Anda di halaman 1dari 44

Curriculum Vitae

Dr. Theresia Ratna Sarungallo, SpA


Tempat/tanggal lahir : Manokwari, 28 April 1975

Pendidikan
2014 : Pendidikan Dokter Spesialis FK UNSRAT
2003 : Pendidikan Kedokteran Umum FK UNHAS

Pekerjaan
2014 – sekarang : Dokter Spesialis Anak RSUD Abepura
20015 – sekarang : Anggota IDI Cabang Papua
2018 – sekarang : Anggota IDAI Cabang Papua

PENDIDIKAN KEDOKTERAN BERKELANJUTAN – 1 IDAI CABANG PAPUA 2019


D Daily Clinical Practice in Pediatric

1
NEWBORN BABIES FROM TUBERCULOSIS
MOTHER : WHAT SHOULD I DO ?

Theresia R. L. Sarungallo

Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan – 1


Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Papua
PENDAHULUAN

•Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit


infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan
anak di Indonesia.
•Pada tahun 2015, World Health Organization (WHO)
melaporkan estimasi pasien TB selama tahun 2014
adalah 9,6 juta jiwa, terdiri atas 5,4 juta laki-laki,
3,2 juta wanita dan 1 juta pasien anak.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 3


3
PENDAHULUAN

•Proporsi TB anak berkisar antara 10−15% pasien


TB secara keseluruhan, namun di negara endemis
TB maka proporsi TB pada anak dapat mencapai
25% dari seluruh jumlah kasus.
•Program TB Nasional mencatat pasien TB anak
merupakan sekitar 8,8% dari seluruh kasus TB

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 4


4
PENDAHULUAN

•Mayoritas perjalanan penyakit TB anak sejak


terinfeksi sampai menjadi sakit TB terjadi selama
1 tahun setelah anak terinfeksi.

•Angka TB pada anak → indikator


berlangsungnya transmisi kuman TB di komunitas

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 5


5
PENDAHULUAN

•Anak dapat terinfeksi TB pada usia berapa pun


(0−14 tahun) → risiko morbiditas dan mortalitas
tertinggi → pada bayi dan anak kurang dari 2
tahun.
•Anak yang berisiko tinggi terinfeksi TB terutama
anak yang terpajan dengan pasien dewasa TB
aktif.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 6


6
PENDAHULUAN

•Data menunjukkan sekitar 50-60% anak yang


tinggal dengan pasien dewasa TB paru dengan
sputum BTA positif, akan terinfeksi TB
•Sekitar 10% dari jumlah tersebut akan
mengalami sakit TB.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 7


7
PENDAHULUAN
•Makin muda usia anak terinfeksi dan sakit TB, makin
besar kemungkinan terjadinya TB diseminata
(misalnya TB meningitis atau TB milier) → kecacatan,
bahkan kematian.

•Angka mortalitas TB neonatus sangat tinggi (hingga


60%)

Penting bagi dokter memahami TB perinatal dan


tata laksana bayi yang lahir dari ibu sakit TB aktif.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 8


8
PENDAHULUAN

•Anak dapat terinfeksi TB pada usia berapa pun


(0−14 tahun) → risiko morbiditas dan mortalitas
tertinggi → pada bayi dan anak kurang dari 2
tahun.
•Anak yang berisiko tinggi terinfeksi TB terutama
anak yang terpajan dengan pasien dewasa TB
aktif.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 9


9
DEFINISI

Infeksi TB pada neonatus dapat terjadi secara


kongenital (prenatal), selama proses kelahiran
(natal), maupun transmisi pascanatal oleh ibu
pengidap TB aktif → TB Perinatal

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 10


10
DEFINISI
TB Perinatal terdiri dari 2 bentuk, yaitu :
1. TB Kongenital
▪ Penularan saat kehamilan (dalam uterus)
Penyebaran hematogen → vena umbilikal atau saat
persalinan karena aspirasi atau menelan cairan
amnion serta sekresi servikovaginal yang
mengandung kuman Mtb.
▪ Gejala pada minggu pertama kehidupan, →
berat badan lahir rendah, tanda tanda sepsis,
hepatosplenomegali dan distres pernapasan.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 11


11
DEFINISI
TB Perinatal terdiri dari 2 bentuk, yaitu :
2. TB Neonatal
▪ Neonatus terinfeksi segera setelah lahir karena
terpapar dengan kasus TB BTA (+).
▪ Paparan dari ibu atau kontak dekat lain.
▪ Penularan pasca natal terjadi secara droplet
dengan patogenesis yang sama seperti TB pada
anak.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 12


12
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS

•Pada TB kongenital, transmisi terjadi karena


penyebaran hematogen melalui vena umbilikalis
atau aspirasi cairan amnion yang terinfeksi.
•Pada TB natal, transmisi dapat terjadi melalui
proses persalinan, sedangkan pada TB pascanatal
terjadi akibat penularan secara droplet dari ibu
kepada bayi yang baru lahir.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 13


13
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS
•TB kongenital yang disebabkan oleh transmisi vertical
sangat jarang, ingga tahun 1995 terdapat 358 kasus dan
laporan lainnya ada 18 kasus dari 2001 sampai 2005.

•Mycobacterium tuberculosis tidak dapat melalui sawar


plasenta yang sehat, → kuman akan menempel pada
plasenta dan membentuk tuberkel. Apabila tuberkel pecah,
→ penyebaran hematogen dan menyebabkan infeksi pada
cairan amnion melalui vena umbilikalis.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 14


14
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS

• Pada saat penyebaran hematogen,


M.tuberculosis menyebabkan fokus
primer di hati dan melibatkan KGB
periportal, dan pada perkembangan
selanjutnya akan menyebar ke paru.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 15


15
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS

•Selain cara di atas, penularan ke paru dapat terjadi


melalui aspirasi cairan amnion yang mengandung
M. tuberculosis langsung ke paru.
•Sedangkan penularan pascanatal adalah secara
droplet dengan patogenesis yang sama seperti TB
anak umumnya.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 16


16
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS

•Manifestasi klinis TB kongenital dapat timbul


segera setelah lahir atau pada minggu ke-2−3
kehidupan.
•Gejala TB kongenital sulit dibedakan dengan
sepsis neonatal, sehingga sering terjadi
keterlambatan dalam mendiagnosis.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 17


17
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS

•Gejala yang sering timbul adalah distres


pernapasan,hepatosplenomegali, dan demam
•Gejala lain yang dapat ditemukan antara lain
prematuritas, berat lahir rendah, sulit minum,
letargi, dan kejang.
•Selain itu dapat juga terjadi abortus/kematian
bayi.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 18


18
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS

•Neonatus yang terpapar TB dapat bergejala


ataupun tidak.
•Gejala TB pada neonatus mulai muncul
minggu ke 2-3 setelah kelahiran, seperti
letargi, sulit minum dan kesulitan
pertambahan berat badan.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 19


19
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS

•Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada


TB kongenital adalah pemeriksaan M.
tuberculosis melalui darah vena umbilikus dan
plasenta.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 20


20
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS

•Pada plasenta sebaiknya diperiksa gambaran


histopatologis dengan kemungkinan adanya
granuloma kaseosa dan BTA, bila perlu
dilakukan kuretase endometrium untuk
mencari endometritis TB.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 21


21
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS

•Penentuan TB kongenital adalah dengan


ditemukannya BTA dan M. tuberculosis
pada vena umbilikus dan plasenta. Beitzke
pada tahun 1935 dan kemudian direvisi
oleh Cantwell pada tahun 1994
memberikan kriteria untuk TB kongenital,
yaitu ditemukannya M. tuberculosis
PKB - 1 IDAI Cabang Papua 22
22
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS
Memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:
• (1) lesi pada minggu pertama,
•(2) kompleks primer hati atau granuloma hati
kaseosa,
• (3) infeksi TB pada plasenta atau traktus genitalia,
• (4) kemungkinan transmisi pascanatal melalui
investigasi kontak (termasuk terhadap staf RS) telah
disingkirkan

