Perhitungan Rangkaian Seri
Rtotal = (R1 + R2 + R3)
e. Perhitungan Rangkaian Paralel
1 1 1 1
= + +
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅1 𝑅2 𝑅3
f. Perhitungan Rangkaian Seri-Paralel
1 1
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + +
𝑅2 𝑅3
g. Pengukuran
Hasil pengukuran yang berulang akan memperhatikan suatu distribusi disekitar
harga yang sebenarnya. Bila pengukuran terhadap suatu rangkaian dilakukan
sebanyak n kali dengan data A, B, C, D, dan E maka rata – rata hasil pengukuran (X)
adalah:
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷+𝐸
𝑋=
𝑁
3. Alat dan Bahan
Modul Resistor :
1. 100 Ω ( 1 buah)
2. 1K Ω (2 buah)
3. 10K Ω (1 buah)
4. 100K Ω (1 buah)
5. 150K Ω (1 buah)
6. 220K Ω (1 buah)
7. 330 Ω (1 buah)
8. 47 Ω (1 buah)
9. 470 Ω (2 buah)
10. 4,7K Ω (1 buah)
Multimeter digital (1 buah)
Kabel penghubung/konektor (10 buah)
Papan modul praktikum (1 buah)
Alat tulis untuk mencatat (1 buah)
4. Gambar Rangkaian
No . Gambar Diagram Rangkaian Foto Rangkaian Praktikum
gambar
1.5
1.6 a
1.6 b
1.7 a
1.7 b
1.8 a
1.8 b
5. Langkah Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Amati kode warna pada resistor
3. Rangkai resistor pada project board seri, paralel, atau seri-paralel
4. Ukur resistansi menggunakan multimeter
5. Catat hasil pengukuran
6. Pengukuran
Tabel 1.3 Data hasil pembacaan dan pengukuran nilai resistor
5 Coklat Emas 5% 150Ω- 7,5Ω= 149Ω 149,1Ω 149,1Ω 149,1Ω 150,8Ω 149,5Ω
1 5% x 150Ω 157,5Ω
Hijau 5 7,5 Ω 150Ω+ 7,5 Ω=
Cokelat 142,5Ω
10
Emas
5%
6 Merah Emas 5% 220.000Ω + 221,1kΩ 221,12kΩ
2 5% x 11.000Ω= 221,1KΩ 221,1k 221,1k 221,2k
Merah 220.000Ω 231.000Ω Ω Ω Ω
2 11.000Ω 220.000Ω-
Kuning 11.000Ω=
10 209.000Ω
4
Emas
5%
7 Emas 5% 330Ω+16,5Ω= 327Ω 327Ω 326 327Ω 326,9Ω 326,9Ω
Orange 5% x 330Ω 346,5Ω ,8Ω
3 16,5Ω 330Ω- 16,5Ω=
Orange 313,5Ω
3
Cokelat
10
Emas
5%
8 5% x 47 47Ω+ 2,35Ω= 47Ω 47,5Ω 47,2Ω 47Ω 46,9Ω 47,06Ω
Kuning 2,35Ω 49,35Ω
4 47,5Ω- 2,35Ω=
Ungu 7 44,5Ω
Hitam
1
Emas
5%
9 5% x 470Ω+23,5Ω= 463Ω 472Ω 464Ω 463Ω 464Ω 465,2Ω
Kuning 470Ω= 493,5Ω
4 23,5Ω 470- 23,5Ω=
Ungu 7 446,5Ω
Coklat
10
Emas
5%
10 5% x 4680Ω 4680Ω 4770Ω 4680Ω 4680Ω 4696Ω
Kuning 4700=235Ω 4700Ω+235Ω=
4 4935Ω
Ungu 7 4700Ω- 235Ω=
Merah 4465Ω
102
Emas
5%
Tabel 1.4 Data hasil perthitungan dan pengukuran resistor rangkaian seri, paralel, dan seri-
paralel
5. Seri-paralel 1
=
1
+
1
+
1 729Ω
𝑅𝑡 𝑅1 𝑅2 𝑅3
1 1
= + 1000
1000
=500Ω
1 1 1
𝑅𝑡
= 𝑅3 +𝑅4
1 1 2
=470 + 470 = 470 =235Ω
=235
Rtotal = 500 + 235
=735Ω
7. Analisa
Dari hasil praktikum yang dilakukan, ditemukan bahwa ada perbedaan antara resistansi
total yang dihitung secara teori dan resistansi total yang diukur secara praktis. Walaupun ada
perbedaan tersebut, namun perbedaannya masih berada dalam batas toleransi yang ditetapkan
untuk resistor tersebut. Ini mengindikasikan bahwa resistor masih berfungsi dalam kondisi
normal. Selain itu, berdasarkan analisis kami pada percobaan dengan rangkaian nomor 1 dan
nomor 3, dua resistor yang memiliki nilai yang sama digunakan dalam rangkaian tersebut.
Namun, hasil percobaan menunjukkan bahwa saat resistor disusun secara seri, resistansi
totalnya lebih tinggi daripada saat resistor disusun secara paralel. Hal ini menunjukkan bahwa
konfigurasi pemasangan komponen memiliki dampak pada hasil pengukuran.
8. Kesimpulan
Perbedaan antara teori dan praktik. Hasil pengukuran resistansi total dalam praktikum
sering kali berbeda dengan nilai yang dihitung secara teori. Hal ini mungkin disebabkan oleh
faktor-faktor seperti toleransi resistor dan ketidaksempurnaan dalam peralatan pengukuran.
Meskipun ada perbedaan, penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai tersebut masih berada
dalam batas toleransi resistor yang digunakan.
9. Tugas
a. Pertanyaan :
1. Bandingkan hasil pengukuran Gambar 1.5 pada Tabel 1.3 untuk harga yang tertera
pada cincin resistor dengan hasil pengukuran, apa pendapat saudara.
2. Bandingkan hasil pengukuran resistor pada Gambar 1.6, 1.7, dan 1.8 pada Tabel
1.4 untuk perhitungan secara teori dengan hasil pengukuran, apa pendapat
saudara?
b. Jawaban :
1. Setelah saya bandingkan, antara harga resistor yang dihitung secara teori dan
secara pengkuran menggunakan multimeter, didapati harga yang berbeda. Namun,
perbedaan harga tersebut tidak terlampau jauh dan masih masuk di dalam toleransi
dari resistor ini sendiri. Jadi kesimpulan yang bisa diambil adalah resistor tersebut
masih berfungsi normal.
2. Setelah saya bandingkan, hasil resistansi total yang dihitung secara teori dan
secara pengukuran menggunakan multimeter, didapati harga yang berbeda. Hal ini
terbilang wajar karena selisih harga antara hitung teori dan pengukuran langsung
tidak jauh berbeda. Tentu saja faktor penyebabnya adalah masing masing resistor
yang memiliki nilai toleransi, sehingga perbedaan hasil hitung dan pengukuran
masih dalam kategori normal.