Anda di halaman 1dari 77

ILMU BAHAN Rahma Rei Sakura, S.T., M.T.

(TKM1164 – 2 SKS) NRP. 760017115

ILMU BAHAN - TKM1164 1


ILMU BAHAN - TKM1164 2
Mengapa perlu mempelajari MATERIAL ?

➢Seorang ahli teknik dituntut untuk merancang suatu produk.


➢Seorang ahli teknik dituntut untuk membuat suatu produk.
➢Seorang ahli teknik harus memilih bahan dalam pembuatan atau
perbaikan.
➢Tuntutan ekonomik (optimasi antara fungsi dan harga).

ILMU BAHAN - TKM1164 3


MATERIAL

➢ Material adalah sesuatu yang disusun atau dibuat oleh bahan


baku tertentu.
➢ Material dapat digunakan untuk alat transportasi hingga
pembuatan makanan.
➢ Ilmu material/bahan merupakan pengetahuan dasar tentang
struktur, sifat-sifat, dan pengolahan bahan.

ILMU BAHAN - TKM1164 4


PEMILIHAN BAHAN
▪Sifat mekanik, seperti : kekuatan, kekakuan, ketangguhan,
kekerasan.

▪Sifat fisik, seperti : heat conductivity, electrical conductivity, heat


expansion (pemuaian), bentuk dan dimensi, struktur mikro.

▪Sifat kimia, seperti : aktivitas terhadap bahan kimia tertentu, sifat


tahan korosi.

ILMU BAHAN - TKM1164 5


FAKTOR-FAKTOR DALAM PEMILIHAN BAHAN

oAvailability dari bahan, apakah bahan tersedia di pasaran, dimana


dapat diperoleh, seberapa banyak bahan yang dapat diperoleh, dll.

oTeknologi yang tersedia untuk mengolah bahan tersebut sampai


menjadi produk yang siap dipasarkan.

oBerbagai faktor ekonomis, misalnya harga bahan, harga produk.

ILMU BAHAN - TKM1164 6


DIAGRAM DESIGN PRODUCT

ILMU BAHAN - TKM1164 7


PROSES PEMILIHAN MATERIAL

ILMU BAHAN - TKM1164 8


Design:
Service conditions
Function
Cost

Materials: Processing:
Properties Equipment selection
Availability Influence on properties
Cost Cost

ILMU BAHAN - TKM1164 9


SIFAT MEKANIK MATERIAL

 Sifat mekanik menyatakan


kemampuan suatu material (tentunya
juga komponen yang terbuat dari
bahan tersebut) untuk menerima beban
/ gaya / energi tanpa menimbulkan
kerusakan pada bahan / komponen
tersebut.

ILMU BAHAN - TKM1164 10


SIFAT MEKANIK MATERIAL
Kekuatan Kekerasan Kekenyalan
(Strength) (hardness) (elasticity)

Kekakuan Ketangguhan Plastisitas


(stiffness) (toughness) (plasticity)

Kelelahan Merangkak
(fatigue) (creep)
ILMU BAHAN - TKM1164 11
• Menyatakan kemampuan bahan untuk
menerima tegangan tanpa menyebabkan
Kekuatan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada
(Strength) beberapa macam, tergantung pada jenis
beban yang bekerja yaitu kekuatan tarik,
kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan
torsi, dan kekuatan lengkung.
• Kemampuan bahan untuk tahan terhadap
Kekerasan penggoresan, pengikisan (abrasi), indentasi
(hardness) atau penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan
sifat tahan aus (wear resistance). Kekerasan
juga mempunyai korelasi dengan kekuatan.
ILMU BAHAN - TKM1164 12
• Kemampuan bahan untuk menerima tegangan
tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk
yang permanen setelah tegangan dihilangkan.
Kekenyalan • Kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak
(elasticity) perubahan bentuk elastis yang dapat terjadi
sebelum perubahan bentuk permanen mulai terjadi
 kekenyalan menyatakan suatu bahan untuk
kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah
menerima beban yang menimbulkan deformasi.

Kekakuan • Kemampuan bahan untuk menerima


(stiffness) tegangan/beban tanpa mengakibatkan terjadinya
perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi.

