Anda di halaman 1dari 11

Cara Mengukur Potensiometer dengan Multimeter

Dickson Kho Pengujian Komponen

Cara mengukur Potensiometer dengan Multimeter – Kita dapat mengukur nilai


Resistansi dari sebuah Potensiometer dengan menggunakan alat ukur yang
dinamakan Multimeter, baik Multimeter yang menunjukan nilai Digital maupun
Multimeter Analog. Seperti yang kita ketahui bahwa Multimeter adalah alat ukur
yang terdiri dari gabungan pengukuran Arus Listrik (Ampere), Tegangan Listrik
(Volt) dan Resistansi/Hambatan (Ohm). Untuk mengukur Potensiometer yang
merupakan komponen keluarga Resistor, Potensiometer tentunya diukur dengan
fungsi Ohm (Resistansi) yang terdapat pada Multimeter. Dalam pengukuran, kita
dapat mengetahui Nilai Maksimum Resistansi sebuah Potensiometer dan juga
perubahan Nilai Resistansi Potensiometer saat kita memutar Shaft atau Tuas
pengaturnya.
Cara Mengukur Potensiometer
Berikut ini adalah cara untuk mengukur nilai Resistansi Potensiometer dengan
menggunakan Multimeter Digital :
Untuk mengetahui Nilai Resistansi Maksimum Potensiometer
1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
2. Hubungkan Probe Multimeter pada kaki Terminal yang pertama (1) dan Terminal
ketiga (3).
3. Perhatikan nilai Resistansi Potensiometer pada Display Multimeter, nilai yang
tampil adalah nilai maksimum dari Potensiometer yang sedang kita ukur ini.

Perlu diketahui, Nilai Maksimum tersebut merupakan Nilai Nominal


Potensiometer dan akan hampir sama dengan nilai yang tertera pada badan
Potensiometer itu sendiri. Nilai Resistansi Potensiometer pada Terminal 1 dan
Terminal 3 akan selalu konstan. Artinya, Pemutaran Shaft (Tuas) pengatur tidak
akan berpengaruh terhadap nilai pengukurannya.
Untuk mengukur Perubahan Nilai Resistansi Potensiometer
1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
2. Hubungkan Probe Multimeter pada kaki Terminal yang pertama (1) dan Terminal
kedua (2).
3. Putarlah Shaft atau Tuas pada Potensiometer searah jarum jam,
4. Perhatikan Nilai Resistansi pada Display Multimeter, Nilai Resistansi and naik
seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut. Sebaliknya,
Jika Shaft (Tuas) Potensiometer diputar berlawanan arah jarum jam, Nilai
Resistansi akan menurun seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer
tersebut.
5. Pindahkan Probe Multimeter dari kaki Terminal pertama (1) ke Terminal ketiga
(3). Jadi, sekarang kaki Terminal Potensiometer yang diukur adalah Terminal 2
dan Terminal 3.
6. Putarlah Shaft (Tuas) Potensiometer searah jarum jam,
7. Perhatikan Nilai Resistansi Potensiometer pada Display Multimeter, Nilai
Resistansi akan menurun seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer
tersebut. Sebaliknya, Jika Shaft (tuas) Potensiometer diputar berlawanan arah
jarum jam, Nilai Resistansi akan naik seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas)
Potensiometer tersebut.

Catatan :
Potensiometer tidak mengenal Polaritas Positif dan Negatif sehingga Posisi
peletakan Probe Merah dan Probe Hitam Multimeter tidak menjadi masalah
dalam pengukuran.

A) Kode Warna Resistor


Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan kode-kode
warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi (tahanan) dari resistor. Resistor
ini mempunyai bentuk seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan. Pada
badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna, kode ini untuk
mengetahui besar resistansi tanpa harus mengukur besarnya dengan ohmmeter.
Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA
(Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada gambar
dibawah
Gelan Gelan Gelan _
Tolerans Koefisien Temperatu
Warna g ke- g ke- g ke- Pengali
i r
1 2 3
+/-10 %
Hitam 0 0 0 0,01 (Perak)
(Perak)
+/-5
Coklat 1 1 1 0,1 (Emas)
%(Emas)
Merah 2 2 2 1
Orang 10 (Coklat +/-1 %
3 3 3 100 ppm (Coklat)
e ) (Coklat)
Kuning 4 4 4 100 +/-2 % 50ppm
Hijau 5 5 5 1k 15ppm
+/-0,5
Biru 6 6 6 100k 25ppm
%
+/-
Ungu 7 7 7 1M
0,25%
Abu- +/-0,1
8 8 8 10M
abu %
+/-20 %
Putih 9 9 9 100M (Tanpa
Warna)
Dengan menggunakan tabel diatas maka kita dapat menghitung berapa nilai
resistor dari gambar berikut ini:
Cara menghitung resistor yang 4 Gelang diatas adalah sebagai berikut:
- Gelang1 : Hijau (5)
- Gelang 2 : Biru (6)
- Gelang 3 : Kuning ( 10000) = Pengali
- Gelang 4 : Perak (10%) = Toleransi
Sehingga nilai resistor tersebut adalah 560000 Ω atau 560 KΩ dengan
toleransi +/-10%

