BAB 1, 2, 3, 4, 5 Reza Agung Susanto
BAB 1, 2, 3, 4, 5 Reza Agung Susanto
PENDAHULUAN
1
2
1. Batasan Masalah
2. Rumusan Masalah
1.4.2. Tujuan
a. Menganalisis pembangunan Gedung Transmart Carrefour
dengan pedoman SNI 2847 – 2013.
b. Membandingkan dengan data proyek, Analisis ETABS dan
Perhitungan Manual.
MULAI
SURVEY LAPANGAN
IDENTIFIKASI MASALAH
PENGUMPULAN DATA
RAB STRUKTUR
STRUKTUR
KOLOM BALOK PLAT
CEK
TIDAK
YA
HASIL PERHITUNGAN
SELESAI
Survey Lapangan
Survey lapangan atau survey lokasi adalah tahapan awal yang
sangat penting dalam merencanakan suatu kegiatan
perencanaan proyek dimana dalam survey lokasi tersebut kita
dapat mengetahui letak keadaan tanah dan keadaan
lingkungan tersebut sehingga perencana dapat semaksimal
mungkin untuk dapat merencanakan bangunan yang akan
didirikan di lokasi tersebut.
1. Apa yang perlu di ambil dari Survey Lapangan?
Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan setiap dan semua
informasi dan data yang berkaitan dengan proyek
tersebut,. Untuk menyelesaikan survei lapangan surveyor
akan mengambil foto atau setiap sudut proyek untuk
menangkap tampilan dan nuansa dari proyek.
2. Kenapa perlu adanya Survey Lapangan?
Survey lapangan sangatlah penting karena perencanaan
baik itu penempatan material dan pengiriman jenis
material banyak sedikitnya material dan material apa saja
yang di dahulukan itu tergantung dari survey lapangan,
penggunaan alat beratpun di hitung di dalam tahap
survey lapangan.
Identifikasi Masalah
Identiksi masalah adalah tindakan yang diperlukan untuk
mengetahui inti dari problem atau persoalan, penyebab
permasalahan, sekaligus solusi yang tepat untuk memperbaiki
atau menyelesaikan permasalahan tersebut. Saat kita
melakukan identifikasi masalah, berarti kita melakukan dugaan
8
Menganalisis
Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan
seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk
digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria
tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya.
Fungsi Menganalisis Kelayakan Proyek tersebut adalah
kemampuan memecahkan jalan kerja proyek atau menguraikan
suatu materi dan Data Gambar, Software, Struktur, Kolom,
Balok, Plat menjadi komponen-komponen yang lebih detail
sehingga dapat disimpulkan kelayakan struktur atau tidaknya
dan lebih mudah dipahami. Alat Software yang digunakan untuk
Menganalisis proyek Transmart Carrefour Cirebon tersebut
menggunakan software ETABS.
Gambar
Gambar kerja merupakan gambar yang dijadikan sebagai acuan
pelaksanaan proyek. Setiap detail bangunan harus
diterjemahkan dalam sebuah gambar dengan jelas dan mudah
dibaca oleh semua orang proyek. Dalam menganalisis struktur
diperlukan gambar sebagai bahan analisis untuk mengetahui
progres proyek.
Software
Seperti halnya kegiatan survei biasa yang harus melakukan
perhitungan, software juga dapat membantu dalam perhitungan
jaringan hingga kuadrat terkecil untuk menyesuaikan kontrol
dan monitoring pekerjaan survei data dan perhitungan.
9
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan hasil dari penelitian yang telah
dilakukan dengan mengamati langsung dan akan dibahas solusi yang
akan dilakukan pada penelitian ini.
LANDASAN TEORI
2.1 PEMBEBANAN
10
11
Dinding pasangan
3.
batako 450 kg/m2
13
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung
yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-
penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu.
