Anda di halaman 1dari 4

1

Kebutuhan protein hewani semakin hari semakin meningkat


Produk unggas merupakan produk yang paling banyak dikonsumsi
ayam lokal yang terdiri dari beberapa rumpun dengan karakteristik
morfologis yang berbeda dan khas daerah asalnya.
Ayam merawang, ayam kampung, dan ayam pelung merupakan bentuk
keragaman ayam lokal khas Indonesia yang sangat potensial untuk
dikembangbiakan dan memiliki potensi untuk ditingkatkan mutu genetiknya.
Ayam merawang, kampung dan peluang merupakan ayam penghasil
daging dan telur yang tahan terhadap penyakit dan memiliki nilai ekonomis yang
tinggi serta memiliki keragaman genetik yang cukup tinggi
Kelemahan
produktivitasnya masih rendah (pertumbuhan, produksi telur, dan reproduksi)
Ayam pelung mempunyai berat tubuh yang besar dibandingkan ayam lokal
lainnya sehingga, memiliki produk daging yang unggul.
Mulyantini (2011) menyatakan bahwa ayam ras pedaging yang baik yaitu ayam
yang sehat, berbulu baik, berkualitas baik, perbandingan antara tulang dan daging
seimbang (proporsional), memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam
memproduksi daging.
Ayam ras pedaging mempunyai kelemahan yaitu rentan terhadap penyakit dan
pemeliharaannya harus dalam suhu dan kelembaban yang sesuai.
keunggulan yaitu mempunyai kemampuan bertahan dan berkembang biak dengan
baik meskipun kondisi kualitas pakan rendah serta tahan terhadap beberapa
penyakit.
Ayam merawang, ayam kampung dan ayam peluang dikembangkan menjadi ayam
lokal pedaging unggulan.
Persilangan
Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas ayam lokal yaitu dengan
melakukan persilangan.
Persilangan ayam lokal dengan ayam ras pedaging bertujuan untuk memperbaiki
mutu genetik ayam lokal dan dapat dijadikan solusi dalam menghasilkan bibit
unggul yang lebih baik dari tetuanya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian
persilangan ayam merawang x ayam ras pedaging, ayam kampung x ayam ras
pedaging dan ayam pelung x ayam ras pedaging diharapkan dapat menghasilkan
keturunan yang lebih baik dari tetuanya.

Ayam Merawang
Bobot badan ayam merawang betina berkisar 1.35-2.5 kg ekor-1 (Armayanti 2005)
dan bobot badan ayam merawang jantan berkisar antara 1.9-3.1 kg ekor-1 (Ulfah
2005).

Ayam Kampung
Bobot badan ayam kampung jantan sekitar 2 405.141151.510 g dan betina 1
650124.31 g (Nataamijaya 2005).

Ayam Pelung
Bobot badan dewasa jantan dapat mencapai 5.4 kg dan bobot betina dapat
mencapai 4.5 kg (Sulandari et al. 2007).

Ayam Ras Pedaging


Umur 5-6 minggu sudah dapat dipanen dengan berat badan antara 1.2-1.9 kg ekor 1
(Kartasudjana dan Suprijatna. 2010).
Siregar (2005) menyebutkan broiler adalah ayam muda yang berumur kurang dari
8 minggu mempunyai bobot hidup berkisar antara 1.5-2.0 kg ekor-1.

Ayam Persilangan
Ayam persilangan adalah perkawinan ayam-ayam yang tidak ada
hubungan kekeluargaan dari bangsa yang berbeda dan diharapkan adanya
peningkatan bobot badan yang relatif singkat untuk pencapaian pertumbuhan
ayam dan penurunan konversi pakan dapat dilakukan dengan program
crossbreeding sehingga lebih cepat meningkatkan performa atau produktivitas
keturunan ayam F1 (Gunawan dan Sartika 1999). Kelebihan tersebut dikenal
dengan heterosis, yang merupakan rataan performa ternak hasil persilangan yang
melebihi tetua yang purebred (Noor 2008).
Kawin silang berperan dalam meningkatkan proporsi pasangan gen
heterozigot dan menurunkan proporsi pasangan gen homozigot. Derajat
heterozigositas tergantung dari hubungan kekerabatan ternak yang disilangkan.
Kombinasi antara galur yang mempunyai potensi penghasil daging dengan galur
lokal yang mempunyai potensi penghasil telur dapat memberikan keuntungan
ganda salah satuya yaitu percepatan produksi daging galur-galur lokal (Iskandar et
al. 2001).
Bobot Badan
Bobot badan merupakan suatu acuan dari produktivitas ternak dan salah
satu sifat yang memiliki nilai ekonomis yang dikendalikan oleh banyak gen
(Stansfield 1983). Faktor yang mempengaruhi besarnya bobot badan yaitu galur,

