DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................i
BAB I . KOMPONEN ELEKTRONIKA DAN HUKUM DASAR
PADA RANGKAIAN LISTRIK................................................1
1.1 Komponen Elektronika..........................................1
1.2 Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik................8
BAB II RANGKAIAN PEMBAGI TEGANGAN, PEMBAGI
ARUS DAN SETARA...........................................................11
2.1 Rangkaian Pembagi Tegangan dan
Pembebanan..................................................................11
2.2 Rangkaian Pembagi Arus....................................13
2.3 Rangkaian Setara Thevenin dan Norton..........13
BAB III RANGKAIAN PENGISIAN DAN PENGOSONGAN
KAPASITOR SERTA RANGKAIAN PENGUBAH
GELOMBANG......................................................................18
3.1 Pengisian dan Pengosongan Kapasitor............18
3.2 Rangkaian Pengintegralan RC Pasif
(Integrator)....................................................................24
3.3 Rangkaian Pendiferensial RC Pasif (Diferensial)
25
BAB IV RANGKAIAN PEREDAM SINYAL (FILTER)...........28
4.1 Filter Lolos Rendah Pasif....................................28
4.2 Filter Lolos Tinggi Pasif......................................31
BAB V RESONANSI LISTRIK PADA RANGKAIAN RLC
DAN ALIH TEGANGAN.......................................................35
5.1 Resonansi RLC seri..............................................35
5.2 Resonansi RLC parallel.......................................39
BAB VI DIODA SEMI KONDUKTOR DAN APLIKASINYA..44
6.1 Teori semikonduktor............................................44
6.2 Dioda persambungan p-n...................................49
6.3 Karakteristik dioda..............................................51
1
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
2
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
BAB I
KOMPONEN ELEKTRONIKA DAN HUKUM DASAR
PADA RANGKAIAN LISTRIK
Resistor
Resistor berasal dari kata resist yang berarti
menghambat, resistor diartikan sebagai hambatan atau
tahanan. Resistor terdiri dari:
1. Resistor Kawat
2. Resistor Film Karbon
3. Resistor Variabel
4. Resistor Non Linear
Resistor Kawat
Besar nilai hambatan bergantung pada panjang kawat (
l ), luas penampang (A), dan jenis bahan ( ).
Memenuhi persamaan berikut ini:
1
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Tembaga 1,72 10
8
2
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Coklat - - - 1
Merah - - - 2
Emas - - - 5
Perak - - - 10
Tidak - - - 20
Berwarna
R=C 1 C 2 10C C 4
3
C 1 C 2 C3 C 4
Contoh:
Sebuah resistor dengan kode warna berturut-turut,
kuning, ungu, hitam, dan perak, memiliki tahanan
dengan nilai
1
R=(47 10 10 )
R=(470 10 )
Toleransi
10
10 dari R= 470=47
100
Nilai tahanan adalah R=(470 47)
Bila resistor memiliki 5 cincin:
R=C 1 C 2 C 3 10C C 5
4
C1 C2 C3 C 4 C 5
Contoh:
3
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Resistor Variabel
1. Rheostat
2. Potensiometer
3. Preset
4
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Kapasitor
Komponen pasif yang dapat menyimpan muatan listrik
dengan kapasitansi tertentu. Kapasitansi didefinisikan
sebagai kemampuan dari suatu kapasitor dalam
menyimpan muatan. Makin besar nilai kapasitansi
makin besar pula kemampuannya dalam menyimpan
muatan begitu juga sebaliknya. Struktur dari sebuah
kapasitor terdiri dari dua buah plat metal.
Nilai kapasitansi dinyatakan oleh persamaan:
C = Kapasitansi ( F )
0 = permitivitas hampa (
2 2
C /N m )
A
C= 0 A = luas penampang kawat (
d
m2 )
d = Jarak kedua keeping
sejajar ( m )
Bila diantara dua keeping diberi bahan dielektrik maka
nilai kapasitansi bergantung pada bahan dielektrik yang
digunakan.
