Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH PROJECT

PENGANTAR TEKNIK ELEKTRO

DOSEN PEMBIMBING
(Azmi Riski Lubis Spd,M.T)

OLEH:

ROBBI FERI RANDA SIMAMORA (5191230002)


MICHAEL BOGIN PURBA (5192530007)

PROGRAM STUDI S1TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan karunia dan
berkatnya sehingga saya dapat menyelesaikan Project Pengantar Teknik Elektro
Makalah Pengantar Teknik Elektro kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Terlebih ucapan terima kasih kepada Bapak
Azmi Riski Lubis Spd,MT selaku Dosen yang telah memberikan tugas ini kepada kami untuk
memenuhi tugas-tugas Pengantar Teknik Elektro  Karena makalah ini dapat
terselesaikan  tepat pada waktunya.
Namun tidak lepas dari semua itu,kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik kepada kami, sehingga kami dapat memperbaiki makalah dasar komputer dan
pemrograman ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari makalah Pengantar Teknik Elektro ini
dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat meningkatkan pengetahuan pembaca .

Medan, 29 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...............................................................................4


1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................ 4
1.3 Manfaat Penulisan .......................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Resistor ....................................................................5


2.2 Kapasitor .................................................................................. 14
2.3 Induktor ................................................................................... 21
2.4 Transistor ………………………………………………………………….. ..28
2.5 Dioda ………………………………………………………………………... 32

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan ............................................................................. 37


3.2 Saran ......................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….. 39

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemui suatu alat yang mengadopsi
elektronika sebagai basis teknologinya contoh ; Dirumah, kita sering melihat televisi,
mendengarkan lagu melalui tape atau CD, mendengarkan radio, berkomunikasi dengan
telepon. Dikantor kita menggunakan komputer, mencetak dengan printer, mengirim pesan
dengan faximile, berkomunikasi dengan telepon. Dipabrik kita memakai alat deteksi,
mengoperasikan robot perakit, dan sebagainya. Bahkan dijalan raya kita bisa melihat
lampu lalu-lintas, lampu penerangan jalan yang secara otomatis hidup bila malam tiba,
atau papan reklame yang terlihat indah berkelap-kelip dan masih banyak contoh yang
lainnya. Dari semua uraian diatas kita dapat membuktikan bahwa pada zaman sekarang
ini kita tidak akan lepas dari perangkat yang menggunakan elektronika sebagai dasar
teknologinya. Didalam perangkat elektronika tersebut tentunya terdapan komponen
penting yang menunjang kinerja dari perangkat elektronika tersebut. Komponen tersebut
adalah resistor, kapasitor, induktor, transistor dan diode.
Dengan berdasar hal tersebut di atas, maka penulis mengangkat judul makalah ini
dengan judul Pengetahuan Tentang Elektronika. Dalam makalah ini akan dijelaskan
mengenai pengertian, rumus dasar, bentuk dan kegunaan dari resistor, kapasitor, induktor,
transistor dan dioda.

1.3Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan dan menganalisa karakteristik dari resistor,
kapasitor, induktor, transistor dan dioda baik dari segi teori dasar, rumus dasar, bentuk
maupun manfaat dari alat tersebut.

1.4Manfaat Penulisan
1. Untuk Negara (masyarakat): Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat
memberikan manfaat berupa pengetahuan kepada masyarakat tentang kegunaan dan
manfaat dari resistor, kapasitor, induktor, transistor dan dioda.
2. Untuk Akademik (Ilmu Pengetahuan): Dengan makalah ini diharapkan akan
memberikan manfaat untuk mengkaji seberapa besar kegunaan atau manfaat sebuah
resistor, kapasitor, induktor, transistor dan dioda dalam suatu rangkaian.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Resistor
2.1.1 Teori Dasar
Resistor merupakan perangkat elektronika yang paling banyak digunakan dalam
listrik dan elektronika. Resistor dibuat dengan berbagai cara, antara lain ada yang
dibuat dari gulungan kawat tertentu yang digulungkan sedemikian rupa pada suatu
kerangka. Resistor ini banyak digunakan dalam pemakaian arus dan temperatur yang
tinggi.
Selain resistor jenis kawat gulung, ada juga resistor yang dibuat dari keramik atau
dari karbon. Resistor ini kurang tahan terhadap temperatur tinggi sehingga hanya
digunakan untuk arus kecil atau elektronika.

R e s is t o r g u lu n g a n R e s is t o r k e r a m ik R e s is to r w a r n a
Jenis resistor menurut konstruksinya.

Resistor juga dapat dibagi menurut tahananya, ada resistor yang dapat diatur harga
tahananya ada juga yang tidak. Resistor yang bisa diatur tahananya disebut variable
resistor atau sering disebut potensiometer. Resistor yang tidak dapat diatur nilai
tahananya disebut fixed resistor.

F ix e d r e s is to r V a r ia b le r e s is t o r

Simbol resistor

5
2.1.2 Fungsi Resistor
 Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian
elektronika
 Menurunkan tegangan sesuai yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika
 Membagi tegangan
 Bekerja sama dengan transistor dan kondensator dalam suatu rangkaian untuk
membangkitkan frekuensi tinggi maupun frekuensi rendah

2.1.3 Kode Warna


Harga tahanan dari resistor dapat dibaca langsung pada badanya. Akan tetapi,
yang paling lazim dipakai adalah pembacaaan melalui lukisan gelang-gelang
berwarna (4 buah gelang) yang disebut kode warna. Dibawah ini merupakan tabel
kode warna beserta nilainya.

