Anda di halaman 1dari 69

TUGAS BAKTERIOLOGI

Disusun oleh :

Nama : SITI JUWARIYAH

Prodi / Tingkat : D-III AAK (Akselerasi) / II

NIM : 30112099

No. Absen : 13

Dosen Pengajar : dr. Kurniawan Santoso

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PRODI D III AAK (AKSELERASI)

TAHUN AKADEMIK 2012/2013


KLASIFIKASI BAKTERI

Bakteri merupakan mikroba yang termasuk kelas Schizomycetes.Pada


umumnya bakteri-bakteri memperbanyak diri secara pembelahan biner,yaitu dari satu
sel membelah diri menjadi dua sel baru.

Waktu yang diperlukan untuk membelah diri dari satu sel menjadi dua sel
sempurna disebut waktu generasi.Waktu generasi tidak selalu tetap,tetapi tergantung
factor-faktor dalam medium,spesies dan umur bakteri.

CIRI-CIRI BAKTERI YANG PATOGEN :

 Bersifat menular
 Melekat pada sel pejamu
 Menginvasi sel dan jaringan sel pejamu
 Menghasilkan toksin
 Mampu menghindari system imun pejamu

BAKTERI-BAKTERI PATOGEN :

A. Penyebab infeksi asal udara


 Corynebacterium diphteri : diphteri
 Sterptococcus : faringitis,tonsilitas
 Tuberculosa : TBC paru
B. Penyebab infeksi asal makanan
 Salmonella
 Staphylococcus
 Clostridium botulinum
 Y. Parahaemoliticus
 Escherichia coli
C. Penyebab infeksi asal air
 Salmonella typhi : demam tifoid
 Shigella : disentri basiler
 Vibrio cholera : kolera
D. Penyebab infeksi nosokomial
Yaitu infeksi yang diperoleh selam dalam perawatan rumah sakit.
♣STRUKTUR BAKTERI (MORFOLOGI BAKTERI) ♣

I. BAKTERI BENTUK BULAT (KOKUS)

A. BAKTERI COCCUS GRAM (+)

1). GENUS STREPTOCOCCUS


yaitu bakteri bentuk coccus yang dalam pengelompokan
karakteristiknya membentuk rantai.bakteri ini secara normal terdapat dalam
mulut,isi usus dan tenggorokan.
Bakteri ini tidak membentuk spora,tidak bergerak.Kebanyakan spesies
bersifat aerob dan anaerob fakultatif.Bakteri ini meragikan karbohidrat dengan
hasil asam.

♣ MORFOLOGI :

- Bentuk bulat, berantai (semakin panjang rantai semakin patogen)


- Bersifat Gram (+)
- Tidak tahan asam
- Panjang rantai bervariasi :
- ada yang pendek terdiri atas 4-8 sel
- ada yang panjang terdiri atas 20 sel,30 sel,bahkan lebih
♣ KLASIFIKASI STREPTOCOCCUS :

Streptococcus dapat dibagi/diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Alfa Streptococcus ( Streptococcus viridans )


2. Beta Streptococcus ( Streptococcus hemolitikus )
3. Gamma Streptococcus (Streptococcus indifferent )
4. Enterococcus ( Streptococcus faecales )
5. Streptococcus lactis

Alpha hemolisis (α-hemolisis), jika di bawah koloni ada gelap kehijauan dari agar-
agar .Alpha hemolisis umumnya disebabkan oleh peroksida yang dihasilkan oleh
bakteri. Streptococcus pneumoniae dan Streptococcus viridans menampilkan
hemolisis alpha.

Beta hemolisis (β-hemolisis) menunjukkan zona jernih pada agar darah di sekitar
koloni bakteri. Hal ini disebabkan oleh lisis lengkap dari sel darah merah dalam
media. Daerah sekitar dan di bawah koloni terlihat transparan. Streptococcus
pyogenes serta beberapa strain beta hemolisis dan Staphylococcus aureus
menghasilkan beta hemolisis
♣ SIFAT BIAKAN :

Bentuk koloni : - pada media padat diameter 0,5-1 mm

- Konvek

- semi translucent

 Tumbuh baik pada suasana aerob dan anaerob

 Tumbuh pada suhu kamar dan suhu badan (22C atau 37C)

 Biasanya mengasamkan susu dan mengkoagulasikannya / gumpalan

♣ PATOGENITAS :

 Penyakit yang disebabkan oleh invasi S.pyogenes(S. group A hemolitik-)


o Erysipelas
o Selulitis
o Fasitis nekrotikans
o Demam nifas bakteremia/sepsis
 Penyakit yang disebabkan oleh infeksi local S. pyogenes dan produk-
antaranya:
o Nyeri tenggorok akibat streptokokus
o Pioderma streptokokus
 Infeksi invasif streptokokus grup A
o Sindrom syok toksik streptokokus
o Demam skarlatina
 Penyakit pasca infeksi stertokokus
o Demam rematik
o Glomerulonefritis akut

♣ DIAGNOSTIK LABORATORIUM :

BAHAN PEMERIKSAAN :

Hapusan tenggorok

 Swab pus

 Darah diambil untuk kultur

Serum diambil untuk pemeriksaan antibody

 MEDIA YANG DIGUNAKAN :

 Media Agar Darah / BAP

 Media CAS

 Media MC dan SSA


♣ SKEMA PEMERIKSAAN STREPTOCOCCUS ♣

SAMPEL PUS


Pewarnaan Gram
Coccus Gram (+)

BAP (Ink. 37C 24 jam)


Aerob


Pewarnaan Gram

 
Berderet Bergerombol

 

CAS (Ink. 37C 24 jam) MC dan SSA (Ink. 37C 24 jam)

 

Test Katalase (-)  Test Katalase

  Test Koagulase

 Solubility Test  Pigmentasi

 Inulin Test  Fementasi monitol

 Opthochin Test 

 Quellung Test IDENTIFIKASI

 Test Hewan Percobaan


(Untuk membedakan antara Streptococcus dan Pneumococcus)


IDENTIFIKASI
2. GENUS STAPHYLOCOCCUS
Yaitu bakteri berbentuk bulat dan bekelompok seperti buah anggur.Kuman ini
sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia.

♣ KLASIFIKASI STAPHYLOCOCCUS

Spesies : - Staphylococcus albus ~ putih porselen

- Staphylococcus aureus ~ kuning emas


- Staphylococcus citreus ~ kuning jeruk

♣ MORFOLOGI :

Dengan pewarnaan gram :

- Bentuk : coccus , Spora (-), Flagella (-)


- Susunan : bergerombol seperti anggur
- Warna : ungu
- Sifat : Gram (+)
- Koagulase : (+)

Menghasilkan Enterotoksin
♣ SIFAT BIAKAN :

- Koloni micrococcus tumbuh baik pada media agar pada suhu normal (22-
30 o C) 24 jam.
- Koloni halus,basah,menonjol,tepi bulat dan berwarna kuning jernih atau
putih atau kuning emas
- Dapat tumbuh pada lingkungan aerob/anaerob
- Produksi pigmen terlihat baik pada suasana aerob dan suhu rendah.Dalam
media kaldu yang berisi dextrose,sukrosa,maltosa,manitol akan terjadi
pemecahan menjadi asam tanpa gas.

♣ PATOGENITAS :

- Enterotoksin tahan panas ,tidak berubah walau dididihkan selama 30 mnt


- Staphylococcus merupakan penyebab infeksi yang bersifat PYOGENES
(pembentuk pus/nanah)
- Staphylococcus patogen mempunyai sifat :
o menghemolisa sel darah merah
o menghasilkan koagulase
o membentuk pigmen (kuning emas)
o memecah manitol menjadi asam
- Staphylococcus non patogen mempunyai sifat :
o Non hemolitik
o Tidak menghasilkan koagulasi
o Koloni berwarna putih
o Tidak memecah manitol

♣ TABEL PERBEDAAN GENUS STAPHYLOCOCCUS ♣

Staphylococc Staphylococcus Staphylococcus


us aureus albus citreus
Warna koloni Kuning emas putih Kuning jeruk
Hemolisis (agar darah) +  -
  
Pertumbuhan (anaerob) + + 
Koagulase + - +
Peragian glukosa + + -
Peragian manitol +  -

♣ DIAGNOSTIK LABORATORIUM :

 BAHAN PEMERIKSAAN DAPAT BERUPA :


 Nanah
 Darah
 Liquor cerebro spinalis
 Usapan luka
 Dan lain-lain

 MEDIA YANG DIGUNAKAN DALAM IDENTIFIKASI :


 Na Cl Broth
 BAP  Blood Agar Plat
 MSA  Manitol Salt Agar
 NAS  Nutrien Agar Slant
♣ SKEMA PEMERIKSAAN STAPHYLOCOCCUS ♣
SAMPEL

NaCl Broth (ink. 37C 24 jam)