ILMU BAHAN - TKM1164 13


• Kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah energi
tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan.
Ketangguhan
(toughness) • Juga dapat dikatakan sebagai ukuran banyaknya
energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu benda
kerja pada kondisi tertentu.
• Kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah
deformasi plastik (yang permanen) tanpa
mengakibatkan terjadinya kerusakan.
• Sifat ini sering juga disebut dengan keuletan (ductility).
Plastisitas • Bahan yang mampu mengalami deformasi plastik cukup
(plasticity) banyak dikatakan sebagai bahan yang mempunyai
keuletan tinggi, bahan yang ulet (ductile). Sedangkan
bahan yang tidak menunjukkan terjadinya deformasi
plastik dikatakan sebagai bahan yang mempunyai
keuletan rendah atau getas (brittle)
ILMU BAHAN - TKM1164 14
Tegangan

Regangan
ILMU BAHAN - TKM1164 15
• Kecenderungan dari logam untuk patah bila
Kelelahan menerima beban bolak-balik (dynamic load)
(fatigue) yang besarnya masih jauh di bawah kekuatan
elastisnya.
• Kecenderungan suatu logam untuk mengalami
Merangkak deformasi plastik. Terjadi bila pembebanan
(creep) yang besarnya relatif tetap, dilakukan dalam
waktu yang lama, pada temperatur yang tinggi.

ILMU BAHAN - TKM1164 16


MENGAPA PERLU DILAKUKAN PENGUJIAN
MATERIAL ?

ILMU BAHAN - TKM1164 17


PENGUJIAN Pengujian merusak A
MATERIAL (destructive test (DT))
Pengujian tak merusak
(nondestructive test B
(NDT))
Pengujian yang merusak material. Material yang telah diuji tidak
A dapat digunakan kembali

Pengujian yang tidak merusak material. Material yang telah diuji


B dapat digunakan kembali
ILMU BAHAN - TKM1164 18
PENGUJIAN MEKANIK
Pengujian tarik (tensile test)
Pengujian tekan
Pengujian kekerasan (hardness test)
Pengujian kekerasan mikro
Pengujian pukul-takik (impact test)
Pengujian kelelahan (fatigue test)
Pengujian creep (merangkak)
Pengujian tekuk (bending test) ILMU BAHAN - TKM1164 19
Pengujian tarik biasanya dilakukan
Pengujian terhadap spesimen/batang uji yang
Tarik standar.

ILMU BAHAN - TKM1164 20


•Uji tarik merupakan cara pengujian bahan yang paling mendasar.
•Pengujian ini sangat sederhana, tidak mahal dan sudah mengalami standarisasi di
seluruh dunia, misalnya di Amerika dengan ASTM E8 dan Jepang dengan JIS 2241.
•Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui bagaimana bahan
tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu
bertambah panjang.

ILMU BAHAN - TKM1164 21


▪Dengan kata lain, uji tarik berfungsi untuk mengetahui kekuatan bahan akibat adanya beban
tarik.
▪Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus memiliki cengkeraman (grip) yang kuat dan kekakuan yang
tinggi (highly stiff).
▪Batang Uji ditarik dengan gaya tarik yang naik secara perlahan, sampai putus.
▪Selama pengujian, diukur besarnya gaya tarik (P) dan pertambahan panjang (ΔL) yang terjadi.
▪Hasil pengukuran ditampilkan berupa Grafik Beban-Pertambahan Panjang P-(ΔL) atau Grafik
Tegangan-Regangan Teknik.
▪Maka perlu diubah ke Grafik Tegangan-Regangan Sebenarnya.
▪ Grafik P-(∆L) ini harus dikonversi ke bentuk Kurva Tegangan-Regangan Sebenarnya (True Stress-
Strain Diagram), dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

ILMU BAHAN - TKM1164 22


s
True Stress-Strain Curve

Corrected for complex stress


state in the neck region

Engineering Stress-Strain Curve

Onset of necking

Px Px Px Px
A Atrue

ILMU BAHAN - TKM1164 23


ILMU BAHAN - TKM1164 24
ILMU BAHAN - TKM1164 25
MESIN UJI TARIK

ILMU BAHAN - TKM1164 26


ANALISIS HASIL PENGUJIAN TARIK
1.Elastic modulus (Young’s modulus) – Stiffness (Kekakuan)
2.Yield Point dan Yield Strength
3.Brittleness (Kerapuhan)
4.Resilience (Gaya pegas, Kekenyalan)
5.Tensile Strength (Kemampuan untuk meregang)
6.Ductility (Keuletan)
7.Toughness (Ketangguhan)

ILMU BAHAN - TKM1164 27


Modulus Elastisitas
(Modulus Young)

 Modulus Elastisitas (E) menyatakan kekakuan (kemampuan suatu


material dalam menahan deformasi elastis), suatu material, yaitu
perbandingan tegangan dan regangan yang terjadi pada daerah
elastis.

