2.2.4 Perhitungan (Recording) 2.2.4.1 Pencatatan (Recording)
2.2.4 Perhitungan (Recording) 2.2.4.1 Pencatatan (Recording)
atau kegagalan dalam usaha ternak ayam pedaging baik ditinjau dari segi tehnik
sebagai evaluasi dan tindak lanjut kegiatan budidaya pada periode berikutnya
(Rasyaf, 2004). Pencatatan atau recording perlu dilakukan setiap hari meliputi
pemberian vitamin dan vaksinasi. Hal ini perlu untuk mengertahui perkembangan
ayam, penggunaan pakan, program pengobatan berat tubuh ayam, vaksinasi dan
pencatatan (recording) ayam ras pedaging biasanya berisi; (1) nama perusahaan
peternakan/farm, (2) nomor kandang, (3) strain ayam, (4) tanggal tetas, (5) tanggal
penerimaan, (6) jumlah ayam, (7) jumlah kematian ayam, (8) pemberian pakan (9)
vaksinasi( jenis, dosis dan cara), (10) obat- obat yang digunakan (11) bobot badan
mingguan tidak terjadi secara seragam. Setiap minggu pertumbuhan ayam broiler
diperlukan pakan dengan zat makanan yang seimbang. Gordon dan Charles
(2002) menyatakan, terdapat perbedaan bobot badan antara ternak yang diberikan
pakan adlibitum dan ternak yang pakannya dibatasi serta perbedaan antara ternak
yang mendapatkan rasio pakan yang optimal dan ternak yang mendapatkan pakan
yang tidak optimal. Kandungan makanan yang menentukan performa pada ayam
broiler adalah kandungan gizi yang seimbang antara protein dan energi, selain itu
Pada minggu kesatu PBB sebesar 52,6, minggu kedua PBB sebesar 144,
minggu ketiga PBB sebesar 273,6 dan minggu keempat PBB sebesar 429. Hal ini
nya masih kurang jika di bandingkan dengan dengan literatur karena pertambahan
bobot rata-rata dari ayam yang di pelihara oleh praktikan adalah 1303,2 gram.
diharapkan dapat tercapai (Card dan Nesheim, 1972). Menurut Amrullah (2004)
50 sampai 70 gram per hari, sehingga pertumbuhan yang cepat tersebut harus
(2002) bahwa pemeliharaan ayam broiler sampai umur 35 hari pada suhu di atas
minggu kedua nilai FCR sebesar 1,96, minggu ketiga nilai FCR sebesar 2,52, dan
minggu keempat nilai FCR sebesar 1,77. Besar nilai FCR pada minggu pertama
hingga minggu keempat berada diatas kisaran normal. Menurut Utami dkk (2012)
menyatakan bahwa nilai FCR ayam broiler normalnya berkisar antara 1,41 sampai
1,45. Tinggi rendahnya nilai FCR dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain seperti kualitas pakan, kemampuan ayam dalam mengubah ransum yang
dikonsumsi menjadi daging, tingkat konsumsi, dan pertambahan bobot badan. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Laihad (2000) yang menyatakan bahwa besar
kecilnya nilai FCR dapat dipengaruhi oleh kualitas pakan dan kemampuan ayam
diperkuat oleh pendapat Anita dkk (2012) yang menyatakan bahwa nilai FCR
4
yang berbeda dapat disebabkan oleh tingkat konsumsi dan pertumbuhan bobot
badan yang berbeda, sehingga ternak kurang efisien dalam pemanfaatan ransum.
beberapa faktor seperti faktor bangsa dari ayam (DOC), kondisi fisiologis ternak,
suhu lingkungan, fase produksi, kandungan energi ransum dan bentuk fisik
ransum. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Wiharto (1985) yang menyatakan
beberapa faktor seperti bangsa ternak, kondisi fisiologis ternak, suhu lingkungan,
fase produksi, kandungan energi ransum dan bentuk fisik ransum dapat
Lacy dan Veast (2000) menyatakan bahwa konversi pakan berguna untuk
pakan dan pertambahan bobot badan yang diperoleh selama kurun waktu tertentu.
Bell dan Weaver (2002) menyatakan bahwa pada ayam broiler jantan lebih efisien
Semakin dewasa ayam maka nilai konversi pakan akan semakin besar.
Sebab ayam yang semakin besar akan makan lebih banyak untuk menjaga ukuran
berat badan, sehingga penggunaan protein sebesar 80% untuk menjaga berat
badannya yang besar dan 20% untuk pertumbuhan, sehingga efisiensi pakan
menjadi kurang baik (Lesson, 2000). Menurut Munt dkk (1995), bentuk pakan
untuk menghasilkan konversi pakan yang baik untuk unggas adalah pakan
crumble dan pellet cenderung mengurangi jumlah pakan yang hilang di dalam
litter dibandingkan dengan pakan bentuk mash. Pakan bentuk pellet memiliki
konversi pakan yang lebih baik dibandingkan dengan pakan bentuk mash.
5
pertumbuhan berat badan. Angka konversi ransum yang kecil berarti jumlah
sedikit. Semakin tinggi konversi ransum berarti semakin boros ransum yang
adalah suatu formula yang paling umum dipakai untuk mengetahui performa
ayam broiler. Semakin besar nilai IP yang diperoleh, semakin bagus prestasi ayam
dan semakin efisien penggunaan pakan dan biaya (Fadilah dkk, 2007). Nilai
indeks performa dihitung berdasarkan rataan bobot badan siap potong, konversi
pakan, umur panen, dan jumlah persentase ayam yang hidup selama
menunjukkan bahwa nilai performans dari ayam yang di pelihara rendah karena