Anda di halaman 1dari 19

Pengantar Rangkaian Listrik

Laboratory Assignment 1
Rangkaian Seri dan Paralel RLC

Tri Mutia (102116002)


Tengku Ikhsan Pedrasia (102116032)
Fio Ariando Josua Purba (102116062)
1. PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah:
1. Dapat menggunakan alat ukur multimeter dan LCR meter
2. Mengetahui cara mengukur berbagai macam komponen RLC
3. Mengetahui karakteristik rangakaian seri dan parallel RLC

1.2 DASAR TEORI


Dalam pengukuran resistor, kapasitor, dan induktor dapat digunakan alat bantu berupa
Multimeter. Multimeter terbagi 2 jenis yaitu, analog dan digital. Dalam pengukuran
komponen tersebut dapat digunakan alat bentuk khusus yang disebut LCR meter.

*Sumber : http://teknikelektronika.com/cara-menggunakan-multimeter-multitester/
https://www.bkprecision.com/products/component-testers/891-300khz-bench-lcr-meter.html

Gambar 1 : Multimeter

Resistor berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian.
Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Resistor terbagi beberapa jenis yaitu,
resistor bernilai tetap, contohnya resistor 4 atau 5 gelang yang nilainya dapat dihitung
dengan menggunakan table kode warna. Resistor bernilai tidak tetap, contohnya
potensiometer yang nilainya dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan, semakin besar sudut
putarnya nilai resistansinya akan semakin besar.

*Sumber : modul pratikum

Gambar 2 : Jenis-jenis resistor


Tabel 1: Kode Warna Resistor.
Warna Pita ke-1 Pita ke-2 Pita ke-3 Pita ke-4
Hitam 0 0 100 -
Cokelat 1 1 101 -
Merah 2 2 102 -
Orange 3 3 103 -
Kuning 4 4 104 -
Hijau 5 5 105 -
Biru 6 6 106 -
Ungu 7 7 107 -
Abu-abu 8 8 108 -
putih 9 9 109 -
Emas - - 10-1 5%
Perak - - 10-2 10%
Tak berwarna - - - 20%

Induktor atau dikenal juga dengan Coil biasanya terdiri dari susunan lilitan Kawat yang
membentuk sebuah Kumparan. Induktor akan menimbulkan medan magnet saat dialiri arus
listrik. Satuan Induktansi pada Induktor adalah Henry (H). Nilai induktansi induktor dapat
dihitung menggunakan kode warna dan kode angka yang terdapat pada induktor tersebut.

*Sumber : modul pratikum

Gambar 3 : Jenis-jenis induktor


Kapasitor atau Kondensator suatu komponen yang dapat menyimpan muatan listrik dalam
waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad (F). Kapasitor memiliki
beberapa jenis yaitu, kapasitor bernilai tetap seperti kapasitor keramik, kerta, mika, dan
elektrolit. Kapasitor bernilai tidak tetap seperti Trimmer yang nilai kapasitasnya dapat diatur.

*Sumber : modul pratikum

Gambar 4 : Jenis-jenis kapasitor


2. METODE PENGAMBILAN DATA
2.1 ALAT-ALAT PERCOBAAN
Peralatan yang digunakan pada percobaan ini antara lain:
1. RLC meter (BK Precission 891) : 1 buah
2. Multimeter analog (Sanwa YX 360 TRF) : 1 buah
3. Multimeter digital (GW Instek GDM360) : 1 buah
4. Breadboard : 1 buah
5. Komponen RLC : 1 set
6. Jumper : 1 set

2.2 PROSEDUR PERCOBAAN


Percobaan 1: Pengukuran Tahanan
1. Resistor gelang dipilih 5 jenis secara acak dan kode warnanya ditulis pada lembar
hasil percobaan.
2. Nilai pembacaan kode warna resistor ditulis pada kolom Nilai Teori.
3. Multimeter analog dan digital digunakan untuk mengukur resistor yang telah
dipilih dan hasilnya ditulis pada lembar hasil percobaan.

Percobaan 2: Pengukuran Kapasitansi


1. Kapasitor dipilih 5 jenis secara acak dan jenisnya ditulis pada lembar hasil
percobaan.
2. Nilai pembacaan kode kapasitor ditulis pada kolom Nilai Teori.
3. Multimeter digital dan RLC meter digunakan untuk mengukur kapasitor yang telah
dipilih dan tuliskan hasilnya pada lembar hasil percobaan.