 Semakin besar harga modulus ini maka semakin kecil regangan


elastis yang terjadi pada suatu tingkat pembebanan tertentu, atau
dapat dikatakan material tersebut semakin kaku (stiff).

ILMU BAHAN - TKM1164 28


Yield Point

ILMU BAHAN - TKM1164 29


Kegetasan (Brittleness)
 Kegetasan adalah kemampuan suatu material dalam menahan deformasi
plastis.
 Kegetasan suatu material bisa diketahui dari bentuk kurva hasil uji tarik.
 Jika bentuk kurvanya sedikit atau tidak sama sekali menunjukkan adanya
daerah plastis, dengan kata lain langsung mengalami patah, maka material
tersebut bersifat getas.

ILMU BAHAN - TKM1164 30


Keuletan (Ductility)
 Keuletan merupakan suatu sifat yang menggambarkan kemampuan logam
menahan deformasi sebelum terjadinya perpatahan.

ILMU BAHAN - TKM1164 31


Brittleness vs. Ductility
Bentuk patahan :
 Perpatahan ulet (ductile) memberikan karakteristk berserabut
(fibrous) dan gelap (dull), sementara perpatahan getas (brittle)
ditandai dengan permukaan patahan yang berbutir (granular) dan
terang.

ILMU BAHAN - TKM1164 32


Ketangguhan (Toughness)
 Ketangguhan merupakan kemampuan material dalam menyerap
energi hingga terjadinya perpatahan.
 Ketangguhan suatu material biasa di nyatakan dalam Modulus
Ketangguhan.

ILMU BAHAN - TKM1164 33


❖Pengujian tekan merupakan pengujian yang berlawanan
dengan pengujian tarik.
❖Pengujian tekan dilakukan dengan menekan spesimen
(benda uji).
❖Pengujian tekan mengakibatkan spesimen menjadi
mengkerut dan tertekan.
Pengujian ❖Spesimen tekan berbentuk pendek dengan diameter
besar.
Tekan ❖Pengujian tekan umumnya dilakukan untuk material
getas. Material ulet tidak menunjukkan patah tiba-tiba.
❖Sebelum pengujian, dimensi material diukur dengan
teliti.
❖Spesimen diletakkan pada mesin pengujian, perhatikan
bahwa sumbu spesimen harus segaris dengan sumbu mesin.

ILMU BAHAN - TKM1164 34


❖Laju pengujian menggunakan 0,125 mm/min atau 0,005
in/min. Laju pengujian mempengaruhi hasil pengujian. Semakin
tinggi laju pengujian, kekuatan semakin tinggi.
❖Data pengujian tekan diplot pada kurva tegangan-
regangan.
❖Kekuatan tekan mirip dengan kekuatan tarik. Kekuatan
tekan ditunjukkan dengan nilai pounds per square inch atau
Pascal.
❖Nilai kekuatan diperoleh dari beban dibagi area
penampang potongan.

ILMU BAHAN - TKM1164 35


MESIN UJI TEKAN

Mesin uji universal (Universal


Testing Machine/UTM).

ILMU BAHAN - TKM1164 36


Pengujian Kekerasan
➢Kekerasan sering dinyatakan sebagai kemampuan untuk menahan
indentasi/ penetrasi/abrasi.
➢Pengujian kekerasan bervariasi terhadap tipe material.
➢Pengujian kekerasan bergantung jenis indentor dan beban
penekanan.
➢Prinsip pengujian kekerasan didasari pada ketahanan terhadap
indentasi/tusukan.
➢Hasil indentasi menunjukkan nilai kekerasan.

Macam-macam uji kekerasan :

Ada beberapa macam pengujian kekerasan untuk logam diantaranya


pengujian kekerasan Brinell, Rockwell, dan Vickers.
ILMU BAHAN - TKM1164 37
BRINELL
❖Pada pengujian kekerasan Brinell yang standar digunakan
bola baja berdiameter 10 mm.

❖Gaya tekan 3000 kg (untuk pengujian kekerasan baja),


500 kg atau 1000 kg (untuk logam non-ferrous yang lebih
lunak), dengan lama penekanan 10 – 15 detik.