BAP (ink. 37C 24 jam) / Media Hemolisa


Warna koloni : putih/kuning emas/kuning jeruk
Ukuran koloni : kecil cembung

Hemolisa :  /  /  hemolisa


Pewarnaan Gram


Coccus Gram (+), Bergerombol

 

MSA (ink. 37C 24 jam) NAS (ink. 37C 24 jam)

 

Warna koloni : putih/kuning  Pigmentasi

Fermentasi manitol +/-/+ lambat  Test Katalase

 Test Koagulase


IDENTIFIKASI

 Staphylococcus pada media Hemolisa/ BAP :

  Hemolisa tidak sempurna  zona kehijauan disekitar koloni


  Hemolisa sempurna  zona jernih
  Tidak hemolisa  zona (-) (tidak ada zona

 Test Katalase yaitu test umtuk membedakan genus Staphylococcus dengan


Streptococcus

 Test Koagulase yaitu test untuk membedakan Staphylococcus patogen


dengan yang non patogen
B. BAKTERI COCCUS GRAM (-)

1. GENUS NEISSERIA

A). NEISSERIA GONORRHOE

PENYEBAB

Terdapat pada pus penderita urethritis (menyerang uretra) pada laki-laki


maupun perempuan.
♣ MORFOLOGI :
 Bentuk diplococcus bulat lonjong/ menyerupai biji kopi/buah ginjal
 Gram (-)
 Tersusun berpasangan dua sejoli dengan sumbu panjang yang sejajar
 Tiap coccus berukuran 0,8 x 0,6 mikron yang umumnya :
o Kuman terdapat intraseluler terutama pada kasus akut dan masuk
dalam leukosit
o Kuman terdapat ekstraseluler terutama pada kasus kronis
 Spora (-), tidak berselubung, tidak bergerak
 Mudah diwarnai dengan :
o Anilin
o Biru methilen
o Biru methilen + eosin
♣ SIFAT BIAKAN :
 Tumbuh secara aerob dan fakultatif anaerob
 Tumbuh baik di media yang mengandung serum
 Ascites dan darah dalam suasana asam arang (CO2) 10%,ink. Dalam
candle jar
 Suhu optimum 35 - 36C dan pH 7,2 – 7,6
 Bentuk Koloni :
o N. gonorrhoe tumbuh dengan koloni yang kecil-kecil (1-2 mm)
o Disekoloni D (Dwarf)
o Konvek
o Mucoid
o Warna putih kelabu

♣ PATOGENITAS :

 Manusia merupakan satu-satunya Natural Host


 Dapat menyebabkan infeksi bernanah yang akut pada alat kelamin laki-
laki maupun perempuan
 Terutama menyerang Mukosa Traktus Urogenitalis dan mata,
 Pada laki-laki  menyebabkan urethritis, prostatitis dan epididymitis
,dimana pada proses penyembuhan terjadi Fibrosis sehingga dapat
menyebabakan struktura urethra.
 Pada perempuan  menyebabkan urethritis dan cervicitis serta salfingitis
yang dapat mengalami fibrosis sehingga terjadi sterilisasi
 Pada Gonococcal opthalmia  terutama penyerang bayi baru lahir dan
pencegahannya dengan cara CREDE yaitu larutan AgNO 1/10%
diteteskan pada mata sebagai pencegahan Blennorrhoe pada bayi.
♣ DIAGNOSTIK LABORATORIUM :

 MEDIA YANG DIGUNAKAN :

Plat Agar Darah/ BAP

 Agar Liventhal

Media Thayer-Martin

 Media ini merupakan media selectif


 Mengandung antibiotika untuk menekan
pertumbuhan Pseudomonas dan Proteus
Media Transpot  media Carry Blair (untuk membedakan
pertumbuhan kuman-kuman kontaminan)

 BAHAN PEMERIKSAAN :

Secret urethra

 Konjungtiva / serviks

 Dibuat sediaan , Gram dan Kultur


 Gram  diplokokus, Gram (-)
 Kultur  media perbenihan Thayer-Martin

B). NEISSERIA MENINGITIDIS

PENYEBAB : Penyakit MENINGITIS / Radang Selaput Otak

♣ MORFOLOGI :

 Berbentuk diplococcus
 Masing-masing coccus mempunyai diameter 0,8 mikron
 Tidak bergerak, tidak berspora
 Bentuk coccus menyerupai biji kopi
 Pada koloni yang sudah tua atau yang sudah kontak dengan antibiotika,
kuman menggelembung

♣ SIFAT BIAKAN :

 N. intracellularis tumbuh baik pada media yang mengandung serum atau


darah
 Suhu untuk tumbuh 25-43C
 Suhu optimum 37C, dan pH 7,4 – 7,6
 Pada seru agar koloni transparan, kecil lebih besar dari Diplococcus
pneumonia, bulat tepinya meninggi daan berwarna putih abu-abu
 Pada media cair tumbuh dekat permukaan dan mengakibatkan kekeruhan
seperti embun dan membentuk endapan pada dasar tabung
 Membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan maksimal

♣ PATOGENITAS :

 Infeksi oleh N.intracellularis pada umumnya adalah anak-anak


 Penyakit yang ditimbulkan berupa peradangan lokal yang selanjutnya
kuman menyebar ke kelenjar getah bening lalu ke sirkulasi darah untuk
menuju ke meningen
 Melalui prose’s percontinutatum dari prose’s keradangan yang dekat
dengan otak, missal : otitis media, mastoiditis, sinusitis

♣ DIAGNOSA LABORATORIUM :

 BAHAN PEMERIKSAN :
 Darah  Swab tenggorok
 Cairan cerebrospinalis  Cairan petechiae

 MEDIA YANG DIGUNAKAN :


 Agar darah / BAP
 chocolate agar plate  Media Thayer-Martin

♣ DAFTAR REAKSI BIOKIMIA UNTUK MEMBEDAKAN SPESIES NEISSERIA

KUMAN GLUKOSA MALTOSE SOCROSA

N. meningitidis + + -
N. gonorrhoe + - -
N. catharralis - - -
N. sisca + + +
♣ SKEMA PEMERIKSAAN NEISSERIA ♣

SAMPEL

↓ ↓ ↓

Media thayer-Martin chocolate agar plate BAP


(ink. 37C 24 jam)

bentuk koloni :cembung, berkilau,

sifatnya : - mukoid, Tidak menghemolisa

Warna Koloni : transparan atau pekat, tidak berpigmen

1. Test Oksidase
- tetra methyl para phenylen diamin dihydrochlorida 0,5-1%)
- (+) koloni tersangka , campur add rata
- Positif bila terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda
sampai merah lembayung.
2 Pewarnaan Gram
- biji kopi, tersusun berpasangan (diplococcic),
- berwarna merah,
- sifat gram negative.

Biokimia reaksi (ink. 37C 24 jam)

IDENTIFIKASI
II. BAKTERI BENTUK BATANG (BASIL)

A. BATANG GRAM (+)

1. CORYNEBACTERIUM DIPHTHERIAE

Genus : Corynebacterium
Penyakitnya : Diphtheria

DIFTERI adalah penyakit pada saluran pernafasan bagian atas yang


disebabkan oleh bakteri (Corynebacterium diphtheriae) yang toksigenik.

♣ MORFOLOGI :

 Kuman berbentuk batang langsing seperti drum stik ,kadang-kadang


membengkok dan sangat pleomorfi/bervariasi
 Tidak bergerak, Spora (-), tidak berselubung
 Susunannya menyebar
 Mempunyai ukuran lebarnya 0,5-1 mikron, dan panjang 1,5-5 mikron
 Membentuk huruf L, V, Y, dan kadang-kadang berjajar pada pewarnaan
terwarnai
 Pada pewarnaan Neisser tampak satu atau kedua ujungnya granula yang
disebut Babe’s-Ernst body/ granula metakromasi (yang khas)
 Pada pewarnaan Gram :
o Bentuk : batang
o Warna : ungu
o Susunan : menyebar
o Sifat : Gram (+)

> Pada pewarnaan Neisser :


- Bentuk : batang
- Warna : - batang : kuning kecoklatan
- granula : ungu
- Susunan : halter

♣ SIFAT BIAKAN :

 Bersifat Aerob
 Tumbuh pada media Loffler yang mengandung serum yang
dikoagulasikan dan media tellurit dengan koloni yang khas
(Media tellurit untuk memisahkan C.diphtheriae dari kuman
Corynebacterium lainnya)
 PH pertumbuhan 7,2 – 7,8
 Suhu pertumbuhan 15 - 48C
 Ciri koloni C. diphteriae pada media CTBA :
o Warna koloni hitam, berkilau
o Sulit diambil
o Permukaan cembung
o Mereduksi tellurite
 Ciri koloni C. diphteriae pada media Loeffler serum/ PAI :
o Warna koloni putih kekuningan/ kuning muda
o Ukuran kecil
o Smooth, basah
o Licin agak menonjol dan batas tak jelas
 Bentuk pendek,tampak besar rata, keruh, kering, warna abu-abu kehitaman
dengan tepinya hitam
 Bentuk panjang, tampak medium (sedang) ,konvek, mengkilat, basah,
hitam mengkilat
 Bentuk batang, tampak kecil, rata, keruh, kering, bagian tengah hitam
dan tepinya kurang hitam

