Anda di halaman 1dari 17

SAP TERAPI ORIENTASI AKTIFITAS

Topik : Bermain bersama (tebak nama, tebak tempat, tebak waktu)


untuk melatih fungsi memori
Sub Topik : Demensia ringan pada lansia
Sasaran : Lansia
Tempat : Panti Jompo Tersayang
Jumlah klien : 10
Waktu : 09.00 – 10.30 WIB (90 menit)
Tanggal : 30 Agustus 2019
Pelaksana :
1. Kurniawan Alim P 12. Khansa Ghina P. J
2. Anisa Nur Azizah 13. Ovantri Suginori
3. Isnain Adi Nasucha 14. Sanggita Ayu D
4. Wahyu Andika 15. Rizqi Yuliantika H
5. Iryan Alfna P 16. Melika Azzahra I
6. Widi Tri Purwanti 17. Intan Fatria Y
7. Firgi Agesia Maurin 18. Elsa Dian W
8. Rusyati 19. Frida Mahardini
9. Tangkis Putra R 20. Fina Mayasita
10. Devi Wulan Sari 21. Mitha Dwi Kartika
11. Sixvita Arum M
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan kegiatan mengingat bersama-sama selama 1 x 90 menit,
lansia mampu melatih fungsi memori
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan kegiatan mengingat bersama-sama selama 90 menit,
diharapkan klien mampu :
a. Mengingat nama (nama lengkap, nama panggilan)
b. Mengingat tempat (rumah sakit, ruang tidur, toilet)
c. Mengingat pengalaman yang berkesan di masalalunya (Life Review)
B. Metode Pembelajaran
Metode : Game
C. Media
1. Media : Bola, Speaker
2. Sumber : Buku
D. Klien
1. Kriteria / Karakteristik
a. Klien yang bersedia TAK
b. Klien dengan dimensia ringan
c. Klien dengann jenis kelamin perempuan
d. Klien dengan usia 65-68 tahun
2. Proses
Setelah melihat kriteria pasien dan berdasarkan pengamatan kajian status
klien, klien yang mampu mengekpresikan kemampuannya sehingga pada saat
TAK klien dapat bekerja sama dengan peserta lain, dan tidak mengganggu
anggota kelompok yang lain. Peserta terapi aktivitas kelompok ini adalah
klien dengan masalah dimensia ringan.
3. Nama-nama Klien
a. Ny. A
b. Ny. S
c. Ny. F
d. Ny. O
e. Ny. E
f. Ny. I

E. Kegiatan
1. Jadwal Kegiatan
a. Hari/ Tanggal : 30 Agustus 2019
b. Tempat : Panti Jompo Tersayang
c. Lama kegiatan : 90 menit
d. Jam kegiatan : 09.00 – 10.30 WIB
2. Susunan Pelaksana
a. Leader
Melika Azzahra Isfahany
Tugas:
1) Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
2) Merencanakan, megontrol, dan mengatur jalannya terapi aktivitas
kelompok
3) Menyampaikan materi sesuai rencana terapi aktivitas kelompok
4) Menyampaikan peraturan TAK
b. Co. Leader
Widi Tri Purwanti
Tugas:
1) Membantu leader
2) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
3) Menyerahkan kembali posisi kepada leader
c. Fasilitator
1) Khansa Ghina P J
2) Rizqi Yuliantika H
3) Mitha Dwi Kartika

Tugas :

1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok


2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya terapi
3) Mengatur posisi kelompok dan lingkungan untuk pelaksanaan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan dan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan TAK
6) Memfasilitasi klien
d. Observer
Anisa Nur Azizah
Tugas :
1) Mencatat serta mengamati respon pasien ( dicatat dengan format yang
tersedia )
2) Mengobservasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan
3. Seting tempat (gambar / denah ruang)

: Lansia

: Fasilitator

: Leader

: Co Leader

: Observer

4. Program Antisipasi
a. Bila pasien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok maka beri motivasi
oleh fasilitator
b. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa ijin, panggil nama pasien,
tanyakan alasan pasien meninggalkan permainan, berikan motivasi agar
pasien kembali menikuti permainan
c. Bila ada pasien lain yang ingin mengikuti permainan, maka beri penjelasan
pada pasien tersebut bahwa permainan ini ditunjukan pada pasien yang
dipilih. Katakan pada pasien tersebut bahwa ada waktu lain untuk mereka.