❖Prinsip kerja : Indentor ditusukkan ke permukaan logam


yang diuji dengan gaya tekan tertentu selama waktu tertentu
pula (antara 10 – 30 detik). Karena penusukan ini pada
permukaan logam akan terjadi tapak tekan yang berbentuk
tembereng bola.
ILMU BAHAN - TKM1164 38
➢ Kekerasan Brinell dihitung dengan persamaan :

Dimana :
P = Gaya tekan (kg)
D = Diameter bola indentor (mm)
d = Diameter tapak tekan (mm)

ILMU BAHAN - TKM1164 39


MESIN UJI BRINELL

ILMU BAHAN - TKM1164 40


ROCKWELL

 Pengujian kekerasan Rockwell mirip dengan Brinell.


 Angka kekerasan diperoleh dari derajat indentasi yang
dihasilkan oleh indentor di bawah beban statik.
 Indentor terdiri dari bola baja berukuran 1/16 in dan 1/8
in serta kerucut intan bersudut 120o dengan ujung bulat.
 Nilai kekerasan diperoleh secara langsung dari mesin.

ILMU BAHAN - TKM1164 41


❖Mula-mula permukaan logam yang diuji ditekan oleh indentor dengan gaya
tekan 10 kg.
❖Beban awal (minor load Po), sehingga ujung indentor menembus permukaan
sedalam h.
❖Setelah itu penekanan diteruskan dengan memberi beban utama (major load
P) selama beberapa saat, kemudian beban utama dilepas, hanya tinggal
beban awal, pada saat itu kedalaman penetrasi ujung indentor adalah h1.

ILMU BAHAN - TKM1164 42


❖Untuk logam biasanya digunakan Skala B atau Skala C, dan angka
kekerasannya dinyatakan dengan RB dan RC.
❖Untuk Skala B menggunakan indentor bola baja berdiameter 1/16 in dan
beban utama 100 kg.
❖Kekerasan yang diukur Rockwell B sampai RB 100.
❖Untuk pengukuran logam yang keras digunakan Rockwell C (sampai angka
kekerasan RC 70) atau Rockwell A (untuk yang sangat keras).
❖Superficial Rockwell menggunakan beban awal 3 kg, indentor kerucut intan
(diamond cone) dan beban utama 15, 30, atau 45 kg, spesimen tipis.

ILMU BAHAN - TKM1164 43


MESIN UJI ROCKWELL

ILMU BAHAN - TKM1164 44


VICKERS
➢Indentor yang digunakan berupa intan yang berbentuk
piramida beralas bujur sangkar dengan sudut puncak antara
dua sisi yang berhadapan 136o.
➢Tapak tekannya berbentuk bujur sangkar dan diukur panjang
kedua diagonalnya, kemudian diambil nilai rata-rata.
➢Umumnya, pengujian Vickers digunakan untuk bidang
penelitian.
➢Pengujian ini dapat dilakukan untuk spesimen tipis hingga
0,006 in.
➢Permukaan spesimen harus dipolish (dipoles).

ILMU BAHAN - TKM1164 45


Operasional pengujian dilakukan dengan meletakkan spesimen pada anvil
dan dinaikkan dengan ulir hingga mendekati indentor.
Beban secara perlahan dikenakan melalui indentor ke spesimen. Setelah
penekanan, mikroskop diletakkan di atas spesimen dan dilakukan pengukuran
diagonal segi empat hasil indentasi hingga ketelitian 0,001 mm.

ILMU BAHAN - TKM1164 46


 Angka kekerasan Vickers dihitung dengan
persamaan :

Dimana :
P = Gaya tekan (kg)
d = Diagonal tapak tekan rata-rata (mm)

ILMU BAHAN - TKM1164 47


MESIN UJI VICKERS

ILMU BAHAN - TKM1164 48


Pengujian Impact

Pengujian impak merupakan suatu pengujian yang


mengukur ketahanan bahan terhadap beban kejut.
Inilah yang membedakan pengujian impak dengan
pengujian tarik dan kekerasan dimana pembebanan
dilakukan secara perlahan-lahan.
Pengujian impak merupakan suatu upaya untuk
mensimulasikan kondisi operasi material yang sering ditemui
dalam perlengkapan transportasi atau konstruksi dimana
beban tidak selamanya terjadi secara perlahan-lahan
melainkan datang secara tiba-tiba, contoh : deformasi pada
bumper mobil pada saat terjadinya tumbukan kecelakaan.