 Corynebacterium diphtheriae dapat dibedakan dalam 3 tipe :

1. Tipe Gravis : (koloni S)  Tipe paling ganas


2. Tipe Mitis : (koloni SR)  Tipe paling ringan
3. Tipe Intermedius : (koloni R)

 Reaksi biokimia :
 Memecah karbohidrat menjadi asam tanpa gas , seperti table di bawah

JENIS GLUKOSA SAKAROSA AMILUM HEMOLISA

Tipe Gravis + - + -
Tipe Mitis + - - +
Tipe Intermedius + - - -
Corynebacterium lain - + - -

♣ PATOGENITAS :

 C. diphtheriae hanya patogen terhadap manusia dan infeksi terjadi


kebanyakan pada anak-anak usia 1 tahun
 Kemampuan menghasilkan toksin (toksigenitas) ikut menentukan
keganasan organisme
 Difteri merupakan penyakit infeksi akut, masa inkubasi 1-7 hari
 Toksin yang dibuat pada lesi local diabsorbsi oleh darah dan diangkut ke
bagian tubuh lain, efek toksin yang palin utama adalah jantung dan saraf
perifer
 Jalan masuk infeksi : saluran atas bagian atas , dimana organisme
berkembang biak pada lapisan superfisisal selaput lendir, eksotoksinnya
diuraikan menyebabkan nekrosis pada jaringan sekitar
 Respon peradangan membentuk pseudomembran yang yang terdiri dari
bakteri, sel-sel epitel yang mengalami nokrotik, sel-sel fagosit dan fibrin
 Mula-mula membran tampak pada tonsil atau posterior faring,bias
menyebar keatas bagian palatum yang lunak dan keras, dan ke nasofaring,
atau ke bagian bawah ke laring dan trachea

♣ DIAGNOSTIK LABORATORIUM :

 BAHAN PEMERIKSAAN :

- Usap tenggorok

- Usap hidung

- Lesi mencurigakan lainnya

 MEDIA YANG DIGUNAKAN :

- Media transport semisolid

- - Media agar darah (untuk menyingkirkan Sterptokokus)

- Media kultur miring Loffler serum/ PAI medium

- Media tellurit / CTBA


♣ SKEMA PEMERIKSAAN LAB. C. DIPHTHERIAE ♣
SAMPEL

Langsung Tidak langsung


Specimen : - Usap tenggorok - Usap tenggorok) dibasahi air
- Usap hidung - Usap hidung ) garam

 
Loffler serum Sediaan langsung
Koloni : kelabu Neisser (+)
Tersangka (+)


Cystin : Sediaan Neisser
Koloni : hitam C. diphtheriae (+)

 
Loffle serum Serum bouillon
Biakan murni Biakan murni


Sifat biokimia :

Jenis kuman amilum glukosa sukrosa hemolitis Toksin

C.dipht. grafis + + - - +
C.dipht. mitin - + - + +
C,dipht, intermedius - + - - +
C. xarosis - + + - -

 
Test Invitro : Test Invivo :
Test Elek - cara intraperitonial dengan marmut
- cara intrakutan dengan marmut


IDENTIFIKASI
2. GENUS CLOSTRIDIUM

KLINIS :

 Species yang patogen membentuk toksin dan diantara toksin itu ada yang
bersifat sangat potensial ( penyebab kematian )
 Sebagian bersifat saprofit, meragi karbohidrat menjadi asam dan gas dan
banyak pula yang bersifat PROTEOLITIK (merusak jaringan otot)
 Clostridium yang anaerob tidak memproduksi enzim :
o Sitokhrom oksidase
o Katalase
o Peroksidase
 Clostridium tersebar luas di alam, tanah dan saluran intestinal pada
manusia dan hewan, secara alami merupakan flora normal saluran usus.
♣ CLOSTRIDIUM YANG PATOGEN DIBAGI MENJADI :

A. CLOSTRIDIUM TETANI
Nama penyakit : TETANUS

♣ MORFOLOGI :

 Berbentuk batang langsing , kecil, berukuran 2-5 x 0,3-0,5 mikron


 Flagella (+)
 Berspora terminal, sehingga mempunyai bentuk khas seperti drum stick
(pemukul drum)
 Gram (+)
 Bentuk vegetatif : tidak tahan terhadap pemanasan dan desinfektan
 Bentuk spora : mati pada pemanasan 121C selam 15 menit

♣ SIFAT BIAKAN :

 Bersifat Anaerob
 Pada media padat : bentuk koloni bagian tengahnya padat dan berumbai
ke samping
 Pada media agar darah : mula-mula terlihat alfa hemolisa dan selang 2-
3 hari terlihat adanya beta hemolisa
 Spora terbentuk dalam media setelah 3 hari
 Media yang digunakan untuk membiakkan C. tetani mengandung reducing
agent (mengambil O2), misalnya :
o Thioglycolate broth
o Heart infusion broth
o Plat agar darah/ nutrient agar dalam anaerobic jar (suasan anaerob)

♣ PATOGENITAS :

 Tempat masuknya kuman pada jaringan yang tidak utuh (rusak), misalnya
tali pusat, jahitan oprasi
 Masa inkubasi sekitar 3-5 hari,kadang-kadang dalam beberapa hari sampai
berminggu-minggu.Makin cepat masa inkubasinya makin jelek
prognosanya
 Kuman yang masuk adalah bentuk spora C. tetani bekerja sama dengan
kuman aerob, sehingga bentuk spora Clostridium berubah menjadi bentuk
vegetatif yang mengahsilkan eksotoksin
 C. tetani tidak bersifat invasi, karena kuman tetap tinggal pada jaringan
yang luka tetapi eksotoksinnya yang menyebar

♣ GEJALA KLINIK :

 Ditandai dengan kejang-kejang otot pada tempat luka, kemudian otot-otot


rahang sehingga mulut tidak dapat dibuka disebut trismus atau Look Jaw
dan otot-otot mimik disebut Rhesus Sardonicus serta akhirnya seluruh otot
 Pada bayi : kaku seperti boneka atau Doll Sign
 Kematian disebabkan kekejangan otot pernafasan atau spasmus larynx

♣ DIAGNOSA LABORATORIUM :

 BAHAN PEMERIKSAAN :

 Pus dan Secret dari lesi-lesi peradangan lainnya

 MEDIA YANG DIGUNAKAN :

 Media BAP / Thyoglicholate

♣ SKEMA PEMERIKSAAN C. TETANI

SAMPEL PUS


Pewarnaan Gram dan Pewarnaan Tahan Asam


Batang gram (+), ZN (-)

BAP / Thyoglicholate (Ink. 37C 24 jam)


Anaerob


IDENTIFIKASI
B. CLOSTRIDIUM BOTULINUM

Nama penyakit : BOTULISMUS atau FOODPOISONING SYNDROME

yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh keracunan makanan atau mabuk makanan
oleh bakteri

♣ MORFOLOGI :

 Bentuk batang, susunannya tunggal,berpasangan, rantai (lebih besar dari


C. tetani)
 Berukuran 0,5-0,8 x 3-8 mikron, dengan sisi sejajar, ujung membulat
 Spora (+) berbentuk bulat telur dan letaknya subterminal yang termostabil
dan besar spora kurang lebih sama dengan besarnya badan kuman
 Breflagel peritrik
 Tidak bekapsul
 Tahan panas
 Gram (+)

♣ SIFAT BIAKAN :

 Bersifat obligat anaerobe


 Tumbuh subur pada suhu 25C, tumbuh baik pada suhu 20-35C
 Tetapi kurang tumbuh subur pada suhu 36,5C atau lebih
 Selain suhu, yang menentukan pertumbuhan ialah pH yaitu pada media
yang netral atau sedikit alkalis (Thyoglycolate dan Cook Meat Media)
 Tumbuh pada media biasa dan plat agar darah yang didinkubasikan secara
anaerobe
 Membentuk koloni yang besar, halus, dan mengkilat serta hemolitis
 Spora C.botulinum tahan pada pemanasan 100C selama 3-5 jam

♣ REAKSI BIOKIMIA :

 Meragikan karbohidrat sehingga membentuk gas, seperti dektrosa, laktosa


dan maltosa serta mencairkan gelatin mutlak dalam 3-7 hari
♣ PATOGENITAS :

