“KABUKI”
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
BAHASA ASING 2 yang berjudul ”KABUKI”. Dalam penyusunan makalah ini,
kami banyak mengalami kesulitan dan hambatan akan tetapi berkat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu, memberi pengarahan, bimbingan, semangat
serta doa kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Jepang adalah negara yang maju khususnya dalam bidang
teknologi. Kita dapat melihatnya secara nyata, contohnya sanyo, toshiba,
honda,suzuki, akira, kawasaki, dan sebagainya yang merupakan produk
buatan Jepang yang sangat populer di berbagai negara termasuk Indonesia.
Buat orang yang mengenal lebih dalam tentang Jepang tentu bukan hanya
ini saja yang membuat negara Jepang terkenal didunia. Masih banyak
kekhasan negara Jepang yang membawa nama Jepang mendereti negara
urutan ke-satu di Asia, seperti kabuki.
Kabuki adalah teater yang menggabungkan antara seni musik, tari,
dan seni drama. Teater kabuki berbeda dengan teater-teater lainnya yang
ada di dunia. Makanya tidak heran, sebagian besar orang tertarik dengan
pentas teater kabuki. Tidak hanya orang pribumi, yang tertarik tetapi juga
orang yang bukan asli Jepang sepeti di Indonesia tertarik dengan
perkembanangan kabuki. Teater kabuki juga tidak hanya dipentaskan di
jepang, tetapi di berbagai negara seperti china, korea, indonesia dan
sebagainya.
Sejarah kabuki dimulai yang dimulai tahun 1603 oleh wanita yang
bernama Okuni, mendapat banyak perlawanan dari pemerintah dan
masyarakat. Tetapi dari zaman ke zaman, teater kabuki ini akhirnya
diterima oleh pemerintah dan masyarakat dan dianggap sebagai warisan
agung budaya nonbendawi. Bentuk penerimaan itu tersebut dapat kita lihat
dengan adanya pembangunan teater nasional Jepang di Tokyo. Selain itu
juga, Ichikawa Ennosuke III menghidupkan kembali naskah-naskah
kabuki lama yang sudah jarang dipentaskan. Tapi juga ada perubahan-
perubahan pada pementasan kabuki. ini dilakukan dengan adanya
perkembangan pemikiran orang dari zaman ke zaman. Sehingga
pementasan sekarang sangat berbeda dengan zaman edo. Walaupun
demikian orang-orang yang terlibat dalam teater kabuki ini masih sangat
memelihara tradisi pementasan sebagai pertunjukan tadisional.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana etimologi dari Kabuki ?
2. Bagaimana sejarah dari Kabuki ?
3. Apa saja jenis-jenis Kabuki ?
4. Bagaimana cerita dari teater Kabuki ?
5. Bagaimana judul pertunjukan dari Kabuki ?
6. Bagaimana Musik dan Panggung dari Kabuki ?
7. Bagaimana Kostum dari Kabuki ?
8. Apa saja Unsur-unsur Penunjang dalam Pementasan Kabuki ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui etimologi dari Kabuki
2. Untuk mengetahui sejarah dari Kabuki
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Kabuki
4. Untuk mengetahui cerita dari teater Kabuki
5. Untuk mengetahui judul pertunjukan dari Kabuki
6. Untuk mengetahui Musik dan Panggung dari Kabuki
7. Untuk mengetahui Kostum dari Kabuki
8. Untuk mengetahui Unsur-unsur Penunjang dalam Pementasan Kabuki
BAB II
PEMBAHASAN
A. Etimologi
Ada banyak pendapat mengenai asal kata dari Kabuki ini, salah
satunya adalah kabusu yang ditulis dengan karakter kanji 歌 舞 dengan
ditambahkan akhiran す sehingga menjadi kata kerja 歌 舞 す yang
berarti bernyanyi dan menari. Kemudian disempurnakan menjadi
kabuki (歌舞伎) yang ditulis dengan tiga karakter kanji, yaitu uta 歌(う
た) (lagu), mai 舞(まい) (tarian), dan ki 伎(き) (tehnik).
Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa kata kabuki ini
berasal dari kata kabuki かぶき , kabuku かぶく , kabukan かぶかん ,
atau kabuke か ぶ け yang ditulis dengan karakter kanji
katamuku ( 傾 ) . Karakter kanji katamuku yang dibaca kabuku ini
secara harfiah berarti cenderung, condong, miring atau tidak sama
dengan pemikiran umum. Kata ini digunakan untuk menyebutkan
orang-orang yang cenderung atau condong ke arah duniawi, dan orang-
orang yang berpakaian dan bertingkah laku aneh.
Pendapat yang mengatakan penamaan kabuki berasal dari
kata katamuku ini dikarenakan pada saat kabuki pertama kali
diperkenalkan oleh Okuni, seorang Miko 巫 女 (pendeta wanita) dari
daerah Izumo. Okuni tersebut memakai kostum laki-laki dengan
membawa pedang dan mengenakan aksesoris-aksesoris yang tidak lazim
pada zaman tersebut. Seperti rosario yang dikenakan di pinggang bukan
digantungkan dileher. Ceritanya pun berkisar tentang seorang laki-laki
yang pergi bermain-main ke kedai teh untuk minum-minum bersama
para wanita penghibur. Hal ini kemudian diasosiasikan dengan
kumpulan orang-orang yang berpakaian dan bertingkah-laku aneh serta
tidak lazim yang muncul pada saat itu, yang dikenal dengan
nama kabukimono カブキモノ.
Setelah melalui beberapa perkembangan akhirnya kabuki ditulis
dengan tiga karakter kanji yaitu uta 歌 (lagu), mai 舞 (tarian), dan
ki 妓 (seniman wanita) yang kemudian karakter kanji ki 妓 diubah
menjadi ki 伎, sehingga kabuki ditulis menjadi 歌舞伎(かぶき) yang
sekarang ini. Penamaan kabuki dengan menggunakan tiga karakter kanji
di atas, dikarenakan tiga karakter di atas dianggap sesuai dengan unsur-
unsur yang ada di dalam pertunjukan teater kabuki itu tersebut. Adapun
pada awalnya karakter ki, ditulis dengan 妓 dikarenakan kabuki pada
awalnya lahir dari seorang seniman wanita yang bernama okuni 阿 国
(おくに) dari kuil Izumo.
B. Sejarah Kabuki
Sejarah kabuki dimulai tahun 1603 dengan pertunjukan dramatari
yang dibawakan wanita bernama Okuni di kuil Kitano Temmangu,
Kyoto. Kemungkinan besar Okuni adalah seorang miko asal kuil Izumo
Taisha, tapi mungkin juga seorang kawaramo (sebutan menghina buat
orang kasta rendah yang tinggal di tepi sungai). Identitas Okuni yang
benar tidak dapat diketahui secara pasti. Tari yang dibawakan Okuni
diiringi dengan lagu yang sedang populer. Okuni juga berpakaian
mencolok seperti laki-laki dan bertingkah laku tidak wajar seperti orang
aneh (kabukimono), sehingga lahir suatu bentuk kesenian garda depan.
Panggung yang dipakai waktu itu adalah panggung
noh. Hanamichi (hon hanamichi yang ada di sisi kiri penonton dan
karihanamichi yang ada di sisi kanan penonton) di gedung
teater Kabuki-za kemungkinan merupakan perkembangan
dari Hashigakari(jalan keluar-masuk aktor Noh yang ada di panggung
sisi kiri penonton). Kesenian garda depan yang dibawakan Okuni
mendadak sangat populer, sehingga bermunculan banyak sekali
kelompok pertunjukan kabuki imitasi.
