Anda di halaman 1dari 67

cara menggunakan gerinda tangan

 ADMINPAKEOTAC

 SEMUA, TEKNIK

Gerinda tangan adalah salah satu


power toolyang wajib dimilik di bengkel. Gerinda memiliki banyak fungsi, untuk
memotong besi/keramik,mengamplas, mengikis besi, bahkan untuk memoles. Jika
kamu berencana untuk membeli gerinda pertamamu, saya sarankan untuk membeli
gerinda dengan merek yang ternama walaupun dengan harga lebih mahal tentunya.
Alasan untuk tidak membeli gerinda murahan adalah getaran yang dihasilkan cukup
besar dan mudah panas setelah beberapa lama digunakan yang menyebabkan
penggunaan listrik yang lebih boros.

JENIS-JENIS MATA GERINDA:


Gambar disamping adalah jenis-jenis mata gerinda yang ada di workshop kami. Tentu
nya masih banyak lagi jenis mata gerinda, tetapi umumnya inilah yang sering kita
gunakan.

1. cutting wheel: untuk memotong besi.


2. flap disc: untuk mengamplas, kita biasa menggunakan mata gerinda ini untuk
menghilangkan cat pada kayu atau besi karena tidak terlalu merusak permukaan
benda.
3. grinding wheel: ini adalah mata gerinda yang sering kita lihat. Biasa digunakan
untuk mengikis besi.
4. Sanding disc: seperti kertas gosok/amplas biasa dengan tingkat
kehalusan/kekasaran yang berbeda-beda.
5. backing pad/sanding pad:mata gerinda ini kurang lebih penggunaannya seperti
sanding disc, hanya saja permukaanya rata dan dilengkapi karet sebagai backing pad.
Mata gerinda ini dapat diganti-ganti dengan kertas amplas velcro, yang dapat dengan
mudah kita lepas atau pasang.
6. brush wheel:ini adalah mata gerinda berupa sikat besi yang biasa kita gunakan
untuk membersihkan permukaan besi dari karat.

CARA MEMASANG MATA GERINDA:


Sebelum memasang, pastikan steker/colokan gerinda tidak terhubung
dengan stop kontak untuk mengindari hal yang tidak diinginkan. Cara pemasangan
dan penggunaan gerinda kemungkinan berbeda-beda antara merek satu dengan
yang lainnya, untuk lebih jelasnya bacalah buku manual penggunaan yang
didapatkan saat membeli gerinda. Pastikan gunakan kacamata dan perlengkapan
pengaman lainnya saat menggunakan gerinda.

1. Pertama-tama pasang pelindung untuk mengarahkan percikan api saat memotong


besi. Masukan pelindung dan kencangkan dengan kunci L yang didapat saat membeli
gerinda.
 

2. Selanjutnya pasang spacer gerinda, spacer ini berfungsi sebagai dudukan mata
gerinda, terutama mata gerinda jenis cutting wheel/grinding wheel.

3. Selanjutnya letakan mata gerinda dan mur pengunci


 

4. Agar mata gerinda tidak berputar saat dikencangkan, kita perlu menekan pengunci
pada bagian belakang gerinda. Tekan tombol dan tahan, lalu kencangkan mur pengunci
menggunakan kunci khusus yang didapatkan saat membeli.
 

CARA MENGGUNAKAN GERINDA:
 Sebelum memasang steker pada stop kontak, pastikan swithch gerinda pada posisi
off.
 Dorong switch/saklar untuk menyalakan mesin dan tekan untuk mengunci
switch/saklar. Dengan ini kita tidak perlu terus menekan switch untuk menyalakan
mesin.
Pada bagian belakang gerinda terdapat switch untuk mengatur kecepatan putaran
gerinda. Terkadang kita perlu merubah kecepatan menjadi pelan untuk
mengamplas/memoles menggunakan gerinda.
Setelah selesai menggunakannya jangan lupa untuk mencabut steker dari stop kontak
dan bersihkan gerinda dari serbuk-serbuk hasil potongan menggunakan kuas

Cara Repair Hand Grinder / Gerinda Tangan 4"


Kali ini saya akan membahas bagaimana cara memperbaiki gerinda tangan yang rusak. Ok
tanpa basa-basi, langsung saja kita bahas. Tapi sebelumnya, bagi mas brow & mbak sis yang
belum tau seperti apa gerinda tangan itu, dibawah ini saya tampilkan gambarnya.

Hand Grinder 4"

Alat ini digunakan untuk merapikan & menghaluskan permukaan benda logam, seperti : plat
A36, siku, roundbar, hollowbar, dsb.

Langkah Pertama :
Hal yang pertama kali kita lakukan bila menemukan gerinda tangan kita tidak hidup adalah cek
stekernya apakah sudah dicolokin kesumber listrik. hehehehe.... bercanda dikit. Tapi yang pasti
cek kabelnya, apakah ada yang putus atau tidak. caranya di tes menggunakan multitester.

Langkah Kedua :
Periksa Carbon Brushes nya. apakah habis atau tidak (lihat gambar 1). Karena gerinda tangan
ini jenis motor yang menggunakan Carbon Brushes. Seperti motor DC. Bedanya hanya kalau
motor DC menggunakan magnet permanen, sedangkan motor pada gerinda tangan tidak pakai
magnet. 
Gambar 1
Langkah Ketiga :
Cek Brushes pada armature. bila armature rusak, maka ganti baru. (lihat gambar 2).

Gambar 2
Langkah Keempat :
Cek stator/gulungannya dengan menggunakan multitester pada posisi OHM meter. Stator
mempunyai 4 kaki. perhatihan cara mengukurnya. (lihat gambar 3). kaki 1 dengan kaki 2, kaki 3
dengan kaki 4. Apabila multitester menunjukan nilai resistansi, maka stator tersebut bagus.
namun apabila tidak menunjukan nilai resistansi maka stator tersebut rusak. (lihat gambar
4). Ganti stator dengan yang baru, atau bisa digulung ulang.
Gambar 3

Gambar 4
Pada gambar 4 yang sebelah kanan, nilai yang ditunjukan oleh multimeter digital saya bukanlah
nilai resistansi. tapi nilai awal pada saat selectornya saya oper ke posisi OHM meter.
Sekian bahasan kita kali ini. Semoga bisa bermanfaat buat bro & sis semua.
Mesin Gerinda (Grinding Machine)

Kemampuan menajamkan alat potong dengan mengasahnya dengan pasir


atau batu telah ditemukan oleh manusia primitif sejak beberapa abad yang
lalu. Alat pengikis digunakan untuk membuat batu gerinda pertama kali pada
zaman besi dan pada perkembangannya dibuat lebih bagus untuk proses
penajaman. Di awal tahun 1900-an, penggerindaan mengalami
perkembangan yang sangat cepat seiring dengan kemampuan manusia
membuat butiran abrasive seperti silikon karbida dan aluminium karbida.
Selanjutnya dikembangkan mesin pengasah yang lebih efektif yang disebut
mesin gerinda. Mesin ini dapat mengikis permukaan logam dengan cepat dan
mempunyai tingkat akurasi yang tinggi sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. 
Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk
mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin
gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda.kerja
sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.

Jenis- jenis Mesin Gerinda:

1. Mesin Gerinda Permukaan 

a.  Pengertian
Mesin Surface Grinding adalah mesin gerinda yang mengacu pada
pembuatan bentukdatar dan permukaan yang rata pada sebuah benda kerja
yang berada di bawah batu gerinda yang berputar. Mesin surface grinding
bisa kita jumpai di ATMI pada mesin Brand dan Magerle. Pada umumnya
mesin gerinda digunakan untuk penggerindaan permukaan yang meja
mesinnya bergerak horizontal bolak-balik. Benda kerja dicekam pada meja
magnetik, digerakkan maju mundur di bawah batu gerinda. Meja pada mesin
gerinda datar dapat dioperasikan secara manual atau otomatis yang dapat
diatur pada bagian tuasnya.

b.  Klasifikasi
Mesin surface grinding berdasarkan pergerakan meja dan spindlenya dibagi
menjadi 4 macam, yaitu:
1.    Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja bolak-balik
Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan
permukaan rata dan menyudut. Mengenai panjang langkah pada meja dan
gerakan melintang batu gerinda dapat disetting pada tuas dimeja mesin
gerinda sesuai dengan sifat dan karakter benda kerja yang akan dikerjakan.
2.    Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja berputar
Mesin jenis ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata pada
benda kerja silindris. Tepatnya dibagian sisi permukaan rata benda kerja
tersebut dengan gerakan berputarnya meja mesin surface grinding.
3.    Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja bolak-balik
Mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda benda-benda
berpermukaan rata, lebar, dan menyudut. Penggerindaan berlangsung pada
sisi samping roda gerinda sehingga ketika proses harus berhati-hati dalam
pemakanan (DOC) dengan cara lebih sedikit-sedikit. Cara ini dilakukan agar
benda kerja tidak gosong ketika  menerima beban dan luas penampang yang
terlalu besar pada sisi potong batu gerinda.
4.     Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja berputar
Mesin jenis ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros
dan lubang. Bisa juga untuk membuat lubang yang presisi bila memang tidak
ada mesin universal grinding dalam bengkel Anda saat diperlukannya
penggerindaan lubang dalam seperti gambar disebaliknya.
         

Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam,
yaitu:
1.  Surface grinding semi otomatis, proses pemotongan dapat dilakukan secara
manual (tangan) dan otomatis mesin.
2. Surface grinding otomatis, proses pemotongan diatur melalui program
(NC/Numerical Control dan CNC/Computer Numerically Control).
Berdasarkan prinsip pendingin (coolant) mesin gerinda datar dibagi menjadi
dua macam, yaitu:
1. Penggerindaan kering
Sesuai dengan tujuannya, penggerindaan kering dilakukan tanpa
menggunakan cairan pendingin. Agar debu yang timbul dari penggerindaan
tidak beterbangan dan terhisap oleh orang yang bekerja, maka mesin
dilengkapi dengan penyedot debu. Karena apabila tidak disedot, maka debu
akan mengendap pada bagian-bagian mesin.
2. Penggerindaan basah
Pada penggerindaan basah digunakan cairan pendingin untuk mencegah
debu yang timbul dari penggerindaan. Hal ini perlu dijaga agar tidak sampai
mengenai operator, dan tidak pula berserakan keluar mesin maupun kena
lantai. Untuk itu mesin ini operlu dilengkapi perisai untuk menahan cairan
pendingin. Pada penggerindaan basah, kita dapat mempertahankan sifat
logam, karena tidak mengalami kenaikan suhu  akibat gesesekan pada
proses pemotongan.
Prinsip kerja utama dari mesin surface grinding adalah gerakan bolak-balik
benda kerja, dan gerak rotasi dari tool. Dilihat dari prinsip kerja utama mesin
tersebut, mesin gerinda datar secara garis besar mempunyai tiga gerakan
utama, yaitu:
1) Gerak putar batu gerinda.
2) Gerak meja memanjang dan melintang.
3) Gerak Pemakanan.
2.Mesin Gerinda tangan Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang
berfungsi untuk menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda
hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti
besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah
benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk
membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan,
merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang
bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.

Mesin Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan sekitar


11000 - 15000 rpm. Dengan kecepatan tersebut batu grinda, yang
merupakan komposisi aluminium oksida dengan kekasaran serta
kekerasan yang sesuai, dapat menggerus permukaan logam sehingga
menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dengan kecepatan tersebut juga,
mesin gerinda juga dapat digunakan untuk memotong benda logam
dengan menggunakan batu grinda yang dikhususkan untuk memotong.
Untuk mengetahui komposisi kandungan batu gerinda yang sesuai
untuk benda kerjanya dapat dilihat pada artikel spesifikasi batu gerinda.
Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk menggerinda
atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata
yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda
kerja lain seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca,
dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan mesin gerinda tangan
untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan agar kita
menggunakannya secara benar, karena penggunaan mesin gerinda
tangan untuk benda kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang
lebih besar. Untuk itu kita perlu menggunakan peralatan keselamatan
kerja seperti pelindung mata, pelindung hidung (masker), sarung
tangan, dan juga perlu menggunakan handle tangan yang biasanya
disediakan oleh mesin gerinda. Tidak semua mesin gerinda tangan
menyediakan handle tangan, karena mesin yang tidak menyediakan
handle tangan biasanya tidak disarankan untuk digunakan pada benda
kerja non-logam.
Untuk memotong kayu kita dapat menggunakan mata gergaji circular
ukuran 4″ seperti yang disediakan oleh merk eye brand dan GMT.
Untuk memotong bahan bangunan seperti bata, genteng, beton,
keramik, atau batu alam kita dapat menggunakan mata potong seperti
yang disediakan oleh merk Bosch atau Makita. Untuk membentuk atau
menggerinda bahan bangunan juga dapat menggunakan mata gerinda
beton seperti yang disediakan oleh merk Benz. Untuk menggerinda
kaca kita juga dapat menggunakan batu gerinda yang dikhususkan
untuk kaca. Tetapi selain menggunakan batu atau mata yang tepat kita
juga harus dapat menggunakan mesin gerinda tangan yang tepat pula.
Dari beberapa pilihan merk dan tipe mesin gerinda tangan, mesin
gerinda tangan ukuran 4″ adalah mesin gerinda yang banyak
disediakan di pasaran. Mesin gerinda tangan ukuran ini banyak
digunakan untuk hobby dan usaha kecil dan menengah, sedangkan
ukuran yang lebih besar biasanya lebih banyak digunakan untuk
industri-industri besar. 
Pada mesin gerinda ukuran 4″ beberapa merk terkenal (seperti : Makita,
Bosch, Dewalt) memberikan minimal 2 pilihan yaitu yang standard dan
yang bertenaga lebih besar. Tipe standard biasanya memiliki daya listrik
berikisar antara 500 - 700 watt (Makita 9500N / 9553B, Bosch GWS 6-
100, Dewalt DW810) sedangkan yang bertenaga lebih besar memiliki
daya lebih besar dari 800 watt (Makita 9556NB, Bosch GWS8-100C /
CE, Dewalt D28111). Pada dasarnya semua keperluan cukup
menggunakan tipe standard, penggunaan mesin dengan tenaga yang
lebih besar diperlukan untuk benda kerja yang lebih keras, seperti
stainless steel, logam yang lebih keras, keramik, batu alam atau beton.
Mesin tipe standar yang digunakan untuk material-material tersebut
umumnya lebih cepat panas dan berumur lebih pendek, karena pada
material yang lebih keras, mesin bekerja lebih keras sehingga
membutuhkan torsi yang lebih besar dan ketahanan panas yang lebih
tinggi. 
Khusus untuk benda kerja berupa kaca, karena sifat materialnya, kita
membutuhkan mesin gerinda dengan kecepatan lebih rendah. Dan
yang menyediakan mesin untuk keperluan ini adalah merk Bosch
dengan tipe GWS 8-100CE, mesin ini memiliki fitur berupa pengaturan
akecepatan, yang tidak dimiliki merk lainnya. Dengan demikian kita
dapat mengatur mesin pada kecepatan rendah sehingga mengurangi
resiko rusak pada benda kerja. Selain itu karena fitur ini, mesin gerinda
Bosch GWS 8-100CE ini juga dapat digunakan untuk memoles mobil.
Cukup dengan menggunakan piringan karet dan wol poles yang sesuai.
Mesin gerinda tangan adalah mesin yang serba guna, dapat digunakan
untuk menggerinda atau memotong benda logam, kayu, bahan
bangunan, kaca dan juga memoles mobil. Dengan menggunakan mesin
dan mata yang tepat maka kita dapat menggunakan mesin gerinda
dengan optimal. Tetapi tak lupa kita juga perlu memperhatikan
keselamatan kerja.