Warna Warna pada gelang


1 2 3 4
Hitam - - 100
Cokelat 1 1 101
Merah 2 2 102
Orange 3 3 103
Kuning 4 4 104
Hijau 5 5 105
Biru 6 6 106
Ungu 7 7 107
Abu- 8 8 108
abu
Putih 9 9 109
Emas 10-1 5
%
Perak 10-2 10
%
Tak 20
berwarn %
a

6
4
S a tu a n
1
P u lu h a n
G e la n g 2
F a k to r p e n g a li
3
T o le r a n s i
4

Cara pembacaan kode warna resistor


Contoh :
Sebuah resistor memiliki empat buah gelang warna sebagai berikut : Merah –
kuning – hijau – emas. Berapakah nilai tahanan dari resistor tersebut?
Jawab :
Gelang 1 warna merah = 2
Gelang 2 warna kuning= 4
Gelang 3 warna hijau = 105
Gelang 4 warna emas = 5 %
Nilai ideal resistor tersebut adalah 24 x 105 ± (5 % x 24x105). Jadi nilai resistor
tersebut berkisar antara 2.280.000 s/d 2.520.000 Ω.

2.1.4 Resistor Khusus


1. NTC Thermistor ( NTC = Negative temperature coefficient)
Resistor ini memiliki sifat peka terhadap perubahan suhu atau temperatur. Pada
suhu rendah / normal, memiliki nilai tahanan yang besar. Sebaliknya pada suhu yang
tinggi (panas) nilai tahananya menjadi turun atau mengecil. Resistor ini banyak
digunakan untuk sistem yang berpengaruh pada perubahan temperatur. Misalnya
refrigerator, pendingin ruangan, dll.

Simbol NTC

7
2. PTC Thermistor (PTC = positive temperature coefficient)
PTC adalah kebalikan dari NTC. Resistor ini memiliki nilai tahanan yang kecil pada
suhu ruangan normal atau dingin. Sebaliknya pada temperatur udara yang panas nilai
tahananya menjadi naik dan besar. Resistor ini banyak ditemukan pada peralatan yang
peka terhadap panas dan beban arus lebih. Misalnya ; belitan motor listrik, generator
listrik, transformator, dll.

Simbol PTC
3. VDR (voltage dependent resistor)
VDR adalah resistor yang nilai tahananya dapat dipengaruhi oleh perubahan
tegangan. Semakin besar tegangan yang melalui resistor ini, nilai tahananya semakin
kecil. VDR banyak digunakan pada stabilisasi tegangan.

Simbol VDR
4. LDR (light dependent resistor)
LDR banyak digunakan pada peralatan sensor cahaya. Nilai tahanan resistor ini
akan turun jika cahaya mengenai permukaanya.

Gambar 7. Simbol LDR

2.1.5 Rangkaian Seri


Yang dimaqksud dengan rangkaian seri adalah apabila beberapa resistor
dihubungkan secara berturut-turut, yaitu ujung akhir dari resistor pertama disambung
dengan ujung awal dari resistor kedua, dan seterusnya. Jika ujung awal dari resistor
pertam dan ujung akhir resistor terakhir diberika tegangan, maka arus akan mengalir
berturut-turut melalui semua resistor yang besarnya sama.
Gambar rangkaian:

ER1 ER2 ER I
3

8
Hubungan pada rangkaian seri :
 Besar tahanan totalnya adalah
RT = R1 + R2 + R3 + ……Rn

 Besar arus listriknya adalah


I = IR1 = IR2 = IR3 ….= In
E
I=
RT
 Besar tegangan listriknya adalah
ER1 = I . R1

ER2 = I . R2

ER3 = I . R3

ERn = I . Rn

ET = ER1 + ER2 + ER3

2.1.6 Rangkaian Paralel


Yang dimkasud rangkaian pararel jika beberapa resistor secara bersama
dihubungkan antara dua titik yang dihubungkan antara tegangan yang sama. Semua
alat listrik yang ada dirumah dihubungkan secara paralel (lampu, setrika, dll).

Gambar rangkaian:

I1

I2

I3

9
Hubungan pada rangkaian paralel :

 Besar tahanan totalnya adalah


RT = 1 + 1 + 1 + 1
R1 R2 R3 Rn

 Besar arus listrik yang mengalir adalah


I = E

RT

E E E
IR1 = IR2 = IR3 =
R1 R2 R3
Jadi arus tiap cabang adalah :
E
IRn =
Rn
 Besar tegangan listriknya adalah
E = ER1 = ER2 = ER3 = ERn

E = I . RT

2.1.7 Rangkaian Seri – Paralel (Campuran)


Yang di maksud dengan rangkaian seri-paralel adalah gabungan dari rangkaian seri
dan rangkaian paralel. Oleh karena itu, rangkaian seri-paralel biasa disebut rangkaian
campuran.

10
Setelah kita hitung tahanan seri R 2,3, gmbar rangkaian diatas menjadi seperti dibawah
ini.

Maka tahanan totalnya adalah

RT = R1 + R 2,3 + R4

 Besar arus listriknya adalah

E
IT =
RT

Untuk arus pada cabang R2 Dan R3 adalah

E E
I R2 = I R3 =
R2 R3

Jumlah besarnya arus listrik tiap cabang besarnya sama dengan arus total.