ILMU BAHAN - TKM1164 49


 Pada dasarnya pengujian impak dilakukan untuk menguji ketangguhan.
 Pengujian tersebut dilakukan dengan cara : batang uji bertakik dipukul
dengan energi tertentu, diukur berapa banyak energi yang digunakan untuk
mematahkan batang uji tersebut.
 Faktor-faktor yang berpengaruh pada kekuatan bahan terhadap beban
yang dikenakan secara tiba-tiba:
- Temperatur  bahan bekerja pada temperatur yang berbeda.
- Kecepatan  yang menyebabkan terjadinya keretakan dan perubahan
bentuk.
- Takikan  yang berupa cacat, ketidakteraturan bentuk atau alur pada
permukaan bahan.

ILMU BAHAN - TKM1164 50


Uji Charphy
• Benda uji diletakkan secara mendatar dan ditahan pada sisi kiri dan kanan.
• Kemudian benda dipukul pada bagian belakang takikan, letaknya persis di
tengah.
• Takikan membelakangi pukulan.

ILMU BAHAN - TKM1164 51


Uji Izod
• Benda uji dijepit pada satu ujungnya pada posisi tegak. Lalu benda uji ini
dipukul dari sisi depan pada sisi ujung yang lain.

ILMU BAHAN - TKM1164 52


•Pengayun/pemukul: berfungsi sebagai martil beban yang ditabrakkan pada
benda uji.
•m = 20 – 80 kg.
•Skala : menunjukkan sudut pengayun sebelum dilepas dan ketinggian terakhir
setelah menabrak bahan uji.
•Skala dalam (o).

ILMU BAHAN - TKM1164 53


 Tinggi Pemukul :

 Kecepatan Pukulan :

 Energi Patah :

 Energi Patah per Luas Penampang :

ILMU BAHAN - TKM1164 54


Prosedur Uji Impact :
Kedudukan awal
❖Kedudukan awal dihitung.
❖Pemukul dilepas dari kedudukan awal.
Kedudukan
❖Pemukul membentur bahan uji. akhir
α H
❖Pemukul akan berhenti pada
kedudukan akhir.
❖Kedudukan akhir dihitung.
Benda uji
❖Kecepatan pukulan dan tenaga patah
dihitung.

ILMU BAHAN - TKM1164 55


MESIN UJI IMPACT

ILMU BAHAN - TKM1164 56


Macam - Macam Patahan :
Patahan getas
Patahan yang terjadi pada bahan yang getas, misal: besi tuang.
Patahan liat
Patahan yang terjadi pada bahan yang lunak, misal: baja lunak, tembaga,
dsb.
Patahan campuran
Patahan yang terjadi pada bahan yang cukup kuat, namun ulet, misal : pada
baja temper.

ILMU BAHAN - TKM1164 57


Patahan Getas :
oPermukaan rata dan mengkilap.
oPotongan dapat dipasangkan kembali.
oKeretakan tidak disertakan deformasi.
oNilai pukulan takik rendah.

ILMU BAHAN - TKM1164 58


Patahan Ulet :
•Permukaan tidak rata, buram dan berserat.
•Pasangan potongan tidak bisa untuk dipasangkan lagi.
•Terdapat deformasi pada keretakan.
•Nilai pukulan takik tinggi.

ILMU BAHAN - TKM1164 59


Patahan Campuran :
•Gabungan patahan getas dan patahan liat.
•Permukaan agak kusam dan sedikit berserat.
•Potongan masih dapat dipasangkan.
•Ada deformasi pada retakan.
•Paling banyak terjadi.

ILMU BAHAN - TKM1164 60


Pengujian Kelelahan (Fatigue)

❖ Pengujian Fatigue dimaksudkan untuk menguji kelelahan


suatu material.

❖ Kelelahan merupakan kecenderungan dari logam untuk


menjadi patah bila menerima beban bolak-balik (dynamic
load) yang besarnya masih jauh di bawah batas kekakuan
elastiknya.

❖ Dinamakan kelelahan karena logam menerima beban yang


bersifat berulang-ulang, sampai akhirnya tidak mampu lagi
menahan dan putus.