A C = Kapasitansi ( F )
C=
d = permitivitas dilektrik (
C / N m2 )
2
5
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Kapasitor dibedakan
1. Berdasarkan Kekutubannya (Polar dan Non Polar)
a. Kapasitor Elektrolit
Kapasitor yang memiliki dua kutub (polar) dan
bahan dielektriknya adalah lapisan metal-
oksida (tantalum, aluminium, magnesium,
titanium, niobium dan zinc).
b. Kapasitor Non Elektrolit
Kapasitor yang tidak memiliki kutub (non
polar) dan bahan dielektriknya adalah keramik,
film, mika, dan Plastik (poliester, polikarbonat,
polistiren, poliprofilen, metalize paper).
2. Kapasitor Variabel
Nilai kapasitansinya bisa diubah-ubah
3. Kapasitor Trimmer
Sama dengan kapasitor variabel versi mungil.
Kapasitor Elektrolit
Mempunyai 2 kutub (kutub positif dan kutub
negatife)
6
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Kapasitansinya besar
Dalam orde mikro Farad ( F )
Berbentuk tabung
Transformator (Trafo)
Trafo adalah komponen pasif yang berfungsi merubah
tegangan AC dari satu tegangan ke tegangan yang lain.
Trafo hanya bekerja pada tegangan AC. Ia memiliki dua
kumparan yaitu: primer dan sekunder
7
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Step Up Step
Down
Tanpa CT
dengan CT
Memenuhi persamaan:
V p N p is
= =
V s Ns V p
1.2 Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Ampermet Voltmeter Wattmeter
Memenuhi
8
Daya Kuat Arus
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Tegangan Kuat
Sama Arus
Tegangan Resistansi
V
I R
Hubungan tegangan (V ) , kuat arus (I ) , dan
tahanan (R)
9
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
V =IR
imasuk= ikeluar
3. Hukum Kirchoff II (tentang tegangan)
Jumlah dari ggl dan penurunan tegangan
sepanjang rangkaian tertutup sma dengan nol.
+ IR=0
A. BUKU SUMBER
Buku Wajib
[1] Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan Penerapannya Jilid 1,
ITB Bandung, Bandung.
[2] Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan Penerapannya Jilid 2,
ITB Bandung, Bandung.
[3] Asrizal, (2001), Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar I, FMIPA
UNP, Padang
Buku Anjuran
[4] William L, faissler, (1991), An Introduction To Modern
Electronics, John Wiley & Sons, new York.
[5] Paul, et all, (1985), Pengantar Ilmu Teknik Elektronika,
[6] Gramedia, Jakarta.
Petruzella, Frank D, (2001), Elektronik Industri, Andi,
Yogyakarta.
10
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
11
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
BAB II
RANGKAIAN PEMBAGI TEGANGAN, PEMBAGI ARUS
DAN SETARA
V ea
o
e a
R1
R2 V ab
o
f b
R2 R1
V ab= dan V ea =
R2 + R1 R 2+ R 1
o
Pembebanan
12
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
R2 1k
V o= = 12 V =6 V
R 2 + R1 ( 1+ 1 ) k o
R2 R L (1 1) k
V ob= = 12V =4 V
R2 R L + R 1 ( ( 1 1 ) +1 ) k
V o =V oV ob=6 V 4 V =2 V
Rangkaian diberi beban R L=1 k (dengan
R1=R2 =100 , dan =12V )
R2 R L ( 100 1000 )
V ob= = 12V =5,71V
R2 R L + R 1 ( ( 100 1000 ) +1 00 )
13
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
b d
2.3 Rangkaian Setara Thevenin odan Norton
Rangkaian Setara Thevenin
Misalkan:
R1=R3 1 k ,
R2=1 k dan =12V
o 1. Menentukan hambatan thevenin RTH
Hubungkan singkat tegangan sumber, akibatnya
R2 // R1
RTH = [ ( R1 / R 2 ) + R3 ] / R4
RTH = [ (1 / 2 ) +1 ] / 1=625
14
d
c TH
2. Menentukan tegangan thevenin
b
Tentukan hambatan total RT (hambatan
pengganti total)
RT =[ ( R 4+ R 3 ) / R2 ] + R1
RT =[ ( 1+1 ) /2 ] +1=2 k
12V =i o 2 k
i o=6 mA
V dc =V dabc
R2 i 1=( R3 + R 4 ) i 2
2 i 1=( 1+1 ) i 2
15
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
i 1=i 2
6=i1 +i 1=2 i1
Maka
i 1=i 2=3 mA
16
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
17
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
RL 1k
I L= IN= 3 mA =1,85 mA
R L+ R o 1 k +625
A. BUKU SUMBER
Buku Wajib
[1 Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan Penerapannya
] Jilid 1, ITB Bandung, Bandung.
Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan Penerapannya
[2 Jilid 2, ITB Bandung, Bandung.
] Asrizal, (2001), Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar
I, FMIPA UNP, Padang
[3
]
Buku Anjuran
[4 William L, faissler, (1991), An Introduction To Modern
] Electronics, John Wiley & Sons, new York.
Paul, et all, (1985), Pengantar Ilmu Teknik Elektronika,
[5 Gramedia, Jakarta.
] Petruzella, Frank D, (2001), Elektronik Industri, Andi,
[6 Yogyakarta.
]
BAB III
18
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
C Vc(t)
Persamaan tegangan
q dq q
=IR+ =R +
C dt C
Merupakan PDB Orde 1
dq q
= +
R dt RC
Pemisahan variabel
dq 1
= dt
(C q) RC
dq 1
(Cq) = RC dt
d ( Cq) 1
= dt
(Cq) RC
t
ln (Cq)= +k
RC
t
+k
RC
Cq=e
19
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
t
q ( t )=C A e RC
Masukan syarat batas, saat t=0, kapasitor dalam
keadaan kosong dan
q ( t=0 )=0
C= A
t
q ( t )=C (1e RC )
q i
V c ( t )= = dt
C C
i
C
V R = V c ( t )= dt
i
C
iR= dt
Diferensialkan kedua ruas
di i
R=
dt C
20
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
di 1
= dt
i RC
Integralkan ruas kiri dan kanan
di 1
i RC
= dt
1
ln i= t+ k
RC
1
t
i(t)= Ae RC
i(t=0) R= V c ( t=0 )
i o R=
i o=
R
1
t
Dan dari persamaan arus i(t)= Ae RC dengan
syarat batas yang sama, diperoleh
i(t=0)= A
maka
i o= =A
R
Persamaan arus adalah
1 1
t t
i(t)= e RC i o e RC
R
21
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
t
q (t)
= (1e RC )
C
Persamaan tegangan adalah
t
(
V c ( t )= 1e RC )
Grafik arus terhadap waktu dan grafik tegangan
terhadap waktu
Pengosongan Kapasitor
22
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
q dq q
=IR+ =R + =0
C dt C
Merupakan PDB Orde 1
dq q
+ =0
dt RC
Pemisahan variabel
dq 1
= dt
q RC
Integralkan masing-masing ruas
dq 1
q RC
= dt
t
ln q= +k
RC
t
+k
q=e RC
t
q ( t )= A e RC
A=qo
Persamaan muatan adalah
t
q ( t )=q o e RC
23
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
t
q ( t ) qo RC
V c ( t )= = e
C C
Vi C Vo
24
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
=R C T
Vi
=R C T
25
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
=R C T
=R C T
A. BUKU SUMBER
Buku Wajib
26
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Buku Anjuran
[4] William L, faissler, (1991), An Introduction To
Modern Electronics, John Wiley & Sons, new York.
[5] Paul, et all, (1985), Pengantar Ilmu Teknik
[6] Elektronika, Gramedia, Jakarta.
Petruzella, Frank D, (2001), Elektronik Industri,
Andi, Yogyakarta.
