Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PERBEDAAN SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN

Disusun oleh
KELOMPOK 3
Anggota
1. Cahyaning Putri Amelia Pratiwi
2. Edwin Gilberth Adolfino Ikalor
3. Lazuardi Choiri Imani
4. Milad Yusri Fadillah
5. Syifa Sabriyani
XI MIA 3

D I N A S P E N D I D I K A N D A N K E B U D AYA A N
N U S A T E N G G A R A B A R AT
U P T P E L AYA N A N D I N A S P E N D I D I K A N D A N K E B U D AYA A N
K A B U PAT E N S U M B AWA B E S A R
S M A N E G E R I 1 S U M B AWA B E S A R
Jalan Garuda Nomor 1, Sumbawa Besar

Te l p / f a x : 0 3 7 1 - 2 1 7 2 3

Ta h u n A j a r a n 2 0 1 9 - 2 0 2 0

[Date]
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan limpahan-
Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Perbedaan Sel Hewan dan Sel
Tumbuhan dengan baik.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Ainun Asmawati, M.Pd. selaku guru
pembimbing dalam penyusunan laporan ini. Juga terima kasih kepada kedua orang tua kami,
serta teman-teman yang turut memberikan masukan dalam penyusunan laporan praktikum
ini.
Sebagaimana yang kita ketahui, sel merupakan unit structural juga fungsional terkecil
makhluk hidup. Di dalam sel, terjadi aktivitas-aktivitas yang nantinya juga akan disalurkan ke
dalam jaringan-jaringan tubuh, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sel sendiri terdiri
atas 2 macam yakni sel eukariotik dan prokariotik.
Untuk itulah, kami menyusun laporan praktikum ini dengan tujuan agar nantinya,
ilmu yang kita dapatkan dari melakukan juga menyusun lapora praktikum ini, dapat berguna
untuk masa depan bangsa.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa penyusunan laporan praktikum ini masih
terdapat kekurangan. Untuk itu, kami berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan
saran mengenai laporan praktikum ini. Agar kedepannya kami tak mengulangi kembali
kesalahan pada laporan praktikum ini. Semoga laporan praktikum kami dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas dan mendalam kepada para pembaca.

Penulis

[Date]
2
DAFTAR ISI
COVER______________________________________________________________________1
KATA PENGANTAR____________________________________________________________2
DAFTAR ISI__________________________________________________________________3
BAB I PENDAHULUAN________________________________________________________4
1.1 Latar Belakang______________________________________________________________4
1.2 Rumusan Masalah___________________________________________________________5
1.3 Tujuan ____________________________________________________________________5
BAB II LANDASAN TEORI _____________________________________________________6
2.1 Pengertian Sel______________________________________________________________6
2.2 Pengertian Sel Tumbuhan_____________________________________________________6
2.3 Pengertian Sel Hewan________________________________________________________7
BAB III METODEOLOGI PENELITIAN__________________________________________8
3.1 Jenis Penelitian_____________________________________________________________8
3.2 Lokasi/Waktu_______________________________________________________________8
3.3 Alat dan Bahan______________________________________________________________8
3.4 Cara Kerja_________________________________________________________________8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN____________________________________________10
4.1 Hasil_____________________________________________________________________10
4.2 Pembahasan_______________________________________________________________11
BAB V PENUTUP_____________________________________________________________14
5.1 Kesimpulan________________________________________________________________14
5.2 Saran____________________________________________________________________15
DAFTAR PUSTAKA___________________________________________________________16

[Date]
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel merupakan unit terkecil yang menyusun setiap organisme serta dapat untuk
melaksanakan fungsi hidup sendiri dan berkembang biak dengan cara berreplikasi atau
memperbanyak diri. Sel adalah penyusun tubuh organisme. Berdasarkan jumlah sel yang
dimiliki oleh setiap makhluk hidup, organisme dibedakan menjadi dua tingkatan, yakni
organisme unisel dan organisme multisel.

Pada organisme unisel sendiri, tubuhnya terdiri atas satu sel sehingga seluruh kegiatan
hidupnya dilaksanakan oleh sel itu sendiri. Contohnya pada, Amoeba, Paramecium Bakteri,
Virus, dan lain-lain. Pada organisme multisel, tubuhnya tersusun atas banyak sel yang
mempunyai fungsi masing-masing. Setelah mempelajari bab tersebut, kalian akan
mengetahui struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan, mari ikuti pembahasan
berikut ini.