Percobaan 3: Pengukuran Induktansi


1. Induktor dipilih 5 jenis secara acak dan jenisnya ditulis pada lembar hasil
percobaan.
2. Nilai pembacaan kode induktor ditulis pada kolom Nilai Teori.
3. Multimeter digital dan RLC meter digunakan untuk mengukur kapasitor yang telah
dipilih dan hasilnya ditulis pada lembar hasil percobaan.

Percobaan 4: Pengukuran Potensiometer


1. 1 buah potensiometer dipilih secara acak.
2. Kenop potensiometer diputar sesuai dengan sudut putar yang ditanyakan.
3. Multimeter analog dan digital digunakan untuk mengukur potensiometer yang
telah dipilih dan hasilnya ditulis pada lembar hasil percobaan.

Percobaan 5: Pengukuran Hambatan Seri dan Pararel


1. 4 buah resistor dipilih secara acak untuk setiap pengukuran.
2. Rangkaian seri dibuat dengan menggunakan 4 buah resistor yang sudah dipilih.
3. Nilai hambatan total dari rangkaian yang telah dibuat dihitung berdasarkan teori.
4. Multimeter digital digunakan untuk mengukur hambatan total yang telah dipilih
dan hasilnya ditulis pada lembar hasil percobaan.
5. Percobaan diulangi sampai 4 kali dan dilanjutkan untuk rangkaian hambatan paralel.

Percobaan 6: Pengukuran Kapasitor Seri dan Pararel


1. 4 buah kapasitor dipilih secara acak untuk setiap pengukuran
2. Rangkaian seri dibuat dengan menggunakan 4 buah kapasitor yang sudah dipilih.
3. Nilai kapasitansi total dari rangkaian yang telah dibuat dihitung berdasarkan teori.
4. RLC meter digunakan untuk mengukur kapasitansi total yang telah dipilih dan
hasilnya ditulis pada lembar hasil percobaan
5. Percobaan diulangi sampai 4 kali dan dilanjutkan untuk rangkaian kapasitor parallel

Percobaan 7: Pengukuran Induktor Seri dan Pararel


1. 4 buah induktor dipilih secara acak untuk setiap pengukuran
2. Rangkaian seri dibuat dengan menggunakan 4 buah induktor yang sudah dipilih.
3. Nilai induktansi total dari rangkaian yang telah dibuat dihitung berdasarkan teori.
4. RLC meter digunakan untuk mengukur induktansi total yang telah dipilih dan
Hasilnya ditulis pada lembar hasil percobaan.
5. Percobaan diulangi sampai 4 kali dan dilanjutkan untuk rangkaian induktor parallel

3. Data Dan Analisa


Percobaan 1: Pengukuran Tahanan
Tabel 1.1 : Data Pengukuran Tahanan
Nilai Ukur Nilai Ukur
No Warna Hambatan Nilai Teori
(Analog) (Digital)
Cokelat – Hitam – Hitam –
1. 10.000 Ω 9.990 Ω 9.970 Ω
Merah - Cokelat
Merah – Merah – Hitam –
2. 22.000 Ω 22.000 Ω 22.970 Ω
Merah – Cokelat
Orange -Orange - Hitam –
3. 3.300 Ω 3.300 Ω 3.310 Ω
Cokelat - Cokelat
Merah – Merah – Hitam –
4. 2.200 Ω 2.200 Ω 2.261 Ω
Cokelat – Cokelat
Cokelat – Hitam – Hitam –
5. 10.000 Ω 10.000 Ω 10.020 Ω
Merah - Cokelat

Nilai teori adalah hasil perhitungan nilai resistor menggunakan rumus kode warna (teori).
Cara perhitungannya adalah,
▪ Kode warna gelang kesatu sampai ketiga di tulis urut.
▪ Kode warna gelang keempat sebagai pengalinya.
▪ Kode warna gelang kelima sebagai nilai toleransi pada nilai resistor tersebut
Nilai toleransi berguna untuk mengetahui rentang besar resistansi suatu resistor.
Perhitungan nilai teori resistor yang digunakan :

