Anda di halaman 1dari 25

Ilmu Kesehatan Anak Referat

Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Juni 2022

Infeksi TB Latent pada Anak

Pembimbing : dr. Zubaidah Hehanussa, Sp.A., M.Kes

KURNIA ANGRIANI
201583020
TABLE OF
CONTENTS!
PENDAHULUAN PREVALENSI

DESCRIBE HERE THE TOPIC DESCRIBE HERE THE TOPIC


OF THE SECTION OF THE SECTION

DEFINISI PENGOBATAN
DESCRIBE HERE THE TOPIC DESCRIBE HERE THE TOPIC
OF THE SECTION OF THE SECTION
PENDAHULUAN

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan


masyarakat di dunia. TB menduduki peringkat ke-9 sebagai
penyebab kematian terbanyak di dunia.

Peningkatan kasus TB secara global sejak tahun 2013


didominasi oleh peningkatan insiden kasus baru

Tuberkulosis pada anak merupakan komponen penting dalam


pengendalian TB karena jumlah anak berusia kurang dari 15
tahun adalah 40-50% populasi dan terdapat 1 juta kasus TB
baru pada anak di dunia pada tahun 2016

Latent tuberculosis infection / Infeksi tuberkulosis laten (LTBI)


adalah infeksi mikobakteri subklinis yang didefinisikan pada
dasar respon imun seluler terhadap antigen Mycobacterium
tuberculosis
01
PEMBAHASAN
YOU CAN ENTER A SUBTITLE
HERE IF YOU NEED IT
DEFINISI

Infeksi laten tuberkulosis (ILTB) adalah suatu


keadaaan dimana sistem kekebalan tubuh orang yang
terinfeksi tidak mampu mengeliminasi bakteri
mycobacterium tuberculosis dari tubuh secara
sempurna tetapi mampu mengendalikan bakteri TBC
sehingga tidak timbul gejala sakit TBC atau ILTB, juga
dikenal sebagai infeksi TB, didefinisikan sebagai
infeksi dengan basil tuberkel tanpa tanda dan gejala
atau bukti radiografik penyakit tuberkulosis (TB) aktif

LTBI merupakan prekursor dari penyakit TB,


sehingga diagnosis dini pada anak yang
terinfeksi bakteri Mycobacterium
tuberculosis
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penanganan Infeksi TB laten [Internet]. 2020. 978–979
PREVALENSI
Global TB Report

6,4 juta
7,1 juta

7 juta

Gambar 1 : Pendekatan Pengendalian TBC4

2017 2018 2019

Mizarti D, Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi D. Tatalaksana Infeksi Tb Laten. 2022;7:165–80. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penanganan Infeksi TB laten [Internet]. 2020. 978–979
India dan Indonesia menduduki peringkat pertama dan kedua
insiden TB tertinggi didunia.
Peningkatan insiden TB di India pada tahun 2019 meningkat
sebesar 74 % (2,2 juta) dibandingkan tahun 2013 ( 1,2 juta )

sedangkan di Indonesia peningkatan kasus TB pada tahun


2019 sebesar 69% (562.049 kasus) dibandingkan tahun
2013 sebesar 331.703 kasus (WHO, 2020).

Mizarti D, Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi D. Tatalaksana Infeksi Tb Laten. 2022;7:165–80.


Gambar 1.1 : Insiden tahunan per 100.000 anak berusia 0–14 tahun di Federasi Rusia dari tahun 1992 hingga 20187

Aksenova VA, Vasilyeva IA, Kasaeva TC, Samoilova AG, Pshenichnaya NY, Tyulkova TE.
Latent tuberculosis infection in children and adolescents in Russia. Int J Infect Dis [Internet]. 2020;92:S26–30.
Tuberkulosis pada anak merupakan komponen penting
dalam pengendalian TB karena jumlah anak berusia
kurang dari 15 tahun adalah 40-50% populasi dan
terdapat 1 juta kasus TB baru pada anak di dunia pada
tahun 2016. Di Indonesia, terdapat 60 ribu kasus TB
baru pada anak. Diperkirakan 25% menderita infeksi
laten tuberkulosis (ILTB), 10% akan berkembang
menjadi TB

Prasetyo A. Tatalaksana Terkini Infeksi Laten Tuberkulosis pada Anak. 2019;46:146–8.


DIAGNOSIS
Diagnosis ILTB pada anak ditegakkan dari anamnesis, PF dan Pemeriksaan
Penunjang. Anamnesis : adanya riwayat kontak erat dengan penderita TB
aktif yang terkonfirmasi bakteriologis serta hasil pemeriksaan tuberkulin
positif.