Toko :
Eceran 1000
Lantai Pertama 100 (4,79) (4,45)
Lantai diatasnya 75 (3,59) 1000
Grosir, di semua lantai 125 (6,00)8 (4,45)
1000
(4,45)
Atap
Atap datar, berbubung, dan lengkung 20 (0,96)
Atap digunakan untuk taman 100 (4,79)
Atap yang digunakan untuk tujuan lain Sama seperti i
hunian yang
dilayani
Wilayah Gempa
Kategori Gedung
Pada setiap bangunan harus dikenal masuk dalam
kategori salah satu dari 4 kategori gedung tersebut pada SNI
1727-2013 pasal 4.1 tabel 1 untuk berbagai kategori gedung
dan bangunan yang dipakai untuk menghitung beban gempa
nominal (V).
Tabel 2.4 Kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk
beban gempa
p = V2/16 (kg/m2)
Ada beberapa jenis beban yang dapat bekerja pada setiap struktur
bangunan. Beban mati akibat berat sendiri dari struktur harus selalu
diperhitungkan. Sedangkan beban hidup besarnya selalu berubah –
ubah tergantung dari penggunaan dan kombinasi beban hidup.
Kemungkinan bekerjanya beban-beban maksimum pada struktur pada
saat yang bersamaan adalah sangat kecil. Struktur bangunan dapat
dirancang untuk memikul semua beban maksimum yang bekerja secara
simultan. Tetapi struktur yang dirancang demikian akan mempunyai
kekuatan yang sangat nyata mungkin terjadi selama umur rencana
struktur. Dari sudut pandang rekayasa struktur, desain struktur dengan
pembebanan seperti ini adalah tidak realistis dan sangat mahal,
berkenaan dengan hal ini, maka banyak peraturan yang
merekomendasikan untuk mereduksi beban desain pada kombinasi
pembebanan tertentu.
Untuk pembebanan pada bangunan gedung bertingkat banyak,
sangat tidak mungkin pada saat yang sama semua lantai memikul
beban hidup yang maksimum secara simultan. Oleh karena itu diijinkan
untuk mereduksi beban hidup untuk keperluan perencanaan elemen-
elemen struktur dengan memperhatikan pengaruh dari kombinasi
pembebanan dan penempatan beban hidup.
Kombinasi pembebanan yang dipakai sesuai dengan Tata Cara
Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 1727 – 2013
yaitu :
23
1. Kekuatan perlu
Kekuatan perlu (U) paling tidak, harus sama dengan
pengaruh beban terfaktor sebagai berikut :
2) Pelat
Pelat merupakan panel-panel beton bertulang yang
mungkin tulangannya dua arah atau satu arah saja,
tergantung system strukturnya. Kontinuitas penulangan
pelat diteruskan ke dalam balok - balok dan diteruskan ke
dalam kolom. Dengan demikian sistem pelat secara
keseluruhan menjadi satu-kesatuan membentuk rangka
struktur bangunan kaku statis tak tentu yang sangat
kompleks. Perilaku masing-masing komponen struktur
dipengaruhi oleh hubungan kaku dengan komponen
lainnya. Beban tidak hanya mengakibatkan timbulnya
momen, gaya geser dan Lendutan langsung pada
komponen struktur yang menahannya, tetapi komponen-
komponen struktur lain yang berhubungan juga ikut
berinteraksi karena hubungan kaku antar komponen.
Berdasarkan perbandingan antara bentang panjang dan
bentang pendek pelat dibedakan menjadi dua, yaitu pelat
satu arah dan pelat dua arah.