5. Kegiatan Bermain
a. Persiapan (10 Menit)
1) Mengumpulkan semua klien yang terjadwal ikut terapi aktivitas
2) Membuat kontrak dengan klien.
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Fase Orientasi ( 15 Menit )
1) Salam terapeutik
a. Salam dari Leader “ Selamat Pagi”
b. Perkenalkan nama dan panggilan, semua anggota terapis
mengumpulkan anggota diruangan
c. Leader memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kegiatan TAK
kepada klien kemudian co leader menjelaskan aturan permainan
kemudian melakukan kontrak ulang untuk mengikuti TAK.
d. Menanyakan beberapa nama dan panggilan klien yang ikut serta
(Absen)
2) Evaluasi/Validasi
a. Menanyakan perasaan klien. “ bagaimana perasaannya hari ini?”
b. Menanyakan masalah yang dirasakan
3) Kontrak
a. Waktu 90 menit
b. Tempat : Panti Jompo Tersayang
c. Topik : Bermain bersama (tebak nama, tebak tempat, tebak waktu)
untuk melatih fungsi memori
4) Tata Tertib
a. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
b. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
c. Tidak diperkenankan makan, minum, selama kegiatan (TAK)
berlangsung.
d. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
e. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
f. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak
belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota
untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
5) Tujuan aktivitas :
Setelah dilakukan Terapi Aktivitas kelompok klien mampu
melakukannya secara mandiri

c. Fase Kerja (50 Menit)


1. Menjelaskan maksud terapi orientasi realita untuk lansia dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Penyuluh memberikan contoh terapi bermain
3. Memutar musik sambil bernyanyi bersama dan bola tenis di putar secara
bergilir dari lansia 1 ke lansia lainnya.
4. Ketika musik berhenti bola tenis yang di putar juga berhenti, lansia yang
me
5. megang bola terakhir di perkenankan untuk menyebutkan nama, nama
panggilan, alamat rumah, dan hobinya.
6. Lakukan kegiatan tersebut secara berulang sampai semua lansia
memperkenalkan diri

d. Fase Terminasi ( 15 Menit )


1. Evaluasi
a. Leader mengeksplorasikan perasan klien setelah mengikuti terapi
aktivitas kelompok.
b. Leader memberikan umpan balik positif kepada klien.
c. Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
2. Kontrak yang akan datang : -
F. Materi
Terlampir

G. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
No Aspek yang dinilai Nama Klien
Ny. Ny. Ny. Ny. Ny. Ny.
F S F O E I
1. Mampu menjawab salam
2. Mampu berkenalan
3. mampu bercerita pengalaman
yang berkesan di
masalalunya (Life Review)
4. Dapat mematuhi peraturan
5. Mengikuti kegiatan TAK
sampai dengan selesai
2. Evaluasi Hasil
No Aspek yang dinilai Nama Klien
Ny. F Ny. Ny. Ny. Ny. Ny.
S F O E I
1. Klien mampu berkenalan
2. Klien mampu meningkatkan
hubungan intra personal
3. Klien mampu mengingat
tempat (alamat, rumah sakit,
tempat tidur, toilet)
4. Klien mampu bercerita
pengalaman yang berkesan
di masalalunya (Life Review)
5. Klien mampu untuk
bekerjasama
Lampiran 1

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TERAPI MODALITAS)


ORIENTASI REALITA
I. Dimensia
A. Pengertian
Demensia secara harfiah berarti kehilangan pikiran ini bukan
merupakan proses penuaan normal. Demensia bukanlah penyakit atau gangguan
spesifik melainkan sekelompok gejala yang memfleksikan kehilangan
kemampuan untuk berfikir, menalar, atau mengingat (Rosdahl, 2017).
Demensia umumnya dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu demensia
ringan, demensia sedang, dan demensia berat.

B. Etiologi
Penyebab utama penyakit demensia adalah Alzheimer. Pada penyakit
Alzheimer, beberapa bagaian otak akan mengalami kemunduran, sehingga
terjadi kerusakan sel dan berkurangnya respon terhadap bahan kimia yang
menyalurkan sinyal di dalam otak (Setiono, 2014). Sedangkan menurut nugroho
(2008) etiologi demensia dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar yaitu:

1. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak di kenal

Sering pada golongan ini tidak ditemukan atrofia serebri, mungkin kelainan
terdapat pada tingkat subseluler atau secara biokimiawi pada sistem enzim,
atau pada metabolisme seperti yang ditemiukan pada penyakit alzheimer dan
demensia senilis.