Untuk diagnosis LTBI World Health


Organisation (WHO) merekomendasikan
penggunaan tuberkulin tes kulit (TST) atau
interferon-gamma release assays (IGRA) dan
radiography dada (CXR)

Uzorka JW, Kroft LJM, Bakker JA, van Zwet EW, Huisman E, Prins C, et al.
Abnormalities suggestive of latent tuberculosis infection on chest
radiography; how specific are they? J Clin Tuberc Other Mycobact Dis
[Internet]. 2019;15:100089.
GEJALA DAN TANDA TB LATENT PADA ANAK

Gejala khas TB aktif pada anak adalah demam lama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab jelas, batuk lama (≥ 2 minggu) dan sebab batuk lain
telah disingkirkan, lesu atau malaise, dan berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya meskipun telah diberikan upaya perbaikan gizi yang
baik selama 1-2 bulan.4

Gejala awal perjalanan penyakit TB pada anak, jika ada, mungkin tidak spesifik dan termasuk diantaranya:

 Nafsu makan buruk


 Kegagalan untuk menambah berat badan atau penambahan berat badan yang buruk
 Keterlambatan pertumbuhan
 Malaise umum
 Gejala klasik seperti batuk, demam, dan penurunan berat badan. Keringat malam dan hemoptisis lebih jarang terjadi pada anak kecil
 Gejala neurologis termasuk penurunan aktivitas atau main-main, lesu atau lekas marah, mengantuk, muntah, sakit kepala, atau kejang. (Nanti dalam sakit
tentu saja, anak-anak dapat mengembangkan kelumpuhan saraf kranial.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penanganan Infeksi TB laten [Internet]. 2020.



1.
Identifikasi populasi berisiko untuk pengujian dan pengobatan LTBI5
Anak-anak yang diindikasikan tes langsung untuk infeksi TB:
KELOMPOK BERESIKO
a. Kontak dengan orang yang dikonfirmasi atau diduga TB menular (melalui kontak penyelidikan)
b. Anak-anak dengan temuan radiografi atau klinis yang konsisten dengan penyakit TB
c. Anak-anak yang berimigrasi dari negara dengan prevalensi TB yang tinggi (misalnya, Asia, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, Eropa Timur, dan negara-negara sebelumnya Uni
Soviet), termasuk adopsi internasional

d. Anak-anak dengan riwayat perjalanan yang signifikan ke negara-negara endemik dan substansial kontak dengan orang-orang yang tinggal di negara-negara ini*

e. Anak-anak yang akan memulai terapi imunosupresif.

2. Anak-anak yang harus menjalani tes tahunan untuk infeksi TB:


f. Anak dengan infeksi HIV

*(Jika anak sehat dan tidak diketahui pajanan TB, tes infeksi TB harus ditunda hingga 10 minggu setelah kembali).5

3. Anak-anak dengan peningkatan risiko tinggi untuk perkembangan terjadinya infeksi penyakit diantaranya:

g. Defisiensi imun yang mendasari terkait dengan kondisi medis tertentu

h. Kondisi medis lain yang meningkatkan kemungkinan perkembangan dari TB infeksi penyakit TBC

Pada setiap kunjungan, informasi mengenai potensi pajanan terhadap TB harus diperoleh dari orang tua anak-anak ini; jika riwayat atau faktor epidemiologi lokal menyarankan
kemungkinan pajanan, pengujian TB segera dan berkala harus dilakukan dipertimbangkan*

i. Tes infeksi TB harus dilakukan pada setiap anak sebelum memulai terapi imunosupresif termasuk penggunaan antagonis atau penghambat TNF-alpha, pemberian steroid sistemik
berkepanjangan, transplantasi organ, atau terapi imunosupresif
Ahamed N, Khilall A, McSherry GD. Management of Latent Tuberculosis Infection in Children and Adolescents : A
Guide for The Primary Care Provider. Rutgers Glob Tuberc Inst. 2019
Gambar 1.2 : Alur diagnosis ILTB4

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penanganan Infeksi TB laten [Internet]. 2020.


Investigasi kontak dan penegakan diagnosis ILTB harus
dilakukan pada anak yang memiliki risiko tinggi terinfeksi
Mycobacterium tuberculosis, yaitu anak usia kurang dari 5
tahun yang memiliki kontak erat dengan penderita TB aktif dan
anak dengan HIV.

