Anda di halaman 1dari 17

Pendidikan Pendidikan Pendidikan Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian


Internasional Internasional Internasional Internasional ISSN-L: 2307-3713, ISSN: 2307-3721

Vol. Vol. Vol. Vol. 2 2 2 2 No. No. No. 2 2 2 2 Oktober Oktober Oktober Oktober
Oktober20202020132013DISAMPAIKAN

EFEKTIVITASYANG ​PEMBELAJARAN​, SEBELUM PENGETAHUAN


TERHADAP KONSEP PEMAHAMAN EKONOMI DALAM EKONOMI

Yunia Mulyani
Azis
Sekolah Menengah Ekonomi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
(STIE), Ekuitas, INDONESIA.
yuniams@yahoo.c
om

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas strategi
pembelajaran blended bagi individu dan kelompok untuk meningkatkan
pemahaman konsep dalam mata pelajaran matematika, berdasarkan
pengetahuan sebelumnya yang dimiliki oleh siswa. Sasaran yang ingin
dicapai dari penelitian ini adalah menguji signifikansi hasil
pembelajaran tentang: a) kemampuan memahami konsep fungsi linear
dalam blended learning individu vs kelompok, b) perbedaan kemampuan
memahami konsep linier fungsi antara siswa dengan pengetahuan
sebelumnya yang tinggi dan pengetahuan sebelumnya yang rendah, dan
c) apakah ada interaksi penerapan blended learning individu vs kelompok
dan pengetahuan sebelumnya tentang kemampuan memahami konsep
fungsi linear. Metode pengajaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pengajaran berbasis web dan pengajaran tatap muka, yang
dilakukan individu dan kelompok.
Pengumpulan data dilakukan dalam dua fase: tahap persiapan dan
implementasi penelitian. Penelitian memiliki variabel independen dalam
bentuk blended learning yang dilakukan secara individu dan kelompok,
variabel dependen kemampuan memahami konsep fungsi linier materi,
dan variabel moderator pengetahuan awal tinggi dan rendah.
Kata kunci: ​Blended learning, pengetahuan awal,
pemahaman konsep
PENDAHULUAN ​Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu
adalah perubahan paradigma dalam pendidikan. Seperti kita ketahui jika pelajaran
pertama adalah ​pembelajaran yang berpusat pada guru di ​mana buku teks dan guru
adalah sumber pengetahuan yang paling penting bagi pelajar, proses pembelajaran
sekarang telah bergeser ke ​pembelajaran yang berpusat pada siswa di ​mana buku
pelajaran dan guru tidak lagi menjadi sumber pengetahuan yang paling penting tetapi
peserta didik dapat menjelajahi sains melalui media lain seperti koran, televisi dan
internet.

Distribusi pendidikan di Indonesia memiliki banyak kendala, di antaranya adalah


kondisi geografis di mana Indonesia adalah negara kepulauan yang masalah transportasi
dan jarak adalah masalah utama yang menjadi hambatan guru untuk mengajar.
Transportasi sulit dan jarak jauh diperlukan membuat pengeluaran pemerintah lebih
mahal sehingga pendidikan dapat diperoleh oleh warga negara Indonesia yang tinggal di
pulau-pulau selain Jawa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini
misalnya dengan mengirimkan guru untuk mengajar di sekolah dasar dan menengah
pertama yang berlokasi di pulau-pulau, mengirim paket buku, mengirim siswa yang
berprestasi belajar di Jawa untuk lulus dan kemudian diminta untuk mengembangkan
kembali daerah.

Selain upaya yang disebutkan di atas, upaya lain dari pemerintah adalah memanfaatkan
teknologi untuk memfasilitasi pengembangan pemerataan pendidikan. Pemerintah
membuat
g.pk
www.erint.savap.
Hak Cipta © 2013 org.pk 106
SAVAP International
www.savap.or
Pendidikan Pendidikan Pendidikan Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
2307-3713, ISSN: 2307- 3721 ​

Internasional Internasional Internasional ISSN-L: Vol. Vol. Vol.
Vol. 2 2 2 2 No. No. No. 2 2 2 2 Oktober Oktober Oktober Oktober
2013201320132013

program pendidikan jarak jauh (PJJ), yang menurut Soekartawi (2006) PJJ memiliki
karakteristik khusus, adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran terpisah kegiatan dengan kegiatan belajar mengajar. 2. Selama