Istilah sel pertama kali digunakan oleh Robert Hooke, kirakira 300 tahun yang lalu, untuk
ruang-ruang kecil seperti kotak yang dilihatnya pada waktu ia mengamati sebuah gabus dan
bahan tumbuhan lain di bawah mikroskop. Kemudian, pada tahun 1839, fisiologiwan
Purkinye memperkenalkan istilah protoplasma bagi zat hidup dari sel tersebut. Istilah dari
protoplasma Purkinye tidak memberi pengertian kimiawi dan fisik yang jelas, tetapi dapat
digunakan untuk menyebut semua zat yang terorganisasi dalam sel. Dalam tahun yang sama,
yaitu tahun 1839, seorang botaniwan Matthias Schleiden dan zoologiwan Theodor Schwann
dari Jerman, membuktikan bahwa sel hidup berisi cairan sitoplasma untuk segala aktivitas
dasar pada makhluk hidup. Pembuktian tersebut berkembang menjadi teori sel yang
menyatakan bahwa semua tubuh hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel, yakni unit dasar
dari kehidupan. Ada beberapa jenis makhluk hidup yang tubuhnya hanya terdiri dari satu sel.

Meskipun hanya terdiri dari satu sel, makhluk hidup tersebut dapat melakukan semua
fungsi kehidupannya. Organisme ini juga memiliki ciri-ciri sebagai makhluk hidup, misalnya
makan, tumbuh, dan respons terhadap rangsangan yang ada. Selain makhluk hidup bersel
satu, terdapat banyak makhluk hidup lainnya yang tubuhnya terdiri atas banyak sekali sel.
Masing-masing selnya memiliki bentuk dan fungsi yang yang berbeda-beda. Hal ini
menunjukkan bahwa sel adalah unit dasar struktural dan fungsional dari kehidupan.

Sel terdiri atas tiga bagian utama, yakni selaput plasma atau membran sel, sitoplasma, dan
juga organel-organel sel. Antar bagian-bagian sel tersebut terdapat sebuah koordinasi
sehingga keseluruhannya secara bersama-sama menyusun sistem yang kompak. Pada tubuh
makhluk hidup yang terdiri atas banyak sel, sel-sel yang mempunyai bentuk sama
berkelompok untuk melakukan satu fungsi tertentu, disebut dengan fungsi jaringan. Satu
kelompok jaringan hanya dapat digabungkan menjadi satu organ. Organ-organ ini bergabung
membentuk sebuh sistem organ, misalnya sistem pencernaan dan sistem saraf. Sistem organ
bekerja sama membentuk sebuah individu.

[Date]
4
1.2 Rumusan Masalah

2. Apa yang dimaksud dengan sel hewan?

3. Apa yang dimaksud dnegan sel tumbuhan?

4. Apakah perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan?

5. Bagian-bagian sel apa saja yang dapat diamati dari umbi lapis bawang merah?

6. Bagian-bagian sel apa saja yang dapat diamati dari jaringan epitelium pada mulut?

1.3 Tujuan

2. Dapat menjelaskan pengertian dari sel hewan

3. Dapat menjelaskan pengertian dari sel tumbuhan.

4. Dapat membedakan ciri daripada sel hewan dan sel tumbuhan.

5. Dapat mengetahui bagian-bagian sel yang terdapat pada umbi lapis bawang
merah.

6. Dapat mengetahui bagian-bagian sel yang terdapat pada mulut.

[Date]
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sel
Sel adalah unit terkecil penyusun organisme. Atau dengan kata lain sel adalah bagian
terkecil dari makhluk hidup. Setiap sel yang hidup memiliki membran serta cairan yang
disebut sitoplasma. Selain itu setiap sel mempunyai bahan inti atau nukleus. Sel menurut
ada tidaknya membran dikelompokan menjadi 2 macam:

 Prokariot adalah sel yang tidak mempunyai membran inti, contohnya algabiru dan
bakteri.

 Eukariot adalah sel yang mempunyai membran inti, contohnya sel-sel yang terdapat
pada tumbuhan dan hewan.

Ukuran sel prokariot maupun sel eukariot sangatlah kecil (4-2 µm). Pada tubuh kita
ada berkisar dua ratus jenis sel yang jumlahnya lebih dari lima puluh miliar sel.
Organisme menurut banyaknya sel yang menyusun tubuh dikelompokan menjadi 2 yaitu.