Investigasi kontak adalah salah satu cara


menemukan pasien TB secara aktif termasuk
TB pada anak. Investigasi kontak ditujukan
pada kelompok yang kontak erat dengan
pasien TB yang berisiko tinggi terinfeksi atau
sakit TB, dan jika menemukan orang yang
terpajan atau terinfeksi TB dapat diberi obat
pencegahan supaya tidak berkembang
menjadi sakit TB

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penanganan Infeksi TB laten [Internet]. 2020.


FAKTOR RISIKO
• Anak yang terpapar dengan orang dewasa dengan TB aktif (kontak TB positif)

• daerah endemis

• Kemiskinan

• lingkungan yang tidak sehat (hygiene dan sanitasi yang buruk) dan tempat penampungan umum seperti
panti asuhan, penjara, asrama atau tempat penampungan umum lainnya yang didalamnya terdapat pasien
dewasa dengan TB aktif.
Sumber infeksi berasal dari pajanan terhadap orang dewasa yang infeksius, terutama dengan BTA positif. Bayi
dari ibu yang memiliki sputum BTA positif memiliki factor risiko tinggi terinfeksi.

Anak D. lkatan Dokter Anak Indonesia.


PEMERIKSAAN PENUNJANG SKRINING RISIKO INFEKSI TB

Tes kulit tuberkulin Mantoux (TST)

Ahamed N, Khilall A, McSherry GD. Management of Latent Tuberculosis Infection in Children and Adolescents : A
Guide for The Primary Care Provider. Rutgers Glob Tuberc Inst. 2019
Indurasi 5 mm atau lebih besar5 Indurasi 10 mm atau lebih besar5
 Anak-anak yang kontak erat dengan orang yang diketahui atau diduga  Anak-anak dengan peningkatan risiko penyakit TB diseminata:
TB aktif  Anak-anak di bawah usia 4 tahun
 Anak yang diduga mengidap penyakit TBC  Anak-anak dengan kondisi medis lain seperti penyakit Hodgkin,
 Temuan pada radiografi dada yang konsisten dengan penyakit TB aktif limfoma, diabetes mellitus, gagal ginjal kronis, atau malnutrisi
atau  Anak-anak dengan kemungkinan peningkatan pajanan terhadap
 Adanya bukti klinis penyakit TB penyakit TB
 Anak-anak yang menerima terapi imunosupresifb atau dengan  Anak-anak yang lahir di wilayah dunia dengan prevalensi TB yang
imunosupresi kondisi, termasuk infeksi HIV tinggi
 Anak-anak yang bepergian ke wilayah di dunia dengan prevalensi TB
yang tinggi
Indurasi 15 mm atau lebih besar5  Anak-anak sering terpajan dengan orang dewasa yang terinfeksi HIV,

 Anak-anak berusia 4 tahun atau lebih tanpa faktor risiko apapun; Namun, tunawisma, pengguna obat-obatan terlarang, penghuni panti jompo,
anak anak tanpa faktor risiko tidak boleh diuji : atau dipenjara
a. Bukti dengan pemeriksaan fisik atau penilaian laboratorium yang akan
memasukkan TB dalam diagnosis banding kerja (misalnya Meningitis).
b. Pasien yang sedang terapi kortikosteroid dosis imunosupresif atau tumor
necrosis factor-alpha antagonis atau penghambat.
c. CDC menganggap indurasi 10 mm positif pada anak-anak di bawah usia 5
tahun.

Ahamed N, Khilall A, McSherry GD. Management of Latent Tuberculosis Infection in Children and Adolescents : A
Guide for The Primary Care Provider. Rutgers Glob Tuberc Inst. 2019
Interferon-Gamma Release Assays (IGRA)

 Tes darah yang mengukur produksi


interferon-gamma secara ex-vivo oleh
limfosit-T sebagai respons terhadap
stimulasi dengan antigen spesifik untuk
kompleks Mycobacterium tuberculosis.
 Seluruh darah dicampur dengan antigen
TB dan dianalisis di laboratorium

Ahamed N, Khilall A, McSherry GD. Management of Latent Tuberculosis Infection in Children and Adolescents : A
Guide for The Primary Care Provider. Rutgers Glob Tuberc Inst. 2019
Interpretasi hasil IGRA:*