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 23


23
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS

•Spesimen dari neonates juga diperlukan untuk


pemeriksaan mikroskopik BTA dan biakan Mtb yang
diperoleh dari bilasan lambung, induksi sputum,
aspirasi trakea, lesi kulit, cairan telinga, cairan
serebrospinal dan lainnya.
•Pemeriksaan berbasis PCR atau tes cepat molecular
(TCM) seperti GeneXpert dan Line Probe Assay juga
dapat dilakukan jika fasilitas memungkinkan.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 24


24
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS

•Gambaran foto toraks dapat berupa milier,


infiltrate yang menyebar, gambaran
bronkopneumonia, konsolidasi atau pada CT
didapatkan gambaran hipodens periportal.

•Untuk menentukan TB natal dan pascanatal,


kriterianya sama dengan TB pada anak

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 25


25
TATA LAKSANA TB PERINATAL

•Tatalaksana TB pada neonatus ciri


tersendiri, yaitu melibatkan →
aspek seperti aspek ibu, bayi, dan
lingkungan.
TB pada ibu seringkali baru terdiagnosis
ketika neonatus dicurigai atau terbukti TB.
PKB - 1 IDAI Cabang Papua 26
26
TATA LAKSANA TB PERINATAL

•Manifestasi klinis TB pada kehamilan umumnya sama


dengan wanita yang tidak hamil yaitu manifestasi
umum dari TB paru.
•TB diseminata bisa terjadi pada 5-10% wanita hamil
dan ini adalah risiko utama untuk terjadinya TB
kongenital.
•Semua wanita hamil di daerah endemik TB/HIV
ditapis untuk diagnosis TB.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 27


27
TATA LAKSANA TB PERINATAL

•Tes HIV juga penting dilakukan pada wanita


hamil terduga TB.
•Ibu hamil yang sakit TB harus segera diberi
pengobatan OAT untuk mencegah penularan dan
kematian.
• Ibu hamil yang terinfeksi HIV dengan TB harus
segera diobati.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 28


28
TATA LAKSANA TB PERINATAL

Bayi yang lahir dari ibu dengan TB dan TB-HIV berisiko


untuk mengalami:
1. Infeksi dan penyakit TB
2. Transmisi HIV dari ibu-ke-bayi
3. Lahir kurang bulan
4. Berat badan lahir rendah
5. Kematian perinatal

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 29


29
TATA LAKSANA TB PERINATAL

•Ibu harus ditatalaksana dengan baik untuk


menghindari penularan selanjutnya.
•Ibu hamil yang telah mendapat anti TB sedikitnya 2
minggu sebelum persalinan lebih kecil kemungkinan
menularkan TB pada neonatus dibandingkan dengan
ibu yang belum mendapat anti TB.
•Selain itu harus dicari sumber lain di lingkungannya
serta memperbaiki kondisi lingkungan.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 30


30
TATA LAKSANA TB PERINATAL

•Diagnosis TB harus dipertimbangkan pada infeksi


neonatal yang tidak berespon terhadap terapi
antimikroba.
•TB neonatus juga sering terjadi pada anak dari ibu
dengan TB HIV.
• Perhatikan juga riwayat penyakit ibu seperti pneumonia
yang sulit membaik, kontak dengan kasus indeks TB, dan
riwayat pengobatan TB dalam 1 tahun terakhir.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 31


31
TATA LAKSANA TB PERINATAL

•Tatalaksana TB kongenital → OAT


rifampisin dan isoniazid selama 9−12 bulan,
pirazinamid dan etambutol diberikan selama 2 bulan.

