1 Tahun 2019 | 1 – 11
kondisi dinamis bangsa dengan sistem Orde Baru kemudian melahirkan kontestasi
pemerintahan demokrasi dan bentuk negara hegemonik baru atas makna Islam. Dengan tidak
kesatuan. Tujuan dalam penelitian ini meliputi ada lagi asas tunggal Pancasila, Islamisme
dua hal, yaitu untuk mengetahui perspektif kembali mampu menampilkan dirinya di pentas
Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat politik nasional.
Islam dalam memandang Pancasila sebagai Politik Islam masuk kembali dengan
ideologi, serta memahami dan menganalisa posisi yang sejajar dengan politik yang
strategi sosialisasi Muhammadiyah dalam digunakan oleh rezim pemerintahan, kedua hal
membangun persepsi Negara Pancasila sebagai ini menjadi semakin kuat dengan masuknya para
Darul Ahdi wa Syahadah. tokoh-tokoh muslim yang juga memegang
Hasil dan rekomendasi penelitian kekuasaan, namun bukan maksud untuk
sebelumnya yang berkaitan dengan peran menjatuhkan ideologi yang sudah lama dijadikan
penting media di lingkingan persyarikatan dasar negara. Effendy (2011: 182)
Muhammadiyah dalam proses pembangunan mengungkapkan bahwa pandangan intelektual
kesejahteraan negara. Konsep Negara Pancasila muslim aliran pembaruan teleologis,
sebagai Darul Ahdi wa Syahadah yang digagas memandang Islam tidak boleh berdiri dalam
pada Muktamar Muhammadiyah pada 2015 lalu posisi yang berhadap-hadapan dengan negara.
diperlukan untuk memperjelas identitas dan Dalam hal ini, yang khususnya sangat penting
integritas Muhammadiyah dalam berbangsa dan adalah tidak menempatkan Pancasila sebagai hal
bernegara. Masyarakat Muslim yang bertentangan dengan Islam. Melainkan,
(Muhammadiyah) telah memiliki peran besar keduanya harus dipandang sebagai saling
dalam perjuangan dan pembangunan bangsa melengkapi. Pandangan khusus ini tumbuh dari
sampai saat ini, dan hal inilah yang perlu pemahaman religio-politik bahwa tiap sila dalam
dijadikan sebagai dasar bagi Muhammadiyah Pancasila (kepercayaan kepada Tuhan,
untuk membangun persepsi masyaarakat kemanusiaan, nasionalisme, demokrasi dan
Indonesia. keadilan sosial) sejalan dengan ajaran-ajaran
Sejarah dan perkembangan bangsa Islam.
Indonesia telah banyak dibentuk dari berbagai Muhammadiyah menurut Nashir (2007:
kalangan atau golongan masyarakat, baik yang 20-21) dapat dikatakan juga memiliki
memiliki pemikiran nasionalis, islamis, dan pemahaman intelektual muslim yang mengarah
komunis/sosialis. Abdillah (2011: 140) pada pembaruan, yang bersifat reformis dan
berpendapat bahwa dalam sejarah Indonesia modernis, sehingga persyarikatan ini
kontemporer cendikiawan, termasuk mendukung penuh Pancasila sebagai dasar
cendikiawan muslim, memiliki peran yang negara dan pedoman bagi warga negara dalam
cukup penting dalam kehidupan bernbangsa dan kehidupan sehari-hari. Ideologi Muhammadiyah
bernegara. Pada masa persiapan kemerdekaan memerlukan kristalisasi dalam substansinya,
sampai akhir 1950-an hampir semua yakni memahami kandungan isi ideologi
cendikiawan bahkan ikut dalam kegiatan politik. tersebut, setalah itu dilakukan usaha-usaha untuk
Karena keterlibatan mereka dalam dunia politik mensosialisasikan dan menanamkannya dalam
didukung baik oleh faktor internal maupun kesadaran dan alam pikiran seluruh anggota, dan
eksternal dan mereka pun dapat lebih jauh lagi menjadikan sebagai landasan
mengekspresikan idealisme mereka dengan idealisme, pemikiran, dan langkah dalam seluruh
bebas, maka keterlibatan mereka itu dinilai gerak Muhammadiyah secara kelembagaan.