3. Mesin Gerinda Duduk

Fungsi utama gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi
dapat juga digunakan untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah
pisau dapur, golok, kampak, arit, mata bajak, dan perkakas pisau
lainnya. 
Selain untuk mengasah, gerinda duduk dapat juga untuk membentuk
atau membuat perkakas baru, seperti membuat pisau khusus untuk
meraut bambu, membuat sukucadang mesin jahit, membuat obeng,
atau alat bantu lainnya untuk reparasi turbin dan mesin lainnya.

4. Mesin Gerinda Silindris

3.
Mesin gerinda silindris adalah alat pemesinan yang berfungsi
untuk membuat 
bentuk-bentuk silindris, silindris bertingkat, dan sebagainya.
Berdasarkan 
konstruksi mesinnya, mesin gerinda silindris dibedakan mejadi
menjadi empat 
macam:
A. Gerinda silindris luar
Mesin gerinda silindris luar berfungsi untuk menggerinda diameter
luar benda
kerja yang berbentuk silindris dan tirus.

B. Mesin gerinda silindris dalam


Mesin gerinda silindris jenis ini berfungsi untuk menggerinda
benda-benda
dengan diameter dalam yang berbentuk silindris dan tirus.
C. Mesin gerinda silinder luar tanpa center (centreless)
Mesin gerinda silindris jenis ini digunakan untuk menggerinda
diameter luar
dalam jumlah yang banyak/massal baik panjang maupun pendek

D. Mesin gerinda silindris universal


Sesuai namanya, mesin gerinda jenis ini mampu untuk
menggerinda benda
kerja dengan diameter luar dan dalam baik bentuk silinde

embahasan Mesin Gerinda


 
1.MESIN GERINDA
Mesin gerinda  merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja.
Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi
dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan
pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil
pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut,
menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain. ada umumnya mesin
gerinda digunakan untuk menggerinda atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu
atau mata yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain seperti
kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum
menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan
agar kita menggunakannya secara benar karena penggunaan mesin gerinda  untuk benda kerja
bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih besar.
 2.LANGKAH KERJA PENGGUNAAN MESIN GERINDA
          Pada
umum. Bekerja dengan mesin gerinda prinsipnya sama dengan proses pemotongan
benda kerja. Pisau atau alat potong gerinda adalah ribuan keping berbentuk pasir gerinda yang
melekat menjadi keping roda gerinda. Proses penggerindaan dilakukan oleh keping roda gerinda
yang berputar menggesek permukaan benda kerja. Kecepatan kerja dalam kerja gerinda bukan
faktor utama, hasil akhir dalam bentuk dan ketepatan ukuran lebih diutamakan. Dua operasi
penggerindaan yang akan dijelaskan adalah kerja gerinda permukaan dan kerja gerinda silinder
luar dan dalam.
Urutan kerja gerinda umumnya adalah sebagai berikut :
 a. Pemahaman gambar kerja
 b. Pencekaman benda kerj
 c. Pemeriksaaan air pendingin
 d. Pemeriksaan ketajaman roda gerinda
 e. Pengaturan putaran
 f. Penyetelan panjang langkah dan dalamnya pemakanan
 g. Pemeriksaan penggerindaan (jalan kosong)
 h. Penggerindaan benda kerja
 i. Pemeriksaan hasil gerinda
   1. Syarat utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan roda gerinda ialah :
     a. Sifat fisik dari material yang akan digerinda mempengaruhi pemilihan dari bahan asah.
Gunakan roda gerinda alumunium oksida untuk material-material berkekuatan tarik yang tinggi.
Seperti contoh baja karbon, baja campuran, baja kecepatan tinggi, besi tempa, perunggu dll.
Gunakan roda gerinda silicon carbide untuk material berkekuatan tarik yang rendah. Contoh besi
kelabu, kuningan, alumunium, tembaga, granite, karet, kulit dan lain – lain. Gunakan roda
gerinda keras untuk material yang lunak dan gunakan roda gerinda lunak untuk material yang
keras. Bila menggerinda material keras, butiran-butiran lebih cepat tumpul dari material lunak,
maka lunaknya perekat diperlukan untuk memudahkan butiran-butiran membelah atau
meninggalkan roda gerinda dengan tujuan memunculkan butiran-butiran baru sebagai
penggantinya. Material lunak kurang cepat penumpulan butiran-butirannya. Perekat kuat
memungkinkan pemegangan butiran-butiran lebih lama.
      b. Banyaknya material yang dihilangkan dan hasil akhir yang diminta mempengaruhi
pemilihan dari     ukuran   butiran, struktur dan tipe perekat. Gunakan roda gerinda yang kasar
dan berpori-pori untuk pemakanan banyak. Gunakan roda gerinda berbutiran halus untuk
penyelesaian yang baik. Gunakan roda gerinda berbutiran kasar untuk material liat dan
berbutiran halus untuk material keras. Disini kecepatan produksi bukan faktor yang penting,
  2. Menggerinda Permukaan. Menggerinda permukaan adalah mengerjakan penggerindaan pada
permukaan yang lurus. Jenis gerinda permukaan antara lain :
 a. Memotong atau menipiskan permukaan yang panjang dan gerinda bentuk. Benda kerja
diletakkan pada meja mesin yang diikat dengan magnit. Roda gerinda dipasang pada poros yang
letaknya horizontal. Pamakanannya bergerak menurun dan diatur antara 1/1000 sampai 5/100
mm setiap gerak pemakanannya.
 b. Gerinda permukaan lainnya adalah menggerinda benda kerja yang dipasang pada kepala tetap
(cekam), dan diantara dua senter. Untuk benda kerja yang dijepit antara dua senter, dapat
menggunakan permukaan depan roda gerinda. Agar permukaan benda kerja rata, permukaan
depan roda gerinda di truing minimum 1 derajat kearah pusat sumbu.
  3. Menggerinda silinder.
 a. Menggerinda silinder luar. Dilakukan dengan gerak memanjang untuk benda kerja panjang,
dan gerak tegak lurus untuk benda yang tebalnya tidak melebihi tebal roda gerinda. Gerak tegak
lurus juga dilakukan untuk gerinda bentuk.
 b. Menggerinda silinder dalam. Dilakukan sesuai posisi benda kerja, yaitu benda kerja dapat
berputar misalnya bentuk ring, pelana (bush), dan benda kerja tidak dapat berputar, misal bentuk
jig dan dies.
  4. Menggerinda Tanpa Senter. Menggerinda tanpa senter digunakan untuk produk masal. Benda
kerja dijepit antara dua gerinda yang berhadapan dan ditahan oleh penyangga.
3.  Macam-macam batu gerinda
Selain jenis-jenis batu gerinda yang di atas juga terdapat jenis lain
seperti shaped grinding wheels, cylindrical grinding wheels.
Fungsi dari batu gerinda tersebut juga berbeda-beda dalam pemakaiannya, berikut fungsi
dari beberapa jenis batu gerinda :
1. Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti handtap, countersink, mata
bor, dan sebagainya.
2. Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat bubut, dan
sebagainya.
3. Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter
4. Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong ataupun material yang sangat keras, seperti
HSS, material yang sudah mengalami proses heat treatment.
5. Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter dalam suatu jenis produk.
Selain fungsi yang berbeda pada setiap jenis batu, juga mempunyai warna batu yang berbeda
pula, dimana setiap warna yang dimiliki batu mempunyai karakteristik yang berbeda pula, di
pasaran pada umunya terdapat warna merah muda, putih dan hijau.
2.2.3 Alat-alat
Alat-alat yang diperlukan selama menggunakan mesin gerinda adalah sebagai berikut :
1. Masker, digunakan untuk melindungi pernafasan kita pada saat melakukan penggerindaan,
terutama pada saat melakukandressing.
2. Kacamata, untuk melindungi mata dari percikan bunga api dan debu pada saat penggerindaan.
3. Bevel protector, alat yang digunakan untuk mengukur sudut pada alat potong setelah melakukan
penggerindaan.
4. Surface plate, alat yang digunakan untuk melihat kerataan/ketinggian pada mata cutter, berupa
alat yang mempunyai permukaan sangat rata dan halus.
5. Caliper, digunakan untuk mengukur sebuah dimensi, biasanya dipakai untuk membuat pahat ulir.
6. Dresser, merupakan batu diamond yang digunakan untuk membersihkan batu gerinda yang kotor.
7. Kunci “L” dan kunci pas, untuk mengatur sudut-sudut pada alat potong yang akan digerinda.
Langkah kerja pengasahan cutter end mill:
I. Meratakan permukaan Cutter:
Dengan menggunakan batu gerinda flat wheels, sudut-sudut sisi potong pada cutter akan
di-nol-kan. Berikut ini langkah-langkah yang harus dilaksanakan:
1. Pasang cutter pada collet yang sesuai dan dipasang pada poros utama.
2. Mengatur sudut-sudut (no.4 dan 25) sehingga menunjukkan angka nol pada skala, posisi cutter
tegak lurus pada batu gerinda.
3. Mengatur ketinggian batu gerinda (no.11) sampai satu center dengan cutter.
4. Mengatur stopper (no.8) sedemikian rupa sehingga permukaan cutter mengenai batu gerinda tepat
setengah diameternya.
5. Melepas pin (no.26) sehingga dapat memutar handle (no.28) secara bebas.
6. Melakukan gerak pemakanan dengan memutar handle (no.28) dan juga memutar handle (no.10)
sampai permukaan cutter rata.
II. Mengasah sisi potong Cutter:
Dengan menggunakan batu gerinda cup wheels, sudut-sudut sisi potong pada cutter akan
dibentuk kembali. Dimana cutter masih dalam satu settingan pada saat meratakan permukaan
cutter.
1. Dengan menggunakan pin (no.26) untuk menahan skala (no.27).
2. Catatan: perhatikan jumlah mata potong pada cutter!!!
3. Mengatur sudut (no.4) sehingga membentuk sudut 2-3.
4. Mengatur sudut (no.25) sehingga membentuk sudut 10-15.
5. Mengatur ketinggian batu gerinda (no.11) sampai satu center dengan cutter.
6. Mengatur stopper (no.8), usahakan agar gerak pemakanan mencapai garis tengah pada cutter.
7. Melakukan gerak pemakanan dengan memutar handle (no.10) sambil menggerakkan handle (no.9)
kekiri dan kekanan, sehingga permukaan sisi potong terasah semua.
8. Setelah mencapai kedalaman pemakanan tertentu pada skala, lepas pin (no.26) dan memutar skala
(no.27) sesuai dengan jumlah mata potong pada cutter.
9. Ulangi langkah No.4, sampai semua sisi mata potong terasah semua.
10. Kembali mengatur sudut (no.25) hingga membentuk 6-8, dan ulangi kembali langkah No.3-6.
11. Untuk menge-cek apakah mata cutter sudah terasah dengan baik dan mempunyai ketinggian yang
sama satu dengan yang lain, gunakan block dengan permukaan yang rata, dan letakkan cutter
tegak lurus dengan permukaan bidang tersebut.
III. Mengasah sisi samping (Diameter Luar).
Dengan menggunakan batu gerinda cup wheels, sisi samping cutter digerinda agar
mempunyai sisi potong yang tajam pada saat melakukan gerak pemakanan samping.
1. Masih dalam satu settingan pada pengerindaan sebelumnya, atur sudut (no.4) membentuk sudut
90.
2. Melepas pin (no.26) sehingga handle (no.28) dapat berputar dengan bebas.
3. Mengatur ketinggian batu gerinda (no.11) sehingga satu center pada cutter.
4. Mengatur stopper (no.8), usahakan seluruh sisi samping pada cutter terasah semua.
5. Dengan menggerakkan handle (no.9) ke kiri dan ke kanan, dan melakukan gerak pemakanan
(no.10) dan memutar handle (no.28).
6. Usahakan jangan melakukan pemakanan terlalu banyak karena menyebabkan pengurangan
diameter cutter
Langkah kerja pengasahan pahat bubut
Dengan menggunakan batu gerinda cup wheels, dan menggunakan sistem pencekaman
pahat dengan tanggem.
1. Cekam pahat dengan tanggem, usahakan posisi pahat sejajar/lurus dengan tanggem.
2. Mengatur stopper dan ketinggian batu gerinda terhadap pahat, usahakan satu center!
3. Mengasah permukaan bidang A, perhatikan sudut-sudutnya! (lihat gbr. tampak atas dan samping).
4. Mengasah permukaan bidang B, perhatikan sudut-sudutnya! (lihat gbr. tampak depan).
5. Mengasah permukaan bidang C, perhatikan sudut-sudutnya! (lihat gbr. tampak depan dan atas).
4. Meratakan permukaan Cutter:
Dengan menggunakan batu gerinda flat wheels, sudut-sudut sisi potong pada cutter akan
di-nol-kan. Berikut ini langkah-langkah yang harus dilaksanakan:
1. Pasang cutter pada collet yang sesuai dan dipasang pada poros utama.
2. Mengatur sudut-sudut (no.4 dan 25) sehingga menunjukkan angka nol pada skala, posisi cutter
tegak lurus pada batu gerinda.
3. Mengatur ketinggian batu gerinda (no.11) sampai satu center dengan cutter.
4. Mengatur stopper (no.8) sedemikian rupa sehingga permukaan cutter mengenai batu gerinda tepat
setengah diameternya.
5. Melepas pin (no.26) sehingga dapat memutar handle (no.28) secara bebas.
6. Melakukan gerak pemakanan dengan memutar handle (no.28) dan juga memutar handle (no.10)
sampai permukaan cutter rata.
  5. Mengasah sisi potong Cutter:
Dengan menggunakan batu gerinda cup wheels, sudut-sudut sisi potong pada cutter akan
dibentuk kembali. Dimana cutter masih dalam satu settingan pada saat meratakan permukaan
cutter.
1. Dengan menggunakan pin (no.26) untuk menahan skala (no.27).
2. Catatan: perhatikan jumlah mata potong pada cutter!!!
3. Mengatur sudut (no.4) sehingga membentuk sudut 2-3.
4. Mengatur sudut (no.25) sehingga membentuk sudut 10-15.
5. Mengatur ketinggian batu gerinda (no.11) sampai satu center dengan cutter.
6. Mengatur stopper (no.8), usahakan agar gerak pemakanan mencapai garis tengah pada cutter.
7. Melakukan gerak pemakanan dengan memutar handle (no.10) sambil menggerakkan handle (no.9)
kekiri dan kekanan, sehingga permukaan sisi potong terasah semua.
8. Setelah mencapai kedalaman pemakanan tertentu pada skala, lepas pin (no.26) dan memutar skala
(no.27) sesuai dengan jumlah mata potong pada cutter.
9. Ulangi langkah No.4, sampai semua sisi mata potong terasah semua.
10. Kembali mengatur sudut (no.25) hingga membentuk 6-8, dan ulangi kembali langkah No.3-6.
11. Untuk menge-cek apakah mata cutter sudah terasah dengan baik dan mempunyai ketinggian yang
sama satu dengan yang lain, gunakan block dengan permukaan yang rata, dan letakkan cutter
tegak lurus dengan permukaan bidang tersebut.
   6. Mengasah sisi samping (Diameter Luar).
Dengan menggunakan batu gerinda cup wheels, sisi samping cutter digerinda agar
mempunyai sisi potong yang tajam pada saat melakukan gerak pemakanan samping.
1. Masih dalam satu settingan pada pengerindaan sebelumnya, atur sudut (no.4) membentuk sudut
90.
2. Melepas pin (no.26) sehingga handle (no.28) dapat berputar dengan bebas.
3. Mengatur ketinggian batu gerinda (no.11) sehingga satu center pada cutter.
4. Mengatur stopper (no.8), usahakan seluruh sisi samping pada cutter terasah semua.
5. Dengan menggerakkan handle (no.9) ke kiri dan ke kanan, dan melakukan gerak pemakanan
(no.10) dan memutar handle (no.28).
6. Usahakan jangan melakukan pemakanan terlalu banyak karena menyebabkan pengurangan
diameter cutter.
     7. UPAYA MENCEGAH KECELAKAAN KERJA.
 1.DALAM PENGGUNAAN MESIN GERINDA
   A. Umum. Keselamatan kerja perlu mendapat perhatian, karena pada saat bekerja roda gerinda
berputar sangat tinggi. Pecahnya roda gerinda akibat kesalahan operasi dan pemeriksaan kondisi
roda gerinda yang tidak cermat dapat mencelakakan operator. 
   B. Pencegahan Kecelakaan Kerja. Kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan :
   1. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau tak resmi mengenai
misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis peralatan tertentu, praktek-
praktek keselamatan dan higiene umum, atau alat-alat perlindungan diri.
   2. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan yang diwajibkan.
   3. Penelitian bersifar teknik, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahan-bahan yang berbahaya,
pengujian alat-alat perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu,
atau penelaahan tentang bahan-bahan dan desain paling tepat untuk tambang-tambang
pengangkat dan peralatan pengangkat lainnya.
   4. Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis dan patologis
faktor-faktor lingkungan dan teknologis, dan keadaan-keadaan fisik yang mengakibatkan
kecelakaan.
   5. Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan.
   6. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi,
banyaknya , mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan apa sebab-sebabnya.
   7. Pendidikan, yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik, sekolah-
sekolah atau kursus-kursus pertukangan.
   8. Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi operator, khususnya yang baru, dalam
keselamatan kerja.
   2. Alat – alat keselamatan yang diperlukan selama menggunakan mesin gerinda
adalah sebagai berikut:
:   a. Masker, digunakan untuk melindungi pernafasan kita pada saat melakukan penggerindaan,
terutama pada saat melakukan dressing.
   b. Kacamata, untuk melindungi mata dari percikan bunga api dan debu pada saat
penggerindaan.
  c. Bevel protector, alat yang digunakan untuk mengukur sudut pada alat potong setelah
melakukan penggerindaan.
   d. Surface plate, alat yang digunakan untuk melihat kerataan atau ketinggian pada mata cutter,
berupa alat yang mempunyai permukaan sangat rata dan halus.
   e. Caliper, digunakan untuk mengukur sebuah dimensi, biasanya dipakai untuk membuat pahat
ulir.
   f. Dresser, merupakan batu diamond yang digunakan untuk membersihkan batu gerinda yang
kotor.
   g. Kunci “L” dan kunci pas, untuk mengatur sudut-sudut pada alat potong yang akan digerinda.
   3. Selama roda gerinda berputar, posisi operator tidak boleh berada pada bidang
perputaran roda gerinda. Beberapa langkah keselamatan kerja mesin gerinda antara
lain :
   a. Selalu periksa kondisi roda gerinda dari keretakan. Ketuk roda gerinda dengan tangkai
obeng, bila suaranya nyaring berarti baik, dan sember beararti ada keretakan.
   b. Jaga kecepatan roda gerinda sesuai ketentuan tabel kecepatan pada mesin tersebut.
   c. Pastikan benda kerja, kepala lepas, pencekam dan peralatan yang lain sudah pada posisi yang
benar.
   d. Gunakan roda gerinda sesuai dengan jenis kerja dan benda kerjanya.
   e. Jangan memakankan (to feed) terlalu cepat benda kerja antara dua senter kemungkinan akan
tertekan dan dapat merusakkan benda kerja dan roda gerindanya.
   f. Stop seluruh motor penggerak sebelum mengatur atau menyetel mesin gerinda.
   g. Ketika mengasah roda gerinda (dressing / truing) pastikan intan pengasah terletak pada
posisi yang kuat dan benar.
   h. Jangan memeriksa dimensi (pengukuran) selama benda kerja sedang digerinda.
            B.Pahat Bubut.
   A. Pahat bubut
        Berdasarkan arah
pemakanannya, pahat bubut terbagi atas :
 - pahat kanan, bila pahat dipegang pada permukaannya menghadap pekerja dengan ujung
menunjuk ke bawah dan ujung potong berada di sebelah kanan atau memotong dari arah kanan
ke kiri
 - pahat kiri, memotong dari arah kiri ke kanan
Berdasarkan bentuk dan penggunaannya, pahat bubut terbagi atas :
 - pahat kasar
 - pahat halus (penyelesaian)
 - pahat sisi
 - pahat potong
 - pahat alur
 - pahat ulir (ulir luar dan dalam)
Berdasarkan kedudukan dari bentuk kepala potongnya terhadap poros dari pahat, maka pahat
bubut terbagi atas :
 1. Gambar Penggunaan/Pemakaian Pahat-pahat Bubut
 2. Sudut-sudut pahat bubut
      Sudut-sudut pahat bubut tergantung dari bahan benda kerja dan bahan pahat itu sendiri.
Pahat-pahat tersebut mungkin dibuat dari baja perkakas, baja kecepatan tinggi atau carbide.
Pahat yang terbuat dari baja kecepatan tinggi sangat keras (liat) dan tahan panas sampai 600oC.
Pahat jenis ini umum digunakan karena dapat melayani hampir semua keperluan.
Pahat-pahat bubut mempunyai kesamaan patokan bentuk seperti pada pahat-pahat lainnya,
misalnya pada bentuk bidang baji.
 3. Sudut-sudut pahat dari bahan baja kecepatan tinggi
 -Untuk kuningan, perunggu, bahan yang rapuh dan keras.
 -Untuk bahan lunak dan aluminium murni.
 -Untuk perunggu liat dan lunak
 -Untuk baja tuang yang berkualitas 34 - 50 kg/mm2
 -Untuk baja tuang yang berkualitas 50 - 70 kg/mm2
 -Untuk baja tuang yang berkualitas lebih dari 70 kg/mm2, seperti kuningan merah dan perunggu
 4.Mengatur letak tinggi pahat bubut
Letak ujung sisi pemotong pahat harus disesuaikan tepat pada gerakan sumbu benda kerja.
Jika letak pahat di atas sumbu, maka garis sumbu dan sudut tatal akan membuat sudut lebih
besar dan sudut bebasnya berkurang.
Akibatnya pahat akan melentur dan sisi depan bagian bawah akan masuk lebih dalam pada
benda kerja.
Jika letak pahat di bawah sumbu, maka besarnya sudut antara garis sumbu dan sudut tatal akan
berkurang, dan sudut bebasnya menjadi besar.
Kedudukan pahat yang demikian akan mengakibatkan benda kerja rusak dan terangkat.
Untuk menghindari getaran pada pahat, maka pahat harus diikat sependek mungkin pada
tempat pahat.
Mengatur tinggi rendahnya pahat ialah dengan keping baja yang berbentuk cekung. Kedudukan
pahat harus rata, sejajar dengan tempat pahat.
 5. Ketirusan
Ketirusan digunakan untuk bermacam-macam keguanaan di bengkel, misalnya untuk
pengikatan dan sealing. Pada penggunaan yang umum ketirusan ini sudah dinormalisasikan.
Bentuk tirusnya dapat dibuat di mesin bubut dengan 3 perbedaan cara :
1. Membubut tirus dengan eretan atas
2. Membubut tirus dengan menggerakkan kepala lepas
3. Membubut tirus dengan perlengkapan pembubutan tirus
 6. Mengatur eretan atas dengan skala derajat
Eretan atas harus diatur searah dengan arah ketirusan yang akan dibuat. Eretan atas digerakkan
dari posisi nol pada skala sampai menunjukkan setengah dari sudut ketirusan (a/2) dan
dikencangkan dengan baut.
 7. Mengatur eretan atas dengan pemeriksa tirus
Pemeriksa tirus dapat digunakan sebagai bahan dasar pengaturan eretan atas.
Dial indicator ditempatkan pada ereta atas dan ujung dial disentuhkan pada sepanjang sisi
pemeriksa tirus.
Pengaturan yang benar adalah bila dialnya tidak menunjukkan perbedaan.
 8. Mengatur sudut
Untuk operasi pembubutan, pengaturan sudutnya adalah sudut dari kemiringan atau setengah
dari sudut ketirusannya (a/2)

PROSES GERINDA
Jumat, Mei 16, 2014    No comments

BAB I
MESIN GERINDA

A.    Pengertian Mesin Gerinda


Mesin gerinda adalah suatu alat yang ekonomis untuk menghasilkan permukaan yang
halus dan dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin Gerinda merupakan salah satu jenis
mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak
yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja
mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi
pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.

B.     Fungsi Utama Mesin Gerinda


1.      Memotong benda kerja yang ketebalanya yang tidak relatif tebal.
2.      Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja.
3.      Sebagai proses jadi akhir ( finishing ) pada benda kerja.
4.      Mengasah alat potong agar tajam.
5.      Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja.
6.      Membentuk suatu profil pada benda kerja ( baik itu elips, siku, dan lain-lain )

C.    Kelebihan dan Kekurangan Mesin Gerinda


1.      Kelebihan
         Dapat mengerjakan benda kerja yang telah dikeraskan.
         Dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus hingga N6.
         Dapat mengerjakan benda kerja dengan tuntutan ukuran yang sangat presisi.
2.      Kekurangan
         Skala pemakanan ( depth of cut ) harus kecil.
         Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan cukup lama.
         Biaya yang diperlukan untuk pengerjaan cukup mahal.
D.    Jenis-Jenis Mesin Gerinda
1.      Mesin Gerinda Permukaan ( Surface Grinding )
Merupakan jenis mesin gerinda yang digunakan untuk menggerinda permukaan rataatau
untuk memperoleh hasil permukaan yang datar dan rata. Pada umumnya mesin ini di gunakan
untuk menggerinda permukaan yang meja mesinnya  bergerak horizontal bolak-balik. Meja ini
dapat diopersikan manual maupun otomatis. Pencekaman benda kerja dengan cara  diikat pada
kotak meja magnetik. Hasil pengerjaan mesin gerinda permukaan antara lain : Parallel block,
Jangka Sorong, Bed Mesin, dan lain-lain. Menurut sumbunya, mesin ini dibagi menjadi 4 jenis,
yaitu:
         Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja bolak-balik.
Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata dan
menyudut.

         Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja berputar.


Mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.
    
     Mesin gerinda permukaan vertikal dengan gerakan meja bolak-balik.
Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan permukaan rata dan lebar
serta menyudut.
                                                                                                        
         Mesin gerinda permukaan vertikal dengan meja berputar
Fungsi mesin ini sama dengan mesin gerinda datar horizontal meja bolak-balik yaitu
dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.

Bagian-bagian utama mesin gerinda permukaan :


1.      Spindel pemakanan batu gerinda Penggerak pemakanan batu gerinda.
2.      Pembatas langkah meja mesin
3.      Sistem hidrolik Penggerak langkah meja mesin.
4.      Spindel penggerak meja mesin naik turun
5.      Spindel penggerak meja mesin kanan-kiri
6.      Tuas pengontrol meja mesin
7.      Panel kontrol Bagian pengatur prises kerja mesin.A
8.      Meja mesin Tempat dudukan benda kerja yang akan digerinda.
9.      Kepala utama Bagian yang menghasilkan gerak putar batu gerinda dan gerakan pemakanan.
Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam yaitu :
1)      Mesin gerinda datar semi otomatis, proses pemotongan dapat dilakukan
secara manual (tangan) dan otomatis mesin.
2)      Mesin gerinda datar otomatis, proses pemotongan diatur melalui program
(NC/Numerical Control dan CNC/Computer Numerically Control).
Untuk merk dan type terkadang letak posisi spindel, tuas dan panel kontrol mesin
berbeda. Perlengkapan yang digunakan pada mesin gerinda permukaan :
a.             Meja magnet listrik
Pencekaman terjadi akibat adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh aliran listrik.
Pada mesin gerinda datar yang berfungsi sebagai pencekam benda kerja adalah meja mesin
gerinda itu sendiri. Proses pencekaman benda kerja menggunakan meja magnet listrik, sebagai
berikut :
                       Permukaan meja magnet dibersihkan dan magnet dalam posisi OFF. Benda kerja
diletakkan pada permukaan meja magnet dan diatur pada posisi garis kerja medan magnet.
Pencekaman menggunakan prinsip elektromagnetik. Batangan-batangan yang di ujungnya diatur
sehingga menghasilkan kutub magnet utara dan selatan secara bergantian bila dialiri arus
listrik.Supaya aliran medan magnet melewati benda kerja digunakan logamnonferro yang
disisipkan pada plat atas pencekam magnet.Melepas benda kerja dilakukan dengan
memutuskan aliran listrik yang menuju pencekam magnet dengan menggunakan tombol on/off.
b.            Meja magnet permanen
Pencekaman terjadi akibat adanya magnet permanen yang terdapat pada pencekam. Pada
mesin gerinda jenis ini, magnet yang mengaliri meja bersifat permanen, proses pencekaman
benda kerja menggunakan mesin yang dilengkapi dengan meja jenis ini hampir sama dengan
proses pencekaman benda kerja pada mesin gerinda datar pada umumnya. Akan tetapi, ada
beberapa hal yang membedakan mesin jenis ini dengan mesin gerinda pada umumnya.
Perbedaan tersebut sebagai  berikut :
         Perbedaannya terletak pada sumber magnet yang telah dimiliki, tanpa
menggunakan aliran arus listrik (lempengan magnet permanen).
         Lempengan-lempengan magnet permanen terletak di antara logam anti
magnet yang dipasang di antara plat atas dan bawah.
         Plat atas mempunyai plat sisipan anti magnet yang berfungsi mengarahkan
aliran medan magnet.
         Posisi tuas ”ON”, posisi lempengan magnet sebidang dengan kutub
sisipan di plat atas. Medan magnet mengalir dari kutub selatan ke kutub
luar (plat atas) dan melewati benda kerja diteruskan ke kutub utara dan
plat bawah sehingga benda kerja akan tercekam.
         Benda kerja diatur pada posisi garis kerja aliran medan magnet yang
terdapat pada pencekam magnet.
         Posisi tuas ”OFF”, aliran magnet dipindahkan karena lempengan mag-
net dan sisipan tidak segaris kerja aliran medan magnet. Plat atas dan
sisipan akan menutupi aliran yang menuju ke benda kerja sehingga
benda kerja tidak tercekam.
c.             Ragum mesin presisi
Pencekaman menggunakan ragum mesin presisi adalah benda kerja yang semua bidang
digerinda, di mana antara satu dengan yang lainnya saling tegak lurus dan sejajar.Adapun proses
pengikatan/pencekaman benda kerja menggunakan ragum presisi sebagai berikut :
                      





Untuk menggerinda benda kerja tegak
lurus, ragum diputar 90° tanpa harus membuka penjepitan benda kerja, dengan syarat permukaan
benda kerja lebih tinggi dari permukaan rahang ragum.
d.            Meja sinus
Meja sinus dapat digunakan untuk mencekam benda kerja dalam penggerindaan yang
membentuk sudut dengan ketelitian mencapai detik Adapun proses pencekaman benda kerja
dengan ragum sinus sebagai berikut :
         Meja ini dicekam pada meja magnet.Kemiringan sudut yang dikehendaki diatur dengan cara
mengganjal pada bagian bawah memakai slip-gauges.Benda kerja dipasang pada bidang atas
meja sinus dengan sistem pencekaman meja magnet.
e.             Meja sinus universal
Meja sinus universal digunakan untuk membentuk sudut ke arah vertikal dan ke arah
horizontal.

f.              Blok pencekam khusus


Berfungsi untuk meneruskan aliran medan magnet dari sumber magnet ke benda kerja.
Ada tiga bentuk standar blok penghantar, yaitu persegi, segitiga dan alur V, atau Blok V.
g.             Pengasah batu gerinda/ dresser

Dresser digunakan untuk mengasah batu gerinda. Adapun cara penggunaan dresser untuk


mengasah batu gerinda sebagai berikut :
Dresser 

 Saat menggerinda jangan lupa hidupkan pendingin agar batu
gerinda tidak terjadi panas berlebih.Dressing dilakukan satu kali langkah sudah cukup untuk
membersihkan batu gerinda dan menajamkanya.