ln(0,8 + fy/1400
h=
36 + 9β
dan tidak boleh dari 90 mm
dimana :
h = tebal pelat
29
Dengan :
qu = Beban Total
Lx = Panjang bentang pendek
Ctx = Koefisien momen tumpuan arah x
Clx = Koefisien momen lapangan arah x
Cty = Koefisien momen tumpuan arah y
Cly = Koefisien momen lapangan arah y
30
1,4
r min =
fy
3) Kolom
Definisi kolom adalah komponen struktur bangunan
yang tugas utamanya menyangga beban aksial desak
vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling
tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Kolom adalah batang
tekan vertikal dari rangka (frame) struktur yang memikul
beban dari balok induk maupun balok anak. Kolom
meneruskan beban dari elevasi atas ke elevasi yang lebih
31
4) Balok
Balok adalah bagian struktur yang berfungsi sebagai
pendukung beban vertikal dan horizontal. Beban vertikal
berupa beban mati dan beban hidup yang diterima plat
lantai, berat sendiri balok dan berat dinding penyekat yang
di atasnya. Sedangkan beban horizontal berupa beban
angin dan gempa. Balok merupakan bagian struktur
bangunan yang penting dan bertujuan untuk memikul beban
tranversal yang dapat berupa beban lentur, geser maupun
torsi. Oleh karena itu perencanaan balok yang efisien,
ekonomis dan aman sangat penting untuk suatu struktur
32
5) Portal
Portal merupakan suatu rangka struktur pada
bangunan yang harus mampu menahan beban-beban yang
bekerja, baik beban mati, beban hidup, maupun beban
sementara.
METODE PENILITAN
36
37
MULAI
PERSIAPAN
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS
ETABS EXCEL
HASIL ANALISIS
PERHITUNGAN
Perbandingan :
Mu (Output ETABS)
Mu (Perhitungan
Manual)
SELESAI
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal sebelum memulai
perlaksanaan dari sebuah ide. Persiapan yang dilakukan berupa
survey pada lokasi Pembangunan Gedung Transmart Carrefour
yaitu di Jl. DR. Cipto Mangunkusumo 234, Cirebon – Jawa Barat.
Survei yang dilakukan adalah dengan peninjauan ke lokasi
serta pengambilan dokumentasi berupa foto – foto untuk lebih
mengenal lokasi perencanaan .
Lantai 1 : 1134,15 m2
4. Media Internet
41
c. Metode wawancara
Metode wawancara yaitu data yang diperoleh dengan
mewawancarai narasumber untuk mendapatkan beberapa
informasi yang dapat menambah bahan dalam penyusunan
perencanaan Gedung Transmart Carrefour Cirebon.
a. Menu Edit
1. Edit Grid Data digunakan untuk memprbaiki / menambah
grid (garis bantu) dalam sumbu X,Y.
2. Edit Story Data digunakan untuk memperbaiki/
menambah/ menghapus (mengedit) story
a. Edit Strory digunakan untuk memperbaiki story
dalam arah Z
b. Insert Story digunakan untuk menambah jumlah
story dalam arah Z
c. Delete Story digunakan untuk menghapus atau
menghilangkan story yang telah dibuat.
45
b. Menu View
c. Menu Define
d. Menu Draw
e. Menu Select
f. Menu Assign
g. Menu Analyze
h. Menu Display
i. Menu Design
j. Menu Options
1. Preferences
Steel Frame Design digunakan untuk menyeting
disain frame baja.
Concreate Frame design digunakan untuk
menyeting disain frame beton.
Reinforcement bar size digunakan untuk menyeting
/ membuat disain tulangan beton.
Live load reduction untuk menyeting koefisien
reduksi beban hidup.
2. Colors
Display digunakan untuk menyeting warna warna
pada objek yang direncanakan (balok, kolom, lantai,
dinding, dan lain lain).
Output digunakan untuk menyeting warna output
yang akan ditampilkan.
57
3. Window
One digunakan untuk menampilkan model dalam
satu tampilan window.
Two tiled vertically untuk menampilkan model
dalam dua tampilan window dalam arah vertical.
4. Lock model digunakan untuk mengunci model atau
membukanya kembali.