Cara menghitung resistor yang 5 Gelang warna :


- Gelang 1 : Merah (2)
- Gelang 2 : Jingga (3)
- Gelang 3 : Ungu ( 7)
- Gelang 4 : Hitam (1) = Pengali
- Gelang 5 : Emas (5%) = Toleransi
Sehingga nilai resistor tersebut adalah 237 Ω dengan toleransi +/-10%

Perlu diketahui sebagai contoh, Sebuah Resistor dengan nilai resistansi


sebesar 1kΩ +/-20%. Dari nilai tersebut menunjukan resistor ini memiliki nilai
toleransi maksimum dan minimum dari sebuah resistor.
Nilai resistansi maksimum
1kΩ atau 1000Ω x 20% = 200Ω
jadi niai resistansi maksimum = 1000Ω + 200Ω = 1200 Ω atau 1,2 kΩ

Nilai resistansi minimum


1kΩ atau 1000Ω - 200Ω = 800 Ω

Jadi resistor dengan nilai 1kΩ +/-20% adalah dapat dikatakan pada rentang
nilai resistansi 1200Ω sampai 800Ωmasih dikatakan baik (jika diukur
menggunakan alat ukur seperti AVO meter). Misalkan jika terbaca pada alat ukur
dengan nilai 1100Ω atau 900Ω (masih dalam rentang 1200Ω ~ 800Ω), maka
resistor ini masih dalam keadaan yang baik.
Namun ketika jika diukur nilai resistor melebihi dari batas maksimum
diatas 1200Ω atau dibawah batas minimum 800Ω, maka resistor dalam keadaan
buruk (tidak bagus atau rusak).

contoh resistor 4 warna gelang

Pada gambar diatas resistor memiliki warna


Gelang ke-1 berwarna Kuning, berati bernilai 4
Gelang ke-2 berwarna Ungu, berati bernilai 7
Gelang ke-3 berwarna Hijau, berati bernilai 5, namun pada gelang ke-3
merupakan banyaknya nilai nol (00000) atau dikali 105
Gelang ke-4 berwarna Perak atau Silver, berati bernilai toleransi +/-10%

Adapun untuk resistor 4 warna gelang ini,


Gelang ke-1 dan ke-2 merupakan nilai nominal, yaitu jadi 47
dan Gelang ke-3 adalah faktor pengali banyaknya nol (atau dikali 105)
Nilai resistansi resistor diatas adalah = 47x105 Ohm atau 4700000 Ohm atau
4,7 M dengan toleransi +/- 10%

Contoh Resistor 5 Gelang

Pada gambar diatas resistor memiliki warna


Gelang ke-1 berwarna Merah, berati bernilai 2
Gelang ke-2 berwarna Merah, berati bernilai 2
Gelang ke-3 berwarna Hitam, berati bernilai 0
Gelang ke-4 berwarna Merah, berati bernilai 2, namun pada gelang ke-4
merupakan banyaknya nilai nol (00) atau dikali 102
Gelang ke-5 berwarna Emas, berati bernilai toleransi +/- 5%

Adapun untuk resistor 5 warna gelang ini,


Gelang ke-1, ke-2 dan ke-3 merupakan nilai nominal, yaitu jadi 220
dan Gelang ke-4 pengali.adalah faktor pengali banyaknya nol (atau dikali 102)
Nilai resistansi resistor diatas adalah = 220x102 Ohm atau 22000 Ohm atau
22KOhm dengan toleransi +/- 5%

Contoh Resistor 6 Gelang

Pada gambar diatas resistor memiliki warna


Gelang ke-1 berwarna Kuning, berati bernilai 4
Gelang ke-2 berwarna Coklat, berati bernilai 1
Gelang ke-3 berwarna Merah, berati bernilai 2
Gelang ke-4 berwarna Orange, berati bernilai 3, namun pada gelang ke-4
merupakan banyaknya nilai nol (000) atau dikali 103
Gelang ke-5 berwarna Coklat, berati bernilai toleransi +/- 1%
Gelang ke-6 berarna Ungu, berati Koefisien Temperatur bernilai 5ppm/0C

