Anda di halaman 1dari 19

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Sandblasting

Sandblasting adalah suatu proses pembersihan dengan cara menembakan


partikel (pasir) kesuatu permukaan material sehingga menimbulkan gesekan atau
tumbukan. Permukaan material tersebut akan menjadi bersih dan kasar. Tingkat
kekasaranya dapat disesuaikan dengan ukuran pasirnya serta tekananya. Sandblasting
banyak digunakan untuk berbagai macam fungsi, yaitu:

 Digunakan untuk menghilangkan karat, debu, cat, dan pengotor lainya.

 Digunakan untuk membentuk kekasaran permukaan pada persiapan untuk proses


pelapisan.

Di dalam persiapan permukaan dengan metode ini sandblasting dibagi menjadi 2


jenis bedasarkan pengunaanya , yaitu:

1. Dry Sandlasting
Biasa digunakan untuk benda yang berbahan metal / besi yang tidak beresiko
menghasilkan percikan api pada saat penyemprotan , seperti pada tiang
pancang, bodi pada rangka mobil, bodi kapal laut, dan lain sebagainya.
2. Wet Sandblasting
Biasa digunakan untuk benda yang berbahan metal / besi yang dapat beresiko
terbakar atau terletak di daerah yang beresiko tinggi dalam hal kebakaran,
seperti tangki bahan bakar atau kilang minyak (offshore). Wet sandblasting ini
dicampurkan dengan bahan kimia khusus anti karat yang dapat meminimalisir
percikan api pada proses sandblasting dilakukan.

3.1.1 Macam-Macam Abrasif Sandblasting

Macam- macam dari abrasif material dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

18
 Metal Abrasif metal antara lain yaitu steel shoot, steel grit,dan wire cut
carbon.
 Non Metal Abrasif non metal antara lain pasir silika, aluminium oksida,
silikon, karbida, glass bead, dan walnut sheel

3.1.2 Parameter yang Mempengaruhi Proses Blasting

Parameter yang bisa mempengaruhi proses Sandblasting antara lain :

1. Ukuran butir ( mesh )

Ukuran butir berkaitan dengan bentuk profil permukaan yang terbentuk. Pada
butiran yang kecil, bentuk profil permukaan yang dihasilkan cenderung lebih
halus dibandingkan dengan ukuran butir yang lebih besar.

2. Sudut penyemprotan

Sudut penyemprotan adalah besarnya sudut yang digunakan dalam


penyemprotan antara nozel dengan benda kerja yang disemprotkan sudut yang
biasa digunakan dalam penyemprotan antara 600 - 1200 . Sudut 900 terhadap
permukaan menghasilkan tumbukan yang paling besar.

3. Tekanan penyemprotan

Tekanan penyemprotan mempengaruhi daya dari abrasifnya. Semakin besar


tekanan yang digunakan, maka daya abrasifnya juga semakin besar.

4. Jarak penyemprotan

Jarak penyemprotan adalah jarak antara nozel dengan benda kerja yang
disemprot. Jarak penyemprotan bisa diatur sesuai dengan hasil yang
diinginkan.

5. Waktu penyemprotan

19
Waktu penyemprotan permukaan dapat mempengaruhi kekasaran permukaan
benda kerja. Semakin lama penyemprotan, maka permukaan yang dihasilkan
semakin kasar. Rentang waktu yang digunakan ketika proses penyemprotan
biasanya didasarkan pengalaman operator. Dalam beberapa kasus waktu yang
diperlukan selama 40 – 80 detik untuk setiap luasan penyemprotan.

3.2 Mesin Roll Frosting System

Mesin Roll Frosting System adalah mesin produksi yang digunakan untuk
menghaluskan atau membekukan roll besi digin dengan menebakan pasir non metal
abrasif jenis aluminium oksida menggunakan tekanan udara 5 bar.

