Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MALA ROSTINA

KELAS : MEULABOH

OBAT ANTIHIPERTENSI
Terdapat banyak jenis obat darah tinggi generik dengan cara kerja masing-masing yang berbeda,
di antaranya yaitu:

1. Diuretik

Obat diuretik bekerja dengan cara menghilangkan kelebihan air dan natrium dalam tubuh,
sehingga jumlah cairan yang mengalir dalam pembuluh darah menurun. Pada akhirnya, tekanan
darah Anda pun menurun. Karena cara kerja obat seperti itu, Anda mungkin akan lebih sering
buang air kecil setelah minum obat ini. Selain itu, obat diuretik juga dapat menimbulkan efek
samping, seperti kelelahan, kram kaki, sampai masalah pada jantung.

Contoh obat diuretik: chlorotiazide, chlorthalidone, hydrochlorotiazide


(HCT), indapamide, metolazone, bumetanide, furosemide, torsemide, amilorid, triamterene, dan
lainnya.

2. Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor

Dalam tubuh, terdapat hormon angiotensin yang menyebabkan pembuluh darah menyempit.
Dengan obat ACE inhibitor, ini membantu menurunkan produksi angiotensin. Hal ini kemudian
dapat membantu mengendurkan pembuluh darah dan pada akhirnya dapat menurunkan tekanan
darah.

Contoh obat ACE inhibitor: captopril, enalapril, lisinopril, benazepril


hydrochloride, perindopril, ramipril, quinapril hydrochloride, dan trandolapril.
3. Angiotensin II receptor blocker (ARB)

Obat ini juga bekerja dengan cara menghalangi angiotensin dalam tubuh. Namun, bedanya obat
ini menghalangi kerja angiotensin dalam tubuh bukan menghalangi produksi angiotensin. Obat
ini mencegah angiotensin berikatan dengan reseptor pada pembuluh darah, sehingga dapat
membantu menurunkan tekanan darah.

Contoh obat
ARB: azilsartan, candesartan, irbesartan, losartan potassium, eprosartan mesylate, olmesartan, t
elmisartan, dan valsartan.

4. Calcium channel blocker (CCB)

Obat ini bekerja dengan cara mencegah kalsium masuk ke dalam sel-sel jantung dan pembuluh
darah otot. Sehingga, menyebabkan sel-sel jantung dan pembuluh darah otot mengendur, tidak
tegang. Pada akhirnya, dapat menurunkan tekanan darah dengan membuat pembuluh darah
berelaksasi dan mengurangi detak jantung. Perlu Anda ketahui bahwa kalsium dapat
meningkatkan kekuatan kontraksi di jantung dan pembuluh darah.

Contoh obat CCB: amlodipine, clevidipine, diltiazem,


felodipine, isradipine, nicardipine, nifedipine, nimodipine, dan nisoldipine.

5. Beta blockers

Obat ini bekerja dengan cara menghalangi efek dari hormon epinefrin (hormon adrenalin). Hal
ini membuat jantung bekerja lebih lambat, detak jantung dan kekuatan pompa jantung menurun.
Sehingga, volume darah yang mengalir di pembuluh darah menurun dan tekanan darah
menurun.

Contoh obat beta blockers: atenolol, propranolol, metoprolol, nadolol, betaxolol, acebutolol,
bisoprolol, esmilol, nebivolol, dan sotalol.

6. Alpha blockers

Obat ini dapat menurunkan tekanan darah dengan cara memperlebar pembuluh darah. Alpha
blocker dapat mengurangi efek hormon norepinefrin dalam mengencangkan otot pembuluh
darah. Sehingga, hal ini membantu mengendurkan otot tertentu dan membantu pembuluh darah
kecil tetap terbuka.

Contoh obat alpha blockers: doxazosin, terazosin hydrochloride, dan prazosin hydrochloride.

7. Vasodilator

Vasodilator bekerja dengan cara mengendurkan otot-otot dinding pembuluh darah, sehingga
pembuluh darah tidak menyempit. Hal ini membuat darah mengalir lebih mudah melalui
pembuluh darah dan tekanan darah menurun.

Contoh obat vasodilator: hydralazine dan minoxidil.

8. Central-acting agents

Obat ini bekerja di sistem saraf pusat bukan langsung di sistem kardiovaskular. Obat central-
acting agents bekerja dengan cara mencegah otak mengirim sinyal ke sistem saraf untuk
mempercepat detak jantung dan mempersempit pembuluh darah. Sehingga, jantung tidak
memompa darah dengan kuat dan darah mengalir lebih mudah di pembuluh darah.

Contoh obat central-acting agents: clonidine, guanfacine, dan methyldopa.

Anda mungkin juga menyukai