 Toksin botulinum adalah racun yang paling ampuh yang menyerang urat
saraf, menyebabkan kelumpuhan pada pernafasan
 Cara kerja toksin ini adalah menghambat pembebasan asetilkolin oleh
serabut saraf ketika impuls saraf lewat disepanjang saraf perifer, ini
akibatnya terikatnya toksin pada bagian ujung saraf eferen (yang
membawa impuls dari susunan saraf pusat ke suatu efektor)
 Penyebab paling umum adalah makanan basa yang dibumbui ,diasap,
dikemas- vakum atau dikalengkan yang dimakan tanpa dimasak dahulu

♣ GEJALA KLINIS :

 Gejala timbul 12-48 jam setelah makan makanan yang tercemar


 Gejala :
o Kesulitan berbicara, mulut terasa kering
o Biji mata melebar
o Penglihatan ganda akibat terjadinya paralisa pada otot mata
o Mual, muntah dan tidak dapat menelan
 Kelumpuhan dapat terjadi pada kandung kemih dan semua otot yang
bekerja di daerah tersebut
 Kematian mungkin terjadi beberapa hari setelah timbulnya gejala karena
tidak dapat bernafas/ jantung tidak bekerja lagi

♣ DIAGNOSIS LABORATORIUM :

 BAHAN PEMERIKSAAN :

serum penderita

faeces penderita

makanan sisa penderita


Hewan mencit : suntikan peritoneal serum atau cairan feces penderita,
akan mengakibatkan kematian hewan

 MEDIA YANG DIGUNAKAN :

 Media Thioglycolate

 Media Cook Meat


C. CLOSTRIDIUM PERFRINGENS / WELCHI

Nama penyakit : GAS GANGREN

♣ MORFOLOGI :

 Berbentung batang, pendek, gemuk


 Susunannya satu-satu, berpasangan
 Berukuran panjang 2-4 mikron, lebarnya 1-1,5 mikron
 Tidak bergerak
 Berspora
 Gram (+)
 Terlihat adanya kapsul pada sediaan mikroskopik yang berasal dari luka

♣ SIFAT BIAKAN :

 Tumbuh baik dalam suasana anaerob atau dapat tumbuh pada suasana
kurang anaerob, berbeda dengan spesies Clostridium lainnya.
 Dalam media ber pH netral atau sedikit alkalis membentuk spora
SENTRAL
 Pada media yang mengandung karbohidrat yang dapat difermentasi tidak
akan membentuk spora (dalam tubuh hewan)

♣ REAKSI BIOKIMIA :

 C. perfringens memfermentasi karbohidrat : glukosa, maltosa, laktosa dan


sukrosa
 Mencairkan gelatin dan menggumpalkan susu dan membentuk gas
 Asam yang dibentuk adalah asam laktat/ asam butirat yang berbau khas
 Pada luka-luka, kuman ini mengadakan fermentasi dari MUSCLE SUGAR
(gula pada otot-otot) sehingga timbul gas,oleh karena itu kuman ini disebut
GAS BACILLUS.

♣ PATOGENITAS :

 C. perfringens dapat juga menyebabkan penyakit Food Poisoning


Syndrome
 Terjadi secara akut setelah 8-22 jam dari infeksinya dan sembuh setelah 24
jam tanpa terapi
 Pada infeksi C.perfringens invasive, spora mencapai jaringan melalui
kontaminasi daerah trauma (tanah,feses) ataupun dari saluran usus
 Spora berkembang pada potensi oksidasi reduksi yang rendah
 Sel vegetatif bermultiplikasi
 Memfermentasi karbohidrat yang terdapat di jaringan dan menghasilkan
gas
 Pada gas gangren (mionekrosis klostridial),terdapat infeksi campuran yang
disebabkan oleh Clostridium laennya

♣ GAMBARAN KLINIS :

 Dari luka yang terkontaminasi (missal fraktur terbuka, uterus pasca


persalinan)
 Infeksi menyebar dalam 1-3 hari menghasilkan krepitasi pada jaringan
subcutan dan otot, secret yang berbau busuk, nekrosis yang memburuk
dengan cepat
 Sakit perut, mual, diare, dan tidak ada :
o Peningkatan suhu
o Sakit kepala
o Muntah-muntah
 Berlangsung singkat dan sembuh kembali dalam waktu kurang dari 24 jam
tanpa terapi

♣ DIAGNOSA LABORATORIUM :

 BAHAN :
o Sediaan eksudat dari penderita gas gangren (dari luka, nanah, dan
jaringan)

 MEDIA UNTUK MEMBIAKKAN :


o Plat agar darah  membentuk koloni putih, halus dan
ukurannya 2-5 mm serta terjadi hemolisa disekitar koloni
o Cook Meat Media  yaitu media cair yang mengandung daging
yang telah dimasak sehingga udara keluar dan bagian atas media
dilapisi parafin supaya suasana anaerob

♣ UJI LABORATORIUM CLOSTRIDIUM ♣

o Sampel diinokulasi ke dalam medium cook meat dan medium


tioglikolat dan ke cawan agar darah
o Di inkubasi secara anaerob
o Pertumbuhan dari salah satu medium ditransfer ke dalam susu
o Bekuan yang dirobek oleh gas dalam waktu 24 jam mengarah pada
C.perfringens
o Sesudah kultur murni didapat melalui pemilihan koloni dari cawan
darah ,diidentifikasi melalui reaksi biokimia(bemacam gula dalam
thioglikolat,bekerja pada susu), hemolisis, dan pembentukan koloni
o Aktifitas lesitinase dievaluasi melalui presipitat yang terbentuk
disekeliling koloni pada medium kuning telur
o Identifikasi final tergantung pada produksi toksin dan netralisasi
oleh antitoksin spesifik
o C.perfringens jarang menghasilkan spora ketika dikultur pada
media agar
3. GENUS BACILLUS
Spesies :
 Bacillus anthraxis
 Bacillus cereus
 Bacillus subtilis

♣ GAMBARAN KLINIS :

 Bacillus adalah organisme berbentuk batang,susunannya seperti rantai,


membentuk spora,bersifat aerob dan Gram (+)
 Dari ketiga spesies yang paling patogen adalah Bacillus antrhaxis
 Bacillus cereus dan B. subtilis bersifat saprofit yang terdapat di alam
bebas,seperti tanah, air, udara, dan tumbuh-tumbuhan
 Karena kuman ini membentuk spora maka sering menimbulkan
kontaminasi pada biakan atau bahan –bahan yang disterilkan
 Organisme ini jarang menimbulkan penyakit pada manusia
 Bacillus cereus menyebabkan keracunan makanan dan kadang-kadang
infeksi pada mata atau infeksi terlokalisasi lainnya

A. BACILLUS ANTHRACIS
♣ MORFOLOGI :

 Berbentuk batang, berujung tumpul, letak susunannya seperti bamboo


 Berukuran panjang 3-10 mikron, dan lebar 1-3 mikron
 Berspora sentral, tidak bergerak
 Berkapsul selama tumbuh di hewan yang terinfeksi, tetapi tidak dapat
invitro
 Gram (+)
 Spora kuman dapat terbentuk dalam biakan, tanah, jaringan, dan eksudat
hewan yang mati, tetapi tidak dalam darah atau jaringan hewan hidup

♣ SIFAT BIAKAN :

 Tumbuh baik di media biasa


 Untuk melihat sifat dan bentuk koloni specimen sebaiknya dibiakkan di
media plat agar darah 5% (darahnya bebas dari antibiotika)
 pH optimum 7,0 - 7,4 dalam suasana aerob
 Suhu optimal 37C
 Bentuk koloni bulat, besar, ukuran 2-3 mm
 Berwarna putih keabuan, permukaan dan tepinya tidak rata
 Bila dibiakkan di agar tegak tumbuh menyerupai POHON CEMARA
TERBALIK
♣ PATOGENITAS :

 B. anthraxis patogen terutama pada ternak sapi, kambing, domba (kecuali


domba aljazair), babi, kucing dan anjing
 Pada sapi, domba dan kuda menyebabkan septikemi yang akut/subakut
disertai dengan perdarahan yang pasif
 Pada babi menyebabkan pembengkakan hemoragik ditenggorokan
 Pada anjing dan kucing menyebabkan gastroenteritis/diare
 Penularan dari hewan ke manusia :
o Melalui saluran pernafasan  menyebabkan tipe pulmonary
o Melalui kulit yang lecet/luka terinfeksi oleh B. anthraxis hingga
timbul bisul yang sulit sembuh,bertambah besar dan terjadi
pembengkakan
o Melalui daging yang kurang masak menyebabkan keracunan
makanan dan gastroenteritis

♣ DIAGNOSTIK LABORATORIUM :

 BAHAN PEMERIKSAAN :

- cairan atau pus dari lesi local, darah, dan sputum

 MEDIA YANG DIDUNAKAN :