Air susu ibu tetap diberikan, dan tidak perlu cemas


akan kelebihan dosis OAT karena kandungan OAT
dalam ASI sangat kecil.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 32


32
TATA LAKSANA TB PERINATAL

•Bayi yang lahir dari ibu terduga TB atau terdiagnosis TB


harus dievaluasi untuk menentukan apakah bayi
menderita TB perinatal.
•Jika bayi tidak mempunyai gejala TB perinatal, dapat
diberikan pengobatan pencegahan dengan isoniazid (PP
INH) selama 6 bulan dengan dosis 10 mg/kgBB.
•Bayi harus dipantau secara rutin setiap bulan dan
dievaluasi kemungkinan adanya gejala TB untuk
memastikan TB aktif tidak berkembang.
PKB - 1 IDAI Cabang Papua 33
33
TATA LAKSANA TB PERINATAL

•Jika timbul gejala, maka lakukan evaluasi


untuk menentukan ada tidaknya sakit TB.
• Pada akhir bulan ke 6, bila bayi tetap
asimptomatik, PP INH dihentikan. Jika uji
tuberkulin negatif dan tidak terinfeksi HIV,
maka dapat diberikan BCG.
PKB - 1 IDAI Cabang Papua 34
34
TATA LAKSANA TB PERINATAL
Yang harus dilakukan
pada bayi dengan gejala
TB perinatal

Investigasi lengkap pada ibu


Foto toraks

Mikroskopis, TCM

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 35


35
TATA LAKSANA TB PERINATAL

•Obat anti TB harus segera diberikan pada bayi yang kita


curigai TB sambil menunggu konfirmasi bakteriologis
karena TB berkembang dengan cepat pada neonatus.

•TB kongenital dan TB neonatal sama. Respon baik


terhadap terapi dapat dilihat dari perbaikan gejala klinis,
pertambahan berat badan dan perbaikan radiologis.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 36


36
TATA LAKSANA TB PERINATAL
Tuberkulosis perinatal → rejimen 4 obat selama fase
intensif (2RHZE) dan 2 obat selama fase lanjutan
(4RH) dengan dosis sesuai berat badan.

Di rawat di ruang perinatologi atau NICU di


fasilitas rujukan.

Setelah kondisi bayi stabil pemantauan dapat


dilakukan di puskesmas.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 37


37
TATA LAKSANA TB PERINATAL

•Ibu dengan TB tetap dapat memberikan ASI, oleh


karena risiko penularan M tuberculosis melalui ASI
dapat diabaikan dan OAT yang dikonsumsi ibu
diekskresikan melalui ASI dalam jumlah kecil dan tidak
terbukti dapat menginduksi resistensi obat.
•ASI perah merupakan alternatif jika ibu sakit berat,
sputum BTA positif saat persalinan, atau jika ibu
didiagnosis TB MDR.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 38


38
TATA LAKSANA TB PERINATAL

•Pencegahan dan pengendalian infeksi TB


(PPI TB) diperlukan untuk mengurangi
kemungkinan transmisi dari ibu ke anak
dengan menggunakan masker.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 39


39
TATA LAKSANA TB PERINATAL

•Imunisasi BCG sebaiknya tidak diberikan dahulu.


Setelah ibu dinyatakan tidak infeksius lagi, maka
dilakukan uji tuberkulin.
•Jika hasilnya negatif, isoniazid dihentikan dan
diberikan BCG pada bayi.
• Alur tata laksana bayi yang lahir dari Ibu sakit
TB atau terduga sakit TB tersaji pada Gambar 1

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 40


40
TATA LAKSANA TB PERINATAL

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 41


41
KESIMPULAN
•Ibu hamil yang sakit TB dapat menyebabkan
bayi yang dikandungnya mengalami TB
kongenital atau TB neonatal.

•Insidens TB kongenital sangat jarang, yang


lebih penting adalah mencegah terjadinya
penularan TB dari ibu kepada bayi baru lahir.
PKB - 1 IDAI Cabang Papua 42
42
KESIMPULAN

•Jika bayi yang dilahirkan sehat maka harus


diberikan pencegahan dengan isoniazid.
•Pengendalian transmisi TB di bangsal bayi
lahir perlu diperhatikan untuk mencegah
tertularnya bayi dari TB.

PKB - 1 IDAI Cabang Papua 43


43
44

Anda mungkin juga menyukai