Anda di halaman 1dari 56

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa tingkat XII AP1 melalui

metoda Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

di SMK Negeri 6 Palembang

Oleh
Dra.Hj. Rivalena
NIP. 196403281988032003

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6


Jalan Mayor Ruslan, Telp./Fax. (0711) 350954 Unit Produksi (0711) 378991
Hotel (0711) 378993 Palembang Kode Pos 30114
Website : www.smknegeri6palembang.net E-mail: smkn6palembang@yahoo.com
LEMBAR PENGESAHAN
1 Judul Penelitian Upaya meningkatkan hasil
belajar IPA siswa tingkat XII
AP1 SMK melalui metode
Student Teams-Achievement
Divisions(STAD)di SMK Negeri
6 Palembang.

2 Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap Dra.Hj.Rivalena
b. NIP 196403281988032003
c. Jenis Perempuan
d. Pangkat/Golongan Pembina/Iva
e. Jabatan Guru Pembina
f. Propinsi Sumatera Selatan
g. Alamat Kantor Jl Mayor Ruslan
h. Alamat Rumah Komplek garuda Putra III Blok
M 8 RT 25 RW 05 lebong
i. Telepon/HP Siareng Palembang
08127867622/0711413419
3 Lama Penelitian

Mengetahui Palembang, Mei 2011


Kepala SMK N6 Palembang Peneliti

Dra. Hj. Natika, M.M Dra.Hj.Rivalena


NIP. 195612221983032002 NIP.196403281988032003
A. Judul Penelitian

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa tingkat XII AP1 SMK melalui model

koopreratif Tipe Student Teams-Achievement Divisions(STAD) di SMK Negeri 6

Palembang.

B. Latar Belakang dan Masalah


Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi mengajar agar siswa

dapat belajar secara efektif dan efisien sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.

Apabila kita akan mengajarkan suatu topik dalam suatu kegiatan pembelajaran maka

guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan

kondisi dan situasi peserta didik yang di ajar. Begitu pula sebaliknya, apabila guru

menggunakan model pembelajaran yang tidak tepat saat kegiatan belajar mengajar maka

hasil belajarnya tentu tidak akan optimal.

Mengapa mata pelajaran IPA masih banyak siswa yang takut dan kurang

menyenanginya? Apa karena IPA itu sulit atau karena cara penyampaian mata pelajaran

itu yang tidak tepat yang akhirnya membosankan sehingga kejenuhan yang didapat siswa

bukan suatu pemahaman konsep. Tentunya dalam menyampaikan materi yang ada di

kurikulum sangat dibutuhkan kemampuan guru dalam menentukan model pembelajaran

yang paling efektif dan efisien tercapainya tujuan pembelajaran. Dan akan sangat

membantu jika di SMK Negeri 6 ini memiliki MGMP IPA yang menjadi wadah guru

IPA untuk bertukar pikiran dan pengalaman.

Keberhasilan dalam menyampaikan materi pelajaran IPA dapat dicapai dengan baik

apabila siswa menyenangi dan tertarik pada materi yang dipelajari. Oleh sebab itu

dengan menyenangi materi, siswa akan lebih aktif, lebih tertarik dan dapat menganalisa

setiap permasalan yang berkaitan dengan suatu konsep. Selain itu kreativitas guru dalam
penggunaan model pembelajaran yang tepat akan membuat siswa lebih tertarik untuk

belajar.

Beberapa hal yang mempengaruhi proses belajar mengajar di SMK Negeri 6

Palembang adalah metode dan model pembelajaran, materi bahan ajar. Penggunaan

model pembelajaran konvensional yang selama ini dilakukan guru mendominasi proses

pembelajaran mengakibatkan siswa pasif dan nilai rata-rata ulangan hariannya belum

memuaskan. Selama ini peneliti sering melakukan kegiatan pembelajaran secara

konvensional, yaitu siswa bukan sebagai subyek belajar melainkan menjadi obyek

pembelajaran. Walaupun kadang melakukan kegiatan belajar diskusi dengan kelompok

secara sembarang. Dengan hasil belajar setiap Ulangan Harian masih belum memuaskan,

yaitu siswa rata-rata 50% yang tuntas KKM (nilai 70). Berkenaan dengan kenyataan di

atas peneliti menggunakan model pembelajaran yang lebih terpusat pada siswa aktif

yaitu model pembelajaran koopertif yang paling sederhana tipe STAD. Penulis menduga

jika dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD maka dapat meningkatkan

aktivitas kerja siswa yang akhirnya meningkatkan hasil belajar.

C. Rumusan Masalah

Adanya kesulitan siswa dalam memahami konsep mempengaruhi hasil belajar siswa.

Rumusan masalahnya adalah “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran tipe

STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas XII AP1 di SMK Negeri 6

Palembang”.

D. Cara Pemecahan Masalah

Dengan adanya rumusan masalah ini, maka peneliti akan menggunakan model

pembelajaran tipe STAD dengan garis besar langkah sbb:


1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran

menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)

2. Guru menyajikan pelajaran

3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota

kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota

lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak

boleh saling membantu

5. Memberi evaluasi

6. Kesimpulan

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas XII

AP1 dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD di SMK Negeri 6 Palembang

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan memberi manfaat sbb:


1. Bagi Siswa

 Menanamkan kesan kepada siswa bahwa IPA itu tidak sulit


 Menanamkan kepada siswa untuk menyenangi IPA
 Melatih siswa agar dapat saling membantu dalam menyelesaikan masalah
 Meningkatkan hasil belajar IPA

2. Bagi Guru

 Menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan


 Meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar

3. Peneliti Lain

 Memberikan informasi bagi pembaca


4. Bagi sekolah

 Diharapkan memberikan kontribusi bagi sekolah dalam usaha meningkatkan mutu

lulusan

F. Landasan Teori
2.1. Hakekat Belajar IPA
Hudojo (1988:1) mengemukakan bahwa seseorang dikatakan belajar bila

diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan

perubahan tingkah laku. Selanjutnya Winkel (1989; 36) mendefinisikan belajar

adalah suatau aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Sedangkan Rusyan (1989: 8)

mengemukakan pendapatnya tentang belajar dalam arti yang luas adalah proses

perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan

dan penilaian mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar

yang terdapat dalam berbagai bidang studi, atau lebih luas lagi dalam berbagai

aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku yang bersifat positif dalam diri seseorang. Perubahan

tingkah laku yang diakibatkan belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk

misalnya bertambahnya pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan perubahan

sikap. Salah satu contoh hasil dari usaha belajar Interaksi Dalam Ekosistem adalah

dari belum memiliki pengetahuan tentang Interaksi Dalam Ekosistem menjadi

memiliki pengetahuan tentang Interaksi Dalam Ekosistem.

marianiportofolio.blogspot (2008 : 4 mei 2011) Hakikat Sains atau IPA ada 3

antara lain:
1. Konsep hakikat IPA sebagai proses

Proses adalah urutan atau langkah-langkah suatu kegiatan untuk

memperoleh hasil pengumpulan data melalui metode ilmiah.

2. Konsep hakikat IPA sebagai produk

Produk adalah hasil yang diperoleh dari suatu pengumpulan data yang

disusun secara lengkap dan sistimatis.

3. IPA sebagai sikap ilmiah

Beberapa aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada diri anak

yakni: sikap ingin tahu , sikap ingin mendapatkan sesuatu , sikap kerja sama,

sikap tidak putus asa, sikap tidak berprasangka, sikap mawas diri, sikap

bertanggung jawab, sikap berpikir bebas, sikap kedisiplinan diri

Made Alit dan Wandi Praginda (2009 :26 ) mengatakan Saint adalah ilmu

pengetahuan atau kumpulan konsep,prinsip,hokum dan teori yang dibentuk melalui

proses kreatif yang sistematis melalui inkuiri yang dilanjutkan dengan proses

observasi( empiris) secara terus-menerus; merupakan suatu upaya manusia yang

meliputi operasi mental, ketrampilan, dan strategi memanipulasi dan menghitung,

yang dapat diuji kembali kebenarannya yang dilandasi dengan sikap

keingintahuan( curiousity), keteguhan hati(courage),ketekunan(persistence) yang

dilakukan oleh individu untuk menyingkap rahasia alam semesta .