proses pembelajaran, siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai pendidik
dipisahkan
oleh ruang, jarak dan waktu atau kombinasi ketiganya. 3. Komunikasi di antara mereka
dibantu dengan media pembelajaran, baik media cetak (dalam bentuk modul bahan
ajar) dan media elektronik (CD-ROM, VCD, telepon, radio, video, televisi,
komputer). 4. Layanan disediakan untuk siswa dan guru, seperti ​pusat
pembelajaran sumber daya​, bahan ajar, infrastruktur pembelajaran, dan
sebagainya). Dengan demikian baik siswa dan guru tidak harus mencari tujuan
mereka sendiri dalam proses belajar-mengajar. 5. Komunikasi antara siswa dan
guru dapat dilakukan baik dengan komunikasi satu arah atau dua arah.
Contoh-contoh komunikasi dua arah, seperti ​konferensi jarak jauh, konferensi
video,​ dan sebagainya). 6. Proses belajar-mengajar di PJJ masih memungkinkan
untuk melakukan pertemuan tatap muka
(tutorial), meskipun itu bukan keharusan. 7. Selama kegiatan belajar, siswa cenderung
membentuk kelompok belajar, meskipun tidak
tetap dan tidak wajib. Kegiatan kelompok diperlukan untuk memfasilitasi
pembelajaran siswa. 8. Peran guru lebih sebagai fasilitator dan siswa bertindak
sebagai ​peserta​.
Frekuensi karena tatap muka peserta didik dan guru hanya sedikit, kemudian ditemukan
beberapa masalah yang ditemukan dalam proses PJJ. Penulis mengamati kendala
meliputi (1) kurangnya interaksi antara pelajar dan guru dapat mempengaruhi hasil
belajar, (2) proses pembelajaran berlangsung seperti pelatihan, (3) motivasi belajar
sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian, (4) belajar membutuhkan waktu yang
cukup lama, karena peserta didik tidak memiliki tempat untuk bertanya secara langsung,
(5) gaya belajar dan gaya kognitif secara individual berbeda, dan (6) pengetahuan
sebelumnya mempengaruhi hasil belajar.

Untuk mengatasi kendala tersebut diperlukan upaya lain dari guru agar peserta didik
dapat lebih memahami materi yang sedang dipelajari. Mengacu pada penjelasan
Soekartawi khususnya pada poin 6, saat ini digunakan metode menggabungkan untuk
meningkatkan hasil belajar antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online
atau metode pembelajaran offline. Metode ini umumnya dikenal dengan istilah ​Blended
Learning.​

Beberapa alasan menjadi dasar strategi penggunaan ​pembelajaran blended learning​,


termasuk usulan Bonk Osguthorpe dan Graham (2006) yang mengidentifikasi enam
dasar dalam pemilihan dan penggunaan ​blended learning ​desain, yaitu, (1) memastikan
bahwa manajemen pembelajaran , (2) akses ke pengetahuan, (3) interaksi sosial, (4)
agensi pribadi, (5) efektivitas biaya, dan (6) kemudahan revisi. Sementara Graham,
Allen dan Ure juga dalam Bonk (2006) mengungkapkan bahwa alasan utama adalah
penggunaan blended learning (1) improvisasi dalam pembelajaran, (2) peningkatan
akses dan fleksibilitas, dan (3) peningkatan efektivitas biaya.

Blended learning ​diterapkan dalam PJJ yang dilaksanakan berdasarkan pada


prinsip-prinsip kebebasan, kemandirian, fleksibilitas, mata uang, kepatuhan, mobilitas,
dan efisiensi. Pembelajaran blended learning dapat dilakukan secara individu atau
dalam kelompok, hal ini sangat tergantung pada sarana belajar dan kebiasaan belajar
seseorang. Alat pembelajaran yang dimaksud adalah komputer dan internet.
g.pk
Copyright © 2013 www.erint.savap.
SAVAP International org.pk 107
www.savap.or
Pendidikan Pendidikan Pendidikan Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian

Internasional Internasional Internasional Internasional ISSN-L: 2307-3713 , ISSN: 2307-3721

Vol. Vol. Vol. Vol. 2 2 2 2 Tidak. Tidak. Tidak. No. 2 2 2 2 Oktober Oktober
Oktober Oktober 2013201320132013