Dimana besarnya.

IT = I R2 + IR3

 Besar tegangan listriknya adalah


ER1 = I . R1

ER 2 = ER3 = I . R Paralel 2,3

ER4 = I . R4

Dimana besar tegangan total adalah jumlah tegangan tiap-tiap tahanan.

E = ER1 + ER 2,3 + ER4

11
2.1.8 Sifat-Sifat Rangkaian:

a. Rangkaian seri
 Tahanan totalnya lebih besar dari tahanan laianya
 Besar arusnya sama dalam setiap tahanan
 Tegangan listriknya terbagi tergantung besar tahanan yang dilalui
b. Rangkaian parallel
 Tahanan totalnya lebih kecil atau sama dengan tahanan lainya
 Besar arus listriknya terbagi dalam setiap cabang tergantung nilai tahanan cabang
 Tegangan dalam setiap cabang besarnya sama.

SOAL RESISTOR

1. Diketahui R1 = 2 Ω dan R2 = 4 Ω tersusun paralel. Berapa nilai resistor pengganti


? (Ω = Ohm).

Pembahasan

1/R = 1/R1 + 1/R2 = 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4

R = 4/3 Ω

Nilai hambatan pengganti lebih besar daripada nilai masing-masing resistor yang
terangkai seri.

2. R1 = 1 Ω, R2 = 2 Ω, R3 = 3 Ω. Nilai resistor pengganti adalah…..

Pembahasan

1/R = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 = 1/1 + 1/2 + 1/3 = 6/6 + 3/6 + 2/6 = 11/6

12
R = 6/11 Ω.

3. R1 = 4 Ω, R2 = 2 Ω, V = 12 Volt. Tentukan (a) Nilai resistor pengganti (b) Arus


listrik yang mengalir pada rangkaian (c) Arus listrik yang melewati resistor R 1 dan
R2

Pembahasan

(a) Resistor pengganti

1/R = 1/R1 + 1/R2 = 1/4 + 1/2 = 1/4 + 2/4 = 3/4

R = 4/3 Ω.

(b) Arus listrik pada rangkaian

I = V / R = 12 : 4/3 = 12 x 3/4 = 9 Ampere

(c) Arus listrik yang melewati resistor R1 dan R2

Beda potensial pada kedua ujung R 1 = beda potensial pada kedua ujung R2 = 12
Volt.

I1 = V / R1 = 12 / 4 = 3 Ampere

I2 = V / R2 = 12 / 2 = 6 Ampere

Hasil ini sesuai dengan hukum I Kirchhoff :

I = I 1 + I2

9A=3A+6A

13
2.2 Kapasitor

2.2.1 Teori Dasar

Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan


huruf "C" adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam
medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan
listrik. Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9 x 1011 cm 2 yang artinya luas
permukaan kepingan tersebut.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara
vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan
listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda)
metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal
yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan
sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah
oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak
ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini
terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.

dielektrik

elektroda elektroda

Prinsip dasar kapasitor

1.2.2 Kapasitansi

Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat


menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb
= 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah
kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat
memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :

Q = CV

Q = muatan electron dalam C (coulombs)


C = nilai kapasitansi F (farad)
V = besar tegangan V (volt)
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui
luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan
konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumus dapat di tulis sebagai berikut :

14
C = (8.85 x 10-12) (k A/t)

Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang
disederhanakan.

Tabel konstanta bahan (k)

Udara vakum k=1


Aluminium oksida k=8
Keramik k = 100 - 1000
Gelas k=8
Polyethylene k=3

Untuk rangkaian elektronik praktis, satuan farad adalah sangat besar sekali.
Umumnya kapasitor yang ada di pasaran memiliki satuan : μF, nF dan pF.
1 Farad = 1.000.000 μF (mikro Farad)
1 μF = 1.000.000 pF (piko Farad)
1 μF = 1.000 nF (nano Farad)
1 nF = 1.000 pF (piko Farad)

1 pF = 1.000 μμF (mikro-mikro Farad)


-6
1 μF = 10 F
-9
1 nF = 10 F
1 pF = 10 F-12

Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran


sebuah kapasitor. Misalnya 0.047μF dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain
0.1nF sama dengan 100pF.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan
negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah,
tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat

15
pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang
sering disebut kapasitor (capacitor).

2.2.3 Wujud dan Macam Kondensator (Kapasitor)

Berdasarkan kegunaannya kondensator di bagi menjadi :


1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah)
2. Kondensator elektrolit (Electrolit Condenser = Elco)
3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah)

Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan
angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya.
Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar 100μF25v
yang artinya kapasitor/ kondensator tersebut memiliki nilai kapasitansi 100 μF dengan
tegangan kerja maksimal yang diperbolehkan sebesar 25 volt.
Kapasitor yang ukuran fisiknya kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3
(tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka, satuannya adalah pF (pico farads).
Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor
tersebut adalah 47 pF. Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai
nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan
angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000, 5 = 100.000
dan seterusnya.