Dari uraian di atas bahwa belajar IPA tidak hanya dilihat sebagi kumpulan

konsep , penjelasan, deskripsi ,generalisasi tentang fenomena alam tetapi juga

keseluruhan cara keingintahuan, ketekunan dan ketelitian seseorang dalam

mengungkap fenomena alam . Saint dapat dikatakan sebagai sesuatu yang bebas

nilai artinya tidak dipengaruhi oleh pandangan atau religi suatu bangsa.
2.2. Pembelajaran Kooperatif
Slavin (1994 : 287) mengatakan bahwa Pembelajaran kooperatif adalah

metode pembelajaran yang di dalamnya mengkondisikan para siswa belajar

bersama-sama di dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain

dalam belajar. Pembelajaran kooperatif didasarkan pada gagasan atau pemikiran

bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam belajar, dan bertanggung jawab terhadap

aktivitas belajar kelompok mereka seperti terhadap diri mereka sendiri.

Pembelajarn kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerjasama

antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan pembelajaran

kooperatif merubah peran guru dari peran yang berpusat pada gurunya ke

pengelolaan siswa dalam kelompok-kelompok kecil.

Proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif dimulai dengan

membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (4 – 5 siswa perkelompok).

Setiap kelompok ditempatkan di dalam kelas sedemikian rupa sehingga antar

anggota kelompok dapat belajar dan berdiskusi dengan baik tanpa mengganggu

kelompok lain. Guru membagi materi pelajaran, baik berupa lembar kerja siswa,

buku dan penugasan. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan belajar yang ingin

dicapai dan memberikan pengarahan tentang materi yang harus dipelajari dan

permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan. Kemampuan atau prestasi

setiap anggota kelompok sangat menentukan hasil pencapaian belajar kelompok.

Guru melakukan pemantauan terhadap kegiatan siswa, mengarahkan keterampilan

kerja sama dan memberikan bantuan pada saat diperlukan. Aktivitas belajar

berpusat pada siswa, guru berfungsi sebagi fasilitator dan dinamisator.

Dalam pembelajaran kooperatif, Arends (1977: 11) menyatakan ada tiga

tujuan utama yang diharapkan dapat dicapai, yaitu:


1. Prestasi akademik
Pembelajaran kooperatif sangat menguntungkan baik bagi siswa

berkemampuan tinggi maupun rendah. Khusus bagi siswa berkemampuan

tinggi, mereka secara akademis akan mendapat keuntungan. Siswa dapat

bertindak sebagai tutor yang memberi penjelasan kepada temannya. Agar

dapat memberi penjelasan, siswa tersebut harus memahami materi lebih dalam

dibanding sekedar kemampuan yang dibutuhkan untuk menjawab soal-soal.

2. Penerimaan terhadap keanekaragaman

Heterogenitas yang ditonjolkan dalam pemilihan anggota kelompok akan

mengarahkan siswa untuk mengakui dan menerima perbedaan yang ada

diantara dirinya dan orang lain.

3. Pengembangan keterampilan sosial


Pembelajaran kooperatif bertujuan mengajarkan kepada siswa

keterampilan-keterampilan kerjasama sebagai suatu tim. Keterampilan ini

kelak akan sangat bermanfaat bagi siswa ketika mereka terjun di masyarakat.

2.3. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division)

STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana. Sehingga model pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru-guru yang

baru memulai menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif. Perencanaan

pembelajaran kooperatif tipe STAD disusun berdasarkan siklus yang tetap pada

pengajarannya (Slavin, 2000: 269).

1. Siklus Pembelajaran Kooperatif tipe STAD


STAD terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang tetap sebagai berikut:
a. Mengajar : mempresentasikan pelajaran.

b. Belajar dalam tim: siswa bekerja di dalam tim mereka dengan menggunaka

Lembar Kegiatan Siswa untuk menuntaskan materi pelajaran

c. Tes: siswa mengerjakan kuis atau tugas lain secara individual.

d. Penghargaan tim: skor tim dihitung berdasarkan skor peningkatan anggota

tim, sertifikat, laporan berkala kelas, atau papan pengumuman digunakan

untuk memberi penghargaan kepada tim yang berhasil mencetak skor

tertinggi.

Pada dasarnya siklus pembelajaran kooperatif tipe STAD, mengacu pada sintaks

pembelajaran kooperatif dengan menggabungkan fase (1) dan fase (2) ke dalam

kegiatan mengajar, dan fase (3) dan fase (4) ke dalam kegiatan belajar dalam tim.

Sedangkan fase (5) dan fase (6) pada pembelajaran kooperatif masuk pada kegiatan

tes dan penghargaan kelompok pada pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Slavin (dalam Nur, 1998: 24) menguraikan langkah-langkah mengantar siswa

kepada STAD adalah sebagai berikut:

a. Bagilah siswa ke dalam kelompok masing-masing terdiri dari empat atau

lima anggota. Pastikan bahwa kelompok yang terbentuk itu berimbang

dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin dan asal suku.

b. Buatlah Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan kuis pendek untuk pelajaran

yang anda rencanakan untuk diajarkan.

c. Pada saat anda menjelaskan STAD kepada kelas anda, bacakan tugas-tugas

yang harus dikerjakan tim.

d. Bila tiba saatnya memberikan kuis, bagikan kuis atau bentuk evaluasi yang

lain, dan berikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tes itu
e. Pengakuan kepada prestasi tim, segera setelah anda menghitung poin untuk

siswa dan menghitung skor tim.

Adapun penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (1995),

STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu, presentasi kelas, kelompok, kuis

(tes), skor peningkatan individual dan penghargaan kelompok. Masing-masing

komponen akan diuraikan sebagai berikut:

1. Presentasi Kelas

Materi dalam STAD disampaikan pada presentasi kelas. Presentasi kelas

ini biasanya menggunakan pengajaran langsung (direct instruction) atau

ceramah, dilakukan oleh guru. Presentasi kelas dapat pula menggunakan

audiovisual. Presentasi kelas ini meliputi tiga komponen, yakni pendahuluan,

pengembangan dan praktek terkendali.

2. Kelompok

Kelompok terbentuk terdiri dari empat atau lima siswa, dengan

memperhatikan perbedaan kemampuan, jenis kelamin dan ras atau etnis. Fungsi

utama kelompok adalah memastikan bahwa semua anggota kelompok terlibat

dalam kegiatan belajar, dan lebih khusus adalah mempersiapkan anggota

kelompok agar dapat menjawab kuis (tes) dengan baik. Termasuk belajar dalam

kelompok adalah mendiskusikan masalah, membandingkan jawaban dan

meluruskan jika ada anggota kelompok yang mengalami kesalahan konsep.


3. Kuis (tes)
Setelah beberapa periode presentasi kelas dan kerja kelompok, siswa

diberikan kuis individual. Siswa tidak diperkenankan saling membantu pada

saat kuis berlangsung.

4. Skor Peningkatan Individual

Penilaian kelompok berdasarkan skor peningkatan individu, sedangkan

skor peningkatan tidak didasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan

pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor sebelumnya. Setiap siswa

dapat memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam sistem

skor kelompok. Siswa memperoleh skor untuk kelompoknya didasarkan pada

skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka.

5. Penghargaan Kelompok
Kelompok dapat memperoleh sertifikat atau hadiah jika rata-rata skornya

melampaui kriteria tertentu.