1. Uniseluler (organisme bersel tunggal)


Organisme uniseluler merupakann organisme yang semua kegiatan hidupnya
dilakukan sel itu sendiri. Kegiatannya tersebut yaitu bernapas, bergerak,
berkembang biak, makan, dan mengeluarkan zat sisa. Organisme uniseluler
contohnya yaitu protista dan bakteri.
2. Multiseluler (organisme bersel banyak)
Untuk organisme bersel banyak, sel penyusun tubuhnya melakukan
pembagian tugas. Ada yang tugasnya bergerak, berkembang biak, mencerna
makanan, dan ada juga yang mengeluarkan zat sisa. Oleh sebab itu, organisme
bersel banyak memiliki bermacam-macam organ. Contohnya organ
pernapasan, pencernaan makanan, indra dan reproduksi.
Ada banyak variasi bentuk sel, ada yang kotak, bulat, lonjong, dan ada juga yang
bentuknya tidak beraturan. Selain itu ukurannya juga beragam namun pada umumnya
berukuran sekitar 5 mikron hingga 15 mikron (1 mikron = 0,001 mm).

2.2 Pengertian Sel Tumbuhan


Organel-organel sel tumbuhan yang tidak terdapat pada sel hewan dijelaskan sebagai
berikut.
a. Dinding Sel
Dinding sel merupakan bagian terluar sel tumbuhan. Dinding sel ini bersifat
kaku dan tersusun atas polisakarida. Polisakarida ini terdiri atas selulosa,
hemiselulosa, dan pektin. Dinding sel dibentuk oleh diktiosom. Dinding sel
bersamasama dengan vakuola berperan dalam turgiditas sel atau kekakuan sel. Pada
awal pembentukannya, dinding sel berupa selaput tipis tersusun atas selulosa
(polisakarida kompleks). Di antara dua dinding sel yang berdekatan terdapat lamela

[Date]
6
tengah. Dua sel yang berdekatan dihubungkan oleh saluran yang di dalamnya
terdapat benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Dinding sel dapat
dibedakan menjadi dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Dinding sel primer
dibentuk pada waktu sel membelah, misalnya pada sel-sel muda yang sedang
tumbuh. Dinding sel primer tersusun atas selulosa antara 9–25%, hemiselulosa,
pektin, serta beberapa senyawa lainnya. Selulosa terdiri dari mikrofibril yaitu
seratserat panjang yang memiliki daya regang kuat. Sementara itu, dinding sel
sekunder terbentuk karena penebalan. Dinding sel sekunder ini dimiliki oleh sel-sel
dewasa yang terdapat di sebelah dalam dinding sel primer. Dinding sel sekunder
mempunyai kandungan selulosa antara 41–45%, hemi
selulosa, dan lignin. Beberapa sel dindingnya mengalami penebalan oleh zat
lignin yang disebut lignifikasi. Lignifikasi mengakibatkan xilem dan sklerenkim
mengayu (keras dan kaku). Penebalan dinding sel dapat terjadi secara penyisipan
(aposisi) pada penebalan-penebalan lama atau penambahan (intususepsi) pada
penebalan lama. Di antara dinding sel ada yang tidak mengalami penebalan disebut
noktah.
b. Vakuola
Vakuola atau rongga sel ialah organel sitoplasmik yang berisi cairan dan
dibatasi membran yang mungkin identik dengan membran sel. Sel tumbuhan muda
memiliki banyak vakuola kecil-kecil. Semakin dewasa jumlah vakuola berkurang,
tetapi ukuran membesar. Sel-sel tumbuhan yang memiliki vakuola besar biasanya
adalah sel-sel parenkim dan kolenkim. Vakuola tersebut dibatasi oleh membran yang
disebut tonoplas.
c. Plastida
Plastida merupakan organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan. Plastida
berasal dari perkembangan proplastida di daerah meristematik. Berdasarkan pigmen
yang dikandungnya terdapat tiga jenis plastida.

2.3 Pengertian Sel Hewan

Sel hewan tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki plastida, dan bentuk
tidak tetap seperti sel tumbuhan. Vakuola pada sel hewan kecil atau tidak tampak. Sel
tumbuhan tidak memiliki sentrosom dan sentriol, kecuali tumbuhan tingkat rendah.
Sel hewan memiliki dua sentriol di dalam sentrosom. Saat pembelahan sel, tiap-tiap
sentriol saling memisahkan diri menuju kutub yang berlawanan dan memancarkan
benang-benang gelendong pembelahan yang akan menjerat kromosom.