Adapun untuk resistor 6 warna gelang ini,


Gelang ke-1, ke-2 dan ke-3 merupakan nilai nominal, yaitu jadi 412
dan Gelang ke-5 adalah faktor pengali banyaknya nol (atau dikali 103)
Gelang ke-6 Koefisien Temperatur 5ppm/0C
Nilai resistansi resistor diatas adalah = 412x103 Ohm atau 412000 Ohm atau
412KOhm dengan toleransi +/- 1% dan Koefisien Temperatur 5ppm/0C

Menghafal Nilai Kode Warna


Seperti penjelasan yang ada diatas, karena pada resistor ini yang dijadikan kode
adalah digit-digit angka yang tertera pada resistor ini sendiri. Untuk membaca
nilai, Rumus ini membentuk sebuah kalimat HI-CO-ME-O-KU-HI-BI-U-A-PU,
yang diambil dari singkatan nama masing-masing warna yang terdapat pada
sistem kode warna Resistor.
Warna
No.Urut Singkatan
Gelang
0 Hitam HI
1 Coklat CO
2 Merah ME
3 Orange O
4 Kuning KU
5 Hijau HI
6 Biru BI
7 Ungu U
Abu-
8 A
abu
9 Putih PU

B) Membaca Kode Resistor Keramik


Seperti penjelasan yang ada diatas, jenis Resistor Keramik ini memiliki kode angka
tertentu
Contoh

1. Pada gambar diatas Resistor Keramik dengan kode 5W1K5ΩJ


Artinya 5W = Merupakan kemampuan daya pada resistor tersebut sebesar 5
Watt (biasanya ada yang lebih besar, sekitar 10Watt)
1K5 = Besar Resistansi Sebesar 1500 Ohm atau 1,5 Kilo Ohm
J = Besar Toleransi Resistor +/-5%
2. Jika arti angka dan huruf pada resistor dengan kode 5W2R2ΩJ, maka :
5W = Kemampuan daya resistor besarnya 5 Watt.
2R2 = besarnya resistensi 2,2 Ω (Ohm)
J = Besarnya toleransi +/-5%.
3. Jika arti angka dan huruf pada resistor dengan kode 5WR2ΩJ, maka :
5W = Kemampuan daya resistor besarnya 5 Watt.
R2 = besarnya resistensi 0,2 Ω (Ohm)
J = Besarnya toleransi +/-5%.
4. Jika arti angka dan huruf pada resistor dengan kode 10W47ΩJ, maka :
10W = Kemampuan daya resistor besarnya 10 Watt.
47Ω = besarnya resistensi 47 Ω (Ohm)
J = Besarnya toleransi +/-5%.
Kode
Toleransi
Untuk
Resistor (+/-
)
B = 0.1%
C = 0.25%
D = 0.5%
F = 1%
G = 2%
J = 5%
K = 10%
M = 20%
Contoh kode resistor
0.47Ω = R47 atau 0R47
1.0Ω = 1R0
4.7Ω = 4R7
47Ω = 47R
470Ω = 470R atau 0K47
1.0KΩ = 1K0
4.7KΩ = 4K7
47KΩ = 47K
470KΩ = 470K atau 0M47
1MΩ = 1M0

C) Kode Resistor SMD


Terdapat beberapa macam Kode Resistor SMD, misalkan ada yang 3 dan 4 Digit
dan juga tipe EIA-96
- Resistor SMD 3 Digit
- Resistor SMD 4 Digit

- Resistor SMD tipe EIA-96

Untuk Resistor SMD Tipe EIA-96 ini, kita harus perhatikan melalui tabel-
tabel yang merepresentasikan nilai dari komponen resistor SMD
tersebut.
Contoh :

Nilai x Pengali = Resistansi


Contoh :
3.3 x 1 = 3.3Ω
3.3 x 10 = 33Ω
3.3 x 100 = 330Ω
3.3 x 1,000 = 3.3kΩ
3.3 x 10,000 = 33kΩ
3.3 x 100,000 = 330kΩ
3.3 x 1,000,000 = 3.3MΩ
"103" = 10 x 1,000 ohm = 10 kiloΩ
"392" = 39 x 100 ohm = 3.9 kiloΩ
"563" = 56 x 1,000 ohm = 56 kiloΩ
"105" = 10 x 100,000 ohm = 1 MegaΩ
"390" = 39 x 1Ω = 39Ω atau 39RΩ
"470" = 47 x 1Ω = 47Ω atau 47RΩ

Anda mungkin juga menyukai