sebagai hal yang sangat positif dan bahkan Nashir (dalam Materi Revitalisasi
merupakan tuntutan sejarah. Ideologi, Tanwir I 2007: 22-23) mengungkapkan
Berkaitan dengan keberlanjutan bahwa revitalisasi ideologi Muhammadiyah
peristiwa tersebut pada era orde baru, Umar diperlukan karena secara faktual terdapat
(2016: 12) menjelaskan bahwa krisis ekonomi masalah-masalah yang bersifat ideologis.
tahun 1997-1998 memaksa Soeharto untuk turun Pertama, yaitu karena melemahnya pemahaman
dari kekuasaannya setelah 32 tahun berkuasa, mengenai Muhammadiyah sebagai gerakan
sekaligus melahirkan krisis hegemoni di Islam dalam berbagai aspek yang mendasar
Indonesia. Dengan jatuhnya Orde Baru, sehingga kehilangan arah dan komitmen dalam
Pancasila dan UUD 1945 tidak lagi menjadi asas ber-Muhammadiyah. Kedua, gejala
tunggal dan sesuatu yang sakral, kendati masih melemahnya spirit, militansi, identitas, dan visi
dipertahankan sebagai dasar negara. Jatuhnya gerakan pada bagian anggota persyarikatan.
Ketiga, gejala menurunnya ketaatan dan 66-67) adalah bidang pendidikan, dengan
komitmen pada misi, pemikiran, kebijakan, dan merawat semua yang telah ada dan dibesarkan.
kepentingan Muhammadiyah. Keempat, Hanya saja kiprah di bidang pendidikan tidak
melemahnya solidaritas kolektif yang ditandai cukup hanya menekankan pada sisi akademis
kurangnya ukhuwah, silaturahmi, dan sinergi (academic excellence) tapi juga pada saat yang
antar anggota. Kelima, menguatnya tarikan dan bersamaan sebuah lembaga pendidikan itu harus
kepentingan politik yang masuk ke lingkungan juga mengembangkan aspek karakter dari anak
persyarikatan. Keenam, kecenderungan didiknya (character building). Pendidikan itu
sebagian anggota Muhammadiyah lebih perlu dipandang sebagai sebuah industri yang
mengutamakan kiprahnya untuk membesarkan harus dikelola dengan profesional dan dengan
organisasi, usaha, dan kegiatan lain di luar paradigma baru. Dengan demikian, perlu
Muhammadiyah yang menyebabkan tidak dikembangkan sebuah kurikulum dan
sebandingnya jumlah anggota yang berkiprah methodologi yang pas dan sesuai untuk
untuk persyarikatan serta kurang tergarapnya memastikan dua aspek tersebut tergarap secara
usaha-usaha persyarikatan secara optimal. sekaligus.
Ketuju, semakin mudahnya berbagai paham Nashir (2014: 61-62) berpendapat
pemikiran dari luar yang masuk ke dalam bahwa ideologi Muhammadiyah memiliki
Muhammadiyah yang dapat melemahkan karakter reformis modernis dan Islam yang
karakter khusus Muhammadiyah ketika tidak berkemajuan, yaitu perpaduan antara pemurnian
diiringi dengan peneguhan ideologis yang dan pengembangan yang bersifat tengahan atau
menyangkut paham dan sistem perjuangan moderat dalam meyakini, memahami, dan
Muhammadiyah. melaksanakan ajaran Islam, sehingga senantiasa
Penelitian lain yang berkaitan dengan aktual dan menjadi agama untuk peradaban.