mutu pakan, jenis kelamin, sistem pemeliharaan dan kondisi lingkungan dan
(North dan Bell 1990).
Bobot badan ayam merawang betina berkisar 1.35-2.5 kg ekor-1
(Armayanti 2005) dan bobot badan ayam merawang jantan berkisar antara 1.9-3.1
ekor-1 (Ulfah 2005). Bobot badan dewasa ayam pelung jantan dapat mencapai 5.4
kg dan bobot betina dapat mencapai 4.5 kg (Sulandari et al. 2007). Bobot badan
ayam kampung jantan sekitar 2 405.141151.510 g dan betina 1 650124.31 g
(Nataamijaya 2005).

Pertumbuhan Bobot badan


Pertumbuhan didefinisikan sebagai peningkatan ukuran atau volume zat
hidup (Herren 2000), bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat
kembali ke asal) (Abidin 2002). Faktor yang menentukan pertumbuhan adalah
umur, bangsa, jenis kelamin, percepatan pertumbuhan, kesehatan ternak, serta
kualitas dan kuantitas ransum (Rasyaf 2008).
Kartasudjana dan Suprijatna (2010) menyatakan bahwa kecepatan
pertumbuhan dapat diukur dengan menimbang pertambahan bobot berat badannya
secara berulang setiap hari atau setiap minggu. Amrullah (2004) menyatakan
bahwa laju pertumbuhan yang cepat diimbangi dengan konsumsi pakan yang
banyak.

Konsumsi dan Konversi Pakan


Menurut Rasyaf (2008) konsumsi pakan merupakan faktor yang sangat
berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi yang dicapai karena apabila nafsu
makan rendah akan menyebabkan laju pertumbuhan menjadi terhambat dan
produksi akan menjadi menurun. Pakan yang diberikan harus memberikan zat
nutrisi yang dibutuhkan ayam yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral (Ensminger 1992). Konsumsi dipengaruhi oleh suhu, sistem pemberian
pakan, frekuensi pakan, kesehatan ayam, kualitas pakan, sifat genetik, dan
palatabilitas atau cita rasa pakan (Rasyaf 2008).
Konversi pakan adalah unit pakan yang diperlukan untuk meningkatkan 1
unit berat hidup dan nilai konversi pakan dapat dihitung dengan perbandingan
antara jumlah pakan yang dikonsumsi ayam sampai umur pada saat dipanen atau
dipotong dengan pertambahan berat badannya (Kartasudjana dan Suprijatna
2010). Faktor yang mempengaruhi tingkat konversi pakan adalah strain, kualitas
pakan, keadaan kandang, dan jenis kelamin. North dan Bell (1990) menyatakan
bahwa ayam broiler jantan lebih efisien dalam mengubah pakan menjadi daging
karena mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan betina.

Mortalitas
Mortalitas adalah kematian pada ayam yang senantiasa terjadi dan sulit
dihindari. Faktor yang mempengaruhi tingkat mortilitas selama pemeliharaan

yaitu bobot badan, kebersihan lingkungan, sanitasi peralatan dan kandang (North
dan Bell 1990). Faktor lainnya adalah penyakit, kekurangan pakan, dan minum
serta temperatur.
Penyakit pada ternak menjadi faktor utama kematian ternak. Penyakit yang
sering menyerang ternak disebabkan oleh cekaman (stres), defisiensi makanan,
parasite, penyakit yang disebabkan oleh protozoa, bakteri, virus, dan cendawan
(Suprijatna et al. 2005).

Anda mungkin juga menyukai