59
60
Beban Mati
Tabel 4.2 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non-Gedung Untuk Beban
Gempa
Dimana :
√N 30
Nilai rata-rata N = = 0.664 =45.18
√N
http://puskim.pu.go.id
88
UBC97 Spectrum
93
= 1,731
= 30% x 1,731
= 0,5193
𝑨𝒔 = 𝟏⁄𝟒 𝝅𝒅𝟐
𝑨𝒔 = 𝟏⁄𝟒 𝝅𝒅𝟐
= 1256,64mm2
4. Lebar elemen :
Lebar Elemen tidak boleh Kurang dari 250 mm (Pasal
21.5.1.3 Halaman 186 SNI Beton 2847 - 2013)
𝐴𝑠 2125
𝑃 = 𝑏𝑥𝑑 = 500𝑥739 = 0,00575
0,85𝑥𝑓𝑐 ′ 600 0,85𝑥30 600
𝑃𝑏 = 𝛽 (600+𝑓𝑦) = 𝛽 (600+400) = 0,038
𝑓𝑦 400
5 D 22 3 D 22
5 D 22 4 D 22
UKURAN BALOK 50 X 80
TULANGAN ATAS 5 D 22 3 D 22
TULANGAN BAWAH 5 D 22 4 D 22
TUL. SENGKANG Ø 10 - 125 Ø 10 - 125
Gambar 4.61 Gambar Detail Penulangan Balok
⍴min = 0,0035
⍴max = 0,024 (Lihat Tabel 4 Lampiran)
Karena ⍴ < ⍴min < ⍴max maka yang dipakai ⍴min
Tulangan Lapangan
Tinggi efektif (d) = h – p – øTul.sengkang – ½ øTul. Utama
800 – 40 – 10 – (1/2 x 20) = 740 mm
Mu = 55,462 KNm
= 55,462/1000000
= 55462000 Nmm
𝑀𝑢 55462000
= = 0,20 N/mm²
𝑏×𝑑² 500×740²
121
Mu
0,8𝑓𝑦−√(0,8𝑓𝑦)2 −4(0,4704.fy2 ⁄f′ c)( )
bd2
⍴=
2𝑥(0,4704.fy2 ⁄f′ c)
1,4
⍴min = = 0,0035
𝑓𝑦
⍴min = 0,0035
⍴max = 0,024 (Lihat Tabel 4 Lampiran)
Karena ⍴ < ⍴min < ⍴max maka yang dipakai ⍴min
Hasil analisis
Ukuran Letak
Jenis Tulangan ETABS Manual
balok Tulangan
Tul.atas 5 D 22 5 D 19
Tumpuan
Balok Tul.bawah 5 D 22 5 D 19
50 x 80 Induk 1 Tul.atas 3 D 22 5 D 19
Lapangan
Tul.bawah 4 D 22 5 D 19
Tul.atas 5 D 22 5 D 19
Tumpuan
Balok Tul.bawah 5 D 22 5 D 19
50 x 70 Induk 2 Tul.atas 3 D 22 5 D 19
Lapangan
Tul.bawah 4 D 22 5 D 19
Tul.atas 4 D 14 4 D 14
Tulangan
Balok Tul.bawah 4 D 14 4 D 14
35 x 55 Anak 1 Tul.atas 4 D 14 4 D 14
Lapangan
Tul.bawah 4 D 14 4 D 14
Tul.atas 4 D 14 4 D 14
Tulangan
Balok Tul.bawah 4 D 14 4 D 14
30 x 50 Anak 2 Tul.atas 4 D 14 4 D 14
Lapangan
Tul.bawah 4 D 14 4 D 14
Gambar 4.65 Detail Informasi Luas Tulangan, Momen, Gaya Geser, dan
Torsi, Kolom yang Ditinjau
Untuk menampilkan diagram interaksi kolom yang
ditinjau, dapat dilakukan dengan cara klik kanan kolom,
kemudian Interaction.
= ¼ x 3,14 x 222
= 380 mm2
= ¼ x 3,14 x 222
= 380 mm2
Kuat kolom
Berdasarkan SNI Beton 2847-2013 Pasal 21.6.2.2
Halaman 190 Kuat kolom harus memenuhi
persyaratan.
Dimana :
ΣMc = Jumlah Mn dua kolom yang bertemu di join.