kajian ini di antaranya adalah penelitian yang Ideologi ini memadukan nilai-nilai islam yang
dilakukan oleh Bayuni (2010: 60), yang substantif (esensi, isi) dan wadah (struktur,
memandang bahwa Muhammadiyah pada awal rukun) antara teks dan konteks, antara
sejarahnya membawa misi mempersiapkan pemurnian dan pengembangan; serta
masyarakat Muslim di tanah air menyongsong menyatukan seluruh dimensi ajaran Islam
kehidupan modern/urban. Ia merupakan (aqidah, akhlak, ibadah, dan mu’amalah
kekuatan progresif tapi tidak radikal dalam duniawiyah) ke dalam kesatuan sistem ajaran
tindakan, walaupun pemikiran-pemikirannya yang harus diwujudkan dalam kehidupan
mungkin dianggap revolusioner untuk ukuran pribadi, keluarga, dan masyarakat.
saat itu. Ia menjalankan misi perubahan bukan Berkaitan degan hal tersebut, Nashir
melalui revolusi fisik atau mengandalkan (2014: 65) menegaskan bahwa Muhammadiyah
kekerasan, melainkan melalui gerakan dakwah menerima Pancasila sebagai ideologi negara dan
dan pendidikan. Muhammadiyah sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai
organisasi yang berorientasi pada agenda- hasil konsensus nasional (dar al-ahdi) dan lahan
agenda pembaruan, menurut Muhtadi (2010: 52) berdakwah serta bertajdid (dar al-syahadah)
sejatinya selalu meninjau ulang rumusan ajaran sejalan misi utama Muhammadiyah. Hal yang
Islam, baik dalam wilayah mahdlah maupun paling penting ialah agar negara Indonesia terus
ghair mahdlah. Peninjauan ulang ini diusahakan selalu dijiwai, dibingkai,
dimaksudkan untuk menakar relevansi serta dipengaruhi, dan diarahkan oleh nilai-nilai luhur
kesanggupan para pemeluk Islam untuk agama sehingga menjadi Baldatun Thayyibatun
melaksanakan setiap tuntutan ajaran sesuai wa Rabbun Ghafur. Arif dan Aulia (2017: 212)
dengan realitas yang dihadapi. juga berpendapat bahwa Muhammadiyah dan
Perkembangan zaman yang tidak bisa warganya sebagai bagian dari masyarakat dan
dihindari menjadi realitas sekaligus tuntutan bangsa Indonesia memiliki komitmen untuk
bagi setiap individu untuk dapat selalu tetap menjaga agreement pendiri bangsa.
beradaptasi terhadap perubahan, yang perlu Komitmen dari Muhammadiyah harus terlibat
diaktualisasikan tanpa menghilangkan nilai atau dalam proses-proses yang berkaitan dengan
ajaran Islam secara murni dan sikap organisasi membangun dan memajukan bangsa, seperti
Muhammadiyah yang reformis. Salah satu dalam bentuk peran serta melalui kegiatan-
bidang utama yang seharusnya menjadi strategic kegiatan dalam amal usaha Muhammadiyah,
themes dari pembaruan di tubuh Muhammadiyah serta terlibat dalam hal-hal yang bersifat sosial
di masa mendatang, menurut Sudhamek (2010: kemasyarakata
warga Muhammadiyah. Suara Muhammadiyah sebenarnya berkaitan dengan konsep Darul Ahdi
memiliki dua strategi sosialisasi umum yang wa Syahadah.
dapat dikaitkan dengan kepentingan sosialisasi Dalam wawancara penelitian ini, Mukti
materi Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wa berpendapat bahwa: "Umumnya berita-berita
Syahadah, yaitu Suara Muhammadiyah yang ter-update ada yang membahas politik juga, tapi
cetak sejak 1915 dan yang online sejak sekitar kita tetap tidak mendahului apa yang menjadi
2015. Suara Muhammdiyah online berisi relatif keputusan persyarikatan Muhammadiyah.
bebas, dan lebih banyak berita yang diterbitkan Kajian seperti tarjih dan kajian lain 70% kita
dimedia cetak. mengundang setiap minggu itu ada majelis tarjih
Dalam wawancara penelitian ini, Isngadi kita undang Majelis tabligh. Setiap minggu ada
berpendapat: “Sasaranya kalau yang cetak itu gilirannya masing-masing, ekonomi juga, terus
kan isi pembacanya para orang-orang yang lebih sering itu Majelis Pendidikan Dasar
Muhamamdiyah tradisional, ya orang-orang dan Menengah, Muhammadiyah Disaster
yang sudah 50 ke atas. Biasanya mereka Management Center (MDMC), Lembaga
membacanya dengan cermat dan hati-hati. Penanggulangan Bencana (LPB)
Kemudian kalau pembaca SM yang online itu Muhammadiyah yang sering sosialisasi edukasi
lebih beragam, dari orang yang tidak kenal disampaikan di RadioMu."