2. Sindrom demensia dengan etiologi yang dikenal tapi belum dapat diobati

Penyebab utama dalam golongan ini diantaranya:


a. Penyakit degenerasi spino-serebral

b. Subakut leuko- ensapelitis sklerotik van bogaert

c. Khorea Huntington

d. Penyakit Jacob- creutzfeld dll.

3. Sindrom demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam


golongan ini diantaranya :

a. Penyakit cerebro kardiovaskuler

b. Penyakit-penyakit metabolik

c. Gangguan nutrisi

d. Akibat intoksikasi menahun

e. Hidrosevalus komunikasi

C. Tanda dan gejala


Menurut Asrori dan putri (2014), menyebutkan ada beberapa tanda dan gejala
yang dialami pada Demensia antara lain :
1. Kehilangan memori.
Tanda awal yang dialami lansia yang menderita demensia adalah lupa
tentang informasi yang baru di dapat atau di pelajari, itu merupakan hal biasa
yang diamali lansia yang menderita demensia seperti lupa dengan pentujuk
yang diberikan, nama maupun nomer telepon, dan penderita demensia akan
sering lupa dengan benda dan tidak mengingatnya.
2. Kesulitan dalam melakukan rutinitas pekerjaan
Lansia yang menderita Demensia akan sering kesulitan untuk
menyelesaikan rutinitas pekerjaan sehari-hari. Lansia yang mengadalami
Demensia terutama Alzheimer Disease mungkin tidak mengerti tentang
langkah-langkah dari mempersiapkan aktivitas sehari-hari seperti
menyiapkan makanan, menggunkan perlatan rumah tangga dan melakukan
hobi.
3. Masalah dengan bahasa.
Lansia yang mengalami Demensia akan kesulitam dalam mengelolah kata
yang tepat, mengeluarkan kat-kata yang tidak biasa dan sering kali membuat
kalimat yang sulit untuk di mengerti orang lain.
4. Disorientasi waktu dan tempat
Mungkin hal biasa ketika orang yang tidak mempunyai penyakit Demensia
lupa dengan hari atau diaman dia berada, namun dengan lansia yang
mengalami Demensia akan lupa dengan jalan, lupa dengan dimana mereka
berada dan baimana mereka bisa sampai ditempat itu, serta tidak mengetahui
bagaimana kebali kerumah.
5. Tidak dapat mengambil keputusan
Lansia yang mengalami Demensia tidak dapat mengambil keputusan yang
sempurna dalam setiap waktu seperti memakai pakaian tanpa melihat cuaca
atau salah memakai pakaian, tidak dapat mengelolah keuangan.

D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan demensia ringan:
1. Farmakoterapi
Sebagian besar kasus demensia tidak dapat di sembuhkan.
a. Untuk mengobati demensia,alzaimer, digunakan obat-obatan
antikoliesterase seperti donepezil, tifastigmine, galantamine, memantine.
b. Demensia faskuler membutuhkan obat-obatan antiplatelet seperti
aspirin, ticlopidine, klopidogrel untuk melancarkan aliran darah ke otak
sehingga memperbaiki gangguan kognitif.
c. Demesia karena struk berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi
perkembanganya bisa di peelambat atau bahkan di hentikan dengan
mengobati tekanan darah tinggi atau kencing manis yang berhubungan
dengan struk.
d. Jika hilangnya ingatan di sebabkan oleh depresi diberikan obat
antidepresi seperti, sertraline dan sitalopram.

