Pengantar ................................................................ i
Daftar Isi ................................................................. iii
Prolog
REAKTUALISASI ISLAM BERKEMAJUAN:
Agenda Strategis Gerakan Keilmuan di Era
Kontemporer
Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah ................................... v
Epilog
MENJADI PELAJAR BERKEMAJUAN:
Refleksi Milad 52 Tahun IPM................................. 141
Prolog
––Fida ‘Afif1
1
Ketua Umum PP IPM Periode 2012-2014, Mahasiswa Sastra Arab
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Jika kita mengenal ungkapan umum bahwasanya
pelajar adalah tiang negara (baik pelajarnya, baik pula
negaranya), maka potensi pelajar sangat didambakan oleh
suatu negara. Tinggal potensi pelajar hari ini akan
membanggakan bangsa dan negara, atau justru sebaliknya.
Jumlah pelajar Indonesia yang lebih dari 58 juta itulah
potensi harapan Indonesia.
––Achmad Rosyidi2
2
Ketua PP IPM bidang Organisasi periode 2012-2014, Sarjana Hukum
Islam, Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabaya
Cita-cita, sesuatu yang tidak nyata dan tempatnya
sangat jauh. Jauh karena tidak ada yang tahu kapan bisa
bertemu. Cita-cita selalu indah karena ia adalah gambaran
masa datang yang diinginkan setiap orang, indah bagi satu
orang, sang pembawa cita-cita, belum tentu indah pula
bagi yang lain.
3
Ketua PP IPM bidang Perkaderan periode 2012-2014, Mahasiswi
Pascasarjana Bahasa Inggris UHAMKA
Sejarah perjalanan bangsa Indonesia telah mencatat
banyak kisah. Salah satunya sejarah tentang perjuangan
seluruh elemen bangsa ini dalam menegakan hak merde-
ka, hak berbangsa, dan hak berkemajuan. Sebuah perju-
angan yang tidak ringan, perjuangan untuk merdeka dari
penjajahan, perjuangan untuk berdiri sebagai bangsa, dan
perjuangan untuk maju, yang lebih baik dan lebih
bermartabat. Perjuangan yang keras dan panjang tersebut,
telah dilakukan dengan berbagai macam jalan, baik
perjuangan dengan jalan perang senjata, perang intelek-
tual, maupun perang diplomasi.
––Hery Wawan4
4
Ketua PP IPM bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) periode
2012-2014
Gerakan ilmu. Istilah ini kembali populer setelah
Buya Syafi’i Maarif melontarkannya dalam Pengajian
Ramadhan PP Muhammadiyah tahun 2009/1430 Hijriyah
di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Buya Syafi’i
berpesan agar Muhammadiyah perlu mendeklarasikan diri
sebagai sebuah gerakan ilmu dan gagasan peradaban untuk
membentuk masyarakat Islam. Dengan kesediaan
Muhammadiyah tampil sebagai gerakan ilmu, diharapkan
muncul kelompok yang dapat diandalkan sebagai rujukan
dalam memahami masalah besar yang menyangkut
pemahaman agama, ilmu pengetahuan sosial dan alam,
kemanusiaan, kebudayaan, dan peradaban.
5
Tafsir “Muhammadiyah sebagai Gerakan Ilmu”, Mungkinkah?
http://maarifinstitute.org/id /berita/berita-
media/79/muhammadiyah-sebagai-gerakan-ilmu-mung-kinkah-
tanggapan-atas-tulisan-buya-syafii-maarif. (Diakses pada tanggal 02
Juli 2013 Pukul 00:08)
membawa Baghdad sebagai pusat kekuasaan Abbasiyah
menjadi ’kota yang tiada bandingnya di seluruh dunia’
kala itu. Lembaran sejarah dunia abad ke-9 ini
menampilkan dua nama besar dalam percaturan dunia,
Harun al-Rasyid di Timur dan Charlemagne di Barat. Dari
dua nama itu, Harun al-Rasyid jelas lebih berkuasa dan
menampilkan budaya yang lebih tinggi.
6
Pimpinan Pusat IRM, Tanfidz Muktamar IRM Tahun 2000, (Jakarta:
PP IRM, 2000).
adalah perkembangan ilmu pengetahuan harus
berawal dan mendapat kontrol dari sikap pasrah
dan tunduk kepada Allah Swt.”