fasilitas tersedia di pelajar sekolah dan perumahan, sedangkan kebiasaan belajar adalah
bentuk umum dari pelajar bisnis untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Dalam delapan sifat khusus yang diungkapkan oleh Soekartawi, salah satunya
menjelaskan bahwa selama kegiatan belajar, siswa cenderung membentuk kelompok
belajar, meskipun tidak tetap dan tidak wajib. Meskipun merupakan pilihan, tetapi
untuk meningkatkan hasil belajar dalam ​strategi pembelajaran blended ​harus
merancang peserta didik membentuk kelompok untuk tujuan pembangunan
pengetahuan dan keterampilan melalui proses memahami konsep interaksi sosial atau
sosial dengan orang lain.
Pentingnya menguasai matematika saat ini tidak diimbangi dengan kemampuan
pencapaian pelajar mayoritas Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh ​Tren dalam
Studi Matematika dan Ilmu Pengetahuan (TIMSS) ​pada tahun 2008 yang menempatkan
keterampilan matematika dan sains di Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 45
negara. Wahyudin (2009) mengemukakan bahwa rendahnya kualitas pendidikan
matematika khususnya karena kelemahan dari empat alasan untuk hasil belajar yang
buruk, yaitu,
1. Kurangnya pengetahuan prasyarat bahan,
2. Kurangnya kemampuan untuk memahami dan mengenali konsep dasar
matematika (seperti definisi, teorema, aksioma, argumen, aturan) yang berkaitan
dengan subjek yang dibahas, 3. Kurangnya akurasi dalam mendengarkan dan
mengenali masalah matematika yang berkaitan dengan subjek tertentu, kurangnya
kemampuan untuk mendengarkan kembali ke jawaban yang diperoleh (Apakah
jawaban itu mungkin atau tidak),
4. Kurangnya kemampuan penalaran logis dalam memecahkan masalah matematika.
Hudojo (2008) mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran matematika,
prinsip-prinsip pembelajaran harus dipilih terlebih dahulu, sehingga agar pembelajaran
matematika proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lancar, misalnya
mempelajari konsep B berdasarkan pada konsep A, peserta didik perlu untuk pertama
memahami konsep A. Tanpa memahami konsep A, peserta didik mungkin tidak
memahami konsep B. Ini berarti bahwa pembelajaran matematika harus bertahap dan
berurutan, dan berdasarkan pada pengalaman pembelajaran masa lalu. Sehingga ketika
guru menjelaskan konsep baru, peserta didik sudah bisa memahami masalah yang
sedang dibahas. Pemahaman konsep berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan
minat dan prestasi belajar matematika. Kurangnya pemahaman menyebabkan
rendahnya kemampuan peserta didik untuk menerapkan konsep matematika, sehingga
hasil keseluruhan dari masalah di atas adalah hasil belajar yang rendah.
Tidak semua penyebab kurangnya pemahaman konsep berasal dari siswa (faktor
internal), faktor lain (faktor eksternal) diduga menjadi penyebab kurangnya pemahaman
konsep matematika. Situasi tersebut mempengaruhi peserta didik dalam memahami
konsep dasar yang terkandung dalam materi pelajaran matematika, sehingga peserta
didik dapat menghambat kreativitas dalam menjawab pertanyaan. Banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar selain dari kurangnya pemahaman konsep dan
bagaimana materi dijelaskan oleh guru. Pembelajar pengetahuan awal juga
mempengaruhi hasil belajar, karena pengetahuan sebelumnya adalah awal dari
pengetahuan, keterampilan, atau kemampuan yang dipelajari peserta didik dalam proses
pembelajaran (Jonassen dan Gabrowski; 2006). Beberapa temuan penelitian
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan sebelumnya dan gaya kognitif memiliki
pengaruh pada jenis tugas dan perolehan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas
nampaknya telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas
blended learning​, pengetahuan awal tentang pemahaman konsep khususnya konsep
fungsi linier pada mata pelajaran matematika. Konsep linear
g.pk
Hak Cipta © 2013 www.erint.savap.
SAVAP International org.pk 108
www.savap.or
Pendidikan Pendidikan Pendidikan Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
2307-3713, ISSN: 2307- 3721 ​

Internasional Internasional Internasional ISSN-L: Vol. Vol. Vol.
Vol. 2 2 2 2 Tidak. Tidak. Tidak. No. 2 2 2 2 Oktober Oktober Oktober Oktober
2013201320132013
fungsi sangat penting untuk dipahami oleh siswa, terutama siswa yang mengambil
jurusan ekonomi, ini karena siswa melalui konsep fungsi linear akan mudah dipahami
tentang pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun (time series), untuk memprediksi
harga jual suatu barang, jumlah permintaan, keseimbangan pasar, pajak, subsidi,
pendapatan nasional, dan sebagainya.

TINJAUAN PUSTAKA

Blended
Learning

Blended learning pada dasarnya merupakan kombinasi pembelajaran yang dilakukan


secara tatap muka dan secara virtual. Menurut Semler (2009) adalah
“Blended learning menggabungkan aspek terbaik dari pembelajaran online, kegiatan
tatap muka terstruktur, dan praktik dunia nyata. Sistem pembelajaran online, pelatihan
kelas, dan pengalaman di tempat kerja memiliki kelemahan besar sendiri. Pendekatan
blended learning menggunakan kekuatan masing-masing untuk mengatasi kelemahan
yang lain. ”Definisi Driscoll (2012) membaginya menjadi empat, yaitu,

