Anda di halaman 1dari 12

Narasumber:

NOVIA VERONICA HINTA, S.T.Keb


*Ibunda dari Bilal Al Gharantaly (Pejuang Sindrom Rubella Kongenital)
*Staff Pengajar Jurusan Kebidanan Poltekkes Gorontalo
*Pegiat Komunitas Rumah Ramah Rubella Gorontalo
• TORCH:
Merupakan singkatan dari Toxoplasma, Others (HIV, Sifilis,
etc), Rubella, Citomegalovirus, Herpes simplex.

Infeksi TORCH
baru bisa ditegakkan melalui
pemeriksaan darah (immunoglobulin)
atau skrining !!!
• Toxoplasmosis
a. Disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii
b. Menular dari daging yang terinfeksi, tidak dimasak hingga
matang, buah/sayur yang tidak dicuci bersih, tanah dengan
feses kucing yang mengandung parasit, hingga melalui
infeksi kongenital dari ibu ke janin melalui plasenta
c. Pada bayi berakibat cairan tulang belakang tidak normal,
anemia, katarak kongenital dan gangguan penglihatan
lainnya, tuli, kejang, growth retardation, pembesaran hati.
Melalui USG, terlihat pengapuran pada otak, pelebaran
saluran otak/gangguan saraf, dan cairan berlebih pada
perut.
• HIV
Pasien yang terinfeksi HIV, memiliki kemungkinan menularkan
infeksi kepada si kecil yang baru lahir melalui plasenta atau
saat proses persalinan dan melalui ASI.

• Sifilis
a. Juga disebut raja singa
b. Disebabkan oleh Treponema Pallidum
c. Ditularkan melalui kontak langsung hubungan seksual,
melalui plasenta dan transfusi darah
• Rubella
a. Juga disebut campak jerman
b. Disebabkan oleh virus Rubella
c. Ditularkan melalui dahak penderita yang masuk ke tubuh orang
lain. Juga melalui cairan tubuh seperti keringat. Jika daya tahan
tubuh kuat, maka virus tersebut akan mati. Namun sebaliknya,
jika daya tahan tubuh lemah maka virus akan masuk dalam
tubuh. Virus rubela tidak memiliki perantara dalam
penularannya, tetapi penularan dapat terjadi melalui udara.
d. Bersifat teratogenik, yakni dapat mengganggu perkembangan
janin dan menghancurkannya.
e. Gejala berupa ruam merah pada kulit, batuk, nyeri sendi, nyeri
kepala, pembesaran kelenjar getah bening di daerah telinga
atau belakang kepala.
50% ibu yang mengalami Rubella TIDAK MERASAKAN APA-
APA.
Pada masa kehamilan, virus Rubella bisa menyebabkan
keguguran atau sindroma rubella kongenital, terjadi sekitar :
25% pada trimester pertama, turun menjadi 1% pada trimester
kedua dan keatas.

Sindroma Rubella Kongenital / Congenital Rubella Syndrome :


menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, gangguan
pendengaran, kelainan jantung, gangguan mata seperti katarak,
retinopati, gangguan sistem saraf pusat, pembesaran hati dan
limpa, sampai retardasi mental.
• Citomegalovirus / CMV
a. Disebabkan oleh citomegalovirus
b. Ditularkan melalui air ludah, darah, urine, kontak seksual,
organ transplantasi, transfusi darah, ASI, pada masa
kehamilan dan persalinan.
c. Gejala berupa demam >38o C, tubuh terasa lelah, nyeri
otot dan tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah
bening
d. Pada bayi dengan CMV bawaan mengalami kehilangan
pendengaran, gangguan penglihatan, kejang, kurangnya
koordinasi tubuh, gangguan pada otot, serta penurunan
fungsi intelektual.
• Herpes Simpleks
a. Disebabkan oleh virus Herpes Simpleks (Tipe I, tipe II)
b. Ditularkan melalui kontak kulit, sirkulasi plasenta ibu ke janin
c. Gejala berupa bintikl kemerahan berisi cairan atau nanah di
daerah mulut, area genetalia dan anus
d. Menyebabkan keguguran pada trimester awal, kecacatan
pada bayi yang dilahirkan, limpa atau hati membesar, kuning
pada kulit dan mata, penyakit jantung bawaan, retardasi
mental akibat kerusakan sistem saraf pusat hingga kematian.
• Skrining awal adanya tanda-tanda infeksi mulai saat merencanakan
kehamilan, seperti pemeriksaan TORCH, HIV, infeksi menular seksual.
• Lengkapi imunisasi sedini mungkin seperti MMR karena beberapa
vaksin tidak boleh diberikan saat hamil.
• Kontrol kandungan secara teratur, baik di bidan atau dokter spesialis
kandungan.
• Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
• Hindari kontak dengan hewan mamalia liar
• Menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi
• Melakukan hubungan seksual dan dengan satu pasangan yang aman
• Segera periksakan ke dokter jika Ibu menemui tanda-tanda infeksi
atau memiliki faktor risiko infeksi.
BERTUJUAN untuk deteksi dan intervensi dini agar tumbuh
kembang bayi dapat optimal. Skrining pada bayi baru lahir ada yang
rutin, ada pula yang hanya dilakukan pada keadaan khusus.
Skrining adalah tes yang dilakukan pada saat bayi baru
berumur beberapa hari, untuk mengetahui adanya gangguan sejak
awal kelahiran, sehingga apabila ditemukan gangguan / kelainan
dapat diantisipasi sedini mungkin.
ANTARA LAIN :
Pemeriksaan fisik sederhana segera setelah lahir
Skrining pendengaran
Skrining penglihatan
Skrining hipotiroid kongenital
Skrining oximetri pulse
SKRINING PADA BBL HARUS DILAKUKAN, mengingat beberapa
gangguan dapat diminimalisir jika diintervensi sejak dini, seperti
gangguan pendengaran.

*** Adanya periode kritis perkembangan pendengaran dan


berbicara, yang dimulai dalam 6 bulan pertama Kehidupan dan
terus berlanjut sampai usia 2 tahun.
*** Bayi yang mempunyai gangguan pendengaran bawaan atau
didapat yang segera diintervensi sebelum usia 6 bulan,
pada usia 3 tahun akan mempunyai kemampuan berbahasa
normal dibandingkan bayi yang baru diintervensi setelah berusia
6 bulan.
ANDA ORANG TUA DARI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ???
MARI TEGAKKAN KEPALA.

“parents who have children with special needs also have special
needs. They need to know more than the average parents. They
need to do more that the average parents. They need more
patience than the average parents, and so much more”

Salam semangat dari Bilal 

Anda mungkin juga menyukai