27
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
BAB IV
RANGKAIAN PEREDAM SINYAL (FILTER)
Pembagi tegangan
Z 2
V o ( ) = V ( )
Z 2+ Z 1 i
Dapat ditulis
V o ( ) Z 2
=
V i ( ) Z 2+ Z 1
Fungsi Alih
( )
( ) = V o = Z2
G
V i ( ) Z 2 + Z 1
( )= 1/ jC = 1
G
1
=
1
1/ jC + R jC 1 / jC + R 1+ jRC
p
( )= 1
G
1
= p
1
=
RC 1/RC + j p + j p + j
|G ( )|=G ( ) G ( )
28
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
|G ( )|=
p
p
p + j p j
=
p2
=
p
( p + ) ( 2 + 2 )12
2 2
p
|G ( )|=G ( )= 1
2 2 2
( p + )
Dalam decibel
V ()
G ( )=20 log o
V i ()
p
G ( )=20 log 1
=20 log p10 log ( p2+ 2 )
( p2 + )
2 2
Tanggapan Fasa
Rasionalkan fungsi alih kompleks
2
p j p j p
( )=
G p = 2 2
p+ j p j p +
p2
( )=
G 2 2
j 2 p 2
p + p +
29
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
2
( )=
G
p ( ) = p
G
2 dan
2
p + p2 +2
p
( ) p2 +2
G
tan = = =
( )
G p2 p
p2 +2
=arc tan (
)
p
Tanggapan amplitudo
4.2 Filter Lolos Tinggi Pasif
Pembagi tegangan
30
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Z 1
V o ( ) = V i ( )
Z 1+ Z 2
Dapat ditulis
V o ( ) Z 1
=
V i ( ) Z 1+ Z 2
Fungsi Alih
( )
( ) = V o = Z1
G
V i ( ) Z 1 + Z 2
( )= R R jC jRC
G = =
R+1/ jC 1/ jC + R jC 1+ jRC
( )= jRC j
G =
RC ( 1/ RC + j ) p + j
|G ( )|= [ G ( ) ] + [ G ( ) ]
2 2
[
2 2 2 2
|G ( )|= 2
2
p +
2
+
][
p
2
p +
2
=
] 4
2
+
p
( p2 +2 ) ( p2+ 2 )
2
|G ( )|=
4 + 2 p2
( p2+ 2 )
2
=
2 ( p2 + 2)
( p2+ 2 )
2
=
2
( p2 + 2)
Amplitudo fungsi alih adalah
31
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
|G ( )|=G ( )= 1
2 2 2
( p + )
Dalam decibel
V ()
G ( )=20 log o
V i ()
G ( )=20 log 1
=20 log 10 log ( p2+ 2 )
( p 2+ )2 2
Tanggapan Fasa
Fungsi alih kompleks tapis lolos tinggi
( )= + j p
2
G 2 2 2 2
p + p +
( )=
G
2 ( ) = p
G
2 2 dan
p + p2 +2
p
2 2
( ) p +
G p
tan = = =
( )
G 2
2 2
p +
Tanggapan fasa dari tapis lolos rendah adalah
p
=arc tan ( )
p
32
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Tanggapan amplitudo
A. BUKU SUMBER
Buku Wajib
[1] Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan Penerapannya
Jilid 1, ITB Bandung, Bandung.
[2] Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan Penerapannya
Jilid 2, ITB Bandung, Bandung.
[3] Asrizal, (2001), Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar
I, FMIPA UNP, Padang
Buku Anjuran
[4] William L, faissler, (1991), An Introduction To Modern
Electronics, John Wiley & Sons, new York.
[5] Paul, et all, (1985), Pengantar Ilmu Teknik Elektronika,
[6] Gramedia, Jakarta.
Petruzella, Frank D, (2001), Elektronik Industri, Andi,
Yogyakarta.