I. Menggabungkan atau menggabungkan teknologi berbasis web untuk mencapai


tujuan pendidikan. II Menggabungkan pendekatan pedagogis (misalnya
konstruktivisme, behaviorisme, kognitivisme) untuk menghasilkan hasil belajar yang
optimal dengan atau tanpa teknologi pembelajaran. AKU AKU AKU.
Menggabungkan segala bentuk teknologi pembelajaran dengantatap muka yang
dipimpin instrucktor
pelatihan. IV. Menggabungkan teknologi pembelajaran
dengan tugas pekerjaan aktual.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ​blended learning a​ dalah
strategi pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tatap muka dan jarak jauh
menggunakan sumber belajar online dan offline, dan menyajikan berbagai pilihan
komunikasi yang dapat digunakan oleh peserta didik dan guru. ​Blended learning
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran, menghemat biaya,
pelatihan kemandirian, dan menggunakan teknologi untuk pendidikan.
Pengetahuan Sebelumnya ​Persyaratanagar seseorang dapat menguasai pengetahuan
baru yang ia miliki sebelumnya. Menurut Jonassen dan Gabrowski, pengetahuan
sebelumnya adalah pengetahuan, keterampilan, atau kemampuan yang dipelajari siswa
dalam proses pembelajaran. Sementara itu, Addison dan Hutcheson (2010)
mendefinisikan pengetahuan sedini pengetahuan yang ada, pengetahuan tentang dunia,
keterampilan pengetahuan, dan pengetahuan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan
oleh Addison dan Hutcheson (2010) menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan dalam skor pemahaman antara kelompok yang telah dipelajari sebelumnya
dengan pengetahuan yang sebelumnya tidak ada pengetahuan yang dipelajari.
Pengetahuan sebelumnya menunjukkan bahwa pemahaman dan penerapan konsep baru
akan sangat tergantung pada penerapan pengetahuan sebelumnya yang relevan dengan
pengetahuan baru.

Kemampuan Konsep Memahami ​Dalam kemampuan pemahaman matematika adalah


salah satu tujuan penting dalam pembelajaran. Peserta didik diberi pengertian bahwa
materi yang diajarkan tidak untuk dihafal tetapi untuk dipahami, karena untuk
memahami peserta didik akan memahami konsep materi yang sedang dipelajari.
Hudoyo (2003) menjelaskan bahwa tujuan pengajaran adalah untuk dipahami
mengingat pengetahuan peserta didik.
g.pk
www.erint.savap.
Hak Cipta © 2013
org.pk 109
SAVAP Internasional
www.savap.or
Pendidikan Pendidikan Pendidikan Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
2307-3713, ISSN: 2307-3721 ​

Internasional Internasional Internasional ISSN-L: Vol. Vol. Vol.
Vol. 2 2 2 2 No. No. No. 2 2 2 2 Oktober Oktober Oktober Oktober
2013201320132013

Pendidikan yang baik adalah upaya yang berhasil membawa peserta didik ke tujuan
yang ingin dicapai adalah bahwa materi yang disampaikan sepenuhnya dipahami oleh
peserta didik.

Pemahaman konsep adalah penyerapan materi yang sedang dipelajari, yang dalam
taksonomi Bloom terletak pada level kognitif kedua. Revisi taksonomi dimensi
pengetahuan Bloom mencakup tiga aspek, yaitu, a) ​Pengetahuan faktual, b)
Pengetahuan konseptual yang mencakup klasifikasi dan pengkategorian pengetahuan,
pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model dan
struktur, dan c) pengetahuan prosedural yang mencakup pengetahuan tentang materi
keterampilan khusus (subjek-spesifik) dan algoritma, pengetahuan tentang teknik dan
metode materi khusus (subjek-spesifik), pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan
kapan harus menggunakan prosedur yang tepat.

Oleh karena itu, kami berharap dapat menangkap sebuah objek yang dapat dipahami
oleh peserta didik dari ide-ide materi yang dipelajari dan dapat menggunakan beberapa
aturan yang relevan.
Menurut kemampuan pemahaman NCTM dapat dilihat dalam kemampuan seseorang
untuk, a) mendefinisikan konsep secara lisan dan tulisan, b) menyusun dan membuat
contoh dan bukan contoh, c) menggunakan model, diagram dan simbol untuk mewakili
konsep, d) mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lain, d) Mengetahui berbagai
makna dan interpretasi konsep, e) Mengidentifikasi sifat-sifat konsep dan mengenali
kondisi yang mendefinisikan konsep, dan f) Membandingkan dan membandingkan
konsep.

Sehubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan pada pemahaman konsep,


guru dituntut untuk menyediakan materi pembelajaran secara berurutan yaitu, peserta
didik diberikan konsep dasar sebelum mengajarkan konsep yang sulit. Konsep dasar
yang telah dipahami dengan baik oleh pelajar dapat menjadi jembatan yang kokoh
untuk mengembangkan konsep-konsep baru yang lebih sulit.

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan media dalam pengajaran dapat


meningkatkan pemahaman konsep. Peneliti yang melakukan penelitian termasuk Sinaga
(2010) yang mengungkapkan bahwa penggunaan media simulasi virtual pada
pembelajaran konseptual interaktif dapat lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman
konsep.