Muhamamdiyah, orang yang baru belajar Radio Muhammadiyah selalu melakukan
Muhammadiyah, maupun orang peliputan setiap program kerja Muhammadiyah,
Muhammadiyah itu sendiri, tinggal kita seperti Mukatamar dan program kerja rutin
sasarannya kemanalah. Sampai sekarang ini ada lainnya. Setiap majelis juga memiliki rencana
sekitar yang kita rutin kirim itu sekitar 23.500. kerja nasional, dan menyelenggarakan seminar
Setiap agen itu sudah punya daftar nama sendiri, yang disiarkan secara on air. Liputan khusus
kasarannya yang sudah pasti sampai ke pembaca lainnya seperti momentum Muktamar di
itu 23.500 exemplar/setengah bulan, terbit setiap Makassar tahun 2015 yang mensosialisasikan
tanggal 1 dan 15 itu yang sudah rutin. Tapi kalau konsep Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa
kita cetak rutinnya itu sekitar 26.300, tetapi Syahadah.
kalau ada momentum seperti wisuda bisa lebih. Pihak Radio Muhammadiyah menyatakan
Misalnya UMY wisuda 2000 orang ya berarti bahwa program khusus tentang Darul Ahdi
kita cetak tambah 2000 eksemplar kita kirim di Wasyahadah memang belum ada, tetapi lembaga
wisudanya UMY." tersebut mempunyai program Bincang-Bincang
Direktur eksekutif SM ini berpendapat Sore. Program tersebut meghadirkan berbagai
bahwa Visi Suara Muhammadiyah berupa nara sumber yang berkompeten dalam berbagai
peneguhan dan pencerahan serta penggembira. aspek kehidupan. Secara tidak langsung, hal
Maksud dari peneguhan adalah teguh dalam tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk dari
keislaman dan kemuhammadiyahan, sedangkan Darul Ahdi Wasyahadah, karena sudah
pencerahan adalah keteguhan yang tercerahkan. merupakan wujud operasional dari ideologi
Peneguhan sifatnya hanya pada diri sendiri, Pancasila, yaitu terutama dalam upaya untuk
sedangkan jika hanya pencerahan sifatnya mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi
terjebak pada pemikiran bebas. Termasuk dalam seluruh masyarakat Indonesia.
Darul Ahdi wa Syahadah yang juga memakai Berikut pernyataan dari Direktur Ekskutif
peneguhan dan pencerahan. RadioMu tersebut: "Kita jelas kalau untuk
Radio Muhammadiyah narasumber ke pimpinan pusat ya langsung bisa
Mukti sebagai Direktur Eksekutif Radio ke narasumber langsung. Kalau kajian tentang
Muhammadiyah (RadioMu) mengungkapkan Darul Ahdi Wasyahadah secara rutin itu
bahwa embrio radio tersebut sudah ada sejak memang belum ada, mungkin ini menarik jadi
2008 berada di bawah Majelis Pustaka dan materi yang harus di angkat kembali untuk
Informasi (MPI) Pimpinan Pusat mengingatkan khususnya anak muda, bahwa
Muhammadiyah, kemudian terus berkembang Darul Ahdi Wasyahadah harus dipahami dan
pada tahun 2012 menjadi resmi masuk di radio disadarkan betul tidak hanya dipahami tetapi
streaming. Radio ini menyiarkan peran dan harus di internalisasi dalam diri anak muda
kontribusi Muhammadiyah dalam berproses semua. Selain itu, di operasionalkan Pancasila
pembangungan negara di berbagai aspek tersebut dalam keidupan sehari-hari di berbagai
kehidupan, walaupun tidak selalu eksplisit bidang, ya ekonomi, di bidang masyarakat yang
menjelaskan bahwa yang disiarkan tersebut di masyarakat, sosial masyarakat."