Contoh :
104 105 222
104 = 10 x 10.000 105 = 10 x 100.000 222 = 22 x 100
= 100.000 pF = 1.000.000 pF = 2.200 pF
= 100 nF = 1.000 nF = 2,2 nF
= 1 μF atau
= 2n2
Warna Nilai
Untuk Hitam 0 kapasitor polyester nilai
kapasitansinya Coklat 1 bisa diketahui berdasarkan
warna seperti pada Merah 2 resistor.
Tabel Kode Warna Kapasitor Orange 3
Kuning 4
Hijau 5
Biru 16 6
Ungu 7
Abu-abu 8
Putih 9
Contoh :
coklat, hitam, orange
coklat hitam orange Nilainya
1 0 3 103

103 = 10 x 1.000
= 10.000 pF
= 10 nF = 0,01 μF

2.2.4 Rangkaian Kapasitor


Rangkaian kapasitor secara seri akan mengakibatkan nilai kapasitansi total
semakin kecil. Di bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara seri.
C1 C2 C3

Pada rangkaian kapasitor yang dirangkai secara seri berlaku rumus :

1 1 1 1
CTotal
= C +C +C
1 2 3

Rangkaian kapasitor secara paralel akan mengakibatkan nilai kapasitansi pengganti


semakin besar. Di bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara paralel.

C1 C2 C3
Pada rangkaian kapasitor paralel berlaku rumus :

C Total = C 1 + C 2 + C 3
17
2.2.5 Fungsi Kapasitor
Fungsi penggunaan kapasitor dalam suatu rangkaian :
1. Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada PS)
2. Sebagai filter dalam rangkaian PS
3. Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antenna
4. Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon
5. Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar

2.2.6 Tipe Kapasitor

 Kapasitor Electrostatic
Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan
dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang popular
serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil. Tersedia dari
besaran pF sampai beberapa μF, yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang
berkenaan dengan frekuensi tinggi. Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah
bahan-bahan material seperti polyester (polyethylene terephthalate atau dikenal
dengan sebutan mylar), polystyrene, polyprophylene, polycarbonate, metalized paper
dan lainnya.
Mylar, MKM, MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang untuk
kapasitor dengan bahan-bahan dielektrik film. Umumnya kapasitor kelompok ini
adalah non-polar.

 Kapasitor Electrolytic
Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan
dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk
kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan - di badannya. Mengapa
kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya
menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutub positif anoda dan kutub negatif
katoda.

18
 Kapasitor Electrochemical

Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk kapasitor


jenis ini adalah battery dan accu. Pada kenyataannya battery dan accu adalah
kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor
(leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam
pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang besar namun kecil dan ringan,
misalnya untuk aplikasi mobil elektrik dan telepon selular.

SOAL KAPASITOR

1. Terdapat sebuah Kapasitor dengan mempunyai besaran kapasitas sebesar 0.8 μF yang
dimuati oleh sebuah Baterai berkapasitas 20 Volt. Maka berapakah Muatan yg tersimpan
didalam Kapasitor tersebut ?

Diketahui :

C = 0.8 μF sama dengan 8 x 10-7 F

V = 20 Volt (V)

Ditanya :

Berapakah nilah Q ?

19
Jawabannya :

C = Q / V sehingga Q = C x V

Q = 8 x 10-7 x 20

Q = 1.6 x 10-5 coulomb

2. Terdapat sebuah Kapasitor Keping Sejajar dengan mempunyai Luas tiap kepingnya sebesar
2000 cm2 dan terpisah sejauh 2 centimeter antara satu dengan lain. Berapakah nilai dari
Kapasitas Kapasitor tersebut ?

Jawabannya :

C = 8,85.10-12 . (0,2./0,002)

C = 8,85.10-12 x 100

C = 8,85.10-10 farad

3. Tiga kapasitor terangkai seri-paralel seperti pada gambar di bawah. Jika C1 = 2 μF, C2 = 4
μF, C3 = 4 μF, maka kapasitas penggantinya adalah…

Pembahasan
Diketahui :
Kapasitor C1 = 2 μF
Kapasitor C2 = 4 μF
Kapasitor C3 = 4 μF
Ditanya : Kapasitas pengganti (C)
Jawab :
Kapasitor C2 dan C3 terangkai paralel. Kapasitas penggantinya adalah :
CP = C2 + C3 = 4 + 4 = 8 μF
Kapasitor C1 dan CP terangkai seri. Kapasitas penggantinya adalah :
1/C = 1/C1 + 1/CP = 1/2 + 1/8 = 4/8 + 1/8 = 5/8
C = 8/5 μF

μF = mikro Farad (satuan kapasitansi listrik). 1 μF = 10-6 Farad

20
2.3 Induktor

2.3.1 Teori Dasar


Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif
(kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk
menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry.
Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi
kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam kumparan
dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik
dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah
dikarenakan kemampuan induktor untuk memprosesarus bolak-balik.
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasistansi,
dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan
gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa
kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena
kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor berinti
magnet juga memboroskan daya di dalam inti karena efek histeresis, dan pada arus
tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.

2.3.2 Penggunaan

Induktor dengan dua lilitan 47mH, sering dijumpai pada pencatu daya.

Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses sinyal. Induktor
berpasangan dengan kondensator dan komponen lain membentuk sirkuit tertala.
Penggunaan induktor bervariasi dari penggunaan induktor besar pada pencatu daya
untuk menghilangkan dengung pencatu daya, hingga induktor kecil yang terpasang
pada kabel untuk mencegah interferensi frekuensi radio yang melalui kabel.
Kombinasi induktor-kondensator menjadi rangkaian tala dalam pemancar dan
penerima radio. Dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetik membentuk
transformator.

Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa pencatu daya


moda sakelar. Induktor dienergikan selama waktu tertentu, dan dikuras pada sisa
siklus. Perbandingan transfer energi ini menentukan tegangan keluaran. Reaktansi
21
induktif XL ini digunakan bersama semikonduktor aktif untuk menjaga tegangan
dengan akurat. Induktor juga digunakan dalam sistem transmisi listrik, yang
digunakan untuk mengikangkan paku-paku tegangan yang berasal dari petir, dan juga
membatasi arus pensakelaran dan arus kesalahan. Dalam bidang ini, indukutor sering
disebut dengan reaktor.

Induktor yang memiliki induktansi sangat tinggi dapat disimulasikan dengan


menggunakan girator.

2.3.3 Konstruksi induktor

Induktor, skala dalam sentimeter.

Sebuah induktor biasanya dikonstruksi sebagai sebuah lilitan dari bahan


penghantar, biasanya kawat tembaga, digulung pada inti magnet berupa udara atau
bahan feromagnetik. Bahan inti yang mempunyai permeabilitas magnet yang lebih
tinggi dari udara meningkatkan medan magnet dan menjaganya tetap dekat pada
induktor, sehingga meningkatkan induktansi induktor. Induktor frekuensi rendah
dibuat dengan menggunakan baja laminasi untuk menekan arus eddy. Ferit lunak
biasanya digunakan sebagai inti pada induktor frekuensi tingi, dikarenakan ferit
tidak menyebabkan kerugian daya pada frekuensi tinggi seperti pada inti besi. Ini
dikarenakan ferit mempunyai lengkung histeresis yang sempit dan resistivitasnya
yang tinggi mencegah arus eddy. Induktor dibuat dengan berbagai bentuk.
Sebagian besar dikonstruksi dengan menggulung kawat tembaga email disekitar
bahan inti dengan kaki-kali kawat terlukts keluar. Beberapa jenis menutup penuh
gulungan kawat di dalam material inti, dinamakan induktor terselubungi. Beberapa
induktor mempunyai inti yang dapat diubah letaknya, yang memungkinkan
pengubahan induktansi. Induktor yang digunakan untuk menahan frekuensi sangat
tinggi biasanya dibuat dengan melilitkan tabung atau manik-manik ferit pada kabel
transmisi.

Induktor kecil dapat dicetak langsung pada papan rangkaian cetak dengan
membuat jalur tembaga berbentuk spiral. Beberapa induktor dapat dibentuk pada
rangkaian terintegrasi menhan menggunakan inti planar. Tetapi bentuknya yang
kecil membatasi induktansi. Dan girator dapat menjadi pilihan alternatif.

2.3.4 Jenis-Jenis Lilitan

22
 Lilitan Ferit Sarang Madu

Lilitan sarang madu dililit dengan cara bersilangan untuk mengurangi efek
kapasitansi terdistribusi. Ini sering digunakan pada rangkaian tala pada penerima
radio dalam jangkah gelombang menengah dan gelombang panjang. Karena
konstruksinya, induktansi tinggi dapat dicapai dengan bentuk yang kecil.

 Lilitan inti toroid

Sebuah lilitan sederhana yang dililit dengan bentuk silinder menciptakan medan
magnet eksternal dengan kutub utara-selatan. Sebuah lilitan toroid dapat dibuat dari
lilitan silinder dengan menghubungkannya menjadi berbentuk donat, sehingga
menyatukan kutub utara dan selatan. Pada lilitan toroid, medan magnet ditahan pada
lilitan. Ini menyebabkan lebih sedikit radiasi magnetik dari lilitan, dan kekebalan
dari medan magnet eksternal.

2.3.5 Rumus Induktansi

Besaran (SI,
kecuali
Konstruksi Rumus disebutkan
khusus)

 L = induktansi
 μ0 = permeabilitas
vakum
 K = koefisien
Lilitan silinder Nagaoka
 N = jumlah lilitan
 r = jari-jari lilitan
 l = panjang lilitan

 L = induktansi
 l = panjang kawat
Kawat lurus  d = diameter
kawat

 L = induktansi
(µH)
 r = jari-jari lilitan
Lilitan silinder (in)
pendek berinti  l = panjang lilitan
udara (in)

 N = jumlah lilitan

Lilitan berlapis-  L = induktansi


lapis berinti (µH)

23
 r = rerata jari-jari
lilitan (in)
 l = panjang lilitan
(in)
udara
 N = jumlah lilitan
 d = tebal lilitan
(in)

 L = induktansi
 r = rerata jari-jari
Lilitan spiral
spiral
datar berinti
 N = jumlah lilitan
udara
 d = tebal lilitan

 L = induktansi
 μ0 = permeabilitas
vakum
 μr = permeabilitas
relatif bahan inti
 N = jumlah lilitan
Inti toroid
 r = jari-jari
gulungan
 D = diameter
keseluruhan

24
Soal Induktor Dibutuhkan nilai induktansi sebesar 10mH (pada rating arus 2A),
Bagaimana cara menghitung nilai induktor untuk memperoleh nilai yang diharapkan
tersebut?

