A. TUJUAN
Setelah pelatihan selesai peserta diklat dapat:
1. Menganalisis komponen pasif dan aktif yang digunakan
pada rangkaian elektronika,
2. Menemukan kemungkinan-kemungkinan kesalahan pada komponen
elektronika pasif dengan cara pengukuran,
3. Menemukan kemungkinan-kemungkinan kesalahan pada
komponen elektronika aktif dengan cara pengukuran.
C. URAIAN MATERI
5.1 Pendahuluan
Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah
yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel
bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik,
termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. I lm u yang
mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika,
sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah
bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan
instrumentasi.
Hal 150
suhu (PTC dan NTC),
Hal 151
5.2.1 Resistor Dengan Nilai Tetap
Resistor ini dijumpai dalam rangkaian elektronik. Setiap rangkaian
elektronik pasti ada resistor. Nilai resistor dapat diketahui dengan cara
membaca kode warna ataupun kode angka yang ada di badan resistor itu
sendiri. Berdasarkan bentuk dan proses pemasangannya pada PCB, resistor
terdiri 2 bentuk yaitu bentuk komponen axial/radial dan komponen chip.
Nilai resistor bentuk komponen axial, diketahui melalui kode warna
dan sedangkan komponen chip, nilainya diketahui dengan melihat kode
tertentu. Gambar berikut adalah bentuk dan simbol resistor dengan nilai
tetap.
Hal 152
Tabel 5.1 Warna Gelang 1. Contoh perhitungan untuk resistor
dengan 4 gelang warna.
Contoh :
Gelang ke 1 : coklat = 1, Gelang ke 2 : hitam = 0, Gelang ke 3 : hijau = 5
5
nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 10 , Gelang ke 4 : Perak
= Toleransi 10%.
5
Nilai resistor tersebut adalah 10 * 10 = 1.000.000 atau 1 M dengan
toleransi 10%.
Hal 153
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat =
1,
Gelang ke 2 : Hitam =
0,
Gelang ke 3 : Hijau = 5,
Gelang ke 4 : Hijau = 5
nol dibelakang angka
gelang ke-3; atau
Gambar 5.3 Resistor dengan 5 gelang warna 5
kalikan 10
Gelang ke 5 : Perak =
Toleransi 10%
5
Nilai resistor tersebut adalah 105 * 10 = 10.500.000 atau 10,5 M
dengan toleransi 10%.
Hal 154
romponen Chip menggunakan kode angka langsung jadi sangat
mudah dibaca atau disebut dengan Kode Badan Resistor.
Contoh :
Kode angka yang tertulis di badan komponen Chip
resistor adalah 4 7 3; Cara pembacaannya adalah:
Masukkan angka ke-1 langsung = 4
5.2.2 Resistor yang nilainya dapat diatur, resistor jenis ini sering
disebut juga dengan variable resistor ataupun Potensiometer.
Jika kita ingin mengetahui apakah jenis thermistor yang diukur tersebut
adalah jenis thermistor PTC atau NTC, maka kita dapat mengetahuinya
dengan cara membaca nilai resistansi thermistor yang bersangkutan
pada
saat diukur. Jika nilai resistansinya naik pada suhu panas, maka thermistor
yang diukur tersebut adalah thermistor jenis PTC, sedangkan jika nilai
resitansinya menurun ketika suhu di sekitarnya tinggi (panas) maka jenis
thermistor tersebut adalah NTC.
Saat ini, telah banyak jenis Multimeter Digital yang telah mempunyai
fungsi untuk mengukur nilai kapasitor sehingga kita tidak perlu membeli alat
khusus untuk mengukur nilai kapasitansi kapasitor dan tentunya multimeter
sebagai alat ukur gabungan memiliki batas tertentu dalam mengukur
kapasitansi sebuah kapasitor. Kapasitor yang mempunyai kapasitansi yang
besar terutama pada kapasitor elektrolit tidak semuanya dapat diukur
nilainya oleh sebuah multimeter digital. Seperti contoh pada salah satu
multimeter dengan batas pengukuran kapasitansi kapasitor hanya berkisar
antara 50nF sampai 100µF.
