Anda di halaman 1dari 4

Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang berfungsi untuk menghambat

atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika.

Sebagaimana dengan fungsi resistor yang bersifat resistif dan termasuk komponen

pasif. Satuan atau nilai resistansi dari suatu resistor disebut Ohm dan dilambangkan

dengan symbol omega (). Sesuai hukum ohm bahwa resistansi berbanding terbalik

dengan jumlah arus yang melaluinya dan berbanding lurus dengan tegangannya.

V : Tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar (Volt)

I : arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (Ampere)

R : nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar (ohm)

Selain nilai resistansinya (ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti

nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang

berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu

rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam

kemasan resistor tersebut.

1
Simbol resistor dalam bentuk gambar yang sering digunakan dalam suatu desain

rangkaian elektronika.

 Toleransi Resistor

Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang

tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam

kondisi baik. Pada umumnya pada badan resistor terdapat cincin warna keempat, yang

di tempatkan pada ujung yang berlawanan dengan ketiga cincin lainnya. Cincin warna

ini menunjukkan toleransi atau tingkat kepresisian resistor. Cincin ini menunjukkan

seberapa jauh nilai tahanan aktual resistor akan menyimpang ( atau berbeda ) dari nilai

tahanan nominal yang di nyatakan oleh kode warna resistor.

Nilai toleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi

kesalahan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%),

resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10%

(resistor 10%).

Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan kode

warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5% maka

dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau dengan kode huruf J

2
pada resistor dengan fisik kemasan besar. Resistor yang banyak dijual dipasaran pada

umumnya resistor 5% dan resistor 1%.

 Kode warna resistor

Untuk menentukan nilai resistansi suatu resistor dapat diketahui dengan 2 cara.

Untuk resistor dengan fisik yang besar biasanya nilai resistansi sudah tertulis di badan

resistor. Namun, untuk resistor dengan fisik yang lebih kecil biasanya nilai

resistansinya dilambangkan dengan kode warna.

Pita ketiga Pita keempat Pita kelima


Warna Pita pertama Pita kedua
(pengali) (toleransi) (koefisien suhu)

Hitam 0 0 × 100

Cokelat 1 1 ×101 ± 1% (F) 100 ppm

Merah 2 2 × 102 ± 2% (G) 50 ppm

Oranye 3 3 × 103 15 ppm

Kuning 4 4 × 104 25 ppm

Hijau 5 5 × 105 ± 0.5% (D)

Biru 6 6 × 106 ± 0.25% (C)

Ungu 7 7 × 107 ± 0.1% (B)

Abu-abu 8 8 × 108 ± 0.05% (A)

Putih 9 9 × 109

Emas × 10-1 ± 5% (J)

Perak × 10-2 ± 10% (K)

Kosong ± 20% (M)

3
1. Resistor Dengan 4 Cincin Kode Warna

Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3

merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi

resistor.

Gambar 1.4 : resistor dengan 4 cincin kode warna

2. Resistor Dengan 5 Cincin Kode Warna

Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna

ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai

toleransi resistor.

Gambar 1.5 : resistor dengan 5 cincin kode warna

Anda mungkin juga menyukai