7
Ahmad Syafi’i Ma’arif, Islam dalam Bingkai Kemanusiaan dan
Keindonesiaan, (Bandung: Mizan 2009), hlm. 220.
Kita tidak boleh sekadar
menyerukan pentingnya
membaca, namun tidak
Road Map Gerakan Keilmuan IPM
menyediakan wahana
Menurut saya, setidaknya ada seperti buku atau akses
beberapa langkah untuk memperkuat internet. Minimal setiap
gerakan ilmu di IPM. Pertama, jenjang Pimpinan
menyediakan wadah
“revitalisasi perkaderan”. Artinya,
berupa taman baca.
fasilitator yang akan mengelola
Disamping itu, IPM juga
perkaderan IPM harus memiliki harus proaktif mendesak
kompetensi dan kualifikasi keilmuan. pemerintah atau
Bahkan, jika diperlukan, diadakan pimpinan persyarikatan
“refreshing fasilitator secara massif”. agar mau menyediakan
Konten refreshingnya diarahkan pada fasilitas perpustakaan
atau taman baca ini.
penguatan kapasitas intelektual para
Potensi internal
fasilitator ini. Tak kalah pentingnya,
persyarikatan
tentu saja adalah meninjau kembali sebenarnya luar biasa
Sistem Perkaderan IPM (SPI). jika dapat dimobilisasi
Apakah SPI ini telah menghantarkan mendukung gerakan ini.
kader-kader IPM memiliki etos
keilmuan? Atau menumbuhkan
kader-kader yang hanya berorientasi
kepemimpinan dan keorganisa-sian semata? Revitalisasi
etos kelimuan pada ranah kaderisasi ini menjadi penting,
sebab saat ini, inilah ruang tarbiyah yang paling massif di
seluruh jenjang pimpinan IPM se-nusantara.
Nurcholish Madjid
8
Ketua PP IPM bidang Kajian Dakwah Islam (KDI) periode 2012-2014
Manusia diciptakan oleh Allah dengan konstruksi
fisik dan psikis (mental) yang sempurna, yang dengannya
memungkinkan untuk menjadi makhluk yang bertang-
gung jawab (khalifah) di dunia ini (QS. 2:30) atau
sebaliknya, akan menjadi perusak (QS. 30:42). Manusia
juga dibekali akal yang berfungsi untuk merenungkan dan
memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah secara objektif
setelah melalui proses melihat, mendengar, dan lain-lain.
––Hamdan Nugroho9
9
Ketua PP IPM bidang Apresisasi Seni Budaya dan Olahraga (ASBO)
periode 2012-2014
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) harus mempu-
nyai konsep dan aksi yang jelas, terencana, dan sistematis
dalam menyiapkan dan mengembangkan satu sistem yang
menjamin keberlangsungan transformasi dan regenerasi
kader. Ada banyak teori perkaderan yang kesemuanya
merupakan proses, cara, perbuatan mendidik atau
membentuk seseorang menjadi kader. Dalam proses
pembinaan kader itulah ada dua cara yang harus
dilakukan dan ditekuni.
Tak ayal lagi, even olah raga harus ada dalam setiap
level! Dari ranting sampai pusat, karena perlombaan
seperti ini juga mengenal penjenjangan sehingga akan
muncul the real choosen people dari pelajar Muhammadiyah
di Indonesia ini. Pelaksanaan evennya pun haruslah
periodik, misalnya setiap tahun sekali, dimulai dari
ranting hingga pusat secara berurutan dan berjenjang
tentunya. Sehingga pencitraan yang dilakukan lebih massif
dan pembinannya pun lebih tertata karena adanya
kontinyuitas program baik itu dari ranting sampai pusat
dan dilaksanakan setiap tahun.
Alvin Tofler
10
Ketua PP IPM bidang Hubungan Luar Negeri dan Antar-Lembaga
(HUBLA) periode 2012-2014
Pada awal tulisan ini, saya akan mengutarakan
beberapa poin ‘kajian’ yang akan akan saya bahas pada
tulisan ini. Yang pertama adalah terkait Rekonstruksi
Gerakan IPM yang sampai saat ini ada 2 paradigma, yaitu
3T dan GPK (Gerakan Pelajar Kreatif) ditambah arah
strategi gerakan yaitu GPK (Gerakan Pelajar Kreatif) dan
Gerakan Pelajar Berkemajuan. Lalu poin kedua adalah
terkait tema esai, yaitu Membumikan Gerakan Ilmu untuk
Pelajar Berkemajuan, akan saya bahas secara lateral. Lalu
poin terakhir saya akan meramunya menjadi rangkaian
‘racikan’ yang saya sebut sebagai ‘embrio solutif’ Gerakan
IPM di masa yang akan datang, yaitu penjabaran dari
judul esai ini sendiri, “Pelajar Berkemajuan; Pelajar yang
Melek Teknologi dan Informasi”.
QS. Luqman: 27
11
Bendahara I PP IPM, periode 2012-2014
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai salah
satu Organisasi Kepemudaan (OKP) terbaik di nusantara
dan terbaik se-ASEAN ini telah lahir pada 18 Juli 1961 M.
Yang jika dihitung dalam hitungan kasar saja, umur IPM
saat ini adalah 52 tahun. Lebih dari setengah abad
organisasi yang merupakan sebuah pergerakan pelajar ini
melewati masa-masa perjuangannya.
––Azaki Khoirudin12
12
Sekretaris PP IPM bidang Perkaderan periode 2012-2014,
Mahasntri Shabran Program Pendidikan Kader Ulama’
PP Muhammadiyah
Muhammadiyah itu untuk semua. Muhammadiyah
dalam melintasi zaman dari abad kesatu ke abad kedua
menegaskan pandangan tentang wawasan kebangsaan dan
kemanusiaan universal sebagai komitmen yang menyatu
dalam gerakannya. Bahwa, bangsa Indonesia dan dunia
kemanusiaan universal merupakan ranah sosio-historis
bagi Muhammadiyah dalam menyebarkan misi dakwah
dan tajdid. Misi dakwah dan tajdid dalam konteks
kebangsaan dan kemanusiaan merupakan aktualisasi dari
fungsi kerisalahan dan kerahmatan Islam untuk pencerah-
an peradaban.13
13
Tanfidz. Muhammadiyah Satu Abad, h.17
14
Ibid, h.18
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam” (QS. al-Anbiya: 106-107).
15
Ahmad Syafii Maarif, Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan
Kemanusiaan: Sebuah refleksi Sejarah. Bandung: Mizan, 2009, h. 197-
198
bahwa orang-orang yang berkualitas itulah yang terpilih
yang dapat disebut sebagai kader. Tujuan perkaderan
Muhammadiyah dalam Sistem Perkaderan Muhammad-
iyah (SPM) dirumuskan yakni “Terbentuknya kader
Muhammadiyah yang memiliki ruh (spirit) serta mempunyai
integritas dan kompetensi untuk berperan di Persyarikatan,
dalam kehidupan umat dan dinamika bangsa serta konteks
global.16
17
Ahmad Syafii Maarif , Islam dalam Bingkai Kemanusiaan, h.199
Namun konsep keumatan ditempatkan dalam bingkai
kemanusiaan universal. Perumahan kebangsaan adalah
pelabuhan awal umat Islam untuk tampil sebagai gerda
depan membela dan merawat kepnetingan bangsa bersama
umat lain.
18
Hadjid, Pelajaran KHA Dahlan: 7 Falsafah dan 17 Ayat Pokok Ayat
al-Qur‟an, Malang, LPI PPM, 2008, h. 97
19
Kuntowijoyo, Islam sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi dan
Etika, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006, h.
20
Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah
Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemoderenan,
Jakarta: Paramadina, 2000, h. 101-102
sendiri harus memuliakan sesamanya. Dengan cara
berbuat baik (amal shaleh) kepada sesama dengan rasa
kemanusiaan dan harus berlandaskan keimanan. Dampak
paling nyata dari emansipasi kemanusiaan karena iman
kepada Allah s.w.t ialah terwujudnya pola hubungan antar
manusia dengan semangat egalitarian, dan mondial
(persamaan dan persaudaraan).
21
Eko Supriadi, Sosialisme Islam Pemikiran Ali Syari’ati, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, h.165.
Nasional (Rakernas), 29-31 Maret 2013. IPM, menurut-
nya, perlu segera mendeklarasikan sebuah gerakan ilmu
dan gagasan peradaban. Gerakan itu, adalah gerakan
pencerahan (tanwir, enlightment) atau pencerdasan, sebagai
manifestasi agen pencerahan. Hakikat dan esensi gerakan
Muhammadiyah adalah gerakan pencerahan (al-harakah at-
tanwiriyah) yang sangat dekat dengan ilmu dan upaya
pencerdasan. Salah satu sumbangsih Muhammadiyah
terhadap bangsa adalah selain Muhammadiyah menghi-
langkan ‘tujuh kata’ pada sila pertama pancasila,
Muhammadiyah juga memiliki sumbangsih pada rumusan
falsafah bangsa Indonesia pada kalimat ‘mencerdaskan
kehidupan bangsa’.
22
A. Munir Mulkhan. Pesan & Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010,
h. 47
23
A. Munir Mulkhan. Op, Cit. 2010, h. 43
Mewujudkan kader dengan visi kemanusiaan
universal harus dilakukan dengan dialog kreatif antar
organisasi, baik seiman maupun lintas iman. Pengalaman
mereka akan memperkaya persepsi kita tentang kema-
nusiaan dan kecintaan terhadap bangsa ini. Mereka adalah
sahabat kita dalam bingkai keindonesiaan dan bingkai
kemanusiaan yang adil dan beradab. Gesekan-gesekan
kecil ditingkat akar rumput harus segera diselesaikan.
Seperti dalam rumusan “Langkah 12 Muhammadiyah”
langkah ke-12, yaitu “mempersambung gerakan luar” atas
dasar tolong menolong. Kemudian dalam “Kepribadian
Muhammadiyah” terdapat 10 Sifat Muhammadiyah” poin
dan ke-9 “membantu pemerintah serta bekerjasama dengan
golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk
mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang diridlai Allah
Swt”.
25
Ahmad Syafii Maarif , Op. Cit., h. 245
adalah berharga bagi Tuhan yang bertanggungjawab
langsung secara pribadi kepada-N
Stephen P. Robbins
26
Sekretaris PP IPM Kajian dan Dakwah Islam (KDI) periode 2012-
2014
Di dalam era globalisasi ini semua serbaada, semua
serbamodern, informasi dengan mudah didapatkan, apa
yang terjadi di pelosok dunia dalam hitungan detik telah
bisa diketahui informasi tersebut dengan mudah. Sungguh
majunya era globalisasi ini belum sepenuhnya terasa bagi
masyarakat terkhusus Pelajar yang berada dipelosok
pedalaman kampung, yang jauh dari media informasi
seperti radio, televisi dan juga internet. Bagi pelajar yang
berada dipelosok kampung tersebut, bisa sekolah saja
sudah bersyukur apatah lagi bisa mendapatkan fasilitas
yang begitu “mewah” dalam pandangannya. Bagi pelajar
yang berdomisili di Ibukota atau pedesaan yang telah
maju, media informasi itu sudah hal yang wajar dirasakan,
tetapi tidak untuk mereka yang belum pernah mengenal-
nya.
27
Stephen P.Robbins. Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi,
(Jakarta: Arcan: 1994), hlm.4
pelajar harus memaknai agama adalah perbuatan, maka
hidup perlu berbuat. Memperdalam ilmu sangatlah
penting, dan setelah medapat ilmu tersebut paling penting
untuk diamalkan dengan sungguh-sungguh. Karena hidup
adalah membawa bekal untuk hidup yang kekal, maka
bekal yang paling ampuh adalah perbuatan (sebut: amal
shalih).
––Muhammad Hanif28
De Genestest
28
Anggota PP IPM bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) 2012-
2014, Mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam UIN Bandung.
Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang memba-
has kepada peristiwa masa lampau yang benar-benar
terjadi pada manusia sebagai aktor utamanya yang
meliputi ruang dan waktu. Menurut Yusuf Al-Qaradhawi
mengatakan bahwa sejarah adalah memori umat. Apabila
ada seseorang yang ingin menghapus memori tersebut
maka umat tersebut akan melupakan kegemilangan, dan
harus memulai lagi dari nol seperti umat yang tidak
memiliki sejarah. Namun, apabila mereka tidak bisa
menghapusnya, mereka berusaha untuk merusak serta
mendistorsinya dengan informasi-informasi yang salah,
terbalik, dan palsu.29 Selaras dengan pendapat Yusuf,
George Santayana, filsuf besar dari Spanyol mengatakan,
“Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk
untuk mengulanginya”.30
29
Al-Qaradhawi, Yusuf. 2005. Distorsi Sejarah Islam. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar
30
Dienaputra, Reiza D. 2012. Sunda: Sejarah, Budaya, dan Politik.