METODE PENELITIAN ​Penelitian ini dirancang menggunakan model penelitian


quasi-eksperimental, Suhardjono (2008) menjelaskan bahwa percobaan penelitian
memiliki tiga karakteristik utama, yaitu adanya (1) variabel independen yang
dimanipulasi, (2) kontrol semua variabel lain, kecuali untuk variabel independen
dimanipulasi, dan (3) observasi dan pengukuran variabel dependen sebagai akibat dari
manipulasi variabel independen. Penelitian ini mengambil dua kelompok subjek yang
dipilih secara acak, satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel independen terhadap variabel dependen,
serta penelitian kuantitatif. Quasi-eksperimental digunakan dalam penelitian ini karena
kendala dalam proses pengacakan penuh untuk pemilihan subyek penelitian (Ary,
Jacobs, dan Razavieh, 2002). Kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah
pembelajaran blended learning s​ trategiindividual, sedangkan kelompok eksperimen
adalah ​blended learning learning ​group. Perlakuan untuk kelompok eksperimen dengan
membentuk kelompok-kelompok yang terdiri dari 2-3 orang pada akhirnya menghadapi
g.pk
Hak Cipta © 2013 www.erint.savap.
SAVAP International org.pk 110
www.savap.or
Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Penelitian Penelitian Penelitian
2307-3713, ISSN: 2307-3721 ​

Penelitian Internasional Internasional Internasional ISSN-L: Vol.
Vol. Vol. Vol. 2 2 2 2 No. No. No. 2 2 2 2 Oktober Oktober Oktober Oktober
2013201320132013

untuk menghadapi metode. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonequivalent pre-test-post-test control group design (​ Tuckman, 1999; Subana dan
Sudrajat, 2005).

Variabel
Operasional
Variabel

Independen
Variabel

independen dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan strategi pembelajaran


blended learning diberikan secara individu dan kelompok.
Variabel
Moderator
Variabel

moderator dalam penelitian ini adalah karakteristik siswa dalam bentuk pengetahuan
awal tentang materi fungsi linier yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengetahuan
awal tinggi dan rendah. Pengetahuan awal tentang fungsi linear digunakan sebagai tes
untuk pengetahuan sebelumnya tentang materi yang telah diperoleh siswa ketika
mereka belajar di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.

Variabel
Dependen
Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep fungsi linear. Instrumen ini
digunakan untuk mengukur soal-soal pre-test dan post-test yang dikembangkan
berdasarkan tujuan pembelajaran spesifik yang tercantum dalam buku pelajaran
Matematika Ekonomi. Pre-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman konsep fungsi linier yang dimiliki siswa sebelum mendapatkan
pengobatan, sedangkan post-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman konsep fungsi linier yang dimiliki siswa setelah mendapatkan perlakuan.

Sebelum instrumen digunakan, yang pertama dilakukan uji coba untuk menentukan
tingkat validitas dan reliabilitas konten. Ini diperlukan untuk menentukan apakah tes ini
benar-benar mengukur materi yang telah dipelajari atau seharusnya dipelajari oleh
siswa.
Tabel 1 di bawah ini menjelaskan hasil pengujian validitas pemahaman konsep fungsi
linier.
Samplin
g

Eksperimen dilakukan di STIE Ekuitas Bandung dan subjek penelitian ini adalah
mahasiswa Akuntansi yang menerima mata kuliah Matematika Ekonomi. Perencanaan
adalah jumlah siswa yang terlibat sebanyak 75 sampel dibagi menjadi 2 kelas (1 kelas
diperlakukan ​pembelajaran dicampur secara ​strategiindividual dan kelas lainnya
diperlakukan oleh ​pembelajaran campuran ​strategidalam kelompok, di mana setiap
kelompok terdiri dari 2-3 orang). Keputusan siswa didasarkan pada siswa yang telah
lulus kursus Pengantar Komputer, sehingga semua siswa diharapkan terbiasa dan dapat
menggunakan internet. Tabel 1. menunjukkan distribusi sampel dalam penelitian ini,
Tabel 1. Sampel Penelitian

Kelas Grup sampel Jumlah


Individual
PembelajaranBlended

​ k-2 39
Group ​Blended Learning A

Total 75
g. pk
www.erint.savap.
Hak Cipta © 2013 org.pk 111
SAVAP International
www.savap.or
Pendidikan Pendidikan Pendidikan Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
2307-3713, ISSN: 2307-3721 ​
Internasional Internasional Internasional Internasional ISSN-L: ​ Vol. Vol.
Vol. Vol. 2 2 2 2 No. No. No. 2 2 2 2 Oktober Oktober Oktober Oktober 2013201320132013
TEMUAN ​Berdasarkan uji normalitas melalui ​Kolmogorov-Smirnov ​dan ​Shapiro-Wilk d​ iperoleh
hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Skor Uji Normalitas Konsep Pemahaman Fungsi Linier berdasarkan Strategi
Pembelajaran
Tes Normalitas Kolmogorov-Smirnov​a Shapiro-Wilk ​

