9 - 10 18 - 22) Tja
9 - 10 18 - 22) Tja
2. Teori Deontologis
terbagi dua bagian lagi berkaitan dengan kewajiban itu siapa yang
ada (darimana pun datangnya) teori itu disebut sebagai “deontologis aturan”
(rule deontologist). Untuk itu, kebanyakan etika yang bersifat legalistik yang
keagamaan yang sangat legalistis bisa dimasukkan dalam kategori ini? Namun
kah datangnya kewajiban moral itu? Apakah dari aturan-aturan moral yang
sudah ada (dari manapun datangnya) atau dari situasi tertentu? Silakan Anda
teori di atas dan buatlah kesimpulan atau penilaian etis atas kasus tersebut!
Kasus 1:
[9/10 18:22] Tjahjaningtyas NB: dan bertanya apakah ada orang Yahudi berdiam di tempat tinggalnya? Ia
dihadapkan dengan pertimbangan moral dan harus membuat keputusan moral.
Ia memilih untuk berbohong meskipun ia ingat betul salah satu dari Dekalog
(10 Perintah yang merupakan acuan moral orang Kristen) adalah larangan:
Menurut hemat Anda apa yang menjadi dasar pertimbangan moral Cory ten
tujuan yang baik atau pemenuhan kewajiban moral yang ditentukan oleh
hukum-hukum yang sudah ada seperti kesepuluh hukum Tuhan dalam dekalog
tersebut?
Contoh Kasus 2:
Berikut adalah versi cerita yang sudah diringkas dan dimodifikasi untuk
Istrinya menderita sakit yang sulit diobati, dan tinggal menunggu waktu. Di
kota yang sama, hiduplah seorang apoteker atau tukang obat yang berhasil
menemukan sejenis obat yang bisa mengobati penyakit yang diderita oleh istri
berusaha membeli obat itu, namun harganya tidak terjangkau oleh Heinz.
memberi obat itu untuk istri Heinz. Lalu dalam keputusasaan dan didorong oleh
kecintaan kepada sang istri, ia akhirnya mencoba mencuri obat itu dan
Coba diskusikan: siapakah yang salah dalam kasus ini? Tentu saja ada hukum
negara yang melarang mencuri bukan? Apakah sikap Heinz salah karena
berusaha menyelamatkan sang istri tercinta? Apakah sang apoteker benar
mempertahankan harga obat yang mahal itu karena telah berkorban meneliti
dan membuatnya? Adakah prinsip- prinsip yang lebih utama yang dipakai Heinz
tersebut.
konsekuensi melanggar aturan atau norma yang berlaku, namun orang harus
memilih salah satu dari antaranya. Banyak contoh pilihan etis tetapi tidak
[9/10 18:22] Tjahjaningtyas NB: berada dalam situasi dilematis. Contoh kasus ke-3 berikut ini akan
mencoba
menolong Anda untuk melihat sisi lain dari moralitas dan karakter.
Contoh Kasus 3:
Osceola McCarthy menjadi agak terkenal pada tahun 1995 di Amerika Serikat,
pada usianya yang ke-87 tahun, ketika seseorang dari Universitas Southern
Missisippi menceritakan apa yang ia perbuat. McCarthy, seorang tua dan miskin
bertahun- tahun menjadi tukang cuci pakaian yang berjumlah US$ 150,000 atau
setara dengan 1,5 milyar rupiah kepada universitas tersebut. Tujuan donasinya
Amerika yang berasal dari Afrika. Ia menabung satu sen dari upahnya mencuci
McCarthy tidak mempunyai pendidikan formal yang cukup, karena waktu kelas 6
ibu serta neneknya dalam bisnis cuci pakaian di belakang rumah. Ketika tantenya
sudah sehat kembali, ia merasa bahwa kembali ke sekolah sudah tak pantas lagi
menjadi pembantu dalam bisnis cuci pakaian itu, bangun bersama terbitnya
dari tiga, yakni tempat cucian/bak air, papan seterika, dan Alkitabnya. Tidak
Ia berkata saya harus bekerja keras sepanjang hidupku agar mereka dapat
memiliki kesempatan yang tidak saya miliki. Beasiswa McCarthy diberikan kepada
Tinggi. Pemberian McCarthy telah memberi inspirasi begitu banyak orang untuk
menjawab secara sederhana, “aku telah menggunakannya bagi diriku.” Dari kata-
mengambil kembali kesempatannya yang hilang dengan memberi kesempatan bagi orang lain untuk
menjadi seperti dia.
[9/10 18:22] Tjahjaningtyas NB: Anda dapat menanya secara kritis prinsip apakah yang menuntun
dan moralitas yang dibahas di atas selalu berkaitan dengan karakter kristiani
tersebut.
Today’s studen