1. Coklat – Hitam – Hitam – Merah – Coklat


Tabel 1.1.1 : Perhitungan Nilai R1
Gelang Warna Nilai
1 Coklat 1
2 Hitam 0
3 Hitam 0
4 Merah 102
5 Coklat -
100 𝑥 102 = 10.000 Ω
2. Merah – Merah – Hitam – Merah – Coklat
Tabel 1.1.2 : Perhitungan Nilai R2
Gelang Warna Nilai
1 Merah 2
2 Merah 2
3 Hitam 0
4 Merah 102
5 Coklat -
220 𝑥 102 = 22.000 Ω
3. Orange -Orange - Hitam – Coklat – Coklat
Tabel 1.1.3 : Perhitungan Nilai R3
Gelang Warna Nilai
1 Orange 3
2 Orange 3
3 Hitam 0
4 Coklat 101
5 Coklat -
330 𝑥 101 = 3300 Ω
4. Merah – Merah – Hitam – Cokelat – Cokelat
Tabel 1.1.4 : Perhitungan Nilai R4
Gelang Warna Nilai
1 Merah 2
2 Merah 2
3 Hitam 0
4 Cokelat 101
5 Cokelat -
220 𝑥 101 = 2200 Ω
5. Coklat – Hitam – Hitam – Merah – Coklat
Tabel 1.1.5 : Perhitungan Nilai R5
Gelang Warna Nilai
1 Coklat 1
2 Hitam 0
3 Hitam 0
4 Merah 102
5 Coklat -
100 𝑥 102 = 10.000 Ω
Nilai ukur adalah nilai pengukuran resistor menggunakan multimeter. Resistor di ukur dengan
merangkai resistor dan multimeter secara seri .
*Sumber : https://www.skemaku.com/cara-mengukur-resistor-dengan-multimeter/

Gambar 5: Pengukuran Resistor dengan Multimeter Digital

Pada multimeter digital probe (+) di hubungkan dengan lubang V/ Ω, sedangkan probe (-) nya
di hubungkan dengan lubang COM. Nilai yang tertera pada multimeter adalah nilai resistansi
resistor.

*Sumber : https://www.skemaku.com/cara-mengukur-resistor-dengan-multimeter/

Gambar 6: Pengukuran Resistor dengan Multimeter Analog

Pembacaan nilai resistansi resistor menggunakan multimeter analog adalah dengan cara
mengalikan nilai yang di tunjuk panah multimeter dengan nilai pengali yang telah di atur
sebelumnya. Sebelum multimeter digital/analog digunakan, multimeter dikalibrasi terlebih
dahulu.
Perbandingan nilai teori dengan nilai ukur akan ditunjukkan oleh grafik berikut:

PE RBA N D I N G A N N I LA I T EO RI DA N
NI LA I UKUR

Nilai Teori Nilai Ukur (Analog) Nilai Ukur (Digital)


22.970
22.000
22.000

10.020
10.000

10.000
10.000
9.990
9.970

3.310
3.300
3.300

2.261
2.200
2.200

RESISTOR 1 RESISTOR 2 RESISTOR 3 RESISTOR 4 RESISTOR 5

Gambar 7: Grafik Perbandingan Nilai Teori dan Nilai Ukur Pada Resistor.
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa antara nilai teori dan nilai ukur nilainya
hampir sama.
Galat rata-rata antara nilai teori dan nilai ukur :
|𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑅 −𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑢𝑘𝑢𝑟 𝑅 |
∑𝑛
𝑅=1 𝑥 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑅
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = (1)
𝑛

(Multimeter Analog)

|10000 − 9990| |22000 − 22000| |3300 − 3300| |2200 − 2200| |10000 − 10000|
( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%)
10000 22000 3300 2200 10000
=
5
= 0,02%

(Multimeter Digital)

|10000 − 9970| |22000 − 22970| |3300 − 3310| |2200 − 2261| |10000 − 10020|
( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%)
10000 22000 3300 2200 10000
=
5
= 1,55%

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa galat antara nilai teori dengan nilai ukur
analog adalah 0,02% dan galat antara nilai teori dengan nilai ukur digital adalah 1,55%. Nilai
galat tersebut nilainya dibawah 10% sehingga dapat disimpulkan bahwa percobaan 1 ini
berhasil.