Penyelesaian contoh soal:

1.Dua buah induktor dengan ukuran masing-masing 20mH bisa dirubah menjadi nilai yang
diharapkan (5mH) dengan perhitungan seperti ini:

L = (L1 x L2) / (L1 + L2)

L = (20mH x 20mH) / (20mH + 20mH)

L = 400mH / 40mH

L = 5mH

1. Tentukan nilai induktansi efektif dari rangkaian sambungan gambar di bawah ini:

Penyelesaian:

1.Rangkaian dapat semakin disederhanakan dengan membutuhkan 3 langkah penyelesaian,


yaitu:

L1 dan L2 adalah sambungan seri maka dapat dihitung dengan rumus:

LA   = L 1 + L 2

LA = 20mH + 20mH

LA = 40mH

Rangkaian akan berubah menjadi seperti ini:

25
Gambar penyelesaian soal 1

2.Nilai LA(hasil penggabungan nilai L1 dan L2) adalah paralel dengan induktor L3 , maka
dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

LB = (LA x L3) / (LA + L3)

LB = (40mH x 120mH) / (40mH + 120mH)

LB = 4800mH / 160mH

LB = 30mH

Rangkaian akan berubah menjadi seperti ini:

2.Nilai LB (hasil penggabungan nilai LA dan L3) adalah tersambung seri dengan induktor L4,
maka dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

L = L B + L4

L = 30mH + 40mH

L = 70mH

26
3.Sebuah kumparan mempunyai induktansi diri 2,5 H. Kumparan tersebut dialiri arus searah
yang besarnya 50 mA. Berapakah besar ggl induksi diri kumparan apabila dalam selang
waktu 0,4 sekon kuat arus menjadi nol?

Jawab :

Diketahui  :

L     =     2,5 H

I1    =     50 mA    = 5 × 10-2 A

I2    =     0

Δt    =     0,4 s

Ditanya     :           ε         = … ?

Pembahasan :

27
2.4 Transistor
2.4.1 Teori Dasar
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal
atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Transistor dibandingkan dengan pita ukur sentimeter

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada
keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

2.4.2 Jenis-jenis Transistor


A. BJT

Transistor Bipolar adalah transistor yang paling umum digunakan di dunia


elektronika. Transistor ini terdiri dari 3 lapisan material semikonduktor yang
terdiri dari dua formasi lapisan yaitu lapisan P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan
lapisan N-P-N (Negatif-Positif-Negatif). Sehingga menurut dua formasi lapisan
tersebut transistor bipolar dibedakan kedalam dua jenis yaitu transistor PNP dan
transistor NPN.

28
Seperti terlihat pada gambar diatas transistor memiliki tiga kaki yang masing-
masing diberi nama B (Basis), K (Kolektor), dan E (Emiter). Perbedaan fungsi
dari jenis transistor ini (PNP atau NPN) terletak pada polaritas pemberian
tegangan bias dan arah arus listrik yang selalu berlawanan.
Fungsi dari transistor bipolar itu sendiri adalah sebagai pengatur arus listrik
(regulator arus listrik), dengan kata lain transistor dapat membatasi arus yang
mengalir dari Kolektor ke Emiter atau sebaliknya (tergantung jenis transistor, PNP
atau NPN) berdasarkan pada jumlah arus listrik yang diberikan pada kaki Basis.

Nama Bipolar diambil karena elektron yang mengalir pada transistor ini
melewati dua tipe material semikonduktor dengan polaritas P (Positif) dan N
(Negatif). Jika tidak ada arus listrik yang mengalir pada kaki Basis, maka
transistor akan dalam keadaan tertutup sehingga tidak ada arus yang mengalir
pada kaki Kolektor ke Emiter atau sebaliknya. Sedangkan jika arus listrik
diberikan pada kaki Basis maka transistor akan kembali terbuka sehingga arus
dapat mengalir dari Kolektor ke Emiter atau sebaliknya, sifat transistor ini banyak
digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai sakelar elektronik.

B. FET

FET memiliki tiga kaki terminal yang masing-masing diberi nama Drain (D),
Source (S), dan Gate (G). FET beroperasi dengan cara mengendalikan aliran
elektron dari terminal Source ke Drain melalui tegangan yang diberikan pada
terminal Gate.

29
Perbedaan mendasar antara FET dan transistor bipolar adalah; jika transistor
bipolar mengatur besar kecil-nya arus listrik yang melalui kaki Kolektor ke Emiter
atau sebaliknya melalui seberapa besar arus yang diberikan pada kaki Basis,
sedangkan pada FET besar kecil-nya arus listrik yang mengalir
pada Drain ke Source atau sebaliknya adalah dengan seberapa besar tegangan
yang diberikan pada kaki Gate
Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:

 Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide


 Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount,
IC, dan lain-lain
 Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET,
MESFET, HEMT, dan lain-lain
 Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
 Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
 Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF
transistor, Microwave, dan lain-lain
 Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan
lain-la

2.4.3 Fungsi Transistor


Transistor merupakan salah satu jenis semi konduktor yang dapat dipergunakan untuk :

 Sebagai perataan arus


 Menahan sebagaian arus
 Menguatkan arus
 Membangkitkan frekuensi tinggi
 Membangkitkan frekuensi rendah