2.      Mesin Gerinda Silinder ( Cylindrical Grinding )


Adalah jenis mesin gerinda dengan benda kerja yang mampu di kerjakan adalah benda
dengan bentuk silinder. Hasil benda yang dapat dikerjakan dari mesin ini antara lain : Shaft,
Poros / As, Spindle Mesin, Test Bar, Bearing, Collet, Sleeve, dan lain-lain.  Jenis mesin ini
dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
         Mesin gerinda silindris luar
Mesin Gerinda silindris luar berfungsi untuk menggerinda diameter luar benda kerja yang
berbentuk silindris dan tirus.
         Mesin gerinda silindris dalam.
Mesin Gerinda silindris jenis ini berfungsi untuk menggerinda benda-benda dengan diameter
dalam yang berbentuk silindris dan tirus.
         Mesin gerinda silindris universal
Sesuai namanya, Mesin Gerinda jenis ini mampu untuk menggerinda benda
kerja dengan diameter luar dan dalam baik bentuk silindris.
         Mesin gerinda silindris luar tanpa senter
Mesin Gerinda silindris jenis ini digunakan untuk menggerinda diameter luar dalam jumlah yang
banyak/massal baik panjang maupun pendek.
Bagian –bagian mesin gerinda silinder:
Perlengkapan mesin gerinda silinder :
1)  Cekam rahang 3 : Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda
) Collet : Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda tetapi memiliki permukaan yang halus
) Face plat : Berfungsi mencekam benda dengan permukaan dalam yang akan digerinda
lathe dog : Untuk mencekam benda kerja dengan pencekaman beetwen senter
) Senter ulir : Sebagai penyangga ujung benda kerja pada pencekaman beetwen senter dan dipasang di spindel
utama
6)  Senter konus : Sebagai penyangga pada tail stok.
ekam magnet : Untuk mencekam dengan diameter lebar dan pendek. Prinsip kerjanya sama dengan meja magnet
pada mesin gerinda ratal
al indikator : Untuk mengecek kesenteran/ kelurusan meja mesin terhadap sumbu gerinda
angga tetap : Untuk menyangga benda kerja yang panjang agar tidak terjadi defleksi pada saat proses
penggerindaan
da/ dresser : Untuk mengasah batu gerinda jika sudah tidak rata.
3.      Mesin Gerinda Alat Potong  ( tool grinding machine )
Mesin ini hanya digunakan untuk pekerjaan presisi, yaitu menajamkan (mengasah)
berbagai jenis cutting tool seperti mata pahat bubut, mata bor, dan lain-lain. Juga digunakan
memperhalus (finishing) bentuk silinder, taper, internal, dan surface dari benda kerja yang
mengharuskan ketelitian. Mesin gerinda ini dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pisau frais, reamer, dan sejenisnya.
Perlengkapan mesinnya untuk pengasahan dapat diputa-putar atau digeser sesuai dengan bentuk
benda kerja yang diasah. Batu gerinda pada waktu pengasahan digerakkan dengan tangan
melalui handelnya secara bolak-balik. Benda kerjaq diputar dengan tangan melalui perlengkapan
penjepitnya.
Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pahat potong mesin  bubut dan
pengasahan mata bor. Prinsip kerjanya benda kerja didorong ke arah batu gerinda yang berputar.
Mesinnya tidak mempunyai meja, diganti dengan perlengkapan lain yang dapat digeser
derajatnya sesuai dengan sudut-sudut pada benda kerja yang diasah.
4.      Mesin gerinda tangan ( Hand Grinding )
Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda dengan gaya penggerak diteruskan dari
engkol ke roda gerinda melalui transmisi roda gigi. Biasanya dipergunakan pada bengkel kecil
atau untuk keperluan rumah tangga. Rata-rata fungsi utama mesin ini sebagai alat pemotong saja.
BAB II
RODA GERINDA

A.    Macam-Macam Bentuk Batu Gerinda


1.      Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti handtap, countersink, mata
bor, dan sebagainya.

2.      Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat bubut, dan
sebagainya.

3.      Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter.


4.      Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong ataupun material yang sangat keras,
seperti HSS, material yang sudah mengalami proses heat treatment.

5.      Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter dalam suatu jenis
produk.

6.      Saucer Grinding Wheels, Gerinda ini biasa digunakan untuk mengerinda bergelombang dan
gerinda pemotong. Ini menemukan penggunaan yang luas di non-mesin daerah, karena hal ini
filers bertemu digunakan oleh roda piring untuk menjaga bilah gergaji.
7.      Diamond Grinding Wheels, Dalam roda berlian berlian industri tetap terikat ke tepi.
Digunakan untuk mengerinda bahan-bahan keras seperti beton, batu permata dll. Sebuah melihat
menggorok dirancang untuk mengiris batu permata seperti bahan keras.

B.     Spesifikasi Batu Gerinda


Pada setiap batu gerinda pasti terdapat simbol/ tanda yang menyebutkan identitas batu
gerinda tersebut. Indentitas batu berisi informasi, antara lain:
1.          Jenis bahan asah
2.          Ukuran butiran asah
3.          Tingkat kekerasan
4.          Susunan butiran asah
5.          Jenis bahan perekat
Sebagai contoh:
35      C       60      R       8        S       15
Artinya:
35        : prefix, kode pabrik
C         : jenis abrasive, terdiri dari dua simbol yaitu A (aluminium oksida atau alundun) dan C (silikon
karbida atau crystolon)
60        : ukuran abrasivenya sedang
R         : tingkat kekerasannya keras
8          : susunan abrasivenya renggang
S          : jenis bond/perekatnya Silikat
Cara membaca kode diatas adalah, batu gerinda dengan bahan abrasive silikon karbida
dengan ukuran 60 mesh dengan susunan keras dan menggunakan perekat sodium silikat.
1. Jenis Bahan Asah
a.      Bahan abrasive alami
Bahan abrasive alami berupa batu pasir, emery, quartz, dan korundun. Bahan abrasive ini masih
sering digunakan pada industri umah tangga yang sederhana, seperti industri alat-alat pertanian
yang diproduksi secara tradisional. Sedangkan pada industri-industri di negara maju sudah tidak
menggunakan bahan pengasah ini.
b.      Bahan abrasive buatan
Bahan abrasive buatan merupakan bahan abrasive yang dihasilkan oleh industri. Bahan abrasive
ini bisa digunakan secara efektif, karena besar butir, bentuk butir, dan kemurnian butir bisa
diatur dengan baik sesuai dengan kebutuhan yang ada. Beberapa bahan abrasive yang dihasilkan
oleh industri, antara lain:   
           Oksida Alumunium (Al2O3),  (A)
Paling banyak di aplikasi sebagai bahan pembuatan batu gerinda. Digunakan untuk menggerinda
material dengan tegangan tarik tinggi seperti baja karbon, baja paduan, HSS.
           Silikon karbida (SiC), (C)
Butiran yang sangat keras dan mendekati kekerasan intan. Digunakan untuk menggerinda
material dengan tegangan tarik rendah. Seperti besi tuang kelabu, grafit, alumunium, kuningan,
dan karbida.
           Diamond/ intan (D)
Butiran sangat keras, digunakan untuk menggerinda material dengan kekerasan sangat tinggi.
Seperti carbida semen, keramik, kaca, granit, marmer, batun permata.
           Boron nitride (BN), (CBN)
Kristal bahan ini berbentuk kubus. Bahan ini digunakan untuk menggerinda benda kerja yang
sangat keras seperti karbida, baja perkakas dengan kekerasan diatas 65 HRC.

2.      Ukuran Butir Asahan


Ukuran butir asah dinyatakan dalam bentuk angka. Dimana semakin kecil angka
menunjukan semakin besar ukuran butir abrasive dan semakin besar angka maka ukuran butir
abrasive semakin kecil. Batu gerinda dengan butir kasar (angka kecil) memiliki kemampuan
potong yang baik tetapi hasilnya kasar sedangkan batu gerinda dengan butir halus (angka besar)
memiliki kemampuan daya bentuk yang baik dan hasil penggerindaan yang baik.
Tingkat kekasaran Ukuran butir (mesh)
Kasar 12, 14,16,20,24
Sedang 30,36,46,56,60
Halus 70,80,90,100,120
Sangat halus 150,180,220,240
Tepung 280,320,400,500,800,1200

Angka-angka ini di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan tersebut memiliki
lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari banyaknya lubang dalam saringan seluas 1
inchi2  , ukuran lubang dinamakan dengan mesh.
Sebagai contoh:
1.      Jika dalam 1 inchi2 terdapat 120 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran
120 mesh atau lebih kecil lagi.
2.      Jika dalam 1 inchi terdapat 56  lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran
56  mesh atau lebih kecil lagi. Dan jika butiran yang tertahan diatas saringan berarti memiliki
besar butir 1 step lebih tinggi  ( ukuran butir yang lebih kecil).

3.      Tingkat Kekerasan batu gerinda


Tingkat kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive yang digunakan tetapi
dilihat dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran abrasive dari tekanan tertentu ketika
melakukan proses penggerindaan. Tingkat kekerasan dinyatakan dalam simbol huruf alfabet.
Kekerasan batu gerinda dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tingkat kekerasan Simbol

Sangat lunak E,F,G

Lunak H,I,J

Sedang L,M,N,O

Keras P,Q,R,S
Sangat keras T,U,V,W

4.      Susunan batu gerinda
Struktur batu gerinda di pengaruhi dan di tentukan oleh perbandingan 2 faktor, yaitu
ukuran butiran dan perekat yang digunakan. Perbandingan perekat dengan butir asah dalam batu
gerinda berkisar antara 10-30 % dari volume total batu gerinda. Dilihat dari perbandingan
tersebut, terdapat 2 jenis batu gerinda, yaitu:
a)      Struktur terbuka/ batu gerinda lunak
Jenis ini memiliki sifat mudah melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena
memiliki Jumlah perekat sedikit. Jenis ini di gunakan untuk menggerinda benda yang keras,
karena sifat yang mudah melepas butir asah, maka permukaan benda kerja selalu mendapatkan
butiran asah yang baru dan massih tajam. Percikan bunga api yang dihasilkan banyak karena
selain partikel benda kerja, gesekan yang terjadi juga melepaskan butiran asah.
b)      Struktur tertutup/ batu gerinda keras
Jenis ini memiliki sifat yang sulit melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena
memiliki perekat yang banyak. Jenis ini cocok di gunakan untuk menggerinda benda yang lunak,
karena sifat benda kerja yang lunak, maka mata asah dapat lebih awet karena partikel benda kerja
akan terkikis terlebih dahulu dari pada terlepasnya butiran asah. Percikan bunga api yang
dihasilkan oleh penggerindaan sedikit.
5.      Jenis-jenis Bahan Perekat pada Batu Gerinda
      Tembikar / vitrified (V)
Memiliki sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh air, minyak, ataupun perubahan suhu.
      Silikat / silicate (S)
Digunakan untuk menggerinda material yang sensitif terhadap panas.
      Bakelit/ resinoid (B)
Digunakan untuk menggerinda dengan kecepatan putar tinggi
      Karet / rubber (R)
Digunakan pada roda gerinda yang elastis
      Embalau / shellac (E)
Digunakan untuk hasil penggerindaan yang sangat halus
      Perekat logam/ metal bond
Di gunakan untuk mengikat abrasive boron nitride dan intan.

C.    Beberapa Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Batu Gerinda


  Besarnya busur singgung antara roda gerinda dan benda kerja, busur singgungan besar berarti
luasan gesekan juga luas, maka roda gerinda cepat aus. Untuk itu gunakan roda gerinda lunak
dengan butiran yang besar. Sedangkan untuk busur singgungan kecil atau sedikit, gunakan roda
gerinda yang keras dengan butiran halus.
  Ukuran butir pengasah: besarnya butir (grain) menentukan jenis finishing dari benda kerja yang
digerinda.
  Grade merupakan tingkat kekerasan roda gerinda, yang ditentukan olehkekuatan ikatan
(kepadatan ikatan antara butiran dan pengikat), dimana dalam aplikasi pemilihannya dipengaruhi
beberapa faktor, antara lain :
a.    Jenis penggerindaan : gerinda dipilih sesuai dengan mesin yang digunakan serta bentuk yang
sesuai dengan pengerjaan.
b.    Luasan kontak : grade lunak digunakan untuk luasan kontak benda kerja yang lebih besar,
sedangkan luasa yang lebih kecil digunakan roda gerinda yang lebih luas.
c.    Struktur bahan pengasah dan ukuran butiran : dipilih roda gerinda yang sesuai dengan standar
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat roda gerinda yang bersangkutan.
d.   Material benda kerja : roda gerinda yang keras (kepadatan tinggi) digunakan pada benda kerja
yang lunak (soft), sedangkan roda gerinda yang lunak (kepadatan rendah) digunakan pada benda
kerja yang keras.
e.    Banyak bahan yang digerinda : batu gerinda dengan butiran pengasah kasar dgunakan untuk
bahan yang cukup besar, sedangkan batu gerinda dengan butiran pengasah halus digunakan
untuk pekerjaan penyelesaian dan pengasahan alat-alat potong dengan penggerindaan tipis.
f.     Permukaan/hasil akhir yang diinginkan : roda gerinda dengan butiran pengasah kasar dan struktur
terbuka menghasilkan permukan yang kasar, dan butiran pengasah yang halus dengan struktur
tertutup akan menghasilkan permukaan yang halus.
g.    Kecepatan roda gerinda : semakin cepat putaran roda gerinda terhadap benda kerja, semakin
lunak grade roda gerinda. Roda gerinda yang berputar pelan akan lebih cepat aus, sehingga
direkomendasikan untuk menggunakan grade keras pada kecepatan rendah.
h.    Kecepatan benda kerja : makin cepat gerak benda kerja akan mengakibatkan ausnya/terkikisnya
roda gerinda, sehingga untuk kecepatan benda kerja yang lebih tinggi diperlukan batu gerinda
dengan perekat yang lebih keras.

D.    Pemeriksaan Batu Gerinda


            Berikut ini merupakan beberapa metode manual sederhana untuk memeriksa kerataan
permukaan batu gerinda antara lain sebagai berikut :
1.      Pengamatan Langsung ( Visual )
            Batu gerinda dicek dan diperiksa secara keseluruhan dengan mata apakah ada bagaian
yang mengalami retak atau pecah. Cara ini merupakan cara sederhana dan cepat dalam
pemeriksaan batu gerinda karena dengan metode visual.
2.      Pengecekan suara ( sound test )
            Pada metode ini pemeriksaan batu gerinda menggunakan metode sound yaitu dengan cara
dipukul sedikit. Untuk mengetahui bagian retak pada batu gerinda dengan metode sound ini
dengan mengidentifikasi suara. Apabila suara saat dipukul nyaring berati batu gerinda rata dan
tidak mengalami retak begitu pula sebaliknya.

E.     Penyetimbangan Batu Gerinda


1.      Penyebab Ketidakseimbangan Batu Gerinda
  Ketidaksimetrisan  dari elemen rotasi tersebut ( meliputi : bentuk, penempatan, rapat jenis )
  Ketidaksimetrisan yang terjadi pada waktu elemen rotasi tersebut dalam keadaan berputar
( misalnya : distorsi & perubahan yang terjadi karena adanya tegangan atau stress, perubahan
temperature )
  Material yang tidak homogeny : adanya lubang lubang dari inklus pada benda cor-coran, distribusi
kerapatan butiran yang tidak merata.
  Toleransi didalam proses fabrikasi meliputi : pengecoran, pengerjaan, perakitan      

2.      Keuntungan Melakukan Balancing


  Mengurangi keausan yang terjadi pada bagian penyekat / seal
  Mengurangi kerusakan yang terjadi karena gejala kelelahan ( fatique ) sehingga akan menambah
umur pakai.
  Kualitas permukaan lebih halus
  Tidak menimbulkan getaran

F.     Penyimpanan Batu Gerinda ( Storing )


Batu gerinda memerlukan penanganan khusus dalam penyimpanannya. Setiap kiriman
penyimpanan harus dicek secara visual, bila muncul keraguan jangan gunakan batu gerinda
tersebut. Batu gerinda harus diletakkan dirak yang aman dan jauh dari kerusakan dari batu
gerinda lain maupun benda lain saat berdekatan. Adapun syarat darea untuk penyimpanan roda
gerinda yaitu :
1.      Kering
2.      Bebas embun
3.      Bebas dari perubahan suhu yang besar
4.      Bebas dari getaran
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan batu gerinda antara lain
sebagai berikut :
                     Batu gerinda yang rata dan ringan ( tipis ) ditempatkan  pada permukaan yang datar dan tanpa
antara.
                     Batu gerinda rata dan besar diposisikan berdiri tetapi harus ada penahan agar tidak
menggelinding.
                     Roda gerinda mangkuk ukuran kecil dipisahkan dengan yang ukuran besar.
                     Batu gerinda yang ukuranya kecil ditempatkan ditempat yang sesuai ukuranya.
                     Batu gerinda yang perekatnya jenis vitrified dapat disimpan dalam waktu yang relative lama.
Sedangkan jenis perekat resinoid hanya dapat disimpan selama 2-3 tahun.

BAB III
PROSES MESIN GERINDA

A.    Definisi Menggerinda
Kemampuan menajamkan alat potong dengan mengasahnya dengan pasir atau batu telah
ditemukan oleh manusia primitif sejak beberapa abad yang lalu. Alat pengikis digunakan untuk
membuat batu gerinda pertama kali pada zaman besi dan pada perkembangannya dibuat lebih
bagus untuk proses penajaman. Di awal tahun 1900-an, penggerindaan mengalami
perkembangan yang sangat cepat seiring dengan kemampuan manusia membuat butiran abrasive
seperti silikon karbida dan aluminium karbida. Selanjutnya dikembangkan mesin pengasah yang
lebih efektif yang disebut mesin gerinda. Mesin ini dapat mengikis permukaan logam dengan
cepat dan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Menggerinda sejatinya merupakan suatu proses pengerjaan mekanik yang pengerjaanya
dengan menggesekkan atau menyentuhkan benda kerja ke batu gerinda yang sedang berputar
secara perlahan dan kontinyu terus-menerus hingga sesuai hasil akhir yang diinginkan dengan
depth of cut sangat kecil.
Alasan mengapa mesin gerinda dapat mengerjakan benda kerja dengan ketelitian tinggi
dikarenakan depth of cut ( DOC ) yang digunakan dapat diatur sekecil mungkin, yaitu sekitar 2-5
mikron. Sedangkan alas an yang menyebabkan mesin gerinda dapat menghasilkan permukaan
yang sangat halus karena roda gerinda yang digunakan mempunyai sisi potong yang banyak
dengan teknik penyayatannya sedikit demi sedikit ( proses finishing ) sehingga lebih tepatnya
disebut dengan pengkikisan. Sisi potong pada roda gerinda terbentuk oleh butiran-butiran bahan
asah dalam roda gerinda tersebut. Seperti halnya cutter pisau frais apabila semakin banyak sisi
potongnya maka hasil permukaanya semakin halus.

B.     Peralatan dalam Menggerinda


1.      Kacamata Pelindung
2.      Sarung Tangan
3.      Masker Pelindung Mulut
4.      Pelindung Telinga ( Headphone )
5.      Collet
6.      Bevel Protector dan Bevel Transfer
7.      Angle Gauge
8.      Jangka Sorong
9.      Pendingin atau Air

C.    Jenis-Jenis Penggerindaan
1.      Penggerindaan Kering
Penggerindaan kering merupakan suatu penggerindaan yang pengerjaanya tanpa
menggunakan cairan pendingin. Untuk penggerindaan kering biasanya dipasang alat bantu
penyedot udara sebagai penyaring debu agar tidak beterbangan. Pada penggerindaan kering
biasanya digunakan dalam pengasahan mata bor untuk membuat sudut puncaknya, untuk
mengasah chisel dan untuk mengasah cutter mesin milling. Bisanya hal ini dikarenakan adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
a.       Jenis benda kerja.
b.      Jenis proses pengerjaan.
c.       Jenis Mesin Gerinda
d.      Roda Gerinda ( jenis batu gerinda ).
Beberapa akibat dari penggerindaan kering yaitu :
a.       Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih tinggi.
b.      Chip atau debu yang dihasilkan akan beterbangan.
c.       Batu gerinda lebih awet.
d.      Biaya yang diperlukan lebih murah.

2.      Penggerindaan Basah
Penggerindaan basah merupakan suatu proses penggerindaan yang mengguanakan cairan
pendingin. Biasanya pada penggerindaan basah digunakan untuk pengasahan pahat bubut yang
tip pahatnya berasal dari bahan karbid. Hal ini dilakukan agar tip pahat karbid tidak mudah
gosong. Pada penggerindaan basah biasanya dipasang alat bantu semacam penutup pada batu
gerinda agar chip yang keluar tidak berceceran kemana-mana. Beberapa akibat dari
penggerindaan kering antara lain :
a.       Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih rendah.
b.      Chip atau debu yang dihasilkan tidak beterbangan.
c.       Batu gerinda cepat habis.
d.      Perlu biaya tambahan untuk pendinginnya.

D.    Proses Pengasahan Alat Potong


1.      Pengasahan Twist Drill
Ada beberapa kriteria dalam pengasahan twist drill yang harus terpenuhi dalam mengasah twist
drill yaitu:
a)      Sudut Puncak  ( ϕ )
Sudut puncak adalah sudut yang dibentuk oleh kedua sisi potong pada mata potong
primer. Besarnya sudut puncak dipengaruhi oleh material yang akan dikerjakan.
Rumusan standar untuk menentukan besarnya sudut puncak ini tidak ada. Data tersebut diperoleh
melalui caraeksperimen dimana ditemukan geometri yang paling cocok untuk pengerjaan
material tersebut, kemudian dibakukan dalam standar DIN1414. Pemilihan sudut puncak ini erat
kaitannya dengan type twist drill yang dipakai.  Adapun datanya sebagai berikut:
a. Type N
•  Baja dan baja tuang dengan kekuatan tarik sampai 700 N/mm , ϕ = 118°. 2

•  Paduan CuZn, nickel, stainless steel , ϕ = 140°.

b. Type H
•  Paduan CuZn 40 , ϕ = 118°.
•  Baja kekuatan tinggi > St 70 , ϕ = 140°.
•  Plastik cetakan , batu , ϕ = 80°.

c. Type W
•  Aluminium, copper ϕ = 140°.
•  Zinc alloys  , ϕ = 118°.

b)      Sisi Potong Sama Panjang

Tuntutan kedua dalam pengasahan twist drill adalah sisi potong yang sama panjang. Ukuran ini
diambil dari ujung pembentuk diameter sampai pada chisel edge. Perbedaan panjang pada sisi potong akan  mengakibatkan

munculnya gaya radial pada saat pengeboran sehingga  memungkinkan adanya perubahan center lubang dan ukuran

yangdihasilkan. Paduan material pada twist drill memungkinkan adanya  kelenturan hal ini dimaksudkan untuk

menghindari kepatahan pada twist drill. Posisi sisi potong  terhadap center memang miring maka
memungkinkan sekali munculnya gaya radial tersebut. Gaya radial yang muncul pada masing-
masing sisi potong akan beresultan menjadi gaya aksial apabila besar dan arahnya tidak sama. 

c)      Sudut Bebas ( α )
Bidang bebas pada twist drill berupa bidang lengkung, sehingga pengukurannya cukup
menyulitkan sehingga ada toleransi yang agak besar untuk itu. Sudut bebas twist drill diukur
dengan cara mencari titik singgung pertama pada punggung  dari ujung mata potongnya.
Besarnya clearence yang diminta adalah 10° - 12°. Besar kecilnya sudut bebas ini dipengaruhi
oleh laju pemakanan ( feed ), semakin cepat maka dibutuhkan sudut yang besar pula, dan
sebaliknya. Jika  kita membesarkan sudut bebasnya perlu diperhitungkan ketegaran pada twist
drill dan kecenderungan twist drill untuk tertancap pada benda kerja dan akhirnya patah, karena
sudut bebas juga berfungsi untuk membatasi laju pemakanan ( secara manual ).

d)      Chisel Edge Angle 

            Chisel edge juga  merupakan mata potong, Pada pengeboran awal   ( predrill ) bagian ini
menghabiskan kira-kira 2/3 gaya potong yang diberikan saat proses pengerjaan, untuk
mengurangi kerugian tersebut maka ditemukan efisiensi maksimal pengeboran dengan chisel edge angle 55°.
Bagian chisel edge juga bekerja seperti mata  potong utamanya saat pengeboran awal  ( predrill ), agar tidak terlalu berat dan
mempengaruhi kesentrisannya maka dibentuklah chisel edge angle ( bekerja dalam arah gaya yang berbeda ).
            Pada bagian ini mempunyai geometri sudut potong yang buruk dimana sudut garuknya terlalu kecil dan  sudut  bebas
terlalu besar. Pada beberapa modifikasi untuk mengatasi kondisi tersebut, yang akan  dibahas pada bagian berikutnya.
e)      Kesebidangan
Kesebidangan bukan hanya merupakan syarat secara penampilan saja, tetapi akan menyangkut mengenai ketepatan

akan sudut potongnya juga umur pakai mata potongnya. Mengasah secara manual dengan tuntutan sebanyak ini tidaklah
gampang, perlu banyak latihan agar kemampuan yang kita miliki dapat mencapainya.  Sebetulnya
daerah yang harus sebidang adalah daerah yang dekat dengan sisi potong karena hanya daerah itu
yang efektif bekerja.

f)       Cara Pengasahan Twist Drill


Pada cara manual, hanya dibutuhkan mesin gerinda jenis bangku misalnya Vitax. Kriteria
pengasahan  dicapai dengan kemampuan operator tanpa alat bantu, sehingga memang dituntut
ketrampilan pengerjaan manual yang baik. Pengerjaan ini memakai batu gerinda type I atau form
A, dengan cara memanfaatkan kelengkungan diameter luarnya.

2.      Pengasahan Pahat Bubut


Mengasah pahat adalah bagian dari tekhnik dan juga bagian dari seni. Pahat bubut HSS
dijual dalam keadaan  blank(belum dibuat sisi potongnya). Ukuran yang tersedia biasanya mulai
dari 5/16",3/8",1/2" dst (penampang) dan panjangnya 2",4",6"dst. Ada empat langkah yang harus
ditempuh untuk membuat sebuah pahat bubut muka kanan,yaitu:
                     menggerinda di bagian ujung
                     menggerinda sisi kirinya
                     menggerinda sisi atasnya
                     membulatkan ujungnya
I.       Pertama menggerinda bagian depan batang HSS ini (bagian yang berwarna kuning dari model
diatas). Gunakan batu gerinda kasar.Posisikan pahat agak miring ke kiri 10-15 derajat. Hal inni
akan membuat sudut pembebas,agar tidak semua bagian pahat bersentuhan dengan benda kerja
nantinya.
Proses pengerindaan membuat pahat menjadi panas,maka kita perlu sesekali
mencelubkan ke cairan pendingin selama kurang lebih 15 detik. Di bawah ini adalah gambar
setelah proses penggerindaan pertama.