- Media BAP / plat agar darah

- Media semisolid
♣ SKEMA IDENTIFIKASI BACILLUS ANTHRAXIS ♣

SAMPEL

Pewarnaan Gram

(kuman bentuk batang dan susunan seperti rantai, Gram (+) )

Sampel dibiakkan pada media BAP/ Thyoglicholate

Ink. 37C 24 jam

Anaerob

Identifikasi golongan Bacillus

 

Bacillus anthraxis Bacillus cereus

Bacillus anthraxis Bacillus cereus


- Koloni di BAP Rough, rata, bentuk batang Rough, plat
- Hemolisa Anhemolisa (+) Umumnya  hemolisa
- Kemoloran Positif Negatif
- Media bikarbonat(CO2) Putih, bulat, mucoid Rata, tumpul
- Test Fluoresensi-antibodi Positif Negatif
- Phage gamma Sensitif Resisten
- Litmus milk Reduksi lambat/ tidak Direduksi dalam 2-3 hari
- Biru methilen Reduksi lambat 24 jam Direduksi dalam 24 jam
- Gerak Negatif Umumnya positif
4. GENUS MYCOBACTERIUM

Genus yang terpenting :

* Mycobacterium tuberculosis menyebabkan tuberculosis/ TBC


* Mycobacterium leprae  menyebabkan lepra

A. MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS

DIKENAL DENGAN 3 MACAM TIPE :


1. Tipe Humane  menyerang manusia dan menyukai gliserol
2. Tipe Bovine  menyerang sapi  sering menular pada manusia
3. Tipe Avian  menyerang unggas

♣ MORFOLOGI
 Berbentuk batang, ramping, lurus atau agak membengkok ujung membulat
 Berukuran lebar 0,2-0,5 mikron dan panjang 1-4 mikron
 Kuman ini bersifat tahan asam
 Tidak bergerak, tidak berspora, tidak berselubung
 Pada pewarnaan Ziehl-Neelsen terlihat batang warna merah dengan l;atar
belakang biru
 Kuman bersifat tahan asam, Gram (+)

KETERANGAN GAMBAR :
Mycobacterium tuberculosis (panah) pada spesimen sputum yang telah
diproses dan diwarnai dengan pewarnaan Ziehl Neelsen.Mycobacterium
tuberculosis berwarna merah dengan latar belakang biru.
KETERANGAN GAMBAR :

Pewarnaan fluoresens Auramine O digunakan untuk mewarnai sample


sputum. Gambar ini menunjukkan dua fluoresens Mycobacterium
tuberculosis.Pembesaran 11000 x (Atas izin G Cunningham).

♣ SIFAT BIAKAN :

 Dapat tumbuh pada :


o media biasa, tetapi dapat tumbuh lambat pada serum yang
diuapkan
o media telur yang dikoagulasikan
o atau media kentang
 Koloni tampak kecil, kering dengan permukaan yang berumbak setelah
diinkubasi selama 10-20 hari pada suhu 37C
 Strain bovine tumbuh lebih lambat
 Suhu optimal 37C untuk tuberculosa tipe human dan bovine dan 40C
untuk tipe avian
 Kuman dapat tumbuh pada pH media 6,0 – 7,6 dan pH optimal 6,8
 Dalam pertumbuhannya membutuhkan oksigen
♣ PATOGENESIS :

 Infeksi terjadi melalui debu atau titik cairan (droplet) yang mengandung
kuman tuberculosis dan masuk ke jalan nafas
 Pleurisi (peradangan selaput paru-paru), disertai batuk, demam di siang
hari, rasa lelah, turunnya berat badan
 Setelah terhisap masuk tubuh, membentuk luka kecil, luka sembuh
membentuk tuberkel kecil, ini seterusnya dihuni oleh Basillus tuberculosis
 Penyakit timbul setelah kuman menetap dan berkembangbiak dalam
paru-paru atau kelenjar getah bening
 Perkembangan penyakit tergantung pada :
o Dosis kuman yang masuk
o Daya tahan dan hipersensitivitas hospes

♣ DIAGNOSIS LABORATORIUM :

 BAHAN PEMERIKSAAN :

- pus atau nanah

- liquor cerebro spinalis

- sputum

- cucian lambung

- urine dan tinja

MEDIA YANG DIGUNAKAN :

 Media Lowenstein-Jensen dan Petroff


B. MYCOBACTERIUM LEPRAE

Penyakit yang disebabkan : Morbus Hansen atau lepra

♣ MORFOLOGI :
 Bentuk batang lurus atau sedikit membengkok,langsing
 Kebanyakan kedua ujungnya tumpul
 Berukuran 1-7 x 0,3 x 0,5 mikron
 Bersifat tahan asam
 Susunannya tunggal/ bergerombol/ berkelompok
 Kadang terdapat granula
 Gram (+)

♣ SIFAT BIAKAN :

 Belum dapat dibiakkandi media buatan


 Shepard berhasil membiakkan kuman pada :
o Telapak kaki tikus
o Armadillo
o Manusia

♣ GAMBARAN KLINIS :

 Penularannya melalui kontak langsung dengan penderita lepra terutama


pada anak-anak
 Prevalensinya tinggi terutama pada kelompok yang social ekonominya
rendah,penduduk yang terlalu padat, dan keadaan yang tidak hyginis
 Masa inkubasi dalam 5 tahun
 Onset lepra bersifat tersembunyi dan membahayakan
 Lesi mengenai jaringan tubuh yang lebih dingin : kulit, saraf, superficial,
hidung, faring, laring, mata, dan testis

♣ BAHAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM :

 Risa serum (reits serum) dari cuping telinga/lesi-lesi


 Selaput lendir hidung
 Tetes darah dari ujung jari
♣ SKEMA PEMERIKSAAN LABORAT MYCOBACTERIUM ♣

SAMPEL

Pewarnaan Gram dan Pewarnaan Tahan Asam

Batang gram (+) / (-)

Coccus gram (+) / (-)

Ziehl-Neelsen (+)

Sampel dihomogenisasi dengan :

H2SO4 4%, NaOH 4%, atau cara Bio Farma

Dibiakkan pada media Lowenstein-Jensen

Ink. 37C selama 24 jam

Aerob

Test hewan percobaan

Test cord formation


Niasin Test

Identifikasi Mycobacterium
B. BATANG GRAM (-)

A. FAMILI ENTEROBACTERIACEAE

Enterobacteriaceae adalah suatu kelompok besar,heterogen bakteri batang


gram negatif yang habitat alaminya di saluran cerna manusia dan
hewan.Famili tersebut mencakup banyak genus :

1. Enterobacter
2. Escherichia coli
3. Shigella
4. Salmonella
5. Klebsiella
6. Proteus
7. Pseudomonas
8. Vibrio cholerae
9. Yersinia

1. ENTEROBACTER

♣ MORFOLOGI :
 Eterobacteriaceae berukuran 0,5-3,0 mikron
 Gram (-)
 Bentuk batang
 Tidak berspora dan bergerak dengan flagel, missal pada famili
Pseudomonadaceae dan Vibrioceae
 Dinding sel Enterobacteriaceae terdiri dari mureins, lipoprotein,
phospolipid, proten dan lipopolisakarida dalam beberapa lapisan

♣ SIFAT BIAKAN :
 Pada media selektif atau media differensial, missal agar darah, agar
Enterobacteriaceae tampak Smooth, abu-abu, koloni basah, Hemolisa
terjadi pada jenis beta dan bersifat motil
 Pada biakan media Bouillon bakteri enteric tersebut tumbuh keruh merata
♣ PATOGENITAS :
 Menyebabkan sebagian besar infeksi Enterobacter
 Menyebabkan serangkaian luas infeksi nosokomial seperti :
o Pneomonia
o Infeksi saluran kemih
o Infeksi luka
o Dan infeksi yang diperantai alat
2. ESCHERICHIA COLI

Penyebab penyakit : INFANTILE DIARRHAE pada manusia

♣ MORFOLOGI :

 Bakteri Gram (-)


 Bentuk batang
 Bersifat anaerob facultative
 Mempunyai flagel peritrik dan tidak berkapsul
 Pada pewarnaan Gram :
o Bentuk batang
o Warna merah
o Susunan menyebar
o Sifat Gram (-)
♣ SIFAT BIAKAN

♠Kuman E. coli membentuk koloni :

 (S)mooth,
 (M)ucoid
 (R)ough
 Dan yang paling bersifat patogen yaitu koloni S

♣ PATOGENITAS :

 E. coli merupakan flora normal di usus

 Bakteri ini banyak didapatkan di usus bagian ileococal dan makin ke arah
proximal dan distal, jumlahnya makin menurun sebagai habitatnya adalah
tractus digestifus dari manusia, binatang tanah, sampah dan air

