Anda di halaman 1dari 28

SIFILIS KONGENITAL

Dr.
Dr. Bombong
Bombong Nurpagino
Nurpagino
STIKES
STIKES SURYA
SURYA GLOBAL
GLOBAL
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
PENGERTIAN
• Sifilis kongenital adalah penyakit yang
didapatkan janin dalam uterus dari ibunya
yang menderita sifilis.
• Infeksi sifilis terhadap janin dapat terjadi
pada setiap stadium sifilis dan setiap
masa kehamilan.
• Sifilis kongenital dini  gejala sifilis
muncul pada dua tahun pertama
kehidupan anak
• sifilis kongenital lanjut  muncul setelah
dua tahun pertama kehidupan anak
EPIDEMIOLOGI
• Sifilis  di seluruh dunia, masalah yang
utama pada negara berkembang.
• Dilihat dari usia, kasus sifilis banyak
ditemukan pada orang dengan rentang
usia 20-30 tahun.
• 40% wanita hamil dengan sifilis dini yang
tidak diobati penularan pada janin
Diagnosis sifilis kongengital di
Amerika Serikat tahun 2002
PENULARAN
Penularan sifilis dapat melalui cara sebagai
berikut :
• Kontak langsung :
- sexually tranmited diseases (STD)
- non-sexually
a. Transplasental, dari ibu yang menderita
sifilis ke janin yang dikandungnya.
b. Transfusi : Syphilis d’ emblee, tanpa primer
lesi
Klasifikasi
World Health Organization (WHO)  secara
garis besar sifilis dikelompokkan :
1. Sifilis kongenital (bawaan)
2. Sifilis akuisita (didapat)

Sifilis kongenital dapat berbentuk :


1. Sifilis kongenital dini (< 2 tahun)
2. Sifilis kongenital lanjut/tarda (> 2 tahun)
Patogenesis
• Sifilis  ditularkan pada waktu persalinan,
>>akibat penularan in utero.
• Resiko sifilis kongenital berhubungan langsung
dengan stadium sifilis yang diderita ibu semasa
kehamilan.
• Lesi sifilis kongenital  timbul setelah 4 bulan in
utero (janin dalam keadaan imunokompeten).
• Penularan inutero terjadi transplasental 
dijumpai Treponema pallidum pada plasenta, tali
pusat, serta cairan amnion.
• Treponema pallidum  plasenta 
peredaran darah janin  menyebar ke
seluruh jaringan  Kemudian
berkembang biak  respons peradangan
 merusak janin.

• Kelainan yang timbul dapat bersifat fatal


 abortus, lahir mati, terjadi gangguan
pertumbuhan (intrauterine maupun
ekstrauterin)
Gambaran Klinis
• Berdasarkan gambaran klinisnya, sifilis
kongenital dini, sifilis kongenital lanjut dan
stigmata.
- sifilis kongenital dini < 2 tahun
- sifilis kongenital lanjut > 2 tahun.
- Sigmata jaringan parut /deformitas
akibat penyembuhan dua stadium tersebut
A. Sifilis kongenital dini
• Gambaran klinis sifilis kongenital dini 
mengenai berbagai organ dan menyerupai
sifilis stadium II.
• Karena infeksi pada janin melalui aliran
darah  tidak dijumpai kelainan sifilis
primer.
• bayi lahir tampak sehat
• kelainan timbul setelah beberapa
minggu/ada sejak lahir
Kelainan pada bayi:

1. Pertumbuhan intrauterine terlambat


2. Kelainan membrane mukosa :
• Mucous patch (bibir, mulut, farings, laring
dan mukosa genital)
• Rinitis sifilitika (snuffles)  gambaran
khas berupa cairan hidung yang mula-
mula encer menjadi pekat, purulen dan
hemoragik Hidung tersumbat 
menyulitkan pemberian makanan.
3. Kelainan kulit, rambut dan kuku
• Pada kasus yang berat tampak kulit menjadi
keriput terutama pada daerah muka
sehingga bayi tampak seperti orang tua.
• Rambut jarang dan kaku, alopesia
(kebotakan) di sisi dan belakang kepala, alis
dan bulu mata.
• Onikosifilitika  papula timbul pada dasar
kuku  kuku terlepas  Kuku baru tumbuh
berwarna suram, tidak teratur dan
menyempit pada bagian dasarnya.
Tampak vesika, bula, krusta dan
erosi pada wajah dan telapak tangaN
4. Kelainan tulang