G. Hipotesis Tindakan

Dalam melakukan hipotesis terhadap masalah ini , jika dilakukan metoda Student

Teams-Achievement Divisions(STAD) diharapkan nantinya hasil yang akan dicapai

akan sesuai.dengan harapan yaitu nilai yang mencapai nilai KKM ( 75 ) atau lebih, dan

pelajaran IPA menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (

PAIKEM)
H. Rencana Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK Negeri 6 Palembang. Subyek penelitian adalah siswa

kelas XII AP1 yang yang diperkirakan berjumlah 36 siswa , mata pelajaran IPA

pada materi Ekosistem.

2. Persiapan Penelitan

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti melakukan beberapa persiapan antara

lain :

a. Perangkat pembelajaran

b. Analisis materi yang akan diberikan

c. Menyiapkan bahan ajar

d. Membuat lembar observasi aktivitas siswa

e. Menyiapkan soal-soal tes

3. Siklus Penelitian

 Perencanaan

Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I, siklus II

berdasarkan materi pelajaran. Tiap siklus ada 3 kali pertemuan, tindakan yang

diberikan pada siklus pertama adalah menggunakan model pembelajaran tipe

STAD pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa belajar secara

kooperatif.

 Pelaksanaan

Instrumen pelaksanaannya sebagai berikut :

1. Guru membagi siswa dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 -5

orang siswa dengan kemampuan heterogen.


2. Guru menjelaskan konsep materi

3. Guru memberi tugas pada masing-masing kelompok

4. Siswa melakukan diskusi kelompok

5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelas yang dipandu guru

Tes dilakukan setiap selesai tindakan, sebelum ke tindakan berikutnya.

Indikator keberhasilan jika hasil belajar atau prestasi nilai mendapat nilai ≥ 75

 Pengamatan

1. Peningkatan hasil belajar melalui pemberian materi bahan ajar dengan

melihat data ulangan harian rata-rata tiap siklus. Pemahaman konsep hasil

belajar berupa nilai kognitif. Instrumen berupa tes yang diadakan setiap

selesai pertemuan atau tindakan.

Skore dan kategori peringkat untuk nilai kognitif

No Nilai Keterangan

1 0,00 - 59.99 Kurang

2 60,00 - 69,99 Cukup

3 70,00 - 85,99 Baik

4 86,00 - 100,00 Baik sekali

( Sumber: Yunia Iswandari 02 Maret, 2011 ,Evaluasi Hasil Belajar )

2. Data yang terkumpul melalui lembar observasi aktivitas siswa, disajikan

dalam data kualitatif yang menggunakan skala sikap dengan 5 tingkatan.

Indikator keberhasilan dari lembar observasi sebagai berikut :


Deskriptor yang
No Kategori
tampak

5 deskriptor yang
tampak
( 1 4 deskriptor yang Sangat Baik
tampak
2 Baik
3 deskriptor yang
3 Cukup
tampak
4 Kurang
2 deskriptor yang
5 tampak Tidak Baik
1 deskriptor yang
tampak

Sumber : elmupanemu.wordpress.com/evaluasi/skala-sikap )

I. Jadwal penelitian

Penelitian dilaksanakan lebih kurang empat bulan terhitung semester 5 tahun

pelajaran 2011/2012 dari persiapan sampai pelaporan. Peneliti berkarakter sebagai guru

mata pelajaran IPA kelas XII AP1 di SMK Negeri 6 Palembang.

J. Personalia Penelitian

Didalam melaksanakan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

ini peneliti sangat perlu dibantu teman sejawat yang memegang mata pelajaran yang

sama untuk observasi keterlaksanaan dalam pembelajaran untuk dapat mengukur

objektifitas Pembelajaran IPA dengan harapan hasil yang memenuhi KKM (75 )

K. Daftar Pustaka

Budiningsih Asri, 2005. Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta


Djamarah, 1996. Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta

Wartono, 2004. Landasan Teori dalam Pengembangan Model Pengajaran. Dirjen

Dikdasmen, Jakarta

Marianiportofolio.blogspot.com/2008/.../hakikat-ipa diunduh tanggal 4 Mei 2011.

Dr I Made Alit Mariana MPd, Wandi Praginda SPd,MSi ,2009. Hakikat IPA untuk

Guru SD PPPTK IPA, Bandung

L. Lampiran

A. BIODATA

Nama : Dra. Hj .Rivalena

NIP : 196403281988032003

Tampat/Tanggal Lahir ; Palembang . 28 Maret 1964

Pangkat /Golongan : Pembina/ IV a

Alamat : Komplek Garuda Putra 3 Blok M 8 Palembang

B. RPP

CONTOH

Mata Diklat : Ilmu Pengetahuan Alam


3.Memahami komponen ekosistem serta peranan
Standar :
manusia dalam menjaga keseimbangan lingkungan
Kompetensi dan AMDAL

Kompetensi : 3.1 Mengidentifikasi komponen ekosistem


Dasar

Pertemuan : 1
Ke

Indikator : 1. Menidentifikasi komponen ekosistem berdasarkan


lingkungan
Sekitar
2. Mengiedentifikasi komponen biotik dan abiotik
berdasarkan fungsi

Alokasi : 2 jam pelajaran (@ 45 Menit)


waktu

I. Tujuan Pembelajaran
- Peserta didik dapat mengidentifikasi komponen ekosistem berdasarkan lingkungan
sekitar

- Peserta didik dapat mengidentifikasi komponen biotic dan abiotik berdasarkan


fungsi

II. Materi Pembelajaran


- Komponen ekosistem
- Komponen biotic dan Abiotik

III. Metode Pembelajaran


- Ceramah bervariasi

- Diskusi kelompok
- Memberi masukan pada kelompok lain
- Presentasi
- Tanya Jawab

IV. Strategi Pembelajaran


Pertemuan ke 1

1. Kegiatan awal
- Berdoa bersama sebelum memulai pelajaran

- Appersepsi/pengkondisian/motivasi
- Guru menjelaskan topik dan tujuan, strategi pembelajaran, cara penilaian tentang

kompetensi yang akan dipelajari guna memotivasi peserta didik

2. Kegiatan inti
a. Peserta didik mengamati lingkungan sekolah secara berkelompok

b. Peserta didik mencatat makhluk hidup dan tak hidup yang ada dilingkungan

sekolah

c. Peserta didik mengelompokkan makhluk hidup dan tak hidup yang ada

dilingkungan

sekolah

d. Saling memberi bantuan pada kelompok yang mengalami kesulitan

e. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi

f. Setiap kelompok membuat hasil diskusi sesuai kelompok

3. Kegiatan akhir
a. Guru melakukan tanya jawab untuk membuat kesimpulan hasil diskusi

b. Guru menindak lanjuti yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya

c. Guru mengevaluasi ketercapaian kompetensi peserta didik

V. Alat, Bahan dan Sumber Belajar

- Buku IPA SMK klas XII


- Lingkungan sekolah
- Lingkungan rumah
- Internet
- Laptop dan LCD

VI. Penilaian akhir


- Tes teori (tes formatif)
- Observasi/diskusi dan presentasi (kerja kelompok)

Soal RPP

Pertemuan 1

Soal/Instrumen :

Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar !

Skor

1.Apakah yang dimaksud dengan ekosistem ?

2. Sebutkan 2 komponen penyusun ekosistem , berikan contohnya !

3. Apakah yang terjadi jika sebuah ekosistem kekurangan produsen ?

Jawaban :
1.Ekosistem adalah : hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya.