Strategi Pembelajaran Statistik


​ df Sig. Statistik df Sig.
Memahami Konsep
Hak Cipta © 2013 SAVAP International
www.savap.org.pk ​Individual - BL .111 43 .200​* ​.940 43 .026
Group - BL .125 44 .081 .953 44 .071 Tes
Kolmogorov-Smirnov u​ ntuk memahami konsep fungsi linear melaluiindividu ​pembelajaran
blended ​strategidan kelompok ​pembelajaran blended s​ trategidan masing-masing memiliki nilai
signifikansi 0,200 dan 0,081, sedangkan melalui ​uji Shapiro-Wilk u​ ntuk tingkat signifikansi
pemahaman konsep fungsi linear melaluiindividu ​pembelajaran blended ​strategidan kelompok
dicampurpembelajaran ​strategimasing-masing memiliki nilai signifikan 0,026 dan 0,071.
Berdasarkan hasil pengujian bahwa mayoritas memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05,
dapat dikatakan bahwa skor data kemampuan memahami konsep fungsi linear terdistribusi
secara normal.
Tabel 3. Homogenitas Varians Nilai Tes Konsep Pemahaman Fungsi Linier berdasarkan
Strategi Pembelajaran
Levene Statistic Sig.
Memahami Konsep
Berdasarkan Mean 4.501 .087
Berdasarkan Median 3.555 .063
Berdasarkan df pada Median dan dengan penyesuaian
3.555 .063

Berdasarkan rata-rata yang dipangkas 4.421 .038


Proses pengujian homogenitas dengan menggunakan, H​0: Dua varian homogen H​
​ 1: varian kedua tidak homogen
Kriteria pengujiannya adalah,
- Jika sig> 0,05, maka H0 diterima - Jika sig <0,05, maka H0 ditolak. Perhitungan pada tabel di
atas 3 menunjukkan bahwa rata-rata memahami konsep fungsi linear dari angka signifikansi
adalah 4,501 dan 0,087 yang berarti lebih besar dari 0,05. Angka signifikansi lebih besar dari
0,05 berlaku jika pengukuran dilakukan melalui ​median,​ di mana angka signifikansi adalah
0,063. Kesimpulan dari perhitungan di atas adalah data yang berasal dari populasi memiliki
varian yang sama (homogen).
www.erint.savap.org.pk 112
Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Penelitian Penelitian Penelitian
2307-3713, ISSN: 2307-3721 ​

Internasional Internasional Internasional Internasional ISSN-L: Vol. Vol.
Vol. Vol. 2 2 2 2 No. No. No. 2 2 2 2 Oktober Oktober Oktober Oktober 2013201320132013
Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Memahami Konsep Berdasarkan Pengetahuan
Sebelumnya ​Berdasarkan uji normalitas melalui ​Kolmogorov-Smirnov d​ an ​Shapiro-Wilk
diperoleh hasil perhitungan adalah disajikan pada tabel 4.12. di bawah ini,
Tabel 4. Skor Uji Normalitas Konsep Pemahaman Fungsi Linier BerdasarkanPengetahuan
UjiNormalitas Kolmogorov-Smirnova​ ​Shapiro-Wilk
Pengetahuan StatistikAwal
​ df Sig. Statistik df Sig.
Memahami Konsep
Hak Cipta © 2013 SAVAP International
www.savap.org.pk ​Tinggi 0,166 44 0,094 0,911 44 ​0,092
Rendah 0,118 43 0,146 0,961 43 0,152
Berdasarkan hasil pengujian bahwa mayoritas memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05,
dapat dikatakan skor tersebut data kemampuan memahami konsep fungsi linear berdasarkan
pengetahuan sebelumnya yang didistribusikan secara normal. Langkah berikutnya setelah
distribusi data yang diketahui normal adalah untuk menguji homogenitas kemampuan skor
varians untuk memahami konsep fungsi linier dari dua kelompok sampel. Untuk penelitian ini tes
dilakukan dengan menggunakan uji ​Levene,​ sedangkan hasil perhitungannya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini,
Tabel 5. Homogenitas Skor Uji Varians Memahami Konsep Fungsi Linier berdasarkan
Pengetahuan Sebelumnya
Levene Statistic Sig.
Konsep Pemahaman
Berdasarkan Rata-rata 0,001
0,982Median 0,015 0,904
BerdasarkanBerdasarkan df pada Median dan dengan penyesuaian
0,015 0,904

Berdasarkan rata-rata yang dipangkas 0,012 0,914


Perhitungan pada tabel di atas 5, menunjukkan bahwa untuk memahami konsep fungsi linear
berdasarkan rata-rata ( rerata) tingkat signifikansi adalah 0,982, yang berarti lebih besar dari
0,05. Angka signifikansi lebih besar dari 0,05 berlaku jika pengukuran dilakukan melalui
median, di mana angka signifikansi adalah 0,904. Kesimpulan dari perhitungan di atas adalah
data yang berasal dari populasi memiliki varian yang sama (homogen).
Hasil perhitungan tes berdasarkan distribusi normal dan homogenitas dari strategi pembelajaran
dan pengetahuan sebelumnya, semua memiliki distribusi normal dan homogen. Langkah
selanjutnya adalah menguji hipotesis dengan menggunakan Anova berdasarkan kriteria berikut,
H​0: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan memahami matematika antara ​kelas strategi pembelajaran individu
blended dan strategi pembelajaran kelompok ​blended .​ H​1: Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan memahami
konsep matematika antara
​ kelasindividu ​blended learning ​strategidan kelompok ​blended learning .​
www.erint.savap.org.pk 113
Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Penelitian Penelitian Penelitian
Internasional Internasional Internasional Internasional ISSN-L: ​ 2307-3713, ISSN: 2307-3721