33
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
BAB V
RESONANSI LISTRIK PADA RANGKAIAN RLC DAN
ALIH TEGANGAN
Impedansi
1
Z =R + jL +
jC
1
(
Z =R + j L
C )
34
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Modulus
2
|Z |= R2 + L 1
( )
C
(
R2 + L
1 2
C )
Kuat arus berubah dengan frekuensi dan mencapai
nilai maksimum ketika:
X L= X C
1 2 1
L=
atau =
C LC
Nilai arus maksimum pada saat frekuensi resonansi
mempunyai nilai:
1
o=
LC
35
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
V i
V o=
2
1
(
C R 2+ L
C )
Impedansi dinyatakan juga sebagai
1
(
Z =R + j L
C )
[ (
Z =R 1+ j
L
R RC
1
)]
[ (
L o 1
Z =R 1+ j o
o R o RC )]
[ (
Z =R 1+ j
o L o
o R
1
o RC )]
1
Karena o= , maka:
LC
2 1 1
o = atau o o=
LC LC
o L 1
Q= =
R o RC
Sehingga,
36
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
[ (
Z =R 1+ j
o L o
o R
1
o RC )]
[ (
Z =R 1+ j
o
Q o Q
)]
[ (
Z =R 1+ jQ
o
o )]
Modulus,
2
|Z |= R2 + R2 Q2 o ( o )
2
|Z |=R 1+Q 2 o ( o )
{
o
o
2 Q (
o )
=1
Bila Q2
(
o )
=1 atau
o
Q (
o )
=1
maka |Z |=R 2
dan tegangan total bernilai
V ab=IR 2
37
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
2
o
Akar dari Q2
(
o ) adalah
+=o 1
1
2
4Q 2Q
+ o atau o + o
2Q
=o 1
1
o atau o o
4 Q2 2Q
2Q
o
(
= o+
2Q )(
o o
2Q )
o o o
= + =
2Q 2Q Q
o
= atauQ= o
Q
38
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Admitansi
1 1
Y = + + jC
R jL
1 1
Y = + j C
R L ( )
Modulus admitansi adalah
( 1 2 2
1
|Y |=
R )(
+ C
L )
Tegangan
I
V ab =
Y
I
V ab=
1 1
R
+ j C
L ( )
Modulus tegangan
I
|V ab|=
( 1 2 2
1
R )(
+ C
L )
atau
39
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
I
|V ab|=
( ) (
2 2 2
1 1 R
R
+
R )( RC
L )
IR
|V ab =
|
(
2
R
1+ RC
L )
1
Dengan o= , maka:
LC
IR
|V ab|=
2
R
1+ o RC
o (
L )
IR
|V ab|=
2
1+(
o
R o C o
R
o L )
1
Karena o= , maka:
LC
1 1
o 2= atau o o=
LC LC
R R
o o R= atau o RC =
LC o L
R
Q p= o RC =
o L
40
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Sehingga,
IR
|V ab|=
2
1+
o( R o C o
R
o L )
IR
|V ab|=
2
R
(
1+ Q p R o CQ p
o L )
IR
|V ab|=
2
R
(
1+Q p2 R o C
o L )
I
Tegangan total dinyatakan sebagai V ab=
Y
2
1 o
Bila = o=
LC
, maka Q p2
(
o )=0 dan
{
o
o
Qp (
o
=1 )
Bila Qp (
o )
=1 atau
o
maka
Qp (
o
=1 )
|Y |= R
2
dan tegangan total bernilai
IR
V ab=
2
41
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
2
o
Akar dari Q p2
(
o ) adalah
+=o 1+
1
2
+ o atau o + o
4 Qp 2 Qp
2Q p
1 o o
=o 1 + 2
atau o
4 Q p 2Q p 2Qp
o o
(
= o+
2 Qp
o)(
2Q p )
o
= + o = o
2Q p 2Q p Q p
Lebar resonansi adalah;
o
= atauQ p = o
Qp
42
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
A. BUKU SUMBER
Buku Wajib
[1] Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan Penerapannya
Jilid 1, ITB
[2] Bandung, Bandung.
Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan Penerapannya
[3] Jilid 2, ITB
Bandung, Bandung.