2. 2 Komponen penyusun ekosistem :

1. Biotik contohnya : Tumbuhan, Hewan, Mikroorganisme, Manusia dll

2. Abiotik Contohnya : Air, Tanah, Mineral sinar matahari , udara dll

3. Produsen adalah organisme yang dapat menyusun senyawa organik dari bahan

anorganik,

menjadi makanannya sendiri , karenanya produsen dapat dikatakan unsur primer

sebagai

pendukung unsur-unsur diatasnya . Jadi jika ekosistem kekurangan produsen maka

keseimbangan ekosistem mula-mula akan berubah yang kemudian akan stabil lagi

dengan

proporsi yang sama

C. CONTOH LEMBAR OBSERVASI TENTANG AKTIFITA

INDIKATOR/ DI
HARI PERTEMUAN NAMA TAM
NO
/TANGGAL` KE SISWA
1 2
CATATAN

INDIKATOR YANG DIAMATI


1. MEMPERHATIKAN PENJELASAN GURU
2. MENGERJAKAN TUGAS KELOMPOK
3. MEMBERIKAN BANTUAN
4. PRESENTASIKAN HASIL
5. MENGAJUKAN PERTANYAAN

CONTOH ANGKET

Pertanyaan – Pertanyaan :
1. Apakah siswa mengalami kesulitan memahami petunjuk baik arahan dari guru atau
petunjuk dalam LKS?
............................................................................................................................
2. Pada saat temam mengalami kesulitan , apakah antar siswa saling memberi
bantuan?
………………………………………………………………………………………
3. Pada saat mengalami kesulitan apakah siswa berusaha bertanya kepada teman lain
atau kepada guru ?
............................................................................................................................
4.. Apakah bimbingan guru selalu dibutuhkan siswa agar dapat memahami materi
pelajaran ?
............................................................................................................................
5. Apakah siswa mempunyai buku paket atau referensi yang berhubungan dengan materi
yang sedang dibahas ?
............................................................................................................................
6. Apakah siswa selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya ?
............................................................................................................................
7. Apakah dalam presentasi hasil siswa mwngalami kesulitan ?
………………………………………………………………………………………
….
8. Apakah materi pelajaran dirasakan siswa tidak ada manfaatnya dalam kehidupannya
kelak ?
............................................................................................................................
9. Apakah dalam kelompok diskusi antar anggota saling membantu ?

..................................................................................................................................
10. Apakah siswa diluar jam ataupun dirumah berusaha belajar dengan teman yang lain?
............................................................................................................................
11. Apakah ada kesulitan dalam mengajukan pertanyaan ?
.................................................................................................
12. Apakah menurut siswa lingkungan disekolah (didalam dan diluar kelas) kondusif
untuk belajar ?
............................................................................................................................
13. Apakah orang tua siswa di rumah menyuruh untuk belajar ?
............................................................................................................................
14. Apakah siswa mempunyai keinginan untuk keluar dari kesulitan yang dihadapinya ?
..............................................................................................................................
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA

TINGKAT XII AP1 MELALUI METODA STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION( STAD) DI SMK NEGERI 6

PALEMBANG

KARYA ILMIAH

Diajukan

Untuk Memenuhi salah satu persyaratan


Dalam kenaikan Golongan IV/b

Oleh

NAMA : Dra. Hj.Rivalena

NIP : 196403281988032003

Mata Pelajaran : IPA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6


Jalan Mayor Ruslan, Telp./Fax. (0711) 350954 Unit Produksi (0711) 378991
Hotel (0711) 378993 Palembang Kode Pos 30114
Website : www.smknegeri6palembang.net E-mail: smkn6palembang@yahoo.com

TAHUN 2011
SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Perpustakaan SMK Negeri 6 Palembang

menerangkan bahwa Karya Ilmiah yang berjudul :

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa tingkat XII AP1 melalui metoda

Student Teams-Achievement Divisions (STAD) di SMK Negeri 6 Palembang

Oleh

NAMA : Dra. Hj.Rivalena

NIP : 196403281988032003

Mata Pelajaran : IPA

Telah di publikasikan di SMK Negeri 6 Palembang, sebagai bahan referensi di


perpustakaan SMK Negeri 6 Palembang.

Demikianlah surat keterangan ini, semoga dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya

Palembang, 2011
Kepala Perpustakaan

Dra. Siti Nirwana


NIP. 195505051984022001
LEMBAR PENGESAHAN KEPALA SEKOLAH

JUDUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA TINGKAT XII

AP1 MELALUI METODA STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

( STAD) DI SMK NEGERI 6 PALEMBANG

KARYA ILMIAH

Diajukan

Untuk Memenuhi salah satu persyaratan

Dalam kenaikan Golongan IV/b

Oleh

NAMA : Dra. Hj.Rivalena

NIP : 196403281988032003

Mata Pelajaran : IPA

Demikianlah karya tulis ini, kami sahkan untuk menjadi karya ilmiah Di SMK
Negeri 6 Palembang

Palembang, 2011
Mengesahkan
Kepala SMKN 6 Palembang

Dra.Hj. Natika,MM
NIP.195612221983032002
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT KETERANGAN KEPALA PERPUSTAKAAN
LEMBAR PENGESAHAN KEPALA SEKOLAH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakan dan Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II. KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
A. Hakekat Belajar IPA
B. Pembelajaran IPA
C. Pembelajaran Kooperatif
D. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
BAB III. PROSEDUR PENELITIAN
A. Setting Penelitian
B. Disain Penelitian
C. Persiapan Penelitian
D. Siklus Penelitian
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Siklus Pertama
B. Siklus Kedua
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan ridho-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan KARYA ILMIAH yang berjudul

“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA TINGKAT XII

AP.1 MELALUI MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI SMK NEGERI 6

PALEMBANG”

Semoga apa yang telah disumbangkan akan mendapat ganjaran pahala dari Allah

SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga KARYA ILMIAH ini dapat bermanfaat bagi

penulis sendiri khususnya bagi para pembaca.

Palembang 2011

Penulis,
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA TINGKAT XII

AP1 MELALUI MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION( STAD) DI SMK NEGERI 6

PALEMBANG*)

Dra.Hj.Rivalena **)

Abstrak

Adanya kesulitan siswa dalam pemahaman materi pelajaran mempengaruhi


hasil belajar siswa , sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Apakah dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar IPA siswa kelas XII AP1 di SMK Negeri 6 Palembang ? ” Tujuan
Penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas XII AP1
dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD di SMK Negeri 6 Palembang.
Penelitian Tindakan ini dibagi menjadi dua siklus masing-masing siklus terdiri dari
tiga kali pertemuan berdasarkan materi pelajaran . Tindakan yang diberikan adalah
pembelajaran STAD di kelas XII AP 1 . Aspek penelitian meliputi aspek kognitif
berupa hasil belajar dan aspek afektif berupa aktifitas siswa selama proses
pembelajaran dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya
peningkatan nilai kognitif dari kedua siklus yaitu rata-rata .69,27; dan ....... Aktifitas
siswa untuk deskriptor memperhatikan penjelasan guru secara berurutan dari kedua
siklus adalah .94,79 %; dan .........%. Deskriptor mengerjakan tugas secara kelompok
secara berurutan dari kedua siklus adalah 91,67 %; dan ......% . Deskriptor presentasi
hasil kerja secara berurutan dari kedua siklus adalah 13,53 %; dan ........%,
Sedangkan deskriptor memberi bantuan pada pada teman kelompok secara berurutan
pada kedua siklus adalah 42,71 %; dan ......%. Deskriptor mengajukan pertanyaan
secara berurutan dari kedua siklus adalah 44,67 % dan .....%. Proses pembelajaran
berlangsung secara baik, adanya peningkatan hasil belajar pada setiap siklusnya.
Dengan demikian tindakan yang diberikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
selama proses pembelajaran.

Kata Kunci : Pembelajaran STAD, Siklus

*) Laporan Hasil Penelitian

**) Guru IPA SMK Negeri 6 Palembang


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah


Beberapa hal yang mempengaruhi proses belajar mengajar di SMK Negeri 6

Palembang adalah metode dan model pembelajaran, materi bahan ajar.