Vol. Vol. Vol. Vol. 2 2 2 2 No. No. No. 2 2 2 2 Oktober Oktober Oktober Oktober
Oktober20202020132013

Tabel 6. Hasil Perhitungan Anova dari Strategi Pembelajaran Pengaruh terhadap


Pemahaman Konsep
Tes Pengaruh Antara Subjek
Efek

Tergantung Variabel: NILAI PK (GPA


SCORE )
f Mean Square F Sig.
Sumber ​Tipe III Jumlah Kuadrat


dari

Model yang Diperbaiki 139.331​a ​1 139.331 13.398 .000

Intercept 14942.918 1 14942.918 1436.928 .000

SP 139.331 1 139.331 13.398 .000

Kesalahan 883.933 73 10.399

Total 15935.000 75

Dikoreksi Total 1023.264 74


a. R Squared = 0,136 (Disesuaikan R Squared = 0,126) Analisis hasil tes disajikan pada
Tabel 6 menunjukkan hasil tes menunjukkan signifikansi 0,000, karena sig <0,05 berarti
bahwa H​0 ditolak, itu menunjukkan tidak ada ​perbedaan yang signifikan dengan kemampuan
memahami konsep fungsi linier antara kelas denganindividual ​pembelajaran blended
strategidan strategikelompok ​blended learning ​.
Hasil perhitungan Tabel 7. Anova dari Pengaruh Sebelum Pengetahuan
Pemahaman Konsep

Pengujian Antara-Subjects
Effects

Dependent Variable: NILAI PK (IPK


SCORE)
f Mean Square F Sig.
Sumber ​Jenis III Sum ​Squares ​dari

Model yang Dikoreksi 176.497​a ​1 176.497 17.717 .000

Mencegah 14872.497 1 14872.497 1492.927 .000

PA 176.497 1 176.497 17.717 .000


Kesalahan 846.767 73 9.962

Total 15935.000 75

Dikoreksi Total 1023.264 74


a. R Squared = 0,172 (Disesuaikan R Squared = 0,163) H​0: Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam
kemampuan memahami konsep matematika ​antara siswa dengan pengetahuan sebelumnya yang tinggi
dan pengetahuan sebelumnya yang lebih rendah dari fungsi linear. H​1: Ada perbedaan yang
signifikan dalam kemampuan memahami konsep matematika di antara
​ siswa dengan pengetahuan sebelumnya
yang tinggi dan pengetahuan sebelumnya yang lebih rendah dari fungsi linear.
g.pk
Hak Cipta © 2013 www.erint.savap.
SAVAP Internasional org.pk 114
www.savap.or
Pendidikan Pendidikan Pendidikan Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
2307-3713, ISSN: 2307-3721 ​

Internasional Internasional Internasional ISSN-L: Vol. Vol. Vol.
Vol. 2 2 2 2 No. No. No. 2 2 2 2 Oktober Oktober Oktober Oktober
2013201320132013

Analisis hasil tes disajikan pada Tabel 7. menunjukkan hasil tes menunjukkan
signifikansi 0,000, karena sig <0,05 berarti bahwa H0 ditolak, itu menunjukkan tidak
ada perbedaan yang signifikan dalam kemampuan memahami konsep fungsi linear
antara siswa dengan pengetahuan sebelumnya yang tinggi dan siswa dengan
pengetahuan sebelumnya yang rendah.

PEMBAHASAN Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Pemahaman Konsep


Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam
kemampuan memahami konsep fungsi linear antara kelas dengan individual
pembelajaran​ blended ​pembelajaran​ s​ trategi dan strategi grup ​blended ​. Pembelajaran di
kelas dengan kelompok strategi pembelajaran blended mengalami peningkatan yang
signifikan dibandingkan dengan kelas dengan strategi pembelajaran blended learning
individu.
Pengaruh Pengetahuan Sebelumnya untuk Memahami Konsep ​Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam kemampuan memahami
konsep fungsi linear antara siswa dengan pengetahuan sebelumnya yang tinggi dan
pengetahuan sebelumnya yang rendah. Hasil ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (1) Kendeou & van den brock (2008) yang
berpendapat bahwa pengetahuan sebelumnya mempengaruhi kemampuan untuk
memahami, (2) Mujiyanto (2012) yang menyimpulkan bahwa ada perbedaan antara
pemahaman siswa. konsep yang memiliki penalaran formal tinggi dengan siswa yang
memiliki penalaran formal rendah, (3) Hari persad (2011) yang menemukan bahwa
pengetahuan sebelumnya merupakan komponen penting untuk pemahaman konseptual
dan prosedural.

Efek Interaksi Strategi Pembelajaran, Pengetahuan Sebelumnya untuk


Memahami Konsep Fungsi Linear ​Berdasarkan data yang tersedia dapat dilihat
bahwa ada peningkatan skor posttest setelah siswa mendapatkan pemahaman konsep
pembelajaran melalui ​pembelajaran blended learning ​strategi. Ini menunjukkan bahwa
pemberian strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
terutama dalam memahami konsep fungsi linear.
Berdasarkan tabel yang disajikan di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan
proses belajar dengan individu ​blended learning s​ trategi memiliki skor pretest rata-rata
yang lebih tinggi daripada siswa yang menerima pembelajaran dengan blended learning
strategy group. Namun, nilai kebalikannya terjadi ketika siswa telah diberi perlakuan,
yang diketahui dari hasil post-test bahwa rata-rata siswa dengan kelompok ​blended
learning s​ trategi lebih tinggi daripada rata-rata siswa dengan individual ​blended
learning s​ trategi.

Blended learning instructional strategy in groups provide more opportunities for


students to perform better in the search for prior knowledge that he/she has, through
discussion and ask a friend in group. Learning model as a group are known to be
superior in helping students who have difficulty learning and prior knowledge is low,
because the learning model student groups can receive his colleagues with a variety of
different backgrounds.

CONCLUSIO
N

1. There is a significant difference to the ability of understanding mathematical


concepts between classes with ​individual learning blended a​ nd ​group blended
learning s​ trategies.
g.pk
www.erint.savap.
Copyright © 2013 org.pk 115
SAVAP International
www.savap.or
Educational Educational Educational Educational Research Research Research

Research International International International International ISSN-L: 2307-3713, ISSN:
2307-3721 ​
Vol. Vol. Vol. Vol. 2 2 2 2 No. No. No. No. 2 2 2 2 October October October
October 2013201320132013

2. There are significant differences in the ability of understanding mathematical


concepts among students with high prior knowledge and students who have lower
prior knowledge of linear functions. 3. There is an interaction in learning strategies
between individual blended learning and group blended learning, prior knowledge
to the capabilities of understanding mathematical concepts of linear functions.

REFERENCES ​[1] Addison, PA & Hutcheson, VK (2001). The Importance of Prior


Knowledge to New Learning. In ​Proceedings of the 10th Annual Teaching Learning
Forum, Feb 2001.​ [2] Ary, D., Jacobs, LC,] & Razavieh, A. (2002). ​Introduction to
Research in Education.
United States: Wadsworth Thomson Learning. [3] Bonk, CJ & Graham, CR (2006).
The Handbook of Blended Learning. Global
Perspectives, Local Design. w​ ww.pfeiffer.com . [4] Driscoll, M. (2002). ​Blended
learning: Let's get beyond the hype. e-learning.
http://www.ltimagazine.com/ltimagazine/article/articleDetail.jsp?id=11755 [5]
Haripersad, R. (2011). Deep and surface learning of elementary calculus concepts in a
blended learning environment. ​Int J of Mathematics and Computers in Simulation, 5.
[6] Hudoyo, H. (2003). ​Teori Belajar Dalam Proses Belajar-Mengajar Matematika.
Jakarta: Depdikbud. [7] Jonassen & Gabrowski. (2006). On the Role Concept in
Learning and Learningal
Design​. ETR & D., 54​(2), 177-196. [8] Kendeou, P & Van Den, B. (2007). The Effect
of Prior Knowledge and Text Structurre on Comprehension Processes during Reading
of Scientific Text. ​Memory & Cognition Jurnal, 35​(7), 1567 – 1577.
[9] Mujiyanto, M. (2012). ​Pengaruh Model Blended Learning terhadap Pemahaman
Konsep Ditinjau dari Penalaran Formal Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Balikpapan.
Tesis. Universitas Negeri Malang. [10] Semler, S. (2009). ​Use Blended Learning to
Increase Learner Engagement and Reduce
Training Cost.​ http://www.learningsim.com/content/lsnews/
blended_learning1.html
[11] Sinaga, P. (2010). Penerapan Laboratorium Maya pada Pembelajaran Konseptual
Interaktif Fisika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mengembangkan
Scientific Skill. ​Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010​. ISBN: 978-979-98010-6-7
[12] Soekartawi. (2006). Blended e-Learning: Alternatif Model Pembelajaran Jarak
Jauh.
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) Yogyakarta​. [13]
Subana, M. & Sudrajat. (2005). ​Dasar-dasar Penelitian Ilmiah​. Bandung: Pustaka
Setia. [14] Tuckman, BW (1999). ​Conducting Educational Research (​ 5​th ​Ed.). NY:
Havcourt
Barace College
Publisher.

Copyright © 2013
SAVAP International
www.savap.or
g.pk
www.erint.savap.
org.pk 116

Anda mungkin juga menyukai