II.            Langkah kedua,kita akan menggerinda sisi potongnya,karena pahat yang kita buat pahat
kanan maka sisi potongnya ada di sebelah kiri(ditunjukkan warna merah pada model).  Prosedur
dasarnya adalah sama kecuali bahwa kita memegang alat dengan sisi sekitar sudut 10 derajat ke
roda gerinda.
III.            Langkah ketiga,kita akan membuat sudut pembuangan tatal pada sisi atas,pada model
ditunjukkan warna biru. Pada langkah ini,kita harus lebih berhati-hati,jangan sampai bagian sisi
potongnya yaitu pertemuan sisi kiri dan atas, ikut tersapu batu gerinda. Jika terjadi maka
ketinggian sisi potongnya akan berkurang atau lebih rendah dari badan pahat itu sendiri,masih
bisa dipakai memang,namun mungkin akan membutuhkan plat ganjal tambahan saat menyetel.
IV.            Langkah keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi potongnya. Untuk tugas
membubut yang normal, ujung sisi potong yang terlalu tajam seperti gambar diatas tidak akan
bertahan lama. Karena itu kita harus membuatnya memiliki radius kecil agar bisa digunakan
dalam pemakanan yang cukup dalam. Kurang lebih bentuknya seperti gambar 4.b.
3.      Pengasahan Pisau Frais ( Cutter )

1. Menyiapkan pisau frais yang akan digerinda/diasah.


2. Menyiapkan kolet disesuaikan diameternya dengan diameter lubang pisau
3. frais.
Memeriksa kondisi mesin gerinda alat, roda gerinda gerinddan
4. perlengkapannya untuk keperluan menggerinda pisau frais.
Bila roda gerinda yang terpasang bentuknya belumsesuai dengan yang
5. dibutuhkan, maka gantilah dengan bentuk roda gerinda yang sesuai.
6. Memasang pisau frais profil pada kolet, kepala putar, dan kepala lepasnya 
Mengatur posisi/kedudukan pisau frais baik terhadap
7. roda gerindanya maupun sudut mata potongnya.
8. Mengatur sudut mata potong sebesar 8º - 10º.
Menghidupkan mesin gerinda kemudian mendekatkan batu gerinda ke celah
9. pisau frais secara perlahan-lahan sampai menyentuhnya.
Melakukan penggerindaan dengan menggeser meja secara manual ke arah
kanan dan kiri perlahan– lahan. Ketebalan pemotongan di batasi hanya sampai
10. 10 mikron saja untuk satu profil gigi setiap kali pemotongan.
11. Lakukan proses yang sama untuk profil gigi berikutnya sampai selesai.
Jika telah selesai proses dan profil gigi belum tajam maka lakukan
penambahan pemotongan dan kerjakan proses pengasahan seperti yang telah
dilakukan.
E.     Pengasahan Batu Gerinda ( Truing and Dressing )
Truing berfungsi untuk Membuat bentuk / form yang diinginkan, menjaga permukaan
batu gerinda agar tetap rata dan memperbaiki putaran yang eksentris Sedangkan
dresser digunakan untuk mengasah batu gerinda. Adapun cara penggunaan dresser untuk
mengasah batu gerinda sebagai berikut :
a.       Dresser diletakkan di atas meja magnet tepat di bawah batu gerinda,
sesuai tempat batu gerinda yang akan diasah.
b.      Sentuhkan batu gerinda pada dresser dengan menaikkan meja mesin
sedikit saja.
c.       Saat menggerinda jangan lupa hidupkan pendingin agar batu gerinda
tidak terjadi panas berlebih.
d.      Dressing dilakukan satu kali langkah sudah cukup untuk membersihkan
batu gerinda dan menajamkanya.

CARA MENGASAH PAHAT BUBUT RATA


            Pahat bubut digunakan sebagai alat potong mesin bubut untuk menyayat benda kerja
menjadi bentuk yang diinginkan.Pahat bubut harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan jenis
bahan benda kerja yang akan dibubut.
Material dari pahat bubut harus mempunyai sifat-sifat :
1.       Keras, sehingga sisi potong tahan untuk memotong benda kerja; ulet, agar sisi potong tidak
mudah patah;
2.       Tahan panas; dan secara ekonomis lebih lambat menguntungkan.
Bebrapa material pahat bubut yang sering digunakan adalah baja perkakas bukan paduan
(unalloyed tool steel ), Baja paduan ( alloy tool steel ) termasuk didalam HSS, Cemented carbide,
Diamond tips danceramis.
          Pahat bubut harus gerinda untuk mengasah sisi potong. Ini bertujuan supaya sisi potong
mempunyai sisi potong mempunyai bentuk dan lokasi yang benar terhadap tangkainya.Selain itu
bentuk dari sisi potong harus dapat menusuk benda kerja secara efisien untuk memperoleh
efesiensi yang tinggi dalam penyayatan logam.Pahat yang digerinda akan menghasilkan
beberapa permukaan. Permukaan ini meliputi :
1.       Permukaan atas
2.       Sisi, dan
3.       Muka
Permukaan ujung yang merupakan sisi potong didapatkan dari pertemuan ketiga
permukaan tersebut dan radius G. Permukaan-permukaan ini perlu diketahui untuk mengasah
pahat dengan sudut yang sesuai dengan pekerjaan yang diingankan .
FUNGSI SUDUT PAHAT
Terdapat 6 sudut utama yang memegang peranan penting dalam pemesinan menggunakan pahat
bubut.Sudut – sudut tersebut adalah :
1.      SUDUT RAKE SISI (SIDE RAKE ANGLE )
Istilah rake sisi menunjukan permukaan bagian atas yang digerinda miring dengan
membentuk sudut terhadap permukaan potong sisi. Sudut ini ditunjukan dengan sudut A. Sudut
rake menentukan sudut ketika tatal meninggalkan benda kerja dalam arah menjauhi permukaan
potong sisi.
2.      SUDUT RAKE BELAKANG ( BACK RAKE ANGLE )
Istilah rake belakang menunjukan permukaan atas yang digerinda miring dengan
membentuk sudut terhadap permukaan ujung. Sudut ini diperlihatkan sebagai sudut B.Sudut rake
belakang secara total juga ditentukan oleh pemegang pahat bubut. Besar sudut ini mempengaruhi
sudut dimana tatal meninggalkan benda kerja dalam arah menjauhi permukaan ujung.Fungsi
utama dari sudut rake adalah mengarahkan aliran tatal meninggalkan permukaan benda kerja dan
mengatur gaya potong. Gaya potong ini harus didistribusikan secara merata pada masing –
masing permukaan sisi dan permukaan depan.
3.      SUDUT BEBAS SISI ( SIDE CLEARANCE ANGLE )
Istilah bebas sisi (side relief )menunjukan permukaan samping yang digerinda miring
dengan membentuk sudut terhadap permukaan sis ipotong. Sudut ini diperlihatkan sebagai sudut
C. bebas sisi ini mengkonsentrasikan gaya tusuk yang timbul pada suatu  daerah yang kecil
didekat sisi potong.
4.      SUDUT BEBAS MUKA (FRONT CLEARANCE ANGLE )
Istilah bebas muka (end relief )berarti permukaan depan dari pahat yang digerinda 
miring dengan membentuk sudut terhadap permukaan ujung. Bebas muka mengkonsentrasikan
gaya tusuk
5.      SUDUT SISI POTONG SAMPING (SIDE CUTTING EDGE ANGLE )
Istilah sisi potong samping menunjukan permukaan samping yang digerinda miring
membentuk sudut terhadap permukaan sisi dari pahat.
LANGKAH KERJA / PENGASAH PAHAT
a.   Check ukuran benda kerja dan dipersiapkan alat – alat perlengkapan mesin gerinda yang akan
digunakan
b.  Jalan mesin gerinda, periksa apakah ada kesalahan
c.   Mulailah menggerinda pada permukaan bidang sebelah kiri dengan susut bebas 12⁰ dan sudut
mata potong 10⁰sebagai acuan
d.  Gerinda permukaan bagian depan dengan sudut bebas muka 10⁰ dan sudut bebas 80⁰

Cara memasang bearing


M Takarina

5 Comments

Teknik Mechanic
PERSIAPAN SEBELUM MEMASANG BEARING

1.1. Permukaan tempat dudukan Bearing


Pertama-tama bersihkan setiap tonjolan tajam (burrs), serpihan metal (cutting chips), karat (rust)
atau kotoran debu (dirt) dari permukaan tempat dudukan bearing. Pemasangan dapat dilakukan
dengan mudah jika permukaan yang sudah bersih tersebut dilapisi dengan sedikit oli.
 

1.2. Peralatan untuk memasang bearing


Pastikan bahwa semua pressing blocks, driving plates, hammers dan peralatan pemasangan yang
lainnya dalam kondisi bersih, bebas dari tonjolan (burrs), dan ukuran nya benar.
1.3. Jangan membuka bearing sebelum bearing tersebut siap untuk dipasang.
Serpihan debu maupun kotoran lain yang masuk kedalam bearing sebelum dan selama
pemasangan dapat menyebabkan noise dan vibration saat bearing bekerja.

1.4. Jangan melakukan modifikasi apapun terhadap bearing


Bearings dibuat dengan toleransi yang sangat  ketat untuk memenuhi tingkat akurasi yang tinggi.
Sehingga, penting sekali untuk memperhatikan secara khusus terhadap hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menangani bearing.

MEMASANG BEARING

2.1. Prosedur memasang dan contoh kerusakan bearing


CONTOH KERUSAKAN BEARING
 Memasang bearing dengan menggunakan hammer dapat menyebabkan kerusakan karena
tumbukan yang keras (sharp impacts). Pasanglah bearing dengan menggunakan alat press
yang melingkar atau bentuk lain yang dapat menekan permukaan bearing dengan beban
yang rata.

 
2.2. Perawatan Bearing
 Bearings sangat mudah kena beban impacts dan beban kejut (shock loads)

Bearings membawa beban nya setiap waktu pada kontak permukaan yang sangat sempit diantara
bagian yang berputar (roller) dan diantara permukaan inner dan outer race. Jika ada beban
berlebihan atau  beban kejut yang terjadi pada bagian kontak area yang sempit tersebut, akan
menimbulkan luka gores dan / atau luka pantulan (brinelling and/atau scarring). Kerusakan ini
memicu suara yang kasar dan getaran berlebihan dan juga putaran yang kasar. (Jatuhnya bearing
ke lantai dengan tegak lurus akan menyebabkan kerusakan yang sama)
 Bearing sangat mudah terkontaminasi dengan material asing
Jika material asing masuk kedalam bearing saat berputar, material asing yang masuk tersebut
akan menggores sehingga menyebabkan putaran bearing terganggu dan menimbulkan suara yang
kasar.

 
2.3. Memasang bearing dengan metode panas
      (Pemuaian panas pada inner ring membuat pemasangan bearing menjadi mudah)

Umumnya digunakan untuk bearing yang besar dan bearing dengan interference fit yang besar.
1.  Merendam bearing didalam oli panas adalah cara yang paling umum.
Gunakan oli bersih dan masukkan bearing kedalam oli dengan dikaitkan dengan gantungan atau
dengan dudukan menggunakan metal screen untuk mencegah bersentuhan dengan elemen
pemanas.
2.  Suhu yang diperlukan memanaskan inner ring tergantung pada jumlah interference fit dari
permukaan bearing dengan shaft nya. Lihat grafik dibawah ini untuk menentukan berapa panas
yang diperlukan.

3.  Untuk mencegah adanya celah yang akan timbul antara inner ring dan shaft, bearing yang
dipasang dengan cara panas terhadap shaftnya harus didiamkan dulu sampai dingin.
 Hal-hal yang harus diperhatikan ketika memanaskan bearing
1. Bearing tidak boleh dipanaskan lebih dari 120 derajat C.
2. Metode pemasangan dengan cara dipanaskan ini tidak boleh digunakan untuk bearing
yang menggunakan pre-greased dan sealed bearings atau shielded bearings.

2.4. Metode pemanasan yang lain


1.  Bearing Oven
Bearing harus kering. Metode ini dapat juga digunakan untuk pre-greased bearings.
 Saat menggunakan metode ini untuk pre-greased bearings, jangan panaskan bearing lebih
dari 120 derajat C.
2.  Induction Heating
Metode ini dapat digunakan untuk inner rings dari cylindrical roller bearings. Bearings harus
kering dan dapat dipanaskan dalam waktu singkat.
Setelah menggunakan metode ini, lakukan demagnetizing terhadap bearing. Untuk infromasi
lebih jelasnya mengenai heating methods ini, lihat rekomendasi dari pabrik pembuatnya.

PENGECEKAN SETELAH MEMASANG BEARING


Untuk memastikan bahwa bearing sudah terpasang dengan benar, lakukan tes dengan cara
diputar.
1.  Pertama, putar shaft atau housing untuk melihat apakah ada suara yang tidak ormal.
2.  Selanjutnya, hubungkan bearing tanpa diberi beban.  Setelah diamati pada putaran yang
rendah tidak masalah, naikkan kecepatan putarannya dan beri beban sambil diperiksa apakah
noise levels nya naik, timbul vibrations dan temperature nya naik.
3.  Jika ditemukan unusual noise selama bearing bekerja, hentikan bearing dan periksa dengan
seksama.
 Pengecekan untuk unusual noise atau noise levels harus dilakukan oleh orang yang sudah
familiar atau orang berpengalaman dengan kondisi suara bearing saat operasi pada
kondisi standard.

 
MELEPAS BEARING

Untuk mencegah kerusakan pada machinery dan membahayakan pekerja ketika mengganti atau
melepas bearings, selalu gunakan alat pelindung dan gunakan alat khusus untuk melepas bearing.
Umumnya, penggunaan kembali bearings tidak direkomendasikan. Jika memang harus
digunakan kembali, silahkan dibaca dengan seksama proses memasang bearing pada section 2,
"Bearing Mounting." 

Proses melepas bearing adalah kebalikannya dari proses yang disebutkan pada section 2


(memasang bearing). Dalam situasi ini, perhatian yang besar harus diberikan agar tidak terjadi
efek penurunan performance terhadap bearing selama proses melepas bearing. Jika bearing
terpasang dengan press fit terhadap shaft, saat melepas dengan memberi gaya pada outer ring,
penggunaan kembali bearing tidak direkomendasikan. Artinya untuk melepas bearing yang press
fit dengan shaft, harus dilepas dengan memberi gaya pada bagian inner ringnya, bukan pada
outer ringnya jika bearing tersebut ingin digunakan kembali.
Sumber: NTN Bearin
Beberapa Cara membuat Generator

Perhatian:

Umumnya Generator Magnet Permanen hanya untuk mengisi baterai atau accu, bukan
langsung ke beban, dengan demikian putarannya tidak perlu kencang (cukup 200-500 rpm).

Contoh generator dibawah ini semuanya menggunakan magnet permanen (PMG = Permanent
Magnet Generator). Tujuannya adalah dengan putaran rendah sudah dapat menghasilkan listrik
(200 s/d 500 rpm). Bila menggunakan generator induksi, maka putarannya antara 700 s/d 3000
rpm. Dengan putaran sedemikian tinggi, maka konstruksinya harus menggunakan jasa tukang
bubut, atau menggunakan bahan dari onderdil mobil bekas.

Dinamo amper/alternator motor dan alternator mobil dapat juga dipakai sebagai pembangkit
listrik untuk mengisi accu, tapi putarannya minimal 700 rpm. Butuh angin yang cukup kencang,
atau butuh aliran air yang cukup deras. Kalau tokh angin maupun air tidak memadai, maka mau
tidak mau harus menggunakan gearbox atau multiplikasi putaran. Bisa gir dengan gir, atau gir
rantai, atau pulley dengan v belt.