Gambar 3.1 Mesin Roll Frosting System

Gambar 3.2 Pasir Aluminum Oxide

20
3.2.1 Komponen Mesin Roll Frosting System

1 8

3 4 5 6 7

Gambar 3.3 Komponen Mesin Roll Frosting System

1) Service Door With Observation Port


2) Lighting
3) Drive Motor For Roll Rotation
4) Abrasive Bin
5) Discharging Mug
6) Blasting Cabinet
7) Electric Control Box
8) Aspiration Wall
9) Two Blasting Nozzle

21
3.2.2 Fungsi

Frosting adalah prosedur pemrosesan di mana abrasif diledakkan pada


permukaan untuk diproses untuk mendapatkan kekasaran dan struktur permukaan
tertentu. Prosedur ini didasarkan pada prinsip injektor. Untuk mendapatkan kekasaran
dan struktur permukaan gulungan yang teratur dan terkontrol, gulungan harus diputar
dan diledakkan dengan dua pistol tiup injektor yang bergerak dengan kereta pararel
ke sumbu gulungan dan sesuai dengan rotasi gulungan.

Injektor bekerja dengan udara terkompresi yang ditiupkan ke nozzle pasir


melalui nozel udara. Ekspansi pada udara tekan yang dihasilkannya menghasilkan
ruang hampa udara yang digunakan untuk menyerap abrasif.

Abrasif dicampur dengan udara pembawa dalam cangkir pemakaian dipasang


pada titik terdalam dari keranjang abrasif. Abrasif ditambahkan ke aliran udara tekan
di pistol injektor dan dipercepat dalam nozel peledakan.

Bahan abrasif bekas (isi halus) habis melalui dinding aspirasi, disaring dalam filter
kecil yang terpasang yang dilengkapi dengan kipas, dan kemudian dikumpulkan di
penghitung debu.

Gambar 3.4 Rol Sebelum Diblasting

22
Gambar 3.5 Roll yang sedang diblasting

3.2.3 Penyesuaian Kerja Mesin

1) Atur tekanan udara operasional terhadap sistem frosting menjadi 5 bar dengan
menggunakan katup reduksi tekanan (yang akan disuplai oleh pelanggan).
2) Atur kedua nozel peledakan secara vertikal ke sudut "x" dari 55-65̊ pada jarak
70-10 0mm dari permukaan gulungan.
3) Sesuaikan batasan penggantian untuk carriage nozel peledakan horizontal
dengan cara mengatur kerah. Nozel peledakan harus bergerak melebihi
panjang penuh dari kulit roll sebelum perubahan terjadi.
4) Atur nozel peledakan ke umpan peledakan horizontal sekitar 1,3 m/mnt. atau
sekitar 7 rpm. pengaturan ini dijalankan melalui potensiometer pada kabinet
kontrol dan dapat disesuaikan untuk memenuhi persyaratan saat ini kapan
saja.
5) Atur rotasi gulungan ke kecepatan keliling sekitar. 24 m/mnt atau sekitar 30,5
rpm. pengaturan ini juga dapat dieksekusi atau diubah melalui potensiometer.
6) Port udara sekunder yang terletak di dua cangkir pemakaian, yang dipasang
pada titik terdalam dari abrasive bin, harus diatur sebelumnya. port udara
sekunder harus tetap terbuka kira-kira 10 mm posisi slide yang benar harus

23
ditentukan selama operasi. Untuk efek pengangkutan pasir terbaik, slide dari
mug pengosongan dapat disesuaikan kembali. Jika senjata sand blasting
beroperasi dengan cara yang berdenyut, mungkin tidak ada cukup udara di
dalam selang pasir untuk mengatasi abrasif. Buka throughput udara dengan
slide hanya sampai batas di mana denyutan berhenti maka posisi
pengangkutan pasir terbaik diatur.
7) Jumlah keinginan siklus peledakan dapat dipilih dengan counter pemilihan di
sisi kanan kabinet peledakan
8) Alumino abrasif (abrasit) dengan butiran 20 (0,8-1,2 mm) harus digunakan
untuk peledakan. isi 50 kg abrasif ke dalam nampan abrasif. isi ulang 2 kg
alumino abrasif setelah 3-4 gulungan. abrasif harus ditukar sepenuhnya
setelah 15,20 gulungan.
9) Selongsong debu dibilas secara otomatis. produk abrasif yang digunakan
dalam laci pengumpul debu harus dikosongkan secara teratur.