[Date]
7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari objek yang diamati.
Dalam penelitian deskriptif kualitatif ini metode pengumpulan data yang biasa dilakukan
adalah dengan menggunakan pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi SMAN 1 Sumbawa Besar yang
beralamat di Jl. Garuda No.1 Sumbawa Besar Kabupaten Sumbawa, pada hari Selasa tanggal
3 September 2019. Jam 10.30 WITA sampai selesai.
3.3 Alat dan Bahan
1. Mikroskop

2. Gelas preparat

3. Gelas penutup

4. Cutter/silet

5. Pipet tetes

6. Cotton bud

7. Umbi lapis bawang merah (Allium cepa)

8. Jaringan epithelium pada mulut

9. Akuades/air

10. Metilen blue

3.4 Cara Kerja


1. Mengamati sel tumbuhan
a. Menyiapkan gelas preparat bersih.

b. Mengiris tipis lapisan umbi lapis bawang merah dengan hati-hati.

c. Meletakan irisan umbi lapis bawang merah pada gelas preparat.

d. Menambahkan setetes akuades/air pada irisan umbi lapis bawang merah dan
ditutup menggunakan gelas penutup.

[Date]
8
e. Mengamati dengan cermat preparat tersebut menggunakan mikroskop.

f. Mengambil gambar sel irisan umbi lapis bawang merah hasil pengamatan pada
mikroskop.

2. Mengamati sel hewan


a. Menyiapkan gelas preparat bersih.

b. Mengerok jaringan epithelium pada mulut menggunakan cotton bud secara


perlahan dan hati-hati.

c. Mengoleskan jaringan epithelium yang diperoleh pada gelas preparat.

d. Menutup gelas preparat menggunakan gelas penutup dan kemudian diamati


mengunakan mikroskop.

e. Mengambil gambar sel jaringan epitelium hasil pengamatan pada mikroskop.

[Date]
9
BAB IV
Hasil Dan Pembahasan
4.1 Hasil Pengamatan

Pada pengamatan selaput bagian dalam bawang merah ( Allium cepa ) pada mikroskop
terlihat sel-sel bawang merah yang berlapis-lapis. Pada sel-sel bawang merah terdapat
organel-organel sel seperti sitoplasma, dinding sel dan nukleus. Dinding sel berfungsi untuk
melindungi dan memberi bentuk pada sel. Nukleusnya berbentuk oval dan merupakan
organel terbesar dalam sel. Plastidanya berupa butir-butir yang mengandung zat warna ( ungu
).

Sel epidermis bawang merah mempunyai dinding sel yang berbentuk tidak beraturan ada
yang berbentuk segi enam yang memanjang dan ada juga yang mempunyai bentuk segi empat
yang memanjang. Sel epidermis bawang merah mempunyai bentuk yang tetap dan tidak
berudah – ubah karena di dalam sel ter dapat dinding sel . Sel epidermis bawang merah
tersusun oleh :

1. Dinding sel,

2. Sitoplasma

3. inti sel

FOTO HASIL PENGAMATAN KAMI

Gambar 4.1 Bawang merah tanpa pewarnaan apapun Gambar 4.2 Bawang merah
dengan metilen blue

[Date]
10
Gambar 4.3 Epithel gigi manusia

4.2 Pembahasan

Sel epidermis bawang merah yang sudah kami teliti mempunyai bentuk yang rapi kotak
kotak, meskipun tidak kotak sempurna. Ini dikarenakan bawang merah adalah tumbuhan.
Mengapa demikian karena sel tumbuhan meiliki dinding sel di luar membrannya. Sehingga
terlihat rapi saat kita melihat melalui mikroskop. Sekarang kalau kita melihat warna dari sel
epidermis bawang merah yang sudah kami teliti. Sel tersebut berwarna keungu-unguan
karena mengandung kloroplas meski tak selalu mengandung klorofil.
HASIL PENGAMATAN IDEAL

Gambar 4.4 Epidermis bawang merah tanpa pewarnaan pada perbesaran 100x. (sumber :
https://preparatmikroskop.files.wordpress.com/2018/01/epidermis-bawang-merah-tanpa-pewarnaan.jpg)

Pada pembesaran skala 100x tanpa pewarna hanya sedikit memperlihatkan titik = titik
hitam yaitu inti sel sementara bagian lain tidak terlihat.