Indonesia Timur yang non Islam, karena di bawah Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian,
sasarannya adalah untuk semua, yaitu agar orang dan Pengembangan Pimpinan Pusat
non Muslim juga mengetahui arah pergerakan Muhammadiyah.
Muhammadiyah. Rifandi selaku kepala Biro
Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Kemahasiswaan dan Alumni UNISA dalam
Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah wawancara di penelitian ini mengungkapkan
menilai materi ini penting untuk disosialisasikan bahwa dalam konteks keislaman dan
di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah, keindonesiaan, radikalisasi menjadi ancaman
dan berharap materi ini juga dapat ditindak karena konsensus negara Indonesia sendiri
lanjuti oleh pimpinan perguruan tinggi terkait berdasarkan pada Pancasila dan tidak
untuk memasukkannya dalam kurikulum berdasarkan pada basis salah satu agama. Dalam
pembelajaran. Pada waktu acara Baitul Arqam, proses pembelajaran penting bagi mahasiswa
pihak Diktilitbang menilai bahwa materi ini untuk memahami nilai kemuhammadiyahan.
harus disampaikan, karena banyak di lingkungan Dalam hal ini, persoalan yang ditanamkan
perguruan tinggi yang sudah mengarah ke adalah lebih pada konteks pemahaman dan
paham radikal. Secara ilmiah, konsep tentang pemikiran Islam, fiqih, aqidah, dan akhlak.
negara versi Yunani, Republik, bahkan konsep Perguruan tinggi ini memberikan pemahaman
negara menurut Islam tersebut bisa dipelajari kebangsaaan pada saat Masa Taaruf (MATAF),
sebagai uswatun khasanah pengetahuannya, termasuk pemahaman pencegahan perilaku
namun jangan sampai memaksakan untuk menyimpang pada umumnya, dengan
menjadi Negara Islam. Pimpinan Majelis pematerinya yang langsung disampaikan oleh
Diktilitbang ini berpendapat bahwa: “Saya kira Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta
dengan ide ini mungkin perlu, tapi paling kami pada tahun 2017 dan 2018 ini.
minta ke rektor. Kalau dari Majelis enggak ada Pemahaman penting bagi mahasiswa
orangnya, paling menginstruksikan ke rector terkait nilai kenegaraan dan keagamaan agar
untuk mengenalkan konsep Darul Ahdi dapat memaknainya dalam proses kehidupan
Wasyahadah kepada mahasiswa terutama ketika bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
masuk mahasiswa baru. Nah, mahasiswa baru itu Perguruan tinggi menjadi media pembelajaran
penting." yang penting, yang tidak hanya mengajarkan
Perguruan Tinggi Muhammadiyah pengaruh Islam dalam membangun negara,
Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan melainkan juga proses penerimaan masyarakat
Aisyiyah (PTMA) sebagai basis terbesar dalam Muslim terhadap Pancasila. Organisasi-
organisasi masyarakat Islam memegang peranan organisasi internal seperti HIMA Prodi, IMM
penting dalam menjaga dinamika ketahanan dan BEM menjadi media untuk mensosialisasika
nasional dari radikalisme. Perguruan tinggi ini nilai-nilai keislaman dan kenegaraan. Sementara
berdasarkan pada nilai-nilai keislaman dan itu, dari pihak LPPI UNISA juga ikut
kemuhammadiyahan, sehingga arah orientasi menanamkan nilai keagamaan yang ideal,
lulusan mahasiswanya mengarah pada basis pemateri juga dari alumni Lemhamnas maupun
paham berdasarkan nilai-nilai tersebut. Namun dari tokoh-tokoh yang memiliki
demikian, Muhammadiyah sebagai pihak keahlian/kepakaran dalam bidang tersebut.
pengelola dari satuan pendidikan tersebut Proses pembelajaran di UNISA juga
memiliki visi dan misi yang sejalan dengan meliputi materi Darul Ahdi wa Syahadah, yaitu
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam terdapat dalam materi perkuliahan Pendidikan
mewujudkan negara yang baik, adil dan Pancasila dan Kewarganegaraan yang diberikan
sejahtera. pada mahasiswa saat awal perkuliahan. Materi
Perguruan tinggi yang merepresentatifkan tersebut disampaikan pada pertemuan kedua
dalam hal ini adalah perguruan tinggi yang dengan topik Sejarah Pancasila dan Darul Ahdi
berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang wa Syahadah. Topik ini berisi tentang proses
meliputi tiga universitas yang akan dijelaskan pembentukan negara Indonesia, perumusan
lebih lengkap di bawah. Pada prinsip Pancasila sebagai dasar negara, hingga
argumentasi yang disampaikan pada saat keterlibatan Muhammadiyah pada saat
wawancara dari tiga universitas tersebut dapat perjuangan sebelum kemerdekaan, perumusan
dikatakan telah mewakili dalam Perguruan Pancasila, kontribusinya dalam membangun
Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah seluruh bangsa hingga saat sekarang.
Indonesia, karena secara struktural masih berada
Muhammadiyah pada tahun 2015. Sosialisasi Moleong, L.J. 2012. Metodologi Penelitian
tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh Kualitatif. Bandung: Remaja
organisasi-organisasi otonom yang berada di Rosdakarya.
bawah Muhammadiyah, seperti Suara
Muhammadiyah, Televisi Muhammadiyah, Muhtadi, Asep. (2010). Menakar Gerakan
Radio Muhammadiyah, serta Majelis Pembaruan Muhammadiyah. MAARIF,
Pendidikan Tinggi, Penelitian dan 5(1), 43-53.
Pengembangan.
Strategi sosialisasi konsep negara ini Nashir, Haedar. 2007. Kristalisasi Ideologi dan
tidak secara eksplisit dilakukan oleh Komitmen Muhammadiyah.
Muhammadiyah, seperti perumusan program Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
kegiatan yang sistematis dan masif, melainkan
sosialisasi tersebut berjalan dengan sendirinya Nashir, Haedar. 2014. Ideologi Muhammadiyah.
tanpa ada arahan dari Pimpinan Pusat Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Muhammadiyah kepada organisasi-organisasi
otonom yang berada di bawahnya. Namun Nawawi, Hadari. 2012. Metode Penelitian
demikian, pada prinsipnya setiap kegiatan yang bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press.
telah dilakukan oleh Muhammadiyah
mengandung unsur pembangunan dalam rangka Sudhamek. (2010). Tantangan dan Rejuvenasi
mewujudkan tujuan kesejahteraan bangsa dan Peran Strategis Muhammadiyah.
negara dalam berbagai aspek kehidupan, MAARIF, 5(1), 61-70.
sehingga itu dapat merupakan konsep Negara
Pancasila sebagai Darul Ahdi wa Syahadah Ulber, Silalahi. 2010. Metode Penelitian Sosial.
Bandung: Refika Aditaman.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Masykuri. 2011. Islam dan Dinamika Umar, Ahmad R. M. (2016). Dari ‘Negara Islam’
Sosial Politik di Indonesia. Jakarta: ke Politik Demokratis: Wacana dan
Gramedia Pustaka Utama. Artikulasi Gerakan Islam di Mesir dan
Indonesia. Jurnal Masyarakat &
Adam dan Mona. 2016. Pengajian Ramadhan Budaya. 18(1), 1-18.
PP Muhammadiyah: Kolaborasikan
Pemikiran Pancasila sebagai Darul __________. 2018. Islam yang Berkemajuan.
‘Ahdi Wa Syahadah. Diunduh dalam Diunduh dalam
http://www.muhammadiyah.or.id/id/ne http://tvmu.tv/genre/islam-yang-
ws/print/6236/ pengajian-ramadhan-pp- berkemajuan/
muhammadiyah--kolaborasikan-
pemikiran-