 Kolitis hemoragik : tinja bercampur darah banyak

 Ecoli menyebabkan penyakit terhadap manusia yang disebut INFANTILE


DIARRHEA dan disebut juga EPIDEMIC DIARRHEA

Yaitu penyakit diare seperti disentri

Ciri diare  tinja mengandung darah, mucus, pus


♣ DIAGNOSIS LABORATORIUM :

BAHAN PEMERIKSAAN :

* Feses penderita

* Mikroskopis : pewarnaan Gram

MEDIA YANG DIGUNAKAN :

 Media Bouillon

Media Differensial adalah Mac Conkey, EMB

Media Biokimia reaksi


♣ SKEMA PEMERIKSAAN LABORATORIUM E. COLI ♣
SAMPEL

Bouillon  Inkubasi 37C selama 24 jam

 
Mac Conkey EMB

 Inkubasi 37C 24 jam 

Bentuk koloni : bulat kecil Bentuk koloni : bulat kecil


Warna : merah Warna : metallic sheen
Permukaan : cembung Permukaan : cembung
Fermentasi : laktosa (+) Frmntasi : laktosa& sukrosa(+)
Konsistensi : mucoid Konsistensi : semi mucoid

 

KIA  Inkubasi 37C selama 24 jam


L : Acid
D : Acid
H2S : (-)
Gas : (+)

Biokimia Reaksi Inkubasi 37C selama 24 jam


Glukosa Sukrosa Laktosa Manosa Maltosa Motil
(+) (+) (+) (+) (+) (+)
Urea : (-)
Motil : (+)


IDENTIFIKASI
1. SHIGELLA

Penyebab penyakit : DISENTRI pada manusia

Ada 4 spesies Shigella :

a). Shigella sonnei


b). Shigella boydii
c). Shigella flexneri
d). Shigella dysentriae

♣ MORFOLOGI :
 Kuman berbentuk batang ukuran 0,5 -0,7 M X 2-3 M
 Bersifat Gram (-)
 Tidak berspora, tidak memiliki flagel, tidak berselubung
 Hasil pengamatan pada pewarnaan Gram
o Bentuk : Batang
o Warna : Merah
o Susunan : Menyebar
o Sifat : Gram (-)

♣ PATOGENITAS :

 Daya Invasive
o Kuman menembus ke dalam lapisan sel epitel di permukaan
mukosa usus  memperbanyak diri  reaksi tubuh  terjadi
peradangan  mengelupasnya lapisan tersebut  tukak
 Shigella spesies adalah kuman patogen usus yang telah lama dikenal
sebagai agen penyebab penyakit DISENTRI BASILLER atau
SHIGELLOSIS yang merupakan infeksi usus akut yang dapat sembuh
sendiri
 3 bentuk diare yang ditimbulkan Shigella :
o Disentri Klasik : - Tinja lembek
o Darah (+), Mukus (+), Pus (+)
o Watery diarrhea dan kombinasi kedua-duanya
 Shigella dysentriae membentuk endotoksin dan exotoksin (neurotoksin)
 Menyebabkan feses encer dan mengandung lendir dan darah setelah
pembuangan air besar pertama
 Biasanya terdapat nyeri yang hebat (tenesmus)
 Tetapi pada anak-anak kecil kadangkala menyebabkan kematian
disebabkan dehidrasi dan asidosis
 Masa inkubasi 2-4 hari, lebih lama 1 minggu

♣ SIFAT BIAKAN :

Pada media Biokimia Reaksi :

 Sifat pertumbuhan : Aerob dan Fakultatif Anaerob, pH6,4 – 7,8:

 Suhu pertumbuhan : 37C kecuali S.sonnei pada suhu 45C

 Koloni pada SSA, EMB, Endo Agar, MC

 Koloni kecil, halus, licin (Smooth/S),

tidak berwarna, konvex dan permukaan rata

 Shigella dysentri dapat tumbuh pada media sederhana dan agar


Bouillon

 Keempat Shigella dapat memfermentasi glukosa tanpa membentuk


gas, H2S (-), tidak meragikan laktosa kecuali S. sonnei dengan
inkubasi lebih dari 3 hari

♣ DIAGNOSIS LABORATORIUM

 BAHAN PEMERIKSAAN :

Tinja segar Apusan rectal

Bercak lendir

 MEDIA YANG DIGUNAKAN :

 NaCL gliserin  Media Selektif : SSA, WB

 Media Differensial : SSA, MCA,  Media Biokimia Reaksi


♣ SKEMA PEMERIKSAAN SHIGELLA ♣
SAMPEL

NaCL gliserin (Inkubasi 37C 24 jam)

  

MC (Mac Conkey) SS Agar WB

Koloni : Halus Halus Halus

Warna : Jernih Jernih Jernih

Fermentasi : Laktosa (-) Reduksi tellurite (-) Reduksi Bismuth Sulfit (-)

Pewarnaan Gram

KIA (Test Aglutinasi Polyvalent) Inkubasi 37C 24 jam

   

S. sonnei S. boydii S. flexneri S. dysentriae

L/D: Alkalis/Acid Alkalis/Acid Alkalis /Acid Alkalis/Acid

H2S/Gas : - / - -/- -/- -/-

Biokimia Reaksi (Ink. 37C 24 jam)

Glukosa : (+) (+) (+) (+)

Sukrosa : (V) (-) (-) (-)

Manosa : (+) (+) (+) (-)

Laktosa : (V) (-) (-) (-)

Maltosa : (+) (V) (V) (-)

Urea : (-) (-) (-) (-)

Test Aglutinasi monovalent ( dari KIA )


IDENTIFIKASI
2. SALMONELLA

♣ Salmonella patogen dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Patogen terhadap manusia


Misal : Salmonella typhi, S. paratyphi, S. schottmelleri, S. hirsfeldii
Keempat Salmonella tersebut dapat bergerak
2. Patogen terhadap hewan, burung dan manusia
Misal :Salmonella Dublin, S. typhimurium, S. cholerasuis, S. enteridis
Semuanya tidak dapat bergerak
3. Patogen terhadap hewan dan burung
Misal : Salmonella gallinarum, S. pullorum
Semuanya tidak dapat bergerak

Salmonella pada manusia dapat menyebabkan Penyakit :

TYPHOID FEVER = TYPHUS ABDOMINALIS


♣ MORFOLOGI :

 Bentuk batang pendek gemuk dengan diameter 0,5 – 0,8 mikron dan
panjang 1-3 mikron
 Bergerak dengan Flagella peritrika ( kecuali S. pullorum dan S.
gallinarum)
 Tidak membentuk spora
 Tidak berkapsul
 Bersifat Gram (-)
 Pada Pewarnaan Gram
o Bentuk : Batang
o Susunan : Menyebar
o Warna : Merah
o Sifat : Gram (-)

♣ PATOGENITAS :

 Sebagai Port D’entry, Penyakit ini dalam kelenjar getah bening


mesentrium dan lien (limpha) dari usus halus dan selanjutnya terjadi ulcus
di usus halus, dimana dapat terjadi perforasi dan perdarahan usus
 Penularannya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi kuman
Salmonella typhosa
 Dapat menyebabkan :
o Gastro enteritis  food poisoning
o Demam typhoid/ demam enterik
o Bakteremia – septicemia
o Karier yang asimtomatik
♣ SIFAT BIAKAN :

 Salmonella typhosa bersifat aerob dan Fakultatif aerob


 Tumbuh hampir di semua media yang pH 7,2 dan suhu 37C
 Semua spesies Salmonella tidak meragi laktosa dan sukrosa tetapi meragi
dextrose
 Membentuk asam tanpa gas dari glukosa, maltosa dan manitol, galaktosa,
xylose, raffinosa, levulosa, dan sarbitol
 Pada media cair membentuk kekeruhan yang merata
 Pada media Differensial seperti Endo Agar dan MC Agar kuman ini
membentuk koloni putih jernih atau laktosa (-)
 Reaksi biokimia berguna untuk menentukan spesies dari genus Salmonella

♣ DIAGNOSA LABORATORIUM SALMONELLA

 BAHAN PEMERIKSAAN :

 Urine, Feses, Cairan otak, Darah

 MEDIA YANG DIGUNAKAN :

 Media pemupuk Salmonella adalah Selenite Broth

 Media Differensial adalah MC (Mac Conkey)

 Media Selektif adalah SSA, WB, Bismuth Sulfit Agar

 Media Biokimia Reaksi


♣ SKEMA PEMERIKSAAN SALMONELLA ♣
SAMPEL

Selenite Broth (Ink. 37C 24 jam)

  

Mac Conkey SS Agar WB ( Wilson – Blair)

Koloni : Halus Halus Halus

Warna : Jernih Hitam Hitam

Fermentasi ; Laktosa (-) Reduksi tellurite (+) Bismuth Sulfit (+)

Pewarnaan Gram

KIA ( Ink. 37C 24 jam )

   

S. typhi S. paratyphi A S. paratyphi B S. paratyphi C

L / D : Alkalis/Acid Alkalis/ Acid Alkalis/Acid Alkalis/Acid

Gas/H2S : - / + +/- +/+ +/+

Biokimia Reaksi (Ink. 37C 24 jam)

Glukosa: (+) (+) (+) (+)

Laktosa : (-) (-) (-) (-)

Sukrosa : (-) (-) (-) (-)

Maltosa : (+) (+) (+) (+)

Manosa : (+) (+) (+) (+)

Urea : (-) (-) (-) (-)

Semisolid : (+) (+) (+) (+)

Test Aglutinasi monovalent (dari KIA)

IDENTIFIKASI

IMVIC : - + - - -+-V -+-+ -+-V


3. KLEBSIELLA

♣ MORFOLOGI

 Berbentuk batang pendek dengan ukuran 0,5 – 1,5 x 1-2 mikron


 Mempunyai kapsul yang lebarnya 2-3 kali ukuran kuman
 Tidak bergerak
 Tidak berspora
 Bersifat Gram (-)
 Pada pewarnaan kapsul metode Burry Giens :
o Bentuk : Batang
o Warna : Merah
o Warna kapsul : Terang
o Susunan : Menyebar
o Sifat : Berkapsul
o Latar belakang : Hitam

♣ PATOGENITAS :

 Menyebabkan :
o Lobar pneumoniae
o UTI (Urinary Tract Infection)
o Sepsis
o Infeksi rongga hidung

♣ SIFAT BIAKAN :

 Pada Media Plate


o Mudah dibiakkan di media sederhana (Bouillon Agar)
o Pada media padat tumbuh dengan koloni mucoid (24 jam), putih
keabu-abuan, besar
o Permukaan mengkilat
o pH untuk hidup 6,0 – 7,8 suhu 35C
 Pada Media Biokimia Reaksi
o Memecah karbohidrat menjadi asam dan gas : laktosa, sukrosa,
maltosa, manosa, glukosa, merah motil (+) dan Voges Proskauer (-
/+) dan lambat memecah urea
 Struktur Antigen
o Antigen K terdiri dari polisakarida, bersifat spesifik dan
menimbulkan imunitas yang cukup baik

♣ DIAGNOSA LABORATORIUM KLEBSIELLA

 BAHAN :

 Sputum  Darah

Cairan pleura  Pus

 Urine

 MEDIA YANG DIGUNAKAN :

 Media sederhana (Bouillon Agar)

 Media differensial : MC, EMB

 Media Biokimia Reaksi


♣ SKEMA PEMERIKSAAN KLEBSIELLA ♣

SAMPEL

Bouillon (Ink. 37C 24 jam)

 
Mac Conkey Eosin Methylen Blue
Koloni : Besar Koloni : Besar

Warna : Merah Warna : Merah

Konsistensi : Semi Mucoid Konsistensi : Mucoid

Fermentasi : Laktosa (+) Fermentasi : Laktosa & Sukrosa (+)

Pewarnaan Gram

KIA (Ink. 37C 24 jam)

L : Acid Gas : (+)

D : Acid H2S : (-)

Biokimia Reaksi (Ink. 37C 24 jam)

Gula-gula : - Glukosa (+) - Manosa (+)

- Laktosa (+) - Sukrosa (+)

- Maltosa (+) -

 Urea : (+)

 Motility : (-)

IDENTIFIKASI
IMVIC : - - + +
4. PROTEUS

♣ MORFOLOGI :

 Bentuk batang, pleomorph


 Bergerak dengan flagella peritrika
 Bersifat Gram (-)
 Tumbuh aerob
 Pada perwarnaan Gram :
o Bentuk : Batang
o Susunan : Menyebar
o Warna : Merah
o Sifat : Gram (-)

♣ PATOGENITAS :

 Terdapat di alam bebas seperti air, tanah, sampah, dan tinja (Proteus
vulgaris)
 Spesies ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan menyebabkan
bakteremia, pneumonia, dan lesi local pada penderita yang lemah atau
pada penderita yang menerima infus intravena
 Proteus mirabilis menyebabkan infeksi saluran kemih
 Proteus morgani dan Proteus vulgaris dapat menyebabkan INFEKSI
NOSOKOMIAL
 Proteus morgani menyebabkan DIARRHAE pada anak-anak terutama di
musim panas
 Spesies Proteus menghasilkan UREASE, yang mengakibatkan
HIDROLISIN UREA yang cepat pada saluran kemih sehingga urine
bersifat basa
 Menyebabkan Tract Infection pada penderita bakteriuris kronis
 Menyebabkan sepsis
 Menyebabkan OMP (congek)
 Menyebabkan luka-luka kulit superficial
♣ SIFAT BIAKAN :

 Tumbuh di bouillon keruh merata dan di bagian atasnya terdapat langit-


langit
 Pada media padat tumbuhnya cenderung menyebar ke seluruh permukaan
media yang disebut SWARMING
 Kuman Proteus tidak tumbuh baik pada media dalam suasana asam
melainkan pada suasana basa
 SWARMING adalah penyebaran koloni Proteus ke segala arah pada media
plate dikarenakan aktivitas pergerakannya yang tinggi
 Pada sifat Biokimia :
o Memecah urea dengan cepat, mencairkan gelatin, glukosa, dan
sukrosa dipecah menjadi asam dan gas, mannit dan yang paling
khas yaitu laktosa tidak dipecah

♣ UJI DIAGNOSA LABORATORIUM :

 BAHAN PEMERIKSAAN :

 Darah  Urine

 Exudat  Pus, Sputum

 MEDIA YANG DIGUNAKAN :

 Media Nutrient Broth

 Media Differensial yaitu Mac Conkey

 Media Biokimia Reaksi


♣ SKEMA PEMERIKSAAN PROTEUS ♣

SAMPEL

Nutrient Broth (Ink. 37C 24 jam)

Mac Conkey (Ink. 37C 24 jam)

Koloni : Halus

Warna : Jernih

Fermentasi : Laktosa (-)

Swarming

Pewarnaan Gram (-)

KIA (Ink. 37C 24 jam)

Lereng/Dasar: Alkalis (Basa)/ Acid (Asam)

Gas / H2S : (+) / (+)

Biokimia Reaksi (Ink. 37 C 24 jam)

 Glukosa : (-)  Sukrosa : (-)

 Laktosa : (-)  Motil : (+)

 Maltosa : (-)  Urea : (+)

 Manosa : (-) (Urea beri hasil (+) dlm waktu 4-6 jam)

IDENTIFIKASI

IMVIC : VV–V
5. PSEUDOMONAS

♣ MORFOLOGI :

 Berbentuk batang pendek lurus atau bengkok


 Berukuran 0,5 x 1-3 mikron
 Bergerak aktif dengan satu/lebih flagella dan flagella terletak pada kedua
ujung kuman
 Tidak berspora dan tidak berselubung
 Bersifat Gram (-)
 Pada pewarnaan Gram :
o Berbentuk batang pendek lurus atau bengkok
o Susunannya menyebar
o Warna merah
o Sifat Gram (-)
♣ PATOGENITAS :

 Pseudomonas penyebab INFEKSI NOSOKOMIAL, juga dapat


menyebabkan infeksi saluran pernafasan bagian bawah, saluran kemih
 Pseudomonas aeruginosa menginfeksi jaringan atau bagian tubuh
 Menyebabkan lesi local pada :
o Luka / nanah 0 Saluran kemih
o Cornea 0 Paru-paru endokarditis
o Luka bakar 0 Gastroenteritis
 Dari infeksi lokal, kuman menyebar melalui darah menyebabkan
SEPTIKEMIA dengan angka kematian 80%
 Pseudomonas coccovenenans sumber penularan melalui makanan (tempe
bongkrek) yang terkontaminasi kuman

♣ SIFAT BIAKAN :

 Tumbuh aerob, membentuk pigmen biru kehijauan dan dalam keadaan


anaerob tidak membentuk pigmen
 Tumbuh di media basa dan media padat
o Bentuk koloni besar tidak teratur, abu-abu gelap, dan terlihat
adanya untaian pada tepinya
 Pigmen disebarkan dalam medium pertumbuhan
 Dapat memakai H2 atau CO2 sebagai sumber carbon
 Katalase (+), hasil isolasi dari BAP, -hemolisin
 Bakteri ini tidak membentuk H2S, Indol (-), tidak memecah Urea
 Pseudomonas coccovenenans meragi glukosa dan laktosa sedang manit,
maltosa, sukrosa dan indol (-) dan gerak (+)
♣ DIAGNOSTIK LABORATORIUM :

 BAHAN PEMERIKSAAN :

Darah, nanah, urine

 MEDIA YANG DIGUNAKAN :

 Media Nutrient Broth

 Media Differensial : Media Mac Conkey

 Media Selektif : Media Cetrimide agar

 Media Biokimia Reaksi


♣ SKEMA PEMERIKSAAN PSEUDOMONAS ♣

SAMPEL

Nutrient Broth (Ink. 37C 24 jam)

 Ink. 37C selama 24 jam 


Mac Conkey Cetrimide
Koloni : Halus Koloni : Halus
Warna : Jernih Warna : - Hijau kebiruan
- Kehijauan
Pigmen : Laktosa (-) Pigmen : - Pyocianine
- Fluorescine


Pewarnaan Gram

KIA (Ink. 37C 24 jam)



Pseudomonas aeruginosa
Lereng : Alkalis (Basa)
Dasar : Alkalis (Basa)
Gas : (-) H2S : (-)

Biokimia Reaksi (Ink. 37C 24 jam)

Glukosa : (-) Sukrosa : (-)

Laktosa : (-)  Motil : (+)

Maltosa : (-)  Urea : (-)

Manosa : (-)


IDENTIFIFKASI
IMVIC : - - - V
6. VIBRIO CHOLERA (VIBRIO COMA)

♣ MORFOLOGI :

 Berbentuk batang bengkok bila diisolir dari feces penderita atau dari
biakan yang masih muda dan dari biakan sudah tua berbentuk batang lurus
 Ukuran 1-3 x 0,4 – 0,6 mikron
 Bergerak dengan flagella peritrik, tidak berspora, tidak berselubung
 Bersifat Gram (-)

♣ PATOGENITAS :

 Dalam keadaan normal hanya patogen terhadap manusia


 Tidak bersifat invasive, kuman tidak pernah masuk ke dalam sirkulasi
darah, tetapi menetap di usus
 Menghasilkan enterotoksin (toksin cholerae).Toksin cholerae diserap di
permukaan gangliosida sel epitel dan merangsang hipersekresi air dan CL
dan menghambat resorbsi Na, dengan akibat kehilangan banyak cairan dan
elektrolit, terjadi dehidrasi asidosis, shock  mati
 Secara histologis usus tetap normal
 Menunjukkan gejala klinik yaitu RICE WATER STOOL (Feces seperti air
cucian beras) yang terdiri dari mucus, sel epitel, kuman dalam jumlah
besar
♣ SIFAT BIAKAN

 Koloni : Cembung, bulat, smooth

 Bersifat : Aerob dan tumbuh pada media sederhana

 pH optimum : 7,8 – 8,0 dan tumbuh subur pada pH 9,2

 Tidak tahan asam, bila dalam pembenihan terdapat karbohidrat yang


tidak dapat diragi , kuman dapat mati

 Tumbuh baik pada medium yang mengandung garam mineral


sebagai sumber karbon dan nitrogen

 Pada medium pepton (banyak mengandung triptofan dan nitrat) akan


membentuk indol yang dengan asam sulfat akan membentuk warna
merah (test indol +)
♣ REAKSI BIOKIMIA :

 Meragi sukrosa, glukosa, manitol menjadi asam tanpa gas dan laktosa
diragikan lambat

 Tidak memecah urea dan test MR (+)

♣ DIAGNOSTIK LABORATORIUM

 BAHAN PEMERIKSAAN :

 Rectal swab  Faeces

 Sisa makanan / minuman

 MEDIA YANG DIGUNAKAN :

 Media pemupuk : Pepton alakalis pH 8,4 – 9,2 .Tumbuh


sesudah 6-18 jam dan pada permukaan
terlihan selaput

 TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrosa)

 Soda agar

 Biokimia Reaksi
♣ SKEMA PEMERIKSAAN VIBRIO CHOLERAE ♣

SAMPEL

Pepton Alkalis 1% (Ink. 37C 6 jam)


Bila lebih pH akan asam

  
Mac Conkey TCBS Soda Agar

Inkubasi 37C 24 jam


Koloni : Halus Halus Halus
Warna : JernihKuning Abu-abu
Warna media kuning
Fermentasi : Laktosa (-) Sukrosa (+) Sukrosa (+)

 


Pewarnaan Gram

Aglutinasi Polyvalent  untuk mengetahui genus

 
Negatif Positif

 
String test (dari TCBS) KIA

 

 

  

Positif Negatif Ink 37C 24 jam

  Lereng : Alkalis
Dasar : Acid
KIA Non Vibrio Gas : (-)

Ink. 37C 24 jam H2S : (-)


Lereng : Alkalis

Dasar : Acid 
Gas : (-) Biokimia Reaksi

H2S : (-) Ink. 37C 24 jam

 
Biokimia Reaksi Test Aglutinasi

Ink. 37C 24 jam Monovalent (dari KIA)

 
Test Aglutinasi IDENTIFIKASI

Monovalent (dari KIA)u/ mengetahui spesies IMVIC : + + - -


IDENTIFIKASI

IMVIC : + + - -

 HASIL VIBRIO CHOLERAE PADA BIOKIMIA REAKSI :

 Glukosa : (+)  Sukrosa : (+)

 Laktosa : (-)  Semisolid : (+)

 Maltosa : (+)  Urea : (-)

 Manosa : (+)  Motil : (+)


III. BAKTERI BENTUK LENGKUNG (SPIRAL)

1. TREPONEMA PALLIDA

♣ MORFOLOGI :
 Berbentuk spiral dengan lekukan sebanyak 4-14 yang teratur dan berjarak
1 mikron satu sama lainnya
 Berukuran panjang 5-20 x 0,2 – 0,4 mikron
 Bergerak aktif dan mempunyai 3 macam gerakan :
o Gerakan menggelombang (undulasi)
o Gerakan seperti pembuka botol (cork-screw)
o Gerakan maju mundur
 Pada mikroskop electron akan tampak diantara dinding sel kuman dan
membran sitoplasma terdapat beberapa filamen aksial
 Treponema pallida berkembang biak dengan cara BINARY FISION di
tengah badan kuman

♣ SIFAT BIAKAN :

 Treponema pallida belum berhasil dibiakkan secara invitro


 Treponema pallida dapat dibiakkan secara invivo dengan cara inokulasi
pada testis kelinci secara intratestikuler
♣ PATOGENITAS :

 Penyebab penyakit syphilis


 Penularan penyakit ini 95% melalui hubungan seksual
 Kuman dapat menembus selaput lendir yang utuh atau lewat luka kecil di
kulit
 Kuman ini di luar tubuh manusia cepat mati terutama dalam keadaan
kering
 Pada penderita stadium I :
o T. pallida berkembang biak di tempat masuknya, dan menimbulkan
ulcus dan pembesaran kelenjar lympha regioner
o Setelah stadium I mengahilang antara beberapa minggu-bulan
maka akan terjadi stadium II
 Pada penderita stadium II :
o Berupa SKIN RASH (bercak merah) diseluruh tubuh dan disertai
pembesaran kelenjar limfa
o Stadium I dan II merupakan stadium yang sangat menular,
biasanya dijumpai T. pallida sangat banyak

 Pada penderita stadium III :


o Timbul 5 tahun setelah infeksi primer, dpat terjadi kerusakan
jaringan yang ekstensif seperti jaringan syaraf pusat dan sistim
kardiovaskuler
o Pada stadium lanjut ini sukar ditemukan kumannya

♣ DIAGNOSA LABORATORIUM :

 BAHAN PEMERIKSAAN :

 Cairan eksudat dari lesi primer atau sekunder


Untuk menemukan spirocheta

 Serumpenderita (Untuk pemeriksaan serologis)


UJI DIAGNOSTIK LABORAT ♣

1. Pemeriksaan lapangan gelap


 Satu tetes jaringan/eksudat ditempatkan pada slide,tutup
dengan kaca penutup/cover glass untuk membuat lapisan
tipis
 Diperiksa dibawah mikroskop 100x dengan iluminasi
lapangan gelap untuk menemukan spirocheta motil yang
khas
2. Imunofluoresens
 Buat sediaan tipis dari jaringan/eksudat, keringkan
 Sediaan difiksasi, dan diwarnai dengan serum
antitreponema berlabel fluoresens
 Periksa dengan mikroskop imunofluoresens untuk
menemukan spirocheta fluoresens khas

3. Uji serologi untuk sifilis


a. Pemeriksaan Non Treponemal
 VDRL (Veneral Disease Research Laboratory)
 USR (Unheated Serum Reagin)
 RPR ( Rapid Plasma Reagin)
 TRUST (Toluidine Red Unheated Serum Test)

Pemeriksaan ini dapat memberikan hasil kuantitatif menggunakan


pengenceran serial dua kali lipat.

b. Pemeriksaan Antibodi Treponemal


 TPHA (Treponema Pallidum Hemaglutination)
 TPPA (Treponema Pallidum Particle Aglutination)
 FTA-ABS (Fluorescent Treponemal Antibody Absorbed)

Anda mungkin juga menyukai