Gambar 4.5 Pewarnaan Epidermis bawang merah menggunakan metilen blue. (sumber :
https://preparatmikroskop.files.wordpress.com/2018/01/epidermis-bawang-merah-menggunakan-metilen-
blue.jpg)

[Date]
11
Pewarnaan epidermis bawang merah dengan metilen blue dalam perbesaran skala
400x. terlihat bulatan – bulatan kecil pada bagian tengah sel yaitu inti sel. Organel lainnya
yang di dalam sel yang masih sedikit terkihat yaitu vakuola dan Organel sel lainnya tidak
terlihat pada pewarnaan ini.

Gambar 4.6 Pewarnaan epidermis bawang merah menggunakan metilen blue perbesaran 450x. (sumber :
https://preparatmikroskop.files.wordpress.com/2018/01/pewarnaan-epidermis-bawang-merah-menggunakan-
metilen-blue-pada-perbesaran-450x.jpg)

Pada pembesaran skala ini terlihat dengan jelas titik – titik hitam yaitu inti sel dan Vakuola
terlihat cukup jelas.

Gambar 4.7 Epithel gigi. (sumber : https://www.academia.edu/12162718/epitelium_mukosa_mulut)

Preparat epitelium mukosa mulut hanya dapat dilihat bentuk selnya dengan
menggunakan mikroskop dimana dalam pembuatan preparat ini ditemukan hasil pengamatan
bahwa Sel epitelium terwarna dengan baik, warna inti lebih terwarna kuat dibandingkan
sitoplasma sehingga terlihat kontras. Sel epitelium tipis, meski banyak sel yang masih
bertumpuk-tumpuk tetapi masih ada sel yang tidak bertumpuk-tumpuk sehingga masih dapat
diamati dengan jelas.warna sitoplasma sel transparan sehingga mudah dibedakan dengan inti
sel . masih ada sedikit kotoran makanan yang ikut teramati pada preparat epitelium mukosa
mulut. Pada prepatar tidak terdapat satu gelembung pun,sehingga tidak mengganggu saat
diamati sehingga dapat dikatakan preparat ini cukup baik.

[Date]
12
Dengan menggambar dan memberikan nama pada setiap bagiannya tentunya kita dapat
melakukan sebuah pembahasan pada sel mati, sel hidup, sel tumbuhan dan sel hewan.

1. Pada sel mati hanya terdapat dinding sel sementara bagian yang lain kosong

2. Selain itu bentuknya seperti segi lima atau segi enam

3. Sementara pada hidup (bawang merah), memiliki struktur yang jauh lengkap dari
pada sel mati, yaitu memiliki, inti sel,dinding sel,kloroplas,membran sel, dan
sitoplasma

4. Berwarna merah muda pada bagian selnya karena mengandung plastid yang
menghasilkan kloroplas.

5. Dan pada epitel, mempunyai tiga bagian yaitu membran plasma, inti sel, dan
sitoplasma

6. Sel pada bawang merah dan epitel mempunyai peran yang cukup penting bagi
kelangsungan hidup

7. Sementara pada sel mati( gabus batang singkong) tidak lagi berperan bagi kehidupan

8. Pengamatan epitel mukosa mulut memperlihatkan bentuk sel yang tidak beraturan.
Sel-sel penyusun epitel mukosa mulut berbentuk tidak teratur. Dari hasil pengamatan,
sel mukosa mulut juga tidak memperlihatkan suatu warna yang khas, sehingga hanya
terlihat polos tanpa ada warna-warna lain yang lebih mencolok.

9. Berdasarkan hasil pengamatan pada sel tumbuhan terdapat butiran-butiran berwarna


hijau pada sel tumbuhan tersebut yang disebut plastida. Plastida adalah organel yang
meghasilkan warna pada sel tumbuhan. Plastida berfungsi untuk fotosintesis, dan
juga untuk sintesis asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan.
Tergantung pada fungsi dan morfologinya, plastida biasanya diklasifikasikan menjadi
kloroplas, leukoplas (termaduk amiloplas dan elaioplas), atau kromopas.

[Date]
13
BAB V
Kesimpulan Dan Saran
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:

1. Sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan
hewan. Sel hewan berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel tumbuhan, karena
mereka tidak memiliki dinding sel, dan kloroplas, dan biasanya mereka memiliki
vakuola yang lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak memiliki dinding sel
yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia adalah salah satu jenis
sel hewan.