Penggunaan model pembelajaran konvensional yang selama ini dilakukan guru

mendominasi proses pembelajaran mengakibatkan siswa pasif dan nilai rata-rata

ulangan hariannya belum memuaskan. Selama ini peneliti sering melakukan

kegiatan pembelajaran secara konvensional, yaitu siswa bukan sebagai subyek

belajar melainkan menjadi obyek pembelajaran. Walaupun kadang melakukan

kegiatan belajar diskusi dengan kelompok secara sembarang. Dengan hasil

belajar setiap Ulangan Harian masih belum memuaskan, yaitu siswa rata-rata

50% yang tuntas KKM (nilai 75). Berkenaan dengan kenyataan di atas peneliti

menggunakan model pembelajaran yang lebih terpusat pada siswa aktif yaitu

model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana tipe STAD. Penulis

menduga jika dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD maka dapat

meningkatkan aktivitas kerja siswa yang akhirnya meningkatkan hasil belajar.

Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi mengajar agar

siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sehingga tercapai tujuan yang

diharapkan. Apabila kita akan mengajarkan suatu topik dalam suatu kegiatan

pembelajaran maka guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang

tepat disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik yang di ajar. Begitu
pula sebaliknya, apabila guru menggunakan model pembelajaran yang tidak tepat

saat kegiatan belajar mengajar maka hasil belajarnya tentu tidak akan optimal.

Dalam proses belajar mengajar dikelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru,

siswa, kurikulum, sarana dan prasarana.

Mengapa mata pelajaran IPA masih banyak siswa yang takut dan kurang

menyenanginya? Apa karena IPA itu sulit atau karena cara penyampaian mata

pelajaran itu yang tidak tepat yang akhirnya membosankan sehingga kejenuhan

yang didapat siswa bukan suatu pemahaman konsep. Tentunya dalam

menyampaikan materi yang ada di kurikulum sangat dibutuhkan kemampuan

guru dalam menentukan model pembelajaran yang paling efektif dan efisien

tercapainya tujuan pembelajaran. Dan akan sangat membantu jika di SMK

Negeri 6 ini memiliki MGMP IPA yang menjadi wadah guru IPA untuk bertukar

pikiran dan pengalaman.

Keberhasilan dalam menyampaikan materi pelajaran IPA dapat dicapai dengan

baik apabila siswa menyenangi dan tertarik pada materi yang dipelajari. Oleh

sebab itu dengan menyenangi materi, siswa akan lebih aktif, lebih tertarik dan

dapat menganalisa setiap permasalan yang berkaitan dengan suatu konsep. Selain

itu kreativitas guru dalam penggunaan model pembelajaran yang tepat akan

membuat siswa lebih tertarik untuk belajar.

Adapun landasan yang mendukung dari pembelajran ini adalah Permen Diknas

No 41 ( tentang stadar proses ) dan Permen 20 ( tentang standar penilaian )


B.Rumusan Masalah

Adanya kesulitan siswa dalam memahami konsep mempengaruhi hasil belajar siswa.

Rumusan masalahnya adalah “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran tipe

STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas XII AP1 di SMK Negeri 6

Palembang”.

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas

XII AP1 dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD di SMK Negeri 6

Palembang .

D.Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan memberi manfaat sbb:


1. Bagi Siswa

 Menanamkan kesan kepada siswa bahwa IPA itu tidak sulit


 Menanamkan kepada siswa untuk menyenangi IPA
 Melatih siswa agar dapat saling membantu dalam menyelesaikan masalah
 Meningkatkan hasil belajar IPA

2. Bagi Guru

 Menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan


 Meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar

3. Peneliti Lain

 Memberikan informasi bagi pembaca

4. Bagi sekolah
 Diharapkan memberikan kontribusi bagi sekolah dalam usaha meningkatkan mutu

lulusan

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A. Hakekat Belajar IPA


Hudojo (1988:1) mengemukakan bahwa seseorang dikatakan belajar bila

diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan

perubahan tingkah laku. Selanjutnya Winkel (1989; 36) mendefinisikan belajar

adalah suatau aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Sedangkan Rusyan (1989: 8)

mengemukakan pendapatnya tentang belajar dalam arti yang luas adalah proses

perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan

dan penilaian mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar

yang terdapat dalam berbagai bidang studi, atau lebih luas lagi dalam berbagai

aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku yang bersifat positif dalam diri seseorang. Perubahan

tingkah laku yang diakibatkan belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
misalnya bertambahnya pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan perubahan

sikap. Salah satu contoh hasil dari usaha belajar Interaksi Dalam Ekosistem adalah

dari belum memiliki pengetahuan tentang Interaksi Dalam Ekosistem menjadi

memiliki pengetahuan tentang Interaksi Dalam Ekosistem.

marianiportofolio.blogspot (2008 : 4 mei 2011) Hakikat Sains atau IPA ada 3

antara lain:

Konsep hakikat IPA sebagai proses

Proses adalah urutan atau langkah-langkah suatu kegiatan untuk memperoleh hasil

pengumpulan data melalui metode ilmiah.

Konsep hakikat IPA sebagai produk

Produk adalah hasil yang diperoleh dari suatu pengumpulan data yang disusun

secara lengkap dan sistimatis.

IPA sebagai sikap ilmiah

Beberapa aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada diri anak yakni:

sikap ingin tahu , sikap ingin mendapatkan sesuatu , sikap kerja sama, sikap tidak

putus asa, sikap tidak berprasangka, sikap mawas diri, sikap bertanggung jawab,

sikap berpikir bebas, sikap kedisiplinan diri

Made Alit dan Wandi Praginda (2009 :26 ) mengatakan Saint adalah ilmu

pengetahuan atau kumpulan konsep,prinsip,hokum dan teori yang dibentuk melalui

proses kreatif yang sistematis melalui inkuiri yang dilanjutkan dengan proses

observasi( empiris) secara terus-menerus; merupakan suatu upaya manusia yang

meliputi operasi mental, ketrampilan, dan strategi memanipulasi dan menghitung,

yang dapat diuji kembali kebenarannya yang dilandasi dengan sikap


keingintahuan( curiousity), keteguhan hati(courage),ketekunan(persistence) yang

dilakukan oleh individu untuk menyingkap rahasia alam semesta .

Dari uraian di atas bahwa belajar IPA tidak hanya dilihat sebagi kumpulan

konsep , penjelasan, deskripsi ,generalisasi tentang fenomena alam tetapi juga

keseluruhan cara keingintahuan, ketekunan dan ketelitian seseorang dalam

mengungkap fenomena alam . Saint dapat dikatakan sebagai sesuatu yang bebas

nilai artinya tidak dipengaruhi oleh pandangan atau religi suatu bangsa.

B. Pembelajaran IPA

Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap

kemampuan, potensi, minat bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam

agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa

dengan siswa ( Suyitno,2004:1). Agar tujuan pengajaran dapat tercapai , guru

harus mampu mengorganisir semua komponen sedemikian rupa sehingga

antara satu komponen dengan komponen yang lainnya dapat berinteraksi

secara harmonis ( suhito, 2000:12) . Salah satu komponen dalam

pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi dan metoda

pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa dan

konteks pembelajaran ( Depdiknas, 2003:1). Sehingga dituntut kemampuan

guru untuk dapat memilih model pembelajaran serta media yang cocok

dengan materi dan bahan ajar.