2. Dukungan dan peran keluarga


a. Mempertahankan lingkungan yang familiar akan membantu penderita
tetap memiliki orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang terang,jam
dinding dengan angka yang besar atau radio juga dapat membantu
penderita tetap memiliki orientasi.
b. Menyembunyikan kunci mobil dan memasang detektor pada pintu bisa
membantu mencegah terjadinya kecelakaan pada penderita yang senang
berjalan-jalan.
c. Menjalani kegiatan mandi, makan, tidur dan aktifitas lainya secara rutin,
bisa memberikan rasa keteraturan kepada penderita.
d. Memarahi atau menghukum penderita tidak membantu, bahkan akan
memperburuk keadaan.
e. Meminta bantuan organisasi yang memberikan pelayanan sosial dan
perawatan, akan sangat membantu.
3. Terapi simtomatik
Pada penderita penyakit demensia dapat diberika terapi simtomatik,
meliputi:
a. Diet
b. Latihan fisik yang sesuai.
c. Terapi preasional dan aktifitas.
d. Penanganan terhadap masalah-masalah.
II. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita
A. DEFINISI
Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah pendekatan untuk
mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya
dilaksanakan pada kelompok yang menghalami gangguan orientasi
terhadap orang, waktu dan tempat. Teknik yang digunakan meliputi
inspirasi represif, interaksi bebas maupun secara didaktik Keliat, (2004)
Terapi aktivitas kelompok orientasi realita merupakan sebagian dari terapi
aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek keperawatan
jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu klien agar dapat mengenal atau
mengorientasi keadaan nyata baik tempat, waktu dan orang (Herawaty,
1999).
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita menurut
Purwaningsih dan Karlina (2009) adalah pendekatan untuk
mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Pengertian yang
lain menurut Keliat dan Akemat (2005), TAK orientasi realitas adalah
upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri
sendiri, orang lain, lingkungan atau tempat, dan waktu.

B. TUJUAN
Tujuan umum TAK orientasi realitas adalah klien mampu mengenali
orang, tempat, dan waktu dengan tujuan khususnya (Keliat dan Akemat,
2005) yaitu :
a. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
b. Klien mampu mengenal waktu dengan tepat.
c. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya
dengan tepat.
Secara umum manfaat terapi aktivitas kelompok adalah yaitu
meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi
dan umpan balik dengan atau dari orang lain, melakukan sosialisasi, dan
membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
Secara khusus manfaatnya dapat meningkatkan identitas diri, menyalurkan
emosi secara konstruktif, dan meningkatkan ketrampilan hubungan
interpersonal atau sosial. Di samping itu manfaat rehabilitasinya
adalah meningkatkan keterampilan ekspresi diri, meningkatkan
keterampilan sosial, meningkatkan kemampuan empati, meningkatkan
kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah. Manfaat dari orientasi
rehabilitasinya adalah meningkatnya orientasi terhadap realita,
meningkatnya motivasi untuk perawatan mandiri, meningkatnya
keterlibatan secara sosial, dan meningkatkan fungsi kognitif dan perilaku
pasien demensia.

C. INDIKASI
Klien yang mempunyai indikasi TAK orientasi realitas adalah klien
dengan dimensia ringan

Sesi 1 : TAK
1. Oientasi realitas orang
2. Kemampuan mengenal orang lain

Sesi 2 : TAK
1. Orientasi realitas tempat
2. Kemempuan mengenal tempat di rumah sakit

Sesi 3 : TAK
1. Life Review pengalaman yang paling berkesan
2. Kemampuan mengingat pengalaman yang lalu

Lampiran 2
Data lansia
No. Nama Jenis Kel Usia Alamat TTD
1. Ny. F 1.
2. Ny. S 2.
3. Ny. F 3.
4. Ny. O 4.
5. Ny. E 5.
6. Ny. I 6.
DAFTAR PUSTAKA

Asrori, N., & Putri, O. O. ( 2014). Panduan Perawatan Pasien Demensia di


Rumah. Malang: Umm press.
Keliat, Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta :
EGC
Nugroho, Wibowo. (2008). Keperawatan Gerontik dan geriatrik, Edisi-3. Jakarta:
EGC
Purwaningsih, Wahyu & Karlina Ina.2010.Asuhan Keperawatan
Jiwa.Jogjakarta:Nuha Medika. RISKA MANFAAT
Purwaningsih, S.Kep, & Ina Karlina, S.Kep.Ns. 2009. Asuhan Keperawatan
Jiwa Dilengkapi Terapi Modalitas dan Standart Operating Prosedure
(SOP). Yogjakarta : Nuha Medika Press Salt & Salter dalam Spector et
al., 2000
Rosdahl. (2017). Buku Ajar Keperawatan Dasar : Gerontologi, Demensia,
Keperawatan Psikiatrik, Penyalahgunaan Zat. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai