Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN LISTRIK
MODUL I : RANGKAIAN ARUS SEARAH
(Rangkaian Seri dan Paralel)

DISUSUN OLEH :
Farhan Nur Fauzi
(19107014)
PARTNER PRAKTIKUM :
Aten Mauldisiwi Agung (19107002)
Muhammad Jauhari Amanina(19107026)
Praktikum Tanggal : 5 November 2020
Asisten Praktikum :
Alam Ikmalul Fikri (17107003)
Fani Kurniawan (17107006)
Tasya Enjelika Syaputri (18101210)

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL


FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO (FTTE)
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2020
MODUL I
(RANGKAIAN ARUS SEARAH)
I. Tujuan
1. Mampu membaca nilai resistansi resistor dan toleransinya.
2. Mampu mengukur harga resistansi resistor dengan menggunakan
multimeter.
3. Mampu menghitung dan mengukur harga resistansi dari
resistor susunan seri maupun susunan pararel.
4. Mampu menghitung arus dan tegangan dc maupun mengukur
arus dan tegangan dc dengan menggunakan multimeter.

II. Alat dan Bahan


1. Multimeter.
2. DC Power supply.
3. Resistor.
4. Kabel dan konektor.
5. Experiment Board.

III. Dasar Teori


Direct Current atau yang biasa disingkat DC merupakan tipe arus
listrik searah. Ide mengenai arus DC dikembangkan oleh Thomas Alva
Edison melalui perusahaannya yaitu General Electric dan digunakan
secara komersil pada akhir abad ke-19. Sumber arus DC yang paling
umum digunakan berasal dari proses kimiawi, hasil induksi
elektromagnetik dan bahkan berasal dari sumber energi alam yang
terbarukan. Sumber arus DC yang berasal dari proses kimiawi antara
lain baterai (elemen Volta) dan akumulator (biasa disebut aki). Sumber
arus DC yang berasal dari hasil induksi elektromagnetik antara lain
dinamo (generator/motor DC). Sumber arus DC yang berasal dari
sumber energi alam yang terbarukan adalah sel/panel surya, yang
memanfaatkan cahaya matarahari dalam penggunaannya. Penggunaan
arus DC yang paling sering dijumpai adalah aki mobil, yang menjadi
sumber energi listrik bagi perangkat elektronik di dalam mobil seperti
lampu mobil, tape, pemantik rokok dan lain sebagainya. Secara teori,
arus DC adalah aliran elektron dari suatu titik dengan energi potensial
listrik yang lebih tinggi ke titik lain dengan energi potensial lebih
rendah. Karakteristik arus DC antara lain: 1) Nilai arus listriknya selalu
tetap atau konstan terhadap perubahan waktu; 2) Polaritasnya selalu
tetap pada masingmasing terminalnya dan 3) Bentuk gelombang baik I
(arus) vs t (waktu) maupun V (tegangan) vs t (waktu) mendatar,
dimana nilai V maupun I selalu tetap terhadap perubahan waktu[1].
Suatu rangkaian listrik dapat dibangun oleh kombinasi dari
berbagai komponen- komponen elektronik, baik komponen elektronik
aktif maupun komponen elektronik pasif. Sumber tegangan dan sumber
arus merupakan komponen elektronik aktif. Sedangkan salah satu
contoh komponen elektronik pasif yaitu resistor. Sebagai komponen
listrik yang pasif, resistor memiliki nilai resistansi/tahanan tertentu
dengan satuan Ohm (Ω) dan pada rangkaian listrik disimbolkan R.
Harga resistansi dari suatu resistor dapat diketahui dari kode-kode
warna cincin yang melingkar pada resistor tersebut[2].

Gambar 1.1 Posisi kode warna cincin dari resistor[2].


Tabel 1 Konversi kode warna cincin pada badan resistor[2].
Cincin I Cincin II Cincin III Cincin IV
Warna
(Angka (Angka (Pengali) (Toleransi)
pertama) kedua)
Hitam 0 0 100 -
Coklat 1 1 101 -
Merah 2 2 102 ± 2%
Jingga 3 3 103 -
Kuning 4 4 10 4 -
Hijau 5 5 10 5 -
Biru 6 6 106 -
Ungu 7 7 10 7 -
Abu-abu 8 8 10 8 -
Putih 9 9 109 -
Emas - - - ± 5%
Perak - - - ± 10%
Tanpa - - - ± 20%
warna

Untuk kode warna resistor 4 ring, ring warna ke 1 sampai 2


merupakanangka pertama dan kedua kemudian ring ke 3 merupakan
faktor pengalisedangkan ring ke 4 merupakan nilai toleransinya.
Sebagai contoh resistor 2,2 KOhm 5% maka penulisan dengan 4 ring
warna adalah merah, merah, merah,dan emas. Untuk kode warna
resistor 5 ring, ring warna ke 1 sampai 3 merupakanangka pertama,
kedua dan ketiga kemudian ring ke 4 merupakan faktor
pengalisedangkan ring ke 5 merupakan nilai toleransinya. Sebagai
contoh resistor 2,2 KOhm 1% maka penulisan dengan 5 ring warna
adalah merah, merah, hitam,coklat, dan coklat. Untuk pembacaan nilai
resistansi pada 6 ring warna sama dengan pada 5 ring warna , hanya
pada ring warna ke 6 merupakan nilai koefisien suhu dari reistor
tersebut. Untuk kode warna resistor 6 ring, ring warna ke 1 sampai 3
merupakan angka pertama, kedua dan ketiga kemudian ring ke 4
merupakan faktor pengali sedangkan ring ke 5 merupakan nilai
toleransinya. Sebagai contoh resistor 2,2 KOhm 1% 100ppm maka
penulisan dengan 6 ring warna adalah merah, merah, hitam, coklat,
coklat, dan coklat[3].
IV. Hasil Data
V. Analisis dan Pembahasan
Pada praktikum modul I yaitu tentang Rangkaian Arus Searah, komponen
– komponen yang digunakan antara lain : multimeter, DC Power Supply,
resistor, eksperiment board, jumper, kabel, dan konektor. Resistor yang
digunakan yaitu sebanyak 6 buah, masing – masing 3,3 Kohm, 4,7 Kohm, 220
Ohm, 220 Ohm, 2,2 Kohm, 1 Kohm. Komponen tersebut kombinasikan untuk
membangun suatu rangkaian listrik.
Pada praktikum pertama yaitu membaca warna – warna cincin yang
terdapat pada badan resistor dan mengukur resistor tersebut. Kemudian
melakukan perhitungan untuk menentukan yaitu dengan dua angka kode warna
cincin 1 dan cincin 2, lalu dikali kode warna cincin 3, kemudia +- toleransi
cincin 4. Resistor 1 memiliki warna cincin orange, orange, merah, dan emas,
memiliki nilai pengukuran 3,228 Kohm dan nilai perhitungan 3300 Ohm +-
5%. Resitor 2 memiliki warna cintin kuning, ungu, merah, emas, memiliki
nilai pengukuran 4,683 Kohm dan memiliki nilai perhitungan 4700 Ohm +-
5%. Resitor 3 memiliki warna cincin merah, merah, coklat, emas, memiliki
nilai pengukuran 0,218Kohm dan memiliki nilai perhitungan 220Ohm. Resitor
4 memiliki warna cincin merah, merah, hitam, hitam, emas, memiliki nilai
pengukuran 220 Ohm dan memiliki nilai perhitungan 220 Ohm +- 2%. Resitor
5 memiliki warna cincin merah, merah, merah, emas, memiliki nilai
pengukuran 2,193 Kohm dan memiliki nilai perhitungan 2200 Ohm +- 5%.
Resitor 6 memiliki warna cincin coklat, hitam, merah, emas, memiliki nilai
pengukuran 1,001 KOhm dan memiliki nilai perhitungan 1000 Ohm +- 5%.
Kemudian praktik selanjutnya adalah membuat rangkaian resistor
menggunakan 6 buah resistor. Resistor 1 dipasang diantara titik A – B, resistor
2 dipasang diantara titik B – C, resistor 1 dan 2 dipasang secara seri di titik A –
C. Resistor 3, 4, 5 dipasang secara paralel dititik C – D dan pada titik D – E
dipasang resistor 6. Kemudian mengukur tahanan rangkaian resistor diantara
dua titik. Pada titik A – C memiliki hasil pengukuran 7,972 KOhm dan hasil
perhitungan 8 Kohm. Titik A – D memiliki hasil pengukuran 8,076 Kohm dan
hasil perhitungan 8,0095 Kohm. Titik A – E memiliki nilai pengukuran 9,077
KOhm dan nilai perhitungan 9,0105 Kohm. Titik C – D memiliki nilai
pengukuran 104,9 Ohm dan nilai perhitungan 0,0095 Ohm. Titik C – E
memiliki nilai pengukuran 1,105 Kohm dan nilai pengukuran 1,0105 Kohm.
Hasil yang didapatkan berdasarkan multimeter untuk hasil pengukuran,
sedangkan nilai perhitungan didapatkan dari proses perhitungan rumus resistor
yang dipasang seri dan paralel.
Praktik selanjutnya yaitu menghubungkan sumber tegangan DC 10 V
dengan rangkaian resistor yang telah dirangkai menggunakan 6 buah resistor.
Kemudian mengukur tegangan pada rangkaian menggunakan multimeter dan
perhitungan menggunakan rumus. Titik A–B memiliki nilai pengukuran 3,621
V dan nilai perhitungan 3,3 V. Titik A–C memiliki hasil pengukuran 8,78 V
dan nilai perhitungan 8 V. Titik A–D memiliki hasil pengukuran 8,895 V dan
nilai perhitungan 8,00095 V. Titik A–E memiliki hasil pengukuran 9,998 V
dan nilai perhitungan 9,0105 V. Titik B–C memiliki hasil pengukuran 5,157 V
dan nilai perhitungan 4,7 V. Titik B–D memiliki hasil pengukuran 5,272 V dan
nilai perhitungan 4,7095 V. Titik B–E memiliki hasil pengukuran 6,374 V dan
nilai perhitungan 5,7095 V. Titik C–D memiliki hasil pengukuran 115 mV dan
nilai perhitungan 0,0095 mV. Titik C–E memiliki hasil pengukuran 1,217
Vdan nilai perhitungan 1,0095 V. Titik D–E memiliki hasil pengukuran 1,102
V dan nilai perhitungan 1 V.
Praktik terakhir yaitu mengukur rangkaian yang telah dirangkai
menggunakan 6 buah resistor yang telah dihubungkan dengan sumber DC
10V menggunakan multimeter untuk menentukan arus yang mengalir. Untuk
arus pada R1 memiliki hasil pengukuran 1,1 mA dan perhitungan 1 mA. Arus
pada R2 memiliki hasil pengukuran 1,1 mA dan perhitungan 1 mA. Arus pada
R3 memiliki hasil pengukuran 0,525 mA dan perhitungan 0,5 mA. Arus pada
R4 memiliki hasil pengukuran 0,520 mA dan perhitungan 0,5 mA. Arus pada
R5 memiliki hasil pengukuran 52,3 mA dan perhitungan 0,045 mA. Arus pada
R6 memiliki hasil pengukuran 1,1 mA dan perhitungan 1 mA.
VI. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1. Hasil pengukuran arus pada rangkaian resistor yang dipasang seri
memiliki hasil pengukuran yang sama dan resistor yang dipasang
paralel memiliki hasil pengukuran yang berbeda.
2. Nilai resistansi resistor lebih kecil daripada nilai yang diperoleh dari
pengukuran menggunakan multimeter.
3. Nilai perhitungan warna cincin resistor diperoleh dari angka cincin
pertama dan kedua, kemudian dikali dengan angka cincin ketiga, lalu
kurang lebih toleransi dari cincin keempat.
B. Saran
1. Sebaiknya praktikan mempelajari materi terlebih dahulu sebelum
melakukan praktikum agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan
praktikum.
2. Membahas praktik yang telah sesesai dari awal, agar praktikan lebih
memahami dan tidak melakukan kesalahan dalam membuat laporan.
3. Sebaiknya sebelum menggunakan multimeter digital ataupun analog,
kalibrasikan terlebih dahulu agar hasilnya lebih valid.
VII. Daftar Pustaka
[1] B. P. Hartono, Rangkaian Listrik I, Malang: Institut Teknologi
NasionalMalang, 2012.[2]
[2] Anonymous, “Elektronika Dasar,” 2015 Januari 2015. [Online]. Available:
http://elektronika-dasar.web.id/membaca-kode-warna-resistor/. [Diakses 1
November 2020].
[3] Samuel Gideon1, Koko Pratama Saragih2, 1,2 Politeknik Teknologi Kimia
IndustriMedan.Available:https://ptki.ac.id/jurnal/index.php/readystar/artic
le/viewFile/65/pdf
VIII. LAMPIRAN
PERCOBAAN 1
RANGKAIAN ARUS SEARAH

NAMA : FARHAN NUR FAUZI


NIM : 19107014
KELOMPOK : 9 (sembilan)
REKAN PRAKTEK :
NAMA/NIM : ATEN MAUDILSIWI/19107002
NAMA/NIM : M. JAUHARI AMANINA/19107026
HARI/TGL PRAKTEK : Kamis /5 November 2020
WAKTU PRAKTEK : 13.30 - 15.30
NAMA ASISTEN : TASYA ENJELIKA SYAPUTRI
PARAF ASISTEN

LEMBAR DATA 1 Hasil pembacaan warna cincin resistor

Nilai
Nama Warna Nilai Pengukuran
Perhitungan
Resisto Cincin 1 Cincin 2 Cincin 3 Cincin 4 Cincin 5
r
R1 orange orange merah emas 3,228 kohm 3,3 ohm +/- 5 %
R2 kuning ungu merah emas 4,683 kohm 4,7 ohm +/- 5 %
R3 merah merah coklat emas 0,218 kohm 220 ohm +/- 5 %
R4 merah merah hitam hitam emas 220 ohm 220 ohm +/- 2 %
R5 merah merah merah emas 2,193 kohm 2,2 ohm +/- 5 %
R6 coklat hitam merah emas 1,001 kohm 1 ohm +/- 5 %

LEMBAR DATA 2 Hasil pengukuran tahanan (R) rangkain resistor


Titik Hasil Hasil
Terminal Pengukuran Perhitungan
A–C 7,972 kohm 8 kohm
A–D 8,076 kohm 8,0095 kohm
A–E 9,077 kohm 9,0105 kohm
C–D 104,9 ohm 0,0095 ohm
C–E 1,105 kohm 1,0105 kohm

LEMBAR DATA 3 Hasil pengukuran tegangan (V) rangkain resistor

Titik Hasil Hasil


Terminal Pengukuran Perhitungan
A–B 3,621 v 3,3 v
A–C 8,78 V 8v
A–D 8,895 v 8,0095 v
A–E 9,998 V 9,0105 v
B–C 5,157 v 4,7 v
B–D 5,272 v 4,7095 v
B–E 6,374 v 5,7095 v
C–D 115 mv 0,0095 v
C–E 1,217 v 1,0095 v
D–E 1,102 v 1v
LEMBAR DATA 4 Hasil pengukuran arus (i) rangkain resistor

Nama Hasil Hasil


Arus Pengukuran Perhitungan
Arus pada R1 1,1 mA 1 mA
Arus pada R2 1,1 mA 1 mA
Arus pada R3 0,525 mA 0,5 mA
Arus pada R4 0,520 mA 0,5 mA
Arus pada R5 52,3 mA 0,045 mA
Arus pada R6 1,1 mA 1 mA

Anda mungkin juga menyukai