ΣMg = Jumlah Mn dua balok yang bertemu di join.
Gambar 4.67 Detail Luas Tulangan Kolom dan Balok yang ditinjau untuk
Kontrol Strong Coloum Weak Beam
Tulangan Kolom
As tot = ⍴ x Agr = 0,007 x 81000 = 5832 mm²
As Perlu Ø Tulangan
Jenis Kolom Ukuran Kolom (mm2) yang digunakan
K1 90 x 90 7599 22 D 22
K2 80 x 80 6839 18 D 22
132
Gambar 4.70 Tegangan yang Terjadi pada Plat Lantai Akibat Beban Hidup
dan Mati
134
Gambar 4.71 Tegangan yang Terjadi pada Plat Atap Akibat Beban Hidup
Dan Mati
135
= 392,5mm2
𝐴𝑠𝑥𝑓𝑦
Tinggi blok regangan, 𝑎 = 0,85𝑥𝑓𝑐 ′ 𝑥𝑏
392,5𝑥400
= 0,85𝑥30𝑥1000= 6,156 mm
Diketahui :
Ln = 8000 mm
Lx = 2667 mm
8
Ly = 8000 mm
A. Pembebanan
Beban mati (WD)
Berat pelat tebal 0,13 m x 2400 kg/m2 = 3,12 kN/m2
Berat waterproffing (aspal 2cm)= 0,02 x 14 = 0,28 kN/m2
Beban plafond dan penggantung = 0,20 kN/m2
Beban instalasi ME = 0,25 kN/m2
Beban mati pelat atap = 3,85 kN/m2
Ly = 8 m Koefisien X : Mtx = 83
Mlx = 42
Lx = 2,67 m Mty = 57
Mly = 8
Mu
0,8𝑓𝑦−√(0,8𝑓𝑦)2 −4(0,4704.fy2 ⁄f′ c)( )
bd2
o ⍴=
2𝑥(0,4704.fy2 ⁄f′ c)
0,8𝑥400−√(0,8𝑥400)2 −4(0,4704.4002 ⁄30)(0,275709)
=
2𝑥(0,4704.4002 ⁄30)
= 0,0009
1,4
⍴min = = 0,0035
𝑓𝑦
0,85𝑥𝑓 ′ 𝑐𝑥𝛽 600
⍴max = 0,75 ( ) ( ) = 0,0171
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦
⍴min > ⍴, maka digunakan ⍴ = 0,0035
o As = ⍴ x b x dx
= 0,0035 x 1000 x 105
= 367 mm2
ᴫ⁄
4𝑥∅2 𝑥𝑏
o Jarak tulangan =
𝐴𝑠
ᴫ⁄
4𝑥102 𝑥1000
=
367
= 214,005 mm
Mu
0,8𝑓𝑦−√(0,8𝑓𝑦)2 −4(0,4704.fy2 ⁄f′ c)( )
bd2
o ⍴=
2𝑥(0,4704.fy2 ⁄f′ c)
0,8𝑥400−√(0,8𝑥400)2 −4(0,4704.4002 ⁄30)(0,673777)
=
2𝑥(0,4704.4002 ⁄30)
o = 0,0021
⍴min = 0,0035
⍴max = 0,0171
⍴min > ⍴ , maka digunakan ⍴ = 0,0035
o As = ⍴ x b x dx
= 0,0035 x 1000 x 95
= 332 mm2
ᴫ⁄
4𝑥∅2 𝑥𝑏
o Jarak tulangan =
𝐴𝑠
ᴫ⁄
4𝑥102 𝑥1000
=
332
= 236,566 mm
= 0,0017
⍴min = 0,0035
140
⍴max = 0,0171
⍴min > ⍴, maka digunakan ⍴min = 0,0035
o As = ⍴ x b x dx
= 0,0035 x 1000 x 105
= 367 mm2
ᴫ⁄
4𝑥∅2 𝑥𝑏
o Jarak tulangan =
𝐴𝑠
ᴫ⁄
4𝑥102 𝑥1000
=
367
= 214,005 mm
Mu
0,8𝑓𝑦−√(0,8𝑓𝑦)2 −4(0,4704.fy2 ⁄f′ c)( )
bd2
o ⍴=
2𝑥(0,4704.fy2 ⁄f′ c)
0,8𝑥400−√(0,8𝑥400)2 −4(0,4704.4002 ⁄30)(0,480711)
=
2𝑥(0,4704.30)
= 0,0015
⍴min = 0,0035
⍴max = 0,0171
⍴min > ⍴ , maka digunakan ⍴min = 0,0035
o As = ⍴ x b x dx
= 0,0035 x 1000 x 95
= 332 mm2
ᴫ⁄
4𝑥∅2 𝑥𝑏
o Jarak tulangan =