Menurut Joyce dan Weil ( 1980 ) model pengajaran sebenarnya adalah model

pembelajaran, karena tujuan pengajaran adalah membantu siswa memperoleh

informasi , ide-ide, ketrampilan-ketrampilan,nilai-nilai, cara berfikir, alat-alat

untuk mengekspresikan diri serta cara-cara belajar.Sesungguhnya tujuan

jangka panjang pengajaran yang terpenting adalah agar siswa nantinya


mampu meningkatkan kemampuan belajar lebih mudah dan efektif karena

pengetahuan , ketrampilan dan nilai-nilai telah diperoleh disamping siswa

telah menguasi proses-proses belajar. Guru yang sukses bukan lagi guru yang

kharismatik dan presenter yang efektif dan persuasive tetapi guru yang

mampu menghasilkan pembelajar-pembelajar otonom , tangguh dan sukses.

Beberapa pendekatan yang sering dilakukan dalam pembelajaran IPA antara

lain pendekatan inkuiri, pendekatan ketrampilan proses , pendekatan S- T-S

(Science-Technology-Society ), pendekatan konstruktivisme, sedangkan

beberapa metoda yang sering digunakan antara lain metoda ceramah, Tanya

jawab, diskusi, demontrasi dan eksperimen. Model pembelajaran IPA

menggambarkan bagaimana pembelajaran IPA dilakukan. Dewasa ini

dikembangkan berbagai macam model pembelajaran oleh para ahli. Diantara

model pembelajaran tersebut ada yang dirancang secara umum tapi cocok

untuk digunakan dalam pembelajaran IPA namun ada yang memang

dirancang khusus untuk pembelajaran IPA diantaranya adalah model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

C. Pembelajaran Kooperatif

Slavin (1994 : 287) mengatakan bahwa Pembelajaran kooperatif adalah

metode pembelajaran yang di dalamnya mengkondisikan para siswa belajar

bersama-sama di dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama

lain dalam belajar. Pembelajaran kooperatif didasarkan pada gagasan atau

pemikiran bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam belajar, dan bertanggung

jawab terhadap aktivitas belajar kelompok mereka seperti terhadap diri mereka

sendiri. Pembelajarn kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan

kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan


pembelajaran kooperatif merubah peran guru dari peran yang berpusat pada

gurunya ke pengelolaan siswa dalam kelompok-kelompok kecil.

Proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif dimulai dengan

membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (4 – 5 siswa perkelompok).

Setiap kelompok ditempatkan di dalam kelas sedemikian rupa sehingga antar

anggota kelompok dapat belajar dan berdiskusi dengan baik tanpa

mengganggu kelompok lain. Guru membagi materi pelajaran, baik berupa

lembar kerja siswa, buku dan penugasan. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan

belajar yang ingin dicapai dan memberikan pengarahan tentang materi yang

harus dipelajari dan permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan.

Kemampuan atau prestasi setiap anggota kelompok sangat menentukan hasil

pencapaian belajar kelompok. Guru melakukan pemantauan terhadap kegiatan

siswa, mengarahkan keterampilan kerja sama dan memberikan bantuan pada

saat diperlukan. Aktivitas belajar berpusat pada siswa, guru berfungsi sebagi

fasilitator dan dinamisator.

Dalam pembelajaran kooperatif, Arends (1977: 11) menyatakan ada tiga

tujuan utama yang diharapkan dapat dicapai, yaitu:

1. Prestasi akademik
Pembelajaran kooperatif sangat menguntungkan baik bagi siswa

berkemampuan tinggi maupun rendah. Khusus bagi siswa

berkemampuan tinggi, mereka secara akademis akan mendapat

keuntungan. Siswa dapat bertindak sebagai tutor yang memberi

penjelasan kepada temannya. Agar dapat memberi penjelasan, siswa

tersebut harus memahami materi lebih dalam dibanding sekedar

kemampuan yang dibutuhkan untuk menjawab soal-soal.

2. Penerimaan terhadap keanekaragaman


Heterogenitas yang ditonjolkan dalam pemilihan anggota kelompok

akan mengarahkan siswa untuk mengakui dan menerima perbedaan

yang ada diantara dirinya dan orang lain.

3. Pengembangan keterampilan sosial


Pembelajaran kooperatif bertujuan mengajarkan kepada siswa

keterampilan-keterampilan kerjasama sebagai suatu tim. Keterampilan

ini kelak akan sangat bermanfaat bagi siswa ketika mereka terjun di

masyarakat.

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD( Student Team Achievement

Division )

STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana. Sehingga model pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru-guru yang

baru memulai menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif. Perencanaan

pembelajaran kooperatif tipe STAD disusun berdasarkan siklus yang tetap pada

pengajarannya (Slavin, 2000: 269).

1. Siklus Pembelajaran Kooperatif tipe STAD


STAD terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang tetap sebagai berikut:

a. Mengajar : mempresentasikan pelajaran.

b. Belajar dalam tim: siswa bekerja di dalam tim mereka dengan

menggunaka Lembar Kegiatan Siswa untuk menuntaskan materi

pelajaran

c. Tes: siswa mengerjakan kuis atau tugas lain secara individual.

d. Penghargaan tim: skor tim dihitung berdasarkan skor peningkatan

anggota tim, sertifikat, laporan berkala kelas, atau papan pengumuman


digunakan untuk memberi penghargaan kepada tim yang berhasil

mencetak skor tertinggi.

Pada dasarnya siklus pembelajaran kooperatif tipe STAD, mengacu pada

sintaks pembelajaran kooperatif dengan menggabungkan fase (1) dan fase (2)

ke dalam kegiatan mengajar, dan fase (3) dan fase (4) ke dalam kegiatan

belajar dalam tim. Sedangkan fase (5) dan fase (6) pada pembelajaran

kooperatif masuk pada kegiatan tes dan penghargaan kelompok pada

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2.Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Slavin (dalam Nur, 1998: 24) menguraikan langkah-langkah mengantar siswa

kepada STAD adalah sebagai berikut:

a. Bagilah siswa ke dalam kelompok masing-masing terdiri dari empat

atau lima anggota. Pastikan bahwa kelompok yang terbentuk itu

berimbang dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin dan asal suku.

b. Buatlah Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan kuis pendek untuk pelajaran

yang anda rencanakan untuk diajarkan.

c. Pada saat anda menjelaskan STAD kepada kelas anda, bacakan tugas-

tugas yang harus dikerjakan tim.

d. Bila tiba saatnya memberikan kuis, bagikan kuis atau bentuk evaluasi

yang lain, dan berikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tes itu

e. Pengakuan kepada prestasi tim, segera setelah anda menghitung poin

untuk siswa dan menghitung skor tim.

Adapun penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin

(1995), STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu, presentasi kelas,
kelompok, kuis (tes), skor peningkatan individual dan penghargaan kelompok.

Masing-masing komponen akan diuraikan sebagai berikut:

1. Presentasi Kelas

Materi dalam STAD disampaikan pada presentasi kelas. Presentasi kelas

ini biasanya menggunakan pengajaran langsung (direct instruction) atau

ceramah, dilakukan oleh guru. Presentasi kelas dapat pula menggunakan

audiovisual. Presentasi kelas ini meliputi tiga komponen, yakni

pendahuluan, pengembangan dan praktek terkendali.

2. Kelompok

Kelompok terbentuk terdiri dari empat atau lima siswa, dengan

memperhatikan perbedaan kemampuan, jenis kelamin dan ras atau etnis.

Fungsi utama kelompok adalah memastikan bahwa semua anggota

kelompok terlibat dalam kegiatan belajar, dan lebih khusus adalah

mempersiapkan anggota kelompok agar dapat menjawab kuis (tes)

dengan baik. Termasuk belajar dalam kelompok adalah mendiskusikan

masalah, membandingkan jawaban dan meluruskan jika ada anggota

kelompok yang mengalami kesalahan konsep.

3. Kuis (tes)
Setelah beberapa periode presentasi kelas dan kerja kelompok, siswa

diberikan kuis individual. Siswa tidak diperkenankan saling membantu pada

saat kuis berlangsung.