Pertunjukan kabuki yang digelar sekelompok wanita
penghibur disebut Onna-kabuki (kabuki wanita), sedangkan kabuki
yang dibawakan remaja laki-laki disebut Wakashu-kabuki (kabuki
remaja laki-laki). Drama kabuki dimulai pertunjukan tarian yang
dilakukan oleh wanita. Wanita pertama yang memperkenalkan kabuki
adalah Izumino Okuni pada tahun keichoo. Dia disebut juga sebagai
nenek moyang atau cikal bakal kabuki. Tarian pertama dikenal
dengan Nebutsu Odori,yang kemudian terkenal dengan sebutan Kabuki
Odori. Kabuki Odori sangat popular dikalangan wanita. Diberbagai
daerah banyak wanita yang menjadi penari kabuki dan mereka disebut
sebagai yujo kabuki atau onna kabuki. Penari – penari tersebut selain
menari juga melayani tamu laki – laki. Keshogunan Tokugawa menilai
pertunjukan kabuki yang dilakukan kelompok wanita penghibur sudah
melanggar batas moral, sehingga di tahun 1629 kabuki wanita
penghibur dilarang dipentaskan. Pertunjukan kabuki laki-laki remaja
juga dilarang pada tahun 1652 karena merupakan bentuk pelacuran
terselubung. Pertunjukan Yarō kabuki yang dibawakan seluruhnya oleh
pria dewasa diciptakan sebagai reaksi atas dilarangnya Onna-kabuki dan
Wakashu-kabuki. Aktor kabuki yang seluruhnya terdiri dari pria dewasa
yang juga memainkan peran sebagai wanita melahirkan "konsep baru"
dalam dunia estetika. Kesenian Yarō kabuki terus berkembang di zaman
Edo dan berlanjut hingga sekarang.
Pada tahun berikutnya mereka diperbolehkan mengadakan
pertunjukan kembali dengan syarat yang ketat yaitu penari kabuki harus
memotong Maegami ( Poni).
Dengan di potongnyamaegami sebutan wakashu kabuki berubah
menjadi yaro kabuki. Kabuki tidak hanya berkembang di Kyoto dan
Osaka tetapi berkembang juga sampai ke Tokyo dan menjadi pusat
kabuki sampai sekarang.
Pengarang kabuki bernama Yonsei Tsuruya Namboku pada jaman
Edo generasi keempat dari keluarga Namboku. Generasi ke 1, ke 2 dan
ke 3 adalah actor kabuki. Karya yang terkenal adalah Sumidagawa
Hangoshozomei dan Tokaido Yotsuya Kaidan.
C. Jenis Kabuki
1. Kabuki Odori
Kabuki-odori (kabuki tarian). Kabuki-odori dipertunjukkan dari
masa kabuki masih dibawakan Okuni hingga di masa kepopuleran
Wakashu-kabuki, remaja laki-laki menari diiringi lagu yang sedang
populer dan konon ada yang disertai dengan akrobat. Selain itu,
Kabuki-odori juga bisa berarti pertunjukan yang lebih banyak tarian
dan lagu dibandingkan dengan porsi drama yang ditampilkan.
2. Kabuki-geki (kabuki sandiwara)
Kabuki-geki merupakan pertunjukan sandiwara yang ditujukan
untuk penduduk kota di zaman Edo dan berintikan sandiwara
dan tari. Peraturan yang dikeluarkan Keshogunan Edo mewajibkan
kelompok kabuki untuk "habis-habisan meniru kyōgen" merupakan
salah satu sebab kabuki berubah menjadi pertunjukan sandiwara.
Alasannya kabuki yang menampilkan tari sebagai atraksi utama
merupakan pelacuran terselubung dan pemerintah harus menjaga
moral rakyat. Tema pertunjukan kabuki-geki bisa berupa tokoh
sejarah, cerita kehidupan sehari-hari atau kisah peristiwa kejahatan,
sehingga kabuki jenis ini juga dikenal sebagai Kabuki kyogen.
Kelompok kabuki melakukan apa saja demi memuaskan minat
rakyat yang haus hiburan. Kepopuleran kabuki menyebabkan
kelompok kabuki bisa memiliki gedung teater khusus kabuki seperti
Kabuki-za. Pertunjukan kabuki di gedung khusus memungkinkan
pementasan berbagai cerita yang dulunya tidak mungkin
dipentaskan.
Di gedung kabuki, cerita yang memerlukan penjelasan tentang
berjalannya waktu ditandai dengan pergeseran layar sewaktu terjadi
pergantian adegan. Selain itu, di gedung kabuki bisa dibangun bagian
panggung bernama hanamichi yang berada melewati di sisi kiri deretan
kursi penonton. Hanamichi dilewati aktor kabuki sewaktu muncul dan
keluar dari panggung, sehingga dapat menampilan dimensi kedalaman.