3.2.4 Operasional

1. Elemen operasi

1. Sakelar sektor peledakan "manual / semi otomatis


2. Peledakan "mulai"
3. Peledakan "berhenti"
4. Off darurat
5. Kontra pemilihan
6. Potensiometer "rotasi gulungan"
7. Potensiometer "perjalanan kereta"
8. Blasting nozzle carriage kiri "operasi manual"
9. Blasting nozzle carriage kanan "operasi manual"
10. Rotasi putar "operasi manual"
11. Light "ON / OFF"
12. Tegangan kontrol
13. Sakelar utama "ON / OFF"
14. Kerusakan motor

24
2 4

5 7

2 6

2
2

11

14

12
13

Gambar 3.6 Electric control box

2. Pengaturan

Urutan pengoperasian dapat diperiksa tanpa peledakan dengan pintu


terbuka atau tertutup:

 Sakelar utama "ON"


 Tekan tombol "rotasi"
 Tekan tombol "blasting nozzle carriage left" atau "right"
 Potensiometer "rotasi gulungan"
 Potensiometer "perjalanan kereta"

Peringatan:

Lepaskan tombol di posisi ujung.

25
Kereta nosel peledakan tidak berhenti secara otomatis.

3. Urutan operasi

Fungsi dihidupkan satu per satu, dari atas ke bawah pada kotak
kontrol, sementara sakelar utama dinyalakan dan pintu ditutup:

 Sakelar pemilih "manual / otomatis"


 Cahaya
 Atur penghitung perseleksi
 Peledakan "mulai"
 Pengisi aspirasi dimulai secara otomatis.
 Udara terkompresi stat pengangkut nozzle peledakan secara
otomatis.
 Rotasi putaran dimulai secara otomatis
 Setelah roll dihentikan operasi berhenti dengan menekan
tombol "peledakan berhenti"

Jika ada gangguan, sakelar utama juga harus dimatikan.

4. Saling bertautan listrik

Nozel blasting hanya berfungsi jika pintu ditutup

Jika fungsi "rotasi" dimatikan, gerakan umpan dan operasi blasting


secara otomatis terganggu.

Namun, operasi dapat dimulai kembali pada posisi yang sama tanpa ada tanda yang
terlihat pada permukaan benda kerja.

Beban listrik yang terhubung :

Tabel 3.1 Daya Kapasitas Listrik Mesin Sesuai SOP

Berkendara
untuk blasting [V/AC] [A] [kW] [rpm] IP 54
nozel 400 1,12 0,3 7
Drive untuk [V/AC] [A] [kW] [rpm] IP 54
rotasi roll 230/400 2 0,75 23,5
Drive untuk [V/AC] [A] [kW] [rpm] IP 54
rotasi roll 230/400 3 1,5 2900

26
3.2.5 Data Mesin

Nama mesin : Roll Frosting System

Jenis mesin : MDMB

Tabel 3.1 Daya Kapasitas Listrik Mesin Sesuai SOP

Untuk diameter roll Max. 300 mm

Untuk total panjang gulungan Max. 1850 mm

Untuk panjang roll blasting Max. 1250 mm

Untuk berat rol Max. 5000 N

3.2.6 Data Udara Terkompresi

Data udara terkompresi

Konsumsi per sistem dengan 2 nozel blasting dan tekanan blasting


5bar

 Dengan nozzle ᴓ 5 mm: 2 x 63 Nm / jam


 Kualitas udara: Bebas industri dari minyak dan air (bebas debu dan
udara terkompresi kering)

Tabel 3.3 Data Udara Terkompresi

Persyaratan udara terkompresi per 126 Nm/h


sistem
Jumlah pasokan yang diperlukan 140 Nm/h
ditambah kebocoran per sistem

3.3 Pengertian Kompresor

Kompresor adalah suatu peralatan mekanik yang digunakan untuk menaikkan


tekanan kepada fluida compressible (gas atau udara). Kenaikkan tekanan
udara/gas yang dihasilkan kompresor disebabkan adanya proses pemampatan

27
yang dapat berlangsung secara intermittent (berselang) dan kontinyu. Gas atau
udara yang masuk ke dalam kompresor akan memperoleh tambahan energi
tekanan dan kecepatan dari kompresor yang digerakkan oleh penggerak mula
(primover). Pemanfaatan udara atau gas dari kompresor sangat bermacam-
macam sesuai kebutuhan dan penggunanya, sehingga jenis dan ukurannya
juga bervariasi. Kompresor secara umum digunakan untuk keperluan proses,
transportasi dan distribusi.