A:

Gambar diatas: statornya yang berputar, sedangkan rotor diam. Sama seperti motor kipas
radiator. Lebih rumit pembuatannya, karena memakai spul (brush). Contoh lain yang memakai
spul adalah bor tangan listrik atau mesin potong keramik. Stator: gabungan koil (statis/diam
ditempat); Rotor: gabungan magnet (yang berputar).

http://www.greeleynet.com/

B:
Dua gambar sebelah kiri: stator tersusun seperti yang ada di motor mesin cuci. Dua yang kanan
adalah yang sederhana tapi 3 phasa.

http://www.windstuffnow.com

 C:

Gambar diatas: stator mengelilingi rumah rotor. Ini adalah generator yang paling sederhana.
Hanya dengan 1 atau 2 magnet dan gulungan kawat email yang agak banyak (antara 1000 s/d
1500 gulung). Tentu saja hasilnya paling tinggi hanya 4 volt.

D:

Gambar diatas: rotor berada ditengah stator. Yang harus diperhatikan adalah posisi stator harus
sedekat mungkin dengan magnet, tanpa bersentuhan (ada jarak minimal 1-2 mm). Tujuannya
agar supaya medan magnet menjadi lebih kuat sehingga outputnya menjadi maksimal.
Selengkapnya lihat dibawah.

E:

Gambar diatas: komposisi 4 magnet-4 koil hanya bisa menjadi koneksi 1 phasa, sedangkan
komposisi 4 magnet-6 koil bisa menjadi koneksi 1 phasa atau 3 phasa.
Gambar diatas: rotor berada dibelakang stator (atau bisa juga didepan stator, karena
penempatannya tidak mutlak, tergantung selera).

Formula menghitung keluaran koil ( hukum Faraday)

V = –N * change in (( tesla * area meters squared)/ seconds)

N = -1 * (-V/ change in (( tesla * area meters squared)/ seconds))

V: volt N: gulungan Tesla: kuat magnet

http://www.6pie.com/faradayslaw.php

Generator mini dari pralon dan triplex:

4- magnet (P:3 L:0.9 T:1.1 cm)

4- koil (kawat email .3mm 400gr)

2- dop pralon ½ in

1- 20cm baut 6mm + 6 mur + 2 ring

2- triplex 10mm uk 6 x 6 cm (atau sesuaikan dengan tebal dan lebar koil yang akan digulung
nantinya), bor titik tengahnya

4- triplex 4mm uk 6 x 10 cm (atau sesuaikan dengan panjang rotor bila telah jadi).
Rotor ditempatkan pada gabungan 2 dop pralon ½ in sedemikian rupa sehingga cukup untuk 4
buah magnet mini. Magnet2 tidak dilem, karena sudah cukup kuat saling tarik menarik. Formasi
magnet N-S-N-S. Gulungan koil antara 450-470, karena diambil dari bekas koil2 yg dahulu
dibuat dg hitungan ingatan, lalu digulung ulang dg menggunakan penggulung koil ber “counter”.

Hubungan keempat koil adalah: 1B-3A, 2B-4A; 1A-2A; maka 3B dan 4B adalah outputnya. Ini
hubungan 1 phasa. Dengan memakai daun kipas listrik bekas, pada waktu dites dengan kipas
angin listrik, hasil maximumnya adalah 11 volt. Kalau menggunakan exhaust fan hasilnya 5.8
volt. Lumayan untuk sebuah minigen dari kayu.

Kalau ingin lebih besar lagi outputnya, maka gulungan harus diperbanyak, atau putaran lebih
kencang, atau kombinasi dari keduanya.

Generator mini 3 phasa (4 magnet 6 koil):

Bahan untuk 3 phasa:

4- magnet (P:3 L:0.9 T:1.1 cm)

6- koil (kawat email 0.3mm 600gr)

1- pipa besi 1 in untuk dudukan magnet

1- 20 cm baut batang 6mm + 6 mur + 2 ring


2- triplex 10mm uk 10.6 x 10.6 cm (atau sesuaikan dengan tebal dan lebar koil yang akan
digulung nantinya).

6- triplex 4mm uk 10.4 x 9 cm (atau sesuaikan dengan panjang rotor bila telah jadi).

Membuat stator:

Bentuk kedua triplex 10mm menjadi 6 sudut (buat lingkaran, lalu bagi menjadi 6), lalu bor titik
tengahnya. Sudut2 itu harus sesuai dengan panjang koil. Sedangkan keenam triplex 4mm adalah
sebagai dudukan koil2, yang direkatkan dengan sekrup kayu. Saya menggunakan lakban sebagai
lemnya koil2, agar sewaktu-waktu dibongkar menjadi mudah. Maklumlah, sedang resesi.

Koil2nya merupakan koil bekas yang pernah dipakai untuk generator sebelumnya, jadi tidak lagi
repot menggulung baru. Jumlah gulungannya sekitar 450 (kira-kira, karena pada waktu itu
menggulung koil2nya masih menggunakan hitungan seingatnya, alias hapalan. Begitu ada yang
mengajak bicara, buyar! Terpaksalah gulung ulang).

Membuat rotor:

Masih dengan magnet yang sama, tapi kali ini terpaksa menggunakan sepotong pipa besi
diameter 1in sebagai dudukan rotornya. Tujuannya agar supaya jarak magnet dengan koil dapat
sedekat mungkin sehingga hasilnya lebih maksimal. Formasi magnet masih tetap N-S-N-S.
Keempat magnet dibungkus dengan resin supaya tidak pating seliweran bila diputar kencang.
Pipa besi juga diisi resin lalu dibor supaya baut batangan 6mm dapat ditempatkan ditengah rotor,
dan dikencangkan dengan mur ujung2nya.

Rumus 3 phasa: Koil = M/2 X 3

Misal jumlah magnet 2 bh (ini minimal ,karena harus ada 2 kutub. Bisa saja hanya dg 1 magnet,
asal kutub2nya ada disisi luar berhadapan dg koil), maka jumlah koil 3 bh. Magnet 6 bh koil 9
buah, dst. Tetapi adakalanya jumlah magnet lebih banyak dari koil. Misalnya 4 magnet dg 3 koil.
8 Magnet dg 6 koil, dst. Mana yang terbaik, silahkan berexperimen sendiri. Yang pasti adalah
semakin cepat magnet yang melintas, semakin stabil/tinggi voltnya.

Menggabungkan koil untuk menjadikannya 3 phasa:


A=awal (start, kawat yang ditengah/didalam) B=buntut (end, kawat yang paling luar).

Pada contoh generator ini, terdapat 6 buah koil. Akan terdapat 2 buah koil yang berada tepat
ditengah 2 buah magnet yang berada pada satu garis lurus (lih gambar), yaitu 1 dan 4, maka
keduanya dihubungkan secara seri (buntut-awal). Ini adalah phasa pertama. Kalau diputar (arah
jarum jam) rotornya maka koil 2 dan 5 akan berada juga tepat ditengah 2 buah magnet (phasa
kedua). Diputar lagi maka koil 3 dan 6 juga akan berada tepat ditengah 2 buah magnet (phasa
ketiga).

Intinya: Tiap satu garis lurus hubungkan kedua koilnya secara seri, sehingga terdapat 3 pasang
koil (searah jarum jam): 1B-4A, 2B-5A, 3B-6A. Maka 1A-4B= phasa pertama, 2A-5B= phasa
kedua, 3A-6B= phasa ketiga. Masing2 phasa bisa diukur berapa muatan listriknya. Kalau jumlah
gulungan koil2nya sama maka voltnya pasti juga sama bila rotor berputar stabil. Hasil voltasenya
masih AC (arus bolak balik) sesuai dengan magnet2 yang melewatinya selalu berbeda kutub.

Konfigurasi Star

Pada koneksi Star, Awal dari tiap phasa dihubungkan menjadi satu. Buntut (akhir) dari tiap phasa
dihubungkan ke masing2 bridge.

Star connection : 1A-2A-3A: gabungkan; 4B, 5B, 6B hubungkan ke masing2 bridge rectifier.
Hasilnya s/d 16 VDC.

Konfigurasi Delta

Pada koneksi Delta, Awal dan Buntut masing2 phasa saling berhubungan. Buntut phasa pertama
dengan Awal phasa kedua, Buntut phasa kedua dengan Awal phasa ketiga, dan Buntut phasa
ketiga dengan Awal phasa pertama.

Delta connection: 1A-6B; 2A-4B; 3A-5B; hubungkan masing2 ke bridge rectifier. Hasil
maksimalnya hanya 5V3 DC.
Jelas sudah perbedaan antara Star dan Delta. Kalau pada Star voltnya menjadi 3x lipat tetapi
amperenya menjadi lebih kecil. Sedangkan pada Delta ampere lebih besar tetapi voltnya rendah
(putaran rotor juga agak lebih berat dibandingkan Star). Sayangnya saya tidak mempunyai
amperemeter sehingga tidak terukur amperenya. Ketika menggunakan multimeter (hanya sampai
200mA) ternyata masih tidak terbaca karena ampere generator masih lebih tinggi. Tetapi
walaupun ada perbedaan Volt dan Ampere dari keduanya, Wattnya (seharusnya) tetap sama
(Power=Watt=Volt x Ampere).

Harus juga diperhatikan bahwa semakin berat bebannya semakin kecil voltasenya, sehingga mau
tak mau putarannya harus lebih kencang lagi.

1/02/10

3 phasa: magnet lebih banyak daripada koilnya:

Perhatikan contoh diatas. Baik magnet maupun koil tetap saja dibagi menurut posisinya masing-
masing. Bahwa lingkaran selalu 360°.

Pada gambar pertama magnetnya ada 12 buah, maka tiap2 magnet pada posisi 360/12= 30°.
Demikian pula posisi koil (6bh) pada 360/6= 60°.

Pada gambar kedua magnetnya ada 16 buah, maka tiap2 magnet pada posisi 360/16= 22.5°.
Sedangkan koil pada 360/6= 60°.

Sesuai dengan rumusnya M/2X3, artinya magnet selalu berjumlah genap (ingat pada setiap
magnet ada 2 kutub), sedangkan koil selalu kelipatan 3 (karena 3 phasa. Misal 3-6-9-12-15-18-
21, dst). Intinya adalah bahwa diantara 2 magnet terdapat 3 koil.

Penggabungan rotor dan stator tetap saja pada asnya. Jadi jangan terlalu mempermasalahkan koil
sekian harus tepat ditengah magnet, atau diantara magnet sekian. Selama pembagiannya sesuai
maka tidak ada masalah berapapun magnet yang dipakai lebih banyak daripada koilnya. Tokh
rotor selalu berputar. Yang harus diperhatikan adalah penggabungan koilnya. Itu saja.
Bagaimana penggabungannya? Ya bacalah kembali dari awal.
.

13/02/10

Pada gambar diatas koil2 berada tepat dihadapan magnet2.  Karena itu hanya bisa sebagai 1
phasa. Contoh diatas adalah 16 magnet dg 9 koil. Bisa saja koilnya ditambah atau dikurangi, atau
magnetnya ditambah lebih banyak lagi, tidak menjadi soal. Yang penting adalah bahwa titik
tengah koil2nya harus selalu berada tepat dihadapan magnet. Hasilnya (V dan A) juga tidak
jauh berbeda dg yang lain; tentu saja kalau koilnya lebih banyak maka Vnya juga lebih besar.
Semakin besar diameter kawatnya maka Ampernya juga semakin besar.

Penggabungannya: 1B-2A, 2B-3A, 3B-4A, 4B-5A, 6B-7A, 7B-8A, 8B-9A (searah jarum jam).
Maka kawat 1A dan 9B adalah outputnya.

Ketiga gambar diatas adalah contoh generator yang rotornya berada ditengah koil2. Artinya rotor
dikelilingi oleh koil2. Boleh saja rotor saling berhadapan dg statornya, tidak menjadi masalah.
Yang penting adalah magnet2 senantiasa melintasi/memotong koil secara bergantian kutub2nya.

Mudah-mudahan tambahan keterangan diatas semakin dapat dipahami


Tips cara memperbaiki swich bor listrik yang rusak

Assalamu'alaikum wr wb ! pembaca setia saifulcomelektronik.com. dalam kesempatan kali ini


saya akan mencoba berbagi buat anda yaitu tentang bagaimana cara memperbaiki swich bor
listrik yang rusak. Perhatikan gambar dibawah adalah gambar bor beserta komponen yang ada
di dalam bor listrik tersebut, Iya itu dinamo dan gambar komponen - komponen lainya. seperti
swith bor, batu arang, kumparan, kipas, dan yang lainya.

Nah masalah pada bor disini adalah dinamo pada alat bor listrik ini, seperti gambar di bawah ini,
tidak mau bekerja (berputar), masalahnya di mana ? simak selengkapnya,...

Disini yang akan saya ulas adalah bagaimana cara memperbaikinya dengan mudah ? Tahap yang
pertama yang harus kita lakukan adalah mengukur kumparan bor listerik tersebut, dengan alat
ukur : caranya,....

Ukur dulu kabel listrik yang terhubung ke bor tersebut dengan cara menggunkan avo meter :

1. Tempelkan kabel berwarna merah dan hitam avo meter/multitester pada kedua ujung kabel bor
itu sendiri, dan tekan juga swich pada bor listrik itu sendiri,

Amati apakah jarum meter bergerak pada saat di ukur dengan avo meter atau tidak ?,......

Mengukurnya boleh dengan avo meter analok boleh juga dengan avo meter digital.
Apa bila jarum meter tersebut bergerak, dengan tahanan/ohm pada avo meter tersebut yang
sudah di tentukan. Amati berapakah tahananya ?

Nah, pada saat di ukur, apabila jarum meter bergerak dengan tahanan yang di tentukan,
misal/contoh hasil ukur 16,6 om berarti kumparan bor tersebut masih bekerja atau masih bagus.
apa bila tidak ada tahan sama sekali walaupun jarum avo meter bergerak, berati kumparan bor
tersebut telah rusak atau SHOT( hubungan singkat ).

2. Apa bila sama sekali tidak bergerak ? berarti ada masalah pada bor listrik itu sendiri, cara
memperbaikinya.

Buka bor tersebut mengunakan obeng, setelah terbuka lihat ke adaan di dalam bor itu sendiri, apa
bila tidak ada kenapa-kenapa. dalam arti tidak ada bau hangus atau terbakar. namun dinamo bor
tersebut tidak bekerja (tidak berputar) pada saat di beri sumberdaya, maka letak masalahnya pada
swhite bor tersebut, bisa juga pada coll ( batu arang yang sudah habis ), atau sambungan kabel
kurang baik.

Apa bila terbakar ? Maka yang harus dilakukan adalah harus menganti kumparan kawat email
pada bor listrik tersebut.

Namun anda jangan kuwatir lain kali saya akan mengulas cara menggulung kawat email pada
bor listrik.  namun sekarang kita bahas dulu cara memperbaiki swicht bor listrik. 

Oke kita kembali ke pokok permasalah pada artikel ini yaitu Tips cara memperbaiki swich bor
listrik yang rusak !!! 

Apa bila swich tersebut sudah di pastikan rusak, maka ukur swich pada bor itu sendiri, dengan
cara tempelkan kabel avo meter ke pin - pin swich pada bor listrik itu sendiri, apakan jarum avo
meter bergerak menunjukan aka nol, berati swich tersebut bagus. apa bila tidak bergerak sama
sekali berarti swich itu sudah rusak.