Kabuki juga berkembang sebagai pertunjukan tiga dimensi dengan
berbagai teknik, seperti teknik Séri (bagian panggung yang bisa naik-
turun yang memungkinkan aktor muncul perlahan-lahan dari bawah
panggung), dan Chūzuri (teknik menggantung aktor dari langit-langit atas
panggung untuk menambah dimensi pergerakan ke atas dan ke bawah
seperti adegan hantu terbang).
Sampai pertengahan zaman Edo, Kabuki-kyogen kreasi baru banyak
diciptakan di daerah Kamigata. Kabuki-kyogen banyak mengambil unsur
cerita Ningyo Jōruri yang khas daerah Kamigata. Penulis kabuki asal Edo
tidak cuma diam melihat perkembangan pesat kabuki di
Kamigata. Tsuruya Namboku banyak menghasilkan banyak karya kreasi
baru sekitar zaman zaman Bunka hingga zaman Bunsei. Penulis
sandiwara kabuki Kawatake Mokuami juga baru menghasilkan karya-
karya barunya di akhir zaman Edo hingga awal zaman Meiji. Sebagai
hasilnya, Edo makin berperan sebagai kota budaya dibandingkan
Kamigata. Di zaman Edo, Kabuki-kyogen juga disebut sebagai
sandiwara (shibai).
D. Cerita Kabuki
Drama kabuki adalah cerita sejarah yang disebut Jidaimono.
Penulis drama kabuki dari daerah Kamigata menjadi pionir dalam
penulisan naskah drama. Penulis banyak mengadaptasi cerita Ningyo
Jòruri. Hal ini memicu kreativitas tersendiri bagi penulis kabuki asal
Edo. Beberapa penulis kabuki asal Edo tergerak mengkreasikan drama-
drama baru, misalnya Tsuruya Namboku. Penulis kabuki yang banyak
mengkreasikan cerita kepahlawanan dari zaman Bunka hingga zaman
Bunsei. Kawatake Mokuami yang popular di akhir zaman edo hingga
memasuki zaman Meiji. Beberapa judul drama kabuki yang terkenal
ialah Taiheiki no sekai, Heike monogatari no sekai, Sogamono no sekai,
dan Sumidagawamono no sekai.
Jenis lakon kabuki terdiri dari :
1. Jidai Kyogen :
Ceritanya diambil dari jaman Edo atau samurai pendeta pada jaman
Kamakura.
2. Sewa Kyogen :
Isi ceritanya menyangkut kehidupan rakyat pada jaman Edo.
3. Buyogeki :
Tarian yang diiringi melodi gidayu.
4. Kabuki Juhachiban:
Lakon Kabuki yang sangat popular.
5. Shinsaku Kabuki :
Lakon-lakon yang ditulis setelah jaman Meiji.
A. KESIMPULAN
Kabuki di mulai tahun 1603 oleh wanita yang bernama Okuni yang
menjadikan kabuki menjadi kegemaran rakyat. Kabuki yang merupakan
seni teater yang menggabungkan seni drama, tari dan musik. Kabuki telah
mengalami perubahan dari zaman ke zaman. Walaupun demikian kabuki
merupakan warisan budaya. Dalam pertunjukkan, teater Kabuki memiliki
unsur-unsur penunjang seperti unsur tari, unsur msik, unsur panggung,
unsur cerita, unsur pemain/peran dan unsur penggunaan dialog. Kabuki
juga memiliki kostum dan tata rias yang unik dan menarik dan memiliki
makna masing-masing.
B. SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini, pengetahuan para pembaca
bertambah tentang budaya Jepang khususnya tentang teater Kabuki. Dalam
penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan oleh karena itu kami
meminta saran dan kritik dari pembaca demi menyempurnakan
penyusunan makalah di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://ariputriyanti.blogspot.com/2013/12/kesusastraan-jepang-kabuki.html di
akses pada minggu, 10 November 2019
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabuki di akses pada minggu, 10 November 2019