3.3.1 Klasifikasi Kompresor

Kompresor diklasifikasikan untuk memudahkan dalam memilih jenis


dan ukuran peralatan tersebut sesuai kebutuhan operasi di lapangan.
Berdasarkan cara kerjanya, kompresor dapat diklelompokkan dalam dua jenis,
yaitu:
1) Kompresor Pemindah Positip (Positive Displacement Compressor).
2) Kompresor Dinamik (Dinamic Compressor).
 Kompresor Pemindah Positip (Positive Displacement Compressor).
Kompresor pemindah positip adalah kompresor dengan prinsip kerja
menaikkan tekanan udara atau gas dengan merubah volume udara atau
gas dari besar ke kecil di dalam ruang tertutup. Kompresor ini
menggunakan prinsip Jika suatu gas di dalam ruangan diperkecil
volumenya atau dipersempit ruangannya, maka gas tersebut akan
mengalami penambahan tekanan. Menurut gerakan komponen
pemindah energinya, kompresor pemindah positip terdiri dari 2 (dua)
kelompok, yaitu:

a) Kompresor Reciprocating
Yaitu kompresor dimana komponen pemampatannnya terdiri dari piston atau
torak yang bergerak translasi (bolak-balik) di dalam silinder. Gerakan ini
diperoleh dengan menggunakan poros engkol yang bergerak berputar dan
batang penggerak yang merubah gerakan putar poros engkol gerak bolak-balik

28
pada torak. Gerakan torak inilah yang menghisap udara masuk kedalam
silinder dan memampatkannya, sehingga terjadi penambahan energi pada
udara berupa tekanan. Contoh: Kompresor Torak.
b) Kompresor Putar (Rotary Compressor)
Kompresor Rotary yaitu kompresor dimana untuk memperoleh tekanan udara
menggunakan elemen yang berputar (rotor) terhadap stator, kompresor jenis
rotary yang umum digunakan, yaitu kompresor sudu luncur dan kompresror
screw (kompresor sekrup).
 Kompresor sudu luncur mempunyai sebuah rotor bersudu dan berputar
didalam stator berbentuk silinder. Rotor dipasang secara eksentrik
terhadap silinder, sudu-sudu dipasang pada alur di sekeliling rotor dan
ditekan ke dinding silinder oleh pegas dalam alur. Jika rotor berputar
maka sudu akan ikut berputar sambil meluncur di permukaan dalam
dinding silinder untuk menekan udara.
 Kompresor sekrup mempunyai sepasang rotor berbentuk sekrup.
Dimana salah satu poros dari rotor kompresor dihubungkan langsung
dengan motor penggerak yang disebut driver, dan yang satunya lagi
adalah driven. Pasangan ini berputar serempak dalam arah yang
berlawanan dan saling mengait seperti roda gigi dan memberikan
tekanan pada gas/udara.
 Kompresor Dinamik

Kompresor dinamik yaitu kompresor dengan prinsip kerja merubah kecepatan


udara atau gas yang digerakkan oleh impeller ke dalam tekanan. Kompresor ini terdiri
dari :

1 Kompresor sentrifugal
Kompresor udara sentrifugal merupakan kompresor dinamis, yang
tergantung pada transfer energi dari impeller berputar ke udara. Rotor
melakukan pekerjaan ini dengan mengubah momen dan tekanan udara.
Ketika sebuah objek benda diputar dalam gerak melingkar, benda