4. Skor Peningkatan Individual


Penilaian kelompok berdasarkan skor peningkatan individu, sedangkan

skor peningkatan tidak didasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi

berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor

sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimum

pada kelompoknya dalam sistem skor kelompok. Siswa memperoleh skor

untuk kelompoknya didasarkan pada skor kuis mereka melampaui skor

dasar mereka.

5. Penghargaan Kelompok
Kelompok dapat memperoleh sertifikat atau hadiah jika rata-rata skornya

melampaui kriteria tertentu.

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK Negeri 6 Palembang. Subyek penelitian

adalah siswa kelas XII AP1 yang berjumlah 32 siswa , mata pelajaran IPA

pada materi Ekosistem. Penelitian dilaksanakan lebih kurang 3 bulan

terhitung dari persiapan sampai pelaporan . peneliti berkarakter sebagai

guru mata pelajaran IPA kelas XII AP.1 di SMK Negeri 6 Palembang.

B. Disain Penelitian

Disain penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ) atau biasa

disingkat PTK. Penelitian ini dilakukan sampai dengan 2 siklus dengan

harapan peneliti dapat melihat hasil dari tindakan akan lebih baik. Setiap
siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan,

tindakan, observasi dan refleksi. Keempat tahap dari siklus Penelitian

Tindakan Kelas biasanya digambarkan spiral Penelitian Tindakan Kelas

model Hopkins sebagaimana yang tercantum dalam panduan tindakan

kelas seperti yang ditunjukkan oleg gambar 1.

Plan

Reflektive

Action/Observasi

Revised Plan
Reflektive

Action/Observasi

Revised Plan

lan

Reflektive

Actiion/Observasi
Revised Plan

d Plan
Gambar 1 Spiral PTK

Sumber: (Tim Pelatihan Proyek PGSM, 1999:7)

C. Persiapan Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti melakukan beberapa

persiapan antara lain :

a. Perangkat pembelajaran

b. Analisis materi yang akan diberikan

c. Menyiapkan bahan ajar

d. Membuat lembar observasi aktivitas siswa

e. Menyiapkan soal-soal tes

D. Siklus Penelitian

 Perencanaan

Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I, siklus II

berdasarkan materi pelajaran. Tiap siklus ada 3 kali pertemuan, tindakan yang

diberikan pada siklus pertama adalah menggunakan model pembelajaran tipe

STAD pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa belajar secara

kooperatif.

 Pelaksanaan
Instrumen pelaksanaannya sebagai berikut :

1. .Guru membagi siswa dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 -5

orang siswa dengan kemampuan heterogen.

2. Guru menjelaskan konsep materi

3. Guru memberi tugas pada masing-masing kelompok

4. Siswa melakukan diskusi kelompok

5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelas yang dipandu guru

Tes dilakukan setiap selesai tindakan, sebelum ke tindakan berikutnya.

Indikator keberhasilan jika hasil belajar atau prestasi nilai mendapat nilai ≥ 75

 Pengamatan

3. Peningkatan hasil belajar melalui pemberian materi bahan ajar dengan

melihat data ulangan harian rata-rata tiap siklus. Pemahaman konsep hasil

belajar berupa nilai kognitif. Instrumen berupa tes yang diadakan setiap

selesai pertemuan atau tindakan.

Skore dan kategori peringkat untuk nilai kognitif

No Nilai Keterangan

1 0,00 - 59.99 Kurang

2 60,00 - 69,99 Cukup

3 70,00 - 85,99 Baik

4 86,00 - 100,00 Baik sekali

( Sumber: Yunia Iswandari 02 Maret, 2011 ,Evaluasi Hasil Belajar )

4. Data yang terkumpul melalui lembar observasi aktivitas siswa, disajikan

dalam data kualitatif yang menggunakan skala sikap dengan 5 tingkatan.

Indikator keberhasilan dari lembar observasi sebagai berikut :


NO Diskriptor yang tampak Kategori
1 5 Diskriptor yang tampak Sangat Baik
2 4 Diskriptor yang tampak Baik
3 3 Diskriptor yang tampak Cukup
4 2 Diskriptor yang tampak Kurang
5 1 Diskriptor yang tampak Tidak Baik

(Sumber : elmupanemu.wordpress.com/evaluasi/skala-sikap )

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian ditentukan oleh :

1. Penilaian dengan test

Terkait dengan hasil belajar, maka yang disebut proses

pembelajaran yang berhasil jika rata – rata belajar siswa = atau

≥ 75 %

2. Penilaian non tes yaitu aktivitas siswa selama proses ebgiatan

belajar mengajar sudah berjalan baik dan rata –rata diskriptor

yang muncul kategori baik.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Siklus Pertama
Siklus pertama dilakukan 3 kali pertemuan dengan tindakan

menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD( Student Team

Achievement Division ) pada saat proses pembelajaran berlangsung di

kelas.

1. Perencanaan

Siklus pertama dilakukan tiga kali pertemuan , pertemuan

pertama mempelajari komponen ekosistem pertemuan kedua

mempelajari macam ekosistem sedangkan pertemuan ketiga

mempelajari interaksi dalam ekosistem Selama pertemuan

pertama, kedua dan ketiga, guru peneliti melakukan observasi

aktivitas siswa.

2. Pelaksanaan

Pertemuan pertama guru membagi 3 kelompok pembelajaran

yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Pendahuluan meliputi judul,tujuan, permasalahan, memberikan

motivasi pada siswa.Setelah memberikan motivasi dilanjutkan

kegiatan inti , guru menjelaskan konsep materi dan member

contoh, Siswa belajar dalam kelompok , tiap kelompok terdiri

dari ( 4-5 ) orang sisiwa. Setelah guru menjelaskan materi ,

siswa memperhatikan dan bertanya bila belum faham, guru

memberikan tugas kelompok , setelah diskusi kelompok


dilanjutkan presentasi setiap kelompok. Akhir kegiatan guru

melakukan tes akhir pertemuan.

Pertemuan kedua diberikan tindakan yang sama yaitu pada

kegiatan inti guru membagikan bahan ajar yang telah dibuat.

Kegiatan belajar mengajar kedua sama, hanya materi yang

berbeda. Pada pertemuan kedua mempelajari adaptasi, rantai

makanan dan jarring-jaring makanan. Setiap akhir pertemuan

diadakan tes dan setiap pertemuan dilakukan penilaian aktivitas

siswa.

3. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan selama siklus pertama bahwa pada

awal kegiatan masih banyak yang bingung dan bekerja

kelompok masih individu dalam menyelesaikan soal yang

diberikan. Berdasarkan pengamatan saat pembelajaran

berlangsung, pada pertemuan pertama 27 siswa memperhatikan

penjelasan guru, 26 siswa mengerjakan tugas kelompok yang

diberikan dan 4 siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok,

6 Siswa memberikan bantuan pada teman sekelompok dan 8

siswa yang mengajukan pertanyaan. Pada pertemuan kedua

semua siswa memperhatikan penjelasan guru , 30 siswa

mengerjakan tugas kelompok yang diberikan dan 5 sdiswa

mempresentasikan hasil kerja kelompok, 16 siswa memberikan

bantuan pada teman sekelompok dan 13 siswa mengajukan

pertanyaan . Pada pertemuan ketiga semua siswa

memperhatikan , mengerjakan tugas kelompok yang diberikan


dan mempresentasikan hasil kerja kelompok 19 siswa

memberikan bantuan pada teman sekelompok dan 22 siswa

yang mengajukan pertanyaan.

Penilaian aktivitas siswa selama siklus pertama dapat

dilaporkan presentasenya bahwa aktivitas memperhatikan

penjelasan guru 93,79 %, mengerjakan tugas kelompok yang

diberikan 91,67 %, dan mempresentasikan hasil kerja

kelompok sebesar 13,54 %, memberikan bantuan pada teman

sekelompok sebesar 22,92 %, dan mengajukan pertanyaan

44,79 %. Secara umum rata-rata masih belum optimal.