Asrizal, (2001), Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar I,
FMIPA UNP,
Padang
Buku Anjuran
[4] William L, faissler, (1991), An Introduction To Modern
Electronics, John Wiley & Sons, new York.
[5] Paul, et all, (1985), Pengantar Ilmu Teknik Elektronika,
[6] Gramedia, Jakarta.
Petruzella, Frank D, (2001), Elektronik Industri, Andi,
43
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Yogyakarta.
BAB VI
DIODA SEMI KONDUKTOR DAN APLIKASINYA
44
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
O
oksigen ( 2) . Pasir, kaca dan batu-batuan lain
adalah bahan alam yang banyak mengandung unsur
silikon.
45
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Semikondutor Murni
46
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Semikonduktor tipe-n
Semikondutor dari kelompok IV dan kelompok V
membentuk ikatan kovalen. Menghasilkan kelebihan
kelebihan satu buah elektron valensi. Elektron ini
terikat amat lemah dan mudah terlepas, disebut
elektron donor(elektron ekstrinsik), dan atom dari
kelombok V disebut atom donor. Pada suhu 50 K
hampir semua atom donor terionkan, sedangkan
47
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Semikonduktor Tipe-n
n =q n N d
Pi2
Pn=
Nd
48
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Semikonduktor Tipe-p
Konduktivitas semikonduktor tipe-n
p =q p N a
49
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Jenis Dioda
50
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Katoda (-)
Anoda (+)
Tipe-p Tipe-n
Keadaan Awal
51
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Tipe-n
Tipe-p
Peristiwa Difusi
52
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Tipe-n
Tipe-p
Keadaan Setimbang
6.3 Karakteristik dioda
Karakteristik atau ciri dioda ditentukan oleh kurva I-V
(hubungan antara arus dioda dan beda tegangan
antara kedua ujung dioda).
6.4 Karakteristik dioda persambungan p-n
Bias Maju/reverse bias ( Open Switch )
Dioda memilki resistansi tak terbatas
( maksimum )
Dioda tidak dialiri arus
Sumber Tegangan akan jatuh semua pada
terminal dioda
Bias Mundur/forward bias ( Closed Switch )
Dioda memilki resistansi nol ( minimum )
53
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
54
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
55
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
56
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Garis Beban
Berdasarkan gambar rangkaian berikut ini, dapat
diperoleh hubungan antara arus pada dioda dan
tegangan dengan menerapkan hukum kirchoff.
Rangkaian Dioda
V D V DD
I D= +
RL RL
Persamaan di atas menyatakan garis lurus dengan
1
kemiringan memotong sumbu VD (saat
RL
V DD
V D =V DD ) dan sumbu ID (saat
), I D =I A =
RL
garis inilah yang disebut dengan garis beban.
57
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
58
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Garis beban
Titik kerja
59
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
60
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
61
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Katoda (-)
Anoda (+)
62
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
PZ =V Z I Z
63
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
A. BUKU SUMBER
Buku Wajib
[1] Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan Penerapannya
Jilid 1, ITB Bandung, Bandung.
[2] Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan Penerapannya
Jilid 2, ITB Bandung, Bandung.
[3] Asrizal, (2001), Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar I,
FMIPA UNP, Padang
Buku Anjuran
[4] William L, faissler, (1991), An Introduction To Modern
Electronics, John Wiley & Sons, new York.
[5] Paul, et all, (1985), Pengantar Ilmu Teknik Elektronika,
[6] Gramedia, Jakarta.
Petruzella, Frank D, (2001), Elektronik Industri, Andi,
Yogyakarta.
64
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
BAB VII
DIODA SEBAGAI PENYEARAH
65
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
66
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
V pV d
V dc =
67
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
68
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
1
V dc =V p V rip
2
Vp
V rip =
f RC
69
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
2 ( V p V d )
V dc =
70
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
1
V dc =V p V rip
2
71
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Vp
V rip =
2 f R C
PLN
72
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
73
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
74
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
2 ( V p2 V d )
V dc =
75
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
1
(
V dc = V p V rip
2 )
Tegangan riak (ripple)
Vp
V rip =
2f RC
A. BUKU SUMBER
Buku Wajib
[1] Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan Penerapannya
Jilid 1, ITB Bandung, Bandung.
[2] Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan Penerapannya
Jilid 2, ITB Bandung, Bandung.
[3] Asrizal, (2001), Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar I,
FMIPA UNP, Padang
Buku Anjuran
[4] William L, faissler, (1991), An Introduction To Modern
Electronics, John Wiley & Sons, new York.
[5] Paul, et all, (1985), Pengantar Ilmu Teknik Elektronika,
[6] Gramedia, Jakarta.
Petruzella, Frank D, (2001), Elektronik Industri, Andi,
Yogyakarta.
76
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
BAB VIII
DIODA SEBAGAI PEMBENTUK GELOMBANG
8.1 Pengertian
Rangkaian ini menghasilkan keluaran yang
terpotong/tergunting tanpa distorsi. Isyarat masukan
yang terpotong itu berupa gelombang sinus.
Rangkaian terdiri dari sebuah dioda penyearah dan
sebuah tahanan. Ada beberapa jenis rangkaian
penggunting, yaitu penggunting dioda seri,
penggunting dioda sejajar, penggunting terpanjar,
dan pengiris.
77
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
78
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
79
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
80
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
81
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
82
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
83
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
84
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
85
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
86
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
87
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
88
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
89
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
90
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
91
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
92
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
93
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
A. BUKU SUMBER
Buku Wajib
[1 Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan
] Penerapannya Jilid 1, ITB Bandung, Bandung.
Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan
[2 Penerapannya Jilid 2, ITB Bandung, Bandung.
] Asrizal, (2001), Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar
I, FMIPA UNP, Padang
[3
]
Buku Anjuran
[4 William L, faissler, (1991), An Introduction To
] Modern Electronics, John Wiley & Sons, new York.
Paul, et all, (1985), Pengantar Ilmu Teknik
[5 Elektronika, Gramedia, Jakarta.
] Petruzella, Frank D, (2001), Elektronik Industri, Andi,
[6 Yogyakarta.
]
94
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
BAB IX
TRANSISTOR BIPOLAR
9.1 Pengertian dan Tipe Transistor
Transistor adalah komponen aktif yang terbuat dari
bahan semikonduktor. Ada dua macam transistor,
yaitu transistor bipolar (Bipolar Junction
Transistor/BJT) dan transistor efek medan (Field
Effect Transistor/JFET). Dibandingkan dengan FET,
BJT dapat memberikan penguatan yang jauh lebih
besar dan tanggapan frekuensi yang lebih baik. Pada
BJT baik pembawa muatan mayoritas maupun
pembawa muatan minoritas mempunyai peranan
yang sama pentingnya.
95
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
C C
N N
B P B P
N N
E E
sebagai penguat:
BJT bekerja pada mode aktif.
BJT berperan sebagai sebuah sumber
arus yang dikendalikan oleh tegangan
(VCCS).
Perubahan pada tegangan base-
emitter,vBE, akan menyebabkan
perubahan pada arus collector, iC.
96
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
Buku Wajib
[1] Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan
Penerapannya Jilid 1, ITB Bandung, Bandung.
[2] Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan
Penerapannya Jilid 2, ITB Bandung, Bandung.
[3] Asrizal, (2001), Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar
I, FMIPA UNP, Padang
Buku Anjuran
[4] William L, faissler, (1991), An Introduction To Modern
Electronics, John Wiley & Sons, new York.
[5] Paul, et all, (1985), Pengantar Ilmu Teknik
[6] Elektronika, Gramedia, Jakarta.
Petruzella, Frank D, (2001), Elektronik Industri, Andi,
Yogyakarta.
BAB X
TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT
A. BUKU SUMBER
Buku Wajib
[1] Sutrisno, (1987), Elektronikka Teori dan
97
Komponen Elektronika dan Hukum Dasar pada Rangkaian Listrik
sssBuku Anjuran
98