𝐴𝑠
141
ᴫ⁄
4𝑥102 𝑥1000
=
332
= 236,566 mm
Arah X
Tipe Pelat As As
Tulangan Tulangan
Lapangan Tumpuan
Pelat Atap 1 367 Ø10-200 367 Ø10-200
Pelat Atap 2 367 Ø10-200 630 Ø10-100
Pelat Atap 3 367 Ø10-200 367 Ø10-200
Arah Y
Jenis As As
Tulangan Tulangan
Lapangan Tumpuan
Pelat Atap 1 332 Ø10-225 332 Ø10-225
Pelat Atap 2 332 Ø10-225 475 Ø10-150
Pelat Atap 3 570 Ø10-125 570 Ø10-125
142
Arah X
Jenis As As
Tulangan Tulangan
Lapangan Tumpuan
Pelat Atap 1 367 Ø10-200 367 Ø10-200
Pelat Atap 2 367 Ø10-200 367 Ø10-200
Pelat Atap 3 367 Ø10-200 367 Ø10-200
Arah Y
Jenis As As
Tulangan Tulangan
Lapangan Tumpuan
Pelat Atap 1 332 Ø10-225 332 Ø10-225
Pelat Atap 2 332 Ø10-225 332 Ø10-225
Pelat Atap 3 332 Ø10-225 332 Ø10-225
Dimana :
Keterangan :
Keterangan :
Ni/2 < 12 ton/m2
Tabel 4.19 Kuat dukung Pondasi Bore Pile dengan Berbagai Diameter
Tabel 4.20 Besarnya Beban Titik Pondasi Dari Tabel Support Reaction
ETABS
Story Point Load FX FY FZ MX MY MZ
BASE 151 COMB1 0,11 0,09 367,15 -0,414 0,126 -0,026
BASE 151 COMB2 0,15 0,11 367,15 -0,499 0,287 -0,036
BASE 151 COMB3 MAX 670,18 370,1 365,75 1626,739 2915,95 27,423
BASE 151 COMB3 MIN -670 -369,95 365,64 -1627,45 -2915,74 -27,468
BASE 151 COMB4 MAX 670,18 370,1 364,48 1626,739 2915,95 27,423
BASE 151 COMB4 MIN -670 -369,95 364,35 -1627,45 -2915,74 -27,468
BASE 151 DCON1 0,01 0,11 362,49 -0,5 -0,437 -0,028
BASE 151 DCON2 0,07 0,14 352,16 -0,653 -0,247 -0,043
BASE 151 DCON3 0,05 0,13 322,86 -0,59 -0,273 -0,038
BASE 151 DCON4 0,05 0,13 322,5 -0,59 -0,273 -0,038
BASE 151 DCON5 0,05 0,13 320,67 -0,59 -0,273 -0,038
BASE 151 DCON6 0,05 0,13 320,36 -0,59 -0,273 -0,038
BASE 151 DCON7 0,01 0,1 320,35 -0,475 -0,416 -0,027
BASE 151 DCON8 0,01 0,1 319,79 -0,475 -0,416 -0,027
BASE 151 DCON9 0,01 0,1 319,19 -0,475 -0,416 -0,027
BASE 151 DCON10 0,01 0,1 319,03 -0,475 -0,416 -0,027
BASE 151 DCON11 0 0,05 318,39 -0,219 -0,192 -0,012
BASE 151 DCON12 0 0,05 318,36 -0,219 -0,192 -0,012
BASE 151 DCON13 0 0,05 317,37 -0,219 -0,192 -0,012
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh beban titik pondasi
sekitar 367,15 ton untuk yang terbesar. Berdasarkan Tabel 4.19 jika
digunakan pondasi bore pile diameter 80 cm, maka daya dukung pondasi
adalah 173,16 ton.