29
tersebut akan cenderung terlempar keluar dari pusat lingkaran. Satu
cara untuk menambah energi kepada fluida adalah dengan memutar
fluida tersebut dalam arah melingkar. Gaya yang mengakibatkan
sebuah objek terlempar keluar dalam gerak melingkar disebut gaya
sentrifugal. Momen ini dirubah menjadi tekanan tertentu dengan
penurunan udara secara perlahan dalam difuser statis.
Kompresor udara sentrifugal adalah kompresor yang dirancang bebas
minyak pelumas. Gir yang dilumasi minyak pelumas terletak terpisah
dari udara dengan pemisah yang menggunakan sil pada poros dan
ventilasi atmosferis. Sentrifugal merupakan kompresor yang bekerja
kontinyu dengan sedikit bagian yang bergerak, lebih sesuai digunakan
pada volume yang besar dimana dibutuhkan bebas minyak pada
udaranya.
2 Kompresor aksial
Kompresor ini memiliki prinsip kerja seperti jenis rotari yaitu system
udara alir dan cocok sebagai penghantar udara yang besar. Kompresor
aliran ada yang dibuat arah masukannya udara secara aksial dan ada
yang radial. Keadaan udara dirubah dalam satu roda turbin atau untuk
lebih mengalirkan kecepatan udara. Energi kinetik yang ditimbulkan
diubah ke energi yang berbentuk tekanan.
Pada komporesor aliran aksial, udara mendapatkan percepatan oleh
sudut yang terdapat pada rotor alirannya ke arah aksial. Percepatan
yang ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal dari ruangan ke
ruangan berikutnya secara radial. Pada lubang masukan pertama udara
dilemparkan keluar menjauhi sumbu dan oleh dinding ruangan
dipantulkan dan kembali mendekati sumbu. Dari tingkat pertama
masuk lagi ketingkat berikutnya, sampai beberapa tingkat yang
dibutuhkan. Disini nosel masuk berfungsi mengarahkan dan
mempercepat aliran gas atau udara ke dalam sudu pengarah. Dari sudu
pengarah, gas akan masuk ke sudu putar yang akan menambahkan

30
energi ke daam gas. Sudu tetap berfungsi sebagai difuser dan
pembelok arah aliran ke deretan sudu gerak pada tingkat berikutnya.
Kompresor ini umumnya dipakai untuk kapasitas yang besar tetapi
dengan tekanan yang tidak terlalu tinggi.

3.3.2 Kompresor Screw ( Screw Compressor )

Kompresor screw termasuk jenis kompresor pemindah positip yang tergolong


dalam kompresor putar (Rotary Compressor). Kompresor ini memampatkan
(menambahkan energi) udara atau gasnya dengan putaran serempak kaitan gigi-gigi
rotor atau roda gigi yang berputar dengan arah yang berlawanan dan saling berkaitan.

Rotor tersebut yang satu mempunyai alur cembung (male rotor) dan yang
satunya mempunyai alur cekung (female rotor) yang saling mengait satu sama lain,
kedua rotor tersebut ditumpu kedua ujungnya oleh bantalan yang salah satu ujungnya
diberi bantalan aksial untuk menahan gaya aksial yang timbul dari perbedaan tekanan
udara yang bekerja pada kedua ujung rotor. Putaran serempak dan berlawanan inilah
yang memindahkan dan memberikan tekanan kepada udara sepanjang alur rotor dari
sisi masuk ke sisi keluar.

 Bagian – Bagian Kompresor Screw

Gambar 3.7 Komponen Utama Kompresor Screw

31
Komponen-Komponen Utama kompresor screw :

1. Frame Berfungsi untuk mendukung bagian kompresor diatas pondasi. Frame harus
kuat menahan seluruh beban dan getaran yabg ditimbulkan oleh kompresor.

2. Casing Casing adalah bagian paling luar dari kompresor yang berfungsi sebagai
pelindung bagian-bagian di dalamnya, juga sebagai tempat kedudukan rotor.

3. Rotor

Gambar 3.8 Male dan Female Rotor

Rotor merupakan elemen utama dari kompresor screw, terdiri dari dua buah rotor
yaitu: Rotor Cembung (Rotor Male) sebagai driver dan Rotor Female sebagai driven,
fungsi rotor sendiri adalah sebagai media untuk memampatkan udara.

4. Bantalan Poros (bearing) Bearing berfungsi untuk menahan gaya aksial karena
perbedaan tekanan antara discharge dan suction kompresor selain itu bearing juga
berfungsi sebagai peredam getaran karena putaran tinggi dan juga untuk mengurangi
keausan poros akibat gesekan putaran. Kompresor ini menggunakan tapered roller
bearing di ujung discharge untuk menahan gaya aksial rotor.

6. Mechanical Seal Mechanical seal berfungsi mencegah kebocoran diantara sela-sela


poros yang keluar dari casing (poros yang dihubungkan dengan penggerak).

7. Poros (Shaft) Merupakan tempat atau kedudukan dari rotor (ulir) sehingga rotor
dapat berputar.

32
8. Katup geser (slide valve) Berfungsi mengatur kapasitas kompresor dari 0 % - 100
% atau sebaliknya. Katup ini digerakkan oleh unloader valve.