Hal yang perlu diingat, cara diatas hanya dapat digunakan pada multimeter
digital yang memiliki kemampuan mengukur kapasitansi. Untuk lebih akurat,
tentunya kita memerlukan alat ukur khusus untuk mengukur nilai kapasitansi
sebuah kapasitor seperti LCR meter dan Capacitance Meter. Cara
pengukurannya pun hampir sama dengan cara menggunakan multimeter
digital, hanya saja kita perlu menentukan nilai kapasitansi yang paling
dekat
dengan kapasitor yang akan kita ukur dengan cara mengatur sakelar
selektor LCR meter dan Kapasitansi Meter. Di bawah ini adalah gambar
bentuk Capacitance Meter, LCR Meter dan Multimeter.
3. Menguji induktor
Pada multimeter perlu diingat yaitu pada posisi Ohmmeter dimana:
Probe hitam ( - ) ialah positif baterai ohmmeter.
Probe merah ( + ) ialah negatif baterai ohmmeter.
Dengan alat-ukur ohm atau multimeter kita akan mengukur nilai
perlawanan induktor.
A. Sesama gulungan:
Apa bila jarum bergerak maka induktor bagus.
Apa bila jarum tidak bergerak maka induktor putus.
B. Antar gulungan
Apa bila jarum tidak bergerak maka induktor bagus.
Apa bila jarum bergerak maka induktor putus.
Bila jarum tidak bergerak jauh berarti induktor kemungkinan induktor
bocor untuk lebih akurat pengujian bocor atau hubung singkat antar
kawat emailnya.
1. Simbol Dioda
Catatan:
Jika terdapat nilai tertentu, maka dioda tersebut
berkemungkinan sudah rusak.
Gambar 5.26 Cara mengukur dioda dengan multimeter digital memakai fungsi Dioda
Catatan Penting :
Hal yang perlu diperhatikan disini adalah Cara Mengukur Dioda dengan
menggunakan Multimeter Analog dan Multimeter Digital adalah terbalik.
Perhatikan Posisi Probe Merah (+) dan Probe Hitamnya (-).
Cara-cara pengukuran tersebut diatas juga dapat digunakan untuk
menentukan terminal mana yang katoda dan mana yang terminal anoda
jika tanda gelang yang tercetak di dioda tidak dapat dilihat lagi atau
terhapus (hilang).
Pada dasarnya, sebuah TRIAC sama dengan dua buah SCR yang
disusun dan disambungkan secara antiparalel (paralel yang berlawanan
arah) dengan Terminal Gerbang atau Gate-nya dihubungkan bersama
menjadi satu. Jika dilihat dari strukturnya, TRIAC merupakan komponen
elektronika yang terdiri dari 4 lapis semikonduktor dan 3 terminal,
ketiga terminal tersebut diantaranya adalah MT1, MT2 dan Gate. MT adalah
singkatan dari Main Terminal.
5.6 Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika aktif yang
memiliki banyak fungsi dan merupakan Komponen yang memegang
peranan yang sangat penting dalam dunia elektronik modern ini. Beberapa
fungsi transistor
diantaranya adalah sebagai penguat arus, sebagai switch (pemutus
dan penghubung), stabilitasi tegangan, modulasi sinyal, penyearah dan lain
sebagainya. Transistor terdiri dari 3 terminal (kaki) yaitu Base/Basis
(B), Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). UJT (Uni Junction Transistor),
FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide Semiconductor
FET) juga merupakan keluarga dari transistor.
Gambar 5.34 Cara mengukur transistor dengan multimeter analog (fungsi Ohm)
Struktur dasar UJT dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Pada
dasarnya UJT terdiri dari semikonduktor jenis silikon yang bertipe N yang
didoping ringan dan sepotong silikon bertipe P yang berukuran kecil dengan
doping tinggi (berat) di satu sisinya untuk menghasilkan sambungan tunggal
P-N (P-N Junction). Sambungan Tunggal inilah yang kemudian dijadikan
terminologi UJT yaitu Uni Junction Transistor. Di kedua ujung batang silikon
yang bertipe N, terdapat dua kontak Ohmik yang membentuk terminal B1
(Basis 1) dan (Basis 2). Daerah Semikonduktor yang bertipe P menjadi
Terminal Emitor (E) pada UJT tersebut.