a. Plat
Perbedaan pelat pada proyek tersebut dengan hasil analisis
yang sudah di analisis yaitu data pelat dari proyek dengan tebal 25
cm dirubah menjadi 15 cm untuk pelat lantai dan 13 cm untuk pelat
atap, sesuai dengan SNI 2013 bahwa Tebal Plat Lantai minimal
12,5 cm.
149
Tabel 4.21 Perbandingan Hasil Perhitungan Pelat Atap dengan Data Proyek
Arah X
Plat 1 Ø10 - 150 Ø10 - 150 Ø10– 225 Ø10 - 75 Ø10 – 200 Ø10 - 200
Plat 2 Ø10 - 150 Ø10 - 150 Ø10– 250 Ø10 - 250 Ø10 – 200 Ø10 - 100
Plat 3 Ø10 - 150 Ø10 - 150 Ø10 - 250 Ø10 - 250 Ø10 – 200 Ø10 - 200
Tabel 4.22 Perbandingan Hasil Perhitungan Pelat Atap dengan Data Proyek
Arah Y
Plat 1 Ø10 - 150 Ø10 - 150 Ø10 - 200 Ø10 - 75 Ø10 – 225 Ø10 - 255
Plat 2 Ø10 - 150 Ø10 - 150 Ø10 - 125 Ø12 - 150 Ø10 – 225 Ø10 - 150
Plat 3 Ø10 - 150 Ø10 - 150 Ø10 - 250 Ø12 - 250 Ø10 – 125 Ø10 - 125
Plat 1 Ø10 - 150 10 - 150 Ø12 - 150 Ø12 - 50 Ø10 - 200 Ø10 - 200
Plat 2 Ø10 - 150 Ø10 - 150 Ø12 - 175 D13 - 75 Ø10 - 200 Ø10 - 200
Plat 3 Ø10 - 150 Ø10 - 150 Ø10 - 175 Ø10 - 75 Ø10 - 200 Ø10 - 200
150
Plat 1 Ø10 - 150 Ø10 - 150 Ø10 - 75 D19 - 100 Ø10 - 225 Ø10 - 225
Plat 2 Ø10 - 150 Ø10 - 150 Ø10 - 200 D13 - 75 Ø10 - 225 Ø10 - 225
Plat 3 Ø10 - 150 Ø10 - 150 Ø10 - 200 Ø10 - 100 Ø10 - 225 Ø10 - 225
b. Balok
Untuk proses perhitungan Manualnya terdapat pada
lampiran.
Balok Anak 1 35 x 55 8 D 14 8 D 14 35 x 55 6 Ø 16
Balok Anak 2 30 x 50 8 D 14 8 D 14 30 x 50 6 Ø 16
Balok Induk 1 50 x 80 8 D 22 10 D 19 50 x 80 9 Ø 16
Balok Induk 2 50 x 70 10 D 19 10 D 19 50 x 70 9 Ø 16
151
c. Kolom
Untuk proses perhitungan Manualnya terdapat pada
lampiran.
Lantai 1 K1 = 90 x 90 20 D 22 22 D 22 22 D 22
K2 = 80 x 80 20 D 19 18 D 22 18 D 22
Lantai 2
Lantai 3 K2 = 80 x 80 20 D 19 18 D 22 18 D 22
5.1 KESIMPULAN
156
157