9. Unloader valve Berfungsi menggerakkan katup pengatur kapasitas, Unloader


piston bergerak otomatis setelah tekanan discharge mencapai ±5.9 bar, tekanan akan
turun sampai 4.4 Bar dan kemudian setelah ±7 detik kompresor akan load kembali
secara otomatis. Katup ini digerakkan secara hidrolik.

10. Air Dryer Untuk mengeringkan udara bertekanan dari kompresor. Hal ini
dimaksudkan untuk menghasilkan udara bertekanan yang benar-benar kering, bebas
dari kandungan uap air yang dapat merusak peralatan. Sebagai media pengeringannya
menggunakan refrigerant. Air dryer ini akan menguras air secara otomatis bila air
sudah terkumpul dengan ketinggian tertentu, kemudian air tersebut secara otomatis
akan dikeluarkan melalui automatic water drain yang terletak dibawah.

Gambar 3.9 Air Dryer

11. Oil Catcher Berfungsi untuk menangkap oli atau partikel-partikel halus dari udara
sebelum masuk ke air dryer.

12. System Intellysis Control Berfungsi untuk mengatur kompresor dan juga
peralatan pembantu agar bekerja secara otomatis.

33
Gambar 3.10 System Intellisys Control

14. Pengukur Suhu (thermometer) Berfungsi untuk mengukur suhu (temperature)


udara yang masuk maupun yang keluar dari keluar kompresor. Selain itu, juga
mengukur suhu minyak pelumas yang masuk ke kompresor.

15. Pengukur tekanan (Pressure gauge) Berfungsi untuk mengukur tekanan udara
yang masuk maupun yang telah mengalami proses kompresi di dalam kompresor.
Alat ini juga berfungsi mengukur tekanan minyak pelumas yang masuk ke
kompresor.

16. Regulator Berfungsi untuk menurunkan tekanan sebelum masuk ke alat


instrumentasi agar tekanan tidak terlalu tinggi.

3.3.3 Cara Kerja Kompresor Screw

Pada kompresor ini, udara atau gas dipindahkan oleh sepasang rotor yang
berbentuk sekrup (screw). Pasangan rotor ini berputar serempak dan arah putaranya
berlawanan di dalam rumah (casing) yang tingginya tetap. Salah satu rotor tersebut
sebagai driver (dihubungkan langsung dengan motor penggerak) yang dikenal dengan
male rotor dan yang satunya sebagai driven (digerakkan oleh rotor male) yang
dikenal dengan nama female rotor yang kedua ujungnya ditumpu oleh bantalan. Saat

34
udara atau gas memasuki kompresor melalui sisi isap, udara atau gas isapan ini
dengan segera akan ditutup/disekat oleh putaran sekrup. Setiap pemasukan udara atau
gas ditangkap diantara celah rotor dan rumah (casing), kemudian udara atau gas
dipindahkan sepanjang alur rotor dari sisi masuk ke sisi keluar. Dalam kompresor
screw volume udara atau gas berkurang pada saat udara atau gas didorong atau
dipindahkan kearah sisi keluar. Pengurangan volume ini menyebabkan tekanan udara
atau gas naik.

Gambar 3.11 Cara Kerja Kompresor Screw

Pada posisi (a) udara diisap sepenuhnya melalui lubang isap masuk ke dalam
ruang alur. Isapan akan selesai setelah ruang alur tertutup seluruhnya oleh dinding
rumah (casing) langkah ini disebut langkah akhir hisapan.

Pada posisi (b) menunjukkan pertengahan proses kompresi dimana volume


udara atau gas di dalam ruang alur sudah ada di tengah, langkah ini disebut langkah
awal kompresi.

Pada posisi (c) memperlihatkan akhir kompresi dimana udara atau gas yang
terkurung sudah mencapai lubang keluar, langkah ini disebut langkah akhir kompresi.

35
Pada posisi (d) udara atau gas yang terkurung dalam alur tadi telah
dikeluarkan sebagian hingga tinggal sebagian yang akan diselesaikan, langkah ini
disebut langkah pengeluaran.

Karena proses pengisapan, kompresi, dan pengeluaran dilakukan secara kontinyu,


dengan begitu aliranya lebih stabil dibanding kompresor torak.

36

Anda mungkin juga menyukai