 Anak-anak dengan hasil IGRA positif harus dianggap terinfeksi: Kompleks Mycobacterium tuberkulosis
 Hasil IGRA negatif tidak dapat diinterpretasikan secara universal sebagai tidak adanya infeksi
 Hasil IGRA yang tidak pasti atau tidak valid memiliki beberapa kemungkinan penyebab yang dapat terkait dengan
pasien, pengujian itu sendiri, atau kinerjanya
 Hasil ini tidak menyingkirkan infeksi Mycobacterium tuberculosis, dan mungkin memerlukan pengujian ulang (mungkin
dengan pengujian yang berbeda)
 Tes IGRA tidak pasti/tidak valid tidak boleh digunakan untuk membuat klinis keputusan
 Penyedia layanan harus mengambil risiko infeksi anak dan risiko perkembangan menjadi akun ketika menafsirkan hasil
IGRA kuantitatif dan kualitatif, khususnya dalam menafsirkan hasil garis batas dari T-SPOT®.TB atau hasil di dekat titik
potong untuk QuantiFERON®-TB Emas Plus
 Tes ulang dapat dipertimbangkan dalam kasus hasil rata-rata atau pada garis batas.
Ahamed N, Khilall A, McSherry GD. Management of Latent Tuberculosis Infection in Children and Adolescents : A
Guide for The Primary Care Provider. Rutgers Glob Tuberc Inst. 2019
Foto Thorax

Radiografi dada digunakan sebagai alat diagnostik untuk mengevaluasi anak dengan TST atau IGRA.

 Dua tampilan, posterior-anterior (PA)* dan lateral, direkomendasikan untuk anak-anak lebih muda < 5 tahun untuk
mengevaluasi lebih baik di bagian intrathorakal, limfadenopati yang mungkin dikaburkan dalam tampilan depan.
 Radiografi dada PA tunggal biasanya cukup untuk tujuan diagnostik dalam anak berusia 5 tahun atau lebih. Namun,
dokter dapat memilih untuk mendapatkan tambahan pandangan untuk membantu dalam pengambilan keputusan, karena
radiografi dada dua pandangan selalu lebih baik.

Ahamed N, Khilall A, McSherry GD. Management of Latent Tuberculosis Infection in Children and Adolescents : A
Guide for The Primary Care Provider. Rutgers Glob Tuberc Inst. 2019
PENGOBATAN

Table 1.1 : Rekomendasi dosis regimen pengobatan ILTB1

Ahamed N, Khilall A, McSherry GD. Management of Latent Tuberculosis Infection in Children and Adolescents : A
Prasetyo A. Tatalaksana Terkini Infeksi Laten Tuberkulosis pada Anak. 2019;46:146–8. Guide for The Primary Care Provider. Rutgers Glob Tuberc Inst. 2019
Beberapa pemantauan direkomendasikan selama pengobatan LTBI antara lain :

1. Lakukan evaluasi klinik bulanan:


 Periksa berat dan berikan isi ulang bulanan yang disesuaikan dengan berat
saat ini
 Kaji kepatuhan minum obat
 Pantau tanda/gejala penyakit TB
 Pantau toksisitas obat (dapatkan LFT hanya jika faktor risiko tambahan
untuk hepatotoksisitas atau tanda/gejala hepatotoksisitas)

Ahamed N, Khilall A, McSherry GD. Management of Latent Tuberculosis Infection in Children and Adolescents : A
Guide for The Primary Care Provider. Rutgers Glob Tuberc Inst. 2019
KESIMPULAN
Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) adalah suatu
keadaaan dimana sistem kekebalan tubuh orang yang
terinfeksi tidak mampu mengeliminasi bakteri
Mycobacterium tuberculosis dari tubuh secara
sempurna tetapi mampu mengendalikan bakteri TBC
sehingga tidak timbul gejala sakit TBC

Kementerian Kesehatan RI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Gejala khas TB aktif pada anak adalah demam lama (≥2
merekomendasikan pengobatan pencegahan dengan isoniazid (PPINH) 10
mg/kgBB/hari (maksimal 300 mg/hari) selama 6 bulan. Namun, pengobatan dengan minggu) dan/atau berulang tanpa sebab jelas, batuk lama (≥ 2
regimen tersebut memiliki tingkat ketidakpatuhan tinggi, sehingga diperlukan regimen minggu) dan sebab batuk lain telah disingkirkan, lesu atau
pengobatan dengan durasi yang lebih singkat tetapi tetap memiliki efektivitas yang
setara yaitu Regimen Rifampisin selama 4 bulan dan Regimen Isoniazid-Rifapentine malaise, dan berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan
selama 3 bulan sebelumnya meskipun telah diberikan upaya perbaikan gizi
yang baik selama 1-2 bulan.
THANKS
!
DO YOU HAVE ANY
QUESTIONS?

Please keep
or
this slide f
.
attribution

Anda mungkin juga menyukai