Namun jangan di pastikan rusak dulu sebelum di buka swich tersebut. buka dulu swich tersebut
apakah sudah rusak atau hanya karena kebanyakan debu di dalam swich bor itu sendiri. cara
mengatasi swich tersebut saya sudah siapkan video cara memperbaikinya

Tips cara memperbaiki swich bor listrik yang rusak


Assalamu'alaikum wr wb ! pembaca setia saifulcomelektronik.com. dalam kesempatan kali ini
saya akan mencoba berbagi buat anda yaitu tentang bagaimana cara memperbaiki swich bor
listrik yang rusak. Perhatikan gambar dibawah adalah gambar bor beserta komponen yang ada
di dalam bor listrik tersebut, Iya itu dinamo dan gambar komponen - komponen lainya. seperti
swith bor, batu arang, kumparan, kipas, dan yang lainya.

Nah masalah pada bor disini adalah dinamo pada alat bor listrik ini, seperti gambar di bawah ini,
tidak mau bekerja (berputar), masalahnya di mana ? simak selengkapnya,...

Disini yang akan saya ulas adalah bagaimana cara memperbaikinya dengan mudah ? Tahap yang
pertama yang harus kita lakukan adalah mengukur kumparan bor listerik tersebut, dengan alat
ukur : caranya,....

Ukur dulu kabel listrik yang terhubung ke bor tersebut dengan cara menggunkan avo meter :

1. Tempelkan kabel berwarna merah dan hitam avo meter/multitester pada kedua ujung kabel bor
itu sendiri, dan tekan juga swich pada bor listrik itu sendiri,

Amati apakah jarum meter bergerak pada saat di ukur dengan avo meter atau tidak ?,......

Mengukurnya boleh dengan avo meter analok boleh juga dengan avo meter digital.

Apa bila jarum meter tersebut bergerak, dengan tahanan/ohm pada avo meter tersebut yang
sudah di tentukan. Amati berapakah tahananya ?

Nah, pada saat di ukur, apabila jarum meter bergerak dengan tahanan yang di tentukan,
misal/contoh hasil ukur 16,6 om berarti kumparan bor tersebut masih bekerja atau masih bagus.
apa bila tidak ada tahan sama sekali walaupun jarum avo meter bergerak, berati kumparan bor
tersebut telah rusak atau SHOT( hubungan singkat ).

2. Apa bila sama sekali tidak bergerak ? berarti ada masalah pada bor listrik itu sendiri, cara
memperbaikinya.

Buka bor tersebut mengunakan obeng, setelah terbuka lihat ke adaan di dalam bor itu sendiri, apa
bila tidak ada kenapa-kenapa. dalam arti tidak ada bau hangus atau terbakar. namun dinamo bor
tersebut tidak bekerja (tidak berputar) pada saat di beri sumberdaya, maka letak masalahnya pada
swhite bor tersebut, bisa juga pada coll ( batu arang yang sudah habis ), atau sambungan kabel
kurang baik.

Apa bila terbakar ? Maka yang harus dilakukan adalah harus menganti kumparan kawat email
pada bor listrik tersebut.

Namun anda jangan kuwatir lain kali saya akan mengulas cara menggulung kawat email pada
bor listrik.  namun sekarang kita bahas dulu cara memperbaiki swicht bor listrik. 

Oke kita kembali ke pokok permasalah pada artikel ini yaitu Tips cara memperbaiki swich bor
listrik yang rusak !!! 

Apa bila swich tersebut sudah di pastikan rusak, maka ukur swich pada bor itu sendiri, dengan
cara tempelkan kabel avo meter ke pin - pin swich pada bor listrik itu sendiri, apakan jarum avo
meter bergerak menunjukan aka nol, berati swich tersebut bagus. apa bila tidak bergerak sama
sekali berarti swich itu sudah rusak.

Namun jangan di pastikan rusak dulu sebelum di buka swich tersebut. buka dulu swich tersebut
apakah sudah rusak atau hanya karena kebanyakan debu di dalam swich bor itu sendiri. cara
mengatasi swich tersebut saya sudah siapkan video cara memperbaikinya

Membuat lampu emergency sederhana dari lampu neon yang sudah mati

Selamat malam semuanya pembaca setia www.saifulcomelektronik.com kali ini saya akan
berbagi lagi buat teman – teman setia saifulcomelektronik.com dimanapun berada, tentang cara
membuat lampu emergency sederhana dari lampu neon yang sudah mati. Seperti gambar di
bawah ini

<!--[if !vml]--><!--[endif]-->
Tentunya anda penasaran bagaimana bisa lampu neon yang sudah mati bisa di hidup kembali.
Berikut ulasannya tentang apa yang terdapat di dalam lampu neon tersebut :

Lampu neon sumber cahaya yang artifisial, yang menghasilkan cahaya melalui gas yang
terionisasi,. Sifat dari Lampu neon sangat tergantung pada frekuensi atau modulasi arus
listriknya. Biasanya, lampu-lampu ini menggunakan gas mulia (argon, neon, kripton, dan xenon)
atau campuran dari gas-gas tersebut. Sebagian besar lampu-lampu ini juga mengandung bahan-
bahan tambahan, seperti merkuri, natrium, dan/atau halida logam. Dalam operasinya, gas
mengalami ionisasi, dan selanjutnya elektron-elektron bebas yang dipercepat oleh medan listrik
di dalam tabung bertabrakan dengan atom-atom dari gas dan logam.

Dan beberapa elektron yang mengelilingi atom-atom gas dan logam mengalami eksitasi akibat
tabrakan ini, menyebabkan mereka pindah ke lokasi energi yang lebih tinggi. Ketika elektron
jatuh kembali ke lokasinya semula, ia mengeluarkan foton, yang menimbulkan cahaya yang
dapat dilihat atau radiasi ultraviolet. Radiasi ultraviolet diubah menjadi cahaya yang dapat dilihat
melalui lapisan fluoresens, yang terdapat pada bagian dalam permukaan kaca lampu untuk
beberapa jenis lampu. Lampu pendar mungkin adalah contoh lampu neon yang paling terkenal
sekarang ini.
Lampu neon ini adalah lampu yang tahan lama dan memberikan efisiensi cahaya yang tinggi,
namun lebih rumit untuk memproduksinya dan membutuhkan perangkat elektronik tertentu
untuk menciptakan arus listrik yang sesuai untuk melalui gas yang disiapkan.

Nah, sedikit sudah jelaskan apa yang terdapat di dalam lampu neon ? ( dan gas yang terdapat
pada lampu neon adalah berupa gas neon, makanya namanya lampu neon  ) Nah, gas neon
tersebutlah yang akan kita nyalakan meskipun velamen yang ada di dalam tabung tersebut sudah
putus. Mau tau caranya ?,….

Baik, agar lampu neon tersebut menyala lagi meskipun vilamenya sudah putus, hanya dengan
cara membuat tegangan listrik extra tinggi agar gas neon pada lampu neon tersebut menyala
kembali. Dan bisa di jadikan sebagai lampu emergency seperti gambar di atas. Dan bisa
dingunakan pada saat PLN mati sebagai lampu emergency ruangan agar terang.

Cara pembuatanya dan alat beserta bahan sudah saya shering di artikel sebelumnya, untuk
mengunjunginya silakan klik link berikut ini : Lampu neon yang matitotal hidup kembali
dengan strum nyamuk 3 volt

Hanya ini yang dapat saya shering buat teman-teman semoga bermamfaat dan bermamfaat juga
buat semua orang, Nah, apa bila anda menyukai artikel satu ini silakan anda bagikan ke teman-
teman anda. Natikan juga artikel yang lebih menarik lagi hanya di
www.saifulcomelektronik.com

Membuat inverter sederhana 12 volt menjadi 220 volt

Assalamu'alaikum wr wb ! pembaca setia saifulcomelektronik.com di kesempatan kali ini saya


akan mencoba berbagi ke pada teman - teman semua, yaitu pembaca setia web sederhana ini
tentang Membuat inverter sederhana 12 volt menjadi 220 volt. Nah, para pembaca setia
semua, Tentunya anda sudah tau Inverter itu apa dan pungsinya ?  inverter adalah suatu alat
untuk merubah arus listrik dari sinyal DC ke sinyal AC.
Kiranya apa yang saya jelaskan
sedikit di atas dapat dimengerti oleh pembaca semua, mengenai inverter.

Namun dalam kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan bagaimana membuat suatu inverter
sederhana kepada pembaca yang budiman.

Tahap yang pertama adalah siapkan bahan - bahan yang di butuhkan untuk membuat suatu
inverter adalah : Baca juga : Modif receiver parabola menjadi pemancar fm mini

1. Trafo CT 1 buah
2. Transistor 2 buah
3. Resistor 2 buah
4. Kabel secukupnya
5. Baterai 1 buah
6. Perakitan
Sesudah ke 5 poin di atas telah lengkap,….

Sekarang proses perakitannya, untuk membuat sebuah inverter sederhana dari 12 volt menjadi
220 volt AC,

Awalnya saya membuat inverter ini dari merakit sebuah alat yaitu membuat charger aki
sederhana 12 volt, kemudian setelah bebrapa hari timbul inisiatif untuk membuat inverter, terus
saya oprak - oprek  jadi deh inverter  sederhana.

Inverter ini bisa menghidupkan bola listrik neon 5 watt cocok di gunakan apa bila listrik dari
PLN mati.
Untuk trafo gunakan trafo 12 volt yang mempunyai CT, agar bisa di jadikan sebagai inverter,
lihat gambar trafo di atas, yang saya ambil dari bekas DVD player. sebelumnya trafo tersebut
saya gunakan sebagai charger aki untuk sepeda motor di rumah saya sendiri. Baca juga
artikel : Software untuk mengetahui nilai suatu resistor  5 cincin dan 4 cincin

Peroses perakitan 

Namun yang saya rakit ini tidak sama transistor dengan skema pada gamabar. TR saya ganti
dengan tipe TIP. karna kebetulan transistor yang di skema tidak ada, makanya saya ganti.

1. Siapkan dua buah transistor dengan tipe TIP31C jenis NPN. Transistor ini pungsinya sebagai
pemicu untuk membangkitkan sinyal AC pada trafo.

2. Resistor 15 Ohm 2 buah sebagai driver transistor agar trasnsitor bekerja dan

3. Kabel secukupnya sebagai penghantar sinyal. Silakan lihat gambar di bawah ini peroses
prakitan nya, cara membuat rangkayan inverter tersebut : Baca juga : Cara Mengunakan Alat
ukur Multitester CD800a

Sampai di sini dulu yang dapat saya shering kepada anda tentang Membuat inverter sederhana
12 volt menjadi 220 volt. inverter ini bisa di gunakan untuk menghidupkan bola lampu neon 5
watt selamat mencoba semoga berhasil,….

Perhatian apa bila ingin mencoba gunakan komponen yang sama seperti gambar skema di
samping kanan. dari transistor, resistor, dan juga trafo. 
lebih baik hasilnya menggunakan transistor yang sama dengan gambar sebelah kanan.
jangan sama dengan gambar di atas dan apa bila anda ingin mencoba gunakan komponen
yang dengan gambar skema nomor dua dari tipe resistor,  transsitor dan juga tranformator.
untuk trafo lebih besar lebih bagus agar dayanya lebih besar lagi.

Membuat free energy generator sederhana dari dynamo dvd bekas

Assalamualaikum wr wb ! Hallo teman – teman semua apa kabarnya ? Kiranya mudah -


mudahan tidak kurang suatu apapun. pembaca setia saifulcomelektronik sudah dua hari ini saya
tidak memposting suatu artikel ke web blog saya yang sederhana ini, untuk sekedar berbagi
kepada teman-teman pembaca setia www.saifulcomelektronik.com karna ada kesibukan sedikit
diluar sana .

Nah, Kesempatan kali ini saya kembali saya akan berbagi lagi buat teman semua, khususnya buat
para pembaca setia saifulcomelektronik. dalam kesempatan kali ini yang saya akan bagi yaitu
tentang Free Energy generator dari dynamo bekas dvd player  yang saya lakukan dengan
experiment saya sediri, Lihat gambar di samping kiri.

Berawal dari iseng - iseng saya mengotak - atik satu buah alat elektronika yaitu mekanik pemutar
dvd player. kemudian saya ambil dynamo dari mekanik dvd player tersebut, setelah itu saya coba
memutar – mutar poros dinamo itu sendiri, terus saya ukur dengan multitester qutput dari dinamo
tersebut, ternyata menghasilkan arus listrik sebesar 3 volt.

Tentunya anda bertanya, kenapa bisa ? Simak berikut ulasnya,....

Di dalam dynamo ada sejumlah kumparan dan mangnet berbentuk U. ketika poros dynamo
tersebut di putar, otomatis kumparan didalam dynamo tersebut ikut juga berputar. Nah, didalam
hukum fisika  pergerakan kumparan di dalam medan magnet akan menyebabkan aliran listrik di
dalam kumparan itu sendiri. Namun arus listrik tersebut hanya bersipat sementara selama
kumparan tersebut berputar di dalam medan magnet saja. dan apa bila kumparan tersebut
berhenti berputar di dalam medan magnet, maka aliran listrik juga akan berhenti. karena tidak
ada perubahan fluks pada kumparan di medan magnet. tetapi, semakin kuat kita memutar poros
dynamo tersebut semakin besar pula aliran listrik yang di keluarkannya.

Nah, setelah saya ukur dengan multitester terdapat aliran listrik sebesar 3 volt, kemudian saya
beri led (light emitting diode) dan menambah sedikit komponen pendukung agar arus listriknya
menjadi sedikit lebih besar dan dapat menyala beberapa menit, meskipun putaran poros dynamo
tersebut berhenti.

Komponen pendukung free energy generator sederhana ini berupa :

<!--[if !supportLists]-->1.       <!--[endif]-->Diode 4 kaki ( kiprok )


<!--[if !supportLists]-->2.       <!--[endif]-->Kapasitor 80.000 nf 80 Volt
<!--[if !supportLists]-->3.       <!--[endif]-->Kapasitor 250 Volt 22nf
<!--[if !supportLists]-->4.       <!--[endif]-->Kumparan ferrid 17 lilitan
<!--[if !supportLists]-->5.       <!--[endif]-->kabel secukupnya

Proses merakit dan skemanya  :


1. Kaki diode kiprok ada 4 kaki, ada input dan ada juga qutput, untuk input sambungkan (solder)
pin positip dan negatip ke pin kaki kapasitor ke positip negatipnya. Kemudian dari kaki kapasitor
hubungkan pin positip negatipnya ke pin positip negatip led. lihat skema dibawah ini cara
perakitannya :
2. Nah, 2 kaki diode hubungkan ke qutput dynamo dengan melalui kumparan ferrid, sambungkan
pin kumparan ke salah satu kaki input diode, setelah itu kapasitor 250 volt hubungkan ke qutput
dynamo tentunya semunya membutuhkan kabel.
3. Setelah itu putar poros dynamo dvd tersebut lampu led akan menyala seperti gambar di atas.
4. silakan Klik URL video dibawah ini apabila ingin melihat videonya klik https://youtu.be/4Y-
6uNPjtts satu lagi https://youtu.be/L19P9vSqWtE
5. Atau bisa langsung lihat videonya di bawah ini

Anda mungkin juga menyukai