Nilai tes untuk penilaian kognitif rata-rata pada siklus pertama, baru mencapai

69,27 % dengan kategori cukup. Nilai tersebut belum mencapai hasil maksimal tuntas

belajar.

Selama pelaksanaan siklus pertama ini banyak sekali kendala yang dihadapi peneliti

sendiri maupun siswa , yaitu :

1. Hasil belajar masih rendah, karena siswa kebanyakan bingung dan kekurangan

waktu membahas soal, hal ini dikarenakan konsep materi baru diinformasikan dan

siswa belum terbiasa kerja kelompok saat proses belajar mengajar berlangsung

2. Pembagian kelompok yang baru dilakukan saat akan memulai pempelajaran terasa

menyira waktu
4.Refleksi

Berdasarkan hasil tes anak dan catatan lapangan observer terlihat ada

proses yang perlu dikembangkan pada penelitian tindakan kelas ini,

refleksi yang dilakukan adalah :

1. Memberikan informasi lisan tentang materi yang akan dipelajari

mendatang sebelum hari pembelajaran, sehingga siswa punya

kesempatan untuk membahasnya

2. Untuk mengefesienkan waktu, pembagian kelompok ditentukan

sebelum pembelajaran berlangsung.

C. Siklus Kedua

Siklus kedua dilakukan 3 kali pertemuan dengan menggunakan

pembelajaran tipe STAD tentang materi adaptasi, rantai makanan dan

jarring makanan.

Pendekatan yang dilakukan ini merupakan perbaikan tindakan dari

siklus pertama.

1. Perencanaan

Siklus kedua dilakukan tiga kali pertemuan, pertemuan pertama mempelajari

materi adaptasi pertemuan kedua tentang …rantai makanan dan pertemuan

ketiga tentang jarring makanan .Tindakan yang dilakukan adalah dengan

memberikan informasi lisan tentang materi pelajaran, pembagian kelompok

ditentukan sebelum hari pembelajaran dimulai.

2. Pelaksanaan

Pertemuan pertama guru membagi 3 kelompok pembelajaran yaitu

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pendahuluan meliputi

judul,tujuan, permasalahan, memberikan motivasi pada siswa.Setelah


memberikan motivasi dilanjutkan kegiatan inti , guru menjelaskan konsep

materi dan memberi contoh, Siswa belajar dalam kelompok , tiap kelompok

terdiri dari ( 4-5 ) orang siswa. Materi yang akan dipelajari telah

diinformasikan secara lisan sebelum hari pelajaran IPA, Setelah materi

dijelaskan siswa dipersilakan bertanya bila ada hal yang belum jelas , guru

memberikan tugas kelompok, setelah diskusi kelompok dilanmjutkan

presentasi hasil diskusi setiap kelompoknya. Akhir kegiatan guru melakukan

tes akhir pertemuan.

3. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan pada siklus kedua meliputi penilaian hasil tes dan

aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung

Berdasarkan pengamatan saat pembelajaran berlangsung, pada pertemuan

pertama …….siswa memperhatikan penjelasan guru, ….. mengerjakan tugas

kelompok yang diberikan dan …. Kelompok mempresentasikan hasil kerja

kelompok, ……. Siswa memberikan bantuan pada teman sekelompok dan …..

siwa yang mengajukan pertanyaan. Pada pertemuan kedua semua siswa

memperhatikan penjelasan guru , mengerjakan tugas kelompok yang diberikan

dan mempresentasikan hasil kerja kelompok, ….. siswa memberikan bantuan

pada teman sekelompok dan ….. siswa mengajukan pertanyaan . Pada

pertemuan ketiga semua siswa memperhatikan , mengerjakan tugas kelompok

yang diberikan dan mempresentasikan hasil kerja kelompok,…… siswa

memberikan bantuan pada teman sekelompok dan ….. siswa yang

mengajukan pertanyaan.

Penilaian aktivitas siswa selama siklus pertama dapat dilaporkan

presentasenya bahwa aktivitas memperhatikan penjelasan guru …..%,


mengerjakan tugas kelompok yang diberikan …..%, dan mempresentasikan

hasil kerja kelompok sebesar ……%, memberikan bantuan pada teman

sekelompok sebesar ……%, dan mengajukan pertanyaan …….%. Secara

umum rata-rata masih belum optimal.

Secara umum memang terjadi perubahan kearah membaik jika dibandingkan

dengan siklus pertama.

Nilai tes untuk penilaian kognitif rata-rata pada siklus pertama, baru mencapai …..%

dengan kategori cukup. Nilai tersebut telah mencapai hasil maksimal tuntas belajar.

Selama pelaksanaan siklus kedua ini masih ada kendala yang dihadapi peneliti sendiri

maupun siswa , yaitu :

1. Hasil belajar masih rendah, karena sebagian siswa masih bingung menyatukan

materi yang diinformasikan sehari sebelumnya

2. Kekurangan waktu membahas soal, hal ini dikarenakan konsep materi yang sehari

sebelum diinformasikan berbeda , dan siswa belum terbiasa kerja kelompok saat

proses belajar mengajar berlangsung.

4.Refleksi

Berdasarkan hasil tes anak dan catatan lapangan observer terlihat ada proses

yang perlu dikembangkan pada penelitian tindakan kelas ini.

Refleksi yang dilakukan adalah :

1. Memberikan print out materi yang akan dipelajari mendatang diberikan

sebelum hari pembelajaran, sehingga siswa punya kesempatan untuk

membahasnya.
Tampak adanya pengembangan antar siklus dan terlihat adanya peningkatan hasil

belajar siklus I dan siklus II. Pemahaman siswa terhadap konsep dengan

menggunakan pembelajaran tipe STAD semakin membaik. Hasil belajar yang dicapai

pada akhir penelitian ini adalah tertinggi selama pelaksanaan penelitian.

Proses penelitian juga diamati dari aktifitas siswa ( sejumlah 32 orang siswa ) selama

penelitian

Hal ini menunjukkan tindakan yang diberikan tiap-tiap siklus dapat dikatakan banita (

2002) bahwa model pembelajaran kooperatif dapat memaksimalkan kondisi belajar

untuk mencapai tujuan belajar.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif learning tipe

STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPA.

2. Kegiatan yang dilakukan sendiri oleh siswa menyebabkan siswa

mendapatkan pengalaman belajar yang lebih banyak dan meningkatkan

partisipasi aktivitas siswa.

B. Saran

Penggunaan model tipe STAD dapat digunakan oleh guru mata pelajaran

IPA dan untuk semua tingkatan, model pembelajaran kooperatif learning

tipe STAD bagi siswa dalam pelajaran IPA menumbuhkan kebiasaan

positif yaitu berani mengajukan pertanyaan, memberi kritik dan saran

sehingga pelajaran IPA dirasa menyenangkan. Bagi peneliti lain

menjadikan sumbang saran bagi peningkatan kegiatan belajar mengajar di

SMK Negeri 6 Palembang.


Daftar Pustaka

Budiningsih Asri, 2005. Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta

Djamarah, 1996. Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta

Wartono, 2004. Landasan Teori dalam Pengembangan Model Pengajaran. Dirjen

Dikdasmen, Jakarta

Marianiportofolio.blogspot.com/2008/.../hakikat-ipa diunduh tanggal 4 Mei 2011.

Dr I Made Alit Mariana MPd, Wandi Praginda SPd,MSi ,2009. Hakikat IPA untuk

Guru SD PPPTK IPA, Bandung


Lampiran
Gambar; Siswa memperhatikan penjelasan guru

Gambar; Diskusi Kelompok


Gambar ; Mempresentasikan hasil diskusi

Anda mungkin juga menyukai