2. Sel tumbuhan adalah bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. Sel tumbuhan
adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu sendiri. Sel tumbuhan cukup berbeda
dengan sel organisme eukariotik lainnya.

3. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh bahwa sel tumbuhan dan sel hewan
memiliki perbedaan struktur sebagai berikut:

Sel Tumbuhan Sel Hewan


Memiliki bentuk sel yang khas Tidak memiliki bentuk sel yang khas
Sel lebih teratur, dan tersusun rapi Sel tidak teratur, bentuk berubah-ubah
karena adanya dinding sel karena tidak adanya dinding sel
Mempunyai plastida Tidak mempunyai plastida
Mempunyai ukuran sel yang lebih besar Ukuran sel lebih kecil dibandingkan
dibandingkan dengan sel hewan dengan sel tumbuhan

4. Bagian-bagian sel yang terdapat pada umbi lapis bawang merah sebagai berikut :

a. Dinding sel, yang berfungsi sebagai pelindung sel.

b. Jaringan Epidermis adalah jaringan yang terletak paling luar pada setiap organ
tumbuhan, yaitu akar, batang, daun. Jaringan Epidermis berfungsi sebagai
pelindung bagian dalam organ tumbuhan. Fungsi khusus jaringan epidermis
adalah sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan,
kerusakan mekanik, perubahan suhu, dan hilangnya zat- zat makanan.

c. Nukleus, adalah inti sel yang berada di tengah- tengah sel. Berfungsi untuk
Mengendalikan proses berlangsungnya metabolisme dalam sel, Menyimpan

[Date]
14
informasi genetik ( gen ) dalam bentuk DNA, Mengatur kapan dan di mana
ekspresi gen- gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.

d. Membran Inti yaitu membran luar (membran sitosolik) dan membran dalam
(membran nukleo-plasmik). Di antara kedua membran tersebut terdapat
ruangan antar membran (perinuklear space) selebar 10 – 15 nm.

e. Sklereid, merupakan sel- sel tumbuhan yang telah mati, berbentuk bulat atau
bervariasi, dan berdinding keras yang tahan terhadap tekanan.

5. Bagian-bagian sel yang terdapat pada jaringan epitel pada rongga mulut
bertumpuk sehingga sedikit sulit untuk dibedakan, memiliki membrane sel, dan
memiliki inti sel pada bagian tengah sel serta terdapat cairan sitoplasma.

5.2 Saran

Preparat epitelium mukosa mulut merupakan preparat yang bersifat sementara oleh sebab
itu preparat harus dengan cepat diamati supaya sel tidak mengering.Sebaiknya sebelum
melakukan praktikum mulut harus dalam keadaan bersih, dapat dilakukan dengan berkumur
terlebih dahulu, sehingga tidak ada kotoran yang terambil saat pengambilan epitelium
mukosa mulut. Dan usahakan ketika merentangkan preparat epitelium mukosa mulut sel
harus direntangkan seluruhnya dan dilakukan lebih teliti agar semua sel epitelium mukosa
mulut dapat diamati dan tidak ada sel yang bertumpuk-tumpuk.Dari hasil praktikum yang
dilakukan, pada saat praktikum berlangsung maka praktikum harus memperhatikan
bagaimana objek yang diamati, agar mengetaui tujuan dari praktikum. Kemudian alat dan
bahan harus lengkap serta ikuti langkah-langkahnya dengan benar.

[Date]
15
DAFTAR PUSTAKA
https://preparatmikroskop.wordpress.com/2018/02/20/makalah-hasil-pengamatan-sel-
bawang-merah/
http://evipracintia.blogspot.com/2013/09/laporan-percobaan-struktur-sel-bawang.html
https://ipa7pgsdb.wordpress.com/2011/12/21/pengamatan-sel-dengan-menggunakan-
mikroskop/
https://www.academia.edu/12162718/epitelium_mukosa_mulut
https://www.kompasiana.com/altri/5a0d87554d66912661652313/perbedaan-sel-hewan-dan-
sel-tumbuhan?page=all
http://saifurunesa.blogspot.com/2016/09/laporan-praktikum-biologi-dasar.html
https://www.temukanpengertian.com/2017/04/pengertian-sel-dan-bagian-bagian-sel.html

[Date]
16

Anda mungkin juga menyukai