ILMU BAHAN - TKM1164 61


Beberapa faktor yang mempengaruhi sifat
kelelahan :
Konsentrasi tegangan

Ukuran/dimensi

Kondisi permukaan (kekerasan permukaan,


kekuatan permukaan, dan korosi)

Tegangan dapat mempercepat terjadinya korosi,


sedangkan adanya korosi mempercepat terjadinya
kelelahan.
ILMU BAHAN - TKM1164 62
Fase – Fase Kegagalan Fatigue :

ILMU BAHAN - TKM1164 63


Prosedur Pengujian Fatigue :
•Dari bahan yang diuji dibuat sejumlah batang uji dengan bentuk dan ukuran
yang sama, batang uji pertama diuji dengan beban berulang yang besar
sampai patah, batang uji berikutnya diuji dengan beban yang makin kecil.
•Dalam pengujian dicatat besarnya beban dan jumlah siklus beban pada saat
patah.
•Dari beban dihitung besarnya tegangan yang terjadi pada batang uji.
•Semua data kemudian diplot dalam suatu grafik Stress – Number of cycles
(kurva S-N).

ILMU BAHAN - TKM1164 64


Hasil Pengujian Fatigue :
Diagram Wohler atau Kurva S-N

ILMU BAHAN - TKM1164 65


Interpretasi Kurva S-N :
•Fatigue Strength menunjukkan ketahanan terhadap beban siklik (berulang),
dinyatakan dengan besarnya tegangan yang menyebabkan kelelahan pada
jumlah siklus tertentu, misalnya pada 107 siklus.
•Fatigue Limit atau endurance limit adalah fatigue strength untuk jumlah siklus
tak terhingga, atau batas tegangan terbesar yang tidak lagi menimbulkan
kelelahan.
•Fatigue life adalah jumlah siklus (N) yang menyebabkan terjadinya failure
pada nilai stress (S) tertentu.

ILMU BAHAN - TKM1164 66


Ciri – Ciri Patah akibat Fatigue :

Secara makroskopik Secara makroskopik Secara mikroskopik


terdapat tanda ’garis- terdapat Ratchet Mark terdapat striasi
garis pantai’ (beach
marks) atau clam shell
atau stop/arrest marks

ILMU BAHAN - TKM1164 67


Pengujian Creep

▪Creep adalah kecenderungan suatu logam untuk mengalami


deformasi plastik bila pembebanan yang besarnya relatif tetap
dilakukan dalam waktu yang lama pada temperatur yang tinggi.

▪Pengujian creep dilakukan dengan memberikan beban yang


besarnya tetap kepada spesimen (bentuknya seperti spesimen uji
tarik), pada kondisi temperatur yang konstan, kemudian dihitung nilai
regangan yang terjadi sampai rupture (patah) dan di plot sebagai
fungsi dari waktu.

▪Pengujian creep bisa memakan waktu berbulan-bulan, tergantung


dari material yang diuji.

ILMU BAHAN - TKM1164 68


Contoh pada turbin blades :

ILMU BAHAN - TKM1164 69


Tiga tahapan dalam peristiwa Creep :

 Daerah primary atau transient creep : daerah dimana creep


rate-nya menurun, akibat adanya strain hardening dari logam.

 Daerah steady state creep : daerah dimana creep ratenya


bersifat konstan, sehingga plotnya berupa garis linear.

 Daerah tertiary creep : daerah dimana creep rate


meningkat drastis dan terjadi rupture (patah).

ILMU BAHAN - TKM1164 70


ILMU BAHAN - TKM1164 71
Interpretasi Kurva Creep :
▪ Minimum creep rate , adalah slope / kemiringan dari kurva pada
bagian linear dari daerah steady state creep.
▪ Rupture Lifetime , adalah total waktu yang dibutuhkan sampai terjadi
rupture.

ILMU BAHAN - TKM1164 72


Pengujian Bending
❖Pengujian tekuk merupakan pengujian dengan beban tekan pada
sebagian spesimen dan beban tarik pada sebagian spesimen lain.

❖Pengujian tekuk memberikan informasi sifat material yang mirip


dengan pengujian tarik seperti sifat kekuatan ultimate (puncak),
modulus, dan lain-lain.

❖Spesimen yang mengalami pengujian tekuk ditumpu pada kedua


ujung dan ditekan pada kedua ujung dan ditekan pada bagian
tengahnya. Bagian bawah spesimen mengalami beban tarik dan
bagian atas spesimen mengalami beban tekan.

Tarikan mengakibatkan komponen terpisah. Tekanan


mengakibatkan komponen tertekan.

ILMU BAHAN - TKM1164 73


Mesin Uji Bending

ILMU BAHAN - TKM1164 74


Tegangan yang terjadi :

ILMU BAHAN - TKM1164 75


ILMU BAHAN - TKM1164 76
ADA PERTANYAAN ?

ILMU BAHAN - TKM1164 77

Anda mungkin juga menyukai