Percobaan 2: Pengukuran Kapasitansi


Tabel 1.2 : Data Pengukuran Kapasitansi
Nilai Ukur Nilai Ukur
No Jenis Kapasitor Nilai Teori
(LRC) (Digital)
1. Kapasitor Elektrolit 10.000 µF 9.281 µF 9.570 µF
2. Kapasitor Elektrolit 4.700 µF 2.454 µF 2.174 µF
3. Kapasitor Elektrolit 1.000 µF 904 µF 1.291 µF
4. Kapasitor Elektrolit 100 µF 82,05 µF 102,4 µF
5. Kapasitor Keramik 1.000 nF 1,008 µF 1,025 µF

Nilai teori adalah hasil pembacaan nilai kapasitor yang tertera di kapasitor tersebut. Nilai
ukur adalah nilai hasil pengukuran kapasitor dengan LRC meter dan multimeter digital.
Kapasitor dan LRC meter/multimeter digital di rangkai seri.
*sumber : https://mazbeny.wordpress.com/2015/09/04/cara-mengukur-kapasitansi-kapasitor/

Gambar 8: Pengukuran Kapasitor dengan Multimeter Digital.

Karena kedua alat ukur yang digunakan adalah jenis alat ukur digital, nilai hasil pengukuran
bisa langsung diketahui melalui display/layar.

Untuk mengetahui nilai teori kapasitor bisa menggunakan beberapa cara tergantung jenis
kapasitornya. Di percobaan ini kapasitor yang digunakan adalah kapasitor elektrolit dan
kapasitor keramik. Untuk mengetahui nilai dari kapasitor elektrolit bisa langsung dilihat di
kapasitornya. Contoh nilai kapasitor pada gambar 5 adalah 3300 µF.

*sumber : http://www.nulis-ilmu.com/2015/06/menentukan-nilai-kapasitor.html

Gambar 5: Pembacaan nilai kapasitor elektrolit

Sedangkan untuk kapasitor jenis keramik cara pembacaan nilainya menggunakan kode nilai..
Angka pertama dan kedua merupakan angka yang menyatakan nilai sedangkan angka ketiga
merupakan jumlah angka atau pengali 10. Satuan yang digunakan adalah dalam pikoFarad (pF).
Contoh kapasitor keramik yang digunakan pada percobaan ini memiliki kode 105, artinya nilai
kapasitor tersebut adalah 10 𝑥 105 = 106 pF.

Perbandingan nilai teori dengan nilai ukur akan ditunjukkan oleh grafik berikut:

PE RBA N D I N G A N N I LA I T EO RI DA N N I LA I
UKUR
Nilai Teori Nilai Ukur (LRC) Nilai Ukur (Digital)
10.000

9.570
9.281

4.700
2.454
2.174

1.291
1.000

102,4
82,05

1,008
1,025
904

100

KAPASITOR KAPASITOR KAPASITOR KAPASITOR KAPASITOR


ELEKTROLIT ELEKTROLIT ELEKTROLIT ELEKTROLIT ELEKTROLIT

Gambar 10: Grafik Perbandingan Nilai Toeri dan Nilai Ukur Pada Kapasitor.
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa antara nilai teori dan nilai ukur nilainya
hampir sama kecuali untuk kapasitor elektrolit 4.700 µF.
Galat rata-rata antara nilai teori dan nilai ukur dapat dihitung menggunakan persamaan (1)

(Multimeter LRC)

|10000 − 9281| |4700 − 2454| |1000 − 904| |100 − 82,05| |1000 − 1008|
( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%)
10000 4700 1000 100 1000
=
5
= 16,66%

|10000 − 9281| |1000 − 904| |100 − 82,05| |1000 − 1008|


( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%)
10000 1000 100 1000
=
5
= 7,10% (tanpa kapasitor elektrolit 4.700 µF)

(Multimeter Digital)

|10000 − 9570| |4700 − 2174| |1000 − 1291| |100 − 102,4| |1000 − 1025|
( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%)
10000 4700 1000 100 1000
5
= 18,40%

|10000 − 9570| |1000 − 1291| |100 − 102,4| |1000 − 1025|


( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%)
10000 1000 100 1000
=
5
= 7,66% (tanpa kapasitor elektrolit 4.700 µF)

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa galat antara nilai teori dengan nilai ukur LRC
adalah 7,10% dan galat antara nilai teori dengan nilai ukur digital adalah 7,66% jika
kapasitor elektrolit 4.700 µF tidak dimasukkan ke perhitungan. Dapat disimpulkan bahwa
percobaan 2 ini berhasil untuk pengukuran kapasitor selain kapasitor elektrolit 4.700 µF.
karena ada kerusakan pada kapasitor tersebut, hal ini bisa dibuktikan dengan hasil
pengukuran LCR meter dan multimeter digital hampir sama.