• 6 bulan pertama  osteokondritis,


periostitis, dan osteitis pada tulang-tulang
panjang merupakan gambaran yang khas.
• Osteokondritis dapat dilihat  sinar X
setelah 5 minggu
• periostitis  setelah 16 minggu.
• setelah 6 bulan  periostitis menetap dan
menjadi lebih jelas, Tanda-tanda
osteokondritis menghilang.
5. kelenjar getah bening limfadenopati generalisata.
6. organ dalam  hepatomegali, splenomegali,
nefritis, nefrosis, pneumonia.
7. mata  Korioretinitis, glaukoma dan uveitis
8. hematologi  anemia, eritroblastemia,
retikulositosis, trombositopenia, diffuse intravascular
coagulation (DIC)
9. susunan saraf pusat  meningitis sifilitika akut 
hidrosefalus, kejang dan mengganggu
perkembangan intelektual
B. Sifilis kongenital lanjut

• timbul setelah umur 2 tahun


• Asimptomatis >1/2 jumlah penderita, tapi
tes serologis reaktif.
• Titer serologis sering berfluktuasi (naik
turun),
di duga sifilis kongenital
• adanya lesi kornea, tulang, dan sistem
saraf pusat.
1. Kornea : Keratitis Intersisial
• pubertas, bilateral.
• peradangan perikorneal berat
• terjadi pada 20-50 % kasus sifilis
kongenital lanjut
2. Tulang : Perisynovitis (Clutton’s joint)
• Mengenai kedua lutut, bengkak tanpa
nyeri yang simetris.
3. Sistem saraf pusat
• kelemahan umum (generalized paresis)
dan renjatan.
C. Stigmata sifilis kongenital
• Lesi sifilis kongenital dini dan lanjut
sembuh  parut dan kelainan yang khas
 stigmata sifilis kongenital.
• hanya sebagian penderita yang
menunjukkan gambaran tersebut.
• stigmata  diagnosis sifilis kongenital.
Diagnosis
Diagnosis pasti sifilis kongenital
identifikasi T.pallidum.
berdasarkan pemeriksaan antepartum dan
pada bayi lahir mati.
pemeriksaan ultrasonografi (USG) 
penebalan kulit, penebalan plasenta,
hepatosplenomegali dan hidramnion.
 pemeriksaan cairan amnion  identifikasi
treponema.
• Identifikasi T. pallidum dgn mikroskop
lapagan gelap atau imunofluoresensi 
bila dijumpai secret hidung, mucous
patches, lesi vesiko bulosa atau kondiloma
lata.
• pengambilan spesimen sulit dilakukan dan
hanya dilakukan pada bayi dengan lesi
luas.
PENCEGAHAN

• Sifilis kongenital dapat dicegah melalui deteksi sifilis


selama kehamilan.
• Tindakan utama pencegahan sifilis kongenital 
identifikasi dan pengobatan wanita hamil yang teriinfeksi
sifilis
• Penisilin pada kehamilan mencegah infeksi kongenital
sampai 98%.
• Tes serologi (VDRL dan TPHA)
perawatan kehamilan (prenatal care) kunjungan
pertama
kelompok risiko tinggi  periksa ulang pada usia
kehamilan 28 minggu dan saat persalinan
• hasil tes seropositif  diberikan pengobatan.

• Tes nontreponema positif palsu  dilakukan


anamnesis yang rinci, pemeriksaan fisik
cermat dan pengamatan serologik.

• Bila tidak memungkinkan  diberikan terapi,


terutama bila titer pada pemeriksaan VDRL >
1:2 pada pemeriksaan pertama.
PROGNOSIS
• Bergantung pada periode munculnya gejala, kerusakan
yang terjadi, dan penatalaksanaan.
• Semakin dini gejala muncul, semakin banyak jaringan
yang rusak
• penatalaksanaan yang kurang tepat  prognosis buruk
• Kelainan stigmata sifilis kongenital akan menetap (gigi
huchinton, keratitis interstitial, ketulian nervus VIII, dan
Clutton’s joint).
• Meskipun telah diobati, tetapi pada 70% kasus ternyata
tes reagin tetap positif
Saran
• Pemeriksaan sifilis lebih diperhatikan pada pemeriksaan
kehamilan, terutama pada ibu beresiko tinggi untuk
menderita sifilis.
• Penting dilakukan pemeriksaan berkala terhadap
kelompok resiko tinggi seperti pekerja seks komersial,
supir, pelaut, dan lain-lain dengan melibatkan berbagai
pihak baik secara lintas sektoral maupun lintas program
• Perlu dilakukan upaya-upaya komunikasi dan edukasi
mengenai pengenalan secara dini penyakit menular
seksual oleh karena itu pada dasarnya penyakit menular
seksual termasuk sifilis merupakan penyakit perilaku.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai