Tatalaksana Terkini Infeksi Laten Tuberkulosis Pada Anak 2 PDF
Tatalaksana Terkini Infeksi Laten Tuberkulosis Pada Anak 2 PDF
ABSTRAK
Diagnosis infeksi latent tuberkulosis (ILTB) pada anak ditegakkan dari riwayat kontak erat dengan penderita TB aktif serta hasil positif pemeriksaan
tuberkulin tanpa manifestasi klinis dan gambaran radiologi TB aktif. Pengobatan ILTB bertujuan untuk mencegah perkembangan menjadi
tuberkulosis aktif. Regimen 4 bulan rifampisin setiap hari dan 3 bulan isoniazid-rifapentine setiap minggu lebih direkomendasikan karena
memiliki efektivitas dan tingkat keamanan setara tetapi tingkat kepatuhan berobat lebih baik dibandingkan regimen isoniazid setiap hari selama
9 bulan.
ABSTRACT
The diagnosis of latent tuberculosis infection (LTBI) in children relies on history of exposure and exclusion of clinical symptoms, tuberculin skin
test and radiologic findings consistent with active tuberculosis. LTBI treatment is the prevent progression to active tuberculosis. Treatment
options recommended include 6-month or 9-month isoniazid, 4-month rifampicin, or 3-month regimen of weekly isoniazid-rifapentine;
4-month daily rifampicin and 3-month regimen of weekly isoniazid-rifapentine were recommended because they had similar rates of safety
and efficacy but a better rate of adherence than 9 months of treatment with daily isoniazid. Agung Prasetyo. Recent Management of Latent
Tuberculosis in Children
Pasien anak yang memiliki kontak erat memiliki tingkat ketidakpatuhan tinggi, anak berusia 2 - 17 tahun menunjukkan bahwa
dengan pasien TB aktif, bila terdapat gejala sehingga diperlukan regimen pengobatan regimen 3HP memiliki tingkat keamanan dan
TB maka harus dilakukan pemeriksaan sesuai dengan durasi yang lebih singkat tetapi tetap efektivitas setara dengan regimen isoniazid
alur diagnosis TB. Bila tidak terdapat gejala, memiliki efektivitas yang setara.6 9 bulan. Pengobatan ILTB dengan regimen
pengobatan pencegahan isoniazid (PPINH) 3HP memiliki tingkat kepatuhan lebih tinggi
diberikan pada pasien anak berusia 5 tahun Regimen Rifampisin selama 4 bulan dibandingkan regimen isoniazid 9 bulan
(tanpa memandang status HIV) dan anak Regimen rifampisin setiap hari selama 4 bulan (88,1% vs 80,9%; 95% CI; p = 0,003).12 Dari
dengan HIV positif berusia > 5 tahun. Bila merupakan salah satu regimen pengobatan penelitian tersebut, CDC merekomendasikan
anak berusia > 5 tahun dan HIV negatif, maka ILTB yang efektif untuk anak.4 Diallo, et al, penggunaan regimen 3HP pada anak dengan
dilakukan observasi.5 (2018) menemukan bahwa pengobatan ILTB yang berusia 2 - 17 tahun.13 Saat ini masih
dengan regimen rifampisin selama 4 bulan belum ada data kemanan dan farmakokinetik
PENGOBATAN PENCEGAHAN memiliki tingkat keamanan dan efektivitas rifapentin pada anak berusia < 2 tahun. Dosis
Pengobatan pencegahan infeksi laten setara dengan regimen isoniazid selama 9 regimen pengobatan ILTB dapat dilihat pada
tuberkulosis (ILTB) bertujuan untuk mencegah bulan. Penelitian ini menggunakan regimen tabel.
perkembangan bakteri M.tb untuk menjadi rifampisin dengan dosis 10-20 mg/kgBB/
tuberkulosis aktif.10 Pedoman WHO saat ini hari selama 4 bulan. Didapatkan bahwa SIMPULAN
merekomendasikan pengobatan standar pengobatan dengan regimen rifampisin Pengobatan pencegahan ILTB bertujuan
ILTB dengan regimen isoniazid yang memiliki tingkat kepatuhan lebih tinggi untuk mencegah perkembangan bakteri
diberikan setiap hari selama 6 atau 9 bulan.4 dibandingkan dengan regimen isoniazid M.tb untuk menjadi tuberkulosis aktif. Saat
Kementerian Kesehatan RI dan Ikatan Dokter (85,3% vs 76,4%; 95% CI, 7,5 - 19,3).11 ini direkomendasikan pengobatan dengan
Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan regimen rifampisin setiap hari selama 4 bulan
pengobatan pencegahan dengan isoniazid Regimen Isoniazid-Rifapentine selama 3 dan isoniazid-rifapentine setiap minggu
(PPINH) 10 mg/kgBB/hari (maksimal 300 mg/ bulan selama 3 bulan karena memiliki efektivitas
hari) selama 6 bulan. Pada pasien dengan gizi Regimen isoniazid-rifapentine setiap minggu dan tingkat keamanan setara dengan regimen
buruk atau infeksi HIV, diberikan vitamin B6 10 selama 3 bulan (3HP) merupakan salah satu isoniazid 9 bulan tetapi durasi pemberian
mg untuk dosis INH 200 mg/hari dan 2 x 10 regimen pengobatan ILTB yang memiliki lebih singkat, sehingga dapat meningkatkan
mg untuk dosis INH > 200 mg/hari.5 Namun, efektivitas setara dengan isoniazid. Sebuah kepatuhan berobat.
pengobatan dengan regimen tersebut penelitian oleh Villarino, et al, (2015) terhadap
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Global tuberculosis report 2017. Geneva: World Health Organization; 2017.
2. Houben RMGJ, Dodd PJ. The global burden of latent tuberculosis infection: A re-estimation using mathematical modelling. Metcalfe JZ, editor. PLOS Med.
2016;13(10):e1002152.
3. Rieder H. Epidemiologic basis of tuberculosis control. Paris: International Union Against Tuberculosis and Lung Disease; 1999.
4. World Health Organization. Guidelines on the management of latent tuberculosis infection: the end TB strategy. Geneva: World Health Organization; 2015.
5. Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk teknis manajemen dan tatalaksana TB anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016.
6. Hirsch-Moverman Y, Daftary A, Franks J, Colson PW. Adherence to treatment for latent tuberculosis infection: Systematic review of studies in the US and Canada. Int
J Tuberc Lung Dis Off J Int Union Tuberc Lung Dis. 2008;12(11):1235–54.
7. Mack U, Migliori GB, Sester M, Rieder HL, Ehlers S, Goletti D, et al. LTBI: Latent tuberculosis infection or lasting immune responses to M. tuberculosis? A TBNET
consensus statement. Eur Respir J. 2009;33(5):956–73.
8. Chegou NN, Heyckendorf J, Walzl G, Lange C, Ruhwald M. Beyond the IFN-γ horizon: biomarkers for immunodiagnosis of infection with Mycobacterium tuberculosis.
Eur Respir J. 2014;43(5):1472–86.
9. Pai M, Denkinger CM, Kik SV, Rangaka MX, Zwerling A, Oxlade O, et al. Gamma interferon release assays for detection of Mycobacterium tuberculosis infection. Clin
Microbiol Rev. 2014;27(1):3–20.
10. Getahun H, Matteelli A, Chaisson RE, Raviglione M. Latent Mycobacterium tuberculosis Infection. Campion EW, editor. N Engl J Med. 2015;372(22):2127–35.
11. Diallo T, Adjobimey M, Ruslami R, Trajman A, Sow O, Obeng Baah J, et al. Safety and side effects of rifampin versus isoniazid in children. N Engl J Med. 2018;379(5):454–
63.
12. Villarino ME, Scott NA, Weis SE, Weiner M, Conde MB, Jones B, et al. Treatment for preventing tuberculosis in children and adolescents: A randomized clinical trial of
a 3-month, 12-dose regimen of a combination of rifapentine and isoniazid. JAMA Pediatr. 2015;169(3):247.
13. Borisov AS, Bamrah Morris S, Njie GJ, Winston CA, Burton D, Goldberg S, et al. Update of recommendations for use of once-weekly isoniazid-rifapentine regimen to
treat latent Mycobacterium tuberculosis infection. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2018;67(25):723–6.