Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang sudah sangat lama dikenal oleh
manusia. Pada peningkatan mesir kuno, ditemukan relief yang menggambarkan orang
dengan gibbus. Kuman mycobacterium tuberculosis penyebab TB telah ditemukan
oleh Rpbert Koch pada tahun 1882, lebih dari 100 tahun yang lalu. Walaupun telah
dikenal sekian lama dan telah lama ditemukan obat-obat antituberkulosis yang poten
hingga saat ini TB masih merupakan masalah kesehatan utama diseluruh dunia. Di
Indonesia, TB juga masih merupakan masalah yang menonjol. Bahkan secara global
Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai penyumbang kasus terbanyak di dunia
(DepKes TB anak IDAI, 2008).
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit akibat infeksi kuman mycobacterium
tuberculosis yang bersifat sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ
tubuh dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi
primer. Dengan perjalanan waktu terbukti penyakit ini tetap menjadi masalah
kesehatan yang sangat serius, baik dari aspek gangguan tumbuh-kembang,
morbiditas, mortalitas, dan kecacatan (pedoman pelayanan medis IDI, 2009). Ada
tiga hal yang mempengaruhi epidemiologi TB setelah tahun 1990, yaitu perubahan
strategi pengendalin, infeksi HIV, dan pertumbuhan populasi yang cepat (buku ajar
respiratory anak, 2008).
Meluasnya kasus HIV-AIDS, tuberkulosis mengalami peningkatan bermakna
secara global. Perlu ditekankan sejak awal adanya perbedaan antara infeksi TB
dengan sakit TB. Infeksi TB relatif mudah diketahui, yaitu dengan berbagai perangkat
diagnostik infeksi TB, misalnya uji tuberkulin. Uji tuberkulin adalah uji yang
dilakukan untuk mendeteksi infeksi mycobacterium tuberculosis, dapat juga
digunakan untuk mengukur prevelens infeksi. Seseorang (dewasa atau anak) yang
positif terinfeksi TB (uji tuberkulin positif) belum tentu menderita TB. Pasien sakit
TB perlu mendapat terapi OAT, namun seseorang yang mengalami infeksi TB tanpa
sakit TB, tidak perlu terapi OAT. Untuk kelompok resiko tinggi, pasien dengan
infeksi TB tanpa sakit TB, perlu mendapat profilaksis (pedoman pelayanan medis
IDI, 2009).
Banyaknya jumlah anak yang terinfeksi TB menyebabkan tingginya biaya
pengobatan yang diperlukan. Oleh karena itu, pencegahan infeksi TB merupakan
salah satu upaya penting yang harus dilakukan. Tuberkulosis anak mempunyai
permasalahan khusus yang berbeda dengan orang dewasa. Pada TB anak,
permasalahan yang dihadapi adalah masalah diagnosis, pengobatan, pencegahan serta
TB pada infeksi HIV. Berbeda dengan TB dewasa, gejala TB pada anak seringkali
tidak khas. Diagnosis pasti ditegakkan dengan menemukan kuman TB. Pada anak,
sulit didapatkan spesimen diagnostik yang dapat dipercaya. Sekalipun spesimen dapat
diperoleh, pada pemeriksaan mikrobiologik, mikroorganisme penyebab jarang
ditemukan pada sediaan langsung dan kultur, dengan fasilitas tes Mantoux dan foto
rontgen paru yang masih kurang diagnosis TB anak menjadi lebih sulit (DepKes TB
anak IDAI, 2008).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TUBERKULOSIS
2.1.1 Definisi
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung akibat infeksi kuman
mycobacterium tuberculosis yang bersifat sistemik sehingga dapat mengenai hampir
semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak diparu yang biasanya merupakan lokasi
infeksi primer (pedoman pelayanan medis IDI, 2009). Mycobacterium tuberculosis
termasuk basil gram positif, berbentuk batang, dinding selnya mengandung komplek
lipida-glikolipida serta lilin (wax) yang sulit ditembus zat kimia. Tuberkulosis
merupakan penyakit aktif yang ditandai dengan demam, menggigil, berkeringat pada
malam hari, penurunan berat badan, dan perubahan pada radiografi dada.
Tuberkulosis pada anak terjadi pada anak usia 0-14 tahun. Faktor resiko penularan
TB pada anak tergantung dari tingkat penularan, lama pajanan, dan daya tahan tubuh.
Pada sebagian kasus kuman TB dapat dihancurkan seluruhnya oleh mekanisme
imunologis spesifik. Akan tetapi pada sebagian kasus anak lainnya, tidak seluruhnya
dapat dihancurkan (KemenKes RI manajemen TB anak, 2016).

2.1.2 Patofisiologi

Anda mungkin juga menyukai