2.4.4 Apikasi Transistor


A. Transistor sebagai Saklar
Dengan mengatur bias sebuah transistor sampai transistor jenuh, maka seolah
akan didapat hubung singkat antara kaki kolektor dan emitor. Dengan
memanfaatkan fenomena ini, maka transistor dapat difungsikan sebagai saklar
elektronik.
B. Transistor sebagai penguat arus
Fungsi lain dari transistor adalah sebagai penguat arus. Karena fungsi ini
maka transistor bisa dipakai untuk rangkaian power supply dengan tegangan
yang di set. Untuk keperluan ini transistor harus dibias tegangan yang konstan
pada basisnya, supaya pada emitor keluar tegangan yang tetap. Biasanya untuk
mengatur tegangan basis supaya tetap digunakan sebuah dioda zener.
C. Transistor sebagai penguat sinyal AC
Selain sebagai penguat arus, transistor juga bisa digunakan sebagai penguat
tegangan pada sinyal AC. Untuk pemakaian transistor sebagai penguat sinyal
digunakan beberapa macam teknik pembiasan basis transistor. Dalam bekerja
sebagai penguat sinyal AC, transistor dikelompokkan menjadi beberapa jenis
penguat, yaitu: penguat kelas A, kelas B,kelas AB, dan kelas C.

30
SOAL TRANSISTOR
1. Andaikan hanya 2 persen dari electron yang diinjeksikan ke dalam basis berekomendasi
dengan lubang-lubang (holes) pada basis. Jika 1 juta electron masuk ke emitter dalam waktu
1 mikro sekon, berapa banyakkah electron yang keluar dari kawa penghubung basis pada
periode ini? Berapa banyakkah yang keluar dari kawat kolektor selama waktu tersebut?

2. Jika arus emitter sebesar 6 mA dan arus kolektor sebesar 5,75 mA, berapakah besarnya
arus bias? Berapakah nilai dari αdc ?

Dik : IE = 6 mA Ic = 5.75 mA

Dit : IB = ……? αdc = ……?

Jawab :

IE = IB +Ic

IB = IE – Ic IB = 6 – 5.75 = 0.25 mA

αdcIc/Ie

αdc = 0,985

3. Sebuah transistor mempunyai βdc sebesar 150. Jika arus kolektor sama dengan 45 mA,
berapakah besarnya arus basis?

Dik : βdc = 150

Ic = 45 mA

Dit : IB = ……?

Jawab :

βdc IC/IB

IB = Ic/ βdc = 0.3mA

31
2.5 Dioda
2.5.1 Teori Dasar
Dioda berasal dari kata DI = dua dan ODA = elektroda atau dua elektroda,
dimana elektroda-elektrodanya tersebut adalah Anoda yang berpolaritas positip dan
Katoda yang berpolaritas negatip.

Dalam elektronika, dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (diode


termionik mungkin memiliki saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai dua
elektroda aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan dioda digunakan
karena karakteristik satu arah yang dimilikinya. Dioda varikap (VARIable
CAPacitor/kondensator variabel) digunakan sebagai kondensator pengendali
tegangan.

Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis diode seringkali disebut
karakteristik menyearahkan. Fungsi paling umum dari diode adalah untuk
memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju)
dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur).
Karenanya, diode dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup pada transmisi
cairan.

2.5.2 Dioda Termionik dan Kegunaannya

Simbol untuk diode tabung hampa pemanasan taklangung, dari atas kebawah adalah anode,
katode dan filamen pemanas

Dioda termionik adalah sebuah peranti katup termionik yang merupakan


susunan elektrode-elektrode di ruang hampa dalam sampul gelas. Dioda termionik
pertama bentuknya sangat mirip dengan bola lampu pijar.

Dalam diode katup termionik, arus listrik yang melalui filamen pemanas
secara tidak langsung memanaskan katode (Beberapa diode menggunakan pemanasan
langsung, dimana filamen wolfram berlaku sebagai pemanas sekaligus juga sebagai
katode), elektrode internal lainnya dilapisi dengan campuran barium dan strontium
oksida, yang merupakan oksida dari logam alkali tanah. Substansi tersebut dipilih
karena memiliki fungsi kerja yang kecil. Bahan yang dihasilkan menimbulkan
pancaran termionik elektron ke ruang hampa. Dalam operasi maju, elektrode logam

32
disebelah yang disebut anode diberi muatan positif jadi secara elektrostatik menarik
elektron yang terpancar.

Walaupun begitu, elektron tidak dapat dipancarkan dengan mudah dari


permukaan anode yang tidak terpanasi ketika polaritas tegangan dibalik. Karenanya,
aliran listrik terbalik apapun yang dihasilkan dapat diabaikan.

2.5.3 Dioda Semikonduktor dan Kegunaannya


A. Dioda Penyearah (Rectifier)
Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang
berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus
searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.

 
Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya
C. Dioda Zener 

Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar
silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada
daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200
volt dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.

D. Dioda Emisi Cahaya ( Light Emitting Diode ) 

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid
State Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan
optik, sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan
elektroda-elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-).
Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu : - Sebagai lampu indikator, -
Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu, -
Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.

33
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium
Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium
Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang
berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP
memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan
cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas
dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna 

TABEL WARNA LED DAN TEGANGANNYA


Warna Tegangan Maju
Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Kuning 2.1 volt
Hijau 2.2 volt

Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena
dapat mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan
menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter
dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.

D. Dioda Cahaya ( Photo-Diode)

Secara umum dioda-cahaya ini mirip dengan PN-Junction, perbedaannya


terletak pada persambungan yang diberi celah agar cahaya dapat masuk padanya.

Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda
cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya
dan temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat
mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin
kecil nilai resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya diantaranya
adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape). Selain
itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman
(security) misal dalam penggunaan alarm.

34
E. Dioda Varactor

Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai
kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah
reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon
dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan
padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda
varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di bagian
pengaturan suara (Audio). 
F. Dioda Cat's Whisker

Ini adalah salah satu jenis diode kontak titik. Dioda cat's whisker terdiri dari
kawat logam tipis dan tajam yang ditekankan pada kristal semikonduktor, biasanya
galena atau sepotong batu bara. Kawatnya membentuk anode dan kristalnya
membentuk katode. Dioda Cat's whisker juga disebut diode kristal dan digunakan
pada penerima radio kristal.

G. Dioda Terobosan

Dioda ini mempunyai karakteristik resistansi negatif pada daerah operasinya


yang disebabkan oleh quantum tunneling, karenanya memungkinkan penguatan
isyarat dan sirkuit dwimantap sederhana. Dioda ini juga jenis yang paling tahan
terhadap radiasi radioaktif.

H. SCR atau Tiristor

Tiristor adalah suatu jenis semi kondiktir yang fungsinya hamper mirip dengan
diode. Pada diode apabila anoda diberi tegangan positif dan katoda diberi tegangan
negative, maka diode akan berkonduksi atau arus listrik akan mengalir dari kutub
positif (anoda) menuju kutub negatif (katoda).
Kalau pada terdapat dua kutub, sedangkan pada tiristor terdapat tiga kutub,
dua kutub pada tiristor sama dengan kutub diode yaitu anoda dan katoda, tetapi
disini ada tambahan satu kutub lagi yang dinamakan gerbang atau gate.

35
2.5.4 Aplikasi Dioda
A. Demodulasi Radio

Penggunaan pertama diode adalah demodulasi dari isyarat radio modulasi


amplitudo (AM). Dioda menyearahkan isyarat AM frekuensi radio, meninggalkan
isyarat audio. Isyarat audio diambil dengan menggunakan tapis elektronik sederhana
dan dikuatkan.

B. Pengubahan daya

Penyearah dibuat dari dioda, dimana diode digunakan untuk mengubah arus
bolak-balik menjadi arus searah. Contoh yang paling banyak ditemui adalah pada
rangkaian adaptor. Pada adaptor, diode digunakan untuk menyearahkan arus bolak-
balik menjadi arus searah. Sedangkan contoh yang lain adalah alternator otomotif,
dimana diode mengubah AC menjadi DC dan memberikan performansi yang lebih
baik dari cincin komutator dari dinamo DC.

36
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil keseluruhan proses analisis pada makalah, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :

3.1.1 Fungsi Resistor


 Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian
elektronika
 Menurunkan tegangan sesuai yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika
 Membagi tegangan
 Bekerja sama dengan transistor dan kondensator dalam suatu rangkaian untuk
membangkitkan frekuensi tinggi maupun frekuensi rendah

3.1.2 Fungsi Kapasitor


 Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada PS)
 Sebagai filter dalam rangkaian PS
 Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antenna
 Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon
 Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar

3.1.3 Fungsi Induktor


 Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses sinyal.
 Dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetik membentuk transformator.
 Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa pencatu daya moda
sakelar.
 Induktor juga digunakan dalam sistem transmisi listrik, yang digunakan untuk
mengikangkan paku-paku tegangan yang berasal dari petir, dan juga membatasi
arus pensakelaran dan arus kesalahan. Dalam bidang ini, indukutor sering disebut
dengan reaktor.

3.1.4 Fungsi Transistor


Transistor merupakan salah satu jenis semi konduktor yang dapat dipergunakan untuk :

 Sebagai perataan arus


 Menahan sebagaian arus
 Menguatkan arus
 Membangkitkan frekuensi tinggi
 Membangkitkan frekuensi rendah

37
3.1.5 Fungsi Dioda
 Dioda Penyearah digunakan untuk mengalirkan arus dan tegangan listrik yang
besar dalam satu arah saja.
 Dioda LED digunakan sebagai lampu isyarat, sebagai lampu hias, maupun lampu
display.
 Dioda Cahaya digunakan sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang
(Punch Tape). Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor
sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.
 Dioda Varactor digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di bagian
pengaturan suara (Audio). 

 Dioda cat's whisker digunakan pada penerima radio kristal.


 Dioda Terobosan jenis yang paling tahan terhadap radiasi radioaktif.
 SCR atau Tiristor merupakan diode yang dapat dikontrol.

3.2 Saran
1. Makalah ini terbatas pada teori dasar, rumus dasar, bentuk dan manfaat dari resistor,
kapasitor dan induktor.

2. Makalah ini dapat dikembangkan pada penjelasan yang lebih luas, misalnya pada
aplikasi dari resistor, kapasitor, dan induktor.

38
DAFTAR PUSTAKA

Barus, FJ, Aplikasi Hukum Kirchoff, PPPG Teknologi Medan, Medan; 2004.
Fadilah, Kismet, Ilmu Listrik, Angkasa, Jakarta; 1999.
Hayt, william H, Kernenerly, Jack E, Pantur Silaban, Rangkaian Listrik jilid 1, Erlangga,
Jakarta; 1982.

39

Anda mungkin juga menyukai