Percobaan 3: Pengukuran Induktansi


Tabel 3 : Data Pengukuran Induktansi
Nilai Ukur
No Jenis Induktor (warna) Nilai Teori
(LRC)
1. Induktor Coil 200 µH 246,4 µH
2. Inti ferit 10 µH 13,40 µH
3. Coklat – Hitam - Coklat 100 µH 213,6 µH
4. Merah – Biru – Biru – Perak 26000 mH 678,1 µH
5. Merah – Merah – Merah - Emas 2200 µH 77,84 µH

Percobaan 4: Pengukuran Potensiometer


Tabel 4 : Data Pengukuran Potensiometer
Nilai Ukur Nilai Ukur
No Sudut putar
(Analog) (Digital)
1. 45° 800 Ω 649 Ω
2. 90° 2.200 Ω 2.428 Ω
3. 135° 3.100 Ω 3.574 Ω
4. 180° 5.700 Ω 5.553 Ω
5. 225° 7.800 Ω 6.830 Ω

Potensiometer termasuk jenis kapasitor yang nilainya tidak tetap/ bisa di atur sesuai
kebutuhan.

G RA FI K NI LA I RESI STA NSI T E RHA DA P SUDUT PUTA R


Analog Digital

9000
8000
7000
NILAI RESISTANSI

6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
0 50 100 150 200 250
SUDUT PUTAR

Gambar 11: Grafik nilai resistansi terhadap sudut putar

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara nilai resistansi dan sudut putar
adalah linear yaitu semakin besar sudut putarnya, nilai resistansinya juga semakin besar.
Percobaan 5: Pengukuran Hambatan Seri dan Pararel
▪ Data Pengukuran Hambatan Rangkaian Seri

Gambar 12: Rangkaian Seri Resistor.

Tabel 1.5.1 : Data Pengukuran Rangkaian Seri Pada Hambatan


No R1 R2 R3 R4 Perhitungan Pengukuran
1. 10.000 Ω 1.500 Ω 470 Ω 100.000 Ω 111.970 Ω 111.400 Ω
2. 47.000 Ω 100.000 Ω 18.000 Ω 470 Ω 165.470 Ω 163.600 Ω
3. 10.000 Ω 100.000 Ω 10.000 Ω 1.000 Ω 121.000 Ω 119.300 Ω
4. 47.000 Ω 100.000 Ω 10.000 Ω 1.000 Ω 158.000 Ω 157.400 Ω

Nilai perhitungan adalah nilai yang dihitung berdasarkan persamaan nilai hambatan untuk
rangkaian seri persamaan (2).
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 𝑅1 + 𝑅2 + ⋯ + 𝑅𝑛 (2)

𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖1 = 10.000 Ω + 1.500 Ω + 470 Ω + 100.000 Ω = 111.970 Ω


𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖2 = 47.000 Ω + 100.000 Ω + 18.000 Ω +470 Ω = 165.470 Ω
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖3 = 10.000 Ω + 100.000 Ω + 10.000 Ω + 1.000 Ω = 121.000 Ω
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖4 = 47.000 Ω + 100.000 Ω + 10.000 Ω + 1.000 Ω = 158.000 Ω

Nilai pengukuran didapat dengan langsung dari pengukuran resistor yang disusun seri.
Perbandingan nilai perhitungan dan pengukuran

P E R B A N D I N G A N N I L A I P E R H I T U N G AN D A N
PENGUKURAN
Nilai Perhitungan Nilai Pengukuran
165.470

163.600

158.000

157.400
121.000

119.300
111.970

111.400

SERI 1 SERI 2 SERI 3 SERI 4

Gambar 13: Perbandingan Nilai Perhitungan Dan Pengukuran


Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa antara nilai teori dan nilai ukur nilainya
hampir sama.
Galat rata-rata antara nilai teori dan nilai ukur dapat dihitung menggunakan persamaan (1)

|111970 − 111400| 165470 − 163600 |121000 − 119300| |158000 − 157400|


( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%)
111970 165470 121000 158000
=
4
= 0,85%

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa galat antara nilai teori dengan nilai ukur
adalah 0,85%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa percobaan ini berhasil.

▪ Data Pengukuran Hambatan Rangkaian Paralel

Gambar 14: Rangkaian Paralel Resistor.

Tabel 1.5.2 : Data Pengukuran Rangkaian Paralel Pada Hambatan


No R1 R2 R3 R4 Perhitungan Pengukuran
1. 10.000 Ω 1.500 Ω 470 Ω 100.000 Ω 344,313 Ω 343,300 Ω
2. 47.000 Ω 100.000 Ω 18.000 Ω 470 Ω 451,570 Ω 452,300 Ω
3. 10.000 Ω 100.000 Ω 10.000 Ω 1.000 Ω 826,446 Ω 816,500 Ω
4. 47.000 Ω 100.000 Ω 10.000 Ω 1.000 Ω 883,957 Ω 884,400 Ω

Nilai perhitungan adalah nilai yang dihitung berdasarkan persamaan nilai hambatan untuk
rangkaian paralel persamaan (3).
1
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 1 1 1 1 (3)
+ + +⋯+
𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛

1
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙1 = = 344,313 Ω
1 1 1 1
+ + +
10.000 Ω 1.500 Ω 470 Ω 100.000 Ω
1
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙2 = = 451,570 Ω
1 1 1 1
47.000 Ω + 100.000 Ω + 18.000 Ω + 470 Ω
1
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙3 = = 826,446 Ω
1 1 1 1
10.000 Ω + 100.000 Ω + 10.000 Ω + 1.000 Ω
1
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙4 = = 883,957 Ω
1 1 1 1
+ + +
47.000 Ω 100.000 Ω 10.000 Ω 1.000 Ω

Nilai pengukuran didapat dengan langsung dari pengukuran resistor yang disusun paralel.
Perbandingan nilai perhitungan dan pengukuran :

PE RBA NDI NG A N NI LA I PE RHI T UNG A N


DA N PE NG UKURA N
Nilai Perhitungan Nilai Pengukuran

883,957
826,446

884,4
816,5
451,57

452,3
344,313

343,3

PARALEL 1 PARALEL 2 PARALEL 3 PARALEL 4

Gambar 15: Perbandingan Nilai Perhitungan Dan Pengukuran

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa antara nilai teori dan nilai ukur nilainya
hampir sama.
Galat rata-rata antara nilai teori dan nilai ukur dapat dihitung menggunakan persamaan (1)

|344,313 − 344,3| 451,57 − 452,3 |826,446 − 816,5| |883,957 − 884,4|


( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%) + ( 𝑥100%)
344,313 451,57 826,466 883,957
=
4
= 0,42%

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa galat antara nilai teori dengan nilai ukur
adalah 0,42%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa percobaan ini berhasil.

Percobaan 6: Pengukuran Kapasitor Seri dan Pararel


▪ Rangkaian Seri Pada Kapasitor :

Gambar 16: Rangkaian Seri Kapasitor.


Tabel 1.6.1 : Data Pengukuran Rangkaian Pada Kapasitor

No. C1 C2 C3 C4 Perhitungan Pengukuran

1. 10.000 µF 4.700 µF 1.000 µF 100 µF 88,39 µF 84,20 µF

Nilai perhitungan adalah nilai yang dihitung berdasarkan persamaan nilai hambatan untuk
rangkaian paralel persamaan (4).
1
𝐶𝑠𝑒𝑟𝑖 = 1 1 1 1 (4)
+ + +⋯+
𝐶 1 𝐶2 𝐶3 𝐶𝑛

1
𝐶𝑠𝑒𝑟𝑖 = = 88,39 µF
1 1 1 1
+ + +
10.000 µF 4.700 µF 1.000 µF 100 µF

Nilai pengukuran didapat dengan langsung dari pengukuran kapasitor yang disusun seri.
Galat rata-rata antara nilai teori dan nilai ukur dapat dihitung menggunakan persamaan (1)

|88,39 − 84,20|
= 𝑥100%
88,39
= 4,74%

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa galat antara nilai teori dengan nilai ukur
adalah 4,74%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa percobaan ini berhasil.
▪ Rangkaian Paralel Pada Kapasitor :

Gambar 17: Rangkaian Paralel Kapasitor.