Berikut ini adalah Bentuk dan Struktur dasar serta Simbol Uni Junction
Transistor (Transistor Sambungan Tunggal).
Gambar 5.36 Bentuk, struktur dan simbol UJT
Saat tegangan diantara Emitor (E) dan Basis 1 (B1) adalah Nol, UJT
tidak menghantarkan arus listrik, Semikonduktor batang yang bertipe N akan
berfungsi sebagai penghambat (memiliki resistansi yang tinggi). Namun
akan ada sedikit arus bocor yang mengalir karena bias terbalik (reverse
bias).
Pada saat tegangan di Emitor (E) dan Basis 1 (B1) dinaikan secara
bertahap, resistansi diantara Emitor dan Basis 1 akan berkurang dan arus
terbalik (reverse current) juga akan berkurang. Ketika Tegangan Emitor
dinaikan hingga ke level bias maju, arus listrik di Emitor akan mengalir.
Hal ini dikarenakan Hole pada semikonduktor yang di doping berat
bertipe P mulai memasuki daerah semikonduktor tipe N dan bergabung
kembali dengan Elektron yang di Batang Semikonduktor bertipe N (yang
di doping ringan). Dengan demikian Uni Junction Transistor atau UJT ini
kemudian mulai menghantarkan arus listrik dari B2 ke B1.
Pengujian atau Pengukuran Bias Maju pada Persimpan Emitor UJT ini
hampir sama dengan pengujian Bias Maju pada Dioda.
Gambar 5.39 Cara Mengukur Bias Maju (Forward Bias) pada Persimpangan Emitor
UJT
Catatan:
Dengan cara pengukuran/pengujian bias maju diatas, apabila Layar
Multimeter menunjukkan nilai Resistansi yang sangat tinggi, maka UJT
tersebut dapat dinyatakan Rusak atau Putus.
5.6.3 FIELD EFFECT TRANSISTOR (FET)
Field Effect Transistor atau disingkat dengan FET adalah komponen
elektronika aktif yang menggunakan medan listrik untuk mengendalikan
konduktifitasnya. FET dalam bahasa Indonesia disebut dengan Transistor
Efek Medan. Dikatakan Field Effect atau Efek Medan karena pengoperasian
transistor jenis ini tergantung pada tegangan (medan listrik) yang terdapat
pada input gerbangnya. FET merupakan komponen elektronika yang
tergolong dalam keluarga transistor yang memilki tiga terminal
kaki yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
FET memiliki fungsi yang hampir sama dengan transistor bipolar pada
umumnya. Perbedaannya adalah pada pengendalian arus outputnya. Arus
Output (IC) pada transistor bipolar dikendalikan oleh arus input
(IB) sedangkan arus output (ID) pada FET dikendalikan oleh tegangan input
(VG) FET. Jadi perlu diperhatikan bahwa perbedaan yang paling utama
antara transistor bipolar (NPN & PNP) dengan FET adalah terletak pada
pengendalinya (Bipolar menggunakan arus sedangkan FET menggunakan
tegangan).
a. JFET Kanal-N
Berikut di bawah ini adalah gambar struktur dasar JFET jenis Kanal-N.
Berikut di bawah ini adalah gambar struktur dasar JFET jenis Kanal-P.
a. MOSFET tipe N
MOSFET tipe N biasanya disebut dengan NMOSFET atau nMOS.
Berikut di bawah ini adalah bentuk struktur dan simbol MOSFET tipe N.
b. MOSFET tipe P
MOSFET tipe P biasanya disebut dengan PMOSFET atau pMOS. Di
bawah ini adalah bentuk struktur dan Simbol MOSFET tipe P.
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
1. Menganalisis prosedur pemeliharaan dan perbaikan sistem
elektronika dengan membaca modul ini dan mengamati komponen
elektronika.
2. Mengerjakan latihan.