Bandung: Sastra Unpad Press
Kendati sejarah pada hakikatnya tidak dapat
diubah, namun pelbagai tafsiran dapat diberikan yang
akhirnya memberikan warna yang berbeda dalam
melukiskan sejarah. Dengan demikian kita perlu dapat
membedakan antara objektivitas kenyataan dan
subjektivitas interpretasi untuk bisa mengurangi kesalah-
pahaman sejarah.
––Mustiawan31
Carl J. Schramm
31
Bendahara II PP IPM periode 2012-2014
Pelajar merupakan salah satu komponen yang
paling terpenting dalam sebuah negara karena pelajar saat
ini menentukan masa depan bangsa yang akan datang.
Pelajar merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki
tingkat produktivitas dan kreatifitas yang cukup tinggi.
Namun, sayangnya kurang dimanfaatkan dengan baik, hal
tersebut karena masih banyaknya dari segelintir pelajar
melakukan ataupun terlibat tindak kejahatan seperti
pemalakan, narkoba, tawuran, sampai sex bebas yang
“dikalim” sebagai bentuk aktulaisasi pelajar modern masa
kini.
QS. Al-Hasyr: 18
“Lain lalang lain belalang, lain lubuk lain ikannya”
kalau boleh saya tambahkan, “lain zaman lain tantangan”.
Munkin inilah kata yang tepat menggambarkan pergerak-
an dan perjuangan Ikatan Pelajar Muhammadiyah dewasa
kini yang menghadapi tantangan-tantangan yang tentu
berbeda dengan tantangan yang dihadapi kepemimpinan
yang lalu. Untuk menghadapi tantangan tersebut tentulah
IPM harus memiliki perencanaan matang yang disusun
secara bersama guna mencapai tujuan yang ditargetkan.
Perencanaan ini tentu harus dilakukan di semua jenjang
kepemimpinan mulai dari ranting hingga pusat, menyusun
agenda program kerja yang akan dilaksanakan dengan
mempertimbangkan program yang paling prioritas dan
efisiensi sesuai periode kepemimpinan.
Perencanaan Partisipatif
32
Mikkelsen, Britha. (2005) Methods for Development Work and
Research, hal 53-54
6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam upaya
pembangunan lingkungan, kehidupan dan diri mereka
sendiri.
Perencanaan Holistik
33
http://www.cabourneandassoc.com/news/ holistic_planning.html
pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
perencanaan adalah menyusun langkah-langkah strategi
mulai dari awal sampai akhir dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
––Labib Ulinnuha34
Mao Tsetung
34
Ketua Lembaga Pengembangan Sumber Daya Insani (LaPSI) PP IPM
periode 2012-2014
Pelajar adalah sosok “dewa” yang tergambar di
setiap kerangka dan dinding-dinding mimpi “orang
dewasa”, yang dipersiapkan untuk menjadi “mentari”,
memberikan sinar perubahan dari keadaan sekarang dan
menjadikannya lebih baik dimasa yang akan datang.
Bukan sebuah kesalahan memang, dan itu menjadi sebuah
hal yang wajar, saat generasi sekarang (orang-orang tua)
telah rapuh dimakan usia, dan mengecil diterpa waktu,
pelajar (generasi muda) merupakan sosok yang ideal untuk
diproyeksikan menjadi generasi penerus atau agen of
change. Terpandang menjadi sebuah kodrat yang melekat
dalam diri pelajar untuk mampu menjadi sosok generasi
penerus.
35
Ketua PP IPM bidang Ipmawati periode 2012-2014
Perjalanan panjang perjuangan bangsa Indonesia
telah mencatat jasa para pendahulu negeri ini yang
berjuang demi kemerdekaan negara Republik Indonesia,
dan diantara mereka yang telah berjuang merebut
kemerdekaan itu ialah pelajar putra maupun pelajar putri,
semua bergerak serentak menghentakkan kaki dan menga-
yunkan senjata dan pemikiran untuk satu kata: merdeka.
Merdeka dari penjajahan, merdeka dari kebodohan,
merdeka dari kemiskinan, merdeka dari penindasan dan
kekerasan. Alhasil kita hari ini telah merasakan nikmatnya
merdeka dari penjajahan, lalu bagaimana dengan nasib
yang bernama kebodohan,kemiskinan, penindasan dan
kekerasan?
Wallahu a’lam.