Tabel 1.6.2 : Data Pengukuran Rangkaian Paralel Pada Kapasitor

No. C1 C2 C3 C4 Perhitungan Pengukuran

1. 10.000 µF 4.700 µF 1.000 µF 100 µF 15.800 µF 14.700 µF

Nilai perhitungan adalah nilai yang dihitung berdasarkan persamaan nilai kapasitor untuk
rangkaian paralel persamaan (5).
𝐶𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 𝐶1 + 𝐶2 + ⋯ + 𝐶𝑛 (5)
𝐶𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 10.000 µF + 4.700 µF + 1.000 µF + 100 µF = 15.800 µF

Nilai pengukuran didapat dengan langsung dari pengukuran resistor yang disusun seri.
Galat rata-rata antara nilai teori dan nilai ukur dapat dihitung menggunakan persamaan (1)

|15800 − 14700|
= 𝑥100%
15800
= 6,96%

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa galat antara nilai teori dengan nilai ukur
adalah 6,96%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa percobaan ini berhasil.

Percobaan 7 : Pengukuran Induktor Seri dan Paralel


▪ Rangkaian Seri Pada Induktor

Gambar 18: Rangkaian Seri Induktor.

Tabel 7.1 : Data Pengukuran Rangkaian Seri Pada Induktor

No. L1 L2 L3 L4 Perhitungan Pengukuran

1. 250 µH 10 µH 100 µH 260 µH 620 µH 369,2 µH

Nilai perhitungan adalah nilai yang dihitung berdasarkan persamaan nilai kapasitor untuk
rangkaian paralel persamaan (6).
𝐿𝑠𝑒𝑟𝑖 = 𝐿1 + 𝐿2 + ⋯ + 𝐿𝑛 (6)

𝐿𝑠𝑒𝑟𝑖 = 250 µH + 10 µH + 100 µH + 260 µH = 620 µH

Nilai pengukuran didapat dengan langsung dari pengukuran resistor yang disusun seri.
Galat antara nilai teori dan nilai ukur dapat dihitung menggunakan persamaan (1)
|620 − 369,2|
= 𝑥100%
620
= 40,48%
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa galat antara nilai teori dengan nilai ukur
adalah 40,48%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa percobaan ini tidak berhasil.

▪ Rangkaian Paralel Pada Induktor

Gambar 19: Rangkaian Paralel Kapasitor.


Tabel 7. : Data Pengukuran Rangkaian Paralel Pada Induktor

No. L1 L2 L3 L4 Perhitungan Pengukuran

1. 250 µH 10 µH 100 µH 260 µH 8,485µH 9,367µH

Nilai perhitungan adalah nilai yang dihitung berdasarkan persamaan nilai hambatan untuk
rangkaian paralel persamaan (7).
1
𝐿𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 1 1 1 1 (7)
+ + +⋯+
𝐿1 𝐿2 𝐿3 𝐿𝑛

1
𝐿𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = = 8,485µH
1 1 1 1
+ 10 µH + 100 µH + 260 µH
250 µH

Nilai pengukuran didapat dengan langsung melakukan pengukuran induktor yang disusun
paralel.
Galat rata-rata antara nilai teori dan nilai ukur dapat dihitung menggunakan persamaan (1)

|8,485 − 9,367|
= 𝑥100%
8,485
= 10,39%

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa galat antara nilai teori dengan nilai ukur adalah
10,39%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa percobaan ini berhasil.
4. KESIMPULAN
▪ Sebelum menggunakan alat ukur multimeter dan LCR meter, alat ukur tersebut
dikalibrasi dahulu
▪ Untuk mengukur nilai resistansi, induktansi dan kapasitansi, alat ukur dan
komponen-komponen tersebut di rangkai seri.
▪ Karakteristik rangkaian seri resistor sama dengan karakteristik rangkaian parallel
kapasitor dan rangkaian seri induktor yaitu hasil penjumlahan masing-masing nilai
komponen
▪ Karakteristik rangkaian paralel resistor sama dengan karakteristik rangkaian seri
kapasitor dan rangkaian paralel induktor.

5. REFERENSI
(Wahyu Kunto Wibowo, Modul Pratikum Pengukuran Dan Rangkaian Listrik, 2018)
(http://teknikelektronika.com/pengertian-komponen-elektronika-aktif-komponen-
elektronika-pasif/, 2018) diakses 10 februari 2018

6. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai